asuhan kebidanan pada ny
TRANSCRIPT
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. FG=VII P=VII A=0
DENGAN DISTOSIA BAHU
DI
S
U
S
U
N
OLEH
MUKHLISA : 112410D10226
MULIANI : 112410D100227
Dosen Pembimbing : ELIZAR, MPH
AKADEMI KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA
JURUSAN KEBIDANANTAHUN 2012 / 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Berdasarkan praktek klinik di PKM Muara Batu pada tanggal 18 Juni
s/d 14 Juli yang berjudul ”ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. FG=VII
P=VII A=0 DENGAN DISTOSIA BAHU “
Telah disetujui
CI Ruangan
Afran, Am.KebNip. 19720324 199302 2 001
Dosen Pembimbing
Elizar, MPHNip. 19761211 200212 2 002
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Dimana
dengan rahmat-Nya dan karunia –Nya kami dapat menyelesaikan makanlah ini
dengan judul ”ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. FG=VII P=VII A=0
DENGAN DISTOSIA BAHU “ di PKM MUARA BATU.
Untuk itu pada kesempatan itu penulis meyampaikan terimakasih yag
sebesarnya kepada :
Ibu Elizar selaku pembimbing kami yang dengan sabar dan penuh
kesungguhan telah membina kami dalam pembuatan kasusu ini hingga
selesa.
Ibu Afrah yang selalu mendidik dan membina kami selama di PKM
Muara Batu
Kepada Ka Puskesmas Muara batu
Penulis menyadfari dalam penyusunan makalah ini masih banyak yang terdapat
kesalahan dan kejanggalan yang mungkin disebabkan karena waktu yang sangat
tebatas, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca dan demi terciptanya makalah yang sempurna dan
bertujuan untuk membauir di masa-masa yang akan dating mudah-mudahan
makalah ini berguna bagi pembaca serta disa dimamfaatkan.
Muara Batu, 08 Juli 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diagnosisi bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat
dilahirkan setelah kepala janinn dilahirkam. Angka kejadian diagnose yang
digunakan. Salah satu criteria diagnose bahu adalah bila dalam persalinan
paradigm untuk melahirkan bahu harus dilakukan maneufer khusus seperti traksi
cunan bawah dan episotomi (Gros dkk, 1997).
Dengan menggunakan criteria diatas menyatakan bahwa dari 0.9%
kejadian distisia bahu yang tercatat direkam medis, hanya 0.2% tang memenuhi
criteria diatas.
Spong dkk (1995) menggunakan sebuah Kriteria objektif untuk menentukan
adanya distosia bahwa yaitu interval waktu antar lahirnya kepala dengan seluruh
tubuh. Nilai normal interval waktu antara lain persalina kepala dengan persalinan
seluruh tubuh adalah 24 detik, pada distosia bahu 79 detik. Mereka mengonsulkan
bahwa antosia bahu adalah bila interval waktu tersebut lebih dari 60 detik .
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui “Distosia Bahu” dan kemungkinan bahaya yang
ditimbulkan serta pencegahan dan cara mengatasinya
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian / pengumpulan data pada pasien dengan
distosia bahu.
b. Mampu membuat identifikasi diagnose masalah pada pasien dengan
distosia bahu.
c. Mampu membuat identifikasi diagnose masalah dan masalah potensial
pada pasien diagnose bahu.
d. Mampu melakukan perencanaan tindakan pada pasien disostia bahu
e. Mampu melakukan tindakan pada pasien distosia bahu
f. Mampu memberikan pelayanan pada pasien distosia bahu
g. Mampu melakukan evaluasi pada pasien distosia bahu.
C. Mamfaat
a. Petugas kesehatan
Mampu mengkaji atau menentukan diagnose pada pasien dengan aistosia
bahu.
b. Akademik
Sebagai sumbangsih bacaan agar berguna bagi adik- adik dan temen-temen
dalam memperdalam ilmu kesehatan khususnya yang menyangkut dengan
distosia bahu.
c. Masyrakat
Diharapkn masyarakat menjadi lebih baik paham tentang distosia bahu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Diagnosis bahu adaah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan
setelah kepala janin dilahirkan . distoksia tidak dapat di prediksikan .
Diagnosis distoksia bahu :
- Kepala janind dapat dilahirkan tetapi tetap berada dekat Vunna
- Dagu tertarik dan menekan premium
- Tarikan pada kepala gagal melahirkan bahu yang terperangkap dibelakang
simfisis pubis.
B. Faktor Resiko Distosis bahu
Kelainan bentuk panggul diabetes gestasional, kehamilan post mature, riwayat
persalinan dengan distosia bahu danibu yang poendek .
Factor resiko distosia bahu :
1. Maternal
- Kelainan anatomi panggul
- Diabetes gestational
- Kehamilan postmatur
- Riwayat distosia bahu
- Tubuh ibu pendek
2. Fetal
- Dugaan macrosomia
C. Penanganan distosia bahu
Penanganan distosia bahu =
- Membuat episotomiyang cukup luas untuk mengurangi obstruksi jaringan
lunak dan member ruangan yang cukup untuk tindakan.
- Meminta ibu untuk menekuk kedua tangkainya dan menkatkan lututnya
sejauh mungkin kearah dadanya dalam posisi ibu berbaring terlentang.
Meminta bantuan asisten untuk menekan menekan fleksi kedua lutut ibu
kearah dada
- Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi :
a. Melakukan tarikan yang kuat kearash bawah kepala janin
b. Meminta seseorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan
kerah bawah pada daerah suprapublis untuk membantu persalinan bahu
c. Jika dipermukaan, lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai
dengan arah sternum
- Jika bahu masih belum dapat dilahirkan
a. Masukkan tangan kedalam vagina
b. Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap
fleksi pada siku, gerakan tangan kearah dada. Ini akan memberikan
ruangan untuk bahu depan agar dapat bergerak dibawah simfisis
publis
- Jika smeua tindakan atas tetap tidak dadat melahirkan bahu pilihan lain
yaitu :
a. Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu
depan.
b. Lakukan tarikan dan mengait ketiak untuk mengeluarkan dengan
tangan belakang.
D. Komplikasi Aistasia Bahu
Komplikasi maternal
- Pendarahan pasca persalinan
- Fistula Rectovaginal
- Simfisiolisis atau diathersis , dengan atau tampa “transient Femoral”
- Robekan premium derajat III atau IV
- Repture uteri
Komplikasi fetal
- Brachial plexus palsy
- Fractural clavicle
- Kematia janin
- Hipoksia, dengan atau tampa kerusakan neuralogis permanen
- Fraktura humerus
E. Penatalaksanaan
- Kesiapan penolong persalinan dalam mengatasi distosia bahu
- Pertama kali yang harus dilakukan bila terjadi distopsia bahu adalah
melakukan traksi curam bawah sambil meminta ibu untuk meneran.
- Lakukan episotomi
BAB II
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama Klien : Ny. F Nama Suami : Tn.Mul
Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Honorer Pekerkjaan : Wiraswasta
Alamat Kantor : - Alamat Kantor : -
Alamat Rumah : Pante Gura
Kec. Muara Batu Kab. Aceh Utara
B. Anamnesa
Anamesa dilakukan pada tanggal 13 Maret 2011 pukul. 16.00 WIB. Dari
hasiol anamesa ibu mengatakan sakit pinggang menjalar ke syimfisis sejak 4 jam
yang lalu dan keluiar darah bercampur lendir dari vagina.
C. Pemeriksaan
Pada saat pemeriksaan diperoleh hasil antara lain : Keadaan umum ibu
bail, kesadaran composmetis dan keadaan emosional staabil. Tekanan darah 110 /
70 MM Hg, denyut nadi 88 x/ m suhu tubuh 37º c , pernafasan 22 x /m, tinggi
badan 150 Cm dan berat badan 58 Kg.
Dari hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan maka tidak ada
closma, kelopak mata tidak udema, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat ,
mulut bersih tidak ada stomatifus tidak ada karries pada gigi. Tidak ada
pembesaran kelenjar terroid, dan kelenjar getah bening, dada simetris, jantung dan
paru-paru normal, payudara simetris menonjol, ada pengeluaran kolestrum kiri,
dan kanan , posisi tulang belakang lordosis gravidanum, ekstrimitas tidak oedema
dan tidak ada varises dan reflek patella +/+, pemeriksaan palpasi abdomen di
dapatkan :
Leoped I : TFU Pertengahan pusat ke px atau 34 cm (MD). Pada perubahan
teraba satu bagianpanjang agak bulat, lunak tidak melenting
(bokong)
Leoped II : pada perubahan bagian kana ibu teraba satu bagian panjang,
keras, seperti papan (punggung) dan bagian kiri – kecil dari janin
seperti jari- jari dan siku ( ekstemitas)
Leoped III : pada perabaan teraba bagian bulat, keras dan melenting (Kepala)
Leoped I : pada perubahan teraba bagian bawah janin sudah masuk PAP
(Divergen) penurunan bagian terendah 3/5 bagaian kepala.
Pemeriksaan auskultasi didapatkan punctum maksimum kudran kiri bawah
pusat, djj 152 x/m, Taksiran berat janin= (34-12)x155=3410 gram dan kontraksi
sebanyak 4 kali dalam 10 menit lamanya <20 detik.
Setibanya di BPS Elvi Zuhriani, sudah ada tanda- tanda persalinan yaitu
adanya lendir bercampur darah dan kontraksi yang akurat maka ibu evi langsung
melakukan pemeriksaan dalam. Dari hasil pemeriksaan dalam didapatkan dinding
portio sudah menipis dan tidak ditemukan benjolan. Konsistensi lunak,
pembukaan 5 cm, ketuban masih utuh, presentasi kepala, penurunan bagian
terendah 3/5 dan posisinya UUK ( Ubun- ubun Kecil).
II. Identifikasi diagnose dan masalah
Diagnosa : Ibu : G,PoAo hamil 39 Minggu dengan kala fase Aktif
III. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Distosia bahu
IV. Tindakan segera
Mencoba melahirkan bahu tanpa melakukan episotomi
V. Perencanaan tindakan
a. Informatika hasil pemeriksaan
b. Penuhi hidrasi dan nutrisi
c. Anjuranibu untuk berjalan- jalan
d. Ajaran ibu bernafas secara efektif
e. Anjuran keluarga ibu, untuk member support
f. Jelaskan pada ibu bahwa persalinan adalah proses yang dialami
g. Pantau keadaan ibu Selma 1 / 2 jam dan 4 jam sekali
h. Beri ri support kepada ibu
i. Siapkan perlengkapan ibu dan bayi
j. Siapkan partus set
VI. Pelaksanaan tindakan
a. Mengimformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
TD : 110 / 70 MM Hg Pas : 88 x / m
PR : 22 x / m temp : 37 º c
Pemb : 5 cm, Posisi janin : Bagus, Ketuban : Utuh
b. Memenuhi hidrasi dan nutrisi
- Anjuran ibu minum air putih secukupnya
- Anjuran ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi (4 sehat 5
Sempurna)
c. Mengajarkan ibu untuk berjalan – jalan
- Anjuran ibu untuk berjalan – jalan sekitar ruangan agar dapat
mempercepat proses persalinan
d. Mengajarkan ibu untuk bernafas secara efektif
- Ajarkan ibu untuk menarik nafas dari hidung dan mengeluarkannya
dari mulut agar rasa sakitnya berkurang
e. Mengarkan keluarga untuk member dukungan
- Member perhatioan kepada ibu
- Memberikan semangat serta dukungan yang kuat kepada ibu
f. Menjelaskan kepada ibu bahwa persalinan adalah proses yang alami
bukan bukan merupakan suatu penyakit.
g. Menjelaskan kepada ibu selama ½ jam dan 4 jam sekali
- Memantau hij, djj, setiap ½ jam sekali
- Memantau TD, pembukaan setiap 4 jam sekali
h. Member support kepada ibu
- Mengurut punggung ibu pada his agar rasa sakitnya berkurang
- Member semangat kepada ibu dengan cara member ibu makanan dan
minuman agar kekuatan ibu pada saat meneran bertambah.
i. Menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi
- Menyiapkan alat –alat untuk persalinan
Misalnya : Kain Ganti, Gurita, Softek
- Menyiapkan perlengkapan bayi
Misalnya : popok, kain bedung
j. Menyiapkan pertus set
- Memastikan ketersediaan partus set dan obat- obatan yang diperlukan
misalnya : oksigen, Vit K, dalat penghisab lendir, dan peralatan heating.
VII. Evaluasi
S = ibu menyatakan nyeri perut menjalar ke pinggang
O = muka ibu Nampak meringis, menahan rasa sakit
A = GI Po Ao hamil 39 Minggu Kala II
Janin hidup , tunggal intera Uteri dan preskep
P = - Sipkan diri untuk menolong perslinan
- Pastikan pembukaan sudah lengkap
- Siapkan ibu dan keluarga dalam membantu dalam proses mengedan
- Siapkan persiapan pertolongan kelahiran bayi
- Tolong kelahiran bayi
- Lakukan penangana bayi baru lahir
KALA II
S = Ibu menyatakan adanya his dan nyeri perut
O = Adanya tanda – tanda perlepasan plasenta, kontraksi uterus ibu
A = PI Ao hamil 39 Minggu dengan kala III
P = 1. Penyakit Oksigen
- Memeriksa fundus untuk memastikan janin tunggal, memberitahu
ibu bahwa ia akan disuntik
- Menjepit tali pusat dengan menggunakan klem 3cm dari panggkal
pusat bayi. Klem ke-2 dua cm dari klem .
2. Melakukan perenggangan tali pusat terkendali
- Memindahkannklem pada tali pusat sekitar 5 s/d 10 cm dari vulva,
meletakkan tanagan diatas tulang publish dan dengan menggunakan
tangan kiri untuk melakukan palpasi dan menstabilkan uterus,
memegang tali pusat danklem dengan tangan yang lain, melakukan
tekanan kearah yang berlawanan (dorso cranial) dengan hati-hari .
3. Mengeluarkan plasenta
- Jika tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya
perlepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara
tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian keatas
sesuai dengan burve jalan lahir hingga plasenta tampak di vulva.
- Jika plasenta terlihatr di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan kemudian putar plasenta searah jarum jam dengan hati-
hati sehingga selaput ketuban terpilih
4. Masase fundus uteri
- Segera setelah plasenta lahir lakukanmasase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian
palmar empat jari tangan kiri hingga kontruksi uterus baik selama 15
detik
5. Melakuakan penilaian pendarahan
- Sambila tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri tangan
kanan memeriksa kelengkapan plasenta baik bagian internal maupun
bagian fetal serta selaput ketuban kemudian masukkan kedalam
kantong plastic yang tersedia.
- Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan premium
yang dapat menimbulkan oendarahan aktif.
KALA IV
S = ibu mengatakan sudah sehat
O = k/u = baik tinggkat kesadaran : Compos Mentis
TD = 110 / 70 MM / Hg Tempe : 37ºC
Pols = 80 x / m TFU : 2 Jari dibawah pusat
Bayi lahir jam 21.00 Wib
Bayi lahir dengan distosia bahu
Berat badan : 31 00 Gram
Panjang badan : 50 Cm
Jenis kelamin : Laki –laki
A = P1 Ao Post Parfum 2 jam, plasenta lahir lengkap dengan koti ledon,
pendarahan 3x ganti pembalut .
P = Perencanaan Tindakan
1. Informasikan Hasil Pemeriksaan
TD = 110 / 70 MM Hg temp = 37ºC
Pols =
2. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
- Memberi penjelasan penjelasan kepada ibu bahwa dengan istirahat
yang cukup akan memperlancarkan produksi adi
- Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu boleh bergerak, tidak mesti harus
selalu tidur karena dengan ibu banyak melakukan aktifitas, maka
pengembalian uterus keukuran normal bias berjalan dengan cepat .
3. Menjelaskan ibu cara melakukan personal Hygine
- Memberitahu ibu pada setiap kali selesai BAB / BAK ibu
membersihkan premium dan mengganti pembalut apabila basah
minimal 3 kali sehari.
4. Eberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas
- Menyarankan kepada ibu agar langsung menghubungi petugas
kesehatan / bidan apabila ada tanda-tanda bahaya seperti demam
lebih dari 2 hari, kejang, nyeri , abdomen pendarahan tali pusat,
dan bengkak muka, kaki dan tangan.
5. Anjurkan dan ajarkan ibu minimum tablet darah selama masa nifas.
- Menjelaskan pada ibu apa mamfaat dari tablet darah
- Mengajarkan ibu minimum tablet darah 1 kali sehari selama masa
nifas
EVALUASI
Ibu sudah mengerti semua yang telah dijelaskan diatas serta ibu mampu
mengurangi dan mengerjakan semua anjuran bidan.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian menurut teori. Pemeriksaan laboratorium haru dilakukan pada ibu
bersalin seperti pemeriksaan protein Urine, dan asiton dalam urione, tetapi
pada pehkajian kasus tidak dilakukan. Hal ini disebabkan oleh persediaan alat
pemeriksaan dan nahan tidak tersedia.
2. Pengkajian menurut teori , pada multi para kala II fase efektif adalah (lama
fase akselarasi 1 jam), lama fase di latasi 4 jam) sedangan menurut
pengkajian kasus lama fase aktif adalah 1 jam. Hal ini disebabkan karena ibu
disuruh jalan-jalan disekitar ruangan
3. Sedangkan pengkajian data kasusu yang lain sama dengan kajian pada teori .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan
setelah kepala janin dilahirkan
Diagnosis distosia bahu :
- Kepala dapat dilahirkan tetapi tetap berada di dekat vulva
- Dagu tertarik dan menekan premium
- Terikan kepala gagal melahirkan bahu yang terperangkap dibelakang
simfisis pubis.
PENATALAKSANAAN
- Kesiapan penolong persalinan dalam mengatasi distosia bahu sangat
diperlukan
- Pertamakali yang harus dilakukan bila terjadi distosia bahu adalah
melakukan traksi curam bawah sambil meminta ibu untuk meneran
- Lakukan episotomi
B. Saran
- Kepada Tenaga Kesehatan
Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang
terbaik kepada pasien khususnya distosia bahu
- Bagi akademik
Hendaknya akademik lebih memaksimalkan diri dalam
mengimplementasikan antara teori yang diperoleh di akademik dengan
kenyataan yang ada di lahan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Gros dkk, 1997, A Comparisson of Sholder dystocsia assosciated transient and
permanent brachial Plexus palsies . Obsitet Gynecol 95:43.2003
Sarwono, 2003. Ilmu Kebidanan . Jakarta : yayasan Bina Pustaka sarwono
Prawiroharjo.
Winkjosastro, H, 2005. Buku Acuan dan panduan Asuhan persalinan normal.
Jakarta