asuhan keperawatan keluarga tn.e dan tn.a pada...
TRANSCRIPT
-
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.E DAN TN.A PADA TAHAP
PERKEMBANGAN KELUARGA PRA SEKOLAH DENGAN KASUS
DIARE DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN DI DESA JETAK KELURAHAN
WONOREJO KECAMATAN GONDANGREJO
KABUPATEN KARANGANYAR
DISUSUN OLEH :
LUCKY INDRIYANTI
NIM.P.14029
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
-
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.E DAN TN.A PADA TAHAP
PERKEMBANGAN KELUARGA PRA SEKOLAH DENGAN KASUS
DIARE DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN
KESEHATAN DI DESA JETAK KELURAHAN
WONOREJO KECAMATAN GONDANGREJO
KABUPATEN KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma Tiga Keperawatan
DISUSUN OLEH :
LUCKY INDRIYANTI
NIM.P.14029
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2017
i
-
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangandibawahini :
Nama
NIM
Program studi
JudulKaryaTulisIlmiah
: Lucky Indriyanti
: P14029
: D3 Keperawatan
: Asuhan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A
pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah
dengan kasus Diare dengan ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan
Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar.
Menyatakandengansebenarnyabahwa
sayatulisinibenar-benarhasilkaryasayasendiri,
Karya Tulis Ilmiah yang
bukanmerupakanpengambilantulisanataupikiransayasendiri
Apabiladikemudianharidapatdibuktikanbahwa
iniadalahhasiljiplakan,
Karya Tulis Ilmiah
makasayabersediamenerimasanksiatasperbuatantersebutsesuaidenganketentuanaka
demik yang berlaku.
Surakarta, 07 Agustus 2017
Yang MembuatPernyataan
LUCKY INDRIYANTI
NIM.P.14029
ii
-
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan
hanya pada Tuhanmulah kamu berharap”
(QS.Alam Nasyrah)
“Semua yang kuperoleh ini adalah karunia Allah, untuk menguji diriku apakah
aku bersyukur atau kufur”
(QS.An-Naml: 40)
iii
-
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI
Telah diuji pada tanggal : 04 Agustus 2017
Dewan penguji
Ketua :
1. Nurul Devi Ardiani, S.Kep, Ns., M. Kep
NIK. 201186080
Anggota :
1. Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns., M. Kep
NIK. 201187065
iv
:
( )
( )
-
v
-
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini di ajukan oleh :
Nama
NIM
Program Studi
Judul
: LUCKY INDRIYANTI
: P14029
: D3 Keperawatan
: Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. E dan Tn. A pada
Tahap Perkembangan Keluarga Pra Sekolah dengan Kasus
Diare dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan di
Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Telah di ujikan dan di pertahankan di hadapan
Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Di tetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Senin/ 07 Agustus 2017
DEWAN PENGUJI
Ketua
Anggota
: Nurul Devi Ardiani, S.Kep, Ns., M. Kep. NIK. 201186080
: Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns., M. Kep. NIK. 201187065
Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep NIK 200981037
vi
(
(
)
)
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn.A pada
tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare dengan
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo,
Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Meri Oktariani, S. Kep, Ns., M. Kep., selaku Ketua Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns., M. Kep., selaku Sekretaris Program Studi
D3 Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk
dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan selaku
dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaannya
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep, Ns., M. Kep., selaku penguji yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaannya dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi
kasus ini.
4. Semua dosen dan staf program D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasan
serta ilmu yang bermanfaat.
5. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat, kepercayaan, kasih sayang, nasihat dan dukungan dalam segala
vii
-
bentuk serta atas do‟anya selama ini yang tidak terbalas oleh apapun untuk
menyelesaikan pendidikan.
6. Adikku dan orang yang kusayangi yang selalu memberikan semangat, do‟a
dan dukungan dalam setiap proses yang di lalui penulis.
7. Teman-teman Mahasiwa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, 06 Agustus 2017
Lucky Indriyanti
viii
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ............................................. ii
MOTTO .................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iv
LEMBAR PENETAPAN ......................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR SKEMA ................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah .................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah .................................................................. 6
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum .............................................................. 6
1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................. 7
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................ 8
1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga ................................................................. 10
2.2 Proses Asuhan Keperawatan Keluarga ................................ 20
ix
-
2.3 Konsep Dasar Diare .............................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ................................................................. 43
3.2 Batasan Istilah ...................................................................... 44
3.3 Partisipan ............................................................................. 44
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 45
3.5 Pengumpulan Data ............................................................... 45
3.6 Uji Keabsahan Data ............................................................. 47
3.7 Analisa Data ......................................................................... 48
BAB IV HASIL
4.1 Hasil
4.1.1 Gambar lokasi pengambilan data .................................. 51
4.1.2 Pengkajian ..................................................................... 51
4.1.3Analisa data.................................................................... 60
4.1.4Skoring prioritas ........................................................... 61
5.1.5Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga ....................... 64
4.1.6Implementasi .................................................................. 78
4.1.7Evaluasi Keperawatan.................................................... 88
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian ............................................................................ 92
5.2 Diagnosa .............................................................................. 94
5.3 Perencanaan ......................................................................... 95
5.4 Tindakan .............................................................................. 97
5.5 Evaluasi ............................................................................... 100
x
-
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................... 103
6.2 Saran .................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
-
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1 Pathway Diare ..................................................................
xii
34
-
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Skoring Diagnosa Keperawatan ............................................... 27
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Data Umum ............................................................................ 52
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga .......................... 53
Lingkungan ............................................................................ 54
Struktur Komunitas Keluarga ................................................. 55
Fungsi Keluarga ..................................................................... 56
Stres dan Koping Keluarga ...................................................... 58
Harapan Keluarga .................................................................. 58
Pemeriksaan fisik .................................................................... 59
Analisa Data ........................................................................... 60
Tabel 4.10 Skoring Prioritas .................................................................... 62
Tabel 4.11 Rencana Asuhan Keperawatan .............................................. 64
Tabel 4.12 Implementasi .......................................................................... 79
Tabel 4.13 Evaluasi Keperawatan ........................................................... 89
xiii
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 2. Asuhan penyuluhan (SAP), Leafled dan lembar balik
Lampiran 3. Jurnal
Lampiran 4. Lembar Konsultasi
Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 6. Lembar Audien
xiv
-
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan manusia dapat dilihat dalam rentang sehat sakit.Dimana
rentang sehat sakit ini digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian status
kesehatan yang dinamis dan dapat menjadi batasan oleh seorang perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan yang jelas (Padila, 2012). Menurut
World Healt Organization (WHO, 1947) dalam Padila (2012) Sehat adalah
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, sosial, serta tidak terbebas
dari penyakit atau kelemahan akan tetapi mampu hidup produktif. Menurut
Parsons (1922) dalam Padila (2012) adalah kegagalan atau gangguan dalam
proses tumbang fungsi tubuh dalam penyesuaian diri manusia secara
keseluruhan atau gangguan salah satu fungsi tubuh.
Menurut WHO (1969) dalam Setiadi (2010) menjelaskan bahwa
keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Menurut Friedman (1998) dalam
Padila (2012) mendefinisikan keluarga merupakan sebuah kelompok kecil
yang terdiri dari individu-individu yang memiliki hubungan erat satu sama
lain, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Adapun tugas kesehatan keluarga menurut
Friedman (1998) dalam Padila (2012), mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk
1
melakukan tindakan yang tepat,
-
2
memberiperawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan
suasana rumah yang sehat, menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat.
Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 menurut Duvall
(1985) dalam Setidi (2010) yaitu Keluarga baru,Keluarga dengan anak
pertama
-
3
temukan sekitar 213.435 penderita dengan jumlah kematian 1.289, dan sekitar
70-80 % dari jumlah tersebut terjadi pada anak-anak terutama usia dibawah 5
tahun. Dari data tersebut dapat diperkirakan bahwa selama 20-30 tahun ke
depan diare dan beberapa penyakit infeksi lainnya akan tetap menjadi
perhatian sebagai penyebab kesehatan di dunia.
Kelangsungan hidup anak ditunjukkan dengan angka kematian pada
anak, terutama pada anak prasekolah.Angka kematian anak prasekolah
Indonesia adalah tertinggi di ASEAN.Hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) pada tahun 2010 dan Riset Kesehatan Dasar, dari tahun ke tahun
diare masih menjadi penyebab utama kematian anak prasekolah di Indonesia.
Prevalensi tertinggi diare terdeteksi pada anak usia 1-4 tahun (16,7%) dan
merupakan penyebab tertinggi kematian anak padda usia 12-59 bulan (25,2%)
(Kementrian Kesehatan RI,2011).
Menurut WHO (2010), diare adalah buang air besar dengan kosistensi
cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24jam). Diare pada
anak prasekolah adalah sebagai buang air besar yang tidak normal atau
bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya.Anak
prasekolah dikatakan diare jika frekuensi buang air besar sudah lebih dari 3
kali (lebih banyak dari biasanya) tinja encer, dan selain itu perlu juga
diperhatikan warna dan baunya (Sofwan, 2010).
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada kasus diare adalah
dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan elektrolit melalui feses. Gangguan
volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
-
4
fisiologis yang harus dipenuhi, apabila penderita mengalami kehilangan air
dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi.Terutama diare pada anak
perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pada asuhan keperawatan yang
muncul pada penderita diare adalah: kekurangan volume cairan, perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kerusakan integritas kulit, cemas (Wong,
2008).
Penyebab kematian yang disebabkan oleh diare lainnya adalah
disentri, kurang gizi, dan infeksi yang serius seperti pneumonia. Dasar dari
semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus akibat perpindahan air
melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh
aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida, dan
glukosa (Sodikin, 2011).
Menurut WHO (2013), tingginya angka kejadian diare anak
disebabkan oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko diare
yaitu: sanitasi yang buruk, fasilitas kebersihan yang kurang, kebersihan
pribadi yang buruk (tidak mencuci tangan sebelum, sesudah makan, dan
setelah buang air kecil).
Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya
pencegahan penyakit diare.Hal ini dikarenakan tangan merupakan pembawa
kuman penyebab penyakit.Resiko penularan penyakit dapat berkurang dengan
adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan
dengan sabun pada waktu penting.Kebiasaan mencuci tangan harus
-
5
dibiasakan sejak kecil.Anak-anak merupakan agen perubahan untuk
memberikan edukasi baik untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus
mengajarkan pola hidup bersih dan sehat (Depkes RI, 2011).Mencuci tangan
dengan menggunakan sabun telah terbukti bahwa kejadian penyakit diare
dapat berkurang dengan prosentase kurang lebih 40%. Mencuci tangan ini
lebih dianjurkan pada saat sebelum dan sesudah makan, dan setelah buang air
kecil maupun buang air besar (WHO, 2013).
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu strategi intervensi dalam
lingkungan keluarga. Strategi intervensi keperawatan keluarga atau
komunitas meliputi kemitraan (partnership), pemberdayaan (empowerment),
pendidikan kesehatan dan proses kelompok (Khurniawan, 2015). Menurut
Azwar (2008), pendidikan kesehatan adalah unsur program kesehatan dan
kedokteran yang di dalamnya terkandung rencana untuk mengubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dengan tujuan membantu tercapainya program
pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Menurut Setiawan (2008), pendidikan kesehatan merupakan serangkaian
upaya yang ditunjukkan untuk memengaruhi orang lain, baik individu,
kelompok, keluarga, maupun masyarakat agar terlaksana hidup sehat.
Dengan hal ini,penulis termotivasi untuk menyusun karya tulis ilmiah
dengan judul “Asuhan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A pada tahap
perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare dengan
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo,
Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar”.
-
6
1.2 Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan keperawatan
keluargaTn.E dan Tn.A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah
dengan kasus Diare dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di
Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimanakan penerapan Asuhan keperawatan keluargaTn.E dan
Tn.A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare
dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan
Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
MelakukanAsuhan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn.A
pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare
dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,
Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar.
-
7
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A pada
tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare
dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,
Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar.
b. Menetapkan diagnosa keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A pada
tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare
dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,
Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar.
c. Menyusun perencanaan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A
pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare
dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,
Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan keluarga Tn. E dan Tn. A
pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare
dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,
Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar.
e. Melakukan evaluasi pada keluarga Tn. E dan Tn. A pada tahap
perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare dengan
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Wonorejo,
Gondangrejo, Karanganyar.
-
8
1.5 Manfaat Studi Kasus
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulis pada studi kasus
yang berjudul “Asuhan Keperawatan KeluargaTn.E dan Tn.A pada
tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare dengan
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan
Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar”.
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan sebagai peran perawat dalam upaya pemberian asuhan
keperawatan keluarga Tn. E Dan Tn.A dengan tahap keluarga pra
sekolah pada Klien yang mengalami diare dengan ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan
asuhan keperawatan Keluarga Pra Sekolah pada penderita Diare
secara tepat.
b. Bagi Puskesmas
Sebagai masukan untuk tenaga kesehatan yang ada di
Puskesmas kususnya perawat dalam mengambil langkah dan
kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan dalam upaya pencegahan dan penanganan diare.
-
9
c. Bagi Institusi Pendidikan
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui asuhan
keperawatan dan sebagai tolak ukur keberhasilan progam
pendidikan keperawatan.
2) Sebagai sumber informasi dan referensi perpustakaan.
d. Bagi Penulis
1) Menambah wawasan dan informasi penulis mengenai
penyakit diare dan penatalaksanaan sebagai acuan
pembuatan asuhan keperawatan.
2) Meningkatkan ketrampilan penulis dalam melaksanakan
asuhan keperawatan keluarga pra sekolah pada penderita
diare.
e. Bagi Klien
Diharapkan dapat membuka wawasan bagi keluarga pasien
dalam upaya pencegahan dan penanganan diare.
-
BAB II
TINJAUAN TEORI
Tinjauan teori merupakan acuan dasar terhadap proses asuhan
keperawatan secara keseluruhan. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang
konsep dasar keluarga, konsep asuhan keperawatan dan konsep tentang penyakit
Diare.
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.1.1 Pengertian keluarga
Departemen Kesehatan Republik indonesia (1988) seperti dikutip
Setiadi (2010), mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, adopsi atau perkawinan.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
(Muhlisin, 2012).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu
10
-
11
atap dalam keadaan ketergantungan yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.
2.1.2 Tipe-tipe keluarga
Menurut (Setiadi, 2010), tipe keluarga meliputi :
a. Secara tradisional
1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti
ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyi
hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
b. Secara Modern
1. Tradisional Nuclear adalah Keluarga inti (ayah, ibu dan anak)
tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanki legal
dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
2. Reconstituted Nuclear adalah pembentukan baru dari keluarga
inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam
pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan
baru,satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
-
12
3. Niddle Age/ Aging Couple adalah Suami sebagai pencari uang,
istri di rumah/kedua-duanya bekerja di rumah,anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
4. Dyadic Nuclear adalah Suami istri yang sudah berumur dan
tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja
di luar rumah.
5. Single Parent adalah Satu orangtua sebagai akibat perceraian
atau kematian pasangan dan anak-anakny dapat tinggal di
rumah atau di luar rumah.
6. Dual Carrier adalah Suami istri atau keduanya orang karier dan
tanpa anak.
7. Commuter Married adalah Suami istri atau keduanya orang
karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling
mencari pada waktu-waktu tertentu.
8. Single Adult adalah Wanita atau pria dewasa yang tinggal
sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
9. Three Generation adalah Tiga generasi atau lebih tinggal dalam
satu rumah.
10. Institusional adalah Anak-anak atau orang-orang dewasa
tinggal dalam suatu panti-panti.
11. Comunal adalah Satu rumah terdiri dari dua atau lebih
pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-
saa dalam penyediaan fasilitas.
-
13
12. Group Marriage adalah Satu perumahan terdiri dari orang tua
dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap
individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
13. Unmaried Parent and Child adalah Ibu dan anak dimana
perkawinan tidak dikehendaki, anak adopsi.
14. Cohibing Coiple adalah Dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa kawin.
15. Gay and Lesbian Family adalah Keluarga yang dibentuk oleh
pasngan yang berjenis kelamin sama.
2.1.3 Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga
Menurut friedman (2010), tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi 8
yaitu:
a. Keluarga Baru (Beginning Family).
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak,
Pekembangan keluarga tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menerapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB
5) Persiapan menjadi orang tua.
-
14
6) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama
-
15
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga
terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab.
7) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas.
2) Mendorong
intelektual.
anak untuk mencapai pengembangan daya
3) Menyediakan fasilitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut
sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota kelurga.
-
16
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang yang dewasa muda dan memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep komunikasi).
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapakan perubahan system peran dan peraturan
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapakan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri,
kakek dan nenek. Tahap perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
dimasyarakat.
4) Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
-
17
6) Berperan suami, istri, kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh
bagi anak-anaknya.
g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family).
Tugas perkembangan pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengolah minat sosial dan waktu santai.
2) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
3) Keakrapan dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/pensiun.
h. Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara
hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
2.1.4 Fungsi Pokok Keluarga
Menurut Friedman (1998) seperti dikutip dalam Padila (2012), secara
umum fungsi keluarga adalah :
-
18
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dan meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan,adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
2.1.5 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman
(1981) seperti dikutip dalam Setiadi (2010), membagi 5 tugas keluarga
dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
-
19
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka
apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar
perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahakan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
seyoganya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggota yang sakit
Perawatan ini dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
-
20
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
2.2 Proses Asuhan Keperawatan
Keperawatan kesehatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang
ditunjukkan atau dipusatkan pada keluarga sebgai unit atau satu kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh perawat
profesional dengan proses keperawatan yang berpendoman pada standart
praktek keperawatan dengan berlandaskan etik atau etika keperawatan dalam
lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Padila, 2012).
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal di proses keperawatan dimana
seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang
dibinanya (Setiadi, 2010)
Pengkajian keluarga meliputi
a. Pengkajian data umum :
1) Nama KK.
2) Umur.
3) Alamat.
4) Pekerjaan KK.
5) Pendidikan KK.
6) Komposisi KK.
-
21
7) Genogram
8) Tipe keluarga.
9) Suku bangsa.
10) Agama
11) Status sosial ekonomi.
12) Aktifitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahapan perkembangan keluarga ini di tentukan oleh usia anak
tertua dari keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Menjelaskan tentang tugas kelurga yang belum terpenuhi dan
kendala yang dialami keluarga.
3) Riwayat keluarga inti.
Menjelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat
kesehatan anggota keluarga, upaya terhadap pencegahan penyakit,
dan pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan sebelumnya.
Menjelaskan riwayat kesehatan generasi keluarga dari penyakit
menular dan keturunan.
c. Data lingkungan
1) Karakteristik rumah
a) Ukuran rumah (luas rumah).
-
22
b) Kondisi dalam rumah dan luar rumah.
c) Kebersihan rumah.
d) Ventilasi rumah.
e) Saluran pembuangan air limbah.
f) Pengolahan sampah.
g) Kepemilikan rumah.
h) Kamar mandi (wc).
i) Denah rumah.
2) Karakteristik tentangga dan komunitas
Menjelaskan tentang karateristik dari tetangga dan komunitas
setempat, meliputi kebiasaan, norma serta budaya penduduk
setempat.
3) Mobilisasi geografi keluarga
Menjelaskan mobilitas keluarga dan anggota keluarga.
4) Pengumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang di gunakan keluarga untuk
berkumpul dan berinteraksi dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga.
Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas
keluarga yang mendukung kesehatan.
-
23
d. Struktur komunikasi keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan bagaimana komunikasi dalam keluarga dan bagaimana
anggota keluarga menciptakan komunikasi.
2) Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota untuk mengubah perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
3) Struktur peran
Menjelaskan tentang peran masing-masing anggota keluarga secara
formal maupun informal baik di keluarga maupun di masyarakat.
4) Nilai dan norma budaya
Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluaraga terdiri dari 5 yaitu :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain.
-
24
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat
melatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi
dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dan meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
f. Stress dan koping keluarga (Muhlisin, 2012).
1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
Stressor jangka panjang yaitu yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan,
sedangkan stressor jangka panjang adalah yang memerlukan
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
-
25
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi.
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor dan
situasi.
3) Strategi koping yang digunakan.
Menjelaskan strategi apa yang di gunakan keluarga bila ada
permasalahan.
4) Harapan keluarga.
Menjelaskan harapan keluarga dalam kesehatan.
5) Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga meliputi: pengkajian
fisik, pengkajian mental, pengkajian emosional, pengkajian
sosial, dan pengkajian spritual anggota keluarga.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga
tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan
keluarga sesuai dengan wewenang perawat (Padila, 2012).
Dalam diagnosa keperawatan keluarga dibagi 3 komponen meliputi
problem, etiology, dan sign atau sympton (Triyana, 2013) :
-
26
a. Masalah (problem)
Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah tidak
terpenuhinya kenutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga yang
diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian.
b. Penyebab (etiology)
Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam respon
fisiologi yang yang dipengaruhi oleh unsur psikososil, spiritual dan
faktor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah
baik sebagai penyebab ataupun faktor resiko. Dikeperawatan keluarga
etiologi mengacu kepada 5 tugas keluarga (Padila, 2012), yaitu:
1) Mengenal masalah kesehatn setiap anggotanya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).
c. Tanda dan gejala (Symptom)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan
penyebab.
-
NO KRITERIA NILAI BOBOT
1 Sifat masalah
Skala:
Tidak/Kurang sehat Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
3
2
1 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah
Skala :
Mudah Sebagian
Tidak dapat
3
2
1 1
3 Potensian masalah untuk dicegah
Skala :
Tinggi
Cukup
27
2.2.3
2.2.4
Skoring Diagnosa Keperawatan
Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya (1978) dalam Setiadi (2010).
Tabel 2.1 Skoring Diagnosa Keperawatan
Selanjutnya skor dibagi dengan tertinggi dan dikalikan denah bobot,
kemudian skor dijumlahkan untuk semua kriteria.
Prioritas Diagnosa Keperawatan
Prioritas Diagnosa Keperawatan adalah memprioritaskan masalah
sesuai dengan keadaan keluarga karena dalam suatu keluarga perawat
dapat menentukan lebih dari satu diagnosa keperawatan (Padila, 2012).
-
28
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan
keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas
(skala Baylon dan Maglaya) menurut Setiadi (2010) sebagai berikut:
1. Menentukan skor setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot
3. Jumlah skor untuk semua kriteria, dengan skor tertinggi adalah
5, sama dengan seluruh bobot.
2.2.5
2.2.6
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada
keluarga yang dilaksanakan oleh perawat, yang ditunjukkan kepada
kegiatan yang berhubungan dengan promosi, mempertahankan kesehatan
keluarga.Intervensi keperawatan atau perencanaan keperawatan
merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai setiap tujuan khusus.
Intervensi keperawatan meliputi : perumusan tujuan, tindakan dan
penilaian rangkaian asuhan keperawatan (Triyana, 2010).
Implementasi Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Pada tahap ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja
-
29
sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan
yang menjadi tim perawatan kesehatan dirumah (Muhlisin, 2012).
2.2.7 Evaluasi
Tahap terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Tahap
penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan terencana
tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
keluarga dalam mencapai tujuan (Friedman, 2010).
2.3 Konsep Dasar Diare
2.3.1 Definisi
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair.Bisa
juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan
berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Dewi, 2012).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak
normal atau tidak seperti biasanya.Perubahan yang terjadi berupa
peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah,
seperti lebih dari 3x/hari (Hidayat, 2008).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan, Diare adalah pengeluaran
tinja yang tidak normal dan cair.Buangan air besar yang tidak normal dan
bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
-
30
2.3.2 Etiologi
Diare dapat disebabkan karena beberapa faktor menurut Hidayat (2008),
seperti infeksi, malabsorbsi, makanan dan psikologi.
a. Infeksi
1. Enteral, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan
merupakan penyebab utama terjadinya diare. Infeksi enteral
meliputi :
1) Infeksi bakteri: Vibrio, E. coli, salmonella, shigella
campylobacter, yersinia, aeromonas, dan sebagainya.
2) Infeksi virus: enterovirus, seperti virus ECHO, coxsackie,
poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, astrovirus, dan
sebagainya.
3) Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichiuris, oxyuris, dan
strongylodies), protozoa (entamoeba histolytica, giardia
lamblia,dan trichomonas hominisis), serta jamur (candida
albicans)
2. Parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, misalnya otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya.
b. Malabsorbsi
1. Karbohidrat: disakarida (intioleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa)
serta monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).
-
31
Pada anak dan bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi
laktosa.
2. Lemak.
3. Protein.
c. Makanan, misalnya makanan basi, beracun, dan alergi.
d. Psikologis, misalnya rasa takut atau cemas.
2.3.3 Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada klien menurut Suriadi (2010) adalah:
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa kering.
c. Keram abdominal (colic abdomen).
Suatu kondisi dimana si penderita akan mersakan rasa sakit yang
sangat hebat pada perutnya seperti terasa melilit, kaku dan di remas-
remas.
d. Demam.
Suatu keadaan saat suhu badan melibihi 37ᵒC yang disebabkan oleh
penyakit atau peradangan.
e. Mual dan muntah.
Mual adalah sensasi tidak nyaman pada perut bagian atas yang disertai
dorongan untuk muntah.Sedangkan muntah adalah kondisi pada saat
isi perut dikeluarkan secara paksa melalui mulut.
-
32
f. Anorexia
Gangguan makan yang disebabkan oleh gangguan psikologis di mana
penderitanya mengontrol asupan kalori secara ekstrim, membatasi
makan, dan amat terobsesi dengan berat badan.
g. Lemah.
h. Pucat.
i. Perubahan tanda-tanda vital : nadi dan pernafasan cepat.
j. Menurun atau tidak ada pengeluran urine.
2.3.4 Patofisiologi
Secara umum kondisi peradangan dan Gastrointestinal disebabkan
oleh infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi
enterotoksin atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan
sekresi cairan atau menurunkan absorbsi cairan sehingga akan terjadi
dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan
osmotik (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan sehingga
timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di
dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian
terjadi diare. Gangguan mobilisasi usus yang mengakibatkan
hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare adalah kehilangan air
-
33
dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa
(asidosis metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi. Gangguan gizi
sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran
bertambah) dan gangguan sirkulasi darah (Ariani, 2016).
-
34
2.3.5 Pathway
Makanan yang tidak Rangsangan tertentu Gangguan
dapat diserap (toksin) mobilisasi usus
Peningkatan Peningkatan sekresi Hiper- Hipoperis-
osmotik dalam air & elektrolit peristaltic taltik
usus
absorbsi bakteri tumbuh
Pergeseran air & makanan berkembang
elektrolit ke dalam
rongga usus
Diare
Kehilangan air Absorbsi Sistem Hospitalisasi
& elektrolit makanan eliminasi
kurang baik Perpisahan,
Dehidrasi BAB > 3kali lingkungan
Intake kurang, asing
Keseimbangan output berlebih Dehidrasi Keseimbangan
cairan & elektrolit cairan&
nutrisi
Lecet pada Cemas
Gangguan anus
nutrisi
Resiko infeksi
Skema 2.1
Pathway Diare (Ridha, Nabiel 2014).
-
35
2.3.6
2.3.7
Komplikasi
Komplikasi diare menurut Sudarti (2010), yaitu:
a. Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang dibagi
menjadi:
1. Dehidrasi ringan, apabila terjadi kehilangan cairan 10-15%BB.
b. Rejatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila
penurunan volume darah mencapai 15-25% BB maka akan
menyebabkan penurunan tekanan darah.
c. Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meteorismus,
hipotoni otot, kelemahan, bradikardia, dan perubahan pada
pemeriksaan EKG.
d. Hipoglikemia adalah penurunan kadar glukosa dalam darah,
normalnya kurang dari 200.
e. Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktosa
karena kerusakan vili mukosa usus halus.
f. Malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah, biasanya
penderita mengalami kelaparan.
Penatalaksanaan
a. Prinsip perawatan diare menurut Dewi (2012) adalah sebagai berikut :
1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan).
-
36
2. Diatetik (pemberian makanan).
3. Obat-obatan.
1) Jumlah cairan yang diberikan adalah 100 ml/kgBB/hari
sebanyak 1 kali setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi.
Sebanyak 50% cairan ini diberikan dalam 4 jam pertama dan
sisanya adlibitium.
2) Sesuaikan dengan umur anak:
a) 6 tahun diberikan 400 cc (2 gelas).
3) Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka
diberikan cairan 25-100 ml/kg/BB dalam sehari atau setiap jam
2 kali.
4) Oralit diberikan sebanyak kurang lebih 100 ml/kgBB setiap 4-6
jam pada kasus dehidrasi ringan sampai berat.
Beberapa cara untuk membuat cairan rumah tangga (cairan
RT).
a) Larutan gula garam (LGG) : 1 sendok the gula pasir + ½
sendok teh garam dapur halus + 1 gelas air masak atau air
teh hangat.
-
37
b) Air tajin (2 liter + 5 g garam).
1) Cara tradisional.
3 liter air + 100 g atau 6 sendok makan beras
dimasak selama 45-60 menit.
2) Cara biasa.
2 liter air + 100 g tepung beras + 5 g garam
dimasak hingga mendidih.
4. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan
daya tahan tubuh anak.
Menurut Kemenkes RI (2011), berikut penatalaksaan diare
berdasarkanklasifikasinya :
1. Tanpa dehidrasi
1) Beri cairan lebih banyak dari biasanya
Beri oralit sampai diare berhenti dengan ketentuan: umur > 1
tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak. Bila muntah,
tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi sedikit.
2) Beri obat zinc
Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah
berhenti. Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau
dilarutkan dalam 1 sendok air matang. Dengan ketentuan:
umur> 6 bulan diberi 20mg (1 tablet) per hari.
-
38
3) Beri makanan untuk mencegah kurang gizi
a) Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sma
pada waktu anak sehat.
b) Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi
makan.
c) Beri makanan kaya kalium seperti buah segar, pisang, air
kelapa hijau.
d) Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi kecil
(setiap 3-4 jam).
e) Setelah diare berhenti, beri makan yang sama dan
makanan tambahan selama 2 minggu.
4) Antibiotic hanya diberikan sesuai indikasi, misalnya: disentri,
kolera, dll.
2. Dehidrasi ringan/sedang:
1) Jumlah oralit yang diberikan dalam tiga jam pertama adalah 75
ml/kg bb.
2) Bila anak menginginkan lebih banyak oralit,berikanlah.
3) Beri obat zinc selama 10 hari berturut-turut.
3. Dehidrasi berat
Pada keadaan ini klien akan diberikan larutan dehidrasi secara
intravena (intravenous hydration) dengan kadar 100 ml/kgBB/3-
6jam.
-
39
b. Penatalaksanaan Terapeutik.
1. Penanganan fokus pada penyebab.
2. Pemberian cairan dan elektrolit, oral (seperti : pedialyte atau
oralit) atau terapi parenteral.
3. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari
ASI (Suriadi, 2010).
c. Penatalaksanaan Keperawatan.
1. Sasaran primer
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala
upaya pendidikan kesehatan.Sesuai dengan permasalahan
kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil, menyusui
untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan
sebagainya (Widyanto, 2014).
2. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder pendidikan kesehatan adalah tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Setelah
diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan kepada kelompok ini
akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat di
lingkungannya (Widyanto, 2014).
3. Sasaran tersier
Sasaran tersier dari pendidikan kesehatan adalah pembuat
keputusan atau penentu kebijakan sesuai dengan ruang lingkup
-
40
pendidikan kesehatan misalnya lingkup rukun tangga, rukun warga,
dusun, kecamatan, kabupaten, dan lain sebagainya (Widyanto,
2014).
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara
umum yakni: pencegahan tingkat pertama (primary prevention)
yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus,
prncegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi
diagnosis dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat
ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap
cacat dan rehabilitasi (Iswari, 2011).
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer penyakit diare dapat ditunjukkan pada
faktor penyebab, lingkungan dan faktor penjamu.Untuk
penyebab dilakukan berbagai upaya agar mkroorganisme
penyebab diare dihilangkan.Peningkatan air bersih dan sanitasi
lingkungan, perbaiki lingkungan biologis dilakukan untuk
memodifikasi lingkungan.Untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dari penjamu maka dilakukan peningkatan status gizi dan
pemberian nutrisi.
1) Penyediaan air bersih
2) Tempat pembuangan tinja
3) Status gizi
-
41
4) Pemberian air susu ibu (ASI)
5) Kebiasaan mencuci tangan
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada sianak yang
telah menderita diare atau yang terancam akan menderita yaitu
dengan menentukan diagnosa dini dan pengobatan yang cepat
dan tepat, serta untuk mencegah terjadinya akibat samping dan
komplikasi. Prinsip pengobatan diare adalah mencegah
dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi
penyebab diare.Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor
seperti salah makan, bakteri, parasit, sampai radang.Pengobatan
yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien.Obat
diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang
membrantas penyebab diare seperti bakteri dan parasit,
obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik
yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak
menyenangkan.Sebaikknya jangan mengkonsumsi golongan
kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan menentukan
obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misalnya
bakteri, parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek
samping dan sebaikknya diminum sesuai petunjuk dokter.
c. Pencegahan sekunder
-
42
Pencegahan tingkat ketiga adalah penderita diare jangan sampai
mengalami kecacatan dan kematian akibat dehidrasi.Jadi pada
tahap ini penderita diare diusahakan pengembalian fungsi fisik,
psikologis semaksimal mungkin.Pada tingkat ini juga dilakukan
usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyakit diare.Usaha yang dapat dilakukan yaitu terus
mengkonsumsi makan bergizi dan menjaga keseimbangan
cairan.Rehabilitas juga dilakukan terhadap mental penderita
dengan tetap memberikan kesempatan dan ikut memberikan
dukungan secara mental kepada anak.Anak yang menderita
diare selain diperhatikan kebutuhan fisik juga kebutuhan
psikologis harus dipenuhi dan kebutuhan sosial dalam
berinteaksi atau bermain dalam pergaulan dengan teman
sepermainan.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang pendekatan yang digunakan dalam
menyelenggarakan studi kasus.
3.1. Desain Penelitian
Desain studi kasus yang digunakan adalah dalam karya tulis ilmiah
ini yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah atau fenomena dengan
batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan
menyertakan berbagai sumber informasi.Studi kasus dibatasi oleh waktu
dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau
individu.Penelitian studi kasus yaitu rancangan penelitian yang
mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu
klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2009).
Keuntungan yang paling besar dari desain studi kasus adalah
pengkajian secara rinci meskipun jumlah respondennya sedikit, sehingga
akan didapatkan gambaran suatu unit secara jelas (Nursalam, 2009).
Studi kasus ini mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan keluarga
Tn. E dan Tn.A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan
kasus Diare dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa
Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar.
43
-
44
3.2. Batasan istilah
Studi kasus ini menjabarkan mengenai asuhan keperawatan keluarga
Tn.E dan Tn.A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan
kasus diare dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.
a.
b.
c.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melaui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga
dengan tujuan menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
keluarga (Setiadi, 2010).
Tahap perkembangan pra sekolah adalah tahap yang dimulai sejak
anak berusia 30 bulan – 6 tahun (Friedman, 2010).
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga
didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan
berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Dewi,
2012).
3.3. Partisipan
Subyek studi dalam kasus ini adalah dua Keluarga Tn. E dan Tn.A
pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus Diare
dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak, Kelurahan
Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
-
45
3.4. Lokasi dan waktu
a.
b.
Lokasi
Lokasi yang telah digunakan untuk studi kasus adalah dengan
setting keluarga di Desa Jetak, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Waktu
Waktu pelaksanaan pengambilan kasus ini telah dilakukan pada
tanggal 22 mei – 3 juni 2017 (4 kali kunjungan). Waktu yang
dibutuhkan untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah kurang lebih 3
bulan.
3.5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek
dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam
suatu penyusunan karya tulis ilmiah studi kasus dengan pendekatan
asuhan keperawatan. Langkah-langkah dalam pengumpulan data
bergantung pada desain karya tulis ilmiah dan teknik instrumen yang
digunakan (Nursalam, 2009). Teknik pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah penelitian lapangan
(field research), dilakukan dengan cara mengunjungi langsung ke objek
penelitian yaitu di Keluarga Tn. E dan Tn. A di Desa Jetak, Kelurahan
Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah:
-
46
1. Teknik pengumpulan data primer
Yakni pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
pada lokasipenelitian atau objek yang diteliti. Dalam hal ini data
diperoleh dengancara-cara sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi merupakan cara mengumpulkan data dengan cara
mengadakan atau melakukan pengamatan secara langsung
kepada responden (klien) untuk mencari perubahan atau hal-hal
yang dirangkum dalam asuhan keperawatan (Hidayat, 2010).
Penulis melakukan pengamatan secara langsung pada objek
penelitian terhadap keluarga pra sekolah yang mengalami diare
dengan melakukan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga.
2) Wawancara
Wawancara yaitu melakukan tanya-jawab dengan pihak-
pihak yangberhubungan dengan masalah penelitian wawancara
dinyatakan sebagai suatu percakapan dengan bertujuanuntuk
memperoleh kontruksi yang terjadi sekarang tentang
orang,kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi,
pengakuan, kerisauandan sebagainya (Hidayat, 2010).Penulis
melakukan pengkajian terhadap keluarga pra sekolah (hasil
pengkajian berisi tentang data umum yaitu identitas klien,
riwayat dan tahap perkembangan keluarga, pengkajian
lingkungan, struktur komunikasi keluarga, fungsi keluarga, stress
-
47
dan koping keluarga, harapan keluarga, pemeriksaan fisik,
dll).Sumber data dari klien, dan keluarga.
2. Teknik pengumpulan data sekunder
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi
bahan kepustakaan yang perlu untuk mendukung data primer.(hasil
dari pemeriksaan diagnostik dan data yang relevan). Pengumpulan
data sekunderdilakukan dengan studi kepustakaan (Library research)
yaitu pengumpulan data yang dilakukan dari jurnal, buku-buku, karya
ilmiah, pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang
diteliti.
3.6. Uji keabsahan data
Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah melakukan uji keabsahan data.Kegiatan ini dilakukan
untuk melihat kebenaran data yang telah dikumpulkan dan agar hasil-hasil
data dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi (Sugiyono,
2013).Dalam penulisan ini uji keabsahan data yang dimaksudkan untuk
menguji kulitas data/informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data
dengan validitas tinggi.
Penulismelakukan uji keabsahan data dilakukan dengan cara
mencari sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga
sumber data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu pada pasien Keluarga Tn. E
dan Tn. A pada tahap perkembangan keluarga pra sekolah dengan kasus
-
48
Diare dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan di Desa Jetak,
Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten
Karanganyar.Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yag
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Dengan teknik pengumpulan data triangulasi,
maka peneliti akan meningkatkan kredibilitas data karena menggunakan
lebih dari satu pespektif sehingga kebenarannya terjamin (Sugiyono,
2013).
3.7. Analisa data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2013).
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini analisis data dilakukan sejak penulis di
keluarga, sewaktu pengumpulan data sampai dengan semua data terkumpul.
Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya
membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam
opini pembahasan. Teknik analisis yang digunakan dengan cara
menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi
wawancara mendalam yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah.
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis yang
-
49
menghasilkan data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan
teori yang ada sebagai bahan urutan untuk memberikan rekomendasi dalam
intervensi tersebut (Sugiyono, 2013). Langkah-langkah dalam analisis data
adalah sebagi berikut :
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian
dengan melakukan observasi wawancara dan dokumentasi dengan
menentukan stategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk
menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data
berikutnya (Sugiyono, 2013). Dalam penulisan ini data dikumpulkan
dari hasil WOD (wawancara, observasi,dokumentasi). Hasil ditulis
dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip
(catatan terstruktur).
b. Mereduksi Data
Mereduksi data merupakan cara dimana peneulis merangkum,
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
mencari tema polanya, sehingga data lebih mudah dikendalikan
(Sugiyono, 2013). Dalam peneulisan ini mereduksi data yang dimaksud
adalah data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan
lapangan dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan
menjadi data subjektif dan objektif, dan dianalisis berdasarkan hasil
pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.
-
50
c. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah penyajian data.Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
singkat, bagan, hubungan antar kategori dan dengan teks yang bersifat
naratif (Sugiyono 2013).Dalam penulisan ini penyajian data dapat
dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif.Kerahasiaan
dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari klien.
d. Kesimpulan
Menurut Sugiyono (2013) kesimpulan dalam penelitian kulitatif
yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada atau berupa gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum
jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini masih
sebagai hipotesis, dan data menjadi teori jika didukung oleh data-data
yang lain. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dari
data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan
hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku
kesehatan.Dan penarikan kesimpulan ini dilakukan dengan dengan
metode induksi.Data yang dikumpulkan terkait dengan data-data
pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
-
DATA UMUM Klien 1 (An.M) Klien 2 (An.N)
Nama Kepala Keluarga
Umur Alamat
Pekerjaan Pendidikan KK
Komposisi Keluarga
Tipe Keluarga Suku Bangsa
Agama
Status Sosial Ekonomi Tn.E
38 Th Jetak RT 1 RW 4 Wonorejo,
Gondangrejo, Karanganyar.
Buruh bangunan
SLTP
Tn.E (38 TH) Kepala keluarga Ny.S (41 TH) Istri
An.M (3,5 TH) Anak Keluarga Inti
BAB IV
HASIL
4.1 Hasil
4.1.1
4.1.2
Gambaran Lokasi Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan pada 2 (dua) keluargaTn.E dan
Keluarga Tn.A dengan tahap perkembangan keluarga pra sekolah yang
bertempat tinggal di Dusun Jetak, Desa Wonorejo, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Dilaksanakan pada tanggal 22 Mei
2017 sampai 03 Juni 2017 meliputi proses pengkajian, analisis data,
diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian
1. Data Umum
Tabel 4.1 Data Umum
51
-
Aktifitas rekreasi
Keluarga
Keluarga setiap 1 minggu sekali
kadang dua minggu sekali pergi
berlibur untuk berenang. membeli pakaian, kebutuhan
lainnya dan sisanya di tabung.
Keluarga An.N jarang sekali
pergi berlibur karena ayahnya
sibuk untuk bekerja biasanya
An.N menoton TV dan bermain
dengan teman-teman di dekat
RIWAYAT DAN
TAHAP
PERKEMBANGAN KK 1 KK 2
Tahap Perkembangan
Keluarga Saat Ini
Pra Sekolah Pra Sekolah
Tahap Keluarga Yang
Belum Terpenuhi
Merencanakan kegiatan dan
waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak Tidak ada tahap perkembangan
keluarga sampai saat ini yang
belum terpenuhi
Riwayat Keluarga Inti
Tn.E, Ny.S tidak memiliki
riwayat penyakit akut, kronik dan
tidak memiliki penyakit
keturunan/menular. An.M pernah
mengalami batuk, pilek dan diare
umur 2 tahun yang lalu BAB
kurang lebih dalam sehari 6x An.M dipriksakan ke Puskesmas
Gondangrejo dan tidak di rawat
inap. 8 hari yang lalu diare An.M
kambuh kembali selama 3 hari
An.M diperiksakan ke puskesmas
An.M mendapatkan pengobatan
dan An.M sudah dinyatakan
sembuh. TN.A, Ny.M, tidak ada riwayat
sakit yang mengharuskan untuk
rawat inap di RS dan tidak
memiliki riwayat penyakit akut,
kronik maupun penyakit
52
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tabel 4.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
-
2009 dan sekarang sudah
memiliki 1 anak perempuan
An.M. Ny.M menikah tahun 2003 dan
sekarang dikaruniai 1 anak laki-
laki.
LINGKUNGAN KK 1 KK 2
Karakteristik Rumah
Merupakan rumah miik sendiri
di daerah perkampungan padat
penduduk jarak antara rumah
tetangga sangat dekat. Luas
rumah kira-kira 6x8 M. Rumah
terdiri dari satu santai sudah di
kramik tetapi bagian dapur
masih tanah, tembok rumah dari
batu bata dengan dinding sudah
dicat, Ventilasi kurangdan
dalam kebersihan dan kerapian
rumah kurang. Rumah terdapat 5 ruangan yaitu 1 ruang tamu
sekaligus ruang TV beserta
tempat tidur An.M, 1 kamar
tidur Tn.E, 1 ruang makan, 1
dapur dan 1 kamar mandi
beserta WC jongkok. Kamar
mandi yang digunakan tidak
terlalu lebar, air yang digunakan
cukup bersih. Pengelolaan
sampah rumah tangga di buang
ditempat sampah tong depan
rumahnya 2 hari sekali di ambil oleh tim kebersihan yang setiap
bulannya membanyar Rp. 5000
ribu. Merupakan rumah milik sendiri
di daeraah perkampungan padat
penduduk jarak antara rumah
tetangga sangat dekat. Luas
rumah kira-kira 8x10 M. Rumah
terdiri dari satu lantai sudah di
kramik tetapi bagian dapur
masih semen, tembok rumah dari
batu bata dengan dinding sudah
di cat. Ventilasi cukup tetapi
53
3. Lingkungan Tabel 4.3 Lingkungan
-
sekolahan PAUD dengan jalan
kaki karena sekolahannya
sangat dekat kira-kira 100 M .
An.M tidak pernah berpergian
jauh karena usianya masih kecil
An.M hnaya berpergian bila
orangtuanya pergi. Biasa Tn.E
dan Ny.S pergi dengan
menggunakan sepeda montor. Ny.S mengatakan sudah betah
dan tidak ingin pindah kemana-
mana. An.N bias ke sekolah TK Al
Islam Wonorejo diatar ibunya
Ny.M dengan menggunakan sepeda montor sekolah An.N
dengan rumah kira-kira 500 M.
An.N tidak pernah berpergian
jauh karena usianya masih kecil
biasanya An.N hanya bermain di
depan rumah. An.N berpergian
jauh bila ayahnya Tn.A dan
ibunya Ny.M pergi An.N sering ikut. Tn.A dan Ny.M berpergian
menggunakn sepeda montor
kadamg mobil. Ny.M
mengatakan sudah betah dan
tidak ingin pindah kemana-
mana.
Perkumpulan Keluarga
Dan Interaksi Dengan
Masyarakat An.M sering berkumpul dengan
temannya bermain, setiap senin-
jum‟at belajar di Paud dan
setiap seminggu sekali ke
gereja. An.M sangat akrab
denagan teman sebayanya di
54
-
STRUKTUR
KOMUNIKASI
KELUARGA KK 1 KK 2
Pola Komunikasi
Keluarga
Ny.S mengatakan An.M selalu
bercerita dengan orangtuanya
bila An.M merasa kesakitan
selalu bilang kepada ibunya.
Keluarga An.M sangat terbuka tentang semua hal dan biasa
mengobrol tentang masalah-
masalah yang dihadapui,
Keluarga An.M juga selalu
bermusyawarah jika ada
masalah agar masalh cepat
terselesaikan. Ibu An.N mengatakan An.N
selalu mengobrol dengan ibunya.
Bila An.N merasa kesakitan selalu bilang kepada ibunya.
Keluarga An.N sangat terbuka
tentang semua hal dan biasanya
mengobrol tentang aktivitas
sehari-hari yang di lakukan dan
masalah-masalah yang di hadapi.
Struktur Kekuatan
Keluarga
Antar anggota keluarga sangat
terbuka saling menghargai satu
55
4. Struktur Komunikasi Keluarga
Tabel 4.4 Struktur Komunikasi Keluarga
-
FUNGSI
KELUARGA KK 1 KK 2
Fungsi Afektif
Keluarga Ny.S mengatakan kerap
menegur An.M jika melakukan
kesalahan tetapi keluarga saling
menghargai satu sama lain. Ny.S
sering berkumpul dengan anak dan
saudara. Keluarga tampak akrab,
rukun dan harmonis. Tn.E dan Ny.M selalu memberikan
teguran apabila anaknya melakukan
kesalahan.
Fungsi
Sosialisasi
Ny.S mengatakan selalu mengajarkan
An.M untuk menghormati orang
yang lebih tua. An.M mempunyai
hubungan yang baik dengan teman-
temannya. Keluarga selalu mengajarkan pada
anak cara menghargai orang yang lebih tua dari anaknya, seperti cara
memanggil kakak, paman, bibi,tante,
dan teman sebayanya baik
dilingkungan tempat tinggal maupun
disekolahan.
Fungsi
Perawatan
Kesehatan 1. Mengenal Masalah
Ny.S mengatakan bahwa anaknya
An.M pernah mengalami diare
keluarga melakukan pengobatan ke
puskesmas kadang hanya membeli
56
5. Fungsi Keluarga
Tabel 4.5 Fungsi Keluarga
-
kerapian rumah kurang.
5. Menggunakan Fasilitas
kesehatan yang ada
Ny.S mengatakan bila keluarga sakit
dipriksakan ke puskesmas dan merasa
terbantu adanya periksa dan kontrol
gratis.
Fungsi
Reproduksi
Ny.S mempunyai 1 anak perempuan
bernama An.M yang berumur 3,5
tahun di sekolah PAUD. Ny.S tidak
mengikuti program KB. Keluarga memiliki 1 orang anak laki-
laki yang berusia 5 tahun. Ny.M tidak
mengikuti program KB.
Fungsi
Ekonomi
Ny.S dan keluarga tinggal satu
rumah, untuk makan sehari-hari Ny.S
STRESS DAN
KOPING
KELUARGA KK 1 KK 2
Stressor jangka pendek
dan jangka panjang
a. Jangka Pendek
Orang tua selalu waspada setiap
saat untuk mencegah agar
anaknya tidak mengalami
kekambuhan penyakitnya yaitu
diare.
b. Jangka Panjang Ny.S mengatakan takut jika
penyakit diare An.M yang
dialami 2x kambuh kembali. a. Jangka Pendek
Orang tua selalu waspada untuk
mencegah agar anaknya tidak
mengalami kekambuhan seperti
yang telah di alami.
b. Jangka Panjang
Keluarga ingin memasukkan
anaknya ke les privat, tetapi
masih mengumpulkan biaya.
Kemampuan keluarga
57
6. Stress dan Koping Keluarga
Tabel 4.6 Stress dan Koping Keluarga
-
HARAPAN KELUARGA KK 1 KK 2
Persepsi keluarga terhadap
perawat
Keluarga Ny.S mempunyai
persepsi bahwa perawat
merupakan tenaga kesehatan
yang juga berperan penting
dalam melakukan pelayanan
kesehatan. Keluarga Ny.M mempunyai
persepsi bahwa perawat
merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting dalam
melakukan pelayanan kesehatan.
Harapan keluarga terhadap
Ny.S berharap petugas
Pemeriksaan fisik AN.M AN.N
1. TD
2. N
3. RR
4. BB/TB
5. Rambut 6. Konjungtiva
7. Sklera
8. Hidung
9. Telinga
10. Mulut
11. Leher
12. Dada (Thorax)
Paru-Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi -
90 x/menit
20x/menit
14,5 kg/96cm
58
7. Harapan Keluarga Tabel 4.7 Harapan Keluarga
8. Pemeriksaan Fisik Tabel 4.8 Pemeriksaan Fisik
-
13. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
14. Estremitas
15. Kulit
16. Turgor Simetris, tidak ada jejas
59
-
Data Masalah Etiologi
Klien 1
Ds :
Ny.S mengatakan kurang mengertitentang
cara pencegahan penyakit diare
Ny.S mengatakan anakanya jarang cuci
tangan setiap mau makan.
Ny.S mengatakan An.M suka makan pedas
dan jajan ciki
Do :
Keluarga Ny.S tampak kurang mengerti saat
ditanya pencegahan diare.
An.M tampak makan tidak cuci tangan
terlebih dahulu Ketidakefektifan
pemeliharaan
kesehatan Ketidakmampuan
keluarga
mengambil
keputusan
Ds :
Ny.S mengatakan membersihkan rumahnya
bila longgar saja 1 kali sehari kadang tidak
dibersihkan.
Ny.S mengatakan anaknya jarang membuka
jendela rumahnya.
Do :
Rumah Ny.S tampak kotor dan tidak rapi
An.M tampak berpenampilan kurang bersih Hambatan
pemeliharaan
rumah Ketidakmampuan
keluarga
mengenal masalah
kesehatan
Klien 2
Ds :
Ny.M mengatakan kurang mengerti tentang
cara pencegahan diare.
Ny.M mengatakan An.N sering jajan di
sembarang tempat (ciki, es, gorengan) An.N suka makan pedas-pedas seperti sambel
tumpang.
Ny.M menagtakan An.N sudah 3 kali diare.
Ny.M mengatakan anaknya jarang cuci
tangan.
Do :
Ny.M dan keluarga tidak bisa menjelaskan
60
4.1.3 Analisa Data Hari : Kamis, 25 Mei 2017
Tabel 4.9 Analisa Data
-
Klien 1
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBAHASAN
Sifat masalah :
Aktual 3 1 3/3 X 1 =1 Sifat masalah aktual karena
keluarga belum memahami masalah
penyebab dari penyakitnya
Kemungkinan
masalah yang
dapat di ubah :
Sebagian
1
2
½ x 2 =1
Kemungkinan masalah untuk
diubah adalah sebagian karena yang
di hadapi sudah lama terjadi
Kemungkinan
masalah yang
dapat dicegah :
Cukup
2
1
2/3 X 1 = 2/3
Masalah pengetahuan tentang diare
dapat diatasi dengan mempelajari
apa itu diare, penyebab, tanda dan
gejala diare serta pencegahan diare
Menojolnya
masalah :
Masalah
dirasakan dan
harus segera
ditangani Menonjolnya masalah yang
Klien 1
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBAHASAN
Sifat masalah :
Resiko 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Sifat masalah adalah ancaman
kesehatan karena keluarga belum
memahami pentingnya
pemeliharaan rumah.
Kemungkinan
Masalah :
Sebagian 2 2 ½x2=1
Kemungkinan masalah yang dapat
di ubah adalah sebagian karea Ny.S
mau berubah untuk lebih menjaga
kebersihan rumah
Kemungkinan
masalah yang
Kemungkinan masalah dapat di
cegah adalah cukup karena masalah
61
4.1.4 Skoring prioritas masalah Asuhan keperawatan keluarga
Tabel 4.10 Skoring prioritas masalah Asuhan keperawatan keluarga
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan keluarga
mengambi keputusan.
2. Hambatan pemeliharaan rumah b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan.
-
dapat dicegah :
Cukup
2 1 2/3 x 1 =2/3 yang dihadapi belum berat
Menojolnya
masalah :
Masalah
dirasakan dan
harus segera
ditangani
2
1
2/2 x 1 = 1
Menonjolnya masalah yang di
rasakan harus segera ditangani agar
Klien 2 ( An.N)
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBAHASAN
Sifat masalah :
Aktual 3 1 3/3 X 1 =1 Ny.M mengatakan An N sudah
diare 3 kali
Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
Sebagian
1
2
½ x 2 =1
Dengan pengobatan, pencegahan
dan mengenal masalah diare akan
sembuh
Kemungkinan
masalah yang
dapat dicegah :
Cukup
2
1
2/3 X 1 = 2/3
Diare dapat di cegah melalui
pencegahan diare
Menojolnya
masalah :
Masalah
dirasakan dan
harus segera
ditangani
2
1
2/2 x 1 = 1
Menonjolnya masalah yang
Klien 2 ( An.N)
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBAHASAN
Sifat masalah :
Resiko/ancama
n kesehatan 2 1 2/3 X 1 =2/3
Ketidakmampuan keluarga untuk
memelihara lingkungan yang sehat
dan pencegahan diare
mengakibatkan resiko diare
berulang
62
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan.
2. Hambatan pemeliharaan rumah b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan.
-
Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
Sebagian
1
2
½ x 2 =1
Dengan pengubah perilaku,
menjaga kebersihan lingkungan,
mengerti cara pencegahan diare,
melakukan cuci tangan, diare dapat
diatasi
Kemungkinan
masalah yang
dapat dicegah :
Cukup
2
1
2/3 X 1 = 2/3
Diare dapat di cegah melalui
pencegahan diare cuci tangan
Menojolnya
masalah :
Masalah
63
-
No
Dx
Tujuan Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Setelah
dilakuka