atina hussaana · 2019. 3. 23. · variable tak terkendali. tahapan pada penelitian eksperimental...
TRANSCRIPT
DESAIN
PENELITIAN
EKSPERIMENTAL
ATINA HUSSAANA
BAGIAN
FARMAKOLOGI & TERAPI
FK UNISSULA
JENIS PENELITIAN
Berdasarkan pada asal & cara pengumpulan data :
Penelitian primer
Penelitian sekunder
Berdasarkan pada proses penelitiannya :
Penelitian observasional
Penelitian eksperimental
Berdasarkan pada metode analisisnya :
Penelitian deskriptif
Penelitian inferensial atau analitik
Jenis &
?
PENELITIAN
EKSPERIMENTAL
• Penelitian analitik
• Ada manipulasi terhadap variabel penelitian
• Pada uji klinik kelompok perlakuan & kontrol
dialokasi secara random
• Dapat dilakukan terhadap individu2, dapat juga
terhadap program masyarakat
DESAIN PENELITIAN
Rencana, struktur dan strategi yg dapat
dijalankan sehingga permasalahan
penelitian secara adekuat terjawab dan
varians dapat dikendalikan.
Desain penelitian yang baik diperlukan untuk
mendapatkan data yang benar.
Merancang penelitian perlu memperhatikan:
1. Memenuhi kriteria:
• Ketergayutan data :
seberapa relevan data yg diperoleh dg jawaban yg
dikehendaki, sesuai dg masalah & hipotesis
penelitian.
• Obyektifitas
• Validitas
• Realibilitas
• Teknis pelaksanaan yang efektif dan efisien
2. Optimasi yang berimbang antara validitas
dalam & validitas luar penelitian.
Validitas dalam : ikhwal kesahihan penelitian yg
menyangkut pertanyaan sejauh mana perubahan
yang diamati dalam suatu penelitian hanya terjadi
karena perlakuan yang diberikan dan bukan
karena pengaruh faktor lain (variabel luar)
Validitas luar : sejauh mana hasil suatu penelitian
dapat digeneralisasi pada populasi induk
Rancangan penelitian eksperimental
Rancangan penelitian eksperimental
ialah adanya manipulasi atau perlakuan
peneliti terhadap subyek penelitian,
kemudian efek manipulasi diobsevasi dg
mengendalikan variabel yg tdk
dikehendaki.
Variabel dalam rancangan eksperimental
• Variabel tergantung
(variabel tercoba, variabel efek,
dependent variabel, criterion variable) :
merupakan variabel yang dipelajari atau
efek akibat perlakuan
•Variable bebas (variabel eksperimental,
independent variable, variabel perlakuan)
•Variable non eksperimental;
Variabel dalam rancangan eksperimental
•Variable non eksperimental;
Variable terkendali, dpt dilakukan dg
rancangan penelitian dan pengujian statistic.
Pengendalian dengan rancangan penelitian :
pembatasan subyek dengan kriteria inklusif
dan eksklusif, randomisasi subyek, matching
dan rancangan sama subyek
Variable tak terkendali
Tahapan pada penelitian eksperimental
•Identifikasi variabel penelitian
•Penetapan subyek dan populasi penelitian
•Pemilihan sampel
•Pemilihan rancangan eksperimental
•Pemberian perlakuan dan observasi
•Analisis hasil
Bentuk2 Perlakuan terhadap subyek :
1. Perlakuan eksperimental lawan tanpa eksperimental
peneliti ingin mengetahui efek obat x terhadap tekanan darah,
rancangannya : kel perlakuan diberi obat x , kel kontrol diberi obat
placebo / tidak diberi obat.
(Perlakuan vs Kontrol Negatif)
2. Perlakuan eksperimental lebih banyak lawan perlakuan
eksperimental lebih sedikit
peneliti ingin mengetahui efek obat x terhadap tekanan darah,
rancangannya : semua kelompok deberikan obat hanya dosis
obatnya yang berbeda, kel perlakuan diberi obat x dosis tinggi dan
kel control diberi obat x dg dosis yang rendah.
(Perlakuan dg rentang dosis)
Bentuk2 Perlakuan terhadap subyek :
3. Perlakuan eksperimental lawan perlakuan lain
membandingkan obat standart dg obat baru, kel kontrol
diberikan obat standart sedangkan kel perlakuan diberikan obat
baru.
(Perlakuan vs Kontrol Positif)
DESAIN EKSPERIMENTAL
Desain Praeksperimental
Desain True Experimental
(Eksperimental Murni)
Desain Quasi Experimental
(Eksperimental Semu)
Desain Praeksperimen
Belum disebut sebagai desain eksperimen karena adanya banyak hambatan untuk memperoleh hasil yang memadai
Desain praeksperimen ini tidak dianjurkan untuk dilakukan dalam penelitian
Desain yang dilakukan dengan jalan memberikan perlakuan kepada subjek tanpa adanya kelompok kontrol atau jika ada kelompok kontrol tidak dilakukan penendalian terhadap variabel ekstra yang secara signifikan berpengaruh
rancangan eksperimental palsu yang hendaknya
dihindari oleh peneliti
Bentuk Desain Praeksperimen
Desain Perlakuan Tunggal
One Shot Case Study
Sekelompok subjek diberi perlakuan (X)
kemudian dilakukan pengamatan (O)
Non R : X O
Peneliti tidak menerima informasi
mengenai akibat perlakuan
Tidak dapat mengontrol validitas
internal
( X ) O
Desain Perlakuan Ulang
One Group Pre and Posttest Design
Peneliti menggunakan 1 kelompok subjek
penelitian serta melakukan pengukuran sebelum
dan sesudah perlakuan. Perbedaan hasil
pengukuran dianggap sebagai efek perlakuan
Non R : O1 X O2
Validitas Internal masih terancam karena adanya
variabel ekstraneous yang belum dikendalikan
O ( X ) O
Desain Perlakuan Statis Static Group Comparation
Peneliti menggunakan 2 kelompok subjek yaitu kelompok ekperimen (diberi perlakuan) dan kelompok kontrol (tanpa perlakuan)
Pembagian kelompok tidak dilakukan dengan random
Efek perlakuan diukur dari perbedaan hasil pengukuran kedua kelompok
Non R X O
Non R O
Kelemahan utama: kesetaraan (homogenitas) antara 2 Kelompok tidak diketahui sehingga perubahan yang terjadi pada eksperimen tidak dapat dnilai sebagai akibat perlakuan
( X ) O ( - ) O
Kelemahan Desain Praeksperimen
Tidak ada kelompok kontrol
Tidak melakukan pengendalian
terhadap ekstraneous variable
Validitas penelitian tidak terpenuhi
DESAIN EKSPERIMEN MURNI
Desain yang paling ideal untuk mempelajari hubungan kausalitas
Sumber invaliditas (semua variabel luar) dapat dikontrol shg validitas internal tinggi
Ciri Khas: pengelompokan subjek dengan cara random
Tiga macam desain eksperimen murni: Desain Eksperimen Sederhana
Desain Eksperimen Ulang
Desain Eksperimen Solomon
2 desain penelitian
eksperimental yang
secara metodologik
sudah dapat
dipertanggungjawabkan
Desain Eksperimen Sederhana Post Test Only Control Group Design
Merupakan desain eksperimen paling sederhana
tetapi cukup kuat
Mirip desain static tapi dilakukan randomisasi dalam
pengelompokan subjek
Subjek dibagi dalam dua kelompok atau lebih secara
RANDOM menjadi kelompok eksperimen dan kontrol
R X O1
R O2
Analisa Statistik: Uji t atau Anava
Misal : Peneliti ingin mengetahui pengaruh diuresis dari
air kelapa. Subyek penelitian mencit, sebelum melakukan
penelitian dilakukan randomisasi untuk kepompok
perlakuan yaitu dengan pemberian air kelapa dan
kelompok tidak mendapatkan perlakuan atau plasebo
The Posttesst-Only Control Group Design
mempunyai kelemahan sedikit pada pengukuran prates.
Sulitmenentukan jika perbedaan pada akhir studi
merupakan perbedaan actual darikemungkinan
perbedaan pada permulaan studi. Dengan kata lain,
randomisasi baik untuk mencampur subjek, tetapi tidak
dapat menjamin kita percampuran ini benar-benar
menciptakan kesamaan antara kedua kelompok.
Desain Eksperimen Ulang
Pretest – Posttest Control Group Design
Melakukan pengukuran sebelum dan sesudah
perlakuan diberikan pada kelompok kontrol dan
eksperimen
R O1 X O2
R O3 O4
Analisis Statistik: Anava atau Anakova
Misal : peneliti ingin mengetahui pengaruh obat
anti hipertensi baru (X), pengelompokan dilakukan
dengan random, kemudian kelompok perlakuan
dan tanpa perlakuan (placebo) diukur dahulu
tekanan darahnya, setelah itu, kelompok perlakuan
diberikan obat hipertensi (X). kemudian setelah
pelakuan diukur tekanan darah baik pada
kelompok perlakuan maupun yang tanpa
perlakuan
Desain Kelompok Kontrol Prates-Postes (The
Pretest-Posttest ControlGroup Design)
Desain ini merupakan yang paling efektif dalam
istilah penunjukan hubungan sebab akibat, tetapi
yang juga paling sulit dilakukan
Desain Eksperimen Solomon Solomon Four Group Design
Membagi subjek menjadi empat secara random
Kelompok 1 dan 2 dilakukan pre test dan kelompok 3 dan 4 tidak ada pre test
R O1 X O2
R 03 04
R X O5
O6
Desain yang paling unggul untuk validitas tetapi kurang praktis dan ekonomis
Analisa Statistik:
Anakova antara O2 dan O4 dengan menggunakan O1 dan O3 sebagai kovariabel
Anava atau Uji t untuk menilai perbedaan O5 dan O6
rancangan eksperimental Solomon
(The Solomon Four-Group Design
Kombinasi dua desain ini menghasilkan desain yang mengontrol interaksi perlakuan-prates dan mortalitas. Cara
yang benar untuk menganalisis data yangdihasilkan melalui
aplikasi desain ini adalah menggunakan analisis varianfactorial
2 X 2.
Dua variabel bebas adalah variabel perlakuan dan variabel
prates;dengan kata lain, apakah suatu kelompok diberikan
prates atau tidak adalahvariabel bebas, hanya ia karena
variabel eksperimental. Analisis vaktorialmengatakan pada
peneliti apakah perlakuan efektif dan apakah ada interaksi
antara perlakuan dan prates. Untuk meletakannya
sesederhana mungkin, jikakelompok eksperimental yang diberi prates berperilaku secara berbeda pada postes daripada
kelompok yang tidak diberi prates, maka terawatt
kemungkinansuatu interaksi prates-perlakuan. Jika tidak ditemukan interaksi, kemudian peneliti dapat lebih percaya
pada generalisasi perbedaan perlakuan.
Kesalahpahaman umum dikalangan peneliti pemula adalah
bahwa karena desain Solomon empat kelompok mengontrol
banyak sumber ketidak validan, ia merupakan desain yang
paling baik?
Ini tidak benar.
Untuk suatu hal, desain ini memerlukan 2x lebih banyak
subjek untuk desain eksperimental yang sebenarnya, dan
subjek tersebut sering sukar didapat.
Oleh karena itu, jika mortalitas tidak menjadi masalah, dan
data prates tidak diperlukan, maka desain dengan hanya
postes mungkin yang terbaik; jika interaksi prates perlakuan
tidak mungkin, dan testing merupakan bagian yang normal
lingkungan subjek, maka desain kelompok control prates-
postes barangkali yang terbaik. Desain mana yang terbaik
tergantung pada hakikat studi dan kondisi tempat penelitian
dilakukan.
PEMILIHAN DESAIN EKSPERIMEN
Pemilihan desain tergantung pada:
Jumlah anggota sampel yang tersedia
Tingkat Validitas yang kita kehendaki
Waktu dan alat yang tersedia
Metode Quasi Experiment
Bentuk desain eksperimen ini merupakan
pengembangan dari true experimental
design, yang sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya
untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.
DESAIN EKSPERIMEN QUASI
DESAIN EKSPERIMEN QUASI
Eksperimen yang dilakukan tanpa randomisasi,
tetapi menggunakan kelompok kontrol
Macam Desain Eksperimen Quasi:
Desain eksperimen ulang non random
Desain eksperimen Seri
Desain eksperimen Seri ganda
Desain eksperimen Bergilir
Desain Ekperimen Sampel Seri
Desain Eksperimen Ulang Non Random
Non Randomized Pretest-Posttest Control
Group Design
Desain ekperimen yang dilakukan dengan
pretes dan post test, dan mempunyai kelompok
kontrol dan eksperimen yang ditentukan dengan
cara non random
Non R O1 X O2
Non R O3 O4
Desain Eksperimen Seri
Equivalent Time Sample Design
Desain eksperimen yang dilakukan
berdasarkan satu (beberapa) seri pengukuran
variabel tergantung terhadap suatu kelompok
subjek
Non R O1 O2 O3 X O4 O5 O6
Subjek kelompok eksperimen juga sebagai
kelompok kontrol
Desain Eksperimen Seri Ganda
Control Group Time Series experimental
Pengembangan dari desain eksperimen seri
dengan memberikan kelompok kontrol
Non R O1 O2 O3 X O4 O5 O6
Non R O7 O8 O9 X O10 O11 O12
Desain ini cukup adekuat untuk mengendalikan
validitas internal kecuali interaksi uji awal
dengan perlakuan dan interaksi seleksi dengan
perlakuan
Desain Eksperimental Bergilir
Counterbalance Design
Subjek diuji coba pada semua perlakuan, tetapi dalam rangkaian yang berbeda dan hanya melakukan Post test
Tiga Klasifikasi : Kelompok, Waktu dan Perlakuan
Non R X1O X2O X3O X4O
Non R X2O X4O X1O X3O
Non R X3O X1O X4O X2O
Non R X4O X3O X2O X1O
Kelemahan: pencemaran dari perlakuan yang lain
Analisa Statistik: Membandingkan skor perlakuan pertama dengan skor perlakuan kedua, ketiga dan keempat pada semua kelompok
Desain Eksperimen Sampel Seri
Desain dengan memberikan perlakuan pada subjek secara tidak terus menerus
Non R X1 O1 X0 O2 X1 O3 X0 O4
Desain ini berusaha menghilangkan pengaruh luar selama seri pengukuran dengan cara melakukan pengukuran dalam waktu yang berurutan setelah perlakuan diberikan
Analisa Statistik: Uji perbedaan Mean O1 dan O3 dengan Mean O2 dan O4
CONTOH : Penelitian yang bertujuan untuk :
1. Mengetahui efek proteksi temulawak terhadap
toksisitas CCl4 pada hepar tikus
Tikus
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
Randomisasi Praperlakuan
Temulawak CCl4
Ambil data
Post test
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
Tikus
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
Randomisasi Praperlakuan
Temulawak CCl4 Ambil data
Post test
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
2. Mengetahui efek temulawak sebagai treatmen /
terapi kerusakan hepar pada tikus yang diinduksi
CCl4
Tikus
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
Randomisasi Perlakuan
Temulawak
CCl4
Ambil data
Post test
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
Ambil data
Pre test
Tikus
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
Randomisasi
Perlakuan
Temulawak CCl4 Ambil data
Post test
K Kontrol
K Dosis 1
K Dosis 2
K Dosis 3
Ambil data
Pre test
Terima Kasih
Semoga sukses