asuhan kebidanan ibu hamil pada ny. p umur p a … · leaflet lampiran 12 ... suami bekerja sebagai...
TRANSCRIPT
ii
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. P UMUR
21TAHUNG1P0A0HAMIL 20+2
MINGGU DENGAN
KEKURANGANENERGI KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS PLUPUH
2 SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
DisusunOleh :
Diah Nurul Karomah
NIM B13057
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
ii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. P umur 21 tahun
G1P0A0 Hamil 20+2
minggu dengan Kekurangan Energi Kronis di Puskesmas
Plupuh 2 Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi DIII
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Yunia Renny A, SST., MPH selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. dr. Abdul Aziz, selaku Kepala Puskesmas Plupuh 2 Sragen yang telah
bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan Studi Kasus.
5. Ibu Sri Rejeki Dwi Hastuti, Amd. Keb selaku pembimbing lahan yang telah
meluangkan waktu untuk mendampingi dan membimbing penulis dalam
memberikan asuhan.
6. Ny. P yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan studi kasus.
7. Seluruh Dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kususma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak luput dari kekurangan,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, ...................... 2016
Penulis
vi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Program Studi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Diah Nurul Karomah
B 13057
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.P UMUR 21 TAHUN
G1P0A0 HAMIL 20+2
MINGGU DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS
(KEK) DI PUSKESMAS PLUPUH 2 SRAGEN
(xii halaman + 134 halaman + 13 lampiran)
INTISARI
Latar Belakang :Departemen Kesehatan (2007) menunjukkan bahwa pendarahan
menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama
terjadinya pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal10 November 2015 yang dilakukan di
Puskesmas Plupuh 2 Sragen diperoleh bahwa ibu hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) ada 23 orang.
Tujuan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah
Varney, menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan kenyataan yang ada
di lapangan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah pada ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Metodologi : Jenis studi kasus yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif,
lokasi di Puskesmas Plupuh 2 Sragen. Subjek studi kasus adalah Ny. P umur 21
tahun G1P0A0 dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Waktu studi kasus mulai
tanggal 25 Maret 2016 sampai 16 Mei 2016. Teknik pengambilan data antara lain
data primer meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, serta observasi dan data
sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil : Asuhan dilakukan selama 7 minggu, asuhan yang diberikan adalah
pemberian makanan tambahan, tablet Fe, observasi LILA, BB, Hb, keadaan ibu
dan janin baik, BB dari 40 kg menjadi 46 kg, LILA dari 20 cm menjadi 23,5 cm,
Hb dari 9,1 gr% menjadi 10,7 gr%.
Kesimpulan : Pada kasus ibu hamil pada Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) terdapat kesenjangan antara teori dengan
praktik yaitu pada pengkajian dan evaluasi.
Kata kunci : Asuhan kebidanan, Ibu hamil, Kekurangan Energi Kronis, KEK
Kepustakaan :20 Literatur (2009 – 2016)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� Tidak ada batasan dari perjuangan.
� Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh
direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri (Ibu Kartini).
� Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam
mengatasinya adalah sesuatu yang utama.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
1. Yang utama dari segalanya, sembah sujud syukur
kepada Allah SWT yang meridhoi dan mengabulkan
segala doa, sehingga Karya Tulis ini dapat selesai tepat
waktu.
2. Ibu dan bapak tercinta yang senantiasa selalu
memberikan panutan, dukungan, semangat dan doa.
3. Keluarga besar dan kakakku tersayang Indri Pangestuti
Rahayu yang selalu memberikan dukungan dan doa.
4. Sahabat tercinta dan teman-teman seperjuangan di
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada
Surakarta.
5. Almamater tercinta.
iv
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. iii
PRAKATA .......................................................................................................................... iv
INTISARI .......................................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii
CURICULUM VITAE ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C. Tujuan Studi Kasus
1. Umum ........................................................................................................................... 5
2. Khusus .......................................................................................................................... 5
D. Manfaat studi kasus ...................................................................................................... 7
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan
a. Definisi ........................................................................................................... 10
b. Pembagian umur kehamilan ........................................................................... 10
c. Tanda dan gejala kehamilan ........................................................................... 10
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan ............................................... 15
e. Gizi ibu hamil ................................................................................................. 20
f. Deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin .................................... 29
x
2. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
a. Definisi .................................................................................................... 32
b. Tanda dan gejala ..................................................................................... 32
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi .......................................................... 33
d. Penyebab KEK ........................................................................................ 36
e. Akibat KEK ............................................................................................. 37
f. Pencegahan KEK .................................................................................... 38
g. Penatalaksanaan KEK pada kehamilan ................................................... 39
h. Pengukuran LILA.................................................................................... 42
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan .......................................................................... 44
C. Landasan Hukum ......................................................................................................... 74
BAB III METODOLOGI
A. Jenis studi ..................................................................................................................... 78
B. Lokasi studi kasus ........................................................................................................ 78
C. Subjek studi kasus ........................................................................................................ 78
D. Waktu studi kasus ........................................................................................................ 79
E. Instrumen studi kasus ................................................................................................... 79
F. Teknik pengumpulan data ............................................................................................ 79
G. Alat-alat yang dibutuhkan ............................................................................................ 83
H. Jadwal penelitian .......................................................................................................... 84
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus ............................................................................................................... 85
B. Pembahasan ................................................................................................................... 115
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 120
B. Saran .............................................................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan kebutuhan gizi antara ibu hamil dan tidak hamil
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden
Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi
Kronis
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus
Lampiran 13. Lembar Konsultasi.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kesadaran masyarakat akan kesehatannya semakin
meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan ibu dari tahun ke tahun semakin membaik. Hal itu
didukung dengan pelayanan kesehatan ibu hamil yang menunjukkan
cakupan pelayanan antenatal yang semakin baik. Cakupan pelayanan
antenatal di Indonesia pertama kali tanpa memandang trimester
kehamilan (K1 akses) meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi
95,2% pada tahun 2013(Riskesdas, 2013).
Peningkatan akses ini juga sejalan dengan cakupan ibu hamil
yang mendapat pelayanan antenatal pertama pada trimester pertama
kehamilan (K1 Trimester 1), yaitu dari 72,3% pada tahun 2010
menjadi 81,3% pada tahun 2013. Demikian pula pada tahapan
selanjutnya, cakupan pelayanan antenatal sekurang-kurangnya empat
kali kunjungan (K4) juga meningkat dari 61,4% pada tahun 2010
menjadi 70,0% pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013).
Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan dapat mengetahui
kondisi kesehatan ibu hamil serta dapat mengetahui status gizi ibu
dengan cara pengukuran antropometri melalui pengukuran lingkar
2
lengan atas (LILA). Frekuensi pemeriksaan kehamilan merupakan
faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Status gizi yang baik
harus ditunjang dengan pemeriksaan diri ibu selama kehamilan
(Ariastuti, 2012).
Melihat data tersebut, seharusnya masalah gizi pada ibu hamil
sudah bukan lagi menjadi penyumbang penyebab tidak langsung AKI
di Indonesia. Tetapi data dari Departemen Kesehatan (2007)
menunjukkan bahwa pendarahan menempati persentase tertinggi
penyebab kematian ibu (28%), anemia dan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan
dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.
Kondisi ibu yang kekurangan gizi di masa kehamilan antara
lain disebabkan oleh Kekurangan Energi Kronis (KEK). Menurut
penelitian dari Mahirawati (2014) menyebutkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya KEK antara lain faktor sosial ekonomi
yaitu ibu hamil KEK yang berpendidikan SD sebesar 35,5% dan yang
tidak lulus SD ada 29,4%. Sebanyak 39,2% ibu yang mempunyai
suami bekerja sebagai buruh tani dengan pendapatan rata-rata kurang
dari 1 juta rupiah per bulan.
Faktor ibu yaitu sebanyak 70,6% ibu hamil KEK berumur
antara 21-34 tahun. Ibu hamil KEK yang menikah di bawah umur 17
tahun sebanyak 41,1%, yang hamil pertama kali pada umur 18-20
tahun sebesar 31,4%. Ibu hamil KEK yang mempunyai frekuensi
3
makan 3 kali per hari sebanyak 54,9%. Sebesar 70,6% ibu hamil KEK
yang menderita anemia. Terdapat 66,7% ibu hamil KEK yang
mengonsumsi pil besi setiap hari. Jadi, kejadian KEK pada ibu hamil
berhubungan dengan tingkat pendidikan, status pekerjaan, umur
kehamilan dan kadar haemoglobin dalam darah serta konsumsi pil besi
(Mahirawati, 2014).
Menurut penelitian dari Rahmaniar (2013), Kekurangan Energi
Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang
buruk yang disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber
energi yang mengandung zat gizi makro. Kebutuhan wanita hamil akan
meningkat dari biasanya dimana pertukaran dari hampir semua bahan
itu terjadi sangat aktif terutama pada trimester III. Karena peningkatan
jumlah konsumsi makan perlu ditambah terutama kondisi pangan
sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, maka kurang
mengkonsumsi kalori akan menyebabkan malnutrisi atau biasa disebut
KEK. Kontribusi dan terjadinya KEK pada ibu hamil akan
mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan
risiko terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR).
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang menangani langsung
kesehatan ibu dan anak diharapkan dapat melakukan edukasi masalah
gizi dan kesehatan mengingat bahwa sebanyak 60% kasus kelahiran di
Indonesia ditangani oleh para Bidan (Riskesdas, 2007). Pemerintah
sangat diharapkan turut serta berperan aktif dan dituntut untuk
4
meningkatkan perbaikan gizi di masyarakat, serta memperhatikan
keseimbangan dan ketersediaan masalah pangan dan gizi masyarakat.
Peran serta pemerintah tersebut dapat memberikan distribusi kepada
masyarakat akan pentingnya kesadaran dalam upaya peningkatan gizi
secara merata dan menyeluruh (Prasetyawati, 2012).
Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Plupuh 2 Sragen
pada tanggal 10 November 2015 diperoleh data Ibu Hamil pada bulan
Januari sampai Oktober 2015 berjumlah 346 orang. Ibu hamil normal
sebanyak 271 orang (78,3%), dan ibu hamil dengan komplikasi 75
orang (21,7%). Ibu hamil dengan komplikasi meliputi ibu hamil
dengan anemia 29 orang (38,7%), ibu hamil dengan KEK 23 orang
(30,7%), ibu hamil dengan PEB 18 orang (24%), ibu hamil dengan
hipertensi 2 orang (2,7%), ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
2 orang (2,7%), ibu hamil dengan presentasi bokong 1 orang (1,3%).
Berdasarkan latar belakang diatas, angka kejadian KEK masih
merupakan masalah yang harus mendapat perhatian khusus dan jika
masalah tersebut tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
persalinan sulit atau lama, persalinan prematur atau sebelum waktunya,
perdarahan post partum dan beresiko melahirkan bayi dengan BBLR
sehingga penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0
Hamil 20+2
minggudengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di
5
Puskesmas Plupuh 2 Sragen”, dengan menerapkan manajemen
kebidanan menurut 7 langkah Varney.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam
studi kasus ini adalah “Bagaimana Melaksanakan Asuhan Kebidanan
pada Ibu Hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2
minggu
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2
Sragen dengan menggunakan pendekatan Manajemen 7 langkah
Varney ?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan menggunakan
pendekatan kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis diharapkan mampu untuk melaksanakan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dengan menggunakan pendekatan kebidanan 7 Langkah
Varney :
1) Melaksanakan pengkajian data dasar secara lengkap dan
menyeluruh pada ibu hamilNy. P umur 21 tahun G1P0A0
6
Hamil 20+2
minggu dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
2) Melakukan interpretasi data, yang meliputi diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil Ny. P
umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2
minggu dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2
Sragen.
3) Mengidentifikasi diagnosa potensial yang mungkin akan
timbul pada ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil
20+2
minggu dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di
Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
4) Mengantisipasi atau melaksanakan tindakan segera pada
ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2
minggu
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas
Plupuh 2 Sragen.
5) Merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2
minggu dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2
Sragen.
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2
minggu dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2
Sragen.
7
7) Melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil
Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2
minggu dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2
Sragen.
b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik
pada ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 Hamil 20+2
minggu dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di
Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi penulis
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK).
b. Meningkatkan ketrampilan penulis dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK).
2. Bagi profesi
Memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai
pertimbangan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
8
3. Bagi Institusi dan Instansi
a. Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan dan referensi pada asuhan kebidanan
ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
b. Bagi Instansi Puskesmas
Meningkatkan mutu pelayanan dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK).
E. Keaslian Studi Kasus
Studi kasus tentang Kekurangan Energi Kronis ini pernah dilakukan
oleh :
1. Ginarti (2012) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
Ny. S G1P0A0 Umur Kehamilan 24 Minggu dengan Kekurangan
Energi Kronis di BPS Ariyanti Sragen”. Asuhan yang diberikan
selama 4 minggu berupa pemberian Tablet Fe 500 Mg, pemberian
susu prenagen 450 gr, menganjurkan ibu istirahat cukup,
menganjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,
menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan ngemil.
Hasilnya Hb yang semula 9,5 gr% menjadi 11 gr%, LILA 21,5 cm
menjadi 23,5 cm.
2. Ariska, Miske (2014) dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
pada Ny. S Umur 19 Tahun G1P0A0 Hamil 11 Minggu dengan
9
Kekurangan Energi Kronis di PKD Kharisma Husada Tanon
Sragen”. Asuhan yang diberikan selama 8 minggu berupa
pemberian tablet Fe, susu ibu hamil dan kacang hijau,
menganjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,
menganjurkan ibu istirahat cukup. Hasilnya Hb yang semula 10,2
gr% menjadi 11 gr%, LILA 21,9 cm menjadi 22,7 cm.
Diantara beberapa keaslian tersebut terdapat beberapa persamaan
dengan studi kasus ini, persamaan tersebut terletak pada judul
mengenai Kekurangan Energi Kronis dan perbedaan terletak pada
subyek, tempat, waktu, dan penatalaksanaan studi kasus.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan
a. Definisi
1) Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi (Prawirohardjo, 2012).
2) Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan
normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh
karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi (Astuti, 2012).
b. Pembagian umur kehamilan
Menurut Sulistyawati (2009) yaitu :
1) Trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)
2) Trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)
3) Trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)
c. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda dan gejala kehamilan menurut Kusmiyati (2009),
11
meliputi :
1) Tanda yang tidak pasti / tanda mungkin kehamilan
a) Amenorhea
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila
sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan
bahwa dia hamil, meskipun keadaan stres, obat-obatan,
penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat
haid.
b) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari
rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan.
Dalam kedokteran sering disebut morning sickness
karena munculnya seringkali pagi hari. Untuk
mengatasinya penderita perlu diberi makanan-makanan
yang ringan, mudah dicerna, dan jangan lupa
menerangkan bahwa keadaan ini masih dalam batas
normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula
diberikan obat-obatan anti mual.
c) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada
payudara disebabkan payudara membesar karena
pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
12
d) Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama,
biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20
minggu.
e) Keluhan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing
malam, disebabkan karena desakan uterus yang
membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial.
f) Konstipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau dapat
juga karena perubahan pola makan.
g) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan
berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-
muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu
meningkat sampai stabil menjelang aterm.
h) Perubahan temperatur basal
Kenaikan temperatur basal lebih dari 3 minggu biasanya
merupakan tanda telah terjadinya kehamilan.
i) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain chloasma yakni warna kulit
yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung, dan
kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan
13
warna kulit tua. Biasanya muncul setelah 16 minggu.
Pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit
menjadi lebih hitam. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh stimulasi MSH (Melanocyte
Stimulating Hormone). Pada kulit daerah abdomen dan
payudara dapat mengalami perubahan yang disebut
striae gravidarum yaitu perubahan warna seperti
jaringan parut. Diduga ini terjadi karena pengaruh
adrenokortikosteroid.
j) Perubahan payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara
mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih
dari 16 minggu.
k) Perubahan pada uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan
konsistensi. Uterus berusaha menjadi lunak, bentuknya
globular.
l) Tanda piskacek’s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian
uterus yang dekat dengan implantasi plasenta.
m) Perubahan-perubahan pada serviks
(1) Tanda hegar
14
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus
uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan
mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah
difleksikan. Dapat diketahui melalui pemeriksaan
bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-
6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
(2) Tanda goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks
terasa lebih lunak.
(3) Tanda chadwick
Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-
biruan.
(4) Tanda Mc Donald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah
difleksikan satu sama lain dan tergantung pada
lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
(5) Terjadi pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-
16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari
rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
(6) Kontraksi uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh
perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
15
(7) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana
kemungkinan positif palsu.
2) Tanda pasti kehamilan
a) Denyut jantung janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu
17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan
stetoskope ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan
lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Melakukan
auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-
bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus
dan nadi ibu.
b) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya
menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin
dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke-24.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
Menurut Rukiah (2009), meliputi :
1) Faktor fisik
a) Status kesehatan
Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan,
baik kondisi kesehatan sebelum atau selama kehamilan.
16
Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi jika wanita
tersebut sedang sakit.
b) Status gizi
Selama masa kehamilan ibu merupakan sumber nutrisi
bagi bayi yang dikandungnya. Apa yang ibu makan
akan memepengaruhi kondisi bayi. Wanita hamil
dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko
tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan,
kematian bayi baru lahir, cacat dan Berat Lahir Rendah.
Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang
tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang cukup berat
selama kehamilan yaitu anemia (kekurangan sel darah
merah) dan pre eklampsia/eklampsia.
c) Gaya hidup
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama
trimester I untuk menghindari rokok, minuman
beralkohol, dan obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh
dokter atau bidan karena sangat berbahaya bagi bagi ibu
dan bayinya. Semua benda tersebut dapat terserap
dalam darah ibu kemudian terserap dalam darah bayi
melalui system sirkulasi plasenta selama kehamilan.
17
d) Terpapar zat kimia berbahaya
Ibu hamil perlu melindungi dirinya dan bayinya dari zat
berbahaya dengan menghindari lingkungan kerja yang
terpapar polusi ataupun tidak menggunakan bahan
kimiawi berbahaya dirumah.
e) Hamil diluar nikah dan kehamilan yang tidak
diharapkan
Di beberapa golongan masyarakat ada orang-orang
yang tidak menghargai ibu-ibu yang tidak bersuami atau
hamil diluar nikah. Sehingga akan mempengaruhi
kejiwaan ibu tersebut selama kehamilan dan
menyebabkan ibu tidak mengharapkan kehadiran
bayinya dan menolak kehamilannya.
2) Faktor psikologi, stressor internal, eksternal, substance
abuse, partner abuse.
a) Stressor internal & eksternal
Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan
berasal dari dalam diri ibu dapat berupa latar belakang
kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal
yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor
psikologi yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa
pengalaman ibu.
18
b) Dukungan keluarga
Dukungan keluarga yang dapat diberikan agar
kehamilan dapat berjalan lancar antara lain :
memberikan dukungan pada ibu untuk menerima
kehamilannya, memberi dukungan pada ibu untuk
menerima dan mempersiapkan peran sebagai ibu,
memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan rasa
takut dan cemas terhadap persalinan, memberi
dukungan pada ibu untuk menciptakan ikatan yang kuat
antara ibu dan anak yang dikandungnya melalui
perawatan kehamilan dan persalinan yang baik,
menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima
kehadiran anggota keluarga baru.
c) Dukungan suami
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil
adalah suaminya. Banyak bukti yang ditunjukkan
bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh
pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan
lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih mudah
melakukan penyesuaian diri selama kehamilan dan
sedikit resiko komplikasi persalinan.
19
3) Faktor lingkungan, sosial budaya, fasilitas kesehatan,
ekonomi
a) Faktor lingkungan
Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk
menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan
antara lain karena kemiskinan, kurangnya pelayanan
medik, kurang pendidikan dan pengetahuan, termasuk
pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang
merugikan atau membahayakan.
b) Kebiasaan adat istiadat
Bidan harus dapat mengkaji apakah ibu hamil menganut
atau mempunyai kepercayaan atau adat kebiasaan tabu
setempat yang berpengaruh terhadap kehamilan.
Kemudian menilai apakah hal tersebut bermanfaat,
netral (berpengaruh pada keamanan dan kesehatan),
tidak jelas (efek tidak diketahui/tidak dipahami) atau
membahayakan. Terutama bila faktor budaya tersebut
dapat menghambat pemberian asuhan yang optimal bagi
ibu hamil. Bidan harus mampu mencari jalan untuk
menolongnya atau meyakinkan ibu untuk merubah
kebiasaannya dengan memberikan penjelasan yang
benar.
20
c) Fasilitas kesehatan
Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan
jarak yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan
bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan
kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan
dalam keadaan darurat.
d) Sosial ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu
karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-
kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain makanan
sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga
kesehatan dan transportasi/sarana angkutan.
e. Gizi Ibu Hamil
Menurut Kristiyanasari (2010), tujuan penatalaksanaan gizi
pada wanita hamil adalah untuk mencapai status gizi ibu yang
optimal sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman,
melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik.
Kebutuhan gizi tersebut adalah :
1) Kebutuhan energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan
kalori sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik
basal dan penambahan berat badan yang akan
meningkatkan penggunaan kalori selama aktifitas.
21
Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu
27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari.
2) Karbohidrat
Janin memerlukan 40 gram glukosa/hari yang akan
digunakan sebagai sumber energi. Glukosa sangat
dibutuhkan karena akan membantu dalam sintesis lemak,
glikogen, dan pembentukan struktur polisakarida.
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Menurut
Glade B. Curtis mengatakan bahwa tidak ada satu
rekomendasi yang mengatur seberapa sebenarnya
kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun,
beberapa ahli gizi sepakat sekitar 60% dari seluruh kalori
yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat. Sehingga ibu
hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1.500 kalori.
3) Protein dan asam amino
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan janin, protein memiliki peranan penting.
Selama kehamilan terjadi peningkatan protein yang
signifikan yaitu 68%. Peran protein selama proses
kehamilan diantaranya yaitu selain untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin juga untuk pembentukan plasenta dan
cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal seperti
pertumbuhan mammae ibu dan jaringan uterus, dan
22
pertumbuhan volume darah. Kebutuhan akan protein
selama kehamilan tergantung pada usia kehamilan. Total
protein fetal yang diperlukan selama masa gestasi berkisar
350-450 gram.
4) Lemak
Asam lemak Eicosapentanoid Acid (EPA) dan
Docosahexanoid Acid (DHA) memainkan peranan penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus, khususnya
untuk mata dan otak. Lemak merupakan sumber tenaga vial
dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Tubuh wanita
hamil juga menyimpan lemak yang akan mendukung
persiapan untuk menyusui setelah bayi lahir. Oleh karena
itu, ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi
lemak tubuh. Sebaliknya, bila asupannya berlebih
dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam.
Keadaan ini akan menyulitkan ibu hamil sendiri dalam
menjalani kehamilan dan pasca persalinan. Karena itu ibu
hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak
tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi
sehari.
5) Vitamin
Vitamin yang larut dalam lemak :
23
a) Vitamin A
Vitamin A dari ibu dibutuhkan oleh janin yaitu kurang
dari 25 mg/hari, sedangkan vitamin A yang dibutuhkan
pada trimester tiga yaitu berkisar 200 mg/hari. Ibu yang
sedang hamil dianjurkan untuk tidak terlalu sering
mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah yang besar
karena akan menjadi stimulator yang mengakibatkan
teratogen.
Vitamin A berfungsi untuk membantu proses
pertumbuhan sel dan jaringan tulang, mata, rambut,
kulit dan organ dalam, dan fungsi rahim. Sumbernya
adalah kuning telur, ikan dan hati. Sedangkan sumber
provitamin A atau karoten adalah wortel, labu kuning,
bayam, kangkung, dan buah-buahan berwarna kemerah-
merahan.
b) Vitamin D
Vitamin D pada janin berasal dari 25-OH vitamin D ibu
yang berada di dalam otot dan hati fetus. Pada wanita
hamil konsentasi plasma meningkat 2x lebih banyak.
Peningkatan vitamin D yaitu 100%. Vitamin D akan
menstimulasi absorsi di dalam usus halus. Kebutuhan
vitamin D selama kehamilan belum diketahui secara
pasti tetapi diperkirakan 10 mg/hari, sedangkan RDA
24
(Recommended daily Allowance atau Asuhan Harian
yang Disarankan) menganjurkan 5 mg/hari untuk
wanita hamil pada usia 25 tahun atau lebih.
c) Vitamin E
Vitamin E mulai diakumulasikan oleh fetus pada akhir
minggu ke 8-10 usia gestasi, ketika terjadi peningkatan
akumulasi lemak. Untuk tetap menjaga pertumbuhan
dan perkembangan fetus yang baik diperlukan RDA
vitamin E yaitu sebanyak 2 mg/hari. Pada waktu hamil
terjadi peningkatan 25%. Untuk ibu hamil
kebutuhannya sekitar 15 mg (22,5 IU).
Vitamin yang larut dalam air :
d) Vitamin C
Kebutuhan vitamin C untuk bayi pada kehamilan dan
menjelang kelahiran yaitu berkisar antara 3-4 mg/hari.
Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70
mg/hari. Untuk mencegah kekurangan vitamin C selama
proses kehamilan diperlukan tambahan vitamin C
sebanyak 10 mg/hari dengan peningkatan sebanyak
33%.
e) Thiamin
Menggunakan status pengukuran thiamin, maternal
dapat diketahui kebutuhan thiamin selama kehamilan,
25
yaitu dengan cara memasukkan ekskresi tiamin urine
dan aktivitas dari enzim thiamin dependent seperti
translokasi sel merah yang akhirnya dapat digunakan
sebagai adanya peningkatan thiamin selama kehamilan.
f) Niasin dan Riboflavin
Niasin yang diperlukan selama kehamilan yaitu 2
mg/hari dan 0,3 mg/hari dari riboflamin. Riboflamin
mengalami peningkatan sebanyak 15% dari niasin 30%.
g) Vitamin B6
Vitamin B6 penting untuk metabolisme asam amino.
Pada masa kehamilan diperlukan intake protein yang
lebih tinggi karena adanya proses pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat sehingga diperlukan juga
adanya vitamin B6 yang besar untuk membantu
melakukan metabolisme dengan peningkatan 100%.
Vitamin B6 juga dibutuhkan oleh ibu hamil membantu
mengatasi mual muntah.
h) Asam folat
Asam folat memiliki peranan penting yaitu dalam hal
pencegahan terjadinya efek tubaneural seperti spina
bifida dan anencefali yang sangat berbahaya bagi
perkembangan selanjutnya. Dari hasil survey
mengatakan bahwa kebanyakan wanita mengkonsumsi
26
folat lebihsedikit dari kebutuhan yaitu 0,2 mg/hari
dengan peningkatan 33%. RDA folat untuk wanita
hamil yaitu 400 mg/hari yaitu dimana terjadi
peningkatan sebanyak 10% dari sebelumnya.
Makanan yang kaya akan asam folat dapat dijumpai
pada sayuran hijau, jus jeruk, esparagus, dan brokoli.
6) Mineral
a) Kalsium
Konsentrasi kalsium serum pada janin lebih besar
daripada ibu. Pada usia kehamilan 20 minggu laju
penyaluran kalsium dari ibu ke fetus mencapai 50
mg/hari. Kebutuhan kalsium meningkat 800mg menjadi
1200-1500 mg/hari. Kalsium pada fetus digunakan
untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang
dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu. Ibu hamil
membutuhkan kalsium 2 kali lipat sebelum hamil, yaitu
sekitar 900 mg. Sumbernya susu, keju, yogurt, teri,
udang kecil, dan kacang-kacangan.
b) Magnesium
Janin memerlukan 1 gram magnesium. Magnesium
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan
jaringan lunak.
27
c) Phospor
RDA sama dengan wanita yang tidak hamil yaitu 1250
mg/hari untuk wanita yang hamil di bawah 19 tahun dan
700 mg/hari untuk wanita yang lebih dari 19 tahun.
d) Seng
RDA wanita hamil mencapai 15 mg/hariini
menunjukkan terdapat peningkatan 3 mg lebih tinggi
dari wanita yang tidak hamil, digunakan untuk
mengembangkan jaringan tisu, terutama otak dan jenis
kelamin.
e) Sodium
Selama kehamilan naik 5000-10000 mg/hari
sehubungan dengan peningkatan volume darah maternal
Tabel 2.1
Perbedaan kebutuhan gizi antara ibu hamil dan tidak hamil
Zat gizi Kebutuhan
wanita dewasa
Kebutuhan
wanita hamil
Sumber
makanan
Energi (kalori) 2500 +300 Padi-padian,
jagung, umbi-
umbian, mie, roti
Protein (gram) 40 +10 Daging, ikan,
kacang-kacangan,
tahu, tempe.
28
Kalium (mg) 0,5 +0,6 Susu, ikan, teri,
kacang-kacangan,
sayuran hijau.
Zat besi (mg) 28 +2 Daging, hati,
sayuran hijau.
Vitamin A (SI) 3500 +500 Hati, kuning telur,
sayur dan buah
berwarna hijau
dan kuning
kemerahan.
Vitamin B1 (mg) 0,8 +0,2 Biji-bijian, padi-
padian, kacang-
kacangan, daging.
Vitamin B2 1,3 +0,2 Hati, telur, sayur,
kacang-kacangan.
Vitamin B6 (mg) 12,4 +2 Hati, daging, ikan,
biji-bijian,
kacang-kacangan.
Vitamin C (mg) 20 +20 Buah dan sayur
29
f. Deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin
Menurut Rukiah (2009), yaitu :
1) Tidak mau makan dan muntah terus
Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan
sering merasa mual dan kadang-kadang muntah. Keadaan
ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada
kehamilan lebih dari 3 bulan. Tetapi bila ibu tetap tidak
mau makan, muntah terus menerus sampai lemah dan tidak
dapat bangun maka keadaan ini berbahaya bagi keadaan
janin dan kesejahteraan ibu dan keluarga segera minta
pertolongan ke puskesmas atau rumah sakit agar
kehamilannya bisa selamat.
2) Berat badan wanita hamil
Selama kehamilan peningkatan ± 9-12 kg karena adanya
pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu
karena kehamilan. Kenaikan terlihat pada kehamilan
berumur 4 bulan sampai menjelang persalinan. Bila berat
badan naik pada akhir bulan keempat kurang dari 45 kg
pada akhir bulan keenam, pertumbuhan mungkin
terganggu, kehidupan janin terancam, ibu mungkin
kekurangan gizi (kurang energi kronis), batuk menahun,
malaria, dan lain-lain yang perlu segera diobati. Wanita dan
keluarga segera meminta pertolongan bidan terdekat untuk
30
ke puskesmas atau rumah sakit agar dapat diperiksa dan
diberi pertolongan yang diperlukan.
3) Pendarahan
Pendarahan melalui jalan lahir sebelum 3 bulan disebabkan
keguguran/keguguran mengancam segera minta
pertolongan, janin mungkin masih bisa diselamatkan. Bila
tidak ibu perlu mendapat pertolongan agar kesehatannya
terjaga.
Nyeri perut bagian bawah yang hebat pada kehamilan 1-2
bulan ini merupakan hal yang berbahaya segera minta
pertolongan. Pendarahan 7-9 bulan meskipun hanya sedikit
merupakan ancaman bagi ibu dan janin minta pertolongan
ke rumah sakit.
4) Oedema
Bengkak tangan, wajah, pusing-pusing dapat diikuti kejang
sedikit bengkak pada kaki/tungkai bawah pada umur
kehamilan 6 bulan keatas mungkin masih dikatakan normal,
tetapi sudah bengkak pada tangan dan wajah apalagi
disertai tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Pusing sangat
berbahaya bila diabaikan bisa terjadi kejang-kejang dan
disebut keracunan kehamilan atau eklampsia. Keadaan ini
bisa menyebabkan kematian ibu hamil dan bayi. Bila
ditemukan satu atau lebih gejala tersebut segera dirujuk.
31
5) Kelainan letak-letak didalam rahim
Dalam keadaan normal kepala janin ada di bagian bawah
rahim ibu dan menghadap ke punggung ibu. Menjelang
persalinan kepala turun dan masuk ke rongga panggul ibu
hamil, kelainan letak janin antara lain :
Letak SU : kepala janin berada di bagian atas rahim
Letak LI : letak janin melintang di dalam rahim
Jika menjelang persalinan terlihat bagian tubuh dijalan lahir
misalnya : kaki, tangan atau tali pusat, maka ibu perlu
segera dirujuk.
6) KPSW (Ketuban pecah sebelum waktu)
Normal ketuban pecah menjelang persalinan setelah ada
tanda-tanda persalinan keluar lendir dan darah. Bila
ketuban pecah dan cairan keluar sebelum ibu mengalami
tanda-tanda persalinan janin dan mudah terinfeksi.
7) Penyakit-penyakit ibu
Kesehatan dan pertumbuhan janin dipengaruhi oleh
kesehatan ibu, bila ibu mempunyai penyakit yang
berlangsung lama/merugikan kehamilan, maka kesehatan
dan kehidupan janin pun terancam.
32
2. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
a. Definisi
1) Kekurangan Energi Kronis merupakan suatu penyebab dari
ketidakseimbangan antara asupan untuk pemenuhan
kebutuhan dan pengeluaran energi (Departemen Gizi dan
Kesmas FKMUI, 2007).
2) Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu
keadaan dimana status gizi seseorang buruk yang
disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber
energi yang mengandung zat gizi makronutrien yakni yang
diperlukan banyak oleh tubuh dan makronutrien yang
diperlukan sedikit oleh tubuh (Rahmaniar, 2013).
3) Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana
remaja putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan
protein) yang berlangsung lama atau menahun (Chinue,
2009).
b. Tanda dan gejala
Menurut Supariasa (2010), tanda-tanda klinis KEK meliputi :
1) Berat badan <40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang
dari 23,5 cm.
2) Tinggi badan <145 cm.
3) Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%.
4) Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
33
5) Bibir tampak pucat.
6) Nafas pendek.
7) Denyut jantung meningkat.
8) Susah buang air besar.
9) Nafsu makan berkurang.
10) Kadang-kadang pusing.
11) Mudah mengantuk.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Maryam (2016) yaitu :
1) Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya
lebih memperhatikan akan gizi dari anggota keluarga yang
lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan
perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus
teratur dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi demi
pertumbuhan dan perkembangan.
2) Status ekonomi
Ekonomiseseorang mempengaruhi dalam pemilihan
makanan sehari-harinya. Seorang dengan ekonomi yang
tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar sekali gizi
yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya
pemeriksaan membuat gizi ibu semakin terpantau.
34
3) Pengetahuan zat gizi dalam makanan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga
akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan
pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan
memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih
lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam,
dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang
tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika
seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan
berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga
bayinya.
4) Status kesehatan
Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat
berpengaruh terhadap nafsu makannya. Seorang ibu dalam
keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang
berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu
harus tetap ingat bahwa gizi yang ia dapat akan dipakai
untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya sendiri.
5) Aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda. Seorang
dengan gerak yang aktif otomatis memerlukan energi yang
lebih besar daripada mereka yang hanya duduk diam saja.
35
Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin
banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan
juga semakin banyak.
6) Suhu lingkungan
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37
derajat Celcius untuk metabolisme yang optimum. Adanya
perbedaan suhu antara tubuh dengan lingkungan, maka mau
tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi
kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan
sebagian panasnya diganti dengan hasil metabolisme tubuh,
makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan
maka akan semakin besar pula panas yang dilepaskan.
7) Berat badan
Berat badan seorang ibu yang sedang hamil akan
menentukan zat makanan yang diberikan agar
kehamilannya dapat berjalan dengan lancar.
8) Umur
Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang
sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi
yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang
banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan
janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang
36
tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang
makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal
maka memerlukan tambahan nergi yang cukup guna
mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
d. Penyebab KEK
Menurut Mahirawati (2014) meliputi :
1) Tingkat pendidikan dan status ekonomi
Jika pendidikan ibu hamil tinggi dengan daya beli yang
rendah mengakibatkan kebutuhan gizi ibu selama hamil
baik dari segi kualitas maupun kuantitas belum terpenuhi,
akhirnya mengalami KEK. Tidak hanya itu, ibu hamil yang
berpendidikan tinggi karena ketidaktahuan dan kurangnya
informasi tentang kesehatan juga dapat menyebabkan KEK.
Semakin tinggi tingkat pendapatan suami maka status gizi
ibu hamil cenderung lebih baik sehingga lebih kecil
kemungkinannya untuk beresiko KEK dibandingkan ibu
hamil yang berasal dari status sosial ekonomi rendah.
2) Status ibu hamil
Ibu hamil yang bekerja mempunyai waktu lebih sedikit
dalam menyiapkan makanan yang berpengaruh pada jumlah
makanan yang dikonsumsi sehingga berpengaruh pada
status gizi ibu hamil.
37
3) Umur kehamilan
Ini disebabkan karena di masing-masing trismester
kehamilan berpengaruh terhadap pertumbuhan janin.
4) Paritas
Biasanya ibu dengan paritas lebih dari 5 kali memiliki
kemungkinan besar untuk melahirkan bayi dengan berat
lahir rendah (BBLR).
5) Konsumsi makanan ibu hamil yang kurang baik
Makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus cukup
mengandung zat gizi agar janin di dalam kandungan
memperoleh makanan yang cukup.
e. Akibat KEK
Menurut Kristiyanasari (2010) yaitu :
1) Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi.
2) Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan
sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah
38
persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung
meningkat.
3) Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan menimbulkan keguguran,
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
f. Pencegahan KEK
Menurut Chinue (2009), cara pencegahan KEK adalah
1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :
a) Makan-makanan yang bervariasi dan cukup
mengandung kalori dan protein termasuki makan
makanan pokok seperti nasi, ubi, dan kentang setiap
hari dan makanan yang mengandung protein seperti
daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu
sekurang-kurangnya sehari sekali.
b) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari
bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, telur) dan
bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,
kacang-kacangan, tempe).
c) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong,
39
bayam, jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat
bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi
dalam usus.
2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan
minum tablet penambah darah.
g. Penatalaksanaan KEK pada kehamilan
1) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang dan harus meliputi enam kelompok, yaitu
makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati),
susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-bijian
(karbohidrat), buah dan sayur-sayuran (Proverawati dan
Siti, 2009).
2) Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil
a) Perencanaan menu seimbang bagi ibu hamil
Ibu hamil membutuhkan tambahan energi/kalori untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta,
jaringan payudara dan cadangan lemak. Tambahan
energi yang diperlukan selama hamil yaitu 27.000 –
80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang
dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan berkembang
adalah 50-95 Kkal/hari. Kebutuhan tersebut terpenuhi
dengan mengkonsumsi sumber tenaga (kalori/energi)
sebanyak 9 porsi, sumber zat pembangun (protein)
40
sebanyak 10 porsi dan sumber zat pengatur sebanyak 6
porsi dalam sehari. Setelah menyusun menu seimbang
perlu juga dibuat prosentase pembagian makan dalam
sehari yaitu :
(1) Makan pagi : jam 07.00 : 25%
(2) Selingan pagi : jam 10.00 : 10%
(3) Makan siang : jam 12.00 : 25%
(4) Selingan sore : jam 15.00 : 10%
(5) Makan malam : jam 18.00 : 20%
(6) Selingan malam : jam 20.00 : 10%
(Proverawati dan Siti, 2009)
3) Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil)
PMT pemulihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang
diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai makanan tambvahan
untuk pemulihan gizi, PMT Pemulihan bagi ibu hamil
dimaksudkan sebagai tambahan makanan, bukan sebagai
pengganti makanan sehari-hari. PMT dilakukan berbasis
bahan makanan lokal dengan menu khas daerah yang
disesuaikan dengan kondisi setempat.
Mulai tahun 2012, Kementrian Kesehatan RI menyediakan
anggaran untuki kegiatan PMT pemulihan bagi balita
kurang gizi dan ibu hamil KEK melalui Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK).
41
PMT diberikan kepada ibu yang hamil setiap hari selama 90
hari berturut-turut atau dikondisikan dengan keadaan
geografis dan sumber daya kader masyarakat yang
membantu proses memasak PMT (Panduan
Penyelenggaraan PMT (Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang
dan Ibu Hamil).
4) Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan
memperbaiki sistem distribusi dan monitoring secara
terintegrasi dengan program lainnya seperti pelayanan ibu
hamil dll (Waryana, 2010).
5) Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama
hamil untuk mendapatkan pelayanan secara maksimal
(Waryana, 2010).
6) Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA
Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai
dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas
antara merah dan putih). Berat badan adalah salah satu
parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa
tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan yang
mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah
makanan yang dikonsumsi (Waryana, 2010).
42
h. Pengukuran LILA
1) Pengertian
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui
risiko Kekurangan Energi Kronis. Pengukuran LILA tidak
dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi
dalam jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena
pengukurannya sangat mudah dandapat dilakukan oleh
siapa saja (Supariasa, 2012).
2) Untuk pemantauan status gizi ibu hamil, dilakukan dengan
pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) rutin kepada ibu
hamil,dengan menimbang berat badan, mengukur LILA,
memeriksa kadar Hb (Mitayani, 2010).
3) Menurut Supariasa (2010), tujuan pengukuran LILA
adalah:
a) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun
calon ibu, untuk mencapai wanita yang mempunyai
risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
b) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar
lebih berperan dalam pencegahan ddan penanggulangan
KEK.
c) Mengembangkan gagsan baru di kalangan masyarakat
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan
anak.
43
d) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam
upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.
e) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok
sasaran WUS termasuk ibu hamil yang menderita KEK.
4) Menurut Supariasa (2012) , hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengukuran LILA adalah :
a) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan
siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan
kanan).
b) Lengan harus dalam posisi bebas.
c) Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak
tegang dan kencang.
d) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak
kusut atau sudah dilipat sehingga permukaannya sudah
tidak ada.
5) Menurut Supariasa (2010), cara mengukur LILA yaitu :
a) Tetapkan posisi bahu dan siku.
b) Letakkan pita diantara bahu dan siku.
c) Tentukan titik tengah lengan.
d) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
e) Pita jangan terlalu ketat.
f) Pita jangan terlalu longgar
g) Cara pembacaan skala yang benar.
44
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
ketrampilan, dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney,
2007).
2. Proses ManajemenKebidanan
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan
dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang diaplikasikan salam situasi apapun. Akan tetap setiap
langkah dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih
rinci bisa merubah sesuai dengan keinginan pasien.
Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Langkah I : Pengkajian
Dalam tahap ini data/fakta yang dikumpulkan adalah
data subjektif dan/atau data objektif dari pasien. Bidan dapat
mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum
didokumen tasikan (Wildan dan Hidayat, 2013).
45
1) Data subyektif
Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang
diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada
pasien/klien (anamnesa) atau dari keluarga dan tenaga
kesehatan (Hidayat, 2013).
a) Identitas untuk mengetahui status klien secara lengkap
sehingga sesuai dengan sarana.
Menurut Astuti (2012), Identitas meliputi :
(1) Nama isteri / suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk
memperlancar komuniksai dalam asuhan sehingga
tidak terlihat kaku dan lebih akrab.
(2) Umur
Umur perlu diketahui guna mengetahui apakah klien
dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia
dibawah 16 tahun dan di atas 35 tahun merupakan
umur-umur yang beresiko tinggi untuk hamil. Umur
yang baik untuk kehamilan maupun persalinan
adalah 19-25 tahun.
(3) Suku / Bangsa / Etnis / Keturunan
Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam
rangka memberikan perawatan yang peka budaya
kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau
46
keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom
dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu.
Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita
tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
(4) Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan bebagai praktik
terkait agama yang harus diobservasi. Informasi ini
dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya
agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan
dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang
jenis kelamin tenaga kesehatan.
(5) Pendidikan, minat, hobi
Informasi ini membantu klinisi memahami klien
sebagai individu dan memberi gambaran
kemampuan baca-tulisnya.
(6) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan
utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran,
prematur dan pajanan terhadap bahaya lingkungan
kerja, yang dapat merusak janin.
47
(7) Alamat rumah
Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk
lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan
untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat
rujukan.
b) Keluhan utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien
datang ke tempat bidan. Hal ini disebut tanda dan
gejala. Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh
klien serta tanyakan juga sejak kapan hal tersebut
dikeluhkan oleh klien (Astuti, 2012). Pada kasus ibu
hamil dengan KEK keluhan utamanya adalah lelah,
letih, lesu, lunglai, susah buang air besar, nafsu makan
berkurang, kadang-kadang pusing dan mudah
mengantuk (Supariasa, 2010).
c) Riwayat Menstruasi
Menurut Astuti (2012), antara lain :
(1) Menarche (usia pertama datang haid)
Usai wanita pertama haid bervariasi, antara 12-16
tahun. Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan
gisi, bangsa, lingkungan, iklim, dan keadaan umum.
48
(2) Siklus
Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid
hingga hari pertama haid berikutnya, siklus haid
perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah klien
mempunyai kelainan siklus haid atau tidak. Siklus
normal haid biasanya adalah 28 hari.
(3) Lamanya
Lamanya haid yang normal adalah ±7 hari. Apabila
sudah mencapai 15 hari berarti sudah abnormal dan
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit
yang mempengaruhinya.
(4) Banyaknya
Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.
Apabila darahnya terlalu berlebih, itu berarti telah
menunjukkan gejala kelainan banyaknya darah haid.
(5) Dismenorhoe (Nyeri haid).
d) Riwayat Hamil Sekarang
Menurut Astuti (2012), antara lain :
(1) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Bidan ingin mengetahui tanggal hari pertama dari
menstruasi terakhir klien untuk memperkirakan
kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan.
49
(2) TP (Taksiran Persalinan) / Perkiraan Kelahiran
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat
biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan
kelahiran (estimated date of delivery (EDD)) Yang
disebut taksiran partus (estimated date of
confinement (EDC)) di beberapa tempat. EDD
ditentukan dengan perhitungan internasional
menurut hukum Naegele. Perhitungan dilakukan
dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT) atau dengan
mengurangi bulan dengan 3, kemudian
menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
(3) Kehamilan yang ke-
Jumlah kehamilan ibu perlu ditanyakan karena
terdapatnya perbedaan perawatan antar ibu yang
baru pertama hamil dengan ibu yang sudah
beberapa kali hamil, apabila ibu tersebut baru
pertama kali hamil otomatis perlu perhatian ekstra
pada kehamilannya.
(4) Masalah-masalah Trimester I,II,III
Tanyakan kepada klien apakah ada masalah pada
kehamilan Trimester I,II,dan III sebagai faktor
50
persiapan kalau-kalau kehamilan yang sekarang
akan terjadi hal seperti itu lagi.
(5) ANC (Antenatal Care/Asuhan Kehamilan)
Tanyakan kepada klien asuhan apa yang pernah ia
dapatkan pada Trimester I,II,dan III dan tanyakan
bagaimana pengaruhnya terhadap kehamilan.
(6) Tempat ANC
Tanyakan kepada klien di mana tempat ia
mendapatkan asuhan kehamilan tersebut.
(7) Penggunaan obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu
memperhatikan apakah obat tersebut tidak
berpengaruh terhadap tumbang janin.
(8) Imunisasi TT
Tanyakan kepada klien apakah sudah pernah
mendapatkan imunisasi TT. Apabila belum, bidan
bisa memberikannya. Imunisasi tetatus toxoid
diperlukan untuk melindungi bayi terhadap penyakit
tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada
trimester I atau II pada kehamilan 3-5 bulan dengan
interval minimal 4 minggu.
51
(9) Penyuluhan yang didapat
Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu
ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja
yang kira-kira telah didapat klien dan berguna bagi
kehamilannya.
e) Menanyakan Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
yang Lalu
Menurut Astuti (2012), antara lain :
(1) Jumlah Kehamilan (Gravid / G)
Jumlah kehamilan ditanyakan untuk mengetahui
seberapa besar pengalaman klien tentang kehamilan.
(2) Jumlah anak yang hidup (L)
Untuk mengetahui pernah tidaknya klien mengalami
keguguran, apabila pernah maka pada kehamialn
berikutnya akan beresiko mengalami keguguran
kembali.
(3) Jumlah kelahiran prematur (P)
Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami
kelahiran prematur sebelumnya maka dapat
menimbulkan resiko persalinan prematur
berikutnya.
52
(4) Jumlah keguguran (A)
Untuk mengidentifikasi apakah ia pernah
mengalami keguguran atau tidak. Sebab apabila
pernah mengalami keguguran dalam riwayat
persalinan sebelumnya akan beresiko untuk
mengalami keguguran pada kehamilan berikutnya
(keguguran berulang).
(5) Persalinan dengan tindakan (operasi sesar, vakum,
forsep).
Catat kelahiran terdahulu, apakah pervaginam,
melalui bedah sesar, dibantu forsep atau vakum.
Jika wanita pada kehamilan terdahulu menjalani
bedah sesar, untuk kehamilan saat ini ia mungkin
melahirkan pervaginam.
(6) Riwayat peradarahan pada persalinan atau pasca
persalinan.
Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami
perdarahan pasca persalinan sebelumnya karena
cenderung dapat bereulang pada kehamilan
berikutnya.
(7) Kehamilan dengan tekanan darah tinggi
Pertanyaan ini perlu ditanyak untuk mendiagnosis
apakah klien beresiko mengalami
53
preeklampsi/eklampsi yang tanda dan gejalanya
merupakan tingginya tekanan darah klien saat
hamil.
(8) Berat bayi <2,5 atau 4 kg.
Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi
apakah bayi kecil untuk masa kehamilan (BKMK)
atau bayi besar untuk masa kehamilan (BBMK).
(9) Masalah lain
Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan
harus ediketahui sehingga dapat dilakukan antispasi
terhadap komplikasi berulang.
f) Riwayat kesehatan, meliputi :
(1) Riwayat kesehatan ibu
Menanyakan kepada klien penyakit apa yang pernah
diderita klien, penyakit yang sedang diderita, apakah
pernah dirawat, berapa lama dirawat, dan dengan
penyakit apa dirawat (Astuti, 2012).
(2) Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan kepada klien apakah mempunyai keluarga
yang saat ini sedang menderita penyakit menular dan
penyakit keturunan. Apabila klien mempunyai
keluarga yang sedang menderita penyakit menular,
sebaiknya bidan menyarankan kepada kliennya
54
untuk menghindari secara langsung dan tidak
langsung bersentuhan fisik atau mendekati keluarga
tersebut untuk sementara waktu agar tidak menular
pada ibu hamil dan janinnya (Astuti, 2012).
(3) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
HIV/AIDS, penyakit menurun atau keturunan
kembar (Nursalam, 2009).
(4) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga
mempunyai keturunan kembar atau tidak (Nursalam,
2009).
(5) Riwayat Operasi
Untuk mengetahui apakah ibu dioperasi atau tidak
(Nursalam, 2009).
g) Riwayat perkawinan
Tanyakan sudah menuikah atau belum menikah, resmi
atau tidak, usia berapa ia menikah, sudah berapa lama
menikah, sudah berapa lama menikah dengan suami
sekarang, isteri keberapa dari suami sekarang (Astuti,
2012).
55
h) Riwayat KB
Tanyakan kepada klien metode KB apa yang selama ini
ia gunakan, lama ia telah menggunakan alat kontasepsi
tersebut, dan apakah ia mempunyai masalah saat
menggunakan alat kontrasepsi tersebut (Astuti, 2012).
i) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Menurut Astuti (2012), antara lain :
(1) Pola Nutrisi
Tanyakan pada klien, apa jenis makanan yang
biasa ia makan, bagaimana porsi makan klien,
frekuensi makan klien per hari, apakah klien
mempunyai pantangan dalam hal makanan, jika
ada diagnosa apakah alasan pantang klien
terhadap makanan tertentu itu benar atau tidak
dari segi ilmu kesehatan.
(2) Personal Hygiene
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia mandi,
frekuensi gosok gigi, frekuensi ganti pakaian, dan
kesersihan vulva.
(3) Pola aktivitas
Tanyakan bagaimana pola aktivitas klien. Beri
anjuran pada klien untuk menghindari
56
mengangkat beban berat, kelelahan, latihan yang
berlebihan dan olahraga berat. Aktivitas harus
dibatasi bila didapatkan penyulit karena dapat
mengakibatkan persalinan prematur, KPD, dan
sebagainya.
(4) Pola Eliminasi
(a) BAB
Tanyakan pada klien apakah BAB nya teratur
atau tidak, warna feses, apakah ada masalah-
masalah dalam eliminasi feses.
(b) BAK
Tanyakan kepada klien seberapa sering ia
berkemih dalam sehari, warna urin, bau urin,
dan apakah ada massalah ddalam proses
eliminasi urin.
(5) Pola tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur siang perlu ditanyakan karena
tidur siang menguntungkan dan baik untuk
kesehatan. Pola tidur malam juga perlu ditanyakan
karena wanita hamil tidak boleh kurang tidur,
apalagi tidur malam, jangan kurang dari 8 jam.
57
(6) Pola seksual
Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda
sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil
tua, karena akan merangsang kontraksi.
(7) Merokok/minuman keras/obat terlarang
Hal ini perlu ditanyakan karena ketiga kebiasaan
tersebut secara langsung dapat memengaruhi
pertumbuhan, perkembangan janin, dan
menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir
rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan
atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan
mental.
j) Menanyakan data psikologis
Menurut Astuti (2012), meliputi :
(1) Respon ibu hamil terhadap kehamilan
Respon ibu hamil pada kehamilan yang
diharapkan yaitu siap untuk kehamilan dan siap
menjadi ibu, lama didambakan, salah satu tujuan
perkawinan.
(2) Respon suami terhadap kehamilan
Respon suami terhadap kehamilan perlu diketahui
untuk lebih memperlancar asuhan kehamilan.
58
Mengingat, suami merupakan sumber dukungan
utama bagi klien dalam menjalani masa-masa sulit
kehamilan.
(3) Dukungan keluarga lain terhadap kehamilan
Tanyakan bagaimana respon dan dukungan
keluarga lain misalnya anak (apabila telah
mempunyai anak), orang tua, serta mertua klien.
(4) Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan perlu ditanyakan karena
untuk mengetahui siapa yang diberi kewenangan
klien mengambil keputusan apabila ternyata bidan
mendiagnosa adanya keadaan patologis bagi
kondisi kehamilan klien yang memerlukan adanya
penanganan serius.
k) Menanyakan data sosial budaya
Menurut Astuti (2012), meliputi:
(1) Tradisi yang mempengaruhi kehamilan
Hal ini perlu ditanyakan karena bangsa Indonesia
mempunyai beraneka ragam suku bangsa yang
tentunya dari tiap ragam suku bangsa yang
tentunya dari tiap suku bangsa tersebut
mempunyai tradisi yang dikhususkan bagi wanita
saat hamil.
59
(2) Kebiasaan yang merugikan kehamilan
Apabila klien mempunyai kebiasaan buruk,
misalnya merokok atau kebiasaan lain yang sangat
merugikan, tentunya bidan harus tegas
mengingatkan bahwa kebiasaan klien tersebut
sangat berbahaya bagi kehamilannya.
2) Data Obyektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan khusus
kebidanan, data penunjang hasil leboratorium seperti
VRDL, HIV, pemeriksaan radiodiagnostik, ataupun USG
yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah (Wildan
dan Hidayat, 2013). Data obyektif meliputi :
1) Status generalis
(a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah
baik, sedang, buruk (Saifuddin, 2007). Keadaan
umum ibu yang menderita KEK adalah baik
(Nugraha, 2009).
(b) Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran
dan respon seseorang terhadap rangsangan dari
lingkungan, yaitu composmentis (normal), apatis
60
(acuh tak acuh), delirium (gelisah, memberontak,
berteriak-teriak), somnolen (kesadaran menurun,
respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur,
namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang),
stupor (kadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
respon terhadap nyeri), coma (tidak bisa
dibangunkan) (Astuti, 2012). Kesadaran ibu hamil
yang menderita KEK adalah composmentis
(Nugraha, 2009).
2) Pemeriksaan Fisik
(a) Tekanan Darah
Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat
tensimeter dan stetoskop. Tekanan darah normal,
sistolik antara 110-140 mmHg dan diastolik
antara 70-90 mmHg (Astuti, 2012).
(b) Suhu
Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5-
37,2oC (Astuti, 2012).
(c) Nadi
Frekuensi nadi normal 60-100 kali/menit,
takikardi >100 kali/menit, dan bradikardi <60
kali/menit (Astuti, 2012).
61
(d) Respirasi
Frekuensi pernafasan, normal (16-24 kali/menit).
Bila frekuensi lebih dari normal disebut takipneu,
sedangkan kurang dari normal disebut bradipneu
(Astuti, 2012).
(e) Tinggi badan
Seorang wanita hamil yang terlalu pendek, yang
tinggi badannya kurang dari 145cm tergolong
resiko tinggi karena kemungkinan besar
persalinan berlangsung kurang lancar (Astuti,
2012).
(f) Berat badan
Untuk mengetahui berat badan pasien kurang dari
40 kg atau tidak, termasuk resti atau tidak
(Saifuddin, 2007). Pada ibu hamil dengan KEK
BB <40 kg (Supariasa, 2010).
(g) LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan atas klien, pada
ibu hamil dengan KEK LILAnya <23,5 cm
(Supariasa, 2010).
62
3) Pemeriksaan sistematis
(a) Kepala
(1) Muka
Meliputi pemeriksaan oedema dan cloasma
gravidarum (Astuti, 2012). Pada ibu hamil
dengan KEK muka tampak pucat (Hidayat,
2006).
(2) Mata
Meliputi pemeriksaan conjungtiva, sclera dan
oedema (Astuti, 2012). Pada ibu hamil
dengan KEK conjungtiva tampak pucat dan
sklera berwarna putih (Saifuddin, 2007).
(3) Hidung
Meliputi pemeriksaaan secret dan polip
(Astuti, 2012).
(4) Telinga
Meliputi pemeriksaaan tanda infeksi,
serumen, dan kesimetrisan (Astuti, 2012).
(5) Mulut
Meliputi pemeriksaan keadaan bibir,
stomatitis, karies dan lidah (Astuti, 2012).
63
(b) Leher
Meliputi pemeriksaaan pembesaran kelenjar
limfe, pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan
vena jugularis atau tumor (Astuti, 2012).
(c) Dada dan Mammae
Meliputi pemeriksaan :
(1) Pembesaran, simetris, areola, puting,
kolostrum, dan tumor.
(2) Retraksi pembesaran kelenjar limfe ketiak,
massa dan nyeri tekan
(Astuti, 2012).
(d) Ekstremitas
Meliputi pemeriksaan : oedema, varices, kuku
jari dan refleks patella (Astuti, 2012).
5) Pemeriksaan Khusus Obstetri
(a) Abdomen
(1) Inspeksi
Meliputi pemeriksaan : luka bekas operasi,
pembesaran perut, linea nigra, striae
gravidarum (Astuti, 2012).
(2) Palpasi
Pergerakan janin :untuk
mengetahuiintensitasda
64
ndurasinya janin.
Dikenal adanya
gerakan 10, yang
artinya dalam waktu 12
jam normal gerakan
janin minimal 10 kali.
Leopold I : Untuk mengetahui
tinggi fundus uteri dan
bagian yang berada
pada bagian fundus.
Leopold II : Untuk mengetahui
letak janin memanjang
atau melintang dan
bagian janin yang
teraba disebelah kiri
atau kanan.
Leopold III : Untuk menentukan
bagian yang ada di
bawah (presentasi).
Leopold IV : Untuk menentukan
apakah bagian bawah
janin sudah masuk
panggul atau belum.
65
Mc. Donald : Untuk mengetahui
TFU dengan pita ukur
dari tepi atas sympisis
sampai fundus uteri.
TBJ : Untuk menghitung
tafsiran berat janin
dengan rumus (TFU
dalam cm) – n x 155
gram. Bila kepala di
atas atau pada spina
ischiadica maka n=12.
Bila kepala dibawah
spina ischiadica maka
n=11.
(Kusmiyati, 2009)
(3) Auskultasi
Meliputi pemeriksaan Denyut Jantung Janin
(DJJ) (Astuti, 2012). DJJ janin normal 120-160
kali permenit. Apabila kurang dari 120x/menit
disebut bradikardi, sedang lebih dari 160x/menit
disebut tachicardi. Waspada adanya gawat janin
(Kusmiyati, 2009).
66
6) Pemeriksaan panggul
Untuk mengetahui kesan panggul, ukuran distansia
spinarum (jarak antara spina iliaka anterior superior
kanan dan kiri) normal 23 cm – 26 cm, ukuran distansia
kristarum (jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan
kiri) normal 26 cm – 29 cm , ukuran konjugata eksterna
(jarak antar tepi atas simfisis dan prosesus spinosus
lumbal V) normal 18 cm - 20cm sedangkan ukuran
panggul normal (dari tepi atas simfisis pubis,
mengelilingi ke belakang melalui pertengahan SIAS dan
trochanter mayor kanan, ke ruas lumbal V dan kembali
ke simfisis melalui pertengahan SIAS dan trochanter
mayor kiri dan berakhir di tepi atas simfisis) yaitu 80 –
90 cm (Astuti, 2012).
7) Anogenital
(a) Vulva vagina
Meliputi kebersihan, pengeluaran pervagina,
kebersihan (Kusmiyati, 2009).
(b) Perineum
Ada bekas luka atau tidak, ada keluhan lain atau
tidak.
67
(c) Anus
Ada hemoroid atau tidak, ada keluhan lain atau tidak
(Kusmiyati, 2009).
8) Data penunjang
Data penunjang dilakukan untuk menegakkan diagnosa
(Nursalam, 2009). Data penunjang merupakan hasil
pemeriksaan laboratorium Test Hb menggunakan HB
Sahli. Pada ibun hamil dengan Kekurangan Energi
Kronis (KEK) HB adalah < 11 gr% (Supariasa, 2010).
b. Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasikan data
secara benar terhadap diagnosa atau masalah kebutuhan pasien.
Masalah atau diagnosis yang spesifik dapat ditemukan
berdasarkan interpretasi yang benar terhadap data dasar. Selain
itu, sudah terpikirkan perencanaan yang dibutuhkan terhadap
masalah (Wildan dan Hidayat, 2013).
1) Diagnosa Kebidanan
Ny. X umur x tahun, GxPxAx hamil x minggu, janin
tunggal/ganda, hidup intra/ekstra uteri, letak
memanjang/melintang, punggung kanan/kiri, presentasi
bokong/kepala dengan Kekurangan Energi Kronis
(Yulaikah, 2009).
68
Dasar
a) Data subyektif pada kasus KEK
(1) Ibu mengatakan lelah, letih, lesu, lunglai.
(2) Ibu mengatakan susah buang air besar.
(3) Ibu mengatakan nafsu makan berkurang.
(4) Ibu mengatakan kadang-kadang pusing.
(5) Ibu mengatakan mudah mengantuk.
(Supariasa, 2010)
b) Data obyektif pada kasus KEK
(1) Kesadaran : composmentis , keadaan umum : baik
(Nugraha, 2009)
(2) Berat Badan Ibu kurang dari 40 kg atau tampak
kurus. (Supariasa, 2010).
(3) LILA ibu kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2010).
(4) Inspeksi : Muka : Tampak pucat
(Hidayat, 2006)
Mata : Konjungtiva pucat
(Saifuddin, 2007)
(5) Data penunjang Lab : Hb < 11 gr%
(Supariasa, 2010)
2) Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah “masalah” dan
“diagnosis”. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa
69
masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi
tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang
menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan
bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap
diagnosisnya (Sulistyawati, 2009). Masalah psikologi yang
biasa terjadi pada ibu hamil KEK adalah cemas, panik, takut
(Winkjosastro, 2007)
3) Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2009).
Kebutuhan yang muncul pada ibu hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis adalah informasi tentang KEK
(Saifuddin, 2007) dan support mental (Rukiah, 2009).
c. Langkah III : Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau
diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang
lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati
kondisi klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi
(Sulistyawati, 2009).
70
Pada kasus KEK , bagi ibu : Bila ibu hamil mengalami gizi
kurang maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain : dapat
melemahkan fisiknya yang pada akhirnya menyebabkan
perdarahan, abortus, dan infeksi (Susilowati, 2008). Bagi bayi :
Resiko bayi yang terlahir dari ibu hamil yang menderita KEK
akan mengalami keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum
(mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) (Kristiyanasari, 2010).
d. Langkah IV : Antisipasi Masalah atau Tindakan Segera
Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada
beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera
(emergensi) dimana bidan harus segera melakukan tindakan
untuk menyelematkan pasien, namun kadang juga berada pada
situasi pasien yang memerlukan tindakan segera sementara
menunggu instruksi dokter, atau bahkan mungkin juga situasi
pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain.
Di sini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu
melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan
tepat dan aman (Sulistyawati, 2009).
Dengan diagnosa atau masalah potensial, maka tindakan
antisipasi yang dilakukan antara lain meliputi tindakan mandiri
71
bidan, yaitu pemberian terapi berupa makanan tambahan, tablet
Fe, serta memberikan motivasi pada ibu berupa meningkatakan
pengetahuan tentang pentingnya keluarga sadar gizi. Tindakan
kolaborasi dengan dokter, kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pengaturan pola konsumsi makanan dan tindakan rujukan ke
Rumah Sakit (Dinkes, 2010).
e. Langkah V : Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
berdasarkan langkah sbeblumnya. Semua perencanaan yang
dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi
pengetahuan, teori yang up to date, perawatan berdasarkan
bukti (evidence based care), serta divalidasikan dengan asumsi
mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien
(Sulistyawati, 2009). Rencana asuhan pada ibu hamil dengan
Kekurangan Energi Kronis, antara lain :
1) Anjurkan ibu makan makanan bergizi (Proverawati dan
Siti, 2009).
2) Ajarkanmenyusun menu seimbang bagi ibu hamil
(Proverawati dan Siti, 2009).
3) Berikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil)
4) Beri informasi tentang tablet Fe dan anjurkan pada ibu
untuk mengkonsumsi tablet Fe (Waryana, 2010).
72
5) Anjurkan rutin memeriksakan kehamilan minimal 4 kali
selama hamil (Waryana, 2010).
6) Pantau kenaikan berat badan ibu dan LILA (Waryana,
2010).
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara
efisien dan aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan
oleh bidan, pasien, atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan
tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab
perencanaan (Sulistyawati, 2009). Pada langkah ini
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat, antara lain :
1) Menganjurkan ibu makan makanan bergizi (Proverawati
dan Siti, 2009).
2) Mengajarkanibu menyusun menu seimbang bagi ibu hamil
(Proverawati dan Siti, 2009).
3) Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil).
4) Memberikan informasi tentang tablet Fe dan menganjurkan
pada ibu untuk mengkonsumsi tablet Fe secara teratur
(Waryana, 2010).
73
5) Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan
minimal 4x secara teratur (Waryana, 2010).
6) Memantau kenaikan berat badan ibu dan mengukur LILA
(Kristiyanasari, 2010).
g. Langkah VII : Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang
kita berikan kepada pasien (Sulistyawati, 2010). Evaluasi yang
diharapkan dari tindakan yang telah dilakukan pada kasus
Kekurang Energi Kronik menurut Supariasa (2010), adalah :
1) Terjadi peningkatan kadar Hb.
2) Terjadi peningkatan BB.
3) Terjadi peningkatan LILA.
4) Ibu mengatakan sudah tidak mudah lelah dan sudah fresh.
5) Ibu mengatakan BAB nya sudah lancar.
6) Ibu mengatakan nafsu makannya bertambah.
7) Ibu mengatakan sudah tidak sering pusing.
8) Ibu mengatakan sudah tidak mudah mengantuk.
3. Data Perkembangan
Dalam setiap tindakan dilakukan dicantumkan catatan
perkembangan sehingga tenaga kesehatan mampu menilai apakah tujuan
74
asuhan tercapai atau tidak (Varney, 2007).Menurut Walyani (2015), SOAP
merupakan singkatan dari :
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam
data fokus untuk mendukung assessment.
A : Assesment
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data
atau informasi subyektif maupun obyektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan.
P : Planning
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang untuk
mengusahakan tercapainya kondisi klien yang sebaik mungkin.
C. Landasan Hukum
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007
Asuhan dan konseling selama kehamilan kompetensi ke-3 : Bidan
memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
75
kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan,
atau rujukan dari komplikasi tertentu.
Pengetahuan Dasar
1. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
2. Siklus menstruasi dan proses konsepsi.
3. Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4. Tanda-tanda dan gejala kehamilan.
5. Mendiagnosa kehamilan.
6. Perkembangan normal kahamilan.
7. Komponen riwayat kesehatan.
8. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.
9. Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran
dan/ atau tinggi fundus uteri.
10. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis
gravidarum, kehamilan ektopikn terganggu, abortus imminen,
molahydatosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan
letak serta pre eklamsia.
11. Nilai normal dari pemeriksaan laboratorium seperti haemoglobin
dalam darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.
12. Perkembangan normal dari kehamilan : perubahan bentuk fisik,
ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang
diharapkan.
76
13. Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak
kehamilan terhadap keluarga.
14. Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah
dada, ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan
dan aktivitas (senam hamil).
15. Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin.
16. Penatalaksanaan imunisasi pada wanita hamil.
17. Pertumbuhan dan perkembangan janin.
18. Persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.
19. Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut
kelahiran bayi.
20. Tanda-tanda dimulainya persalinan.
21. Promosi dan dukungan pada ibu menyusui.
22. Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan
persalinan dan kelahiran.
23. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.
24. Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.
25. Penggunaan obat-obatan tradisional nramuan yang aman untuk
mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan.
26. Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol, dan
obat terlarang bagi wanita hamil dan janin.
77
27. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa
seperti pre-eklampsia, perdarahan pervaginam, kelahiran
premature, anemia berat.
28. Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin.
78
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Jenis laporan ini adalah studi kasus dengan metode observasional
deskriptif. Penelitian observasional yaitu melakukan pengamatan atas
perilaku objek dan bersifat partisipatif dan non partisipatif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang didalamnya tidak ada analisis
hubungan antarvariabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat
umum yang membutuhkan jawaban di mana, kapan, berapa banyak,
siapa, dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat,
2014).
Studi kasus ini dilakukan dengan cara mengamati dan
menggambarkan asuhan pada ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di Puskesmas Plupuh 2
Sragen.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan rencana tempat yang dilakukan oleh
penulis dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2014).
Studi kasus ini dilakukan di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
78
79
C. Subjek Studi Kasus
Subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar
penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2010). Subjek studi
kasus ini adalah ibu hamil Ny. P umur 21 tahun G1P0A0 dengan
Kekurangan Energi Kronis.
D. WaktuStudi Kasus
Waktu pelaksanaan adalah perkiraan waktu yang diperlukan
peneliti dalam pengambilan kasus (Nursalam, 2013). Studi kasus ini
dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 – Juni 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen merupakan alat ukur dalam penelitian (Hidayat, 2014).
Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data dalam studi kasus
ini adalah dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan 7 langkah Varney dan SOAP untuk pendokumentasian
data perkembangan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis :
1. Data primer
80
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek/objek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo,
2009). Data primer diperoleh dengan cara :
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini
memberikan hasil secara langsung. Metode dapat dilakukan
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara
mendalam serta jumlah responden sedikit (Hidayat, 2014).
Wawancara dilakukan pada ibu hamil Ny. P, keluarga dan
bidan.
a. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden
penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan
diteliti. Dalam metode observasi ini, instrumen yang dapat
digunakan antara lain : lembar observasi, panduan pengamatan
(observasi) atau lembar checklist (Hidayat, 2014).
Pada kasus ini penulis memperoleh data objektif yaitu
melakukan pengamatan langsung pada klien diantaranya
observasi tentang keadaan umum, penimbangan BB, dan
pengukuran LILA untuk mengetahui perkembangan dan
perawatan yang telah dilakukan.
81
b. Pemeriksaan Fisik
Menurut Nursalam (2009), ada 4 teknik dalam pemeriksaan
fisik yaitu :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah proses observasi yang dilakukan sistematis
dengan menggunakan indera penglihat, pendengar, dan
penciuman sebagain suatu alat untuk mengumpulkan data
(Nursalam, 2009). Pada kasus KEK akan dilakukan
pemeriksaan turgor kulit, pernafasan, dan nadi (Waryana,
2010). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan turgor kulit,
pernafasan dan nadi.
2) Palpasi
Suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan
jari adalah suatu instrumen yang sensitive yang digunakan
untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor kulit,
bentuk, kelembaban dan ukuran (Nursalam, 2009). Dalam
kasus KEK dilakukan pemeriksaan Leopold I–IV
(Prawirohadjo, 2006). Pada kasus ini dilakukan
pemeriksaan turgor kulit dan Leopold.
3) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk
untuk membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan
tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi yang
82
bertujuan untuk mengidentifikasi, lokasi, ukuran dan
konsistensi jaringan (Nursalam, 2009). Pada kasus ini
dilakukan dengan cara memeriksa refleks patella dengan
memakai hammer (Prawirohardjo, 2005). Pada kasus ini
dilakukan pemeriksaan refleks patella.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan
suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan
stetoskop (Nursalam, 2009).
Dalam kasus ini stetoskop digunakan untuk mendeteksi
bunyi jantung pasien dan mendeteksi detak jantung janin
(Simkin, 2005). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan DJJ
pada janin dengan Stetoskop Laennec.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode
baik secara komersial maupun non komersial (Riwidikdo, 2009).
Data sekunder diperoleh dengan cara :
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan metode pengumpulan data
dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli.
Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel, atau daftar
83
periksa, dan film dokumenter (Hidayat, 2014). Dalam kasus ini,
dokumentasi dilakukan dengan cara pengumpulan data yang
diambil dari rekam medik di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis
dari permasalahan penelitian. Delain itu studi kepustakaan juga
merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap
karya publikasi dan non publikasi (Hidayat, 2014). Pada kasus
ini studi kepustakaan berupa buku-buku refrerensi, artikel
internet, karya ilmiah yang terdahulu, dan sumber pustaka
lainnya yang menunjang studi kasus ini dari tahun 2009-2016.
G. Alat-Alat yang Dibutuhkan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain :
1. Alat dan pengambilan data
a. Format pengkajian pada ibu hamil
b. Buku tulis
c. Bolpoin
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a. Timbangan berat badan
b. Alat pengukur tinggi badan
c. Termometer
84
d. Jam tangan
e. Stetoskop
f. Spygmomanometer
g. Metlin
h. Pita LILA
i. Hammer
3. Alat dan bahan yang digunakan dalam pendokumentasian adalah
buku kesehatan ibu anak, alat tulis.
H. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian merupakan sesuatu yang harus dilakukan karena
dapat memberikan rencana secara jelas dalam proses pelaksanaan
penelitian. Jadwal penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan,
dan penyusunan laporan penelitian (Hidayat, 2014). Jadwal studi kasus
initerlampir.
85
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
1. Tinjauan Kasus
Ruang : KIA
Tanggalmasuk :25 Maret 2016
No Register : 01223076
I. Pengkajian
A. Identitas Ibu Identitas Suami
1. Nama : Ny. P Nama : Tn. P
2. Umur : 21 Tahun Umur : 25 Tahun
3. Agama : Islam Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Jabung, Rt. 02 Plupuh , Sragen
B. Anamnesa (Data Subyektif)
Tanggal : 25 Maret 2016 Pukul : 15.00 WIB
1. Keluhan utama pada waktu masuk (alasan datang)
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu
mengeluh kurang nafsu makan, sejak kemarin sore merasa mual,
sering merasa pusing, badan lemes, dan mudah mengantuk.
86
2. Riwayat menstruasi
a. Menarche
Ibu mengatakan menstruasi pertama kali pada umur 14 tahun.
b. Siklus
Ibu mengatakan jarak menstruasi sekarang dengan menstruasi
yang akan datang adalah 28 hari.
c. Lama
Ibu mengatakan biasanya menstruasi selama 7 hari.
d. Banyaknya
Ibu mengatakan biasanya sehari ganti pembalut 3 kali.
e. Teratur/tidak teratur
Ibu mengatakan menstruasinya teratur.
f. Sifat darah
Ibu mengatakan darah menstruasinya biasanya encer dan
berwarna merah segar.
g. Dismenorhoe
Ibu mengatakan kalau menstruasi tidak pernah merasakan nyeri
perut sampai mengganggu aktivitas.
3. Riwayat hamil ini
a. HPHT : 1-11-2015
b. HPL : 8-8-2016
87
c. Gerakan Janin
Ibu mengatakan sudah mulai merasakan gerakan janin saat usia
kehamilan 4 bulan.
d. Keluhan-keluhan pada
1) Trimester I
Ibu mengatakan mual, pusing, dan badan terasa lemas.
2) Trimester II
Ibu mengatakan kurang nafsu makan, sering pusing, mual,
dan badan terasa lemas.
e. ANC
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 3 kali pada usia
kehamilan 8 minggu, 12 minggu, dan 18+2
minggu.
f. Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan informasi tentang cara
mengatasi mual pada usia kehamilan 8 minggu, nutrisi ibu hamil
pada usia kehamilan 12 minggu, dan tablet Fe pada usia
kehamilan 18+2
minggu.
g. Imunisasi TT
Ibu mengatakan sudah imunisasi TT 2x yaitu TT1 saat capeng
dan TT2 1 bulan setelah TT1.
h. Kekhawatiran khusus
88
Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya karena ibu sering
pusing, nafsu makan berkurang, dan sering mual dan takut
keadaannya membahayakan janinnya.
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan merasa pusing, mual, badan lemas sejak
kemarin sore.
b. Riwayat penyakit sistemik
1) Jantung
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit pada dada
sebelah kiri, dada berdebar-debar, tidak mudah lelah saat
beraktivitas ringan, tidak pernahmengeluarkan keringat
dingin pada telapak tangan.
2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sakit pada
pinggang kanan / kiri dan tidak pernah mengeluh sakit saat
BAK.
3) Asma
Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sesak nafas.
4) TBC
Ibu mengatakan tidak pernah batuk > 2 minggu disertai
darah.
5) Hepatitis
89
Ibu mengatakan pada kulit, wajah, mata, dan kuku tidak
pernah berwarna kuning.
6) DM
Ibu mengatakan tidak pernah merasa lapar dan haus pada
malam hari dan tidak sering BAK >7x pada malam hari.
7) Hipertensi
Ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah ≥140/90
mmHg
8) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang sampai
keluar busa dari mulut.
9) Lain-lain
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain yang
serius ataupun menular seperti HIV/AIDS, Gonorhea,
Sifilis, dll).
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
penyakit jantung, hipertensi, DM maupun penyakit menular
seperti HIV/AIDS, Hepatititis, TBC.
d. Riwayat keturunan kembar
90
Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi maupun
tindakan bedah apapun.
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan status perkawinannya sah, menikah 1 kali pada
umur 20 tahun dengan suami umur 24 tahun, lamanya sudah 1 tahun
dan belum mempunyai anak.
6. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah memakai alat kontrasepsi apapun
baik yang alami maupun yang hormonal.
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl/ th
partus
Tempat
partus
UK
(bln)
Jenis
Partus
Penol
ong
ANAK NIFAS Kead Anak
Sekarang Jenis
(P/L)
BB
(gr)
PB
(cm)
Kead Laktasi
Hamil
Sekarang
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Sebelum Hamil
91
Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang dengan nasi,
sayur, lauk dan terkadang diselingi buah, minum ±6 gelas
air putih dan 1 gelas es teh.
2) Selama hamil
Ibu mengatakan nafsu makannya menurun yaitu makan 2x
sehari porsi kecil dengan ½ piring nasi, lauk, sayur bening,
terkadang diselingi buah, minum ±6 gelas air putih sehari
dan 1 gelas teh hangat setiap pagi hari dan menghindari
jenis makanan tertentu karena mual.
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan BAK 5-6 kali/hari, warna kuning jernih,
dan bau khas urine, BAB 1kali/hari konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan, dan bau khas feses.
2) Selama hamil
Ibu mengatakan BAK 6-7 kali/hari, warna kuning jernih,
dan bau khas urine, BAB 1kali/hari konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan, dan bau khas feses.
c. Aktivitas
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah dibantu ibu
mertua.
92
2) Selama hamil
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah dibantu ibu
mertua.
d. Istirahat / Tidur
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam/hari dan tidur malam ±6
jam/hari.
2) Selama hamil
Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam/hari dan tidur malam ±6
jam/hari.
e. Seksualitas
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 3x seminggu.
2) Selama hamil
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1x seminggu.
f. Personal Hygiene
1) Sebelum hamil
Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas
3x/minggu, dan ganti baju 2x/hari.
2) Selama hamil
Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas
2x/minggu, dan ganti baju 2x/hari.
93
g. Psikososial budaya
1) Perasaan menghadapi persalinan ini
Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya
namun juga merasa cemas karena nafsu makan menurun
dan takut terjadi apa-apa pada janinnya.
2) Kehamilan ini direncanakan / tidak
Ibu mengatakan kehamilannya ini sangat direncanakan.
3) Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan ingin mempunyai anak perempuan dan
suami juga mengatakan ingin mempunyai anak perempuan
karena di dalam keluarganya kebanyakan anaknya laki-laki.
4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan suami dan keluarganya sangat mendukung
kehamilannya.
5) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal dirumah bersama suami dan
mertuanya.
6) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun, Ibu
hanya menghindari makanan yang memicu mual.
7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan akan melakukan acara mitoni saat usia
kehamilan 7 bulan.
94
h. Penggunaan obat-obatan, jamu / rokok
Ibu mengatakan tidak pernah merokok dan mengkonsumsi obat-
obatan terlarang serta ibu tidak suka minum jamu. Keluarga
yang dirumah hanya suami saja yang merokok.
C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Status generalis
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV
TD : 110/70 mmHg, R : 24 x/menit
N : 88x/menit , S : 36,7 0
C
d. TB : 150 cm
e. BB sebelum hamil : 40 kg
f. BB sekarang : 40 kg
g. LILA : 20 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Panjang, lurus, kusam, kusut.
2) Muka : Pucat, tidak oedema.
3) Mata
a) Oedema : Tidak oedema.
b) Conjungtiva : Pucat
c) Sclera : Putih
95
4) Hidung
Bersih, tidak ada secret, dan tidak ada benjolan.
5) Telinga
Bersih, tidak ada serumen, simetris.
6) Mulut / gigi / gusi
Bersih, mulut tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, gusi
tidak berdarah.
b. Leher
1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran.
2) Tumor : Tidak ada benjolan.
3) Kelenjar limfe :Tidak ada pembesaran.
c. Dada dan axilla
1) Mammae
a) Membesar : Normal.
b) Tumor : Tidak ada benjolan.
c) Simetris : Simetris kanan dan kiri.
d) Areola : Hiperpigmentasi.
e) Puting susu : Bersih, menonjol.
f) Kolostrum : Belum keluar.
2) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada.
b) Nyeri : Tidak ada.
96
d. Ekstremitas
1) Varices : Tidak ada.
2) Oedema : Tidak ada.
3) Reflek Patella : (+) kanan dan kiri.
4) Kuku : Pucat, bersih, dan tidak panjang.
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut : Sesuai umur kehamilan.
b) Bentuk Perut : Memanjang.
c) Linea alba / nigra : Linea alba.
d) Striae albican / livide : Tidak ada.
e) Kelainan : Tidak ada.
f) Pergerakan janin : Tidak ada.
2) Palpasi
a. Kontraksi : Tidak ada.
b. Leopold I
TFU : 3 jari dibawah pusat. Teraba ballotement.
c. Leopold II
Tidak dilakukan.
d. Leopolod III
Tidak dilakukan.
97
e. Leopold IV
Tidak dilakukan.
3) TFU Mc. Donald : Tidak dilakukan
4) TBJ : Tidak dilakukan.
5) Auskultasi
DJJ : Punctum maximum : Tidak dilakukan .
Frekuensi : Tidak dilakukan.
Teratur / tidak : Tidak dilakukan.
b. Pemeriksaan Panggul
1) Kesan panggul : Ginekoid.
2) Distansia Spinarum : 22 cm (23-26 cm)
3) Distansia Kristarum : 24 cm (26-29 cm)
4) Konjugata Eksterna : 18 cm (18-20 cm)
5) Lingkar Panggul : 85 cm (80-90 cm)
c. Anogenital
1) Vulva Vagina
a) Varices : Tidak dilakukan.
b) Luka : Tidak dilakukan.
c) Kemerahan : Tidak dilakukan.
d) Nyeri : Tidak dilakukan.
e) Kelenjar Bartholini : Tidak dilakukan.
f) Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan.
98
2) Perineum
a) Bekas luka : Tidak dilakukan.
b) Lain-lain : Tidak dilakukan.
3) Anus
a) Haemorhoid : Tidak dilakukan.
b) Lain-lain : Tidak dilakukan.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pada tanggal 14 Maret 2016 , Pukul : 09.15 WIB
Golongan Darah : O
Hb : 9,1 gr%
b. Pemeriksaan Penunjang Lain
Tidak dilakukan.
II. InterpretasiData
Tanggal : 25 Maret 2016 Pukul : 16.00 WIB
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 20+2
minggudengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.
Data Dasar
DS :
1. Ibu mengatakan bernama Ny. P dan berumur 20 tahun.
99
2. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 1
November 2015.
3. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan belum pernah
keguguran.
4. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu
mengeluh kurang nafsu makan, sejak kemarin sore merasa
mual, sering merasa pusing, badan lemes, dan mudah
mengantuk.
DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 110/70 mmHg.
N : 88 x/menit.
S : 36,7 0C
R : 24 x/menit.
4. TB : 150 cm
5. BB sebelum hamil : 40 kg
6. BB sekarang : 40 kg
7. LILA : 20 cm
8. Pemeriksaan Laboratorium
Golongan darah : O
Hb : 9,1 gr%
100
9. Inspeksi
a. Muka : Tampak pucat.
b. Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih.
10. Palpasi
1. Leopold I
TFU : 3 jari dibawah pusat. Teraba ballotement.
2. Leopold II
Tidak dilakukan.
3. Leopolod III
Tidak dilakukan.
4. Leopold IV
Tidak dilakukan.
B. Masalah
Ibu mengatakan merasa cemas dan takut menghadapi kehamilannya
karena takut keadaannya akan membahayakan janinnya.
C. Kebutuhan
Dukungan moral pada ibu agar kecemasannya berkurang.
III. Diagnosa Potensial
Potensial terjadi perdarahan, abortus, infeksi, partus lama.
101
IV. Tindakan Segera
Pemberian terapi berupa makanan tambahan, tablet Fe, serta memberikan
motivasi pada ibu tentang pentingnya keluarga sadar gizi.
V. Rencana Tindakan
Tanggal : 25 Maret 2016 Pukul : 16. 10 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK).
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anjurkan ibu
untuk makan makanan bergizi seimbang.
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang tablet Fe dan anjurkan ibu
mengkonsumsi tablet Fe teratur.
5. Berikan makanan tambahan (PMT).
6. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
7. Berikan ibu terapi obat.
8. Anjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan.
9. Observasi Hb tiap bulan.
10. Observasi kenaikan BB ibu dan LILA tiap minggu.
11. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
102
VI. Pelaksanaan
Tanggal : 25 Maret 2016
1. Pukul 16.20 WIB
Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu :
a. TTV : TD : 110/70 mmHg.
N : 88 x/menit.
S : 36,7 0C.
R : 24 x/menit.
b. BB : 40 kg.
c. LILA :20 cm (Normalnya >23,5 cm).
2. Pukul 16.40 WIB
Memberikan pendidikan kesehatan tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK) berupa pengertian, tanda dan gejala, akibat, dan pencegahan.
3. Pukul 16.50 WIB
Memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan
anjurkan ibu untuk makan makanan bergizi yang mengandung :
a. Karbohidrat (nasi, gandum, jagung)
b. Protein (tempe, telur, susu, tempe, daging sapi, ayam)
c. Serat (sayur dan buah)
d. Vitamin (sayur dan buah)
e. Mineral (Fe, asam folat)
f. Minum air putih 2,5-3 liter/hari.
103
4. Pukul 17.00 WIB
Memberikan pendidikan kesehatan tentang tablet Fe dan anjurkan ibu
mengkonsumsi tablet Fe teratur.
5. Pukul 17.10 WIB
Memberikan makanan tambahan (PMT) berupa susu ibu hamil dan
biskuit untuk ibu hamil.
6. Pukul 17.15 WIB
Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup yaitu tidur siang ±2 jam dan
tidur malam ±8 jam.
7. Pukul 17.20 WIB
Memberikan ibu terapi obat dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya secara teratur :
a. Tablet Fe 500 mg 1x1 (10 tab)
b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)
c. Vit. C 250 mg 1x1 (10 tab)
8. Pukul 17.25 WIB
Menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan 1 minggu lagi
atau jika ada keluhan.
9. Pukul 17.30 WIB
Mengobservasi Hb tiap bulan, kenaikan BB ibu dan LILA tiap
minggu.
104
10. Pukul 17.35 WIB
Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu
lagi.
VII. Evaluasi
Tanggal : 25 Maret 2016 Pukul : 17.40 WIB
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu sudah mengetahui tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK)
3. Ibu sudah mengetahui tentang gizi ibu hamil dan ibu bersedia untuk
memenuhi kebutuhan gizi seimbang.
4. Ibu sudah mengetahui tentang tablet Fe dan ibu bersedia minum tablet
Fe secara teratur di malam hari.
5. Ibu sudah mendapatkan makanan tambahan berupa susu ibu hamil dan
biskuit ibu hamil.
6. Ibu bersedia untuk istirahat cukup.
7. Ibu sudah mendapatkan terapi obat dan ibu bersedia minum obat
teratur.
8. Ibu bersedia memeriksakan kehamilannya secara teratur.
9. Ibu mengerti bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
105
DATA PERKEMBANGAN I
(KUNJUNGAN RUMAH)
Tanggal : 1 April 2016 Pukul : 16.00 WIB
S : Subjektif
a. Ibu mengatakan masih mual.
b. Ibu mengatakan sudah meminum susu setiap hari dan ibu tidak
merasakan mual karena susu yang diminum rasa coklat dan makan
biskuit yang diberikan Bidan.
c. Ibu mengatakan sudah meminum obat yang diberikan Bidan secara
teratur.
O : Objektif
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 86x/menit
S : 36,8 0
C
R : 20x/menit
d. TB : 150 cm
e. BB Sekarang : 40 kg
f. LILA : 20 cm
g. Hb : 9,1 gr% (14 Maret 2016)
106
h. Inspeksi
Muka : Tampak pucat
Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih.
i. Palpasi
1. Leopold I
TFU : 3 jari dibawah pusat. Teraba ballotement.
2. Leopold II
Tidak dilakukan.
3. Leopolod III
Tidak dilakukan.
4. Leopold IV
Tidak dilakukan.
A : Assesment
Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 21+2
minggu dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.
P : Planning
Tanggal : 1 April 2016
1. Pukul 16.30 WIB
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan :
a. TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 86x/menit
S : 36,8 0
C
107
R : 20x/menit
b. BB : 40 kg
c. LILA : 20 cm (Normalnya >23,5 cm)
2. Pukul 16.40 WIB
Memberitahu ibu tentang cara mengatasi mual yaitu :
a. Makan sedikit tapi sering.
b. Menghindari makan makanan yang berminyak dan berbau tajam
serta makanan pedas
c. Menghindari makanan yang mengandung gas (kol, nangka,
durian, makanan hasil fermentasi seperti tape ketan, tape
singkong, sawi hijau).
d. Makan makanan yang banyak mengandung vitamin C (jeruk,
jambu biji, apel).
3. Pukul 16.50 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan
prinsip gizi seimbang.
4. Pukul 16.55 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup dan
menghindari aktivitas yang berat.
5. Pukul 17.00 WIB
Memberikan ibu susu hamil rasa coklat karena kalau selain rasa
coklat ibu sering mual dan menganjurkan ibu untuk minum susu
teratur sehari sekali.
108
6. Pukul 17.05 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap makan biskuit yang telah diberikan
sesudah bangun tidur.
7. Pukul 17.10 WIB
Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan pada ibu
untuk meminumnya secara teratur :
a. Tablet Fe 500 mg 1x1 (10 tab)
b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)
c. Vit. C 250 mg 1x1 (10 tab)
8. Pukul 17.15 WIB
Memberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan
rumah 1 minggu lagi untuk memantau LILA dan BB ibu.
Evaluasi
Tanggal : 1 April 2016 Pukul : 17.20 WIB.
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Ibu sudah mengetahui cara mengatasi mual.
c. Ibu bersedia untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi seimbang.
d. Ibu bersedia untuk tetap istirahat cukup.
e. Ibu bersedia untuk minum susu teratur.
f. Ibu bersedia untuk makan biskuit dulu sebelum beranjak dari tempat tidur.
g. Ibu sudah diberikan terapi obat dan bersedia minum obat teratur.
h. Ibu mengerti bahwa akan dilakukan kunjungan rumah satu minggu lagi.
109
DATA PERKEMBANGAN II
(KUNJUNGAN RUMAH)
Tanggal : 9 April 2016 Pukul : 15.00 WIB.
S : Subjektif
4. Ibu mengatakan sudah makan dengan gizi seimbang yaitu nasi,
lauk tempe/tahu, sayur bening, camilan buah jeruk, dan susu.
5. Ibu mengatakan sudah istirahat cukup dan pekerjaan rumah yang
berat dibantu ibu mertua.
6. Ibu mengatakan tiap pagi selalu makan biskuit sebelum beranjak
dari tempat tidur.
7. Ibu mengatakan sudah tidak mual.
8. Ibu mengatakan selalu rutin minum obat yang telah diberikan.
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 88x/menit
S : 36,5 0
C
R : 22x/menit
4. TB : 150 cm
5. BB Sekarang : 41 kg
110
6. LILA : 20,5 cm
7. Hb : 9,1 gr% (14 Maret 2016)
8. Inspeksi
Muka : Tampak pucat
Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih.
9. Palpasi
a. Leopold I
TFU : 3 jari dibawahpusat. Teraba ballotement.
b. Leopold II
Tidak dilakukan.
c. Leopolod III
Tidak dilakukan.
d. Leopold IV
Tidak dilakukan.
A : Assesment
Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 22+3
minggu dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.
P : Planning
Tanggal : 9 April 2016
1. Pukul 15.15 WIB
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu :
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 88x/menit
111
S : 36,5 0
C
R : 22x/menit
4. BB : 41 kg ( Ada kenaikan 1 kg)
5. LILA : 20,5 cm ( Ada kenaikan 0,5 kg)
2. Pukul 15.30 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
gizi seimbang.
3. Pukul 15.35 WIB
Menganjurkan ibu untuk minum es krim sehari sekali karena dalam
100 gram es krim mengandung kalori (207 kkal) serta 16 gr gula yang
dapat menaikkan berat badan ibu dan mengandung kalsium yang
berfungsi sebagai pembentuk tulang pada janin dan menjaga tulang
ibu agar tetap kuat.
4. Pukul 15.40 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap minum susu dan makan makanan
tambahan seperti roti dan bubur kacang hijau.
5. Pukul 15.45 WIB
Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya secara teratur:
a. Fe 500 mg 1x1 (10 tab)
b. Kalk 250 mg 1x1(10 tab)
c. Vit.C 250 mg 1x1 (10 tab)
112
6. Pukul 15.50 WIB
Memberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah
1 minggu lagi untuk memantau LILA dan BB ibu.
Evaluasi
Tanggal : 9 April 2016 Pukul : 16.00 WIB.
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu bersedia untuk tetap makan dengan gizi seimbang.
3. Ibu bersedia untuk minum es krim.
4. Ibu bersedia untuk minum susu dan makan makanan tambahan.
5. Ibu bersedia minumobat teratur.
6. Ibu mengerti bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi.
113
DATA PERKEMBANGAN III
(KUNJUNGAN RUMAH)
Tanggal : 16 April 2016 Pukul : 15.00 WIB.
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan nafsu makannya bertambah yaitu makan 3 kali
sehari porsi sedang dengan nasi, sayur, lauk tempe/tahu/ikan,
diselingi roti, buah dan bubur kacang hijau.
2. Ibu mengatakan sudah minum es krim.
3. Ibu mengatakan sudah tidak gampang capek lagi.
4. Ibu mengatakan selalu rutin minum obat yang telah diberikan.
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,7 0
C
R : 20x/menit
2. TB : 150 cm
3. BB Sekarang : 42 kg
4. LILA : 21,5 cm
5. Hb : 9,6 gr% (14 April 2016)
6. Inspeksi
Muka : Tampak pucat
114
Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih
7. Palpasi
a. Leopold I
TFU : Setinggipusat. Teraba ballotement.
b. Leopold II
Tidak dilakukan.
c. Leopolod III
Tidak dilakukan.
d. Leopold IV
Tidak dilakukan.
A : Assesment
Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 23+3
minggu dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.
P : Planning
Tanggal : 16 April 2016
1. Pukul 15.20 WIB
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu
TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,7 0
C
R : 20x/menit
3. BB : 42 kg ( Ada kenaikan 1 kg )
4. LILA : 21,5 cm ( Ada kenaikan 1 cm )
115
6. Pukul 15.35 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
gizi seimbang.
7. Pukul 15.40 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap minum es krim sehari sekali untuk
menambah BB.
8. Pukul 15.45 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap minum susu dan makan makanan
tambahan seperti roti dan bubur kacang hijau.
9. Pukul 15.50 WIB
Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya secara teratur :
a. Fe 500 mg 1x1 (10 tab)
b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)
c. Vit.C 250 mg 1x1 (10 tab)
10. Pukul 15.55 WIB
Memberitahu ibu jika akan dilakukan kunjungan rumah 2 minggu
lagi.
Evaluasi
Tanggal : 16 April 2016 Pukul : 16.00 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu bersedia untuk tetap makan dengan gizi seimbang.
3. Ibu bersedia untuk minum es krim.
116
4. Ibu bersedia untuk minum susu dan makan makanan tambahan.
5. Ibu bersedia minumobat teratur.
6. Ibu sudah mengerti jika akan dilakukan kunjungan rumah 2 minggu lagi.
117
DATA PERKEMBANGAN IV
(KUNJUNGAN RUMAH)
Tanggal : 30 April 2016 Pukul : 14.30 WIB.
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan nafsu makannya bertambah banyak yaitu makan 3-4
kali sehari porsi sedang dengan nasi, sayur, lauk tempe/tahu/ikan,
diselingi roti, buah dan bubur kacang hijau.
2. Ibu mengatakan masih minum es krim.
3. Ibu mengatakan selalu rutin minum obat yang telah diberikan.
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 82x/menit
S : 36,5 0
C
R : 20x/menit
4. TB : 150 cm
5. BB Sekarang : 44 kg
6. LILA : 22,5 cm
7. Hb : 9,6 gr% (14 April 2016)
8. Inspeksi
Muka : Tampak pucat
Mata : Conjungtiva pucat, sklera putih
118
9. Palpasi
a. Leopold I
TFU : 2 jari di atas pusat. Fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong).
b. Leopold II
Bagian kanan teraba keras, panjang, seperti papan (punggung),
bagian kiri teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).
c. Leopolod III
Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala).
d. Leopold IV
Bagian terbawah janin belum masuk panggul (konvergen).
10. TFU Mc. Donald : 25 cm
11. TBJ : (TFU-12)x155
: 2.015 gram
12. Auskultasi
DJJ : Punctum maximum : Kanan bawah pusat.
Frekuensi : 138x/menit.
Teratur / tidak : Teratur.
A : Assesment
Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 25+3
minggu, janin
tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.
119
P : Planning
Tanggal : 30 April 2016
1. Pukul 14.40 WIB
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu :
a. TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 82x/menit
S : 36,5 0
C
R : 20x/menit
b. BB : 44 kg (Ada kenaikan 2 kg).
c. LILA : 22,5 cm (Ada kenaikan 1 cm)
2. Pukul 14.45 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
gizi seimbang.
3. Pukul 14.50 WIB
Menganjurkan ibu untuk minum es krim sehari sekali untuk
menambah BB.
4. Pukul 14.55 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap minum susu dan makan makanan
tambahan seperti roti dan bubur kacang hijau.
5. Pukul 15.00 WIB
Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya secara teratur :
120
a. Fe 500 mg 1x1 (10 tab)
b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)
c. Vit.C 250 mg 1x1 (10 tab)
6. Pukul 15.05 WIB
Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 2
minggu lagi.
Evaluasi
Tanggal : 30 April 2016 Pukul : 15.10 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Ibu bersedia untuk tetap makan dengan gizi seimbang.
3. Ibu bersedia untuk minum es krim.
4. Ibu bersedia untuk minum susu dan makan makanan tambahan.
5. Ibu bersedia minumobat teratur.
6. Ibu mengerti bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 2 minggu lagi.
121
DATA PERKEMBANGAN V
(KUNJUNGAN RUMAH)
Tanggal : 16 Mei 2016 Pukul : 15.30 WIB.
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan nafsu makannya bertambah banyak yaitu makan 3-4
kali sehari porsi sedang dengan nasi, sayur, lauk tempe/tahu/ikan,
diselingi roti, buah dan bubur kacang hijau dan camilan.
2. Ibu mengatakan masih tetap minum es krim.
3. Ibu mengatakan sudah tidak cemas karena sudah nafsu makan dan
tidak cepat capek.
4. Ibu mengatakan selalu rutin minum obat yang telah diberikan.
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,7 0
C
R : 20x/menit
4. TB : 150 cm
5. BB Sekarang : 46 kg
6. LILA : 23,5 cm
7. Hb : 10,7 gr% (12 Mei 2016)
122
8. Inspeksi
Muka : Bersih, tidak oedema.
Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih.
9. Palpasi
a. Leopold I
TFU : 2 jari diatas pusat. Fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
b. Leopold II
Bagian kanan teraba keras, panjang, seperti papan (punggung),
bagian kiri teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).
c. Leopolod III
Bagian bawah teraba bulat, keras, melenting (kepala).
d. Leopold IV
Bagian terbawah janin belum masuk panggul (konvergen).
10. TFU Mc. Donald : 26 cm
11. TBJ : (TFU-12)x155
: 2.170 gram
12. Auskultasi
DJJ : Punctum maximum : Kanan bawah pusat.
Frekuensi : 134x/menit.
Teratur / tidak : Teratur.
123
A : Assesment
Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 27+5
minggu, janin
tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, bagian terbawah janin belum masuk panggul dengan
anemia ringan dan riwayat Kekurangan Energi Kronis (KEK).
P : Planning
Tanggal : 16 Mei 2016
1. Pukul 15.50 WIB
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu :
a. TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,7 0
C
R : 20x/menit
b. BB : 46 kg (Ada kenaikan 2 kg).
c. LILA : 23,5 cm ( Ada kenaikan 1 cm).
2. Pukul 15.55 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
gizi seimbang.
3. Pukul 16.00 WIB
Memberikan terapi obat pada ibu dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya secara teratur :
a. Fe 500 mg 1x1 (10 tab)
b. Kalk 250 mg 1x1 (10 tab)
124
c. Vit.C 250 mg 1x1 (10 tab)
Evaluasi
Tanggal : 16 Mei 2016 Pukul : 16.15 WIB.
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Ibu bersedia untuk tetap makan dengan gizi seimbang.
c. Ibu bersedia minum obat teratur.
B. Pembahasan
Pada bab ini diuraikan pembahasan kasus yang telah di ambil sesuai
dengan manajemen Kebidanan Varney yang dimulai dari tahap pengkajian
sampai tahap evaluasi. Pada bab ini juga akan diuraikan tentang persamaan
dan kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik. Dengan adanya
kesenjangan tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah untuk perbaikan
atau masukan demi meningkatkan asuhan kebidanan.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. P umur 21 tahun G1P0A0
hamil 20+2
minggu dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dilaksanakan
pada tanggal 25 Maret 2016 – 16 Mei 2016 dengan pengkajian di Ruang KIA
Puskesmas Plupuh 2 Sragen dan selanjutnya dilakukan kunjungan rumah
untuk memantau LILA, BB dan Hb ibu.
1. Pengkajian
Pada pengkajian Penulis telah memperoleh data Subjektif dan
Objektif. Data Subjektif diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien,
sedangkan untuk data Objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan secara
125
menyeluruh. Berdasarkan data Subjektif yang diperoleh dari Ny. P yaitu
Ibu mengatakan datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya
dan mengeluh kurang nafsu makan, sejak kemarin sore merasa mual,
sering merasa pusing, badan lemes, dan mudah mengantuk. Berdasarkan
data objektif yang di peroleh dari hasil pemeriksaan, di dapatkan LILA
<20 cm, muka tampak pucat, konjungtiva pucat, Hb 9,1 gr % (dilakukan
tanggal 14 Maret 2016).
Sedangkan pengkajian pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi
Kronis (KEK) secara teori didapatkan tanda dan gejala yaitu lelah, letih,
lesu, lunglai, susah buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-
kadang pusing dan mudah mengantuk, Hb <11 gr% (Supariasa, 2010), BB
<40 kg, LILA <23,5 cm (Supariasa, 2010), TB <145 cm (Supariasa, 2010),
muka tampak pucat (Hidayat, 2006), konjungtiva pucat (Saifuddin, 2007).
Dari pengkajian ini, di dapatkan kesenjangan antara teori dengan praktik
yaitu pada teori ada perasaan susah buang air besar, lelah, letih, lesu,
lunglai, BB <40 kg sedangkan pada pada kasus Ny. P tidak terjadi susah
buang air besar dan TB Ny. P 150 cm sehingga asuhan kebidanan
dilakukan sesuai dengan kondisi yang di alami Ny. P. Jadi pada langkah
ini terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.
2. Interpretasi Data
Pada interpretasi data ini, diperoleh hasil data dari ibu, keluarga,
pemeriksaan maupun tenaga kesehatan lain, maka di dapat diagnosa Ny. P
umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 20+2
minggu dengan Kekurangan
126
Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan. Masalah yang muncul dari
diagnosa tersebut adalah Ny. P merasa cemas dan takut menghadapi
kehamilannya karena takut keadaannya akan membahayakan janinnya.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian dukungan moral dengan
cara memberikan pendidikan kesehatan tentang Kekurangan Energi Kronis
(KEK).
Sedangkan menurut Yulaikah (2009), diagnosa kebidanan pada ibu
hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah Ny. X umur x
tahun, GxPxAx hamil x minggu, janin tunggal/ganda, hidup intra/ekstra
uteri, letak memanjang/melintang, punggung kanan/kiri, presentasi
kepala/bokong dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Masalah
psikologi yang biasa terjadi pada ibu hamil KEK adalah cemas, panik,
takut (Winkjosastro, 2007). Kebutuhan yang muncul pada ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah informasi tentang KEK
(Saifuddin, 2007). Pada langkah ini menunjukkan hasil bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik yang ada di lapangan.
3. Diagnosa potensial
Pada kasus ini Ny.P mengalami mual, pusing, lemas, kurang nafsu makan
yang dapat melemahkan fisiknya yang pada akhirnya menyebabkan
perdarahan, abortus, anemia, infeksi.
Menurut teori Susilowati (2008), bila ibu hamil mengalami gizi kurang
maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain : perdarahan, abortus, dan
infeksi.
127
Pada kasus Ny. P dapat ditangani dengan baik, sehingga diagnosa
potensial tidak terjadi karena adanya penanganan yang tepat kepada Ny. P,
sehingga pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
4. Antisipasi / Tindakan Segera
Antisipasi atau tindakan segera yang sesuai dengan diagnosa
potensial pada kasus Ny.P yaitu dengan cara pemberian terapi berupa
makanan tambahan, tablet Fe, serta memberikan motivasi pada ibu tentang
pentingnya keluarga sadar gizi.
Sedangkan menurut Dinkes (2010), tindakan antisipasi yang dilakukan
antara lain meliputi pemberian terapi berupa makanan tambahan, tablet Fe,
serta memberikan motivasi pada ibu berupa meningkatkan pengetahuan
tentang pentingnya keluarga sadar gizi, kolaborasi dengan dokter,
kolaborasi dengan ahli gizi untuk pengaturan pola konsumsi makanan.
Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena pada
kasus Ny.P hanya dilakukan tindakan mandiri dan tidak dilakukan
kolaborasi dengan dokter maupun ahli gizi.
5. Rencana tindakan
Pada kasus Ny. P rencana yang akan dilakukan yaitu berikan pendidikan
kesehatan tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK), pendidikan
kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anjurkan ibu untuk makan makanan
begizi, pendidikan kesehatan tentang tablet Fe dan anjurkan ibu
mengkonsumsi tablet Fe teratur, berikan makanan tambahan (PMT) berupa
128
susu dan biskuit ibu hamil, anjurkan ibu untuk istirahat cukup, berikan ibu
terapi obat (Tablet Fe 500 mg 1x1 (10 tab), Kalk 250 mg 1x1 (10 tab), Vit.
C 250 mg 1x1 (10 tab)), anjurkan ibu untuk rutin memeriksakan
kehamilan, observasi Hb setiap bulan, dan pantau kenaikan BB ibu dan
LILA setiap minggu, beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1
minggu lagi.
Sedangkan menurut teori, perencanaan pada kasus Kekurangan Energi
Kronis (KEK) yaitu anjurkan ibu makan makanan bergizi (Proverawati
dan Siti, 2009), susun menu seimbang bagi ibu hamil (Proverawati dan
Siti, 2009). Berikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil), Beri
informasi tentang tablet Fe dan anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi
tablet Fe (Waryana, 2010). Anjurkan rutin memeriksakan kehamilan
minimal 4 kali selama hamil (Waryana, 2010). Pantau kenaikan berat
badan ibu dan LILA (Waryana, 2010).Pada kasus ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan praktik
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis
(KEK) dalam teori mengacu pada perencanaan. Pelaksanaan pada kasus
ini yaitu memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa LILA ibu 20 cm
(normalnya >23,5 cm) dan Hb 9,1 gr% (normalnya >11 gr%) sehingga ibu
mengalami Kekurangan Energi Kronis, memberikan pendidikan kesehatan
tentang Kekurangan Energi Kronis (KEK) berupa pengertian, tanda dan
gejala, akibat, dan pencegahan, memberikan pendidikan kesehatan tentang
129
gizi ibu hamil dan anjurkan ibu untuk makan makanan begizi yang
mengandung karbohidrat (nasi, gandum, jagung), protein (tempe, telur,
susu, tempe, daging sapi, ayam), serat (sayur dan buah), vitamin, mineral
(Fe, asam folat), minum air putih 2,5-3 liter/hari, memberikan pendidikan
kesehatan tentang tablet Fe dan anjurkan ibu mengkonsumsi tablet Fe
teratur, memberikan makanan tambahan (PMT) berupa susu ibu hamil dan
biskuit untuk ibu hamil, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup yaitu
tidur siang ±2 jam dan tidur malam ±8 jam, memberikan ibu terapi obat
tablet Fe 500 mg 1x1 (10 tab), kalk 250 mg 1x1 (10 tab), vit. C 250 mg
1x1 (10 tab), menganjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan 1
minggu lagi atau jika ada keluhan, mengobservasi Hb tiap bulan,
memantau kenaikan BB ibu dan LILA tiap minggu, memberitahu ibu
bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 1 minggu lagi. Pada kasus ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.
7. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. P dengan Kekurangan
Energi Kronis (KEK) dengan melakukan kunjungan rumah sebanyak 5
kali selama ±7 minggu di dapatkan hasil yaitu : BB meningkat dari 40 kg
menjadi 46 kg, LILA dari 20 cm menjadi 23,5 cm, Hb dari 9,1 gr%
menjadi 10,7 gr%, Ny.P sudah tidak mudah lelah, sudah tidak mudah
mengantuk, dan nafsu makannya sudah bertambah.
Sedangkan evaluasi yang diharapkan dari tindakan yang telah
dilakukan pada kasus Kekurangan Energi Kronik menurut Supariasa
130
(2010), adalah terjadi peningkatan kadar Hb, BB dan LILA, tidak mudah
lelah dan sudah fresh, BAB nya sudah lancar, nafsu makannya bertambah,
tidak mudah mengantuk. Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dengan praktik.
131
BAB V
PENUTUP
Pada langkah akhir dalam pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul ”Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny.P Umur 21 tahun G1P0A0
Hamil 20+2
Minggu dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) di
Puskesmas Plupuh 2 Sragen, penulis dapat membuat kesimpulan serta
memberikan saran terhadap asuhan yang telah diberikan.
A. Kesimpulan
1. Pada kasus Ny. P hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
diperoleh data Subjektif yaitu Ibu mengatakan kurang nafsu
makan, sejak kemarin sore merasa mual, sering merasa pusing,
badan lemes, mudah mengantuk, ibu merasa cemas dengan
keadaannya. Sedangkan data objektif yaitu TD : 110/70 mmHg, R :
24 x/menit, N : 88 x/menit, S : 36,7 0
C, TB sekarang 40 cm, LILA
20 cm, muka tampak pucat, conjungtiva pucat, Hb : 9,1 gr%
(tanggal 14 Maret 2016). Pada interpretasi data dalam kasus
Kekurangan Energi Kronis (KEK) di dapat diagnosa kebidanan
yaitu Ny. P umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 20+2
minggu
dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia ringan.
Masalah yang didapatkan yaitu kecemasan pada ibu hamil dengan
kehamilannya sehingga diberikan kebutuhan dukugan moral pada
132
ibu hamil dengan cara pemberian pendidikan kesehatan tentang
Kekurangan Energi Kronis (KEK).
2. Pada kasus ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada Ny.P tidak terjadi diagnosa potensial karena telah dilakukan
antisipasi segera.
3. Antisipasi / tindakan segera pada kasus Kekurangan Energi Kronis
(KEK) yaitu bidan secara mandiri memberikan terapi berupa
makanan tambahan, tablet Fe, serta memberikan motivasi pada ibu
tentang pentingnya keluarga sadar gizi.
4. Perencanaan pada kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah :
berikan pendidikan kesehatan tentanag Kekurangan Energi Kronis
(KEK), pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anjurkan
ibu untuk makan makanan begizi, pendidikan kesehatan tentang
tablet Fe dan anjurkan ibu mengkonsumsi tablet Fe teratur, berikan
makanan tambahan (PMT) berupa susu dan biskuit ibu hamil,
anjurkan ibu untuk istirahat cukup, Berikan ibu terapi obat (Tablet
Fe 500 mg 1x1 (10 tab), Kalk 250 mg 1x1 (10 tab), Vit. C 250 mg
1x1 (10 tab)), anjurkan ibu untuk rutin memeriksakan kehamilan,
observasi Hb setiap bulan, dan pantau kenaikan BB ibu dan LILA
setiap minggu, beritahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah 1
minggu lagi. Seluruh rencana untuk meningkatkan gizi ibu sudah
direncanakan.
133
5. Pelaksanaan pada kasus Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada
Ny.P telah dilaksnakan sesuai rencana yang telah dibuat untuk
peningkatan gizi ibu.
6. Evaluasi pada kasusKekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ny.P
yaitu telah dilakukan kunjungan rumah 5 kali dengan hasil ada
kenaikan LILA yang semula 20 cm menjadi 23,5 cm, BB yang
semula 40 kg menjadi 46 kg dan Hb yang semula 9,1 gr% menjadi
10,7 gr%, ibu sudah tidak cemas, badan sudah tidak lemas, tidak
mudah capek, dan muka sudah tidak pucat.
7. Terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan
setelah dilakukan asuhan kebidanan yaitu pada pengkajian di mana
Ny.P tidak merasa susah BAB dan BB tidak <40 kg dan pada
evaluasi dimana menurut teori menyebutkan bahwa ibu merasa
sudah lancar BAB sedangkan pada Ny.P dari pengkajian tidak ada
keluhan susah BAB karena frekuensi BAB pada Ny.P yaitu 1x
sehari. Tetapi walaupun terdapat kesenjangan antara teori dengan
praktik, asuhan kebidanan pada Ny. P dengan Kekurangan Energi
Kronis (KEK) telah ditangani dengan baik dan tepat sesuai kondisi
atau gejala yang dialami Ny. P sehingga Ny. P dapat sembuh tanpa
disertai komplikasi.
134
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapakan dapat mempertahankan dan meningkatkan asuhan
kebidanan yang sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur),
meningkatkan ketrampilan, dan pengetahuan sehingga dapat
memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan
melakukan pencegahan resiko tinggi pada ibu hamil dengan cara
edukasi terhadap ibu hamil.
3. Bagi pasien dan keluarga pasien
Diharapkan ibu lebih memperhatikan kesehatan saat hamil dan
meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan sehingga tidak
terjadi kegawatan. Keluarga diharapkan memperhatikan kesehatan
ibu hamil dan memberikan dukungan mental sehingga ibu
semangat dalam menjalani kehamilannya dan melakukan yang
terbaik untuk kesehatan janinnya.
4. Institusi pendidikan
Diharapkan Institusi menyediakan lebih banyak referensi
khususnya ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. A. H. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Alimul, A. A. H. M. Wildan. 2013. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Ariska, Miske. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. S Umur 19
Tahun G1P0A0 Hamil 11 Minggu dengan Kekurangan Energi Kronis
di PKD Kharisma Husada Tanon Sragen. STIKes Kusuma Husada
Surakarta. KTI
Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
Astuti., H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan).
Yogyakarta : Rohima Press
Chinue. 2009. Makalah KEK. (online). Available :
http://chinue.wordpress.com/2009/03/14/makalah-kek/. 10 November
2015.
Ginarti. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. S G1P0A0 Umur
Kehamilan 24 Minggu dengan Kekurangan Energi Kronis di BPS
Ariyanti Sragen. STIKes Kusuma Husada Surakarta. KTI
Kristianasari, Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha Medika
Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Mahirawati.V. K. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) Pada Ibu Hamil di Kecamatan
Kamoning dan Tambelangan Kabupaten Sampang Jawa Timur.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol.17 No. 193-202, 2 April
2014. Badan Litbang Kesehatan, Kemenkes RI. Jakarta.
Maryam.S. 2016. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba
Medika
Mitayani. W.Sartika. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : TIM
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Proverawati. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Jogyakarta : Nuha
Medika
Riskesdas. 2013. HasilRiskesdas 2013 Terkait Kesehatan Ibu. (online).
Available : http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/678. 10
November 2015
Riwidikdo. H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press
Rukiah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : TIM
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika
Supariasa, dkk. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
___________. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.