asuhan kebidanan pada an. a umur 4 bulan ... saluran pernafasan akut (ispa) yaitu sebesar 28%....
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A UMUR 4 BULAN DENGAN
ISPA SEDANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
INTAN NANDIA SAPUTRI
B09.086
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan pada An. A Umur 4 Bulan
dengan ISPA Sedang di RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2013” untuk
memenuhi tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika S.SiT, selaku Ka.Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Arista Apriani SST, selaku pembimbing yang telah membantu dan
memberikan bimbingan pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Drg. Basoeki Soetardjo MMR, selaku Direktur RSUD Dr. Moewardi yang
telah memberikan ijin untuk melaksanakan pengambilan data awal dan
pengambilan kasus di tempat praktek.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
6. Keluarga Ny. S yang telah bersedia menjadi pasien dalam pengambilan kasus
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
7. Perpustakaan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang
telah menyediakan buku referensi yang penulis perlukan untuk menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian saran dan kritik yang sangat membantu penulis harapkan dan
penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga Karya Tulis ini
bermanfat bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada
khususnya.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Intan Nandia Saputri B09.086
ASUHAN KEBIDANAN PADA An. A UMUR 4 BULAN DENGAN ISPA SEDANG DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2013
(xii + 64 halaman + gambar + 9 lampiran)
INTISARI
Latar Belakang : Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, Angka Kematian Balita (AKB) di Indonesia sebesar 44 per 10.000 kelahiran hidup. Penyebab utama kesakitan dan kematian balita di Indonesia yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yaitu sebesar 28%. Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. ISPA merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adnetsanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Data di RSUD Dr. Moewardi pada bulan Januari sampai dengan September 2012 didapatkan jumlah 785 balita sakit. Balita sakit ISPA 87 balita (11,1%) ISPA berat 43 balita (5,5%), ISPA sedang 28 balita (3,6%) dan ISPA ringan 16 balita (2,04%) Tujuan : mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada balita Ny. S dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang menurut manajemen kebidanan menurut Varney. Metodologi : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, subjek studi kasus adalah balita Ny. S dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang, waktu pelaksanaan studi kasus dilaksanakan pada tanggal 30 Mei sampai 02 April 2013, tehnik pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh dengan pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta wawancara dan observasi sedangkan data sekunder meliputi studi kepustakaan dan studi dokumentasi, dan alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan (format askeb, termometer, stetoskop), alat dan bahan untuk observasi (alat ukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita LILA, stetoskop, termometer) dan untuk dokumentasi Hasil : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari adalah ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan anak di rumah, sudah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA dan ibu sudah mengerti, ibu mengerti cara memberikan obat, ibu bersedia untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, ibu bersedia untuk kontrol ulang ke poli anak jika keadaan anak belum stabil dan bila ada keluhan. Kesimpulan : Pada kasus balita Ny. S dengan ISPA sedang penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan yaitu pada pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.
Kata Kunci : Asuhan kebidanan, balita, ISPA sedang Kepustakaan : 33 literatur (2004 – 2012)
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
� Pelajari apapun yang kita bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti
akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan.
� Suatu kesalahan tidak semestinya diselesaikan dan tidak harus diulangi,
melainkan dijadikan suatu pelajaran karena suatu kesalahan adalah guru di
masa yang akan datang.
� Belajarlah dari kesalahan orang lain. kita tak dapat hidiup cukup lama untuk
melakukan semua kesalhan itu sendiri (Robert Hall)
� Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda
(Mahatma Gandhi)
PERSEMBAHAN :
Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan teruntuk :
1. Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
2. Kedua orang tua dan mertua ku yang
telah memberikan kasih sayang
selama ini kepada penulis.
3. Suami dan anakku yang telah
memberikan semangat dan kasih
sayang selama ini.
4. Teman-teman ku seperjuangan di
STIKes Kusuma Husada jangan
pernah menyerah karena perjalanan
masih panjang.
5. Almamater tercinta.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Intan Nandia Saputri
Tempat / Tanggal Lahir : Purwosari, 18 Oktorber 1990
Agama : Islama
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngepos RT 001, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo,
Kabupaten Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N Karang Tengah 3 Lulus tahun 2003
2. SMP N 3 Sragen Lulus tahun 2006
3. SMA PGRI Sragen Lulus tahun 2009
4. Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
INTISARI .................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
CURICULUM VITAE ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .......................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ........................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus ......................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus ........................................................ 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 6
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis ........................................................................ 8
1. Balita ......................................................................... 8
2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) ..................... 11
3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang ......... 15
B. Teori Asuhan Kebidanan .................................................... 20
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
C. Data Perkembangan ............................................................ 33
D. Landasan Hukum ............................................................... 34
BAB III. METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ............................................................... 35
B. Lokasi Studi Kasus ............................................................. 35
C. Subyek Studi Kasus ............................................................ 35
D. Waktu Studi Kasus ............................................................. 36
E. Instrumen Studi Kasus ........................................................ 36
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 36
G. Alat-alat yang Dibutuhkan ................................................. 39
BAB IV. TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus .................................................................. 40
B. Pembahasan ....................................................................... 56
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 62
B. Saran .................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 2. Surat Balasan Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Kasus
Lampiran 4. Surat Balasan Pengambilan Kasus
Lampiran 5. Lembar Persetujuan Pasien
Lampiran 6. SAP Cara Merawat Anak + Leaflet
Lampiran 7. SAP Penyakit ISPA Sedang + Leaflet
Lampiran 8. SAP Makanan Bergizi untuk Anak + Leaflet
Lampiran 9. Lembar Konsultasi
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak balita merupakan salah satu populasi paling berisiko terkena
bermacam gangguan kesehatan (kesakitan dan kematian). Menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, Angka Kematian
Balita (AKB) di Indonesia sebesar 44 per 10.000 kelahiran hidup.�Penyebab
utama kesakitan dan kematian balita di Indonesia yaitu Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) yaitu sebesar 28% (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan data profil kesehatan provinsi Jawa Tengah, Angka
Kematian Balita sebesar 23,14 per 1.000 kelahiran hidup, pada akhir tahun
2009 angka kematian balita dengan ISPA mencapai 3 per 1.000 balita
(Profil Jateng, 2009). Data Profil Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2009
menunjukkan bahwa angka kematian balita yang disebabkan oleh penyakit
ISPA yaitu sebesar 33,02% (Dinkes Kota Surakarta, 2010).
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat
menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat
berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi
oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat sehingga menyebabkan
penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran
pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas
sehingga benda asing tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari
saluran pernafasan, hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
ISPA merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian
atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adnetsanya, seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura (Depkes, 2005). Gejala yang sering timbul pada ISPA
sedang meliputi pernafan lebih dari 50 x/menit, suhu lebih dari 390C,
tenggorokan berwarna kemerahan, timbul bercak pada kulit menyerupai
campak, telinga sakit mengeluarkan nanah dari lubang telinga, permafasan
berbunyi mendengkur dan mencuit-cuit (Nelson, 2007). Penyakit ISPA sedang
yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat
menimbulkan pneumonia yang berlanjut pada kematian karena adanya sepsis
yang meluas (Whaley and Wong, 2000).
Berdasarkan data dari catatan medik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
pada bulan Januari sampai dengan September 2012 didapatkan jumlah 785
balita sakit. Balita sakit typhoid 258 balita (32,9%), balita sakit gastroenteritis
170 balita (21,7%), balita mengalami DHF 144 balita (18,3%), balita sakit
febris 126 balita (16,1%) dan balita sakit ISPA 87 balita (11,1%) yang terdiri
dari ISPA berat 43 balita (5,5%), ISPA sedang 28 balita (3,6%) dan ISPA
ringan 16 balita (2,04%).
Mengingat masih adanya kasus balita dengan ISPA sedang yang masih
tinggi dan untuk mengurangi jumlah balita dengan ISPA sedang di Surakarta,
maka penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus dengan judul “Asuhan
Kebidanan pada An. A Umur 4 bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) Sedang di RSUD dr. Moewardi Surakarta Tahun 2013”.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah adalah
sebagai berikut : “Bagaimanakah penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada An.
A umur 4 bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2013 dengan menggunakan pendekatan
asuhan kebidanan menurut Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada An. A umur 4 bulan
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang menurut
manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian secara menyeluruh pada An. A umur 4 bulan
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.
2) Menginterpretasikan data dengan merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah, dan kebutuhan pada An. A umur 4 bulan dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.
3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada An. A umur 4 bulan
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.
4) Mengidentifikasi terhadap tindakan segera pada An. A umur 4
bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.
5) Melakukan perencanaan asuhan menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada An. A umur 4
bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
6) Melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada An. A umur 4
bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang sesuai
perencanaan secara efektif dan aman.
7) Mengevaluasi asuhan yang diberikan pada An. A umur 4 bulan
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang sehingga
dapat mengetahui hasil yang diperoleh.
b. Menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata dilapangan
termasuk faktor pendukung dan penghambat An. A umur 4 bulan
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.
c. Memberikan alternatif pemecahan masalah pada An. A umur 4 bulan
dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Diri Sendiri
Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam praktek di
lahan, serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam masalah
memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) sedang.
2. Bagi Profesi
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) sedang dan menekan angka kesakitan maupun
angka kematian.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Memberikan masukan dalam penyusunan kebijakan program pelayanan
kebidanan khususnya tentang balita dengan Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) sedang.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
b. Pendidikan
Untuk menambah wacana dan referensi bagi pembaca diperpustakaan
dan informasi mengenai asuhan kebidanan pada balita sakit dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang.
E. Keaslian Studi Kasus
Studi kasus dengan judul asuhan kebidanan pada balita dengan Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang pernah dilakukan oleh :
1. Nyna Prymi Setyorini (2008) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Anak
A dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang di Ruang Bakung
RS Panti Waluyo Surakarta”. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian terapi
paracetamol dosis 3 x 100 mg, CTM 3 x 25 mg, gliserin guaiacolact dosis
3 x 50 mg, ambroxol 3 x 100 mg. Hasil dari asuhan yang diberikan pada
balita A selama 4 hari yaitu keadaan umum baik, tenggorokan sudah tidak
terlihat merah, telinga sudah tidak sakit dan tidak mengeluarkan nanah,
pernafasan kembali normal dan tidak ada indikasi yang mengarah ke ISPA
berat.
2. Yuliana dwi hastari (2009) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Balita Z
Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sedang di RSUD Kota
Surakarta”. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian terapi dengan diberi
puyer 10 bungkus, diberikan 3 x 1 per hari berisi Codixen dosis 3 x 250 mg,
paracetamol dosis 3 x 100 mg, CTM 3 x 25 mg, gliserin guaiacolact dosis
3 x 50 mg, ambroxol 3 x 100 mg. Hasil dari asuhan yang diberikan pada
balita Z selama 5 hari yaitu keadaan umum baik, suhu tubuh kembali
normal, batuk sudah hilang dan pernafasan kembali normal.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3. Hastari (2009) dengan judul “Asuhan Kebidanan pada An. Z dengan ISPA
sedang di RSUD Kota Surakarta”. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian
terapi gliserin guaiacolact dosis 3 x 50 mg, ambroxol 3 x 100 mg. Hasil dari
asuhan yang diberikan pada balita Z selama 5 hari yaitu keadaan umum
baik, suhu tubuh normal, bunyi nafas tidak mengorok, nafas kembali
normal, tidak ditemukan adanya indikasi ISPA berat.
Persamaan studi kasus dengan keaslian diatas terletak pada jenis berupa studi
kasus dan tentang ISPA sedang, perbedaan studi kasus dengan keaslian terletak
pada subjek, waktu dan lokasi.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terbagi menjadi 5 BAB
yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang gambaran Karya Tulis Ilmiah secara
keseluruhan yang meliputi latar belakang, perumusan masalah,
manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menyajikan tentang teori medis yang meliputi pengertian
balita, tahapan perkembangan balita, penyakit yang biasa terjadi
pada balita, pengertian ISPA, tanda dan gejala, klasifikasi, etiologi,
epidemiologi, patologi, manifestasi klinis, komplikasi pencegahan,
pengertian ISPA sedang, gejala ISPA sedang, etiologi, klasifikasi,
penyebaran penyakit, faktor resiko, penatalaksanaan, pencegahan,
dan teori manajeman kebidanan yang meliputi pengkajian,
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi ditambah data perkembangan dengan
menggunakan SOAP dan kerangka konsep serta landasan hukum.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek
studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, tehnik
pengumpulan data, dan alat-alat yang dibutuhkan dalam studi
kasus.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang tinjauan kasus tentang asuhan kebidanan
pada An. A umur 4 bulan dengan ISPA sedang di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta secara nyata sesuai dengan manajemen
kebidanan menurut 7 langkah Varney yang dimulai dari pengkajian
sampai evaluasi ditambah data perkembangan SOAP. Sedangkan
pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah atau kesenjangan
yang ada antara teori dengan kasus yang penulis temukan dilahan.
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan
inti pembahasan asuhan kebidanan pada anak dengan ISPA
sedang. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan
tanggapan. Kesimpulan yang berupa kesenjangan pemecahan
masalah hendaknya bersifat realistis dan operasional yang artinya
saran itupun dapat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis
1. Balita
a. Pengertian
Menurut Ferry (2007), balita adalah semua anak termasuk bayi baru
lahir yang berusia 0 sampai menjelang 5 tahun.
Menurut Nursalam (2005), balita adalah masa anak berusia 2 - 3 tahun.
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), balita adalah anak usia 12 – 59
bulan.
b. Tahapan perkembangan Balita
Menurut Depkes RI (2005), tahapan perkembangan balita ada 6 tahapan
yaitu :
1) Umur 9 – 12 bulan
Mengangkat badannya ke posisi berdiri, belajar berdiri selama
30 detik atau berpegangan di kursi, dapat berjalan dengan dituntun,
mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan,
menggenggam erat pensil, memasukkan benda ke mulut, mengulang
menirukan bunyi yang didengar, menyebut 2 – 3 suku kata yang
sama tanpa arti, mengekplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh
apa saja, bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan, senang
diajak bermain “Ci, Luk, Ba”, mengenal anggota keluarga, takut
pada orang yang belum dikenal.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2) Umur 12 – 18 bulan
Berdiri sendiri tanpa berpegangan, membungkuk memungut
mainan kemudian berdiri kembali, berjalan mundur 5 langkah,
memanggil ayah dengan “papa”, memanggil ibu dengan kata
“mama”, menumpuk 2 kubus, memasukkan kubus di kotak,
menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu,
memperlihatkan rasa cemburu/bersaing.
3) Umur 18 – 24 Bulan
Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik, berjalan tanpa
terhuyung-huyung, bertepuk tangan, melambai-lambai, menumpuk 4
buah kubus, memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telujuk,
menggelindingkan bola ke arah sasaran, menyebut 3 – 6 kata yang
mempunyai arti, membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga,
memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri.
4) Umur 24 – 36 bulan
Jalan naik tangga sendiri, dapat bermain dan menendang bola
kecil, mencorat-coret pensil pada kertas, bicara dengan baik,
menggunakan 2 kata, dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian
tubuhnya ketika diminta, melihat gambar dan dapat menyebut
dengan benar nama 2 benda atau lebih, membantu memungut
mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta,
makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah, melepas pakaiannya
sendiri.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
5) Umur 36 – 48 bulan
Berdiri 1 kaki 2 detik, melompat kedua kaki diangkat,
mengayuh sepeda roda tiga, menggambar garis lurus, menumpuk 8
buah kubus, mengenal warna 2 – 4 warna, menyebut nama, umur,
tempat, mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan, mendengarkan
cerita, mencuci dan mengeringkan tangan sendiri, bermain bersama
teman, mengikuti aturan permainan, mengenakan sepatu sendiri,
mengenakan celana panjang, kemeja, baju.
6) Umur 48 – 60 bulan
Berdiri 1 kaki 6 detik, melompat-lompat 1 kaki, menari,
menggambar tanda silang, menggambar lingkaran, menggambar
orang dengan 3 bagian tubuh, mengancing baju atau pakaian boneka,
menyebut nama lengkap tanpa dibantu, senang menyebut kata-kata
baru, senang bertanya tentang sesuatu, menjawab pertanyaan dengan
kata-kata yang benar, bicaranya mudah dimengerti, bisa
membandingkan / membedakan sesutu dari ukuran dan bentuknya,
menyebut angka menghitung jari, menyebut nama-nama hari,
berpakaian sendiri tanpa dibantu, menggosok gigi tanpa dibantu,
bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.
c. Penyakit yang biasa terjadi pada balita
Menurut Kishore (2007), masalah yang sering timbal pada balita
yaitu :
1) Demam atau suhu tubuh di atas 37,50C.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2) Infeksi saluran pernafasan adalah penyakit infeksi yang menyerang
salah satu bagian dari saluran nafas bagian atas maupun bagian
bawah.
3) diare adalah keadaan dimana BAB anak lebih 3 kali sehari dengan
konsistensi encer.
2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
a. Pengertian
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang berlangsung
sampai 14 hari yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ
dari hidung sampai gelembung paru. Beserta organ-organ disekitar
sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru ispa hanya bersifat ringan
seperti batuk dan pilek (Rasmaliah, 2007).
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini meliputi
tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut. Dengan
pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau mikro organisme
kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan
gejala penyakit. Saluran pernapasan adalah organ dari hidung hingga
alvioli serta organ adneksanya seperti sinus-sinus rongga telinga tengah
dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan atas
(Depkes RI, 2007).
ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah
yang disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia
tanpa atau disertai radang parenkim paru (Vietha, 2009).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
b. Tanda dan gejala
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai
dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam
perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan
bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan
dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka
dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian
mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak
menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan
tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan (Rasmaliah, 2004).
Sedangkan menurut Nelson (2007), tanda dan gejala ISPA sangat
bervariasi antara lain demam, pusing, malaise, lemas, anoreksia,
vornitus, malgia, photopobia, iritatle, gelisah, keluar sekret, dypsnoe,
hipoksia dan dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak
mendapatkan pertolongan dan dapat mengakibatkan kematian.
c. Klasifikasi ISPA
Menurut derajat keparahannya, ISPA dibagi menjadi 3 golongan
menurut (Nelson, 2007), yaitu :
1) ISPA ringan (bukan pneumonia) yaitu jika tidak ada napas cepat,
dan tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah.
2) ISPA sedang (pneumonia) yaitu jika dalam pemeriksaan fisik
ditemukan nafas cepat dengan frekuensi pernafasan 50 x/menit atau
lebih (usia 2 – 12 bulan) atau frekuensi pernafasan 40 x/menit atau
lebih (untuk usia 1 – 5 tahun).
3) ISPA berat (pneumonia berat) yaitu jika ditemukan sesak nafas
dalam pemeriksaan fisik dan saat inspirasi adanya tarikan dinding
dada bagian bawah.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
d. Etiologi
Menurut Vietha (2009), etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis
bakteri, virus dan jamur. Bakteri penyebabnya antara lain genus
streptococus, Stafilococus, hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus
penyebabnya antara lain golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang
paling sering menjadi penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas
akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu
tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang
anak-anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau
belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga
menumbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang
diperkirakan berkontrubusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah
rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya senetasi
lingkungan.
e. Epidemiologi
Kerentanan agen yang menyebabkan nasofaring akut adalah
universal, tetapi karena alasan yang kurang mengerti kerentanan ini
bervariasi pada orang yang sama dari waktu ke waktu. Anak menderita
rata-rata lima sampai delapan infeksi setahun dan angka terjadi selama
umur 2 Tahun pertama frekuensi nasofaringitis akut berbanding langsung
dengan angka pemejanan, dan sekolah taman kanak-kanak serta pusat
perawatan harian mungkin epidemiologi sebenarnya. Kerentanan dapat
bertambah karena nutrisi yang jelek (Nelson, 2007).
f. Patologi
Masuknya kuman atau virus ke dalam tubuh melalui sistem
pernafasan mengakibatkan terjadinya reaksi antigen dan antibodi pada
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
salah satu tempat tertentu di saluran nafas bagian atas. Reaksi tersebut
berupa reaksi radang, sehingga banyak sekali dihasilkannya mukus seteret,
dari reaksi radang tersebut akan merangsang interleukin 1 yang berupa
pengeluaran mediator kima berupa prostaglandin, hal tersebut akan
menggeser sel point pada hipotalamus posterior yang mengakibatkan
tubuh menggigil dan demam. Reaksi tersebut disebut dengan comoon
cold. Respon batuk akan muncul seiring dengan terangsangnya villi-villi
saluran pernafasan akibat adanya mukus (Khaidirmuhaj, 2008)
g. Manifestasi Klinis
Pada umumnya anak umur tiga bulan sampai tiga tahun menderita
demam pada awal perjalanan infeksi. Kadang-kadang beberapa jam
sebelum tanda-tanda yang berlokalisasi muncul. Bayi yang lebih muda
biasanya tidak demam dan anak yang lebih tua dapat menderita demam
ringan. Pada anak yang lebih tua gejala awalnya adalah kekeringan dan
iritasi dalam hidung dan tidak jarang di dalam faring. Gejala ini dalam
beberapa jam disertai bersin, rasa menggigil nyeri otot, ingus hidung yang
encer kadang batuk., nyeri kepala lesu dan demam ringan. Dalam satu
sekresi biasanya lebih kental dan akhirnya perulen. Obstruksi hidung
menyebabkan pernapasan melalui mulut (Nelson, 2007).
h. Komplikasi
Komplikasi merupakan invasi bakteri sinus pranasal dan bagian-
bagian lain saluran pernafasan. linfonodi servikalis dapat juga menjadi
terlibat kadang-kadang bernanah. Selulitis pritonsiler, sinusitis dan
selulitis periobital dapat terjadi. Komlikasi yang paling sering terjadi
adalah otitis media. Kebanyakan ISPA melibatkan saluran pernapasan
bawah (Nelson, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
i. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan: menjaga keadaan gizi tetap
baik, imunisasi, menjaga kebersihan perorangan, mencegah anak tidak
berhubungan dengan penderita ISPA (Prabu, 2009).
3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Sedang
a. Pengertian
ISPA sedang adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan
gejala penyakit. mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran
pernafasan bagian bawah yang menimbulkan infeksi yang berlangsung
sampai dengan 14 hari (Indah, 2005).
ISPA sedang adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi
yang terjadi pada setiap bagian saluran pernafasan baik atas maupun
bawah yang disebabkan oleh jasad remik atau bakteri, virus maupun
riketsin tanpa atau disetai radang dari parenkim
(Whaley dan Wong, 2005).
b. Gejala ISPA Sedang
Menurut Nelson (2007), seorang anak dinyatakan menderita ISPA
sedang jika dijumpai gejala ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala
berikut :
1) Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari
satu tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau
lebih.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2) Suhu lebih dari 390C.
3) Tenggorokan berwarna merah.
4) Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak.
5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
6) Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
7) Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
c. Etiologi ISPA Sedang
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh
membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung
disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat
disaring oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel
debu yang halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia
mendorong lapisan mukosa ke posterior ke rongga hidung dan ke arah
superior menuju faring (Lamusa, 2006).
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan
dapat menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku
bahkan dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran
pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan
meningkat sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan
rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal
tersebut akan menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing
tertarik dan bakteri lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan,
hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan
(WHO, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Kebanyakan infeksi saluran pernafasan (ISPA) sedang disebabkan
oleh virus seperti virus sinsisial pernafasan (VSP), virus parainfluenza,
adenovirus, rhinovirus, dan koronavirus, koksaki virus A dan B dan
mikoplasma. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) sedang juga
bisa disebabkan karena faktor kelelahan, daya tahan tubuh lemah,
populasi udara, asap kendaraan dan pembakaran hutan setelah
pergantian musim (Erlien, 2008).
d. Klasifikasi ISPA Sedang
Menurut Depkes RI (2005), Pembagian ISPA sedang berdasarkan
atas umur dan tanda-tanda klinis yang didapat yaitu :
1) Untuk anak umur 2 bulan-5 tahun
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita
atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan
anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih
rendah.
2) Untuk anak dalam berbagai golongan umur ini ISPA sedang
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a) Pneumonia berat
Tanda utama yaitu adanya tanda bahaya yaitu tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, serta gizi buruk.
Adanya tarikan dinding dada kebelakang. Hal ini terjadi bila
paru-paru menjadi kaku dan mengakibatkan perlunya tenaga
untuk menarik nafas. Tanda lain yang mungkin ada : nafas
cuping hidung, suara rintihan dan sianosis (pucat).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
b) Pneumonia tidak berat
Tanda utama yaitu tidak ada tarikan dinding dada ke
dalam dan disertai nafas cepat lebih dari 50 x/menit untuk usia
2 bulan – 1 tahun dan lebih dari 40 x/menit untuk usia 1 tahun –
5 tahun.
e. Penyebaran penyakit
Pada ISPA dikenal 3 cara penyebaran infeksi menurut
(WHO, 2007), yaitu :
1) Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena
batuk-batuk.
2) Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk
dan bersin.
3) Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang
telah dicemari oleh jasad renik.
f. Faktor Risiko ISPA Sedang
Faktor risiko yang mempengaruhi ISPA sedang menurut
(WHO, 2007), yaitu :
1) Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita
atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan
anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih
rendah.
2) Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan
tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status
imunisasinya tidak lengkap.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3) Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-
kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA
pada anak.
g. Penatalaksanaan
Menurut WHO (2007), penatalaksanaan ISPA sedang meliputi :
1) Suportif
Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin.
2) Antibiotik :
a) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.
b) Utama ditujukan pada pneumonia, Influenza dan Aureus.
c) Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol 1 mg, Amoksisillin 3 x ½
sendok teh, Ampisillin (500 mg) 3 tab puyer/ x bungkus / 3x
sehari/8jam, Penisillin Prokain 1 mg.
d) Pnemonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, klorampenikol (4 mg) 3
tab puyer/x bungkus/3x sehari/8jam, kloksasilin 1 mg, gentamisin
(100 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8jam.
e) Antibiotik baru lain yaitu Sefalosforin 3 x 1 ½ sendok teh, quinolon 5
mg, dll.
f) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3
x ½ sendok teh.
h. Pencegahan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA
sedang pada anak menurut Prabu (2009), antara lain :
1) Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya dengan
cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung cukup gizi.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2) Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan
tubuh terhadap penyakit baik.
3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.
4) Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara
adalah memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung
dengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit
ISPA.
B. Teori Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Menajemen kebidanan adalah metode kerja profesional dengan
menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan
alat kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam
suatu urutan yang logis yang menguntungkan bagi pasien maupun bidan
(Varney, 2007)
2. Proses Asuhan Kebidanan
Adapun tujuh langkah proses menajemen menurut Varney (2007), yaitu :
Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua informasi
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
secara lengkap pengkajian balita dengan ISPA sedang antara lain :
a. Anamnesa (Data Subyektif)
Anamnesa adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
1) Identitas
Identitas adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam 2007). Identitas
tersebut meliputi :
a) Nama Bayi : Diperlukan untuk memastikan bahwa yang
diperiksa benar-benar anak yang dimaksud
nama harus jelas dan lengkap serta ditulis
juga nama penggilan akrabnya
(Matondang, 2007).
b) Umur : Perlu diketahui mengingat periode anak
mempunyai kekhasannya sendiri dalam
morbiditas dan martalitas usia anak juga
diperlukan untuk mengintepretasi apakah
data pemerikasaan klinis anak tersebut
normal sesuai umurnya (Matondang, 2007).
Pada kasus ISPA sedang anak dibawah usia
2 tahun daya tahan tubuhnya lebih rendah
dibandingkan usia 2 tahun keatas.
c) Jenis Kelamin : Dikaji untuk membedakan dengan bayi lain
(Matondang, 2007).
d) Alamat : Dikaji untuk mengetahui keadaan sosial
budaya di lingkungan tempat tinggal
(Matondang, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
e) Nama Orang tua : Di tuliskan dengan jelas agar tidak keliru
dengan orang lain mengingat banyak nama
yang sama (Matondang, 2007).
f) Agama : Menggambarkan pola nilai-nilai spiritual
dan keyakinan orang tua pasien, yang
merupakan pedoman hidup dan dijadikan
pegangan dalam mengambil keputusan
(Matondang, 2007).
g) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui keakuratan data
yang diperoleh serta dapat di tentukan pola
pendekatan dalam anamnesis. Tingkat
pendidikan orang tua juga berperan dalam
pemeriksaan penunjang dan penentuan
tatalaksana pasien selanjutnya
(Matondang, 2007)
h) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui kemampuan orang
tua untuk membiayai perawatan bayi
(Matondang, 2007).
2) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan klien
di bawa berobat (Matondang, 2007). Pada kasus balita dengan ISPA
sedang keluhan utama batuk pilek dan badannya panas
(Nelson, 2005).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3) Riwayat Kesehatan yang lalu
a) Imunisasi
Status imunisasi klien dinyatakan, khususnya imunisasi BCG,
DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. Hal-hal tersebut selain
diperlukan untuk mengetahui status perlindungan pediatrik yang
diperoleh, juga membantu diagnosis pada beberapa keadaan
tertentu (Matondang, 2003). Pada kasus ISPA sedang anak
dengan status imunisasi lengkap daya tahan tubuhnya lebih baik
(WHO, 2007).
b) Riwayat kesehatan keluarga atau menurun
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat riwayat
hipertensi, riwayat kembar dan penyakit TBC, hepatitis, jantung
dan lain-lain. Karena riwayat keluarga yang mempunyai penyakit
ISPA bisa menular (Nursalam, 2005).
c) Riwayat Penyakit yang lalu
Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang lalu seperti
penyakit batuk, pilek dan demam (Matondang, 2007).
d) Riwayat Penyakit Sekarang
Dikaji untuk mengetahui apakah anak mengalami demam
(Nursalam, 2007). Pada kasus balita dengan ISPA sedang batuk
pilek, badannya panas, rewel dan susah makan (Nelson, 2005).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
4) Pola Kebiasan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Dikaji tentang nafsu makan, jenis makanan yang dikonsumsi
sehari-hari (Nursalam, 2005). Pada kasus balita dengan ISPA
sedang pola makan berkurang (Alimul, 2009).
b) Pola Istirahat atau tidur
Untuk mengetahui pola istirahat dan pola tidur, berapa jam klien
tidur dalam sehari dan apakah ada gangguan (Saifuddin, 2005).
Menjelang usia 3 tahun anak biasanya tidur selama sepuluh
sampai 12 jam, dengan tidur siang sesekali dan singkat
(Dowsheri, 2006).
c) Pola Hygiene
Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga kebersihan dan
menilai kerentanan terhadap infeksi (Farrer, 2006). Pada kasus
balita dengan ISPA sedang mengalami gangguan integritas kulit
(Mansjoer, 2005).
d) Pola Aktivitas
Mengenai keadaan anak seperti warna kulit, frekuensi jantung,
reaksi terhadap rangsangan, tonus otot dan usaha napas
(Nursalam, 2007). Balita dengan ISPA sedang aktivitasnya
menurun, terlihat letih (Prabu, 2009).
e) Pola eliminasi
Pengkajian tentang BAB dan BAK yang meliputi kondisi,
frekuensi dan warnanya (Nursalam, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
b. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
Pemeriksaan fisik adalah data yang dapat di observasi dan dilihat oleh
tenaga kesehatan (Nursalam 2007).
1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang, jelek.
Keadaan umum pada balita dengan ISPA sedang, yaitu anak rewel
(Nursalam, 2007).
2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran balita apakah composmentis
(kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap
stimulus yang diberikan), somnolen (kesadaran yang mau tidur saja.
Dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi),
koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau rangsangan
apapun, reflek pupil terhadap cahaya tidak ada) (Nursalam, 2008).
Pada kasus anak dengan ISPA kesadaaran somnolen
(Motondang, 2007)
3) Tanda-tanda vital meliputi :
a) Denyut Jantung
Menilai kecepatan irama, suara jantung jelas dan teratur. denyut
jantung normal adalah 120 - 160 x/menit (Farrer, 2006).
b) Pernafasan
Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit.
Respirasi normal 40 – 60 x/menit (Farrer, 2006). Pada balita
dengan ISPA sedang > 50 x/menit (Nelson, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
c) Suhu demam bila > 390 C dan hipotermi bila < 35,5
0 C. Pada
kasus balita dengan ISPA sedang suhu > 390C (Nelson, 2007).
c. Antropometri
1) Lingkar Kepala
Untuk mengetahui pertumbuhan otak (normal 31-35,5 cm)
(Alimul, 2009).
2) Lingkar dada
Untuk mengetahui keterlambatan pertumbuhan (normal 30,5 –
33 cm) (Alimul, 2009).
3) Panjang badan
Normal 48 – 53 (Farrer, 2006)
4) Karakteristik pertumbuhan fisik balita
Apakah perkembangannya normal atau tidak sesuai dengan umurnya
(Surasmi, 2005)
d. Pemeriksaan Sistematis
1) Kulit : Apakah kulit lembab atau hangat ketika disentuh, adakah
pengelupasan pada kulit (Varney, 2007). Pada kasus ISPA
sedang timbul bercak pada kulit seperti campak
(Nelson, 2007).
2) Kepala : Untuk mesochepal, makrochepal, serta adakah kelainan
(Priharjo, 2007). Pada balita dengan ISPA sedang yang
disertai mal nutrisi mempunyai rambut yang jarang,
kemerahan, seperti rambut jagung dan mudah di cabut
tanpa menyebabkan rasa sakit (WHO, 2009).
3) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid (Priharjo, 2007). Pada
kasus balita dengan ISPA sedang tenggorokan berwarna
merah (Nelson, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
4) Mata : Adakah kotoran dimata, merah muda sampai pucat, sklera
putih, kelopak mata cekung bila disertai panas
(Prabu, 2009).
5) Telinga : Adakah kotoran/cairan bagaimana tulang rawannya
(Priharjo, 2007). Pada balita ISPA sedang telinga sakit dan
mengeluarkan nanah dari lubang telinga (Nelson, 2007).
6) Hidung : Adakah nafas kotoran yang membuat jalan napas sesak
atau terganggu (Matondang, 2007). Pada balita dengan
ISPA sedang kemungkinan pernafasan berbunyi seperti
mengorok (WHO, 2009).
7) Mulut : Bibir warna pucat, kebiruan, kemerahan, kering pecah-
pecah, lidah kemerahan (Engel, 2005).
8) Dada
Menurut Depkes RI (2007), pemeriksaan dada pada balita dengan
ISPA sedang meliputi :
a) Inspeksi : Nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam.
b) Auskultasi : Adanya sridor atau wheezing menunjukkan tanda
bahaya.
9) Perut : Adakah pembesaran hati atau limfe, lemas dan tegang
(Farrer, 2006).
10) Anogenital : Jika laki-laki apakah testis sudah turun, jika
perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia
minora (Nursalam, 2007).
11) Ekstremitas : Adakah oedem, tanda sianosis (Nursalam, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
e. Pemeriksaan tingkat balita
Tingkat perkembangan balita usia 12 – 59 bulan menurut
Depkes (2005), adalah sebagai berikut :
1) Motorik Kasar
Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan
anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-
otot besar, pada anak usia 9 – 12 bulan seperti :
a) Anak bisa berdiri.
b) Anak bisa berjalan sambil berpegangan.
c) Anak bisa bejalan dengan bantuan.
d) Anak bisa bermain bola.
e) Anak bisa naik tangga
2) Motorik halus
Motorik halus adalah aspek yang berhubungan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat, pada usia anak 36 – 48 bulan seperti :
a) Anak bisa memasukkan benda ke dalam wadah.
b) Anak bisa bermain dengan mainan yang mengapung di air.
c) Anak menyusun balok atau kotak.
d) Anak bisa menggambar.
3) Perkembangan sensorik
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
bersosialisasi dan berintegrasi dengan lingkungannya dan
sebagainya, pada umur 48 – 60 bulan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
a) Anak bisa minum sendiri dari sebuah cangkir.
b) Anak ikut makan bersama-sama.
c) Anak bisa menarik mainan yang letaknya agak jauh.
4) Perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,
komunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya, pada umur 24 – 36
bulan
a) Anak bisa bermain bola
b) Anak bisa berjalan sendiri
c) Anak bisa naik tangga.
d) Anak bisa berjala sambil berpegangan.
f. Pemeriksaan Penunjang
Untuk mendukung pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan
pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laboratorium serta terapi
(Nursalam, 2007). Pada kasus ISPA sedang tidak dilakukan
pemeriksaan penunjang.
Langkah II : Interpretasi Data
Interpretasi data dasar merupakan rangkaian, menghubungkan data
yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip relevan untuk mengetahui
kesehatan pasien. Pada langkah ini data diinterpretasikan menjadi
diagnosa, masalah, kebutuhan (Varney, 2007).
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan
(Nursalam, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Balita X Umur ......... dengan ISPA sedang
Data Dasar :
Data Subyektif :
1) Ibu mengatakan umur balita ......bulan.
2) Ibu mengatakan balitanya berjenis kelamin .........
3) Ibu mengatakan balitanya batuk (Nelson, 2005).
4) Ibu mengatakan nafsu makannya menurun (Alimul, 2009).
5) Ibu mengatakan nafas anaknya cepat (Depkes RI, 2007).
Data Obyektif :
Menurut Nelson (2007), data obyektif meliputi :
1) Keadaan umum : sedang atau rewel
2) Kesadaran : somnolen
3) Pernafasan lebih dari 50 kali / menit
4) Suhu lebih dari 390C
5) Tenggorokan berwarna merah
6) Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
7) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
8) Pernafasan berbunyi seperti mendengkur
9) Pernafasan berbunyi seperti menciut-ciut
b. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari
hasil pengkajian (Varney, 2007). Masalah yang muncul pada balita
dengan ISPA sedang umumnya anak batuk, pilek, demam dan nafsu
makan berkurang (WHO, 2006).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
c. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Kebutuhan
pada penanganan balita ISPA sedang menurut Nelson (2005), meliputi :
1) Pemberian makanan
2) Pemberian cairan
3) Pemberian obat penurun panas contohnya Paracetamol 500 mg.
4) Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi (antibiotic,
paracetamol)
Langkah III : Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi dengan hati-hati tanda dan gejala yang memerlukan
tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah
masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2007).
Diagnosa yang muncul pada balita dengan ISPA sedang yaitu ISPA
berat. Diagnosa pada balita dengan ISPA sedang dibuat jika terjadi gejala
atau tanda bahaya pada anak (Matondang, 2007).
Langkah IV : Antisipasi
Mengdentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa balita (Varney, 2007).
Antisipasi muncul jika diagnosa potensial muncul kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan segera. Langkah yang perlu dilaksanakan menurut
WHO (2006) yaitu :
a. Pemberian cairan tergantung keadaan pasien
b. Pemberian obat penurun panas contohnya Paracetamol 500 mg.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi antibiotik
contohnya benzil penicillin.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Langkah V : Perencanaan
Perencanaan adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah atau kebutuhan pasien berfungsi untuk menuntun perawatan yang
diberikan kepada pasien sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal
atau yang diharapkan (Varney, 2007).
Menurut WHO (2007), rencana yang diberika kepada balita dengan
ISPA sedang adalah sebagai berikut :
a. Suportif
Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin.
b. Antibiotik
1) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
2) Utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan aureus
3) Pneumonia rawat jalan yaitu kontrimoksasol 1 mg, amoksisillin 3 x
½ sendok teh, ampisilin (500 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8
jam, penisilin prokain 1 mg.
4) Pneumonia berat yaitu benzil penicilin 1 mg, klorampenikol (4 mg) 3
tab puyer/x bungkus /3x sehari/8 jam, kloksasilin 1 mg, gentamisin
(100 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8 jam.
5) Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x 1 ½ sendok teh, quinolon 5
mg dan lain-lain
6) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3
x ½ sendok teh.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan
aman (Varney, 2007). Pelaksanaan dilakukan berhubungan dengan
diagnosa (tanda dan gejala, masalah pada anak dengan ISPA sedang).
Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut
yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007).
Hasil evaluasi yang diharapkan menurut Depkes RI (2006) :
a. ISPA sudah sembuh
b. Nafsu makan meningkat
c. Demam sudah turun
d. Nafas sudah tidak mendengkur
Data perkembangan
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan
menurut Varney (2007) pada balita dengan ISPA sedang adalah SOAP,
adalah sebagai berikut :
S :
Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
O :
Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,
hasil laboratotium dan test diagnostik yang dirumuskan dalam data
untuk mendukung assesment.
A :
Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data. Diagnosa potensial meliputi diagnosa yang mungkin timbul
serta cara untuk mengantisipasinya.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan pelaksanaan
dan evaluasi berdasarkan assesment.
C. Landasan Hukum
Menurut Permenkes RI No. 149/Menkes/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan pasal 10 ayat 2 pelayanan kebidanan kepada
bayi meliputi : pemeriksaan bayi baru lahir, perawatan tali pusat, perawatan
bayi, resusitasi pada bayi baru lahir, pemberian imunisasi dan pemberian
penyuluhan (Kepmenkes RI, 2010).
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita tertuang
dalam standar kompetensi ke-7 yaitu bidan memberikan pengobatan sesuai
kewenangan, kolaborasi atau merujuk dengan cepat dan tepat sesuai keadaan
bayi dan balita.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan menggunakan
metode observasional deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif (Notoadmodjo, 2010). Studi kasus yaitu laporan yang
digunakan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
terdiri dari unit tunggal (Notoadmodjo, 2010).
B. Lokasi Studi Kasus
Merupakan tempat atau lokasi yang digunakan untuk mengambil
laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Laporan kasus ini dilaksanakan di RSUD
dr. Moewardi Surakarta.
C. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus adalah suatu hal atau seseorang yang akan dikenai
kegiatan laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Subyek dari laporan kasus ini
adalah An. A umur 4 bulan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
sedang.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah tentang waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan laporan kasus (Notoadmodjo, 2010). Laporan kasus ini
dilaksanakan pada tanggal 30 Mei sampai 02 April 2013.
E. Instrumen Studi Kasus
Merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti kata lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah di
olah (Arikunto, 2006). Pada studi kasus ini penulis menggunakan instrumen
format asuhan kebidanan balita sakit untuk pengumpulan data.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penulis dalam mengumpulkan data menggunakan teknik :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari objek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2007)
Data primer diperoleh dengan cara :
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik.
Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman (Nursalam, 2007). Inspeksi ini dilakukan
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki (Notoatmodjo, 2010).
Pada kasus balita dengan ISPA sedang yaitu melihat warna kulit
secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki, pemeriksaan dada
untuk mengetahui nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam dan melihat hidung.
2) Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera peraba.
Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif (Nursalam, 2007).
Pada laporan kasus asuhan kebidanan pada An. A umur 4 bulan
dengan ISPA sedang palpasi dilakukan untuk memeriksa turgor kulit
bayi (Notoatmodjo, 2010).
3) Perkusi
Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetukkan jari ke bagian
tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian yang kiri
dengan yang kanan (Nursalam, 2007).
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Nusalam, 2007).
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi bunyi jantung dan nafas
(Saifuddin, 2006).
b. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
pendirian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (respon) atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut
(Notoadmodjo, 2010). Pada kasus ini wawancara atau tanya jawab
dengan keluarga klien dan tenaga kesehatan yang lain.
c. Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang berencana,
antara lain meliputi : melihat, mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu
yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti
(Notoadmodjo, 2010). Observasi dapat berupa pemeriksaan umum,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (Notoadmodjo, 2010).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan sumber
informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi
masalah untuk menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan
dan memonitor respon pasien terhadap tindakan (Notoatmodjo, 2010). Cara
mendapatkan data sekunder yaitu dengan :
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu bentuk sumber informasi yang berhubungan
dengan dokumentasi (Notoadmodjo, 2010). Pengambilan kasus ini
menggunakan catatan untuk memperoleh informasi data medik yang ada
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam
menunjang latar belakang suatu penelitian (Notoadmodjo, 2010). Studi
kepustakaan ini diambil dari buku-buku yang berhubungan dengan
penyakit ISPA yaitu buku referensi tahun 2004 - 2010.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Alat- alat yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data menurut
Winkjosastro (2005), antara lain :
1. Untuk pemeriksaan
a. Format Asuhan kebidanan pada bayi
b. Termometer
c. Stetoskop
d. Jam tangan
2. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan dan observasi adalah
alat ukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita LILA, stetoskop,
termometer
3. Untuk dokumen
a. Buku referensi
b. Data sekunder dari RSUD dr. Moewardi
c. Komputer
d. Alat tulis
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Ruang : Melati 2
No. RM : 01-18-15-74
Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul : 08.30 WIB
I. Pengkajian
1. Identitas
1. Identitas Anak
1) NamaAnak : An. A
2) Umur : 4 bulan
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Anak Ke : 2 (dua)
2. Identitas Ibu Identitas Ayah
1) Nama : Ny. S Nama : Tn. H
2) Umur : 32 tahun umur : 35 tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
5) Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
6) Alamat : Semanggi RT 05 RW 06 Pasar Kliwon,
Surakarta
2. Anamnesa (Data Subyektif)
1. Keluhan utama / Alasan datang ke rumah sakit
Ibu mengatakan anaknya sejak 2 hari yang lalu batuk pilek dan
badannya terasa panas.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2. Riwayat Kesehatan
1) Imunisasi
Hbo : Tanggal 19 November 2012
BCG : Tanggal 21 Desember 2012
DPT 1 : Tanggal 21 Januari 2013
DPT 2 : Tanggal 23 Februari 2013
DPT 3 : Tanggal 23 Maret 2013
Polio 1 : Tanggal 21 Desember 2012
Polio 2 : Tanggal 21 Januari 2013
Polio 3 : Tanggal 23 Februari 2013
Polio 4 : Tanggal 23 Maret 2013
HB 1 : Tanggal 21 Januari 2013
HB 2 : Tanggal 23 Februari 2013
HB 3 : Tanggal 23 Maret 2013
2) Riwayat penyakit yang lalu
Ibu mengatakan sebelumnya anaknya pernah sakit panas pada
usia 2 bulan setelah imunisasi DPT2, Hb2 dan Polio3.
3) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya batuk, pilek serta badan terasa panas,
rewel dan susah makan sejak 2 hari yang lalu yaitu tanggal
28 Maret 2013.
4) Riwayat penyakit keluarga / menurun
Ibu mengatakan dalam keluarga baik bapak maupun ibu tidak
ada yang mempunyai penyakit menurun seperti asma, jantung,
ginjal, hepatitis, hipertensi, DM dan penyakit menular seperti
TBC dan pneumonia.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
c. Riwayat Sosial
1) Yang Mengasuh
Ibu mengatakan mengasuh sendiri anaknya dibantu dengan
suami dan orang tuanya.
2) Hubungan dengan anggota keluarga.
Ibu mengatakan hubungan anak dengan anggota keluarga
sangat baik.
3) Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan anaknya belum mempunyai teman yang
sebaya dengannya.
4) Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, rapi dan bersih, letak
rumah berdekatan dengan rumah yang lain.
5) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
(1) Makanan yang disukai
Ibu mengatakan anaknya hanya minum ASI dan
makanan pendamping bubur bayi serta minum ASI
sesuai dengan keinginan anaknya.
(2) Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
(3) Pola makanan yang digunakan
Pagi jam 06.00 WIB
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya hanya
minum ASI.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya hanya
minum ASI.
Siang jam 12.00 WIB
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya hanya
minum ASI dan ditambah dengan
setengah porsi bubur bayi.
Selama sakit : Ibu mengatakan nafsu makan anaknya
berkurang dan hanya minum ASI
saja.
Malam jam 18.00 WIB
Sebelum sakit : Ibu mengatakan kadang memberikan
anaknya bubur bayi dan ASI sebelum
tidur.
Selama sakit : Ibu mengatakan tidak memberikan
bubur bayi dan hanya memberi ASI
sebelum tidur.
b) Istirahat / Tidur
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur tidur
siang + 3 jam dan tidur malam + 12
jam, kadang terbangun untuk minum
dan ngompol.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidur + 10
jam karena sering menangis, rewel
dan sulit untuk ditidurkan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
c) Mandi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali
sehari, ganti baju sewaktu-waktu ketika
baju kotor terkena kencing, berak atau
keringat dan selesai mandi.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak
dimandikan karena masih demam dan
hanya dibasuh dengan air hangat.
d) Aktifitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya aktif dan ceria
serta merespon jika dipanggil.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak aktif dan
lemah, sering menangis, kurang merespon
jika dipanggil.
e) Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan bayinya BAB 2 - 3 x/hari
dengan konsistensi lembek, kuning
tengguli dan BAK 5 - 6 x/hari dengan
konsistensi warna kuning jernih, bau
amoniak, memancar.
Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya BAB 4 – 5
x/hari, konsistensi lunak, warna kuning
kecoklatan dan BAK 6 – 7 x/hari, warna
kuning pekat dan bau khas.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1. Status Generalis
1) Keadaan umum : Sedang
2) Kesadaran : Somnolen
3) TTV : R : 32 x/menit, S : 37ºC, N : 110 x/menit
4) BB / TB : 5,2 kg / 55 cm
5) LK : 32 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
1) Kulit : Kulit terasa hangat, tidak timbul bercak-
bercak campak, turgor kulit lembab.
2) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak mudah rontok.
3) Muka : Bersih, tidak ada oedema, agak pucat.
4) Mata : Kanan kiri simetris, conjungtiva berwarna
merah muda, sklera berwarna putih dan
bersih.
5) Telinga : Kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang
keluar.
6) Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada
stomatitis, gusi tidak bengkak/berdarah,
mulut tidak berbau.
7) Hidung : Hidung simetris terdapat cairan / lendir
berwarna jernih dan encer kulit hidung
bagian luar tampak kemerahan.
8) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tenggorokan berwarna merah.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
9) Dada : Tidak ada tarikan dinding dada waktu
bernafas, tampak simetris, pernafasan
mengorok.
10) Perut : Tidak ada penonjolan umbilikus, tidak ada
nyeri tekan, tidak kembung.
11) Ekstremitas : Dapat bergerak bebas, jari-jari tangan dan
kaki lengkap, tidak ada kelainan.
3. Pemeriksaan tingkat perkembangan
Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium : Dilakukan pemeriksaan
2) Pemeriksaan penunjang lain : tidak dilakukan.
II. Interpretasi Data
Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul : 09.30 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
An. A, umur 4 bulan dengan ISPA sedang
Data Dasar
Data subjektif
1. Ibu mengatakan anaknya lahir tanggal 19 November 2012
2. Ibu mengatakan umur anaknya 4 bulan
3. Ibu mengatakan anaknya berjenis kelamin perempuan
4. Ibu mengatakan anaknya mengalami batuk, pilek serta badan
terasa panas sejak 2 hari yang lalu dan nafsu makannya menurun.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Data objektif
1. Keadaan umum : sedang
2. Kesadaran : Somnolen
3. Respirasi : 32 x/menit, Suhu : 37ºC, N : 110 x/menit
4. Pada pemeriksaan muka tampak agak pucat, hidung terdapat
cairan jernih dan encer kulit hidung bagian luar tampak
kemerahan, pernafasan cepat, pernafasan mendengkur,
tenggorokan berwarna merah, pada perabaan kulit terasa hangat
tidak timbul bercak-bercak seperti campak, telinga tidak sakit.
b. Masalah
Batuk, pilek, demam dan nafsu makan berkurang.
c. Kebutuhan
1. Pemberian asupan nutrisi berupa makanan dan cairan.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan therapi (antibiotik
dan paracetamol) dan obat pereda batuk pilek.
III. Diagnosa Potensial
ISPA berat.
IV. Antisipasi
1. Pemberian cairan berupa infus RL 6 tpm.
2. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi antibiotik
amoxillin 250 mg dan obat pereda batuk ambroxol 250 mg.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
V. Perencanaan
Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul 10.30 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cetrizine 250
mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg,
Vit. C. Semua obat tersebut ada 4 tablet, obat – obat tersebut dibuat
puyer di bagi menjadi 12 bungkus diminum 3 x 1 per hari, beri infus
RL 6 tetes per menit.
3. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
agar tetap bersih.
4. Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA sedang pada ibu
beserta tanda bahaya dan tindakan yang harus dilakukan apabila ada
tanda bahaya penyakit ISPA.
5. Anjurkan ibu untuk menyusui anaknya sesering mungkin.
VI. Pelaksanaan
Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul 11.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa anaknya mengalami
ISPA sedang dan harus dirawat dirumah sakit.
2. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberikan terapi cetrizine 250
mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg,
Vit. C. Semua obat tersebut ada 4 tablet, obat – obat tersebut dibuat
puyer di bagi menjadi 12 bungkus diminum 3 x 1 per hari, memberi
infus RL 6 tetes per menit.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan perorangan dan
lingkungan agar tetap bersih dengan cara membersihkan lendir di
hidung menggunakan tisue dan mengganti pakaian bila basah atau
kotor.
4. Memberi pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA sedang pada
ibu beserta tanda bahaya dan tindakan yang harus dilakukan apabila
ada tanda bahaya penyakit ISPA yaitu memberitahu petugas
kesehatan.
5. Menganjurkan ibu untuk menyusui anaknya sesering mungkin.
VII. Evaluasi
Tanggal : 30 Maret 2013 Pukul : 11.30 WIB
1. Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan anaknya bahwa anaknya
mengalami penyakit ISPA sedang.
2. Anak A sudah minum obat terapi cetrizine 250 mg, ambroxol 250
mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C. Semua obat
tersebut ada 4 tablet, obat–obat tersebut dibuat puyer di bagi menjadi
12 bungkus diminum 3 x 1 per hari dan sudah diberi infus RL 6 tpm.
3. Ibu sudah mengerti cara menjaga kebersihan anaknya
4. Ibu sudah mengerti tentang penyakit ISPA sedang
5. Nutrisi anak sudah terpenuhi
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 31 Maret 2013 Pukul 08.00 WIB
Subjektif
1. Ibu mengatakan anaknya masih batuk, pilek dan masih panas.
2. Ibu mengatakan anaknya masih rewel, nafsu makan 2 x sehari porsi 4
sendok makan dan minum ASI 4 – 5 x/hari.
3. Ibu mengatakan sudah meminumkan obat pada anaknya pada pukul 08.00
WIB berupa cetrizine 250 mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg,
Amoxillin 250 mg, Vit. C semua 4 tablet dibuat puyer.
4. Ibu mengatakan anaknya sudah BAB 3 x/hari dan BAK 6 x/hari.
Objektif
1. Keadaan umum : sedang
Kesadaran : somnolen
S : 39ºC, N : 120 x/menit, R : 54 x/menit
2. Hidung masih ada lendir yang jernih dan encer yang masih keluar.
3. Kulit pada perabaan terasa sedikit hangat, turgor baik lembab, pada
ekstremitas timbul bercak-bercak pada kulit seperti campak.
4. Pernafasan mengorok.
5. Tenggorokan berwarna merah.
6. Hasil pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin 11,9 normal 9,4 – 19,8
Hematokrit 36,0 normal 28 – 65
Eritrosit 5,07 normal 3,1 – 5,9
Leukosit 10,0 normal 6,0 – 17,0
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Natrium 134 normal 136 – 145
Kalium 4,0 normal 9,4 – 19,8
Ion kalsium 101 normal 98 – 106
Assesment
An. A umur 4 bulan dengan ISPA sedang perawatan hari kedua.
Planning
Tanggal 31 Maret 2013 Pukul 09.00 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa anaknya masih menderita
ISPA sedang.
2. Memberikan pendidikan kesehatan pemberian makan pada anak usia 4
bulan dengan ISPA sedang termasuk pemberian ASI dan makanan
pendamping berupa bubur.
3. Menganjurkan pada ibu untuk meneruskan pemberian therapi cetrizine 250
mg, ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C
semua 4 tablet dibuat puyer.
4. Melepas infus RL
Evaluasi
Tanggal : 31 Maret 2013 Pukul : 10.30 WIB
1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan pada anaknya.
2. Ibu mengerti tentang pola pemberian makanan pada anak usia 4 bulan
dengan ISPA sedang termasuk pemberian ASI dan makanan pendamping
berupa bubur.
3. Ibu bersedia melanjutkan pemberian therapi cetrizine 250 mg, ambroxol
250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C.
4. Infus RL sudah dilepas
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 01 April 2013 Pukul 08.30 WIB
Subjektif
1. Ibu mengatakan anaknya masih agak pilek, kadang-kadang masih batuk.
2. Ibu mengatakan anaknya masih sedikit rewel, nafsu makan 2 x sehari porsi
6 sendok makan dan minum ASI 6 – 7 x/hari dan anaknya masih sedikit
panas.
3. Ibu mengatakan masih memberikan obat yang diberikan oleh dokter
kepada anaknya berupa cetrizine 250 mg, ambroxol 250 mg, metil
prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C semua 4 tablet dan dibuat
puyer.
Objektif
1. Keadaan umum : sedang
2. Kesadaran : somnolen
3. S : 37ºC, N : 120 x/menit, R : 32 x/menit
4. Hidung masih sedikit berlendir.
5. Kulit pada perabaan tidak teraba hangat, turgor baik lembab, masih ada
sedikit bercak-bercak pada ekstremitas.
6. Pernafasan sudah baik, meskipun sedikit mengorok.
7. Tenggorokan berwarna merah.
Assesment
An. A umur 4 bulan dengan riwayat ISPA sedang perawatan hari ketiga
Planning
Tanggal 01 April 2013 Pukul 09.00 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa anaknya masih agak
pilek, kadang-kadang masih batuk
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
2. Menganjurkan pada ibu untuk memperhatikan asupan gizi pada anaknya.
3. Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kondisi anaknya agar dalam
kondisi sehat dengan cara menjaga kebersihan.
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan obat cetrizine 250 mg, ambroxol
250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vit. C yang sudah
diberikan oleh dokter.
5. Memberikan salbutamol 250 mg dengan cara diuap
Evaluasi
Tanggal 01 April 2013 Pukul 10.00 WIB
1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan anaknya
2. Ibu mengerti tentang kepentingan menjaga kebersihan lingkungan dan
perilaku.
3. Ibu dapat meningkatkan asupan nutrisi pada anaknya.
4. Ibu bersedia mempertahankan anak tetap dalam kondisi sehat.
5. Ibu bersedia memberikan obat yang telah diberikan oleh dokter kepada
anaknya.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal 02 April 2013 Pukul 08.00 WIB
Subjektif
1. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak pilek, panas dan sudah tidak rewel.
2. Ibu mengatakan nafsu makannya meningkat, makan 2 x sehari porsi 6
sendok dan minum ASI 7 – 8 x sehari.
3. Ibu mengatakan BAB 4 x sehari dan BAK 6 – 7 x sehari.
Objektif
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV : Suhu : 370C, R : 40 x/menit, N : 120 x/menit
4. Hidung sudah tidak berlendir.
5. Kulit pada perabaan tidak teraba hangat, turgor baik lembab, sudah tidak
ada bercak-bercak pada kulit.
6. Pernafasan sudah baik dan tidak mengorok.
7. Tenggorokan tidak berwarna merah.
Assesment
An. A umur 4 bulan dengan riwayat ISPA perawatan hari keempat.
Planning
Tanggal 02 April 2013 Pukul 08.30 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan anaknya bahwa anaknya sudah
sembuh.
2. Memberi KIE pada ibu tentang perawatan anak di rumah seperti
memandikan anak dan mengganti pakaian bila basah atau kotor.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
3. Memberi KIE tentang penyakit ISPA meliputi pengertian, etiologi, gejala
dan pencegahan penyakit ISPA.
4. Mengajurkan ibu untuk memberikan obat yang sudah diberikan oleh
dokter sesuai anjuran.
5. Mempersiapkan pasien untuk pulang dengan memberikan terapi obat
ambroxol 250 mg, amoxillin 250 mg semua 4 tablet dibuat puyer.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kontrol ulang 1 minggu atau jika ada
keluhan pada anaknya.
Evaluasi
Tanggal 02 April 2013 Pukul 09.30 WIB
1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan anaknya
2. Ibu sudah tahu cara merawat anaknya
3. Ibu sudah tahu apa itu penyakit ISPA
4. Ibu bersedia memberikan obat yang sudah diberikan oleh dokter sesuai
dosis yang diberikan
5. Ibu bersedia melakukan kontrol ulang 1 minggu atau jika ada keluhan pada
anaknya.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan
kebidanan pada An. A dengan ISPA sedang di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dengan menggunakan 7 langkah Varney. Pembahasan ini
dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari
kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam
penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien.
1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua informasi
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Data
subjektif didapatkan keluhan utama batuk pilek dan badannya panas
(Nelson, 2005). Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak
rewel (Nursalam, 2007), kesadaran somnolen (Matondang, 2007), tanda-
tanda vital : pernafasan > 50 x/menit, suhu > 390C (Nelson, 2007). Pada
pemeriksaan sistematis diperoleh data pada kulit timbul bercak pada kulit
seperti campak (Nelson, 2007), tenggorokan berwarna merah, telinga sakit
dan mengeluarkan nanah dari lubang telinga (Nelson, 2007) dan
pernafasan berbunyi mengorok (WHO, 2009).
Sedangkan pada kasus An. A dengan ISPA sedang diperoleh data
subjektif dengan keluhan utama ibu mengatakan anaknya sejak 2 hari yang
lalu batuk pilek dan badannya terasa panas. Pada pemeriksaan fisik (data
objektif) diperoleh keadaan umum sedang, kesadaran somnolen, respirasi
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
32 x/menit, suhu 37ºC, N : 110 x/menit, tidak timbul bercak pada kulit
seperti campak, tenggorokan berwarna merah, pernafasan mendengkur dan
pada hidung keluar lendir berwarna jernih dan encer.
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada pernafasan > 50
x/menit dan suhu > 390C sedangkan pada kasus pernafasan 32 x/menit,
suhu 37ºC dan pada teori telinga sakit dan mengeluarkan nanah dari
lubang telinga sedangkan pada kasus hidung keluar lendir berwarna jernih
dan encer.
2. Interpretasi Data
Interpretasi data adalah dasar merupakan rangkaian, menghubungkan
data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip relevan untuk mengetahui
kesehatan pasien (Varney, 2007). Diagnosa kebidanan adalah diagnosa
yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi
standar diagnosa kebidanan (Nursalam, 2007). Masalah adalah hal-hal
yang berkaitan dengan pengalaman klien dari hasil pengkajian
(Varney, 2007). Masalah yang muncul pada balita dengan ISPA sedang
umumnya anak batuk, pilek, demam dan nafsu makan berkurang
(WHO, 2006). Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007).
Kebutuhan pada balita ISPA sedang menurut Nelson (2005), meliputi :
pemberian makanan, pemberian cairan, pemberian obat pereda batuk dan
kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi (antibiotic,
paracetamol).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Sedangkan pada kasus An. A dengan ISPA sedang diperoleh
diagnosa kebidanan An. A, umur 4 bulan dengan ISPA sedang, masalah
yang muncul yaitu batuk, pilek, demam dan nafsu makan berkurang dan
kebutuhan yang diperlukan adalah pemberian asupan nutrisi berupa
makanan dan cairan, kolaborasi dengan dokter untuk memberikan therapi
(antibiotik dan paracetamol) dan obat pereda batuk pilek.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati tanda
dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien
mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2007).
Diagnosa potensial yang muncul pada teori adalah terjadinya ISPA berat.
Diagnosa pada balita dengan ISPA sedang dibuat jika terjadi gejala atau
tanda bahaya pada anak (Matondang, 2007).
Sedangkan pada kasus An. A dengan ISPA sedang diagnosa
potensial tidak muncul dikarenakan adanya antisipasi yang baik dengan
kolaborasi pada dokter untuk memberikan therapy antibiotik dan obat
pereda batuk, pilek dan panas. Pada langkah ini penulis tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
4. Antisipasi
Antisipasi muncul jika diagnosa potensial muncul kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan segera. Langkah yang perlu dilaksanakan
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
menurut WHO (2006) yaitu : pemberian cairan tergantung keadaan pasien,
pemberian obat pereda batuk contohnya Paracetamol 500 mg dan
kolaborasi dengan dokter untuk memberikan terapi antibiotik contohnya
benzil penicillin.
Sedangkan pada kasus An. A dengan ISPA sedang antisipasi yang
diberikan adalah pemberian cairan berupa infus RL 6 tpm dan kolaborasi
dengan dokter untuk memberikan terapi antibiotik amoxillin 250 mg dan
obat pereda batuk ambroxol 250 mg.
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada kasus diberikan cairan
infus RL 6 tpm sedangkan pada teori tidak diberikan dan pada kasus tidak
diberikan parasetamol 500 mg sedangkan pada teori diberikan parasetamol
500 mg.
5. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah atau kebutuhan pasien berfungsi untuk menuntun perawatan yang
diberikan kepada pasien sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal
atau yang diharapkan (Varney, 2007). Menurut WHO (2007), rencana
yang diberikan kepada balita dengan ISPA sedang adalah suportif :
meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin. Antibiotik : idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab,
utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan aureus, pneumonia rawat
jalan yaitu kontrimoksasol 1 mg, amoxillin 3 x ½ sendok teh, ampisilin
(500 mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x sehari/8 jam, penisilin prokain 1 mg,
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
pneumonia berat yaitu benzil penicilin 1 mg, klorampenikol (4 mg) 3 tab
puyer/x bungkus /3x sehari/8 jam, kloksasilin 1 mg, gentamisin (100 mg) 3
tab puyer/x bungkus/3x sehari/8 jam, antibiotik baru lain yaitu sefalosforin
3 x 1 ½ sendok teh, quinolon 5 mg dan lain-lain, beri obat penurun panas
seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3 x ½ sendok teh.
Sedangkan pada kasus An. A dengan ISPA sedang perencanaan yang
dilakukan adalah beritahu ibu hasil pemeriksaan, beri infus RL 6 tpm,
berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cetrizine 250 mg,
ambroxol 250 mg, metil prednisolon 75 mg, amoxillin 250 mg, Vitamin C,
semua obat ada 4 tablet, obat-obat tersebut dibuat puyer dibagi menjadi 12
bungkus diminum 3 x 1 per hari, anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
perorangan dan lingkungan agar tetap bersih, beri pendidikan kesehatan
tentang penyakit ISPA sedang pada ibu beserta tanda bahaya dan tindakan
yang harus dilakukan apabila ada tanda bahaya penyakit ISPA dan
anjurkan ibu untuk menyusui anaknya sesering mungkin.
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada kasus beritahu hasil
pemeriksaan, beri infus RL 6 tpm, beri penkes penyakit ISPA sedangkan
pada teori tidak dilakukan.
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan
aman (Varney, 2007).
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Pada kasus An. A dengan ISPA sedang pelaksanaan dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat seperti diatas. Pada langkah ini penulis
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan
praktek.
7. Evaluasi
Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan tersebut
yang meliputi pemenuhan kebutuhan benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Hasil evaluasi
yang diharapkan menurut Depkes RI (2006) : ISPA sudah sembuh, nafsu
makan meningkat, demam sudah turun dan nafas sudah tidak mendengkur.
Sedangkan pada kasus An. A dengan ISPA sedang evaluasi yang
diperoleh setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari adalah ibu
tahu hasil pemeriksaan, ibu sudah tahu cara merawat anaknya, sudah
diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA dan ibu sudah
mengerti, ibu mengerti cara memberikan obat, ibu bersedia untuk menjaga
kebersihan lingkungan sekitar, ibu bersedia untuk kontrol ulang ke poli
anak jika keadaan anak belum stabil dan bila ada keluhan serta nafsu
makannya meningkat, makan 2x sehari porsi 6 sendok dan minum ASI 7 –
8x sehari.
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada teori ISPA sudah
sembuh, nafsu makan meningkat, demam sudah turun dan nafas sudah
tidak mendengkur.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang
berjudul Asuhan Kebidanan pada An. A dengan ISPA Sedang di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta, sebagai berikut :
1. Pengkajian data terhadap An. A dengan ISPA sedang diperoleh data
subjektif dengan keluhan utama ibu mengatakan anaknya sejak 2 hari yang
lalu batuk pilek dan badannya terasa panas. Pada pemeriksaan fisik (data
objektif) diperoleh keadaan umum sedang, kesadaran somnolen, respirasi
32 x/menit, suhu 37ºC, N : 110 x/menit, tidak timbul bercak pada kulit
seperti campak, tenggorokan berwarna merah, pernafasan mendengkur dan
pada hidung keluar lendir berwarna jernih dan encer.
2. Interpretasi data dilakukan dengan mengumpulkan data secara teliti dan
akurat sehingga didapatkan diagnosa kebidanan An. A, umur 4 bulan
dengan ISPA sedang, masalah yang muncul yaitu batuk, pilek, demam dan
nafsu makan berkurang dan kebutuhan yang diperlukan adalah pemberian
asupan nutrisi berupa makanan dan cairan, kolaborasi dengan dokter untuk
memberikan therapi (antibiotik dan paracetamol) dan obat pereda batuk
pilek.
3. Diagnosa potensial pada kasus An. A dengan ISPA sedang tidak muncul
dikarenakan adanya antisipasi yang baik dengan kolaborasi pada dokter
untuk memberikan therapy antibiotik dan obat pereda batuk, pilek dan
panas.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
4. Antisipasi pada kasus An. A dengan ISPA sedang antisipasi yang
diberikan adalah pemberian cairan tergantung keadaan pasien, pemberian
obat pereda batuk contohnya Paracetamol 500 mg dan kolaborasi dengan
dokter untuk memberikan terapi antibiotik.
5. Rencana tindakan pada kasus ini dilakukan sesuai dengan teori balita
dengan ISPA sedang, pada langkah ini penulis menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek yaitu pada
kasus diberikan KIE tentang merawat anak dirumah, beri imunisasi
lengkap pada anak, anjurkan ibu menjaga kebersihan perorangan dan
lingkungan, cegah anak berhubungan dengan klien ISPA, beri penkes
tentang penyakit ISPA, beritahu ibu untuk kontrol ulang.
6. Pelaksanaan pada kasus An. A dengan ISPA sedang dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.
7. Evaluasi yang didapat setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari
adalah ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan anak di rumah,
sudah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit ISPA dan ibu
sudah mengerti, ibu mengerti cara memberikan obat, ibu bersedia untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekitar, ibu bersedia untuk kontrol ulang
ke poli anak jika keadaan anak belum stabil dan bila ada keluhan.
8. Pada kasus balita Ny. S dengan ISPA sedang penulis menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan yaitu pada
pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan.
9. Alternatif pemecahan masalah pada kasus An. A adalah bahwa tidak
semua anak dengan ISPA sedang kondisi atau keadaannya sesuai dengan
teori. Untuk itu perlu ditingkatkan dalam pengkajian dan penanganan
kasus ISPA.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
B. Saran
Dari studi kasus pada An. A dengan ISPA sedang penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Profesi
Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif, sehingga keluarga dan
masyarakat berperilaku hidup sehat serta tidak menganggap remeh setiap
penyakit pada balita karena dapat berpengaruh pada proses pertumbuhan
dan perkembangan.
2. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Diharapkan rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada balita sakit dengan ISPA
sedang.
b. Pendidikan
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan
atau referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan
khususnya pada balita sakit dengan ISPA sedang.
3. Bagi Pasien
Diharapkan ibu balita mengetahui tentang penyakit ISPA sedang dan
menganjurkan untuk segera membawa akan ke petugas kesehatan yang
terdekat bila mengenali tanda bahaya, menjaga kebersihan diri sendiri dan
dapat memberikan penanganan segera apabila anak menderita ISPA
sedang, yaitu dengan cara memberikan obat pereda batuk, pilek dan panas.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Depkes RI. 2005. Etiologi ISPA dan Pneumonia litbang.
http://www.depkes.etiologi-ISPA-Pneumonia.co.id. online 2002. Akses : 16
Oktober 2012.
____________. 2007. Pengertian ISPA, http://www.pengertian-ispa.com.
available online. Diakses tanggal 27 Oktober 2012.
____________. 2010. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat
2015. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI.
Dinkes Kota Surakarta. 2010. Angka Kematian Bayi di Surakarta Sangat
Memprihatinkan. Available online : http://dikesjatim.angka-kematian-
bayi.go.id. diakses tanggal 23 Oktober 2012.
Dowsheri, 2006. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.
Engel, 2005. Prinsip-Prinsip Kesehatan dalam Bidang Keperawatan. Jakarta : Info
Medika.
Erlien. 2008. Penyakit saluran Pernapasan. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.
Farrer, H. 2006. Perawatan Maternal. Jakarta : EGC.
Ferry, A. G. At. All. 2007. Buku Saku Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta : EGC.
Horison. 2005. Hubungan Sanitasi Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak
Balita. http://www.modul/user/detail_artikel.php?id=718_kejadian-ISPA-
pada-Anak-Balita. Available online. Diakses tanggal 22 Oktober 2012.
Hastari. 2009. Asuhan Kebidanan pada An. Z dengan ISPA sedang di RSUD Kota
Surakarta. Akbid Kusuma Husada Surakarta. KTI. Tidak Dipublikasikan.
Indah. 2005. Tanda dan Pengobatan ISPA. http://www.smallcrab.com. Di akses
pada tanggal 15 Oktober 2012.
Kepmenkes, RI. 2010. permenkes Indonesia tentang penyelenggaraan praktik
bidan. Available online : http://ummukautsar.wordpress.com diakses
tanggal 12 Oktober 2012.
Khadirmunaj. 2008. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Khadirmunaj.blogspot.com, online : 2012. Akses : 16 Oktober 2012.
Kishore. 2007. Balita, Penyakit dan Pengobatannya. Jakarta : EGC.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
Lamusa. 2006. Etiologi ISPA Sedang. Jakarta : EGC.
Matondang, dkk. 2007. Diagnosis Fisik pada Anak. Edisi 3. Jakarta : PT. Sagung
Seto.
Nelson. 2007. Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : EGC.
Nursalam. 2005. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Jakarta : Salemba Medika.
__________. 2007. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nyna, P, S. 2008. Asuhan Kebidanan pada Anak A dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) Sedang di Ruang Bakung RS Panti Waluyo
Surakarta. Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. KTI. Tidak
Dipublikasikan.
Prabu. 2009. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/04/infeksi-saluran-pernafasan-
akut-ispa/. available online. Diakses tanggal 12 Oktober 2012.
Prihardjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Profil Jateng, 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Pradipta.blogspot.com, online : 2012. Akses : 16 Oktober 2012.
Rasmaliah. 2004. ISPA dan penanggulangannya. http://www.modul/user/detail_artikel.php?id=718_ISPA-dan-
penanggulangannya. Available online. Diakses tanggal 14 Oktober 2012.
______________. 2007. ISPA dan penanggulangannya.
http://www.modul/user/detail_artikel.php?id=718_ISPA-dan-
penanggulangannya. Available online. Diakses tanggal 10 Maret 2013.
Riwidikdo, H. 2007. Statistik Kesehatan, Yoyakarta Mitra Cendikia Press.
Saifuddin, A.B. 2005. Bukua Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP. SP.
____________. 2006. Bukua Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP. SP.
Surasmi A, dkk. 2005. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC.
Varney, H. 2007. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi. 4. Volume. 2. Jakarta : EGC.
Vietha. 2009. Pengertian ISPA dan Askep. Viethanurse.wordpress.com,online :
2012, Akses : 16 Oktober 2012.
Whaley and Wong, 2005. Nursing care of Intant And Chlidren. Mosby, Inc.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com
WHO. 2006. Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Panduan untuk Dokter,
Perawat dan Bidan. Jakarta : EGC
__________. 2007. Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC.
__________. 2009. Ilmu Perawatan Bayi. Jakarta : Widya Medika.
Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Yuliana, D.H. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Balita Z Dengan Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) sedang di RSUD Kota Surakarta. Akademi
Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. KTI. Tidak Dipublikasikan.
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com