asosiasi mineral dalam batuan

14
ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN BEKU Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Mineral-mineral asam = Felsic-minerals = Nonferromagnesian silicates Tersusun atas silika dan alumina, umumnya berwarna cerah Kuarsa : colorless, kadang-kadang putih susu atau kelabu Feldspar Ortoklas : putih kemerahan atau merah jambu Feldspar Plagioklas : abu-abu, putih susu, menunjukkan gejala striasi Muskovit : colorless sampai coklat muda, berupa lempengan-lempengan tipis 2. Mineral-mineral basa = Mafic-minerals = Ferromagnesian minerals Tersusun atas unsur-unsur besi, magnesium, dan kalsium; umumnya berwarna gelap Biotit : coklat tua – hitam, berupa lempeng tipis Piroksen : hitam – hijau tua, pendek-pendek, kristal bersisi 8 Hornblende : hitam – hijau, kristal bersisi 6, panjang Olivin : kuning kehijauan

Upload: ronnie-tyrone

Post on 02-Jan-2016

135 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN BEKU

Pada batuan beku, mineral yang sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu:

1. Mineral-mineral asam = Felsic-minerals = Nonferromagnesian silicates

Tersusun atas silika dan alumina, umumnya berwarna cerah

Kuarsa : colorless, kadang-kadang putih susu atau kelabu

Feldspar Ortoklas : putih kemerahan atau merah jambu

Feldspar Plagioklas : abu-abu, putih susu, menunjukkan gejala striasi

Muskovit : colorless sampai coklat muda, berupa lempengan-lempengan

tipis

2. Mineral-mineral basa = Mafic-minerals = Ferromagnesian minerals

Tersusun atas unsur-unsur besi, magnesium, dan kalsium; umumnya berwarna

gelap

Biotit : coklat tua – hitam, berupa lempeng tipis

Piroksen : hitam – hijau tua, pendek-pendek, kristal bersisi 8

Hornblende : hitam – hijau, kristal bersisi 6, panjang

Olivin : kuning kehijauan

Page 2: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Bowen Reaction Series

Komposisi Mineral:

Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi empat:

1. Kelompok Granit – Ryolit; berasal dari magma asam, terutama tersusun oleh

mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas Na, kadang terdapat hornblende, biotit,

muskovit dalam jumlah kecil.

2. Kelompok Diorit – Andesit; berasal dari magma yang bersifat intermediet,

terutama tersusun atas mineral-mineral plagioklas, hornblende, piroksen dan

kuarsa; biotit dan ortoklas dijumpai dalam jumlah kecil

3. Kelompok Gabro – Basalt; tersusun dari magma asal yang bersifat basa dan

terdiri dari mineral-mineral olivin, plagioklas Ca, piroksen dan hornblende.

Page 3: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

4. Kelompok Ultrabasa; terutama tersusun oleh olivin dan piroksen. Plagioklas Ca

dijumpai dalam jumlah yang sangat kecil.

Status Mineral dalam Batuan Beku:

1. Mineral Primer , merupakan hasil pertama dari proses pembentukan batuan beku.

Mineral ini terdidi dari:

Mineral utama (essential minerals): yaitu mineral yang jumlahnya cukup

banyak (> 10%). Mineral ini sangat penting untuk dikenali karena

menentukan nama batuan.

Mineral tambahan (accesory minerals): yaitu minerl-mineral yang jumlahnya

sedikit (< 10%) dan tidak menentukan nama batuan, minsalnya: garnet,

leucite, hematit, magnetit, ilmenit, monazite.

2. Mineral Sekunder , merupakan mineral hasil ubahan (alterasi) dari mineral primer,

misalnya: kalsit, zeolit, epidot, clay mineral, epidote, klorit, pirit.

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN SEDIMEN

Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen dibedakan menjadi dua golongan,

yaitu:

Batuan sedimen klastik : tersusun oleh klastika-klastika karena proses

pengendapan secara mekanis. Mineral penyusun batuan ini mempunyai resistensi

tinggi. Contohnya: kuarsa, biotit, hornblende, plagioklas, dan garnet.

Batuan sedimen non klastik : terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawi

dan larutan maupun hasil aktivitas organinik. Contoh mineral penyusun: gypsum,

anhidrit, kalsit, halit.

Mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan sedimen adalah:

Kuarsa

Kalsit

Dolomit

Lempung: kaolinit, montmorilonit, hydromuscovite

Feldspar (ortoklas maupun plagioklas)

Page 4: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Siderit

Limonit

Gipsum

Kalsedon

Halit

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN METAMORF

Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral yang

berasal dari batuan asalnya maupun mineral baru yang terbentuk akibat proses

metamorfosa, sehingga dapat digolongkan menjadi:

Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf seperti

kuarsa, feldspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin, hematit, dan

magnetit.

Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf,

seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit, dolomit.

Mineral indeks batuan metamorf seperti:

Andalusit, berwarna coklat muda, prismatik, biasanya ditutupi oleh lapisan

mika,

Kianit, berwarna biru muda, bladed (prismatik),

Silimanit, berwarna coklat – hijau muda, prismatik,

Garnet, berwarna merah, hitam, hijau, bentuk kristal euhedral, isotropik, dapat

mengandung inklusi,

Staurolit, berwarna coklat tua, squat prismatik,

Kordierit, berwarna biru tua, prismatik,

Epidot

Klorit

dll

Page 5: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Batuan Beku

Terbentuk karena proses pendinginan magma dan aktivitas gunung api lainnya.

Magma yakni lelehan batuan silikat panas yang terbentuk di alam, bersifat mobil,

dapat mengandung material padat dan gas (Jackson, 1982)

Lava yakni lelehan magma yang mencapai permukaan bumi (Hughes, 1982)

Tekstur umum : interlocking (saling mengunci )

Proses Selama Pembentukan

• Diferensiasi

Magma tunggal homogen, menghasilkan bermacam-macam batuan beku dengan

komposisi kimia yang berbeda-beda.

• Fractional crystallization

Kristal-kristal (terbentuk awal) dapat bertahan dengan sempurna (dipertahankan

kesetimbangannya dengan lelehan asal mereka tumbuh) atau sebagian bereaksi dengan

lelehan magma; komposisi lelehan akhir berbeda dengan lelehan semula.

Page 6: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

TEKSTUR

Definisi :

Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan antar kristal

Pembagian tekstur berdasarkan granularitas :

Faneritik

Terdiri dari kristal yang cukup besar dan ukurannya seragam, dapat ditentukan dengan

mata / loupe (tubuh intrusi, inti tubuh ekstrusi besar)

Faneroporfiritik

Terdiri dari fenokris dan massa dasar dan ke-2nya dapat ditentukan dengan mata

Porfiroafanitik

Terdiri dari fenokris dan massa dasar, dimana fenokris dapat ditentukan dengan mata

sedangkan massa dasar tidak dapat dikenali dengan mata.

Afanitik (sangat halus :< 0,05 mm)

Ditentukan dengan mikroskop (tubuh intrusi kecil dekat permukaan bumi, ekstrusi)

Gelasan

Aliran lava, intrusi-intrusi kecil sangat dangkal

Pembagian tekstur berdasarkan kristalinitas :

Holokristalin

Semuanya kristal

Hipokristalin

Sebagian kristal, sebagian gelas volkanik

Holohialin

Semuanya gelas volkanik

Pembagian tekstur berdasarkan fabrik / hubungan antar kristal :

Panidiomorfik granular

Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal euhedra

Hipidiomorfik granular

Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal subhedra

Senomorfik / alotriomorfik granular

Sebagian besar tersusun oleh kristal-kristal anhedra

Kristal euhedra :

Page 7: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Hubungan antar kristal yang dibatasi oleh bidang kristalnya sendiri

Kristal subhedra :

Hubungan antar kristal yang sebagian dibatasi oleh bidang kristal lain.

Kristal anhedra :

Hubungan antar kristal yang semuanya dibatasi oleh bidang kristal lain.

Kristal-Kristal-kristal kasar :

• Pendinginan lambat (kesempatan dalam penambahan ion-ion pertumbuhan

kristal : besar)

• Kekentalan magma yang rendah (memungkinkan migrasi ion-ion yang lebih cepat

ke arah kristal dan proses pengintian yang perlahan-lahan (sukar) (jumlah inti

kristal sedikit)

• Jumlah inti kristal yang sedikit : memungkinkan sedikit kristal tumbuh menjadi

besar sebelum kristal disampingnya tumbuh

Kristal-kristal yang halus :

• Pengintian yang cepat (inti kristal banyak)

• Kristalisasi cepat (pendinginan cepat pada permukaan bumi), dihalang-halangi

oleh kekentalan magma yang rendah

Tekstur gelasan Tekstur gelasan dalam riolit :

• Pendinginan cepat

• Polimerisasi (tetrahedra silika), magma silikaan,(kecepatan kristalisasi)

• Migrasi ion yang perlahan-lahan : karena kekentalan magma yang tinggi dapat

menghalang-halangi kristalisasi

STRUKTUR BATUAN BEKU

Definisi :

Istilah yang dipakai untuk menjelaskan hubungan antar kumpulan mineral / material

penyusun batuan

Macam-macam struktur :

Perlapisan bersusun (intrusi melapis)

Page 8: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Skoriaan

Vesikuler

Amigdaloidal

Kekar tiang dan lembaran

Lava bantal

Jenis Batuan Beku

Batuan beku non-fragmental

- batuan plutonik

- batuan hipabisal

- batuan vulkanik

Batuan beku fragmental

Page 9: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Komposisi Mineralogi

Mineral utama :

• - Mineral yang paling menentukan nama batuan

• - Kelimpahan : melimpah – sangat melliimpah

• - Misal : ortoklas, plagioklas dan kuarsa dalam Granit

Mineral asesori khas

• - Mineral yang ikut memberi nama batuan

• - Kelimpahan : cukup melimpah

• - Misal : hornblenda dalam granit hornblenda

• Mineral felsik

- Warna putih, abu-abu, merah muda, rapat jenis rendah

- Kuarsa, feldspar, feldspatoid

• Mineral mafik

- Warna gelap, hijau, coklat, hitam, rapat jenis tinggi ( > 3,80)

- Piroksen, amfibol, olivin, biotit

Klasifikasi Batuan Beku

Page 10: Asosiasi Mineral Dalam Batuan

ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN

Berdasarkan kejenuhan silika :

Batuan sangat jenuh silika (silica-oversaturated)

- Kuarsa

Batuan jenuh silika (silica-saturated)

- Kuarsa, mineral jenuh silika

Batuan tidak jenuh silika (silica- undersaturated)

- Kuarsa, + feldspatoid, + olivin, + korundum

Berdasarkan kandungan silika (SiO2) :

Asam

- SiO2 : > 66 %

- Granit, sienit, diorit kuarsa, trasit

Intermediet

- SiO2 : 52 – 66 %

- Diorit, granodiorit, andesit

Basa

- SiO2 : 45 – 52 %

- Gabro, basalt

Ultrabasa

- SiO2 : < 45 %

- Peridotit, dunit