asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan …fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/errin... ·...
TRANSCRIPT
1
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI
PADA TN.S DI RUANG CEMPAKA UNIT HCR
RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif
Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan
Disusun Oleh :
Dona Kurniawan
A01201621
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2015
i
2
ii
3
iii
4
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, 27 Juli 2015
Dona Kurniawan1, Sarwono
2
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI
PADA TN.S DI RUANG CEMPAKA UNIT HCR
RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar belakang masalah karya tulis ilmiah ini berdasarkan data yang telah
diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan mengenai kebutuhan mobilisasi.
Tujuan umum penulisan yaitu memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan
dengan masalah pemenuhan kebutuhan mobilisasi pada pasien stroke non
hemoragik.
Dalam pembahasan, salah satu masalah keperawatan yang muncul adalah
hambatan mobilitas fisik.
Tujuan utama yang ingin dicapai adalah pasien meningkat dalam aktivitas fisik.
intervensinya adalah monitoring peningkatan kekuatan otot, lakukan ROM, bantu
pasien memenuhi kebutuhan, posisikan miring kanan dan miring kiri 2 jam sekali.
Implementasinya adalah memonitor kekuatan otot, memposisikan supinasi,
menganjurkan miring kanan dan miring kiri, melakukan ROM.
Evaluasi dilakukan selama tiga hari yaitu pasien lebih nyaman, kekuatan otot
meningkat. Keluarga pasien mampu melakukan latihan ROM kepada pasien.
Rencana tindakan selanjutnya adalah anjurkan keluarga melakukan latihan ROM
pada pasien secara rutin.
Kata kunci: mobilisasi, stroke non hemoragik, asuhan keperawatan
iv
5
Diploma III of Nursing Program
Muhammadiyah Gombong School of Health Science
Nursing Care Report, 27 July 2015
Dona Kurniawan1, Sarwono
2
ABSTRACT
NURSING CARE OF NEED FULLFILLER MOBILIZATION
TO TN.S IN ROOM UNIT CEMPAKAHCR
RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN
Background work problem write scientific this the data to be based that have been
obtained from various source of library about mobilization need.
Writting public aim that is to give it picture about bring up of treatment with the
problem of mobilization need-fullfiller to patient strokenonhemoragik.
In discussion, one of the treatment problem that appear is of physical carity.
Main aim who want be reached is patient level in physical activity. its intervention
is strength monitoring leveling muscle, do ROM, assist patient to fulfill need,
position it aslant of right and aslant of left 2 time once. The implementation is to monitor muscle strength, to position it supinasi, to
recommend it aslant of right and aslant of left, to do ROM.
The evaluation is done as long as three days that is patient more comfort, muscle
strength to level. the able patient Family to do training ROM to patient.
Action plan next is recommend it family do training ROM to patient routinely.
Keywords: mobilization, non-hemorrhagic stroke, nursing care
v
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan
Mobilisasi Pada Tn.S di Ruang Cempaka Unit HCR RSUD Dr.Soedirman
Kebumen”.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan
untuk mendapatkan gelar ahli madya keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong. Penulis menyadari bahwa terselesaikanya karya tulis
ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Madkhan Anis, S.Kep.Ns selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong.
2. Sawiji, S.Kep.Ns.,M.Sc ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Gombong.
3. Sarwono, SKM selaku pembimbing dan penguji I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, masukan dan motivasi dalam penyusunan karya tulis ini.
4. Wuri Utami, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku penguji II yang telah memberikan saran
serta arahan dalam penyusunan karya tulis ini.
5. Dosen-dosen STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah sabar memberi
bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
6. Siti Nurjanah,S.Kep,Ns selaku kepala ruang cempaka RSUD Dr.Soedirman
Kebumen yang telah memberikan arahan, masukan, dalam mengelola klien.
7. Orang tua yang menjadi semangatku, yang telah mengajariku bagaimana
bertanggung jawab, dan menjadi kebanggaan mereka.
8. Adik-adiku dan orang-orang yang telah menjadi penyemangatku selama ini.
9. Saudara-saudara DIII Keperawatan angkatan 2012 yang bersama-sama
menjadi sebuah keluarga yang selama ini saling mendukung, mengisi dan
berbagi.
vi
7
10. Pihak-pihak lain yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak
bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap karya tulis
ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Kebumen, Agustus 2015
Penulis,
vii
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iii
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 3
C. Manfaat ............................................................................................... 4
BAB II KONSEP DASAR
A. Mobilisasi ............................................................................................ 6
B. ROM (Range Of Motion) ..................................................................... 13
BAB III RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian ........................................................................................... 18
B. Analisa Data ........................................................................................ 21
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ............................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perfusi jaringan serebral tidak efektif ................................................. 28
B. Hambatan mobilitas fisik .................................................................... 29
C. Defisit perawatan diri .......................................................................... 30
D. Implementasi ....................................................................................... 33
E. Analisa tindakan .................................................................................. 35
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 39
B. Saran ................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan kesehatan se-Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 15 juta
orang terkena stroke setiap tahunya. Stroke merupakan penyebab kematian
utama urutan kedua pada kelompok usia diatas 60 tahun. Dinegara miskin
dan berkembang seperti Indonesia, insiden stroke cenderung meningkat
setiap tahunya meskipun sulit untuk mendapat data yang akurat (Ginanjar,
2009). Mobilisasi merupakan kebutuhan manusia untuk melakukan
aktivitas karena aktivitas dilakukan secara bebas dari satu tempat ke
tempat lain (Suratun, dkk, 2006).
Paralisis (kelumpuhan) merupakan salah satu gejala klinis yang
ditimbulkan oleh penyakit stroke (Junaidi, 2006). Paralisis disebabkan
karena hilangnya suplai saraf ke otot sehingga otak tidak mampu
menggerakan ekstremitas, hilangnya suplai saraf ke otot akan
menyebabkan otot tidak lagi menerima sinyal kontraksi yang dibutuhkan
untuk mempertahankan ukuran otot yang normal sehingga terjadi atropi.
Hambatan mobilitas fisik yaitu suatu suatu keterbatasan pada
pergerakan fisik tubuh baik satu ataupun lebih pada ekstremitas secara
mandiri dan terarah, seperti kelemahan otot dan kerusakan fungsi
ekstremitas yang disebabkan oleh suatu penyakit, dan faktor yang
berhubungan dengan hambatan mobilitas yaitu gangguan neuromuskuler
(Hermand, 2012).
Gangguan mobilisasi fisik (imobilisasi) adalah suatu keadaan
ketika individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerak
fisik, perubahan dalam tingkat mobilisasi fisik dapat mengakibatkan
intruksi pembatasan gerak dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak
1
2
fisik selama penggunaan alat bantu eksternal, pembatasan gerak volunter
atau kehilangan fungsi motorik (Potter & Perry, 2006).
Menurut Mubarak (2008) dampak yang ditimbulkan oleh
imobilisasi meliputi dampak psikologis, imobilisasi dapat menyebabkan
penurunan motivasi, kemunduran kemampuan dalam memecahkan
masalah dan perubahan konsep diri. Selain itu kondisi ini juga disertai
dengan ketidaksesuaian antara emosi dan situasi, perasaan tidak berharga
dan tidak berdaya, serta kesepian yang diekspresikan dengan perilaku
menarik diri dan apatis. Dampak fisik dari imobilitas: sistem
muskuloskeletal, osteoporosis tanpa adanya aktivitas tanpa memberi beban
kepada tulang, tulang akan mengalami demineralisasi. Proses ini akan
menyebabakan tulang kehilangan kakuatan dan kepadatanya sehingga
tulang menjadi keropos dan mudah patah, atrofi otot, otot yang tidak
dipergunakan dalam waktu lama akan kehilangan sebagian besar kekuatan
dan fungsi normal, kontraktur, pada kodisi imobilisasi, jaringan kolagen
pada sendi akan mengalami ankilosa. Selain itu tulang juga akan
mengalami demineralisasi yang akan menyebabkan akumulasi kalsium
pada sendi yang dapat mengakibatkan kekakuan dan nyeri pada sendi.
Sistem eliminasi, saat indvidu berada didalam posisi berbaring dalam
waktu yang lama, gravitasi justru akan menghambat proses tersebut.
Akibatnya pengosongan urine akan terganggu dan akan mengakibatkan
terhentinya atau terhambatnya aliran urine. Batu ginjal terjadi karena
ketidakseimbangan antara kalsium dan asam urat yang menyebabakan
kelebihan kalsium. Akibatnya urine menjadi basa dan garam kalsium
mempengaruhi terbentuknya batu ginjal. Pada posisi horisontal akibat
imobilisasi ginjal yang terisi urine basa menjadi tempat yang mungkin
untuk pembentukan batu ginjal. Retensi urine, kondisi imobilisasi
menyulitkan upaya seseorang untuk melemaskan otot perineum saat
berkemih. Selain itu penurunan tunos otot kandung kemihjuga
menghambat kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara
rutin. Infeksi perkemihan, urine yang statis merupakan tembat yang baik
3
untuk pertumbuhan bakteri. Selainitu sifat urine yang basa akibat
hiperkalsemia juga mendukung proses tersebut. Organisme yang
umumnya mengakibatkan infeksi saluran kemih adalah Escherichia Coli.
Sistem gastrointestinal, kondisi imobilisasi mempengaruhi tiga fungsi
sistem pencernaan, yaitu ingesti, digesti, dan eliminasi. Dalam hal ini,
masalah yang umum ditemui salah satunya adalah konsipasi. Jika
konstipasi berlanjut, feses akan menjadi keras dan diperlukan upaya untuk
mengeluarkanya. Sistem respirasi, penurunan gerak pernafasan kondisi ini
dapat disebabkan oleh pembatasan gerak, hilangnya koordinasi otot, atau
karena jarangnya otot tersebut digunakan, obat-obat tertentu juga dapat
mengakibatkan kondisi seperti ini. Peumpukan sekret, normalnya sekret
dalam saluran pernafasan dikeluarkan dengan perubahan posisi atau postur
tubuh, serta dengan batuk. Pada kondisi imobilisasi sekret bertumpuk pada
jalan nafas akibat gravitasi sehingga mengganggu proses difusi oksigen
dan karbondioksida di alveoli. Sistem kardiovaskuler, pembentukan
trombus atau massa padat darah terbentuk di jantung atau pembuluh darah
biasanya disebabkan tiga faktor yakni gangguan aliran balik vena menuju
jantung, hiperkoaguabilitas darah, dan cedera pada dinding pembuluh
darah, jika trombus lepas dari pembuluh darah disebut embolus.
Berdasarkan dampak negatif yang ditimbulkan dari imobilisasi,
maka penulis memandang bahwa pemenuhan mobilisasi sangat penting,
sehingga penulis tertarik untuk memberikan “Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi Pada Tn.S Di Ruang Cempaka Unit
HCR RSUD Dr.Soedirman Kebumen”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum Penulisan
Untuk memberikan gambaran dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan pemenuhan
kebutuhan mobilisasi pada pasien dengan stroke non hemoragik.
4
2. Tujuan Khusus penulisan
Tujuan khusus penulisan ini adalah untuk:
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien stroke non
hemoragik yang mengalami masalah keperawatan pemenuhan
kebutuhan mobilisasi.
b. Mampu menegakan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien yang mengalami masalah keperawatan pemenuhan
kebutuhan mobilisasi.
c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan
dengan masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan
masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
e. Mampu mendokumentasikan hasil tindakan keperawatan pada
pasien dengan masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan
mobilisasi.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Pasien
Memberikan asuhan keperawatan pada pasien sehingga keluarga
dapat melakukan apa yang telah diajarkan mengenai mobilisasi untuk
pasien stroke dan dapat diterapkan dirumah.
2. Manfaat Bagi Rumah Sakit
Memberikan asuhan keperawatan ini dan melakukan tindakan
mobilisai dirumah sakit, supaya diterapkan sebagai rujukan tambahan
tentang penerapan mobilisasi. ROM (range of motion) merupakan
tanggung jawab perawat bukan hanya tanggung jawab fisioterapi dan
menjadi tanggung jawab bersama. Hal ini nantinya dapat menjadi
objek perbaikan dimasa yang akan datang.
5
3. Manfaat Bagi Institusi
Menyusun karya tulis ini berfungsi sebagai referensi tamabahan
dan memberikan manfaat serta menambahkan wawasan bagi pembaca
yaitu tentang penanganan pasien stroke non hemoragik dengan
masalah gangguan pemenuhan mobilisasi dengan menggunakan
implementasi ROM.
DAFTAR PUSTAKA
Buleckec, Gloria M et al. 2013. Nursing Intervention Classification (6 ed.). USA:
Elsevier.
Carpenito, L. 2009. Diagnosis Keperawatan : Aplikasi Pada Praktek Klinis (9
ed.). Jakarta: EGC.
Ginanjar, G. 2009. Stroke Hanya Menyerang Orang Tua? Yogyakarta: Bentang
Pustaka.
Junaidi, I. 2006. Storke A-Z. Jakarta: Buana Ilmu Popular.
Herdman, T. 2012. NANDA International : Diagnosis Keperawatan. Jakarta:
EGC.
Koniyo, Mira A. 2011. Efektifitas ROM Pasif Dalam Mengatasi Konstipasi Pada
Pasien Stroke di Ruang Neuro Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
RSU DR.M.M Dunda Kabupaten Gorontalo.http://ejournal.ung.ac.id
Diakses Senin, 06 Juli 2015
Maimurahman H, Fitria Cemi M. 2012. Keefektifan Range Of Motion (ROM)
Terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas Pada Pasien
Stroke.http://stikespku.ac.id/ejournal/index.php/profesi/article Diakses
Senin, 06 Juli 2015
Mubarak, W. I. 2008. Buku Ajar Keperawatan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.
Mutaqib. 2013. Perbedaan Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif dan Aktif
selama 1-2 Minggu Terhadap Peningkatan Rentang Gerak Sendi Pada
Gerak Sendi Pada Penderita Stroke Di Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember. Jurnal Keperawatan Sudirman (The Journal Of Nursing) volume
8, http//jks.fkik.unsoed.ac.id/index.php/jks/article Diakses Senin, 06 Juni
2015
Nurbaeni J, Suduana K J, Hermayetty. 2009. Latihan ROM Lengan Meningkatkan
Kekuatan Otot Pada Pasien Pasca Stroke. Jurnal Ners, 5.
Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental of Nursing : Concept, Prosess, and
Practice (4 ed.). Jakarta: EGC.
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan (konsep, proses dan
praktik). Jakarta: EGC.
Saryono, Ridlwan. 2008. Pemenuhan Kebutuhan Mobilitas Fisik pada Pasien di
Ruang Bedah. Jakarta: rekatama.
Suratun, dkk. 2006. Klien Dengan Gangguan Muskuloskeletal : Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sylvia, P. A. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit (Vol. 1). Jakarta:
EGC.
Utami, W. 2009. Pengaruh Latihan ROM Aktif Terhadap Kemampuan Mobilisasi
Pada Lansia Dengan Gangguan Muskuloskeletal di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia 03 Ciracas Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, Volume 5, No 3. http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id
Diakses Senin, 07 Juli 2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Disusun oleh :
DONA KURNIAWAN
A01201621
DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok bahasan : Hipertensi
Sub pokok bahasan : pengertian, penyebab, tanda gejala, akibat dan
penatalaksanaan hipertensi
Sasaran : pasien dan keluarga
Hari/tanggal : 12 juni 2015
Tempat : Ruang HCR Cempaka
Penyuluh : Dona Kurniawan
1. Tujuan
a. Tujuan intruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan agar pasien dan keluarga
dapat mengetahui serta memahami tentang hipertensi
b. Tujuan intruksional khusus
Setelah pasien dan keluarga mendapatkan penyuluhan ini diharapkan
agar pasien dan keluarga mampu:
1) Mampu mengetahui dan memahami tentang hipertensi
2) Menyebutkan dan memahami tentang penyebab hipertensi
3) Menyebutkan dan memahami tentang tanda gejala hipertensi
4) Menyebutkan dan memahami tentang komplikasi yang ditimbulkan
oleh hipertensi
5) Menjelaskan dan memahami tentang penatalaksanaan hipertensi
2. Sasaran
Pasien dan keluarga
3. Metode penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media penyuluhan
a. Lembar balik
b. Liflet
5. Waktu
1x20 menit
6. Kegiatan
N
o
Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Audience
1 Pembukaan
a. Mengucapkan salam
b. Perkenalan diri
c. Mengingatkan kontrak
d. Menyampaikan tujuan
e. Menanyakan kesediaan
f. Apersepsi
5
menit
Menjawab salam
Mendengarkan
dengan aktif
Mendengarkan
dengan
memberikan
respon
Mendengarkan
dengan respon
2 Penyuluhan
a. Menjelaskan materi
secara sistematis
1) Menjelaskan
pengertian hipertensi
2) Menyebutkan
penyebab hipertensi
3) menjelaskan tanda
gejala hipertensi
4) menjelaskan tentang
komplikasi yang
10
menit
Mendengarkan
dengan
memberikan
respon
Memberikan
pertanyaan
Mendengarkan
jawaban atas
pertanyaan
ditimbulkan oleh
hipertensi
5) Menjelaskan tentang
penatalaksanaan
hipertensi
b. Membuka pertanyaan
c. Menjawab pertanyaan
3 Penutup
a. Evaluasi
b. Memberikan motivasi
c. Memberikan kesimpulan
d. Mengucapkan salam
5
menit
Mendengarkan
serta memberikan
respon
Menjawab salam
7. Pelaksanaan
8. Materi: terlampir
9. Evaluasi
a. Evaluasi persiapan
1) Materi sudah siap dan sudah dipelajari oleh penyuluh
2) Media sudah siap sebelum pelaksanaan
3) Kotrak waktu sudah dilakukan
4) Tempak sudah siap sebelum pelaksanaan
5) SAP sudah siap sebelum pelaksanaan
b. Evaluasi proses
1) 75% peserta didik datang tepat waktu
2) Pasien dan keluarga memperhatikan penjelasan dari penyuluh
3) Pasien dan keluarga aktif bertanya atau memberikan pendapat
4) Media dapat digunakan secara efektif
c. Evaluasi hasil
1) Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan dan mengidentifikasi pmasalah hipertensi pada
Tn.S
2) Keluarga menyebutkan komplikasi yang timbul akibat
hipertensijika tidak segera ditangani
3) Keluarga menyebutkan cara perawatan hipertensi dirumah
Lampiran Materi
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis
(dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit
diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui
hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu
lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan
tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka
yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan
sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali
dalam jangka beberapa minggu.
B. Penyebab Hipertensi
Etiologi pada hipertensi primer / essensial tidak diketahui namun
factor dari hipertensi primer antara lain :
1. Usia antara umur 30-40 tahun
2. Jenis kelamin atau seks : pria paling banyak
3. Keturunan 75%
4. Obesitas atau kegemukan
5. Konsumsi garam yang berlebihan, lemak berlebih, dan tinggi
kalori
Etiologi pada hipertensi sekunder :
1. Endokrin
2. Ginjal
C. Tanda Gejala Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara
lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara
tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat
ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada
selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta
kelumpuhan
D. Komplikasi Hipertensi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai
kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
E. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis.
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan
BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan
penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron
dalam plasma.
b. Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi
yaitu:
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau
minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulakn intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh
klien.
6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan
hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan
antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin
angitensin.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Santhopo. Marcia dan Ruth N. Knollmueller. 2007. Keperawatan Komunitas,
Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC