asuhan keperawatan gerontik dengan gangguan sistem pencernaan 2

Upload: anickz-shareefah

Post on 29-Oct-2015

277 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN (GASTRITIS)Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan GerontikOleh : Rusdianingseh, S.Kep.,Ns

Ahmad Yaebky AkbarAnik Nur SyarifahArista K RiantoKartika Eka WMiftahur RofiahVivi Aprilia C Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN / VII BSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RS ISLAM SURABAYATAHUN AKADEMIK 2012/2013DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN1DAFTAR ISI2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 31.2 Tujuan ............................................................................................31.3Manfaat .........................................................................................3BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Lansia42.2 Konsep Gastritis 8BAB 3 PROSES KEPERAWATAN3.1 Pengkajian ............................................................................153.2 Diagnosa Keperawatan ....................................................283.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................303.4 Implementasi ........................................................................313.5 Evaluasi ......................................................................32BAB 4 SIMPULAN4.1 Simpulan ............................................................................334.2 Saran ....................................................33

BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangPada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif.Akibat dari proses menua seluruh sistem tubuh pada lansia akan mengalami penurunan fungsi, salah satunya adalah gangguan pada sistem pencernaan. Akibat dari gigi yang ompong, penuruan peristaltik usus, dan kemampuan indera pengecap melemah. Hal ini akan menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang ditimbulkan dari gangguan sistem pencernaan adalah gastritis. Sebagian besar lansia akan mengalami gastritis. Gastritisadalah suatu penyakit pada sistem pencernaan yang berbentuk peradangan pada lapisan mukosa lambung. Oleh karena itu diperlukan intervensi khusus untuk membantu lansia mengahadapi maslah kesehatan. Karena lansia dianggap sebagai individu dalam suatu komunitas.B. TujuanMenjelaskan proses asuhan keperawatan gerontik dengan gangguan sistem pencernaan. C. Manfaat Diharapkan dengan terselesaikan makalah ini dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan gerontik dengan gangguan sistem pencernaan.BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lansia1. PengertianKelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :1) Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.2) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).3) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.Menurut Lumbantobing, (1997;3), menua yang sukses akan mencakup hal-hal, 1) hambatan fisik yang minimal dan mampu mengatasinya, 2) sehat mental dan mampu mempertahankan harga dirinya, 3) dapat mempertahankan aktivitas fisik dan mental, 4) berdikari, 5) melanjutkan gaya hidup, 6) puas dengan hidup atau keadaannya (stabil secara sosioekonomi, punya peran di lingkungan). 2. Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Lansia1) Perubahan Fisik Yang Terjadi Pada Proses MenuaJumlah sel lebih sedikit dan ukurannya lebih besar, proporsi protein pada sel menurun mengakibatkan terganggunya mekanisme perbaikan sel (Nugroho, 2000) Otak menjadi kecil dan atrofi, saraf panca indra mengecil sehingga berkurangnya penglihatan , hilangnya pendengaran , mengecilnya saraf penciuman dan perasa , lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin. Pada sistem kardio vaskuler terhadap perubahan elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung untuk memompa darah berkurang. Perubahan sistem respirasi, otototot pernafasan kehilangan kekuatan, menurunnya aktifitas dari silia, paruparu kehilangan elastisitas dan kemampuan pegas dinding dada, kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan bertambahnya usia (Depkes RI,1994). Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi. Fungsi absorpsi melemah, hati makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan adalah perubahan yang terjadi pada sistem gastroitestinal. Sistem endokrin, produksi hampir semua hormon menurun, dan menurunya aktivitas tiroid, basal metabolisme rate dan daya pertukaran zat menurun. Pada sistem integumen : kulit mengkerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, menurunnya respon terhadap trauma, dan menurunnya mekanisme proteksi kulit. Perubahan pada muskuloskeletal : tulang kehilangan densitas dan makin rapuh , persendian membesar, kaku, discus intervertebralis menipis dan terdapat kifosis (Depkes, RI, 1994).

Perubahan yang terjadi pada sistem genitourinaria, ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urine, mengalami perubahan unit terkecil dari ginjal mengecil dan menjadi atrofi, aliran darah keginjal menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kemampuan mengkonsentrasikan urine berkurang (Nugroho, 2000). Vesika urinaria, secara umum dengan bertambahnya usia kapasitas kandung kemih menurun. Sisa urine setiap selesai berkemih cenderung meningkat dan kontraksi otot otot kandung kemih yang tidak teratur makin sering terjadi (Darmojo dan Martono, 1999). Penurunan kapasitas kandung kemih sampai 200 ml akan menyebabkan frekwensi buang air seni meningkat (Kozier, 1995). Sehubungan dengan faktor usia, seorang wanita akan mengalami perubahan yang disebut sebagai masa menopause. Kapasitas reproduksi menurun dan organ kelamin turut mengalami atrofi. Pada awalnya menstruasi menjadi tidak teratur dan tidak lancar, darah haid yang keluar bisa sangat sedikit atau sangat banyak. Muncul gangguan vasomotoris berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh darah. Mengeluh pusing atau sakit kepala, keluar keringat terus-menerus dan terjadi neuralgia atau gangguan syaraf (Kartono,K., 1992;318).2) Perubahan Aspek Psikologis dan Sosial Lansia Menurut Departemen Sosial RI (1998) yang dikutip dari Hardywinoto dan Setiabudhi (1999;41), permasalahan khusus lansia meliputi :a. Berlangsungnya proses menua akan menimbulkan masalah fisik, mental maupun sosial. Mundurnya kadaan fisik akan menyebabkan perubahan peran sosial lansia dan lebih tergantung pada pihak lain.b. Berkurangnya integrasi sosial lansia akibat penurunan produktifitas dan kegiatan akan memberikan pengaruh negatif pada kondisi sosial psikologis lansia.c. Rendahnya produktifitas kerja lansia dibanding tenaga kerja muda.d. Banyaknya lansia yang miskin dan terlantar yang memerlukan bantuan supaya bisa mandiri.e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah kepada masyarakat individuaalistik menyebabkan lansia merasa tersisih dan kurang dihormati. Sebagian generasi muda menganggap bahwa lansia tidak perlu lagi aktif dalam urusan hidup sehari-hari.f. Dampak negatif dari proses pembangunan, polusi, dan urbanisasi dapat mengganggu kesehatan fisik dan terjadi ketimpangan jumlah lansia di desa dan di kota.Masalah-masalah yang dialami lansia akibat purna tugas, menurut Darmojo dan Martono (1999;22) diantaranya :a. Kehilangan finansial, yaitu menurunnya sumber penghasilan umumnya terjadi, kecuali pada orang yang kaya-raya.b. Kehilangan status, terutama pada orang yang dulunya punya status dan posisi cukup penting dengan berbagai fasilitasnya.c. Kehilangan teman/kenalan, mereka akan jarang berinteraksi dengan teman sejawat yang dulu hampir tiap hari dijumpai.d. Kehilangan kegiatan/pekerjaan yang teratur dilakukan. Ini berarti mereka kehilangan rutinitas yang telah dilakukan bertahun-tahun (Brocklehurst, 1987)

B. Konsep Gastritis1. PengertianGastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster (Hadi, 1995). Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, atau lokal (Price & Wilson, 1992). Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Charlene J, Reeves, 2001).Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan magh berasal dari bahasa Yunani yaitu gastro yang berarti perut atau lambung, dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.2. EtiologiPenyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :1) Gastritis AkutPenyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.2) Gastritis KronikPenyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.

3. PatofisiologiTerdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif, antara lain: 1) Gastritis akutAdanya zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang mungkin terjadi :a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasinya lambung akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCl sehingga menghasilkan HCl dan NaCO3. Hasil dari persenyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan menimbulkan rasa mual muntah yang berakibat pada gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCl maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindung mukosa lambung, maka yang akan terjadi adalah erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.2) Gastritis kronisGastritis kronik dapat diklasifikasikan sebagai Tipe A atau Tipe B. Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia permisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut dengan gastritis H. pylory mempengaruhi antrum dan pilorus. Gastritis kronik dihubungkan dengan bakteri H. pylory , faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan alkohol dan obat-obatan, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.

4. Manifestasi Klinis 1) Gatritis akuta) Nyeri epigastrumb) Nausea, muntah-muntah, anorexiac) Cepat sembuh bila penyebab cepat dihilangkanGastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas.2) Gastritis kronik a) Tampak pucat, Hb tidak normalb) Perut terasa panasc) Anorexia, epigstrum terasa tegangd) BAO/MAO ( Basal acid output/maximal acid output) rendah dapat diketahui dengan biopsi ( Mansjoer Arief M, dkk, 2001 ).Sedangkan gastritis kronik yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera.

5. Komplikasi1) Gastritis AkutTerdapat perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan SCBA perlu dibedakan dengan tukan peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi. Helicobakteri pulori sebesar 100% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi2) Gastritis KronikPerdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, periforasi, dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12 ( Mansjoer Arief M, dkk, 2001 ).

6. PencegahanWalaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.1) Makan secara benarHindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.2) Hindari AlkoholPenggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.

3) Jangan merokokMerokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.4) Lakukan olah raga secara teraturAerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.5) Kendalikan stressStres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.6) Ganti obat penghilang nyeriJika memungkinkan hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.7) Ikuti rekomendasi dokter

7. Penatalaksanaan Medis1. Gastritis AkutPemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain). Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.2. Gastritis KronikPemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2 atau inhibitor pompa proton.8. Pemeriksaan PenunjangBila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan ini meliputi :a) Pemeriksaan DarahTes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah, dan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat Gastritis.b) Pemeriksaan PernafasanTes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.c) Pemeriksaan FesesTes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan pada lambung.d) Endoskopi Saluran Cerna Bagian AtasDengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. e) Rontgen Saluran Cerna Bagian AtasTest ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan Barium terlebih dahulu sebelum dilakukan Rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dirontgen.

BAB 3PROSES ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian (Pengkajian tanggal 5 Desember 2012)Pengkajian Umum :1. Identitas Nama: Ny. A TTL: Surabaya, 17 Agustus 1943 Jenis Kelamin: Perempuan Pendidikan: SR Agama: Islam Status Perkawinan: Duda TB / BB/ IMT: 152 cm / 50 Kg / 20,08 Kg (Normal) Penampilan: Rapi dan bersih Alamat: Jl. Merdeka No. XX Kel. Karah Surabaya Orang yang Dekat: Ny. E Hubungan: Anak kandung Alamat / Telepon: Jl. Merdeka No.XX Kel. Karah Surabaya2. Riwayat Keperawatana. Genogram

Tahun 1987 DMsakitTahun 1990 sakitsakitTahun 1989 sakitsakitTahun 1991 sakitsakitv

Gastritis, HT DM606974

Tahun 2000 sakitdimensiaTahun 2010 sakitsakit

Sehat , perokok4540Sehat5047

Sehat 20Sehat HTKeterangan :: laki-laki: perempuan: meninggal: tinggal serumah: klien

b. Riwayat kesehatan keluargaNy. A tinggal serumah dengan anak perempuannya Ny. E, anggota yang tinggal serumah tidak punya riwayat penyakit menular. Ibu Ny. A memiliki riwayat penyakit DM.

3. Riwayat Pekerjaan Pekerjaan saat ini: Pedagang Alamat pekerjaan:Pasar Wonokitri Surabaya Jarak dari rumah:1km Alat transportasi: Di antar menantu naik sepeda motor Pekerjaan sebelumnya: Pedagang Jarak dari rumah:3 Km Alat transportasi: Sepeda Motor Sumber-sumber Pendapatan: Pendapatan berasal dari hasil berdagang dibiayai oleh anak.

4. Riwayat Lingkungan HidupType tempat tinggal: Rumah permanenJenis lantai rumah: keramikKondisi lantai: keringTangga rumah: tidak adaPenerangan: cukupTempat tidur: amanAlat dapur: amanWC: amanKebersihan lingkungan : bersihJumlah keluarga serumah : 3 orang(anak, menantu, dsan cucu)Derajat privasi : terjagaTetangga terdekat : AdaAlamat : Jl. Merdeka No. XX Kel. Karah Surabaya

5. Riwayat RekreasiHobbi / Minat: menyulamKeanggotaan Organisasi: kelompok pengajianLiburan / Perjalanan: berkunjung ketempat anak dan saudara

6. Sistem PendukungPerawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi: PerawatJarak Dari Rumah :1 KmRumah Sakit: Ada Jarak 5 KmKlinik: Ada Jarak 4 KmPelayanan Kes. Dirumah: Tidak adaPerawatan yang Dilakukan Keluarga: Periksa ke Puskesmas

7. Diskripsi KekhususanKebiasaan Ritual: klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan shalat tahajudYang Lainnya: Tidak ada

8. Status Kesehatana. Riwayat Penyakit DahuluNy. A mengatakan pernah sakit demam berdarah dan di rawat di Puskesmas selama 3 hari.b. Keluhan Utama: Ny. A mengeluh sakit perutProvokatif: Ny. A telat makanQuality: nyeri perutnya seperti tertusuk dan melilitRegion: daerah abdomenSkala: skala nyeri 3 dari 5, tingkat keparahan Ny. A sampai tidakbisa jalanTime: sejak tadi pagic. Riwayat Alergi:Obat-Obatan: Tidak adaMakanan: Tidak adaLingkungan: Tidak ada

Pengkajian Khusus1. Pemeriksaan Fisik (B1 B6)a. Sistem Pernafasan (B1)1) Inspeksi Bentuk dada simetris, pasien mengeluh sesak saat kecapekan, irama teratur, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada tarikan intercostal, tidak ada jejas, respiratory rate (RR) = 24x/menit

2) PalpasiTidak terdapat nyeri tekan, tidak ada polip.3) PerkusiSuara terdengar sonor4) Auskultasitidak ada suara nafas tambahan

b. Sistem Kardiovaskuler (B2)1) Inspeksi Tidak ada keluhan nyeri dada, konjungtiva pucat.2) PalpasiIrama jantung teratur HR = 110 x/mnt3) AuskultasiTerdengar suara jantung normal, Tekanan darah 130/90 mmHg

c. Sistem Persarafan (B3)1) Inspeksi Kesadaran composmetis, pupil isokor, tidak ada keluhan pusing

d. Sistem Perkemihan (B4)1) InspeksiProduksi urine = 500cc/hari, warna = kuning, bau = khas, intake oral = 1500cc/hari2) PalpasiTidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran kandung kemihe. Sistem Pencernaan (B5)1) InspeksiMukosa bibir kering, tidak ada keluhan susah menelan, 3 gigi tanggal, klien mengeluh mual dan tidak nafsu makan2) AuskultasiBising usus 12x/menit3) PalpasiTerdapat nyeri tekan di daerah ulu hati, skala nyeri 3 dari 6, dan tidak teraba pembesaran hepar4) PerkusiTerdengar suara tympani

f. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)1) InspeksiKulit terlihat kering dan keriput, tidak terdapat kelainan pada bagian ekstremitas dan tulang belakang, kulit sawo matang, kulit bersih2) PalpasiTurgor kulit kurang, akral hangat

g. Sistem EndokrinTidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening

2. Pengkajian Status Fungsionala. Index Katz: Skor ANy. A memiliki kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi.b. Index Barthel (ADL)NoKriteriaDengan BantuanMandiriSkor Yg DidapatKet

1Makan51010Frekuensi : 2x/hariJumlah : 1 piringJenis : nasi, lauk, sayur

2Minum51010Frekuensi : 5 6 gelas Jumlah : 500 ccJenis : air putih, teh

3Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau sebaliknya5-101515

4Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)055Frekuensi : 2x/hr

5Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)51010

6Mandi

51515Frekuensi : 2x/hr

7Jalan di permukaan datar055

8Naik turun tangga5105

9Mengenakan pakaian51010

10Kontrol bowel (BAB)51010Frekuensi : 1x/hariKonsistensi : padat

11Kontrol Bladder (BAK)

51010Frekuensi : 5x/hariWarna : kuning

12Olah raga/latihan51010Jenis : jalan kecilFrekuensi : 1x/hari

13Rekreasi/pemanfaatan waktu luang51010Jenis : nonton TVFrekuensi : 1x/hari

Jumlah :125

Penilaian Nilai 130: MandiriNilai 60 125: Ketergantungan SebagianNilai 60: Ketergantungan TotalKesimpulan: Ny. A memiliki Tingkat ketergantungan sebagian dengan skor 1253. Perubahan Kognitifa. Konsep diri: Klien merasa kehidupannya cukup terpenuhib. Emosi: Stabilc. Adaptasi: Baikd. Dimensia: Tidake. Tingkat Keasadaran: Composmentisf. Afasia: Tidakg. Orientasi: Normalh. Bicara: Normali. Bahasa: Bahasa Jawaj. Kemampuan Membaca: Bisak. Kemampuan Interaksi: Sesuail. Penyalahgunaan zat: tidak

4. Pengkajian Status Kognitifa. Tingkat kerusakan intelektualDengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status quesioner)Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini.BenarSalahNomorPertanyaanJawaban

101Tanggal berapa hari ini?26 November 2012

102Hari apa sekarang?Senin

103Apa nama tempat ini?Rumah

104Dimana alamat anda?Jl. Merdeka No.XX Kel. Karah Surabaya

105Berapa umur anda?69 tahun

106Kapan anda lahir?17 Agustus 1943

107Siapa presiden Indonesia?SBY

018Siapa presiden Indonesia sebelumnya?Suharto

109Siapa nama ibu anda?Ibu K

0110Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara menurun17, 13, 9, dst

82JUMLAH

Intreprestasi :Salah 0 3 : fungsi intelektual utuhSalah 4 5 : fungsi intelektual kerusakan ringanSalah 6 8 : fungsi intelektual kerusakan sedangSalah 9 10 : fungsi intelektual kerusakan beratBerdasarkan hasil pengkajian didapatkan salah = 2, fungsi intelektual Ny. A utuhb. Identifikasi Fungsi Mental Dan Aspek KognitifDengan Menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)No Aspek KognitifNilai MaksimalNilai Klien Kriteria

1Orientasi55Menyebutkan dengan benarTahun : 2012Musim : hujanTanggal : 26 November 2012Hari : seninBulan : November

2Orientasi55Dimana sekarang kita berada ? RumahNegara : IndonesiaPropinsi : Jawa TimurKabupaten / kota : Surabaya

3Registrasi 33Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas), kemudian ditanyakan kepada klien, menjawab: Kursi Meja Kertas

4Perhatian dan kalkulasi53Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.Jawaban :9386767164

5Mengingat32Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke 2 (tiap poin nilai 1)Jawaban : meja, kursi, pen

6Bahasa 99Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjukkan benda tersebut)1. Minta klien untuk mengulangi kata berikut : tidak ada, dan, jika atau tetapiKlien menjawab :tidak ada, dan, jika atau tetapi

2. Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3 langkah. Ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan taruh dilantai. Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai 1 poin) tutup mata anda Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan menyalin gambar.

Total nilai3027Intrepetasi : Tidak ada gangguan kognitif

Intrepetasi hasil :24-30 : tidak ada gangguan kognitif18-23 : gangguan kognitif sedang0-17 : gangguan kognitif berat

5. Pengkajian Sosial

No.UraianYa Kadang-kadangTidak FungsiSkor

1Saya puas bahwa saya bisa kembali kepada keluarga (teman-teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya.Adaptation

2

2Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkap masalah dengan sayaPartnership1

3Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitasGrowth1

4Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih/ mencintaiAffection1

5Saya puas dengan cara teman- teman saya dan menyediakan waktu bersama-samaResolve1

6Penilaian;Pertanyaan-pertanyaan yang di jawab;Selalu: skore 2Kadang-kadang : skore 1Hampir tidak pernah : skore 0Total6

Intrepretasi Hasil :Nilai 3: disfungsi keluarga sangat tinggiNilai 4 6: disfungsi keluarga sedangNilai 7 10: tidak ada disfungsi keluargaKesimpulan: total nilai 6, Ny. A mengalami disfungsi keluarga sedang6. Pengkajian Keseimbangana. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan Bangun dari kursi* (Normal)Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali. Duduk ke kursi* (Normal)Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursiKeterangan (*): kursi yang keras dan tanpa lengan Menahan dorongan pada sternum (Normal)Pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali, klien mampu menahan dorongan Mata tertutup (Normal) Perputaran leher (Normal) Gerakan menggapai sesuatu (Normal) Membungkuk (Normal)b. Komponen gaya berjalan atau gerakan Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan ragu-ragu, tersandung, memegang obyek untuk dukungan. (Normal) Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat melangkah) Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 2 inchi). (Normal) Kontunuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping pasien) (Normal) Setelah langkah-langkah awal, tidak konsisten memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai. Panjangnya langkah yang tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki langkah yang lebih panjang : misalnya dapat terdapat pada pinggul, lutut, pergelangan kaki atau otot sekitarnya) Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang klien) (Normal) Berbalik (Normal)Intrepretasi Hasil :0 5: risiko jatuh rendah6 10: risiko jatuh sedang11 15: risiko jatuh tinggiKesimpulan : Ny. A memiliki risiko jatuh rendah, dengan total nilai 2

B. Diagnosa KeperawatanAnalisa DataDataProblemEtiologi

DS :Klien mengeluh sakit perutDO : Keluhan utama: P : Ny. A telat makan Q : nyeri perutnya seperti tertusuk dan melilit R : daerah abdomen S : skala nyeri 3 dari 5, tingkat keparahan Ny. A sampai tidak bisa jalan T : sejak tadi pagi Klien tampak merintih kesakitanNyeri akutInflamasi mukosa lambung

DS :Klien mengeluh tidak nafsu makanDO : Mukosa bibir kering Turgor kulit jelek Frekwensi makan 2x/hariRisiko Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhintake yang tidak adekuat

DS :Klien mengeluh akibat sakitnya klien tidak dapat berjalanDO : Index Barthel : tingkat ketergantungan Ny. A sebagian Klien tampak lemahKeterbatasan aktivitaskelemahan fisik

Daftar Diagnosa Keperawatan Gerontik dengan Gangguan Sistem Pencernaan :1) Nyeri akut pada Ny. A berhubungan dengan Inflamasi mukosa lambung, yang ditandai dengan Klien mengeluh sakit perut, skala nyeri 3 dari 52) Risiko Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat3) Keterbatasan aktivitas berhunbungan dengan kelemahan fisik, yang ditandai dengan tingkat ketergantungan Ny. A sebagian

1

INTERVENSI KEPERAWATANDiangnosa Keperawatan : Nyeri akut pada Ny. A berhubungan dengan Inflamasi mukosa lambungNo.Tujuan Intervensi Rasional

1.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, nyeri pada lansia Ny. A dapat berkurang, dengan kriteria hasil :1) Klien mengeluh nyeri berkurang2) Skala nyeri berkurang 3 atau hilang skala nyeri 03) Klien nampak rileks1) Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri

2) Observasi TTV3) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman4) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

5) Lakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri1) Menentukan derajat nyeri yang dikeluhkan klien2) Mengetahui fungsi vital dari keadaan klien3) Memberikan kenyamanan untuk membantu menurunkan nyeri klien4) Relaksasi dan distraksi dapat membantu menurunkan nyeri klien5) Agen farmakologis dapat mengurangi nyeri

IMPLEMENTASINo.Hari/tanggalTindakanParaf

1.Jumat, 6 Desember 20121) Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri Ny. A R/ skala nyeri klien 3 dari 5 lokasinya di ulu hati2) Mengobservasi TTVT :130/90 mmHg N : 110x/menitS :37C RR : 24x/menit3) Memberikan lingkungan yang tenang dan nyamanR/ klien merasa nyaman saat diberikan posisi nyaman4) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksiR/ klien mampu mempraktikan teknik relaksasi5) Lakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeriR/ klien meminum obat analgesik

EVALUASINo.Hari / tanggalEvaluasi

1.Sabtu, 7 Desember 2012S : Klien sudah tidak mengeluh sakit perutO : Skala nyeri 0 Klien sudah nampak rileks Klien sudah tidak mengeluh nyeri perutA : tujuan teratasiP : intervensi dihentikan

BAB 4SIMPULAN4.1SimpulanAkibat dari proses menua seluruh sistem tubuh pada lansia akan mengalami penurunan fungsi, salah satunya adalah gangguan pada sistem pencernaan. Akibat dari gigi yang ompong, penuruan peristaltik usus, dan kemampuan indera pengecap melemah. Hal ini akan menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang ditimbulkan dari gangguan sistem pencernaan adalah gastritis. Sebagian besar lansia akan mengalami gastritis. Gastritisadalah suatu penyakit pada sistem pencernaan yang berbentuk peradangan pada lapisan mukosa lambung. Oleh karena itu diperlukan intervensi khusus untuk membantu lansia mengahadapi maslah kesehatan. Karena lansia dianggap sebagai individu dalam suatu komunitas.4.2 Saran Lansia merupakan individu yang membutuhkan peran perawat untuk membantu memenuhi kebutuhan lansia Lansia merupakan bagian dari komunitas yang merupakan kelompok berisiko terhadap masalah kesehatan karena terjadi penurunan berbagai sistem fungsi tubuh