asuhan keperawatan gagal ginjal akut
DESCRIPTION
presentasi mengenai asuhan keperawatan gagal ginjal akut, sistem perkemihan yang terdiri dari konsep medik dan konsep keperawatanTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT
Presented By Kelompok 3
KONSEP MEDIK GAGAL GINJAL
AKUT
PENGERTIAN
• Gagal ginjal akut atau dikenal dengan Acute Renal Failure (ARF) adalah sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak. (Nursalam, 2008)
• Gagal ginjal akut adalah gagal ginjal yang timbul mendadak misalnya akibat trauma fisik, infeksi, peradangan, atau toksisitas, gejalanya mencakup uremia dan biasanya oligouria, atau anuria, disertai hiperkalemia dan edema paru. (Dorland, 2010)
ETIOLOGI
Gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, meliputi penurunan aliran darah ke ginjal; cedera toksik didalam ginjal; dan obstruksi aliran –keluar urine dari ginjal. Penyebab GGA umumnya dikategorikan kedalam prarenal (55-60 %), intrarenal (35-40%) dan pascarenal (kurang 5%).
PATOFISIOLOGI
Menurut Smeltzer (2002) terdapat empat tahapan klinik dan gagal ginjal akut, yaitu :
• Periode Awal, • Periode Oligunia, • Periode Diuresis, Dan • Periode Perbaikan
Gagal ginjal akut azotemia dapat saja terjadi saat keluaran urine lebih dari 400 ml/24 jam.
MANIFESTASI KLINIS
• Pasien tampak sangat menderita dan letargi disertai mual persisten, muntah, dan diare.
• Kulit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi, dan napas mungkin berbau urine (feto uremik).
• Manifestasi system saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang).
• Perubahan pengeluaran produksi urine ( sedikit).• Peningkatan BUN (tetap), kadar kreatinin, dan laju
endap darah (LED) tergantung katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal, serta asupan protein.
• Hyperkalemia akibat penurunan laju filtrasi glomerulus serta katabolisme protein menghasilkan pelepasan kalium seluler ke dalam cairan tubuh.
• Asidosis metabolik, akibat oliguri akut pasien tidak dapat mengeliminasi muatan metabolic seperti subtansi jenis asam yang dibentuk oleh proses metabolik normal
• Abnormalitas Ca++ dan PO4. Peningkatan kosentrasi serum fosfat mungkin terjadi. Serum kalsium mungkin menurun sebagai respon terhadap penurunan absorpsi kalsium di usus dan sebagai mekanisme kompensasi terhadap peningkatan kadar serum fosfat.
• Anemia terjadi akibat penurunan produksi eritropoietin, lesi saluran pencernaan, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah (biasanya dari saluran pencernaan). (Nursalam, 2008)
KOMPLIKASI
• Jantung : edema paru, aritmia, efusi pericardium• Gangguan elektrolit : hyperkalemia,
hiponatremia, asidosis• Neurologi : iritabilitas neuromuskuler, flap,
tremor, koma, gangguan kesadaran, kejang• Gastrointestinal : nausea, muntah, gastritis,
ulkus, peptikum, perdarahaan gastrointestinal• Hematologi : anemia, diathesis hemoragik• Infeksi : pneumonia, septikemis, infeksi
nosocomial
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Elektrokardiogram (EKG)• Kajian foto toraks dan abdomen• Osmolaritas serum• Pelogram Retrograd• Ultrasonografi Ginjal • Endoskopi Ginjal, Nefroskopi• Arteriogram Ginjal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah• Urine• Kenaikan sisa metabolisme protein ureum,
kreatinin dan asam urat• Gangguan keseimbangan elektrolit• Volume urine• Warna urine• Berat jenis urine• PH Urine• Protein.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GAGAL GINJAL
AKUT
PENGKAJIAN
• Pengkajian Anamnesis• Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama Riwayat Kesehatan Sekarang Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat Psikososialcultural
• Pemeriksaan Fisik• Pemeriksaan Diagnostik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan2. Resiko penurunan curah jantung3. Kelelahan4. Risiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh5. Risiko Kekurangan Volume Cairan
INTERVENSI
1. Kelebihan volume cairan• Awasi denyut jantung, dan CVP.• Timbang berat badan tiap hari dengan alat dan
pakaian yang sama.• Kaji kulit, wajah, area tergantung edema. Evaluasi
derajat edema (pada skala +1 sampai +4).• Auskultasi paru dan bunyi jantung. • Kaji tingkat kesadaran; selidiki perubahan mental,
adanya gelisah.
2. Resiko Penurunan Curah Jantung
• Awasi TD dan frekuensi jantung.• Auskultasi bunyi jantung.• Kaji warna kulit, membrane mukosa, dan dasar kuku.
Perhatikan waktu pengisian kapiler.• Perhatikan terjadinya nadi lambat, hipotensi,
kemerahan, mual/muntah, dan penurunan tingkat kesadaran (depresi SSP).
• Pertahankan tirah baring atau dorong istirahat adekuat dan berikan bantuan dengan perawatan dan aktivitas yang diinginkan.
3. Kelelahan
• Evaluasi laporan kelelahan, kesulitan menyelesaikan tugas. Perhatikan kemampuan tidur/istirahat dengan tepat.
• Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan/dibutuhkan.
• Identifikasi faktor stress/psikologis yang dapat memperberat.
• Rencanakan periode istirahat adekuat.• Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan ambulasi.• Tingkatkan tingkat pasrtisipasi sesuai toleransi pasien.• Awasi kadar elektrolit termasuk kaslium, magnesium dan
kalium.
4. Risiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
• Kaji/catat pemasukan diet.• Berikan makan sedikit dan sering.• Berikan pasien/orang terdekat daftar makanan/cairan
yang diizinkan dan dorong terlibat dalam pemilihan menu.
• Timbang berat badan tiap hari.• Konsul dengan ahli gizi/tim pendukung nutrisi.• Berikan kalori tinggi, diet rendah/sedang protein.
Termasuk kompleks sedang karbohidrat dan sumber lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori.
• Batasi kalsium, natrium, dan pemsukan fosfat sesuai indikasi.
5. Risiko Kekurangan Volume Cairan
• Ukur pemasukan dan pengeluaran dengan akurat. Hitung kehilangan tak kasat mata.
• Berikan cairan yang diizinkan selama periode 24 jam.
• Awasi TD (perubahan postural) dan frekuensi jantung.
• Perhatikan tanda/gejala dehidrasi contoh membrane mukosa kering, haus, sensori dangkal, vasokontriksi perifer.
• kontrol suhu lingkungan.