aspek produksi dan legalitas pada usaha nasi timbel

9
ASPEK PRODUKSI DAN LEGALITAS PADA USAHA NASI TIMBEL Disusun Oleh: 080-016 Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Trisakti

Upload: syifa-syofwatun-nisa

Post on 14-Sep-2015

228 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ASPEK

TRANSCRIPT

ASPEK PRODUKSI DAN LEGALITAS PADA USAHA NASI TIMBEL

Disusun Oleh:080-016

Sekolah Tinggi Manajemen Transpor TrisaktiJl. IPN No. 2 Cipinang Besar Selatan - Jakarta TimurTelp.(021) 8516050, 8569350LATARBELAKANGBidang usaha Restoran /rumah makan merupakan salah satu jenis bidang usaha yang prospektif. Makan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia, seiring dengan perkembangan jaman, perkembangan kebutuhan dan cara penyajiaannya semakin bervariasi dan beragam. Dengan tingkat kesibukan yang semakin tinggi serta emansipasi wanita yang memunculkan tugas wanita tidak hanya terbatas di rumah saja, hal tersebut mengakibatkan peralihan budaya dalam masyarakat. Dengan keterbatasan waktu serta tuntutan tersedianya makanan yang berkuaitas menjadikan usaha memiliki peluang yang bagus. Pangsa pasarnya terbuka lebar.Dalam mendirikan sebuah usaha, tentunya ada keinginan usaha tersebut berkembang pesat dan menjadi besar, termasuk bisnis restoran ini. Pada tahap awal merintis usaha mungkin saja kita memulainya dari skala kecil/menengah, dengan target serta visi usaha yang lebih besar lagi tidak ada salahnya jika kita mempersiapkan usaha tersebut secara maksimal, termasuk dalam hal legalitas atau perijinan usaha restoran/rumah makan. Kepemilikan Legalitas usaha atau perijinan usaha mempunyai banyak manfaat seperti yang telah kita bahas pada artikel sebelumnya. Legalitas usaha Restoran/rumah makan sebagai suatu instrumen dan terkait dengan produk hukum, dokumen hukum ini memiliki dasar untuk atas pemberlakuannya. Di mana aturan perundangan-undangan yang mendasari bidang usaha ini sebagai berikut. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1098/Menkes/ SK/2003 tentang persyaratan higienis sanitasi rumah makan dan restoran. Peraturan daerah kota/kabupaten. Contohnya, jika di Yogyakarta berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2003 tentang perizinan usaha restoran, rumah makan, tempat makan, dan jasa boga.Secara teknis perizinan restoran/rumah makan terdiri persyaratan administratif dan mekanisme perizinan. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan satu per satu.

PERSYARATAN ADMINISTRATIFBeberapa pensyaratan administratif yang harus dipenuhi dalam pengurusan legalitas /ijin usaha restoran/rumah makan antara lain : Mengisi formulir permohonan izin yang sudah diberi meterai Rp 6.000,00. Salinan KTP yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dengan menunjukkan KTP asli. Salinan bukti kepemilikan tanah (jika bukan atas nama sendiri harus disertai pernyataan tertulis tidak keberatan dari pemilik Salinan gambar denah lokasi. Salinan akta pendirian perusahaan (jika restoran yang akan dikelola mempunyai badan hukum). Salinan IMB. Salinan surat izin gangguan (HO). Salinan NPVVP. Salinan izin peruntukan penggunaan tanah. Dokumen upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL), upaya pemantauan lingkungan hidup UPL ), atau analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).MEKANISME PERIZINANDalam mengurus legalitas restoran/rumah makan, diperlukan beberapa tahapan yaitu : Mengajukan permohonan untuk mengelolan usaha bidang tersebut kepada bupati atau walikota. Petugas atau tim dari pemerintah daerah (Pemda) akan mensurvei dan mencocokan berkas-berkas itu dengan kondisi di lapangan. Setelah semua kegiatan survei selesai. Pemohon membayar retribusi kepada Pemda melalui bank yang ditunjuk sebagai rekanan. Dalam waktu 14 hari kerja. Usaha tersebut dapat mulai beroperasi.Dengan adanya legalitas usaha restoran/rumah makan yang kita miliki, kita dapat menjalankan usaha dengan lebih fokus danmemberikan ketenangan dalam menjalankan usaha karena persyaratan yang kita perlukan untuk memdirikan usaha sudah terpenuhi. Serta legalitas restoran/rumah makan ini akan memudahkan kita untuk membesarkan usaha berkaitan dengan penydiaan pemodalan serta memberikan kepercayaan lebih dari konsumen serta investor.ASPEK PRODUKSI DAN LEGALITAS PADA USAHA NASI TIMBELNasi timbel merupakan nasi yang dibungkus menggunakan daun pisang kemudian dikukus kembali hingga panas. Nasi timbel sangatlah populer khususnya di daerah jawa seperti daerah Sunda dan sekitarnya. Nasi timbel juga mempunyai sensasi yang berbeda ketika seseorang hendak menikmatinya, yaitu pada saat membuka bungkus daun pisang yang kemudian mengeluarkan uap panas dari celah-celah nasi. Serta lauk-pauk yang disajikan juga cukup beragam mulai dari daging sapi goreng, daging ayam goreng, tahu dan tempe goreng, lalapan, sambal terasi serta sayur asamnya.CARA MEMPRODUKSI NASI TIMBELBahan yang di gunakan: 150 gram nasi putih. 125 gram daging sapi (rebus lalu geprek). 1 bagian daging dada ayam (belah jagi 2 bagian). 4 sendok makan air asam jawa. Minyak goreng (untuk menggoreng). Beberapa helai daun pisang (untuk membungkus).Bumbu yang dihaluskan : 5 siung bawang merah. 1/4 sendok makan ketumbar. 1/4 sendok makan jintan. 1/2 sendok makan merica butiran. 1/2 sendok makan garam halus.Cara membuatnya : Mula-mula ulek semua bahan dari bumbu yang dihaluskan hingga halus. Selanjutnya, siapkan baskom kecil kemudian masukkan bumbu yang telah dihaluskan tadi bersama dengan daging sapi, daging ayam dan air asam jawa. Lalu endapkan selama kurang lebih 1 jam hingga bumbu benar-benar meresap. Setelah bumbu dirasa sudah meresap, goreng daging sapi dan daging ayam sampai matang lalu angkat dan tiriskan. Setelah itu, siapkan beberapa helai daun pisang kemudian bungkus nasi putih tadi kedalam daun pisang sambil nasi ditekan-tekan supaya padat dan kukus nasi tersebut sampai hangat. Terakhir, sajikan nasi yang telah dikukus tadi diatas piring saji bersama dengan daging sapi, daging ayam, potongan tahu dan tempe goreng, lalapan, sambal serta sayur asam agar nasi timbel terasa lebih enak.Kemudahan dalam membuat nasi timbel ini yang menjadikan ide usaha bagi pemilik warung NASI TIMBEL 16. Nasi timbel yang di jual di pinggir jalan .Namun dalam aspek legalitas mereka masih mendapati kekurangan, karenga biro krasi yang berbelit belit dan tidak di haruskannya atau hokum yang mengikat mereka sehingga mereka di wajibkan untuk mengurus administrasi tersebut, hanya saja dalam pembangunan warung makan mereka di pinggir jalan, mereka harus izin ke kelurahan atau ke kecamatan setempat, sebagai izin penggunaan lahan pemerintah sebagai lahan usaha. Baik dalam aspek kesehatan yang memang mengharuskan mereka mendaftarkan merek dagang mereka sebagai lega litas ke BPOM sebagai bukti bahwa makanan mereka Halal dan juga tidak menggunakan bahan berbahaya, perizinan seperti ini yang masih kurang di perhatikan oleh pemilik.Pemilih berjanji apabila nasi timbel yang mereka jual telah memiliki lahan atau tempat dan bangunan yang tepat, mereka akan melegalkan usaha mereka, agar menjadi hak milik merek dagang.