aspirasi penghayat 2.doc

4
ASPIRASI PENGHAYAT KEPERCAYAAN TOBA SAMOSIR Masalah Perikehidupan Penghaya Keper!ayaan Te rhadap TYME dala" Perauran Perundang#undangan Oleh $ M% Si&rus S%Pd  I% PEN'AH()(AN $ Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah sistem religius asli nusantara yang  berisi ajaran ketuhanan Yang Maha Esa d an nilai-nilai luhur yang diamalkan dan dihayati o leh  penganutnya. Selanjutnya penganutnya dinamakan “PE!"#Y # T KEPE$%#Y ## TE$"#&#P T'"# Y# ! M#"# ES#( ata u d isingkat PE!"#Y # T KEPE$%#Y ##.  ama dan istilah tersebut adalah julukan yang ditetapkan dalam hukum dan perundang- undangan negara kita) untuk menamakan beraneka ragam sistim religius asli yang hidup dan  berakar dibumi nusantara sejak dahulu) jauh sebelum kemerdekaan K$* tericnta ini. Tiap kelompok penghayat kepercayaan memliki nama sendiri-sendiri sesuai doktrin + ajaran masing- masing. &i *ndonesia kepercayaan asli nusantara telah ada secara ,actual di bumi nusantara sebelum *ndonesia merdeka dan jauh sebelum pengaruh luar membaa agama-agama baru masuk ke tanah air. Sementara itu sebagian penduduk tetap memegang teguh “ajaran religius( leluhurnya sebagai “ay o, li,e(. Sekalipun jumlah penduduk yang menghayati + mengamalkan “Sistem $eligius #sli( Kepercayaan Te rhadap Tuhan Ya ng Maha Esa/ jauh lebih kecil diband ing  pemeluk agama-agama yang telah diakui  negara. Para pendiri bangsa “The 0ounding 0ather1s ( yang mencita-c itakan negara merdeka untuk semua komponen bangsa secara holistic utuh menyel uruh/ tidak mel upak an begitu saja  penghayat kepercayaan dan komponen minoritas lainnya tanpa kecuali) memang sungguh ari, dan bij aks ana demi ter bent ukny a sebuah nega ra kes atuan dar i kompone n yan g plural ist ik) dengan membangun semboyan “2hinneka Tunggal *ka(.  Kepercaya an terhadap Tuhan Ya ng  Maha Esa diakui eksitens inya oleh negara sebagaiman a termaktu p pada Dasar dan  Landasan NKRI, ancasila dan !!D "#$% yang lebih nyata dalam rumusan sl &# 'yat " !!D "#$%( Pasal demi pasal lainnya secara implisit menyatakan “Kesamaan hak dan kedudukan seluruh  penduduk didalam "ukum( sebagai bukti kesungguhan cita-cita bangsa ini satu untuk semua komponennya. *% MASA)AH &al am per jal ana n bangsa ini men gis i kemerdekaa n yang penu h cit a-ci ta luhur ) tel ah dilahirkan produk hukum dan perundang-undnagan yang sejia dengan landasan 0undamental Pancasila dan ''& 3456. Peraturan perundang-undangan tersebut berkaitan langsung atau tidak langsung dengan perikehidupan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa + Penghayatnya sebaga i kompon en bangsa. &iant arany a TAP MPR N&% II + MPR + ,-./ dan GBHN ,-./ menega ska n eks ist ens i Penghay at Kepe rca yaa n didala m bin gkai K$* dii kut i per aturan  perundang-undangan lainnya. Sement ara per aturan per unda ngan lai nny a yan g lebih ren dah dar i yan g dis ebut dia tas ) mengandung “celah() hukum yang mendiskriminasikan arga Penghayat dalam bingkai negara hukum te rc in ta ini Kepme n. #gama) dan Kepmendagri/. Ke ny at aan yang kurang me nyenangkan it u sa ngat te rasa ba gi a rg a pe ngha yat kare na de ngan sa ngat ny ata mempengaruhi kehidupan penghayat kepercayaan dalam berpartisipasi mengisi dan menikmati kemerdekaan itu.

Upload: pantunsit

Post on 07-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASPIRASI PENGHAYAT 2.doc

8/19/2019 ASPIRASI PENGHAYAT 2.doc

http://slidepdf.com/reader/full/aspirasi-penghayat-2doc 1/3

ASPIRASI PENGHAYAT KEPERCAYAAN TOBA SAMOSIR 

Masalah Perikehidupan Penghaya Keper!ayaan Terhadap TYME dala" Perauran

Perundang#undangan

Oleh $ M% Si&rus S%Pd 

I% PEN'AH()(AN $

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah sistem religius asli nusantara yang berisi ajaran ketuhanan Yang Maha Esa dan nilai-nilai luhur yang diamalkan dan dihayati oleh

 penganutnya. Selanjutnya penganutnya dinamakan “PE!"#Y#T KEPE$%#Y##

TE$"#&#P T'"# Y#! M#"# ES#( atau disingkat PE!"#Y#T KEPE$%#Y##.

 ama dan istilah tersebut adalah julukan yang ditetapkan dalam hukum dan perundang-undangan negara kita) untuk menamakan beraneka ragam sistim religius asli yang hidup dan

 berakar dibumi nusantara sejak dahulu) jauh sebelum kemerdekaan K$* tericnta ini. Tiapkelompok penghayat kepercayaan memliki nama sendiri-sendiri sesuai doktrin + ajaran masing-masing.

&i *ndonesia kepercayaan asli nusantara telah ada secara ,actual di bumi nusantara sebelum*ndonesia merdeka dan jauh sebelum pengaruh luar membaa agama-agama baru masuk ke

tanah air. Sementara itu sebagian penduduk tetap memegang teguh “ajaran religius( leluhurnya

sebagai “ay o, li,e(. Sekalipun jumlah penduduk yang menghayati + mengamalkan “Sistem

$eligius #sli( Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa/ jauh lebih kecil dibanding pemeluk agama-agama yang telah diakui  negara.

Para pendiri bangsa “The 0ounding 0ather1s( yang mencita-citakan negara merdeka untuk 

semua komponen bangsa secara holistic utuh menyeluruh/ tidak melupakan begitu saja penghayat kepercayaan dan komponen minoritas lainnya tanpa kecuali) memang sungguh ari, 

dan bijaksana demi terbentuknya sebuah negara kesatuan dari komponen yang pluralistik)

dengan membangun semboyan “2hinneka Tunggal *ka(. Kepercayaan terhadap Tuhan Yang 

 Maha Esa diakui eksitensinya oleh negara sebagaimana termaktup pada Dasar dan

 Landasan NKRI, ancasila dan !!D "#$% yang lebih nyata dalam rumusan sl &# 'yat "

!!D "#$%(

Pasal demi pasal lainnya secara implisit menyatakan “Kesamaan hak dan kedudukan seluruh

 penduduk didalam "ukum( sebagai bukti kesungguhan cita-cita bangsa ini satu untuk semua

komponennya.

*% MASA)AH

&alam perjalanan bangsa ini mengisi kemerdekaan yang penuh cita-cita luhur) telah

dilahirkan produk hukum dan perundang-undnagan yang sejia dengan landasan 0undamental

Pancasila dan ''& 3456. Peraturan perundang-undangan tersebut berkaitan langsung atau tidak langsung dengan perikehidupan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa + Penghayatnya

sebagai komponen bangsa. &iantaranya TAP MPR N&% II + MPR + ,-./ dan GBHN ,-./

menegaskan eksistensi Penghayat Kepercayaan didalam bingkai K$* diikuti peraturan

 perundang-undangan lainnya.

Sementara peraturan perundangan lainnya yang lebih rendah dari yang disebut diatas)mengandung “celah() hukum yang mendiskriminasikan arga Penghayat dalam bingkai negarahukum tercinta ini Kepmen.#gama) dan Kepmendagri/. Kenyataan yang kurang

menyenangkan itu sangat terasa bagi arga penghayat karena dengan sangat nyata

mempengaruhi kehidupan penghayat kepercayaan dalam berpartisipasi mengisi dan menikmatikemerdekaan itu.

 Penulis adalah seorang Parmalim) !uru SM' egeri arumonda) Sekretaris "impunan Penghayat Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kabupaten Toba Samosir.

Page 2: ASPIRASI PENGHAYAT 2.doc

8/19/2019 ASPIRASI PENGHAYAT 2.doc

http://slidepdf.com/reader/full/aspirasi-penghayat-2doc 2/3

Produk hukum yang bermasalah itu) lebih terasa lagi akibat ketidaktahuan+ketidakpedulian

“oknum( dalam instansi7instansi pelayanan pemerintah yang bersangkutpaut dengan perikehidupan penghayat dalam menginterpretasikan hukum dan perundang-undangan yang ada)

menunjukkan sikap tidak akomodati,) melayani arganya dari kelompok penghayat

kepercayaan. 8arga penghayat )TERIN**IRK'N+  

%elah hukum+peraturan perundangan dimaksud tercermin nyata dalam masalah arga

 penghayat kepercayaan sebagai berikut) diantaranya yang paling pokok adalah 9

3. Pengisian 2iodata) kolom agama dan kepercayaan dalam KTP sebagaimana diatur olehKep. Mendagri. Tanda garis -/ sering diinterpretasikan sebagai ketidakabsahan. Tentu itu

kurang adil.

:. '' Perkainan;. Peraturan Pencatatan Sipil Pencatatan Perkainan dan Kelahiran/

&ari ketiga masalah pokok diatas) dan masalah lainnya yang belum disebut disini) yang

 paling meresahkan arga penghayat adalah masalah ke-; 0pen!aaan sipil1) khususnya dikantor Pencatatan Sipil Kab. Toba Samosir yang tidak bersedia melayani permohonan arga

 penghayat.

!% PEMBAHASAN MASA)AH

Kantor Pencatatan Sipil Kabupaten Toba Samosir) dengan sangat tegasnya tidak melayani permohonan pencatatan sipil dari arga penghayat berkaiatan dengan pencatatan kelahiran dan

 pencatatan perkainan. &engan alasan pencatatan terhadap arga penghayat kepercayaan tidak 

ada dalam peraturan perundang-undangan) melalui jalur hukum manapun termasuk Pengadilan egeri sekalipun) seakan-akan Penghayat Kepercayaan diluar bingkai hukum negeri ini.

Sudah barang tentu kenyataan ini bertolak belakang dengan ulasan dalam pendahuluan

tentang <andasan egara) "ukum dan a=as kebersamaan hak dan keajiban seluruh arganegara. 8arga Penghayat disini jelas kehilangan hak dan martabatnya sebagai manusia

*ndonesia yang merdeka sebagai komponen “kecil( bangsa yang besar ini) negara hukum yang

tercinta ini.

>ika kita telaah hukum + perundang-undangan yang berkaitan dengan hal terebut 9

3. '' o. 3 Tahun 34?5 dan penjelasannya.:. PP o. 4 Tahun 34?6

;. Kep. Mendagri o. ::3 a Tahun 34?6

#kan terlihat) sesungguhnya masih memberi ruang bagi pencatatan perkainan bagi orang

*ndonesia asli lainnya yang tidak memeluk salah satu agama/ secara hukum adat. Memanginterpretasi orang bisa lain) karena tidak adanya penjelasan yang lebih rinci) tentang

 pencatatannya.

>adi masalahnya adalah peraturan Pencatatan Sipil) yang entah sengaja atau tidak sengaja) tidak 

dengan tegas menyatakan kedudukan “Penghayat Kepercayaan() selain itu Pencacatan Sipil

masih manggunakan Peraturan =aman kolonial 2elanda yang memang bukan untuk K$*.

 Mengapa hak atas pelayanan catatan sipil itu penting

Pemerintah melalui berbagai instansi telah mejadikan #KT# %#T#T# S*P*< sebagaidokumen utama dalam berbagai keperluan+persyaratan. Peraturan persyaratan keutamaan #KT#

%#T#T# S*P*<) itu pulalah yang meresahkan+mendiskriminasikan arga penghayat. Karena

 bisa saja dalam praktek instansi catatan sipil) arga penghayat dianggap secara legal tidak  berhak dilayani atau memperoleh akta dimaksud. Sungguh tidak adil) kejam dan jelas bertentangan dengan

3. Pancasila

:. ''& 3456;. '' o. ;4 Tahun 3444

5. T#P MP$ o. ** 34?@

6. Keppres o. :? >o. o. 5A 34?@

Page 3: ASPIRASI PENGHAYAT 2.doc

8/19/2019 ASPIRASI PENGHAYAT 2.doc

http://slidepdf.com/reader/full/aspirasi-penghayat-2doc 3/3

d% KESIMP()AN 'AN SARAN

'ntuk Kabupaten Toba Samosir) yang arga penghayatnya relati, banyak perlu dicarikan

sesuatu alternati, pemecahannya secara ari, dan bijaksana) terlebih karena kepercayaan “2atak(

yang dianut arga penghayat berjalan sejajar dengan “2udaya 2atak(. Kalau bukan dari 2atak 

sendiri yang memikirkannya lantas siapa lagi B

Masalah Produk hukum harus diatas dengan produk hukum pulaC ketidak jelasan peraturan+

 perundangan) dapat diatur pada peraturan perundangan-undangan yang lebih rendah.'ntuk itu kalau semua pihak di Kab. Tobasa secara terbuka melihat masalah ini dengan

keari,an dan kebijaksanaan kami usulkan diadakan suatu PE$&# khusus) melindungi hak-hak 

sipil arganya yang menganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kalaupun itu kitarealisasikan) TD2#S# bukan yang pertama melakukannya. Kami mencatat hal serupa

dilakukan Pemko. Tanjung 2alai. 2ila arga Penghayat di Tanjung 2alai sudah dapat

merasakan nikmat kemerdekaan) maka arga penghayat di Kabupaten Tobasa dan Kabupaten

lainnya sudah layak mendapatkannya. &irgahayu Kemerdekaan $epublik *ndonesia.

Porsea) :A #gustus :AA5