asuhan keperawatan pada asma brochial
DESCRIPTION
This is a PPT of ASMATRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ASMA BROCHIAL
KELOMPOK IV
Defenisi
• asma adalah inflamasi abnormal bersifat kronik pada
saluran nafas yang menyebabakan hipersensitif bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan
gejala berulang seperti menggigil, batuk, sesak nafas
dan berat di dada, biasanya terjadi pada malam atau
dini hari yang bersifat reversible baik dengan atau
tanpa pengobatan (Menurut Kemenkes. 2008)
ETIOLOGI
Genetik
Alergen
Perubahan Cuaca
Setress
Lingkungan Kerja
Olah raga/ Aktivitas
Tanda dan Gejala
• Gejala asma terdiri atas, yaitu takipnea,
dispnea, batuk, dan mengi. Gejala yang di
sebutkan terakhir sering di anggap sebagai
gejala yang harus ada, dan data lainnya seperti
terlihat pada pemeriksaan fisik(Irman,2009)
Phato fisiologi
• Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari
otot polos bronkus yang menyebabkan sukar
bernafas. Penyebab yang umum adalah
hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-
benda asing di udara
Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga
terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang
alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk
sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar
dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi
dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody
ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan
brokhiolus dan bronkhus kecil
Bila seseorang menghirup alergen maka
antibody IgE orang tersebut meningkat, alergen
bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat
pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya
histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat
(yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik
eosinofilik dan bradikinin.
Pengkajian
Biodata Pasien
Riwayat Kesehatan Saat Ini
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat Kesehatan Keluarga
DX1 :Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
bronkho konstriksi, bronkho spasme ditandai dengan sekresi
mucus yang kental, adanya wheezing
Tujuan :
Bersihan jalan napas kembali efektif setelah di lakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil :
Klien dapat mendemonstrasikan batuk efektif
Tidak ada suara nafas tambahan dan wheezing
Pernapasan klien normal ( 16 -20 x /menit) tanpa adanya pengguanaan otot
bantu napas.
Frekuensi nadi 60-120 x /menit.
Intervensi:Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan ( posisi semi fowler)Rasional : posisi semi fowler dapat memberikan kesempatan pada proses ekspirasi paru Kaji Warna, kekentalan dan jumlah sputumRasional : karekteristik sputum dapat menunjukkan barat ringannya obstruksi.Bantu klien latihan napas dalam.Rasional : ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan.Pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml/hari kecuali tidak diindikasikanRasional : Hidrasi yang adekuat membantu mengencerkan secret dan mengefektifkan pembersihan jalan nafas.
DX2 : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy/kelelahan di tandai dengan sesak napas, takipnea, orthopnea,Tujuan:
Pola nafas kembali efektif setelah di lakukan tindakan keperawatan
Kriteri Hasil :
pernapasan klien normal (16-20x/menit) tanpa adanya penggunaan otot bantu
napas.
Tidak terdapat suara nafas tambahan atau wheezing.
Status tanda vital dalam batas normal.
nadi 60 - 100x /menit
RR 16-20 x/mnt
Klien dapat mendemonstrasikan teknik distraksi pernapasan.
INTERVENSI :
Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan ( posisi semi fowler)
Rasional : posisi semi fowler dapat memberikan kesempatan pada proses ekspirasi
paru.
Perhatikan pergerakan dada , amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu napas,
serta retraksi otot supraklavikular dan interkostal.
Rasional : melakukan pemeriksaan fisik pada paru dapat mengetahui kelainan yang
terjadi pada klien .
Auskultasi bunyi napas, perhatikan area penurunan / tidak adanya ventilasi dan
adanya bunyi napas tambahan.
Rasional : Adanya bunyi napas tambahan mengidentifikasikan adanya gangguan
pada pernapasan.
Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas, dan tersengal-sengal.
Rasional : Ansietas dapat memicu pola pernapasan seseorang.
DX3 : Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan kelelahan otot respiratory
ditandai dengan dispnea, peningkatanPCO2, peningkatan penggunaan otot bantu
napasTujuan :
Pertukaran gas kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…
x24 jam.
Kriteria Hasil :
Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi dalam pernapasan.
Frekuensi napas 16-20 x /menit dan tidak sesak napas
Frekuensi nadi 60-120 x /menit.
Kulit tidak pucat ( PaO2 kurang dari 50 mm Hg.PaCO2 lebih dari 50 mm Hg dan
PH 7,35-7,40 )
Saturasi oksigen dalam darah lebih dari 90%
T H A N K S