audit 2

Download audit 2

If you can't read please download the document

Upload: rakhmat-ryan

Post on 17-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

RMK

TRANSCRIPT

Siklus pengeluaran (expenditure cycle) terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi dan pembayaran barang dan jasa. Aktivitas utama dari siklus pengeluaran adalah 1). Membeli barang dan jasa transaksi pembelian. 2) melakukan pembayaran transaksi pengeluaran kas.

TUJUAN AUDIT SIKLUS PENGELUARAN

Manajemen akan menetapkan asersi implisit atau eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan. Asersi-asersi ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari program audit siklus pengeluaran. Kebanyakan audit atas siklus pengeluaran mencakup tujuan-tujuan utama tersebut, tetapi tidak dimaksudkan untuk membahas semua situasi yang dihadapi klien. Untuk mencapai tujuan audit spesifik tersebut, auditor menggunakan bagian dari metode perencanaan dan pengujian audit.

Gambar Tujuan Audit Spesifik Untuk Siklus Pengeluaran

Kategori Asersi

Kelompok Transaksi Atau Saldo

Tujuan Audit Spesifik

Eksistensi atau Kejadian

Transaksi

Saldo

Mencatat pembelian barang, jasa, dan aktiva produktif yang diterima selama periode berjalan (EO1).

Mencatat transaksi pengeluaran kas yang dilakukan selama periode berjalan kepada pemasok dan kreditor (E02).

Mencatat hutang usaha yang mencerminkan jumlah hutang perusahaan per tanggal neraca (E03).

Kelengkapan

Transaksi

Saldo

Semua pembelian (Cl) dan pengeluaran kas (C2) yang dilakukan selama periode beijalan telah dicatat.

Hutang usaha meliputi semua jumlah yang temtang kepada pemasok barang dan jasa per tanggal neraca (C3).

Hak dan Kewajiban

Transaksi

Saldo

Perusahaan bertanggung jawab atas hutang yang berasal dan pencatatan transaksi pembelian (Ri).

Hutang usaha merupakan kewajiban perusahaan per

tanggal neraca (R2).

Penilaian atau Alokasi

Transaksi

Saldo

Semua transaksi pembelian (VAI) dan pengeluaran kas (VA2) telah dinilai dengan menggunakan GAAP dan

dijurnal, diikhtisarkan, serta diposting dengan benar.

Hutang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar (VA3). Saldo beban yang berkaitan telah sesuai dengan GAAP (VA4).

Penyajian dan Pengungkapan

Transaksi

Saldo

Rincian pembelian (PD1) dan pengeluaran kas (PD2) mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk kiasifikasi dan pengungkapannya yang berkaitan.

Hutang usaha (PD3) dan beban terkait (PD4) telah diidentifikasi dan dikiasifikasikan dengan benar dalam laporan keuangan.

Pengungkapan yang memadai yang telah dibuat berkaitan dengan komitmen, kewajiban kontinjen, dan penjaminan serta hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa (PD5).

PEMAHAMAN BISNIS KLIEN UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT

Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Akan Membantu Auditor Dalam Memahami Risiko Bisnis Klien

Pemahaman tentang bisnis dan industri akan membantu auditor dalam memahami risiko bisnis klien. Selain itu, pemahaman ini juga akan membantu auditor dalam membuat pertimbangan tentang :

1.Materialitas

Materialitassiklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan. Siklus pengeluaran merupakan proses inti bagi banyak industri dan mencerminkan jumlah serta volume transaksi dalam siklus ini di mana risiko terjadinya salah saji yang material adalah tinggi. Beberapa dari akun itu, seperti persediaan, properti, pabrik dan peralatan, serta jenis beban utama yang secara individual dapat bersifat material terhadap laporan keuangan. Dalam situasi ini, auditor berusaha mencapai tingkat risiko yang rendah bahwa transaksi siklus pengeluaran merupakan sumber terjadinya salah saji yang material dalam laporan keuangan.

2.Risiko inheren

Risiko inheren dalam siklus pengeluaran. Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran, auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan, serta faktor-faktor yang hanya berkaitasn dengan asersi spesifik dalam siklus pengeluaran.

3.Resiko Prosedur Analitis

Pengujian analitis merupakan hal yang efektif dalam mengidentifikasi akun-akun siklus pengeluaran yang mengandung salah saji. Resiko prosedur analitis merupakan resiko deteksi bahwa prosedur tersebut akan gagal dalam mendeteksi kekeliruan dan kesalahan pengujian.

Gambar Prosedur Analisis yang Umum Digunakan dalam Audit atas Siklus Pengeluaran

Rasio

Rumus

Signifikansi Audit

Jumlah Hari Perputaran Hutang Usaha

Rata-rata Hutang Usaha Pembelian x 365

Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian sekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang periode berjalan. Semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan.

Harga pokok Penjualan terhadap Hutang Usaha

Harga Pokok Penjualan Hutang Usaha

jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah kebijakan pembayarannya

Hutang sebagai porsentase dari Total Akttiva

Hutang Usaha Total Aktiva

Saldo hutang usaha di luar neraca bermanfaat dalam membandingkannya dengan data industri. Penurunan rasio ini yang signifikan dapat menunjukkan masalah kelengkapan.

Rasio Lancar (Curient Ratio)

Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.

Rasio Cepat (Quick

Ratio)

Aktiva Moneter Lancar

Kewajiban Moneter Lancar

Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah ke1engkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.

Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal

a.Lingkungan PengendalianPemahaman tentang bagaimana manajemen bertanggungjawab atas penggunaan sumber daya perusahaan merupakan hal yang berguna untuk menentukan :

1.Laporan yang digunakan manajemen untuk mengevaluasi review kinerja peruahaan.

2.Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview.

3.Keputusan yang didasarkan atas laporan itu.

4.Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal dari laporan utama.

b.Penilaian Risiko ManajemenPenilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi pertimbangan atas hal-hal berikut :

Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi pembelian.

Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.

Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting.

Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.

Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.

Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai.

c.Informasi dan komunikasiPemahaman atas sistem akuntansi memerlukan pengetahuan tentang metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi siklus pengeluaran. Informasi penting yang harus dipahami auditor meliputi :

Bagaimana pembelian, pembayaran, dan retur diawali.

Bagaimana transaksi pembelian diperhitungkan ketika barang dan jasa diterima atau barang dikembalikan.

Catatan akuntansi, dokumen, akun, dan file komputer apa yang digunakan dalam akuntansi untuk berbagai tahapan dari setiap transaksi siklus pembelian.

Proses yang mengawali terjadinya pembayaran atas barang dan jasa.

d.PemantauanAktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan pengetahuan, apabila berlaku, mencakup :

oUmpan balik yang terus menerus dari pemasok perusahaan menyangkut setiap masalah masalah pembayaran atau masalah pengiriman di masa depan.

oKomunikasi dari auditor eksternal tentang kondisi yang dapat dilaporkan atau kelemahan yang material atas pengendalian internal yang relevan, yang ditemukan selama audit sebelumnya.

oPenilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan serta prosedur pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.

e.Penilaian awal atas risiko pengendalianAuditor dapat melaksanakan beberapa pengujian pengendalian secara berbarengan dengan prosedur untuk mendapatkan pemahaman yang diperlukan. Dalam kasus ini, auditor dapat memperoleh kepastian yang terbatas mengenai keefektifan pengendalian bersangkutan. Bukti yang diperoleh dari pengujian pengendalian secara berbarengan tersebut dapat mendukung penurunan penilaian awal atas risiko pengendalian untuk asersi-asersi terkait tertentu sedikit dibawah maksimum atau tinggi.

AKTIVITAS PENGENDALIAN-TRANSAKSI PEMBELIANAda dua jenis pengendalian komputer, yaitu :

oPengendalian umum, yang berkaitan dengan lingkungan komputer dan yang mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer.

oPengendalian aplikasi, yang berkaitan dengan setiap aplikasi akuntansi yang terkomputerisasi, seperti siklus pengeluaran.

Dokumen Dan Catatan Yang Umum

Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran Bagi perusahaan yang menggunakan sistem data-base, catatan transaksi akan disimpan dalam suatu database dan auditor perlu memahami tabel-tabel utama yang menggerakkan akses ke informasi dalam sistem ini, serta bagaimana tabel-tabel tersebut berkaitan satu sama lain. Meskipun demikian, dokumen dan catatan berikut akan sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:

Permintaan pembelian. Permintaan tertulis akan barang dan jasa yang diajukan oleh orang atau departemen yang berwenang kepada departemen pembelian.

Pesanan pembelian. Penawaran tertulis dari departemen pembelian kepada penjual atau pemasok untuk membeli barang atau jasa sebagaimana tertulis dalam pesanan tersebut.

Laporan penerimaan. Laporan yang dibuat atas penerimaan barang yang menunjukkan jenis dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok.

Faktur penjual. Tagihan dari pemasok yang menyebutkan jenis barang yang dikirim atau jasa yang diberikan, jumlah yang harus dibayar, termin pembayaran, serta tanggal tagihan tersebut.

Voucher. Suatu formulir internal yang menyebutkan nama pemasok, jumlah yang harus dibayar, dan tanggal pembayaran untuk pembelian yang telah diterima. Formulir ini digunakan untuk mengotorisasi pencatatan dan pembayaran kewajiban. Banyak sistem pembelian memerlukan paket voucher yang lengkap sebelum menyetujui pembayaran. Paket voucher ini biasanya berisi salian permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan, faktur penjual, dan voucher yang sesuaisemua dokumentasi yang mendukung transaksi pembelian.

Laporan pengecualian. Laporan yang berisi informasi tentang transaksi-transaksi yang diidentifikasi untuk diinvestigasi lebih lanjut dengan pengendalian aplikasi komputer.

Ikhtisar voucher. Laporan yang berisi seluruh voucher yang diproses dalam suatu batch atau selama hari itu.

Register voucher. Catatan akuntansi formal yang mencatat kewajiban yang telah mendapat persetujuan untuk dibayar.

File induk pernasok yang telah disetujui. File komputer yang berisi informasi tentang penjual dan pemasok yang telah disetujui untuk membeli jasa dan serta melakukan pembayaran kepadanya.

File pesanan penibelian terbuka. File komputer tentang pesanan pembelian yang telah dikirim ke para pemasok tetapi barang atau jasa belum diterima.

File penerimaan. File komputer yang berisi informasi tentang kuantitas persediaan yang diterima dari pemasok.

File transaksi pembelian. File komputer yang berisi data mengenai voucher yang telah disetujui atas pembelian yang telah diterima. File ini digunakan untuk mencetak register voucher dan memutakhirkan file hutang usaha, persediaan, serta buku besar

File induk hutang usaha. File komputer yang berisi data tentang voucher yang belum dibayar yang telah disetujui. File ini dapat disusun oleh pemasok. File ini harus ditambahkan ke saldo dalam akun pengendali hutang usaha.

File suspensi atau penolakan. File komputer yang menahan transaksi-transaksi yang belum diproses karena ditolak oleh program aplikasi komputer.

Fungsi-Fungsi

Pemprosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:

1.Pengajuan pembelian. Permintaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:

Pencantuman nama pemasok pada daftar pemasok yang telah disetujui.

Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.

Pembuatan pesanan pembelian.

2.Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang mencakup:

Penerimaan barang

Penyimpanan barang yang diterima untuk persediaan.

Pengembalian barang ke pemasok.

3.Pencatatan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi:

Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.

Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENGELUARAN KAS

Dokumen dan Catatan Yang Umum

Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemprosesan transaksi pengeluaran kas meliputi hal-hal berikut:

-Cek. Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang yang ditunjukkan pada perintah tersebut kepada payee.

-Ikhtisar cek. Laporan total cek yang diterbitkan dalam batch atau selama hari bersangkutan.

-File transaksi pengeluaran kas. Informasi tentang pengeluaran dengan cek kepada pemasok dan pihak lainnya. File ini digunakan untuk pempostingan ke file induk hutang usaha dan buku besar.

-Jurnal pengeluaran kas atau register cek. Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok dan pihak lainnya

Fungsi-fungsi.

Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran utang dan pada saat yang bersamaan juga melakukan pencatatan pengeluaran kas.

Pembayaran Utang dan Pencatatan Pengeluaran

Biasanya bendahara atau fungsi manajemen kas bertanggung jawab untuk memutuskan voucher yang belum dibayar agar diproses pembayarannya pada tanggal jatuhnya. Semua pembayaran harus dilakukan dengan cek. Komputer bisa diprogram untuk memilih voucher-voucher yang jatuh tempo pada setiap hari dari file induk utang dagang dan laporan ini direview untuk menentukan utang nama yang harus dibayar, dengan mempertimbangkan posisi pada kas.

Perolehan Pemahaman dan Penilaian Resiko Pengendalian

Auditor harus memperoleh pemahaman tentang siklus pembelian yang mencukupi untuk merencanakan audit, yaitu auditor harus memiliki pemahaman yang cukupa agar mampu mengidentifikasikan jenis-jenis salah saji yang potensial, mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material, dan merancang pengujian subtantif jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah untuk suatu asersi.

Jika auditor merencanakan menilai resiko pengendalian pada tingkat yang sedang atau tinggi, maka ia dapat menggunakan pengetahuan tentang keefektifan pengendalian yang diperolehnya ketika memahami pengendalian internal

Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah, maka ia biasanya harus (1) menguji keefektifan pengendalian umum, (2) menggunakan teknik audit berbantuan komputer (3) menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.

Pengujian subtantif atas saldo hutang usaha

Hutang usaha biasanya merupakan kewajiban lancar terbesar dalam neraca dan merupakan faktor yang signifikan dalam mengevaluasi solvensi jangka pendek perusahaan.

SIKLUS PENGELUARANLANJUTAN

PENENTUAN RISIKO DETEKSI UNTUK PENGUJIAN DETAIL

Utang dagang dipengaruhi oleh transaksi pembelian yang menyebabkan bertambahnya saldo dan transaksi pengeluaran kas yang menyebabkan berkurangnya saldo tersebut. Sehingga risiko pengujian detil untuk asersi utang dagang dipengaruhi oleh risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang ada pada kelompok transaksi tersebut. Tingkat risiko deteksi diperlukannya bukti yang lebih meyakinkan untuk asersi-asersi kelengkapan, penyajian dan pengungkapan dibandingkan dengan asersi-asersi lainnya sesuai dengan metologi yang digunakan auditor dalam menetapkan risiko.

PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan dicapai dengan mengumpulkan bukti dari pengujian substantif yang dirancang secara tepat, termasuk prosedur analitis dan pengujian rincian. Kerangka kerja umum untuk mengembangkan program audit atas pengujian substantif

Perancangan pengujian subtantif meliputi :

PROSEDUR AWAL

Pengujian audit selalu diawali dengan usaha mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan usaha klien. Pemahaman tentang seberapa signifikan siklus pembelian dalam perusahaan klien. Pemahaman tentang pemicu kemajuan ekonomi, luasnya bisnis pemasok. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas utang dagang adalah melakukan penelusuran saldo awal ke kertas kerja tahun lalu, dan menggunakan perangkat lunak audit digeneralisasi untuk memeriksa selintas rekening utang dagang guna melihat kemungkinan adanya pendebetan atau pengkreditan yang tidak biasa, dan untuk mendapatkan daftar utang dagang per tanggal neraca beserta masing-masing saldonya.

5.4PROSEDUR ANALITIS

Tujuan auditor menerapkan prosedur ini adalah untuk menaksir saldo utang dagang dan menetapkan hubungan antara utang dagang dengan rekening-rekening kunci lainnya seperti pembelian atau persediaan. Prosedur analitis yang dilakukan pada tahap akhir bertujuan menjamin bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian detil adalah konsisten dengan gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

PENGUJIAN DETIL TRANSAKSI

Dalam melaksanakan pengujian, auditor menitikberatkan pada usaha medeteksi kurang saji dalam pencatatan utang dan utang yang tidak dicatat. Seberapa luas pengujian tergantung pada tingkat risiko deteksi pada masing-masing asersi-asersi bersangkutan.

Pencocokan Utang dalam Pembukuan ke Dokumen Pendukung

Dalam pengujian ini, pengkreditan dalam rekening utang dagang dicocokkan ke dokumen pendukung yang ada pada arsip klien, seperti faktur penjual, laporan penerimaan barang dan order pembelian. Pendebetannya dicocokkan ke dalam dokumen pengeluaran kas, seperti bukti pengeluaran cek, memo dari penjual dan potongan lainnya. Pengujian ini akan menghasilkan bukti untuk tujuan audit yang berkaitan dengan empat dari lima asersi,terkecuali asersi kelengkapan.

Pengujian Pisah Batas Pembelian

Bertujuan untuk memastikan bahwa pembelian yang terjadi di seputar tanggal tutup buku telah dicatat pada periode yang tepat. Pengujian ini biasanya dilakukan untuk masa lima sampai 10 hari sebelum atau sesudah tanggal tutup buku. Bukti dari pengujian ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau ketersediaan dan asersi kelengkapan utang dagang. Dalam melaksanakan pengujian ini auditor harus menentukan bahwa pisah batas yang tepat telah dilakukan pada saat klien melakukan perhitungan fisik persediaan maupun dalam pencatatan transaksi pembelian

Pengujian Pisah Batas Pengeluaran Kas

Pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui observasi langsung atau review atas dokumen-dokumen intern. Penelusuran juga dapat dilakukan dengan menelusuri cek-cek dibayar dalam periode waktu beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca ke tanggal pencatatan cek tersebut dalam pembukuan. Bukti yang diperoleh dari pengujian ini juga berkaitan dengan asersi-asersi keberadaan atau keterjadian dan asersi kelengkapan utang dagang.

Pencarian utang tidak dicatat

Terdiri dari prosedur-prosedur yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiban per tanggal neraca yang dicatat.

Pembayaran kemudian.

Pemeriksaan atas pembayaran-pembayaran kemudian terdiri dari pemeriksaan atas cek-cek yang diterbitkan atau voucher yang dibayar setelah tanggal neraca. Pengujian ini dilakukan sampai dengan akhir tanggal pekerjaan lapangan untuk memperbesar kemungkinan memperoleh bukti tentang utang secara sengaja atau kurang teliti sehingga tidak dimasukkan kedalam utang pada tanggal laporan keuangan.

Prosedur-prosedur lain.

Dokumen-dokumen pendukung utang yang telah dicatat, tetapi masih belum dibayar sampai tanggal terakhir pekerjaan lapangan juga harus diperiksa dengan pengujian. Prosedur-prosedur yang bisa membawa pada pembuktian adanya hutang tidak dicatat, meliputi: menyelidiki order pembelian yang tidak lengkap dokomen pendukung lainnya, mengajukan pertanyaan pada personil akuntansi dan pembelian tentang utang yang tidak dicatat, mereview anggaran aktiva tetap,perintah kerja dan kontrak pembangunan untuk mencari bukti adanya utang yang tidak dicatat.

PENGUJIAN DETIL SALDO

Pengujian ini meliputi dua kategori, yaitu:

Konfirmasi Utang Dagang

Pengiriman konfirmasi dalam audit terhadap utang dagang tidak merupakan prosedur yang harus dilakukan auditor. Prosedur ini bersifat opsional karena 1) konfirmasi tidak dapat menjamin bahwa utang yang tidak dicatat dapat terdeteksi 2) bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan dari penjual biasanya telah tersedia untuk sebagian besar utang. Auditor harus mengawasi pembuatan dan pengiriman permintaan konfirmasi dan harus menerima jawaban secara langsung dari respoden. Dalam mengkonfirmasi utang dagang, auditor harus menghendaki agar kreditur menyebutkan jumlah terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan jumlah menurut klien. Pengujian ini menghasilkan bukti untuk semua asersi utang dagang, namun demikian pembuktian yang dihasilkan dari asersi kelengkapan hanya terbatas karena adanya kemungkinan kesalahan dalam mengidentifikasi pemasok yang dikirimi konfirmasi disebabkan klien tidak mencatat utang tertentu

Merekonsiliasi Utang yang Tidak Dikonfirmasi ke laporan dari pemasok

Pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa dijumpai dalam arsip klien. Jika demikian, maka jumlah yang terutang kepada pemasok menurut catatan klien dapat direkonsiliasi dengan laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini sama dengan yang yang diperoleh melalui prosedur konfirmasi, hanya saja kurang dapat diandalkan karena laporan yang dikirim pemasok kepada klien, tidak langsung kepada auditor.

Pembandingan Penyajian Utang di Neraca dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum

Utang dagang harus diidentifikasi dengan benar dan dikelompokkan sebagai kewajiban lancar. Apabila saldo utang dagang mencankup pembayaran di muka kepada pemasok untuk pesanan barang dan jasa yang baru dikirimkan di kemudian hari dalam jumlah material maka jumlah pembayaran dimuka direklasifikasi. Penyajian dan pengungkapan yang dilakukan manajemen dalam laporan keuangan harus dibandingkan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh prinsip akuntansi berlaku umum