asuhan_keperawatan sk gadar
DESCRIPTION
ASKEP GAWAT DARURATTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN PENURUNAN KESADARAN EC. SUSP. SH + INSUF RENAL
DI RUANG IGD RSUD ULIN BANJARMASIN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 55 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Bumi Jaya Kecamatan Pelaihari, Kab.
Tanah Laut
Diagnose Medis : penurunan kesadaran ec. susp. sh + insuf renal
Nomor Rekam Medik : 1-15-72-09
Tgl masuk : 13 Juli 2015 (Jam 11.50 WITA)
Tanggal pengkajian : 13 Juli 2015 (Jam 13.00 WITA)
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
2. Riwayat Sekarang
Klein mengeluh nyeri kepala dan mengalami penurunan kesadaran
sejak pukul 04.00 WITA, bicara pelo, mulut miring, muntah 5x dan
oleh keluarga dibawa ke RSUD Hadji Boejasin Pelaihari pada pukul
06.30 WITA. Keluarga klien mengatakan klien memiliki riwayat
hipertensi sudah lama, ada riwayat operasi perforasi gaster setengah
tahun yang lalu dan riwayat penyakit ginjal. Dari hasil anamnesis
rumah sakit ditegakan diagnosa klien mengalami coma + hemiparise
(s) e.c. SH + PGK grade V. klien sempat mual muntah dan
mendapatkan perawatan di RS selama beberapa jam, karena kondisi
klien yang semakin memburuk, klien pun dirujuk ke RSUD Ulin
Banjarmasin untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang
memadai. klien di rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin pada tanggal 13
Juli 2015 (Jam 11.50 WITA) klien masuk IGD RSUD Ulin
Banjarmasin.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga klien mengatakan klien memiliki riwayat hipertensi sudah
lama, ada riwayat operasi perforasi gaster setengah tahun yang lalu
dan riwayat penyakit ginjal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada yang mengalami penyakit seperti
klien
C. Pemeriksaan Fisik
1. Pengkajian Primer
a. Airways
Terdengar suara gargling, klien tidak mampu berbicara jelas,
klien mengalami penurunan kesadaran sehingga sulit untuk
diajak berbicara. Klien terpasang OPA (oropharingeal airways).
b. Breathing
Pernapasan 25 x/menit, napas cepat dan reguler, menggunakan
otot bantu napas, pergerakan dada simetris, terpasang O2 4 Lpm
dengan simpel mask dengan SPO2 98%
c. Circulating
Saat pengkajian di dapatkan TD : 160/110 mmHg dengan irama
jantung 68 x/ menit, reguler, sinus rhytm, keadaan akral dingin,
kering, kemerahan, tidak ada pembesaran vena jugularis. CRT
mampu kembali dalam <2 detik.
d. Disability
Kesadaran Coma dengan GCS E1(mata tidak ada respon untuk
membuka), V1(tidak ada respon verbal), M2(reaksi ekstensi
abnormal pada tangan).
2. Kesadaran Umum
a. Kesadaran : Koma
b. GCS : E1, V1, M2
c. TTV :
TD: 160/110 mmHg R: 25 x/ menit
N: 68 x/menit
SPO2: 98%
T: 37,1 0 C
3. Pengkajian B1-B6
a. B1 (Breating/ Pernafasan)
a) Inspeksi
Pernapasan klien tampak cepat, menggunakan otot bantu
napas, pergerakan dada simetris, terpasang O2 4 Lpm
dengan simpel mask dengan SPO2 98%
b) Palpasi : Akral teraba dingin
c) Perkusi : thorax sonor, abdomen timpani
d) Auskultasi : bunyi nafas gargling
b. B2 (Blood/ Kardiovaskuler)
Saat pengkajian di dapatkan TD : 160/110 mmHg dengan
irama jantung 68 x/ menit, reguler, sinus rythem, bunyi jantung
S1-S2 tunggal, dengan ektus cordis tidak terlihat, keadaan
akral dingin, kering, kemerahan, tidak ada pembesaran vena
jugularis. CRT mampu kembali dalam <2 detik.
c. B3 (Brain/ Persyarafan)
Tingkat kesadaran coma dengan nilai GCS E1, V1, M2 pada
saat masuk IGD. Pada saat pengkajian GCS klien E1, V1, M2 =
Koma, hasil CT Scan menunjukkan terdapat perdarahan di
otak, respon pupil isokor pupil sama besar.
d. B4 (Bladder/ Perkemihan)
Tidak ada pembesaran pada kandung kemih. Penurunan jumlah
urine dan peningkatan retensi cairan dapat terjadi akibat
menurunya perfusi pada ginjal. Saat pengkajian klien terpasang
DC dengan warna urine kuning jenih, bau amoniak, jumlah
urine sebanyak 500 ml.
e. B5 (Bowel/ Pencernaan)
Klien terpasang NGT, mukosa bibir tampak kering,
f. B6 (Bone/ Muskuluskeletal)
Tidak ada pergerakan pada ekstrimitas atas dan bawah. Tidak
terdapat edema pada ekstrimitas atas dan bawah. Saat
dilakukan respon motorik dengan menggunakan rangsangan
nyeri, tangan klien bereaksi ekstensi abnormal dengan skor 2.
D. Data Penunjang
HASIL PEMERIKSAAN
Pada tanggal : 13 Juli 2015 (pukul 07:30 WITA) di RSUD Hadji Boejasin
Pelaihari
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
Hemoglobin 9,4* 11.5-18.0 g/dl
Lekosit 13.4 * 4.0-10.5 Ribu/ul
Eritrosit 3.44 * 3.50-5.50 Juta/ul
Hematokrit 29.9* 35.00-55.00 Vol%
Trombosit 149* 150-400 Ribu/ul
RDW% 12.4 11.0-16.0 %
MCV 87.0 75.0-100 fl
MCH 27.5 25.0-35.0 Pg
MCHC 31.6 31.0-38.0 %
Gran % 76.3 35.0-80.0 %
Limfosit% 20.4 15.0-50.0 %
MID% 3.3 2.0-15.0 %
Gran# 10.2 * 1.20-8.00 Ribu/ul
Limfosit# 2.7 0.5-5.0 Ribu/ul
MID# 0.5 0.1-1.5 Ribu/ul
HASIL PEMERIKSAAN
Pada tanggal : 13 Juli 2015 (pukul 12:14 WITA) di RSUD Ulin Banjarmasin
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metoda
Elektrolit
Natrium 14.5 135-146 Mmol/l ISE
Kalium 4.8 3.4-5.4 Mmol/l ISE
Clorida 111.5* 95-100 Mmol/l ISE
E. Terapi
Pada tanggal 1 Juni 2015
Jenis Terapi Indikasi
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
1. Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esofagitis.
2. Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung.
3. Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger Ellison dan mastositosis sistemik).
4. Ranitidine injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari yang sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine oral.
F. Analisa Data
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI1. DS : -
DO : 1. Klien mengalami penurunan
kesadaran, GCS: E1, V1, M2= 4 koma
2. Terdengar suara gurgling3. klien mengalami penurunan
kesadaran sehingga sulit untuk diajak berbicara.
4. Klien terpasang OPA (oropharingeal airways).
5. TD : 160/110 mmHg6. N: 68 x/ menit7. R: 27 x/menit8. T: 37.10 C
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Penumpukan sekret
2. DS : -DO:
1. Pernafasan klien cepat
Pola nafas tidak efektif
Kerusakan neurologis
2. Menggunakan otot bantu nafas3. SPO2: 98 %4. Pasein mengalami penurunan
kesadaran GCS: E1, V1, M1 = 4 koma
5. Terpasang O2 4 Lpm simpel mask
6. hasil CT Scan menunjukkan terdapat perdarahan di otak
7. TD : 160/110 mmHg8. N: 68 x/ menit9. R: 27 x/menit10. T: 37.10 C
3. DS : - DO :1. Klien mengalami penurunan
kesadaran, GCS: E1, V1, M2 = 4 koma
2. Hasil CT Scan menunjukkan terdapat perdarahan di otak
3. SPO2 : 98%4. TD : 160/110 mmHg5. N: 68 x/ menit6. R: 27 x/menit7. T: 37.10 C
Gangguan perfusi jaringan serebral
Ketidakefektifan suplai oksigen ke otak
4. Faktor Resiko1. Terjadi penurunan kesadaran2. Reflek menelan menurun3. Ada riwayat mual muntah
sebelum masuk RS
Resiko Aspirasi
G. Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan secret
2. Pola nafas tidakefektif b.d kerusakan neurologis
3. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d Ketidakefektifan suplai
oksigen ke otak
4. Resiko Aspirasi
H. Intervensi Keperawatan
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan secret
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x60 menit bersihan jalan nafas efektif.Kriteria hasil :
1. Tidak ada suara nafas tambahan
2. Tidak ada sekret3. Frekuensi pernafasan
1. Kaji bersihan jalan nafas2. Observasi TTV3. Atur posisi klien4. Lakukan suction5. Auskultasi suara napas6. Berikan perawatan mulut7. Kolaborasi O2
dalam batas normal
2 Pola nafas tidakefektif b.d kerusakan neurologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x60 menit pola nafas efektifKriteria Hasil :
1. Pola nafas efektif2. TTV dalam batas normal
1. Kaji pernafasan (irama, frekuensi, kedalaman )
2. Kaji reflex menelan dan kemampuan mempertahankan jalan nafas
3. Bantu perubahan posisi secara berkala
4. Auskultasi bunyi paru5. Catat pengembangan
dada6. Pantau adanya pucat dan
sianosis7. Kolaborasi pemberian O2
3 Gangguan perfusi jaringan serebral b.d Ketidakefektifan suplai oksigen ke otak
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 4 jam gangguan perfusi jaringan serebral dapat teratasi.Kriteria Hasil :
1. tingkat kesadaran meningkat
2. Ttv dalam batas normal
1. Pantau tanda-tanda vital2. Kaji tanda-tanda
penurunan perfusi serebral : gangguan mental, pingsan, reaksi pupil, penglihatan kabur, nyeri kepala, gerakan bola mata.
3. Berikan oksigen sesuai instruksi dokter
4. Lakukan tindakan bedrest total
5. Posisikan klien lebih tinggi dari badan (30-40 derajat)
6. Monitor tanda-tanda TIK7. Batasi gerakan leher dan
kepala8. Kolaborasi pemberian
obat sesuai indikasi4 Resiko Aspirasi Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 1x 4 jam resiko iaspirasi tidak terjadi.Kriteria Hasil :
1. Jalan napas paten, mudah bernapas
2. Klien mampu menelan
1. Monitor tingkat kesadaran, refleks batuk dan kemampuan menelan
2. Pelihara jalan napas3. Lakukan suction jika
perlu4. Cek nasogastrik sebelum
makan5. Hindari makan kalo
residu masih banyak6. Haluskan obat sebelum
pemberian7. Naikkan kepala 30-40
derajad setelah makan
I. Implementasi Keperawatan
No JamDiagnosa
KeperawatanImplementasi Keperawatan
Evaluasi Paraf
1 09.15 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan secret
1. Mengobservasi TTV
2. Mengkaji bersihan jalan nafas
3. Mengatur posisi
Jam 10.15S : -O :
1. TTV ( TD : 140/80, N : 85 x/menit, R : 30 x/menit, T :
klien4. Melakukan
suction5. Membersihakan
mulut klien6. Berkolaborasi
pemberian oksigen
36,60C , SPO2 : 100%
2. Respirasi pernafasan 30x per menit
3. Terdengar ronkhi pada dada sebelah kanan
4. Masih terdapat buih-buih pada mulut
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan, klien dipindahkan keruang BU (1.2.3.4.5,6)
2 09.15 Pola nafas tidakefektif b.d kerusakan neurologis
1. Mengkaji pernafasan (irama, frekuensi, kedalaman )
2. Mengkaji reflex menelan dan kemampuan mempertahankan jalan nafas
3. Membantu perubahan posisi secara berkala
4. Auskultasi bunyi paru
5. Mencatat pengembangan dada
6. Memantau adanya pucat dan sianosis
7. Berkolaborasi pemberian O2
Jam 10.15S : -O :
1. TTV ( TD : 140/80, N : 85 x/menit, R : 30 x/menit, T : 36,60C , SPO2 : 100%
2. Terdengar suara tambahan gurgling
3. Terdengar ronkhi pada dada sebelah kanan
A : Masalah pola nafas tidakefektif belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan, klien dipindahkan keruang BU (1.2.3.4.5.6.7)
3 09.20 Gangguan perfusi jaringan serebral b.d Ketidakefektifan suplai oksigen
1. Memantau tanda-tanda vital SPO2 : 98% TD : 140/80
mmHg
Jam 10.20S : -O :
1. Tingkat kesadaran klien masih koma
ke otak N: 85 x/ menit
R: 30 x/menit T: 36,60 C
2. Mengkaji tanda-tanda penurunan perfusi serebral : gangguan mental, pingsan, reaksi pupil, penglihatan kabur, nyeri kepala, gerakan bola mata.
3. Memberikan oksigen sesuai instruksi dokter
4. Melakukan tindakan bedrest total
5. Memposisikan klien lebih tinggi dari badan (30-40 derajat)
6. Memoonitor tanda-tanda TIK
7. Membatasi gerakan leher dan kepala
8. Berkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
2. TTV ( TD : 140/80, N : 85 x/menit, R : 30 x/menit, T : 36,60C , SPO2 : 100%
A : Masalah gangguan perfusi jaringan serebral belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan, klien dipindahkan keruang BU (1.2.3.4.5.6.7.8)
4 09.30 Resiko Aspirasi 1. Memonitor tingkat kesadaran, refleks batuk dan kemampuan menelan- Kesadaran
menurun dan tidak ada reflek menelan
Jam 10,30S : -O :
1. Klien masih tampak tidak sadar
2. Reflek menelan menurun
A : Masalah resiko resiko aspirasi belum tertatasi
P : Intervensi dilanjutkan,
2. Memeelihara jalan napas
3. Melakukan suction jika perlu
4. Melakukan Cek nasogastrik sebelum makan
5. Menghindari makan kalo residu masih banyak
6. Menghaluskan obat sebelum pemberian
7. Menaikkan kepala 30-40 derajad setelah makan
klien dipindahkan keruang BU (1.2.3.4.5.6.7)
J. Catatan perkembangan
No JamNO
DiagnosaImplementasi Keperawatan Evaluasi
1 10.20
11. Mengobservasi TTV2. Mengkaji bersihan
jalan nafas3. Mengatur posisi klien4. Melakukan suction5. Membersihakan mulut
klien6. Berkolaborasi
pemberian oksigen
Jam 11.20S : -O :
1. TTV ( TD : 150/80, N : 89 x/menit, R : 27 x/menit, T : 36,50C , SPO2 : 100%
2. Respirasi pernafasan 27 x per menit
3. Terdengar ronkhi pada dada sebelah kanan
4. Masih terdapat buih-buih pada mulut
A : Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan, klien dipindahkan keruang BU (1.2.3.4.5.6)
2 10.20
21. Mengkaji pernafasan
(irama, frekuensi, kedalaman )
2. Mengkaji reflex menelan dan kemampuan mempertahankan jalan nafas
3. Membantu perubahan posisi secara berkala
4. Auskultasi bunyi paru5. Mencatat
pengembangan dada6. Memantau adanya
pucat dan sianosis7. Berkolaborasi
pemberian O2
Jam 11.20S : -O :
1. TTV ( TD : 150/80, N : 89 x/menit, R : 30 x/menit, T : 36,50C , SPO2 : 100%
2. Terdengar suara tambahan gurgling
3. Terdengar ronkhi pada dada sebelah kanan
A : Masalah pola nafas tidakefektif belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan, klien dipindahkan keruang BU (1.2.3.4.5.6.7)
LAMPIRAN
Hasil CT SCAN tanggal 31 Mei 2015
Kesimpulan :
1. Terjadi perdarahan pada thalamus
2. Perdarahan pada intra lateral
3. Perdarahan tidak menyebar
Hasil Rotgen 1 Juni 2015
Rumus menghitung CRT
(Normal) >0.50 cardio megali
Tidak terdapat fraktur pada iga dan klavikula klien.
SIMPULAN
A. Simpulan
Dari kasus yang diangkat pada Tn.B 68 tahun dengan diagnose medis cidera
kepala berat yang mengalami penurunan kesadaran. Klien mengalami penurunan
kesadaran setelah Klien mengalami kecelakaan lalu lintas dua hari yang lalu di
Sampit, keluarga menceritakan klien ditabrak dari belakang saat mengendarakan
sepeda motor, kemudian klien dilarikan ke RSUD Dr. Murjani Sampit, klien
sempat mual muntah dan mendapatkan perawatan di RS Sampit selama beberapa
jam, karena kondisi klien yang semakin memburuk kemudian pihak RS Sampit
melakukan perujukan, untuk mendapatkan perawatan yang memadai, klien di
rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin pada tanggal 31 Mei 2015 jam 18.30 klien
masuk IGD RSUD Ulin Banjarmasin. Klien terpasang NGT, klien sebenarnya
mau dimasukan ke ICU karena ruangan penuh lalu dirawat inapkan di BU setelah
itu lalu masuk ICU