asuhan keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun.
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun.
WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
Penyakit DM mampu menyebabkan kerusakan organ secara menyeluruh secara anatomis maupun fungsional
Penyakit DM mampu menyebabkan kerusakan organ secara menyeluruh secara anatomis maupun fungsional
Komplikasi kronik dari penyakit DM menyebabkan kelainan pada makrovaskular, mikrovaskular, gastrointestinal, genito urinari, dermatologi, infeksi, katarak, glaukoma dan sistem muskulo skeletal
Komplikasi kronik dari penyakit DM menyebabkan kelainan pada makrovaskular, mikrovaskular, gastrointestinal, genito urinari, dermatologi, infeksi, katarak, glaukoma dan sistem muskulo skeletal
2.1 Defenisi
2.1 Defenisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002)
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002)
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002)
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002)
2.2 Klasifikasi2.2 Klasifikasi
Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnyaDiabetes mellitus gestasional (GDM)
Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnyaDiabetes mellitus gestasional (GDM)
2.3 Etiologi2.3 Etiologi
Tipe I : Faktor geneticFaktor-faktor imunologiTipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga
Tipe I : Faktor geneticFaktor-faktor imunologiTipe II : Usia, Obesitas, Riwayat keluarga
2.4 Tanda dan Gejala
2.4 Tanda dan Gejala
• Katarak• Glaukoma• Retinopati• Infeksi bakteri kulit• Penyakit ginjal• Hipertensi• Dll
• Katarak• Glaukoma• Retinopati• Infeksi bakteri kulit• Penyakit ginjal• Hipertensi• Dll
2.5 Pemeriksaan Penunjang
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Glukosa darah sewaktua. Plasma vena : • < 100• 100 - 200 = belum pasti DM, • >200 = DMb. Darah kapiler : • < 80• 80 - 100 = belum pasti DM,• > 200 = DM
Glukosa darah sewaktua. Plasma vena : • < 100• 100 - 200 = belum pasti DM, • >200 = DMb. Darah kapiler : • < 80• 80 - 100 = belum pasti DM,• > 200 = DM
Kadar glukosa darah puasaa. Plasma vena : • < 110• > 110 - 120 = belum pasti DM,• > 120 = DMb. Darah kapiler :• <90• 90 - 110 = belum pasti DM• >110 = DM
Kadar glukosa darah puasaa. Plasma vena : • < 110• > 110 - 120 = belum pasti DM,• > 120 = DMb. Darah kapiler :• <90• 90 - 110 = belum pasti DM• >110 = DM
Tes toleransi glukosaTes toleransi glukosa
2.6 Patofisiologi
2.6 Patofisiologi
2.7 Penatalaksanaan
2.7 Penatalaksanaan
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika
diperlukan)
5. Pendidikan
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika
diperlukan)
5. Pendidikan
3.1 Pengkajian3.1 Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Keluarga2. Riwayat Kesehatan Pasien dan
Pengobatan Sebelumnya3. Aktivitas/ Istirahat 4. Sirkulasi5. Integritas Ego6. Eliminasi7. Makanan / Cairan8. Neurosensori9. Nyeri / Kenyamanan10.Pernapasan11.Keamanan
1. Riwayat Kesehatan Keluarga2. Riwayat Kesehatan Pasien dan
Pengobatan Sebelumnya3. Aktivitas/ Istirahat 4. Sirkulasi5. Integritas Ego6. Eliminasi7. Makanan / Cairan8. Neurosensori9. Nyeri / Kenyamanan10.Pernapasan11.Keamanan
3.2 Diagnosa3.2 Diagnosa
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
No. Diagnosa
Tujuan /Kriteria hasil
Intervensi
1. Dx 1 Tujuan:Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhiKriteria Hasil: •Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat•Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah
Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
Kolaborasi dengan ahli diet
3.3 Intervensi3.3 Intervensi
No. Diagnosa
Tujuan /Kriteria hasil
Intervensi
2. Dx 2 Tujuan:Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhiKriteria hasil:Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal
Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
Pantau masukan dan pengeluaran
Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung
Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium
No. Diagnos
a
Tujuan /Kriteria
hasil
Intervensi
3. Dx 3 Tujuan:
Gangguan integritas
kulit dapat berkurang
atau menunjukkan
penyembuhan
Kriteria Hasil:
Kondisi luka
menunjukkan adanya
perbaikan jaringan
dan tidak terinfeksi
Kaji luka, adanya epitelisasi,
perubahan warna, edema,
dan discharge, frekuensi
ganti balut
Kaji tanda vital
Kaji adanya nyeri
Lakukan perawatan luka
Kolaborasi pemberian insulin
dan medikasi.
Kolaborasi pemberian
antibiotik sesuai indikasi
No.Diagnos
a
Tujuan /Kriteria
hasilIntervensi
4. Dx 4 Tujuan:
Pasien tidak
mengalami injury.
Kriteria Hasil:
Pasien dapat
memenuhi
kebutuhannya tanpa
mengalami injury
Hindarkan lantai yang licin.
Gunakan bed yang rendah.
Orientasikan klien dengan
ruangan.
Bantu klien dalam
melakukan aktivitas sehari-
hari
Bantu pasien dalam
ambulasi atau perubahan
posisi
4.1 Pengkajian4.1 Pengkajian
Identitas Klien
Identitas Klien
Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 65 Tahun Status perkawinan : Kawin Agama : Islam Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010 No. Reg : 44-92-67 Ruangan/ kamar : RA2 Tanggal Pengkajian : 01 November
2010 Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum
Nama : Tn. J Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 65 Tahun Status perkawinan : Kawin Agama : Islam Tanggal masuk RS : 29 Oktober 2010 No. Reg : 44-92-67 Ruangan/ kamar : RA2 Tanggal Pengkajian : 01 November
2010 Diagnostik Medis : Ulkus Diabetikum
Penanggung jawab
Penanggung jawab
Nama : Tn. Z Hub. dengan klien : Anak
kandung Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Kisaran
Nama : Tn. Z Hub. dengan klien : Anak
kandung Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Kisaran
Keluhan Keluhan Pasien mengalami borok pada siku kiriPasien mengalami borok pada siku kiri
4.2 Riwayat kesehatan sekarang
4.2 Riwayat kesehatan sekarang
Provokative Provokative
a. Penyebab:Hal ini dialami os karena siku kiri klien
tergores bambu dan lama kelamaan membesar
b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan:
Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal yang memperbaiki keadaan adalah klien langsung dirujuk ke rumah sakit
a. Penyebab:Hal ini dialami os karena siku kiri klien
tergores bambu dan lama kelamaan membesar
b. Hal-hal apa yang memperbaiki keadaan:
Keluarga klien mengatakan bahwa hal-hal yang memperbaiki keadaan adalah klien langsung dirujuk ke rumah sakit
Quantity/quality
Quantity/quality
a. Bagaimana: Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyerib. Bagaimana dilihat:Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok)
a. Bagaimana: Klien mengatakan bahwa siku kiri klien terasa nyerib. Bagaimana dilihat:Siku kiri klien tampak ada luka ulkus (borok)
Region Region Lokasinya disiku kiri Klien mengatakan bahwa rasa nyeri
menyebar diseluruh tangan kiri
Lokasinya disiku kiri Klien mengatakan bahwa rasa nyeri
menyebar diseluruh tangan kiri
TimeTimeHal ini dialami os sekitar 6 bulan yang laluHal ini dialami os sekitar 6 bulan yang lalu
4.3 Riwayat kesehatan Masa
lalu
4.3 Riwayat kesehatan Masa
lalu
Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi dan obat herbal seperti mengkonsumsi air daun siri
Klien sebelumnya mengalami hipertensi & klien hanya mengkonsumsi obat penurun hipertensi dan obat herbal seperti mengkonsumsi air daun siri
Penyakit yang pernah dialamiPenyakit yang pernah dialami
4.3 Riwayat Keluarga
4.3 Riwayat Keluarga
Keterangan :
: Lakai-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
4.3 Riwayat keadaan
psikososial
4.3 Riwayat keadaan
psikososial
Konsep diri1.Body image : klien terasa terganggu dengan kondisinya saat ini2.Ideal diri : klien termotivasi untuk sembuh3.Harga diri : klien merasa malu karena kondisinya saat ini4.Peran diri : klien ingin segera sembuh5.Personal identity : klien patuh dalam minum obat
Konsep diri1.Body image : klien terasa terganggu dengan kondisinya saat ini2.Ideal diri : klien termotivasi untuk sembuh3.Harga diri : klien merasa malu karena kondisinya saat ini4.Peran diri : klien ingin segera sembuh5.Personal identity : klien patuh dalam minum obat
Keadaan emosi: Keadaan emosi klien stabil, dimana klien tidak marah saat perawat mengadakan pengkajian dan perawatan
Keadaan emosi: Keadaan emosi klien stabil, dimana klien tidak marah saat perawat mengadakan pengkajian dan perawatan
4.3 Pemeriksaan Fisik
4.3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Keadaan umum
Klien tampak lemah dan gelisah dan nampak borok dibagian siku kiriKlien tampak lemah dan gelisah dan nampak borok dibagian siku kiri
Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital
TD : 110 / 80 mmhgHR : 88 x/ menitRR : 22 x/ menitSuhu tubuh : 36,5oC
TD : 110 / 80 mmhgHR : 88 x/ menitRR : 22 x/ menitSuhu tubuh : 36,5oC
Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada kelainan (normal).Kepala, Mata, Hidung, Telinga : tidak ada kelainan (normal).
Mulut dan faring:1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah.2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat.3.Warna lidah merah bercak keputihan.4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi dan sebagian gigi klien sudah tanggal.
Mulut dan faring:1.Bentuk bibir simetris atas dan bawah.2.Mukosa bibir kering dan tampak pucat.3.Warna lidah merah bercak keputihan.4.Tidak terdapat adanya pembengkakan gusi dan sebagian gigi klien sudah tanggal.
Pemeriksaan intergumen• Kulit tampak kurang bersih• Kulit tampak hangat• Kulit berwarna sawo matang• Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali
dalam 6 detik.• Kelembaban kulit agak kering• Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien
Pemeriksaan intergumen• Kulit tampak kurang bersih• Kulit tampak hangat• Kulit berwarna sawo matang• Turgor kulit tidak normal dimana kulit ditarik kembali
dalam 6 detik.• Kelembaban kulit agak kering• Terdapat luka (borok) pada tangan kiri pasien
Inspeksi thoraks:•Bentuk thoraks normal.•Frekuensi nafas; 22x / menit.•Irama I/E:1/1.•Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara nafas normal (bronkovesikuler).
Inspeksi thoraks:•Bentuk thoraks normal.•Frekuensi nafas; 22x / menit.•Irama I/E:1/1.•Tidak ada tanda kesulitan bernafas, suara nafas normal (bronkovesikuler).
Pemeriksaan paru:•Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan.•Perkusi normal, tidak ada kelainan•Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing
Pemeriksaan paru:•Palpasi getaran suara normal, tidak ada kelainan.•Perkusi normal, tidak ada kelainan•Auskultasi normal, tidak dijumpai wezing
Pemeriksaan jantung:•Inspeksi normal, tidak ada kelainan•Palpasi normal, tidak ada kelainan•Perkusi normal, tidak ada kelainan
Pemeriksaan jantung:•Inspeksi normal, tidak ada kelainan•Palpasi normal, tidak ada kelainan•Perkusi normal, tidak ada kelainan
Auskultasi :•Bunyi jantung I: LUB-dup•Bunyi jantung II : lup-DUP•Bunyi jantung tambahan tidak ada•Murmur tidak ada•Frekuensi 88x/menit
Auskultasi :•Bunyi jantung I: LUB-dup•Bunyi jantung II : lup-DUP•Bunyi jantung tambahan tidak ada•Murmur tidak ada•Frekuensi 88x/menit
Pemeriksaan abdomenPemeriksaan abdomen
Inspeksi:•Bentuk simetris.•Benjolan masa tidak ada•Bayangan pembuluh darah tidak ada
Inspeksi:•Bentuk simetris.•Benjolan masa tidak ada•Bayangan pembuluh darah tidak ada
Auskultasi: Peristaltik usus 20x/menitAuskultasi: Peristaltik usus 20x/menit
Palpasi•Nyeri tekan tidak ada•Benjolan masa tidak ada•Tanda acites tidak ada•Hepar tidak teraba•Lien tidak teraba•Tidak ada nyeri tekan
Palpasi•Nyeri tekan tidak ada•Benjolan masa tidak ada•Tanda acites tidak ada•Hepar tidak teraba•Lien tidak teraba•Tidak ada nyeri tekan
Perkusi •Bunyi tympani (+).•Tidak dijumpai masa.
Perkusi •Bunyi tympani (+).•Tidak dijumpai masa.
Pemeriksaan neurologisPemeriksaan neurologis
Status mental•Kondisi emosi/ perasaan : Stabil•Orientasi : Pasien mengenal tempat dan waktu perawatan •Proses berpikir : pasien ingat keluarga, perawat, dokter, rumah dan waktu•Motivasi (kemauan) : Pasien tak ada harapan, tak berdaya•Bahasa : Baik, dapat berbahasa indonesia dengan baik
Status mental•Kondisi emosi/ perasaan : Stabil•Orientasi : Pasien mengenal tempat dan waktu perawatan •Proses berpikir : pasien ingat keluarga, perawat, dokter, rumah dan waktu•Motivasi (kemauan) : Pasien tak ada harapan, tak berdaya•Bahasa : Baik, dapat berbahasa indonesia dengan baik
Nervus Cranialis1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat mengidentifikasi sumber bau2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada odema3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat merasakan nyeri, sentuhan dan suhu4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat mengidentifikasi rasa5.Nervus Vestibulocochlearis : Klien kurang mampu mendengar dengan baik6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien dapat berbicara dengan baik7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat menyebut huruf lokal8.Nervus Asesorius : Kurang baik, kekuatan otot kurang berfungsi9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah klien simetris gerakkannya.
Nervus Cranialis1.Nervus Olfaktorius : Baik, dapat mengidentifikasi sumber bau2.Nervus Okulomotorius : Baik, tidak ada odema3.Nervus Trigeminus : Baik, klien dapat merasakan nyeri, sentuhan dan suhu4.Nervus Facialis : Baik, klien dapat mengidentifikasi rasa5.Nervus Vestibulocochlearis : Klien kurang mampu mendengar dengan baik6.Nervus Glassopharingeus : Baik, klien dapat berbicara dengan baik7.Nervus Vagus : Baik, klien dapat menyebut huruf lokal8.Nervus Asesorius : Kurang baik, kekuatan otot kurang berfungsi9.Nervus Hipoglassus : Baik, lidah klien simetris gerakkannya.
Refleks •Refleks bisep : Tidak normal kiri dan kanan•Refleks trisep : Tidak normal kiri dan kanan•Refleks branchioradialis : Normal kiri dan kanan•Refleks patella : Normal kiri dan kanan•Refleks tendon achiles :Normal kiri dan kanan•Refleks plantar :Normal kiri dan kanan
Refleks •Refleks bisep : Tidak normal kiri dan kanan•Refleks trisep : Tidak normal kiri dan kanan•Refleks branchioradialis : Normal kiri dan kanan•Refleks patella : Normal kiri dan kanan•Refleks tendon achiles :Normal kiri dan kanan•Refleks plantar :Normal kiri dan kanan
Pola makanPola makan
Diet : Diit DM IV (1700 kalori)Pola diet : 3 x sehariBB sebelum masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuranBB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuran Jumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet yang diberikanKesulitan mengunyah : Tidak adaMasalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makanUpaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengan dicampur sama air putih
Diet : Diit DM IV (1700 kalori)Pola diet : 3 x sehariBB sebelum masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuranBB setelah masuk rumah sakit : Tidak ada dilakukan pengukuran Jumlah dan jenis diet : Klien hanya menghabisskan ¼ dari diet yang diberikanKesulitan mengunyah : Tidak adaMasalah pola makan : Klien mengatakan tidak nafsu makanUpaya mengatasinya : Klien memaksakan makan dengan dicampur sama air putih
Pola aktivitasPola aktivitas
Klien tidak mampu melakukan aktivitas sendiri, karena kondisi klien yang tidak memungkinkan dimana di siku kiri klien tampak ada borok.
Klien tidak mampu melakukan aktivitas sendiri, karena kondisi klien yang tidak memungkinkan dimana di siku kiri klien tampak ada borok.
NO NAMA OBAT DOSIS
1 Infus NaCl 30 tetes per
menit
2 Injeksi Reguler Insulin 3 X 12 Iu
3 Metronidazol 3 X 500 gr
4 Captopril 2 X 12,5 mg
5 Ceftriaxon 2 X 1 gr
4.4 Pemeriksaan Laboratorium
4.4 Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium : KGD 400Rontgen : Tidak ada osteomyelitisEKG : ST elevasi
Laboratorium : KGD 400Rontgen : Tidak ada osteomyelitisEKG : ST elevasi
4.5 Terapi medis
4.5 Terapi medis
No. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : klien
mengatakan
haus terus, mual
dan muntah
DO: kulit tampak
kering dan
turgor klien jelek
PH menurun
Mual muntah
Kekurangan
volume cairan
Kekurangan
volume cairan
4.4 Analisa Data4.4 Analisa Data
No. DATA ETIOLOGI MASALAH2. DS : klien
mengatakan
tidak nafsu
makan
DO: klien hanya
menghabiskan
¼ dari diet yang
diberikan,
penurunan berat
badan
PH menurun
Mual muntah
Gangguan nutrisi
Gangguan
nutrisi
No. DATA ETIOLOGI MASALAH3. DS: Klien
mengeluh nyeri
pada luka ulkus
grade 2 di siku
tangan kiri,
skala 5-6, nyeri
seperti terbakar.
DO: Wajah tegang
saat ulkus
dibersihkan
Klien
menyeringai saat
ulkus di tekan
Borok pada siku kiri
Nyeri akut
Nyeri akut
No. DATA ETIOLOGI MASALAH4. DS : merasa panas
seperti terbakar
dan gatal
DO : luka tampak
merah, skala nyeri
5-6
Luka Ulkus grade 2
di siku tangan kiri
Hegiene kurang
Infeksi
Infeksi
4.5.Diagnosa Keperawatan4.5.Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
4.6 Analisa Data4.6 Analisa Data
DX 1Tupen : •Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat•Turgor kulit dan pengisian kapiler baik•adar elektrolit dalam batas normal.Tupan : •Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Intervensi Rasional
• Pantau TTV klien dan mencatat adanya perubahan TD ortostatik
• Pantau suhu tubuh, warna kulit dan kelembamban kulit
• Pantau masukkan dan pengeluaran cairan
• Berikan cairan pada klien paling sedikit 2500 ml/hari.
• Kolaborasi dalam pemberian cairan infus.
• Untuk menentukan tindakan keperawatan selanjutnya
• Untuk mengetahui perubahan keadaan umum klien
• Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti
• Mempertahankan hidrasi
• Menggantikan cairan yang sudah di keluar
Implementasi Evaluasi
• Memantau TTV klien dan mencatat adanya perubahan TD ortostatik
• Memantau suhu tubuh, warna kulit dan kelembamban kulit
• Memantau masukkan dan pengeluaran cairan
• Memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari.
• Berkolaborasi dalam pemberian cairan infus
S : Klien mengatakan rasa haus berkurang, mual dan muntah berkurang
O : Kulit tampak agak lembab dan
turgor klien mulai membaik A :Masalah sebagian teratasi P :Intervensi dilanjutkan
Intervensi Rasional
• Tentukan program diet dan pola makan pasien
• Identifikasi makanan yang disukai oleh klien
• Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan makanan sesuai dengan indikasi.
• Kolaborasi dalam pemeriksaan gula darah
• Kolaborasi dalam pemberian insulin
• Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan teraupetik
• Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dlm perencanaan makanan
• Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan
• Untuk mengetahui tindakan keperawatan selanjutnya
• Untuk menurunkan kadar glukosa
DX 2Tupen : •Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat•Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanyaTupan : •Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Implementasi Rasional
• Menentukan program diet dan pola makan pasien
• Memberikan makanan cair yang mengandung zat makanan dan elektrolit
• Mengidentifikasi makanan yang disukai oleh klien
• Melibatkan keluarga pasien dalam perencanaan makanan sesuai dengan indikasi.
• Berkolaborasi dalam pemeriksaan gula darah
• Berkolaborasi dalam pemberian insulin
S : Nafsu makan bertambah O : Klien menghabiskan 1/2 dari
diet yang diberikan A : Masalah sebagian teratasi P :Intervensi dilanjutkan
Intervensi Rasional
• Kaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas (skala 0-10) dan karakteristiknya
• Pertahankan posisi semi-fowler
• Berikan posisi nyaman pada klien • Ajarkan klien teknik distrasi
• Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
• Untuk mengetahui berat nyeri yang dialami klien• Untuk meningkatkan rasa
nyaman pada klien• Posisi nyaman dapat
mengurangi rasa nyeri• Teknik distrasi dapat
mengalihkan perhatian klien pada nyeri• Untuk menghilangkan nyeri
DX 3Tupen : •Nyeri berkurang Tupan : •Nyeri hilang/teratasi
Implementasi Rasional
• Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, intensitas (skala 0-10) dan karakteristiknya
• Mempertahankan posisi semi-fowler
• Memberikan posisi nyaman pada klien
• Mengajarkan klien teknik distrasi
• Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
S : Nyeri pada luka ulkus grade 2 di siku tangan kiri berkurang dengan skala 4.
O : Wajah agak rileks saat ulkus
dibersihkan, Klien menyeringai saat ulkus di tekan
A : Masalah sebagian teratasi P : Intervensi dilanjutkan
Intervensi Rasional
• Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan peradangan
• Mempertahankan teknik aseptic pada prosedur invasif seperti pemasangan infus, kateter folley.
• Memberikan perawatan kulit dengan teratur dan masase daerah tulang yang tertekan
• Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik
• Untuk mengetahui tindakan keperawatan selanjutnya• Teknik aseptic dapat
mencegah terjadinya infeksi
• Agar kulit tetap bersih dan terhindar dari infeksi
• Dapat membantu dalam mencegah terjadinya sepsis
DX 4Tupen : •Mencegah atau menurunkan resiko infeksi Tupan : •Infeksi teratasi
Implementasi Rasional
• Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan peradangan
• Mempertahankan teknik aseptic pada prosedur invasif seperti pemasangan infus, kateter folley.
• Memberikan perawatan kulit dengan teratur dan masase daerah tulang yang tertekan
• Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik
S : Rasa gatal berkurang O : Luka tampak merah, skala nyeri 4 A : Masalah sebagian teratasi P : Intervensi dilanjutkan
Pengkajian Pengkajian Pada tahap ini, penulis tidak menemukan kesenjangan antara landasan teoritis dan laporan kasus.
Pada tahap ini, penulis tidak menemukan kesenjangan antara landasan teoritis dan laporan kasus.
DiagnosaDiagnosa
Setelah membandingkan diagnosa keperawatan pada landasan teoritis dengan tinjauan kasus, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
Setelah membandingkan diagnosa keperawatan pada landasan teoritis dengan tinjauan kasus, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
intervensiintervensiPada teori maupun kasus tidak ada ditemukan kesenjangan untuk setiap intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan
Pada teori maupun kasus tidak ada ditemukan kesenjangan untuk setiap intervensi berdasarkan diagnosa keperawatan
Implementasi
Implementasi
Adapun faktor penghambat dari penulis dalam melaksanakan tindakan perawatan bagi pasien, adalah keterbatasan waktu dalam melaksanakan asuhan keperawatan
Adapun faktor penghambat dari penulis dalam melaksanakan tindakan perawatan bagi pasien, adalah keterbatasan waktu dalam melaksanakan asuhan keperawatan
Pengkajian Pengkajian
Pada tahap pengkajian yang ditemukan pada pasien ulkus diabetikum yaitu nyeri di bagian tangan sebelah kiri, dank lien tampak pucat.
Pada tahap pengkajian yang ditemukan pada pasien ulkus diabetikum yaitu nyeri di bagian tangan sebelah kiri, dank lien tampak pucat.
DiagnosaDiagnosa
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
1. Kekurangan volume cairan b/d mual, muntah, peningkatan haluan urine d/d kulit dan membrane mukosa kering dan turgor kulit buruk
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral, anoreksia d/d kurang nafsu makan, penurunan berat badan
3. Nyeri akut b/d ulkus grade 2 di siku kiri d/d skala nyeri 5-6 klien menyeringai pada saat ulkus ditekan
4. Infeksi b/d luka ulkus grade 2 di siku kiri d/d luka tampak merah.
Perencanaan
Perencanaan
Monitor tingkat nyeri, pola BAK, pemberian rasa nyaman pada pasien dan pengobatan sesuai dengan program pengobatan dari dokter.
Monitor tingkat nyeri, pola BAK, pemberian rasa nyaman pada pasien dan pengobatan sesuai dengan program pengobatan dari dokter.
Implementasi
Implementasi
Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, menganjurkan klien untuk banyak minum, mengukur dan mencatat jumlah urine, menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang penyakit klien, memberikan pengobatan sesuai dengan program dari dokter
Mengajarkan klien teknik relaksasi nafas dalam, menganjurkan klien untuk banyak minum, mengukur dan mencatat jumlah urine, menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang penyakit klien, memberikan pengobatan sesuai dengan program dari dokter
Implementasi
Implementasi
Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang diperoleh selama 3 hari perawatan yaitu masalah semua sebagian teratasi
Evaluasi dilakukan selama 3 hari yang diperoleh selama 3 hari perawatan yaitu masalah semua sebagian teratasi
Saran Saran
1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan pendidikan kesehatan pada keluarga yaitu bila penyakit kambuh lagi hendaknya dibawa kepada tim pelayanan kesehatan.
2. Pengkajian keperawatan yang diprioritas berdasarkan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi sesuai hirarki (Abraham Maslow)
1. Bila pasien pulang, sebaiknya diberikan pendidikan kesehatan pada keluarga yaitu bila penyakit kambuh lagi hendaknya dibawa kepada tim pelayanan kesehatan.
2. Pengkajian keperawatan yang diprioritas berdasarkan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi sesuai hirarki (Abraham Maslow)