asuhan keperawatan pada bayi
DESCRIPTION
askep pada bayiTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI/ANAK DENGAN IMUNISASI CAMPAK
LAPORAN
OlehKelompok 4A
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER
2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI/ANAK DENGAN IMUNISASI CAMPAK
LAPORAN
diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas IIDosen Mata Kuliah : Ns. Latifa Aini S, M.Kep. Sp.Kep.Kom
Oleh Ditta Anggraini NIM 122310101062Fakhrun Nisa’ F. NIM 122310101064Robby Prihadi A.E NIM 122310101066Cholil Albarizi NIM 122310101068Nilla Sahuleka NIM 122310101070Siti Marina W. NIM 122310101072Alisa Miradia P. NIM 122310101074 Ambar Larasati NIM 122310101076Fina Fitriani NIM 122310101078
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER
2014
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan yang mempunyai 2 kegiatan pokok yaitu:
1. Pengumpulan data
a. Anamnese
a) Identitas penderita
Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th
dengan status gizi yang kurang dan sering mengalami penyakit
infeksi, jenis kelamin (L dan P pervalensinya sama), suku bangsa, no
register, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis.
b) Keluhan utama
Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan adanya eritema
dibelakang telinga, di bagaian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut
dan bagian belakang bawah, badan panas, enantema ( titik merah )
dipalatum durum dan palatum mole.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan pada
orang tua atau anak tentang kapan timbulnya panas, batuk,
konjungtivitis, koriza, bercak koplik dan enantema serta upaya yang
telah dilakukan untuk mengatasinya.
d) Riwayat kesehatan dahulu
Anak belum pernah mendapatkan vaksinasi campak dan pernah
kontak dengan pasien campak.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anak belum mendapatkan imunisasai campak dan penyakit
apa yang pernah diderita anggota keluarga
f) Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO
I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
g) Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori
untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari. Untuk pertambahan berat
badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.
Status Gizi
Klasifikasinya sebagai berikut :
a. Gizi buruk kurang dari 60%
b. Gizi kurang 60 % - <80 %
c. Gizi baik 80 % - 110 %
d. Obesitas lebih dari 120 %
h) Riwayat tumbuh kembang anak
a. Tahap pertumbuhan
Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam
kilogram mengikuti patokan umur 1-6 tahun yaitu umur (tahun) x
2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia
4 tahun 16,7 kg dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra
sekolah rata–rata pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan
untuk perkiraan tinggi badan dalam sentimeter menggunakan
patokan umur 2- 12 tahun yaitu umur (tahun) x 6 + 77.Tapi ada
rata-rata TB pada usia prasekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103
cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata pertambahan TB pada usia ini
yaitu 6–7,5 cm/tahun.Pada anak usia 4-5 tahun fisik cenderung
bertambah tinggi.
b. Tahap perkembangan
1) Perkembangan psikososial (Eric Ercson) : Inisiatif vs rasa
bersalah.Anak punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika
anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan
menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang
menantang ketrampilan motorik dan bahasanya;
2) Perkembangan psikosexsual (Sigmund Freud) : Berada pada
fase oedipal/ falik (3-5 tahun).Biasanya senang bermain dengan
anak berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek (laki-laki lebih
dekat dengan ibunya) dan Elektra komplek (perempuan lebih
dekat ke ayahnya );
3) Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap
preoperasional yaitu fase preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase
pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri
belum sempurna, konsep sebab akibat dan konsep waktu belum
benar dan magical thinking.
4) Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai
melakukan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi,
memberi sesuatu, mencari teman dan mulai bisa menjelaskan
peraturan- peraturan yang dianut oleh keluarga.
5) Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan
keagamaan dari ortu atau guru dan belajar yang benar – salah
untuk menghindari hukuman.
6) Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik,
jelek,pendek-tinggi,baik-nakal, bermain sesuai peran jenis
kelamin, membandingkan ukuran tubuhnya dengan
kelompoknya.
7) Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation –
Separation “. Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya
terutama pada orang yang tak di kenal dan sudah bisa
mentoleransi perpisahan dari orang tua walaupun dengan sedikit
atau tidak protes.
8) Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari
2100 kata pada akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4
kata menjadi kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar
seperti binatang, bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat
menerima atau memberikan perintah sederhana.
9) Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan
permintaannya, lebih banyak bergaul, mulai menerima bahwa
orang lain mempunyai pemikiran juga, dan mulai menyadari
bahwa dia mempunyai lingkungan luar.
10) Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang
lain yang mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan
pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik halus yaitu
melompat, berlari, memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga
b. Pemeriksaan fisik (head to toe)
a) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan,
dan tanda-tanda vital.
b) Kepala dan leher
1) Inspeksi
Kaji bentuk kepala, keadan rambut, kulit kepala, konjungtivitis,
fotofobia, adakah eritema dibelakang telinga, di bagian atas
lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.
2) Palpasi
Adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula
dan didaerah leher belakang,
c) Mulut
Inspeksi : Adakah bercak koplik di mukosa bukalis berhadapan
dengan molar bawah, enantema di palatum durum dan palatum
mole, perdarahan pada mulut dan traktus digestivus.
d) Toraks
1) Inspeksi
Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada nasofaring,
perdarahan pada hidung. Pada penyakit campak, gambaran
penyakit secara klinis menyerupai influenza.
2) Auskultasi
Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.
e) Abdomen
1) Inspeksi
Bentuk perut pada anak, ruam pada kulit
2) Auskultasi
Bising usus
3) Perkusi
Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda abnormal,
misalnya masa atau pembengkakan.
f) Kulit
1) Inspeksi
Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik
2) Palpasi
Turgor kulit
2. Analisa data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokkan dan
dilakukan analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokkan data
dibedakan atas data subyektif objektif. Data yang telah dikelompokkan
tadi dianalisa sehingga dapat diambil kesimpulan tentang masalah
keperawatan dan kemungkinan penyebab.
B. Diagnosa
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder
terhadap demam
C. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermi
berhubungan
dengan proses
inflamasi
NOC
Thermoregulation
Kriteria Hasil
1. Suhu tubuh dalam rentang
normal
2. Nadi dan RR dalam
NIC
Fever Treatment
1. Identifikasi penyebab
atau faktor yang
dapat menimbulkan
hipertermi seperti
rentang normal
3. Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak ada
pusing
dehidrasi, infeksi
atau efek obat
2. Monitor suhu tubuh
sesering mungkin
3. Berikan kompres air
hangat
4. Monitor warna dan
suhu kulit
5. Berikan cairan dan
karbohidrat yang
cukup untuk
meningkatkan
hipermetabolisme
akibat peningkatan
suhu
6. Anjurkan dan pasien
untuk berpakaian
yang mudah
menyerap keringat
7. Anjurkan pasien
untuk mengurangi
aktivitas yang
berlebihan jika suhu
naik
Kekurangan
volume cairan
berhubungan
dengan kehilangan
sekunder terhadap
demam
NOC
1. Fluid balance
2. Hydration
3. Nutritional status : Food
and Fluid Intake
Kriteria Hasil
1. Tekanan darah, nadi,
NIC
Fluid Management
1. Observasi penyebab
kekurangan cairan :
muntah, diare,
kesulitan menelan,
kekurangan darah
suhu tubuh dalam batas
normal
2. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas kulit
baik, membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
aktif, diuretic,
depresi, kelelahan
2. Observasi TTV
3. Observasi tanda–
tanda dehidrasi
4. Monitor pemasukan
dan pengeluaran
cairan
5. Ajarkan pasien dan
keluarga tentang
cairan yang adekuat,
tanda serta cara
mengatasi kurang
cairan
6. Pertahankan bedrest
selama fase akut
7. Pemberian obat
sesuai indikasi
D. Implementasi
Hari dan
tanggal
Diagnosa Implementasi Paraf
Senin,
1/12/2014
Hipertermi
berhubungan
dengan proses
inflamasi
1. Mengidentifikasi penyebab
atau faktor yang dapat
menimbulkan hipertermi
seperti dehidrasi, infeksi atau
efek obat
2. Memonitor suhu tubuh
sesering mungkin
3. Memberikan kompres air
hangat
4. Memonitor warna dan suhu
kulit
5. Menganjurkan dan pasien
untuk berpakaian yang mudah
menyerap keringat
6. Menganjurkan pasien untuk
mengurangi aktivitas yang
berlebihan jika suhu naik
Selasa,
2/12/2014
Kekurangan
volume cairan
berhubungan
dengan
kehilangan
sekunder terhadap
demam
1. Mengobservasi penyebab
kekurangan cairan : muntah,
diare, kesulitan menelan,
kekurangan darah aktif,
diuretic, depresi, kelelahan
2. Mengobservasi TTV
3. Mengobservasi tanda–tanda
dehidrasi
4. Memonitor pemasukan dan
pengeluaran cairan
5. Mengajarkan pasien dan
keluarga tentang cairan yang
adekuat, tanda serta cara
mengatasi kurang cairan
DAFTAR PUSTAKA
Amin & Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosis
Medis dan NANDA NIC NOC. Yogyakarta: Medi Action Publishing
Heather, Herdman T. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Nancy & Judith. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis Nanda,
Intervensi Nic, Kriteria Hasil Noc. Jakarta: EGC
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan. Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC