aspek legal dalam pelayanan gawat darurat
DESCRIPTION
Presentasi ini dipersiapkan sebagai bahan pengayaan dalam pelatihan internal perawatan pasien gawat darurat di RS Panti Rapih Yogyakarta.TRANSCRIPT
Aspek Legal dalam Pelayanan Gawat Darurat
Robertus Arian D. Kepala Instalasi Gawat Darurat RS Panti Rapih http://robertusarian.com | @robertus_arian
http
://wac
.450
f.edg
ecastcdn
.net
Ilustrasi
• Good Samaritan Law • Karakteris-k pelayanan gawat darurat
• Undang-‐undang kesehatan • Undang-‐undang rumah sakit • Informed-‐Consent • Diskusi
Bahasan
Seorang anak muda dibawa ambulans PMI ke RS Panti Rapih pada jam 0215 dinihari karena kecelakaan lalu lintas. Dokter IGD yang memeriksa mendiagnosisnya sebagai cedera kepala berat yang memerlukan intubasi dan tindakan operasi segera. Belum ada keluarga yang bisa dihubungi sampai hampir enam jam berikutnya.
Good Samaritan Bdk. Luk 10:25-‐37
http
://jana
burson
.files.wor
dpress.com
/
Syarat: 1. Kesukarelaan 2. Itikad Baik
(Herkutanto, 2007)
http://www.reportingonhealth.org/
IGD, Hari Biasa
Overcrowding Uncertainty
Mobilitas Perubahan Klinis Cepat
Periode Pelayanan Singkat
Jumlah Staf
Tuntutan
Kematian
Hubungan Pasien – Pemberi Layanan
Kondisi Biasa: • kesepakatan kedua
belah pihak: bebas menentukan pemberi layanan kesehatan (voluntarisme).
• Pada kunjungan selanjutnya: kewajiban timbul berdasarkan hubungan yang telah terjadi (pre-‐existing relationship).
Kondisi Gawat Darurat: • Tidak ada Voluntarisme. • Tidak berlaku: pre-‐
existing relationship. • Bila menolong: harus
TUNTAS • Bila menolong tidak
tuntas: penolong BISA digugat (Loss of chance).
Undang-‐undang Kesehatan UU no. 36 tahun 2009
• Tidak secara spesifik merinci tentang kegawatdaruratan.
• “… hak se-ap orang untuk memperoleh derajat kesehatan yang op-mal” (Pasal 5)
• “Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau” (Pasal 19)
http://legalmarketingmaven.com/
Undang-‐Undang Rumah Sakit UU no. 44 tahun 2009
• Pasal 1: Definisi gawat darurat untuk penyelamatan jiwa dan pencegahan kecacatan.
• Pasal 10: Kewajiban punya ruang IGD.
• Pasal 29: Rumah sakit wajib memberikan pelayanan gawat darurat: sesuai kemampuan, sebagai fungsi sosial, dst.
http
://an
nettew
oodfor
d.files
.wor
dpress.com
/
Informed-‐Consent Permenkes no. 290 tahun 2008
• “Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan.” (Pasal 2).
• “Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran.” (Pasal 4).
• Tidak menghapuskan tanggung gugat hukum bila ada kelalaian yang terjadi pada tindakan tersebut (Pasal 6).
hKp://www.parentprojectmd.org
Diskusi Kasus 1 Seorang perawat selesai dinas yang sedang berjalan ke ruang ganti menyaksikan seorang laki-‐laki tiba-‐tiba ambruk di sebuah lorong. Tidak ada orang lain yang ada di sekitar tempat kejadian. Bagaimana sebaiknya perawat ini bersikap?
http://blog.adw.org/
Diskusi Kasus 2 Seorang gadis 17 tahun dibawa ke IGD RS Panti Rapih oleh seorang laki-‐laki dewasa, karena pingsan tiba-‐tiba. Perabaan nadi dan perekaman EKG menunjukkan kebutuhan defibrilasi. Pengantar menolak ketika dimintai persetujuan dengan alasan keduanya tidak ada hubungan apa-‐apa. Apa saja konsekuensi yang timbul bila dokter melakukan defibrilasi?
http://abcnews.go.com
http
://www.tu
rnba
ckto
god.co
m
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat 16:24)
SEKIAN DAN TERIMA KASIH Robertus Arian Datusanantyo | http://robertusarian.com [email protected] | @robertus_arian Arian menggunakan Microsoft ® Power Point ® for Mac 2011 Version 14.3.8 yang berjalan di atas Mac OS X 10.9 Maverick. Seluruh program yang dipakai berlisensi resmi dan sumber gambar dicantumkan pada setiap gambar.
Koleksi Pribadi