audiometri nada murni
DESCRIPTION
thtTRANSCRIPT
Audiometri Nada Murni
Pendahuluan
Audiologi ilmu pendengaran ; meliputi pendengaran dan rehabilitasi individu dengan masalah komunikasi sehubungan dengan gangguan pendengaran (Levine, 1997).
Audiometri nada murni adalah salah satu jenis tes pendengaran untuk menilai fungsi pendengaran (Kutz, 2015)
Gangguan pendengaran dapat terjadi akibat adanya kelainan pada telinga bagian luar, tengah maupun telinga bagian dalam (Soepardi, 2012).
Tinjauan pustaka
Anatomi
(Bhatt, 2013)
Fisiologi pendengaran
• diawali ditangkapnya energi bunyi telinga luar menggetarkan membran timpani diteruskan telinga tengah tulang pendengaran mengamplifikasi getaran.
• Energi getar diamplifikasi diteruskan ke telinga dalam di proyeksikan pada membran basilaris menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria.
• rangsang mekanik defleksi stereosilia sel-sel rambut kanal ion terbuka pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel proses depolarisasi sel rambut melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius nukleus auditorius korteks pendengaran.
Gangguan pendengaran
Gangguan telinga luar dan telinga (sumbatan pd tuba eustachius, gangguan pd vena jugularis) tuli konduksi
Gangguan telinga dalam tuli sensorineural
Tuli campuran gangguan telinga luar/telinga tengah + gangguan telingan bagian dalam
Audiometri nada murni
Audire mendengar, metrios mengukur
Nada murni bunyi hanya 1 frekuensi, dlm jumlah getaran per detik Hz
Manfaat audiometri :
1. mengukur batas pendengaran pada AC dan BC serta derajat / tipe dari tuli
2. Hasil dapat disimpan
3. Penggunaan alat bantu dengar
4. Mencari derajat kecacatan untuk tujuan medikolegal
(Dhingra, 2007)
Tujuan audiometri
Kegunaan diagnostik penyakit telinga
Mengukur kemampuan pendengaran dalam menangkap percakapan sehari-hari. Atau validitas sosial pendengaran seperti untuk tugas dan pekerjaan, apakah butuh alat bantu dengar, ganti rugi seperti dalam bidang kehakiman
Skrining pada anak-anak
Monitor pekerja yang bekerja di tempat yang bising.
(Dhingra, 2007).
Istilah dalam audiometri
Nada murni bunyi hanya 1 frekuensi
Bising bunyi yang punya banyak frekuensi
Frekuensi nada murni dihasilkan oleh getaran benda yg harmonis
Intensitas keras lemahnya suatu bunyi
Ambang dengar nada murni terlemah pada frekuensi tertentu yang masih dapat didengar
Nilai nol audiometric intensitas nada murni yang terkecil pada suatu frekuensi tertentu yang masih dapat didengar
0 dB ISO = - 10 dB ASA atau 10 dB ISO = 0 dB ASA
Notasi pada audiogram
Interpretasi nada murni
Audiogram normal
(Probst, 2006)
Tuli konduksi
(Kutz, 2015)
Tuli sensorineural
(Kutz, 2015)
Tuli campuran
(Kutz, 2015)
Jenis dan Derajat ketulian
Ambang Pendengaran Interpretasi
0-25 dB Normal
26-40 dB Tuli ringan
41-54 dB Tuli sedang
55-70 dB Tuli sedang – berat
71-90 dB Tuli berat
> 90 dB Tuli total
Kesimpulan
Audiometri nada murni adalah salah satu jenis tes pendengaran untuk menilai fungsi pendengaran.
Tuli dibagi atas tuli konduksi, tuli sensorineural serta tuli campuran
Hasil audiometri pada tuli konduksi BC normal atau < 25 dB, AC turun >25 dB, sedangkan pada tuli sensorineural AC dan BC turun lebih dari 25 dB, AC dan BC berhimpit tidak ada gap. Tuli campuran adalah dimana BC turun lebih dari 25 dB, AC turun lebih besar dari BC dan terdapat gap.
Terima kasih...