audit

35
1 Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran : Verifikasi Akun Tertentu Jenis akun yang berhubungan dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran terdiri dari audit atas: • Aset tetap (properti dan peralatan) • Beban dibayar dimuka • Utang lain-lain • Akun pendapatan dan beban 1. Audit atas asset tetap (Properti dan peralatan) Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang diharapkan memiliki umur lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali. Penggunaan asset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur ekonomis lebih dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan asset tersebut dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi. Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda dengan akun asset lancar karena tiga alasan berikut: 1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode berjalan. 2. Nilai akuisisi biasanya material. 3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama beberapa tahun.

Upload: nerwinchayankiskandar

Post on 26-Sep-2015

247 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kj

TRANSCRIPT

25

Menyelesaikan Pengujian dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran : Verifikasi Akun Tertentu

Jenis akun yang berhubungan dengan transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran terdiri dari audit atas: Aset tetap (properti dan peralatan) Beban dibayar dimuka Utang lain-lain Akun pendapatan dan beban1. Audit atas asset tetap (Properti dan peralatan)Aset tetap (property dan peralatan) adalah asset yang diharapkan memiliki umur lebih dari satu tahun, digunakan dalam bisnis, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali. Penggunaan asset tetap dalam pelaksanaan bisnis klien dan ekspektasi umur ekonomis lebih dari satu tahun merupakan karakteristik utama yang membedakan asset tersebut dengan persediaan, beban dibayar dimuka, dan investasi.Auditor melakukan verifikasi atas peralatan manufaktur secara berbeda dengan akun asset lancar karena tiga alasan berikut:1. Biasanya terdapat akuisisi peralatan dalam jumlah sedikit pada periode berjalan.2. Nilai akuisisi biasanya material.3. Peralatan biasanya disimpan dan dicatat dalam pencatatan akuntansi selama beberapa tahun.Dalam audit peralatan manufaktur dan akun terkait, pengujian akan dimudahkan jika dipisah menjadi beberapa kategori:Melakukan prosedur analitis Membandingkan rasio beban depresiasi dibagi biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya. Membandingkan akumulasi depresiasi dengan biaya peralatan manufaktur kotor dengan tahun sebelumnya. Membandingkan beban perbaikan dan pemeliharaan bulanan atau tahunan, beban persediaan, beban peralatan kecil dan akun sejenis dengan tahun sebelumnya. Membandingkan biaya peralatan manufaktur kotor dibagi dengan beberapa jumlah produksi dengan tahun sebelumnya..Melakukan verifikasi akuisisi tahun berjalanPerusahaan harus mencatat penambahan pembelian asset tahun berjalan dengan benar karena asset tetap memiliki dampak jangka panjang pada laporan keuangan. Kesalahan dalam mengapitalisasi asset atau mencatat akuisisi dengan jumlah yang tidak benar akan berdampak pada neraca hingga perusahaan menghentikan menggunakan asset tersebut.Titik awal verifikasi untuk akuisisi tahun berjalan merupakan skedul yang diperoleh dari klien atas seluruh catatan akuisisi dalam buku besar untuk asset tetap selama tahun tersebut. Klien menyediakan informasi tersebut dari berkas utama. Daftar skedul untuk setiap penambahan dilakukan terpisah dan mencakup tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, dan catatan apakah barang tersebut baru atau bekas, umur asset untuk penentuan depresiasi, metode depresiasi, dan biayanya.Verifikasi penghentian aset pada tahun berjalanTransaksi yang mencakup penghentian peralatan manufaktur biasanya mengalami salah saji bila pengendalian internal perusahaan melemah dalam menjalankan metode formal untuk menginformasikan menejemen untuk transaksi penjualan, tukar-tambah, pembatalan, atau pencurian mesin dan peralatan. Tujuan utama auditor dalam verifikasi penjualan, tukar-tambah, atau penghentian asset tetap adalah mendapatkan bukti memadai bahwa seluruh penghentian dicatat dalam jumlah yang benar.Prosedur berikut biasanya digunakan untuk melakukan verifikasi penghentian: Menelaah apakah terdapat akuisisi aset baru yang menggantikan aset lama. Menganalisis laba dan rugi penghentian aset dan pendapatan lain-lain sebagai penerimaan kas dari penghentian aset. Menelaah modifikasi pabrik dan perubahan lini produk, pajak-pajak property, atau asuransi yang merupakan indikasi penghapusan aset. Melakukan tanya jawab dengan manajemen dan personel bagian produksi tentang kemungkinan penghentian aset.Verifikasi saldo akhir akun asetTerdapat dua tujuan auditor saat melakukan audit peralatan manufaktur meliputi penentuan bahwa:1. Seluruh perlengkapan yang dicatat secara fisik ada pada tanggal neraca (keberadaan).2. Seluruh perlengkapan yang dimiliki sudah dicatat (kelengkapan).Saat mendesain pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor pertama kali harus mempertimbangkan sifat pengendalian internal atas peralatan manufaktur. Pengendalian yang penting harus mencakup pemakaian berkas utama untuk masing-masing asset tetap, pengendalian fisik yang memadai atas asset yang mudah dipindahkan, penggunaan nomor identifikasi untuk setiap asset tetap, dan perhitungan asset tetap secara periodic dan rekonsiliasinya oleh personel akuntansi.Verifikasi beban depresiasiBeban depresiasi adalah satu dari sedikit akun beban yang tidak diverifikasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi. Tujuan audit-terkait saldo yang paling penting untuk beban depresiasi adalah akurasi. Dalam menentukan hal tersebut, auditor harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:1. Umur ekonomis untuk akuisisi di masa sekarang.2. Metode depresiasi3. Estimasi nilai sisa4. Kebijakan mendepresiasi asset selama tahun akuisisi dan penghentian.Metode yang berguna untuk mengaudit depresiasi adalah pengujian prosedur analitis atas kewajaran yang dibuat dengan mengalikan asset tetap yang kurang didepresiasi dengan tingkat depresiasi untuk tahun tersebut. Bila pengujian kewajaran tidak dapat dilakukan sepenuhnya, maka pengujian perincian perlu dilakukan. Oleh karena standard akuntansi mensyaratkan adanya penjelasan tambahan sehubungan dengan depresiasi asset tetap, termasuk pengungkapan metode depresiasi dan umur ekonomis atas klasifikasi asset, maka auditor melakukan prosedur untuk mendapatkan bukti bahwa keempat tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan depresiasi telah dipenuhi.Verifikasi saldo akhir akumulasi depresiasiDebet atas akumulasi depresiasi secara normal diuji sebagai bagian dari audit penghentian asset dan kreditnya deverifikasi sebagai bagian dari beban depresiasi. Jika auditor menelusuri transaksi tertentu ke catatan akumulasi depresiasi dalam berkas utama aset sebagai bagian dari pengujian ini, maka perlu dilakukan pengujian tambahan atas saldo akhir akumulasi depresiasi. Dua tujuan yang biasanya dilakukan dalam audit saldo akhir dalam akumulasi depresiasi adalah:1. Akumulasi depresiasi yang dinyatakan dalam berkas utama aset sesuai dengan dalam buku besar.2. Akumulasi depresiasi dalam berkas utama adalah akurat.

2. Audit Beban Dibayar di MukaBeban dibayar di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset yang umurnya bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun. Termasuk di dalamnya adalah: Sewa dibayar di muka Biaya organisasi Pajak dibayar di muka Paten Asuransi dibayar di muka Merek dagang Tagihan di muka Hak ciptaDalam beberapa kasus, akun ini nilainya sangat material. Dalam audit tertentu, perusahaan tidak memiliki akun tersebut dalam jumlah besar atau tidak material. Prosedur analitis biasanya dianggap memadai untuk beban dibayar di muka dan aset tak berwujud. Dalam audit tertentu, beberapa aset ini jumlahnya signifikan. Di bagian ini, kita akan membahas beberapa jenis pengendalian internal dan pengujian audit yang biasanya dikaitkan dengan beban dibayar di muka. Dalam diskusi berikut ini, asuransi dibayar di muka digunakan sebagai contoh pembahasan dalam kelompok ini karena:1. Asuransi dibayar di muka banyak ditemukan dalam audit, bahkan hampir setiap perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi.2. Permasalahan yang biasanya muncul dalam audit asuransi dibayar di muka bila klasifikasinya mirip.3. Tanggung jawab auditor dalam menelaah cakupan asuransi ini merupakan pertimbangan yang tidak ditemukan atas akun lain dalam kategori ini.Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat dibagi menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian register asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi. Pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran. Konsisten dengan prosedur yang didiskusikan dalam siklus tersebut, otorisasi yang tepat untuk kebijakan asuransi baru dan pembayaran premi asuransi merupakan pengendalian penting.Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu berpikir bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini berasal dari saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayara premi selama tahun tersebut dan saldo akhirnya. Satu-satunya pengujian dalam akun beban yang harus dilakukan adalah prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa seluruh tagihan untuk beban asuransi mencul dari kredit atas asuransi dibayar di muka. oleh karena pembayaran premi diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis, maka penekanan pada pengujian perincian saldo adalah pada asuransi dibayar di muka.Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi: Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-tahun sebelumnya. Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya. Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi. Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas kesalahan perhitungan. Menelaan kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama pegawai klien atau pegawai asuransi. Auditor tidak dapat menjadi ahli asuransi, tetapi pemahaman auditor atas akuntansi dan penilaian aset diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kurang diasuransikan.Polis Asuransi Terdapat dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka dan Polis Asuransi yang Ada Telah Didaftar (Keberadaan dan Kelengkapan) Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.2. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan. Auditor biasanya lebih senang mengirimkan konfirmasi kepada agen asuransi klien karena pedekatan ini biasanya tidak memakan waktu lama dibandingkan dengan pengujian bukti transaksi dan konfirmasi ini dapat menghasilkan verifikasi 100 persen.Klien Memiliki Hak atas Seluruh Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka (Hak) Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai pihak yang memiliki hak. Biasanya, penerima klaim yang tertulis dalam polis adalah klien, tetapi apabila ada hipotek atau kewajiban lain, maka klaim asuransi bisa saja terutang kepada kreditur. Telaah atas polis asuransi yang klaimnya dimiliki pihak lain selain klien merupakan pengujian yang kuat atas tidak tercatatnya utang dan aset yang dijaminkan.Jumlah Dibayar di Muka pada Skedul adalah Akurat dan Totalnya Ditambahkan dengan Benar dan Sesuai dengan Buku Besar (Akurasi dan Kecocokan Perincian) Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka juga meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi atas asuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi atas polis tertentu dan masa berlakunya dapat diverifikasi bersamaan dengan memeriksa faktur premi atau konfirmasi dari agen asuransi. Setelah keduanya diverifikasi, perhitungan klien atas asuransi yang belum jatuh tempo dapat diuji melalui perhitungan ulang. Skedul asuransi dibayar di muka dapat dijumlahkan dan totalnya ditelusuri ke buku besar untuk melengkapi kecocokan perinciannya.Beban Asuransi Terkait dengan Asuransi Dibayar di Muka Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi) Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah sebagai pengujian laporan laba/rugi. Dalam beberapa kasus, akun beban yang benar jelas terlihat karena jenis asuransinya, seperti polis untuk mengasuransikan sebuah peralatan. Dalam kasus lain, alokasi perlu dilakukan. Misalnya, asuransi kebakaran atas bangunan memerlukan alokasi ke beberapa akun yang berbeda, termasuk biaya-biaya tak langsung atas manufaktur (manufacturing overhead). Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Benar (Pisah Batas) Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis tidak banyak dan jumlahnya tidak material. Jika auditor mengecek pisah batas untuk akuisisi asuransi, maka mereka melakukannya sebagai bagian dari pengujian pisah batas untuk utang dagang.

3. Audit Utang AkrualKategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan untuk jasa yang belum dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca. Mislanya, keuntungan dari menyewakan aset yang terutang selama tahun berjalan. Oleh karenanya, pada tanggal neraca, porsi tertentu dari total biaya sewa yang belum dibayarkan harus menjadi akrual. Utang sejenis lainnya adalah :1. Utang Gaji2. Pajak atas Utang Gaji3. Bonus Karyawan Akrual4. Komisi Akrual 5. Honor Profesional Akrual6. Sewa Akrual7. Utang BungaJenis akrual yang kedua adalah estimasi jumlah kewajiban yang jatuh temponya tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan daerah dimana kemungkinan jumlah yang tercantum dalam pengembalian pajak akan berubah setelah petugas pajak mengaudit pengembalian tersebut. Biaya garansi akrual dan biaya pensiun akrual juga merupakan akrual yang sama.Verifikasi beban akrual bervariasi bergantung pada sifat akrual dan kondisi klien. Pada kebanyakan audit, akrual menghabiskan waktu cukup banyak. Dalam kondisi lain, akun-akun tertentu seperti pajak penghasilan akrual, biaya garansi, dan biaya pensiun kadang-kadang material dan memerlukan pertimbangan audit. Pembahasan berikut mengenai pajak properti akrual merupakan contoh audit yang akrual.Saat auditor melakukan verifikasi pajak properti akrual, keseluruhan delapan tujuan audit terkait saldo adalah relevan kecuali nilai realisasi. Dua hal di bawah ini merupakan hal penting, yaitu :1. Properti yang diperhitungkan pajak akrualnya berada dalam skedul akrual. Kesalahan salam memasukkan properti dimana pajak seharusnya dihitung akrual akan terjadi kurang saji pada utang pajak properti (kelengkapan). Salah saji material dapat terjadi, misalnya jika pajak properti tidak dibayarkan sebelum tanggal neraca dan tidak termasuk sebagai pajak properti akrual.2. pajak properti akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan konsistensi perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi).Auditor menggunakan dua pengujian utama yang memasukkan seluruh akrual. Auditor melakukan verifikasi akrual bersamaan dengan audit pembayaran pajak properti tahun berjalan. Dalam audit, hanya terdapat sedikit pembayaran pajak properti, tetapi setiap pembayaran sering kali material, sehingga bisa diverifikasi satu sama lain. Auditor juga membandingkan akrual dengan tahun-tahun sebelumnya.

4. Audit Akun Pendapatan dan BebanUntuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masing-masing dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan laba bersih tanpa salah saji material. Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban merupakan hal penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:1. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil yang benar.2. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk perbandingan.Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan bagian terpisah dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan audit pada bagian lain. Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah:1. Prosedur Analitis.Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini untuk akun pendapatan dan beban: Membandingkan beban individual dengan tahun-tahun sebelumnya. Membandingkan aset individual dan saldo utanf dengan tahun-tahun sebelumnya. Membandingkan beban individual dengan anggaran. Membandingkan persentase laba kotor dengan tahun-tahun sebelumnya. Membandingkan beban asuransi dibayar dimuka dengan tahun-tahun sebelumnya. Membandingkan beban komisi dibagi dengan penjualan dengan rasio tahun-tahun sebelumnya. Membandingkan beban manufaktur individual dibagi biaya total manufakturdengan rasio tahun-tahun sebelumnya.2. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya, pengendalian dan salah saji yang tidak memadai dapat ditemukan melalui pengujian pengendelian dan pengujian substantif atas trasaksi dan mengindikasikan kemungkinan salah saji baik pada laopran laba/rugi maupun neraca. Tujuan terpenting dalam melakukan verifikasi akun laporan laba/rugi dalam setiap siklus transaksi adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal dan pengujian terkait pengendalian dan substantive atas transaksi.3. Pengujian perincian saldo akun-analisis bebanAuditor harus menganalisis jumlah yang termasuk dalam akun laporan laba/rugi meskipun pengujian telah dilakukan. Analisis akun beban melibatkan penyelidikan auditor terhadap dokumen pendukung untuk masing-masing transaksi dan perincian atas total akun beban Jenis dokumen tersebut sama dengan yang digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi akuisisi, yaitu terdiri atas faktur, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak. Dalam anlisis beban dan akun laporan laba/rugi lainnya, auditor melakukan verifikasi transaksi dalam akun yang spesifik untuk menentukan apakah transaksi tersebut benar, diklasifikasikan dengan benar, dan dicatat secara akurat.4. Pengujian perincian saldo-alokasiBeberapa akun beban dihsilkan dari alokasi atau akuntansi, bukan transaksi riil. Contohnya adalah beban depresiasi, deplesi, dan amortisasi hak cipta dan biaya catalog. Alokasi biaya overhead manufaktur antara persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh jenis lain dari alokasi yang memengaruhi beban. Jika klien salah dalam mengikuti GAAP atau salah menghitung alokasi, maka laporan keuangan bisa salah saji secara material. Dua prosedur audit terpenting dalam audit alokasi adalah pengujian untuk keseluruhan kewajaran dengan prosedur analitis dan perhitungan kembali atas hasil perhitungan klien. Auditor biasanya melakukan penh=gujian tersebut sebagai bagian dari audit aset dan utang terkait. Hal ini meliputi verifikasi beban depresiasi sebagai bagian dari audit asset tetap. Pengujian amortisasi sebagai bagian dari verifikasi paten atau penghentian yang lama, dan verifikasi alokasi antara persediaan dan harga pokok penjualan sebagai bagian dari audit persediaan.

Audit Atas Saldo Kas

Hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi lainnya memiliki 2 (dua) fungsi yaitu:1. Menunjukkan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus transaksi pada audit kas.2. Membantu memahami lebih lanjut atas integrasi antara siklus transaksi yang berbeda.Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliansi saldo laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku besar mereflesikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Verifikasi rekonsiliasi klien ke saldo akun bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan transaksi kas dilakukan dengan benar. Misalnya setiap salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank: Kesalahan dalam menagih konsumen Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelum dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih. Duplikasi pembayaran faktur vendor Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktual Pembayaran atas bunga kepada pihak luar jumlahnya relatif lebih besar dibandingkan tingkat bunga sebenarnya.Auditor cenderung mempelajari jenis-jenis saldo kas saat memperoleh pemahaman mengenai bisnis klien. Berikut ini adalah jenis-jenis utama akun kas.1. Akun Kas UmumAkun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini.2. Akun ImpresBanyak perusahaan membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengedalian internal atas pembayaran gaji. Saldo tetap misalnya Rp.5.000.000,- dibuat dalam akun bank untuk penggajian. Segera sebelum setiap periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik ditarik pada akun kas umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun penggajian. Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun penggajian impres, akun bank seharusnya memiliki saldo Rp.5.000.000,-. Satu-satunya setoran ke dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan. Terdapat 2 (dua) akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan satu lagi untuk pengeluaran. Perusahaan bisa saja memiliki beberapa akun ini untuk divisi yang berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum secara periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang berbeda dengan akun penggajian impres.3. Akun Bank CabangAkun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang.Dalam beberapa perusahaan penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke aakun bank umum pada kantor pusat.4. Dana Kas Kecil ImpresDana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas pada bank. Akun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang sampel untuk keperluan biaya yang mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan menggunakan uang tunai dibandingkan cek, atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.5. Setara KasSetara kas meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dan pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukkan dalam laporan keuangan sebagai bagian dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak terdapat risiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat suku bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu lebih panjang bukan merupakan setara kas.A. Akun Kas UmumMetodologi Desain Pengujian Perincian Saldo untuk Kas di Bank1. Mengidetifikasikan Risiko Bisnis Klien yang Memegaruhi Kas (Tahap I).2. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I).3. Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I).4. Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi (Tahap III).5. Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III).6. Mendesain Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III).

Prosedur Berorientasi KecuranganPertimbangan utama dalam audit atas saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit atas kas akhir tahun dengan menentukan kemungkinan adanya kecurangan material yang terjadi karena kurangnya pengendalian internal. Kecurangan ini bersumber dari tidak memadainya pemisahan tugas antara pemegang kas dan pencatatan transaksi kas dalam pencatatatan akuntansi dan kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang independen.Dalam mendesain prosedur untuk menemukan kecurangan, auditor harus mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang dapat terjadi dari kekurangaan tersebut. Potensi material kecurangan, dan prosedur audit yang paling efektif untuk menemukan kecurangan. Prosedur yang dapat menemukan kecurangan penerimaan kas meliputi: Konfirmasi piutang dagang Pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang Penelaahan aktivitas buku besar dalam akun kas atas transaksi yang tidak lazim Perbandingan pesanan konsumen atas penjualan dan penerimaan kas Pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tak tertagih dan retur dan cadangan penjualan.Saat auditor yakin rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu melakukan perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur ini akan memberikan verifikasi apakah seluruh transaksi yang termasuk dalam jurnal pada bulan terakhir tahun tersebut dimasukkan dengan benar atau tidak dimasukkan dalam rekonsiliasi bank. Selain itu juga akan memberikan verifikasi apakah seluruh bagian pada rekonsiliasi bank sudah dimasukkan dengan benar. Auditor kadang-kadang membuat pembuktian kas saat klien memiliki kelemahan material atas pengendalian internal untuk kas. Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menetukan apakah hal-hal berikut ini telah dipenuhi: Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini: Rekonsiliasi saldo padaa laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode pembuktian kas. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan yang dikliring ke bank dengan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar padaa akhir periode pembuktian kas.Orang yang melakukan kecurangan menutupi pencurian kas dengan suatu praktikyang disebut kiting, yaitu memindahkan uang dari suatu bank ke bank lainnya dan tidak mencatat transaksi itu dengan benar. Mendekati tanggal neraca, cek ditarik atas suatu akun bank dan dengan segera disetorkan ke akun kedua sebelum periode akuntansi berakhir. Untuk menguji adanya praktik kiting seperti halnya kesalahan yang tidak disengaja dalam pencatatan transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca dan menelusuri masing-masing ke pencatatan akuntansi agar dicatat dengan benar.Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas skedul transfer antarbank yaitu sebagai berikut: Keakuratan informasi pada skedul transfer antarbank harus diverifikasi. Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di tahun fiskal yang sama. Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan.

B. Audit atas Akun Bank Penggajian ImpresPengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank, seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, satu-satunya bagian yang direkonsiliasi adalah cek beredar. Dalam pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank dan laporan bank atas pisah batas.

Audit Atas Kas Kecil ImpresKas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material. Pengendalian Internal atas Kas KecilPengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dana impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya. Pengujian Audit atas Kas KecilDalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran Ketika auditor menguji kas kecil dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus meliputi: 1. Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran2. Memperhatikan urutan voucher kas kecil3. Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil4. Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register kas, faktur, dan bukti penerimaan.

Menyelesaikan Audit

Penerapan Pengujian Tambahan Atas Penyajian dan pengungkapanPerlunya melakukan prosedur untuk memenuhi 3 (tiga) kategori dalam tujuan audit: tujuan terkait transaksi, tujuan-terkait saldo, dan tujuan-terkait penyajian dan pengungkapan. Pembatasan pada tiga tahap pertama dalam audit menjelaskan cara auditor mendesain dan melaksanakan pengujian audit untuk mendapatkan bukti yang memadai guna mendukung setiap tujuan audit.Tujuan Audit atas Penyajian dan PengungkapanTujuan AuditContoh Prosedur Subtantif

Keterjadian dan hak dan kewajiban Kejadian dan transaksi yang diungkapkan telah terjadidan disebut dlm entitas.Telaah atas kontrak utang untuk menentukan apakah piutang dagang digunakan sebagai jaminan.

Kelengkapan Seluruh pengungkapan yang tercangkup dalam laporan keuangan sudahDimasukkan.Penggunaan daftar pembanding pengungkapan untuk menentukan apakah laporan keuangan sudah memasukkan seluruh pengungkapan yang disyaratkan dalam prinsip akuntansi berlaku umum.

Klasifikasi dan dimengerti Informasi keuangan disajikan dengan baik dan dijelaskan serta diungkapkan dengan jelas.Telaah laporan keuangan untuk menentukan apakah aset diklasifikasikan dengan benar antara kategori aset lancar dan nonlancar. Membaca penjelasan tambahan (footnotedisclousure) agar lebih jelas

Akurasi dan penilaian Informasi keuangan dan lainnya diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.Rekonsiliasi jumlah yang terdapat dalam penjelasan tambahan utang jangka panjang dengan informasi yang telah diperiksa dan didukung oleh kertas kerja audit atas utang.

Kewajiban Kontijensi adalah potensi utang di masa depan kepada pihak luar atas jumlah yang belum dapat ditentukan yang hasilnya dari aktivitas yang telah dilakukan. Kewajiban kontijensi yang berjumlah material harus diungkapkan dalam catatan penjelasan tambahan. Terdapat 3 (tiga) kondisi yang diperlukan atas munculnya kewajiban kontijensi, yaitu: 1. Terdapat potensi pembayaran di masa mendatang kepada pihak luar atau penurunan nilai aset yang dihasilkan dari kondisi sekarang. 2. Terdapat ketidakpastian jumlah pembayaran atau penurunan nilai di masa mendatang 3. Hasilnya akan diperoleh dari kejadian di masa mendatang.Auditor akan lebih fokus mengenai kewajiban kotijensi tertentu, seperti: Litigasi yang belum final untuk pengeluaran paten, produk atau tindakan lainnya Sengketa atas pajak penghasilan Waran produk Diskonto piutang dagang Jaminan terhadap kewajiban lainnya Saldo tak terpakai dari perjanjian kredit (Letter of credit) yang beredar.Tujuan utama auditor dalam melakukan verifikasi kewajiban kontijensi adalah: Mengevaluasi perlakuan akuntansi atas kewajiban kontijensi yang diketahui untuk menentukan apakah manajemen telah mengklasifikasikan kontijensi dengan benar (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk klasifikassi). Mengindetifikasikan praktik kontijensi yang belum diidentifikasikan manajemen (tujuan penyajian dan pengungkapan untuk kelengkapan).Komitmen sangat berkaitan erat dengan kewajiban kontijensi. Komitemen meliputi hal-hal seperti perjanjian untuk membeli bahan baku atau melakukan sewa guna usaha suatu fasilitas pada harga tertentu dan penjualan barang dagangan pada harga yang sudah ditentukan, juga rencana pemberian bonus, bagi hasil dan dana pensiun dan perjanjian royalti. Karakteristik yang paling penting dari komitmen adalah perusahaan setuju untuk berada dalam kondisi tertentu di masa mendatang, tanpa memperhatikan apa yang terjadi dengan laba perusahaan atau perekonomian keseluruhan.

Prosedur Audit untuk Menemukan KontijensiLangkah pertama audit kontijensi adalah menentukan apakah terdapat kontijensi (tujuan penyajian dan pengungkapan atas keterjadian). Berikut ini adalah prosedur audit yang biasa digunakan untuk mencari kewajiban kontijensi, tetapi tidak semua dapat diterapkan untuk setiap audit: Melakukan tanya jawab dengan manajemen (langsung atau tertulis) tentang kemungkinan tidak tercatatnya kontijensi. Menelaah laporan agen penerimaan internal pada tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya atas penentuan pajak penghasilan. Menelaah notulensi pertemuan direktur dan pemegang saham bila ada indikasi tuntutan hukum atau kontijensi lainnya. Menganalisis biaya hukum untuk periode audit dan menelaah tagihan dan pernyataan dari penasihat hukum bila terdapat indikasi adanya kewajiban kontijensi, terutama tuntutan hukum dan pengenaan pajak yang masih tertunda. Memperoleh surat dari penasihat hukum yang diberikan kepada klien berkenaan dengan status litigasi yang tertunda atau kewajiban kontijensi lainnya. Menelaah dokumentasi audit bila terdapat informasi yang mengindetifikasikan kontijensi. Memeriksa perjanjian kredit pada tanggal neraca dan meminta konfirmasi saldo yangterpakai atau yang tidak.

Evaluasi Kewajiban Kontijensi Yang Telah DiketahuiJika auditor menyimpulkan bahwa terdapat kewajiban kontijensi maka mereka harus mengevaluasi signifikansi potensi utang dan sifat pengungkapan yang diperlukan dalam laporan keuangan untuk memperoleh bukti atas keterjadian dan hak dan kewajiban dalam tujuan penyajian dan pengungkapan.

Prosedur Audit untuk Menemukan KomitmenPencarian komitmen yang tidak diketahui biasa dilakukan sebagai bagian audit dalam setiap audit area. Misalnya, dalam verifikasi transaksi penjulalan, auditor harus berhati-hati dengan komitmen penjualan.

Tanya Jawab dengan Pengacara KlienTanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang diandalkan auditor dalam mengevaluasi proses hukum yang ada atau tuntutan lain atas klien dan mengindentifikasikan bila ada masalah lainnya. Beberapa tahun terakhir pengacara enggan memberikan informasi kepada auditor sehubungan dengan kewajiban mereka untuk menjaga kerahasiaan informasi klien. Jenis-jenis penolakan pengacara dalam memberikan informasi kepada auditor mengenai kewajiban kontijensi kliennya dapat dibagi menjadi dua hal:1. Pengacara tidak mau menanggapi karena tidak memahami kewajiban kontijensi.2. Pengacara tidak mau mengungkapkan informasi karena sifatnya rahasia.Auditor harus menelaah transaksi dan kejadian yang muncul setelah tanggal neraca untuk menetukan apakah terdapat transaksi atau kejadian yang akan mempengaruhi penyajian dan pengungkapan pada laporan periode berjalan,dimana yang disyaratkan PSA 46 (SA 560). Tanggung jawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca biasanya terbatas pada periode awal, yaitu pada tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan auditor. Oleh karena tanggal laporan auditor merupakan saat penyelesaian prosedur audit yang penting di kantor klien, maka telah kejadian setelah tanggal neraca harus diselesaikan mendekati akhir audit

Jenis-Jenis Kejadian Setelah Tanggal Neraca1. Kejadian yang berdampak langsung pada laporan keuangan dan membutuhkan penyesuaian. Beberapa kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca memberikan informasi tambahan kepada manajemen agar dapat menentukan penyajian dan pengungkapan yang wajar atas saldo akun pada tanggal neraca.Kejadian setelah tanggal neraca, seperti berikut ini, memerlukan penyesuaian atas saldoakun pada laporan keuangan tahun berjalan jika jumlahnya material: Pernyataan kebangkrutan oleh pelanggan atas saldo piutang dagang yang beredar karena kondisi keuangan pelanggan memburuk. Penetapan proses litigasi padaa nilai yang berbeda dengan nilai yang ditetapkan pada pembukuan. Penghentian aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pada nilai di bawah nilai buku. Penjualan investasi pada harga di bawah harga perolehan.2. Kejadian yang tidak berdampak langsung pada laporan keuangan tetapi memerlukan pengungkapan. Kejadian jenis ini memberikan suatu kondisi yang tidak terjadi pada tanggal neraca yang dilaporkan, tetapi tidak terlalu signifikan namun tetap memerlukan pengungkapanmeskipun tidak memerlukan penyesuaian akun.Kejadian atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca yang memerlukan pengungkapan, bukan hanya penyesuaian dalam laporan keuangan, meliputi: Penurunan nilai pasar atau sekuritas milik perusahaan untuk investasi sementara atau akan dijual kembali. Penerbitan obligasi atau sekuritas ekuitas Penurunan nilai pasar atas persediaan sebaagai dampak dari tindakan pemerintah yang membatasi penjualan produk. Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran. Penggabungan usaha atau akuisisi.

Pengujian AuditProsedur Audit untuk menelaah kejadian setelah tanggal neraca terbagi dalam 2 (dua) kategori yaitu:1. Prosedur yang biasanya terintegrasi sebagai bagian dari verifikasi saldo akun akhir tahun.2. Prosedur yang dilakukan khususnya untuk menemukan kejadian atau transaksi yang harus diakui sebagai kejadian setelah tanggal neraca.

Penetapan Tanggal NeracaBiasanya auditor menentukan bahwa kejadian setelah tanggal neraca yang mempengaruhi laporan keuangan periode berjalan terjadi setelah pekerjaan lapangan selesai, tetapi sebelum laporan audit diterbitkan. Auditor memiliki dua pilihan atas perluasan pengujian kejadian setelah tanggal neraca, yaitu :1. Memperluas seluruh kejadian setelah tanggal neraca ke batas tanggal yang baru.2.Membatasi telah kejadian setelah tanggal neraca sehubungan dengan kejadian baru setelah tanggal neraca.Auditor memiliki beberapa akumulasi pertanggujawaban bukti akhir yang berlaku untuk seluruh siklus. Lima jenis akumulasi bukti akhir antara lain :1. Melakukan prosedur analitis akhirProsedur analitis yang dilakukan selama penyelesaian audit berguna sebagai telaah akhir atas salah saji material atau masalah keuangan yang tidak disebutkan selama pengujian dan membantu auditor dalam memberikan pandangan objektif atas laporan keuangan. Saat melakukan prosedur analitis selama tahap telaah akhir, yang disyaratkan dalam standar audit, rekanan biasanya membaca laporan keuangan, termasuk penjelasan tambahan dan mempertimbangkan hal berikut: Kecukupan bukti yang dikumpulkan atas saldo akun yang tidak lazim atau tidak diharapkan atau hubungan yang teridentifikasi selama perencanaan atau selama pelaksanaan audit. Saldo akun yang tidak lazim atau diharapkan atau hubungan yang tidak teridentifikasi sebelumnya.2. Mengevaluasi asumsi kelangsungan usahaPSA 30 (SA 341) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yang substansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktu satu tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Auditor membuat penilaian pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Auditor menggunakan prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap kemungkinan kesulitan keuangan pada tahun depan. 3. Memperoleh surat representasi manajemenPSA 17 (SA 333) mensyaratkan auditor untuk memperoleh surat representasi yang mendokumentasikan representasi penting bagi manajemen yang dibuat selama audit.Ada 3 (tiga) tujuan surat representansi klien tersebut yaitu: Menekankan kepada manajemen bahwa mereka bertanggung jawab atas penilaian laporan keuangan. Manajemen mudah melupakan tanggung jawab mereka atas penyajian laporan keuangan yang wajar, terutama untuk perusahaan kecil yang personelnya kurang memahami akuntansi. Mengingatkan manajemen atas potensi salah saji atau hal yang tidak dimasukkan dalam laporan keuangan. Mendokumentasikan jawaban dari manajemen atas tanya jawab mengenai berbagai aspek dalam audit.4. Mempertimbangkan informasi pendukung laporan keuangan dasarKlien kadang-kadang memasukkan informasi tambahan di luar laporan keuangan dasar yang di buat untuk manajemen atau pengguna laporan dari luar. PSA 36 (SA 551) merujuk pada informasi tambahan tersebut sebagai informasi yang menyertai laporan keuangan dasar dalam dokumen yang diserahkan oleh auditor.Standar audit dengan sengaja tidak mendefinisikan atau membatasi informasi tambahan agar perusahaan dapat menyediakan informasi yang bisa memenuhi kebutuhan penggunanya. Auditor harus jelas memisahkan audit dan tanggung jawab pelaporan atas laporan keuangan utama dan untuk informasi tambahan. Biasanya auditor tidak melakukan audit terperinci yang memadai untuk menyesuaikan opini atas informasi tambahan, tetapi dalam kondisi tertentu auditor dapat saja mengandalkan bahwa informasi tersebut disajikan dengan wajar.5. Membaca informasi lain dalam laporan tahunanPSA 44 (SA 550) mensyaratkan auditor untuk membaca informasi lain yang dimasukkan dalam laporan tahunan mengenai laporan keuangan. Misalnya asumsikan bahwa surat dalam laporan tahunan menyebutkan kenaikkan laba per lembar saham dari Rp.2.600,- menjadi Rp.2.930,-. Auditor diminta untuk membandingkan informasi dengan laporan keuangan atas kesesuainya.Setelah melakukan seluruh prosedur audit dalam setiap area audit, termasuk setelah untuk kontijensi dan kejadian setelah tanggal neraca serta akumulasi bukti akhir, auditor harus mengintegrasikan hasil ini ke dalam satu kesimpulan keseluruhan mengenai laporan keuangan. Auditor perusahaan publik harus membuat kesimpulan menyeluruh atas efektivitas pengendalian internal dalam pelaporan keuangan. Kelima aspek dalam evaluasi hasil yaitu: 1. Bukti yang tepat dan memadaiUntuk membuat evaluasi akhir apakah bukti sudah diakumulasikan dengan tepat dan memadai, auditor menelaah dokumentasi atas audit keseluruhan untuk menentukan apakah seluruh hal material dari transaksi, akun, dan pengungkapan sudah diuji secara memadai, dengan mempertimbangkan seluruh kondisi audit. Bagian penting dalam telaah adalah memastikan bahwa seluruh bagian dari program audit dilengkapi dengan akurat dan didokumentasikan dan seluruh tujuan audit terpenuhi. Jika auditor memutuskan bahwa bukti yang memadai tidak terpenuhi dalam rangka memutuskan apakah laporan keuangan disajikan dengan wajar, maka mereka memiliki 2 (dua) pilihan mengakumulasikan bukti tambahan atau menerbitkan opini dengan pengecualian atau tidak memberikan opini.2. Bukti pendukung opini auditorBagian terpenting dalam mengevaluasi apakah laporan keuangan disajikan dengan wajar adalah telaah auditor atas ringkasan salah saji yang ditemukan dalam audit. Ketika terdapat salah saji yang material, auditor harus mengajukan pembetulan kepada klien atas laporan keuangan. Mungkin tidak mudah untuk menentukan jumlah yang tepat atas pembetulannya karena jumlah pasti salah saji tidak dapay ditentukan. Hal ini terjadi karena kemungkinan terdapat kesalahan dalam pengambilan sampel. Sebagai tambahan atas masing-masing salah saji material, ada beberapa salah saji yang tidak material tetapi tidak disesuaikan oleh klien. Auditor harus menggabungkan salah saji yang tidak material untuk melihat apakah hasil gabungan tersebut akan material.3. Pengungkapan laporan keuanganSebelum menyelesaikan audit, auditor harus membuat evaluasi akhir apakah pengungkapan laporan keuangan sudah memenuhi seluruh tujuan penyajian dan pengungkapan. Auditor harus mendesain dan melakukan prosedur audit untuk mendapatkan bukti yang memenuhi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan. Sebagai bagian dari telaah akhir dalam pengungkapan laporan keuangan, banyak KAP mensyaratkan adanya penyelesaian daftar pembanding pengungkapan laporan keuangan untuk setiap audit. Kuesioner ini didesain untuk mengingatkan auditor tentang masalah yang biasanya muncul dalam laporan keuangan dan memfasilitasi telaah akhir untuk keseluruhan audit oleh seorang rekanan independen.4. Telaah dokumentasi auditAda 3 (tiga) alasan mengapa staf firma audit yang berpengalaman harus menelaah dokumentasikan audit pada saat penyelesaian audit: Untuk mengevaluasi kinerja karyawan yang belum berpengalaman. Memastikan bahwa proses audit memenuhi standar kinerja KAP. Menghilangkan kerancuan yang sering muncul dalam penilaian auditor.5. Telaah independenPada saat penyelesaian audit yang lebih besar, biasanya terdapat telaah untuk laporan keuangan dan keseluruhan berkas audit oleh penelaah independen yang tidak terlibat dalam audit, tetapi merupakan staf kantor akuntan yang juga melakukan audit. Telaah independen disyaratkan oleh Sec, termasuk telaah atas informasi keuangan intern dan audit pengendalian internal.6. Ringkasan Evaluasi BuktiEvaluasi hasil dan pencapaian Kesimpulan Berbasis Bukti

Evaluasi Hasil dan Pencapaian Kesimpulan

Bukti audit aktual(berdasarkan siklus,Akun, dan tujuan-----------------------Prosedur auditJumlah sampelSampel yang dipilihPenetapan waktuEvaluasi hasil(berdasarkan akunDan siklus)----------------------Estimasi salah saji(berdasarkan akun)Risiko audit(berdasarkan akun &Siklus)Evaluasi keseluruhanLaporan keuangan----------------------Estimasi salah saji(keseluruhan laporan)Risiko audit(keseluruhan laporan)PenerbitanLaporanAudit

Penerbitan Laporan AuditAuditor harus menunggu untuk menentukan laporan audit yang memadai untuk diterbitkan sampai seluruh bukti diakumulasi dan dievaluasi, termasuk seluruh langkah penyelesaian audit. Oleh karena laporan audit adalah satu-satunya yang dilihat oleh sebagian besar pengguna dari keseluruhan proses audit, sementara konsekuensi dari penerbitan laporan yang tidak benar sangat besar, maka laporan ini sangat penting.Berkomunikasi Dengan Komite Audit dan ManajemenSetelah audit diselesaikan terdapat beberapa hal yang perlu disampaikan auditor kepada komite audit dan pihak yang berkaitan dengan tata kelola, termasuk pembahasan mengenai kecurangan dan tindakan ilegal, kurangnya pengendalian internal, pembahasan lain dengan komite audit, dan surat manajemen. Pembahasan tentang kecurangan dan tindakan ilegal yang tertuang dalam PSA 32 (SA 316) dan PSA 31 SA (317) mensyaratkan auditor untuk menyampaikan seluruh kecurangan dan tindakan ilegal kepada komite audit dan kelompok lain yang sejenis, meskipun tidak material.Pembahasan tentang kurangnya pengendalian internal, auditor harus menyampaikan perihal kurangnya pengendalian internal dan kelemahan material dalam desain atau pengoperasian pengendalian internal secara tertulis kepada pihak yang bertanggung jawab atas keleola.Pembahasan hal lainnya kepada komite audit yang tertuang dalam PSA 48 (SA 380) mensyaratkan auditor untuk menyampaiakan informasi tambahanyang diperoleh selama audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas kelola biasanya adalah komite audit. Tujuan dari penyampaian ini adalah agar komite audit dan pihak lain yang bertanggung jawab atas tata kelola mengetahui tentang informasi penting dan relevan mengenai proses laporan keuangan dan memberikan kesempatam kepada komite audit untuk membahas hal-hal penting dengan auditor. Surat manajemen ditujukan untuk menginformasikan pihak klien mengenai rekomendasi KAP guna meningkatkan bisnis klien. Rekomendasi biasanya berfokus pada efisiensi pengoperasian perusahaan. Kombinasi antara pengalaman auditor dalam berbagai area bisnis dan melalui pemahaman yang diperoleh dalam melakukan audit membuat auditor dan memberikan pengarahan kepada manajemen.Penemuan Fakta Setelah Tanggal NeracaSaat terdapat penemuan fakta setelah penerbitan laporan audit terjadi, auditor berkewajiban untuk memestikan bahwa pengguna laporan keuangan mendapatkan informasi atas salah saji tersebut. Jika auditor menemukan bahwa terdapat kekeliruan dalam laporan keuangan setelah diterbitkan, maka tindakan paling tepat adalah meminta klien untuk menerbitkan revisi laporan keuangan yang memasukkan penjelasan atas alasannya.Penemuan fakta setelah tanggal neraca yang mensyaratkan adanya penarikan atas penerbitan kembali atas laporan keuangan hanya muncul pada kejadian bisnis yang sudah ada sejak tanggal laporan auditor. Tanggungjawab auditor atas telaah kejadian setelah tanggal neraca berakhir pada tanggal penyelesaian pekerjaan laporan. Auditor tidak bertanggungjawab mencari fakta-fakta, tetapi jikan merekamenemukan bahwa laporan keuangan tidak dinyatakan dengan waja, maka mereka harus melakukan tindakan koreksi.