asuhan keperawatan pada pasien herpes zoster.pptx

24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERPES ZOSTER KELOMPOK 1 Afrida Pratiwi Dede Arie Vitara Komang Rani Wati Maretta Fitrianti

Upload: emmi-valentina-pardede

Post on 25-Nov-2015

288 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Asuhan keperawatan pada pasien herpes zoster

Asuhan keperawatan pada pasien herpes zosterKELOMPOK 1Afrida PratiwiDede Arie VitaraKomang Rani WatiMaretta FitriantiDefinisiHerpes zoster adalah radang kulit akut dan setempat, terutama terjadi pada orang tua yang khas ditandai adanya nyeri radikuler unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersyarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dari nervus kranialis.Herpes zoster (shingles, cacar monyet) merupakan kelainan inflamatorik viral dimana virus penyebabnya menimbulkan erupsi vesikuler yang nyeri disepanjang distribusi saraf sensorik dari satu atau lebih ganglion posterior.

Etiologi Herpes zoster disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV). VZV mempunyai kapsid yang tersusun dari 162 subunit protein dan berbentuk simetri ikosehedral dengan diameter 100nm. Virion lengkapnya berdiameter 150-200 nm dan hanya virion yang berselubung yang bersifat infeksius.Infeksiositas virus ini dengan cepat dapat dihancurkan oleh bahan organic, detergen, enzim proteolitik, panas, dan lingkungan pH yang tinggi.

Patofisiologi Virus varicella yg tidak aktif

Diaktifkan kembali

Timbul vesikel2 meradangmenyerang syaraf Unilateral di spjg dermatomlumbal,kranial,torakal

edema dan perdarahan menginfeksi selama 3 minggu

neuralgie posterpetikaManifestasi klinisGejala prodromal herpes zoster biasanya berupa rasa sakit dan parestesi pada dermatom yang terkena. Gejala ini terjadi beberapa hari menjelang keluarnya erupsi. Gejala konstitusi seperti sakit kepala, malaise, dan demam terjadi pada 5% penderita (terutama pada anak-anak) dan timbul 1-2 hari sebelum terjadi erupsi.Gambaran yang paling khas pada herpes zoster adalah erupsi lokalisata dan hampir selalu unilateral. Jarang erupsi tersebut melewati garis tengah tubuh. Umunya lesi terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh salah satu ganglion saraf sensorik.

Pemeriksaan penunjang Tzanck Smear: mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat membedakan herpes zoster dan herpes simplex.Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody: digunakan untuk membedakan diagnostic herpes virus.Immunoflourorescent: mengidentifikasi varicella di sel kulit.Pemeriksaan histopatologikPemeriksaan mikroskop electronKultur virusIdentifikasi antigen/ asam nukleat VVZDeteksi antibody terhadap infeksi anti virusDeteksi antigen, Uji serologi, Uji serologi yang sering digunakan untuk mendeteksi herpes zoster adalah ELISA.PCR, PCR digunakan untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di dalam cairan tubuh, contohnya cairan serebrospinal

Komplikasi Neuralgia Pasca Herpes zoster (NPH)Gangren superfisialisKomplikasi mata, antara lain: keratitis akut, skleritis, uveitis, glaucoma sekunder, ptosis, korioretinitis, neuritis optika dan paresis otot penggerak bola mata.Herpes zoster diseminata/ generalisataKomplkasi sistemik, antara lain: endokarditis, meningosefalitis, paralysis saraf motorik, progressive multi focal leukoenche phatopathy dan angitis serebral granulomatosa disertai hemiplegi

Penatalaksanaan medis a. PengobatanPengobatan topicalPada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecahBila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptic atau kompres dingin dengan larutan burrow 3x sehari selama 20 menitApabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotic (basitrasin/polysporin) untuk mencegah infeksi sekunder selama 3x sehariPengobatan sistemikDrug of choiseAntiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara-A Vira-A)KortikosteroidAnalgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk manajemen nyeri dan antihistamin diberikan untuk menyembuhkan pruritus.b. Penderita dengan keluhan mataDapat diobati dengan salep mata steroid topical dan mydriatik anti virus dapat diberikan.c. Neuralgia pasca herpes zosterBila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut maka dapat diberikan anti depresan trisiklik (misalnya: amitriptilin 10-75mg/ hari)Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian terpenting perawatanIntervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yang tidak teratasi

Pencegahan Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut. Asuhan keperawatan herpes zosterPengkajian Identitas: meliputi nama, jenis kelamin, umur, tanggal MRS, alamat, diagnosa medis.Keluhan utamaPada pasien herpes zoster mengeluh demam, pusing, malaise, nyeri otot, gatal-gatal, pegal dan timbul aritema dan kemudian menjadi vesikel.Riwayat penyakit sekarangAdanya keluhan utama demam pusing, malaise, nyeri otot, gatal-gata, nyeri kepala setelah itu timbul eritema pada waktu singkat (1-2 hari) timbul vesikel yang berkelompok).Riwayat penyakit dahuluUntuk mengetahui penyakit yang pernah diderita lain seperti penyakit kulit lain dan riwayat penyakit yang sama.Riwayat penyakit keluargaUntuk mengetahui adanha anggota keluarga yang menderita penyakit menurun (HT, DM dan lain-lain) atau penyakit kulit yang menular.

Pemeriksaan FisikKeadaan umumKesadaran, tekanan darah, suhu, nadi frekuensi dan kualitas, pernapasan frekuensi, iramanya tipe pernapasan.KepalaTerdapat nyeri kepala pada pasien herpes zosterMuka Pada sindrom rumsay hunt terdapat kelainan pada otot muka dan kelainan kulit mukaMataPada herpes zoster oftaimikus terdapat kelainan pada mataTelingaPada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada telingaHidungPada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada hidungMulut dan faringTidak terjadi gangguan pada mulut dan faringLeherTidak terjadi gangguan pada leher

Thorak Pada pasien herpes zoster daerah yang paling sering terkena adalah daerah thorakal.ParuPada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada paruJantungPada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada jantungAbdomenPada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada abdomenInguinal, genital dan anusPada pasien herpes zoster terjadi pembesaran, kelenjar getah beningIntegumenTerdapat eritema, gatal-gatal, vesikel yang bergerombol dengan dasar kulit yang eritematosa dan odema, vesikel berisi cairan jernih kemudian dapat menjadi pustul dan krustu.Ektrimitas dan neurologisHerpes zoster oftalmikus terdapat gangguan pada nervus trigeminus. Pada sindrom ramsay hunt terdapat gangguan nervus fasialis dan otikus

Diagnosa keperawatan Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan pruritus.Gangguan rasa nyaman (nyeri berhubungan dengan erupsi dermal).Gangguan pola istirahat (tidur) berhubungan dengan nyeri pada daerah lesi.Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus

Intervensi Keperawatan Diagnosa 1: kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesiTujuan: integritas kulit mulai kembali normal dalam waktu ..... jam ...Kriteria hasil:Mulai terjadi granulasi pada daerah lesiTidak ada tanga-tanda infeksiLesi mulai mengeringIntervensiRasionalJelaskan tindakan yang akan dilakukanPasien mengerti tindakan yang dilakukan dan dapat kooperatif.Kaji/catat ukuran, warna, luka, perhatikan jaringan yang nekrotik dan kondisi sekitar luka.Mengetahui ukuran dan warna luka serta adanya jaringan yang nekrotik (mengetahui keadaan luka dan keadaan sekitar luka).Lakukan perawatan luka yang tepat dan tindakan kontrol infeksi.Mempermudah terjadinya granulasi dan meminimalkan resiko infeksi.Pertahankan penutupan luka sesuai indikasiMengoptimalkan proses pengobatan.Kaji tanda-tanda infeksiMengetahui dari dini terjadinya infeksi.Anjurkan pasien untuk selalu cuci tanganMenjaga kebersihan dan meminimalkan terjadinya penyebaran infeksi.Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi (asiklovir 5 x 800mg/hari).Mempercepat proses penyembuhan.

Diagnosa II: gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan erupsidermal.Tujuan: nyeri berkurang atau dapat terkontrol dalam waktu ..... jam....Kriteria hasil:Pasien tampak tenangNyeri skala 2 3

IntervensiRasionalJelaskan pada pasien rasa nyeriPasien mengerti penyebab rasa nyeri dan mengurangi rasa cemasKaji skala nyeri, frekuensi daerah, nyeriMengetahui derajat nyeriAjarkan tehnik relaksasi dan dekstraksiMengurangi rasa nyeriAnjurkan pasien untuk napas panjangDengan napas panjang nyeri dapat berkurang dan terkontrolBerikan posisi yang amanPasien akan merasa nyamanBerikan lingkungan yang nyaman dan tenangPasien merasa tenang dan nyamanKolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetikAnalgetik dapat menurunkan rasa nyeri

Diagnosa III: Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus.Tujuan: pasien bisa tidur dengan nyaman Kriteria hasil:Mencapai tidur yang nyenyak.

IntervensiRasionalNasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.Menjaga agar kulit selalu lembab.Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.Mandi hanya diperlukan, gunakan sabun lembut, oleskan krim setelah mandi.memelihara kelembaban kulitMenghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur.kafein memiliki efek puncak 2-4 jam setelah dikonsumsi.Melaksanakan gerak badan secara teratur.memberikan efek menguntungkan bila dilaksanakan di sore hari.Mengerjakan hal ritual menjelang tidur.Memudahkan peralihan dari keadaan terjaga ke keadaan tertidur19Diagnosa IV: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.Tujuan: berkembangnya sikap penerimaan terhadap diri sendiri.Kriteria hasil:Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.

IntervensiRasionalKaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri.Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.

Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusakadaptasi klien .Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasiMendorong sosialisasi dengan orang lain.membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.Implementasi Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritasperawat memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksaan perawatan. Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada uppaya untuk mempertahankan jalan napas, mempermudah pertukarangas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi tentan proses penyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan)

Evaluasi Keluhan nyeri berkurang.Pasien memperoleh periode istirahat / tidur yang adekuat.Kondisi integritas kulit dapat dipertahankan.Tidak ada lesi yang pecah.Tidak ada tanda infeksi.

TERIMA KASIH