audit laporan keuangan & laporan audit indipenden
TRANSCRIPT
TUGAS AUDITING
AUDIT LAPORAN KEUANGAN & LAPORAN AUDIT INDEPENDEN
OLEH:
OLIVIA OLDRINE 07953004
EFRITA ZARMIDA 07953033
AYU ENIKE 07953049
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2008 / 2009
Perlunya audit Atas Laporan Keuangan
Tujuan auditor umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah
untuk menyatakan pandapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
Alasan auditor mengumpulkan bukti adalah untuk memungkinkan mereka
mencapai kesimpulan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar
dalam semua hal yang material serta untuk menerbitkan laporan audit yang tepat.
Auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk memberikan suatu peringatan
kepada para pengguna tentang apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara
tepat atau tidak.
Secara ringkas laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen
perlu diaudit oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena:
a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Karena
laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini unqualified (wajar
tanpa pengecualian) dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin
bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Manfaat Ekonomis Audit
Audit tidak memiliki pengaruh baik terhadap tingkat bunga yang bebas resiko maupun
resiko bisnis, tetapi auditing memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap resiko
informasi. Jika seorang manajer bank merasa puas terhadap kecilnya resiko informasi
dari laporan keuanga seorang debitur yang telah di audit, maka resiko tersebut akan
banyak berkurang dan pada gilirannya akan membuat keseluruhan tingkat bunga yang
akan dibebankan kepada debitur dapat diperkecil. Pengurangan informasi pun dapat
memberikan pengaruh yang sangat pada kemampuan debitur untuk memperoleh
sejumlah modal dengan biaya atas modal yang wajar.
Manfaat Audit Dari Sudut Pandang Pengawasan
Manfaat audit operasional adalah sebagaiberikut:
1. Mengidentifikasi masalah yang saling berhubungan dan altematif perbaikan.
2. Menempatkan kesempatan untuk mengeliminasi pemborosan dan
ketidakefisienan yaitu pengurangan biaya.
3. Menempatkan kesempatan dan meningkatkan pendapatan (income) yaitu
memperbaiki pendapatan (income).
4. Mengidentifikasikan sasaran tujuan, kebijakan dan prosedur organisasi yang
tidak dapat didefinisikan.
5. Mengidentifikasikan kriteria untuk raengukur pencapaian sasaran dan tujuan
organisasi.
6. Rekomendasi perbaikan kebijakan prosedur dan struktur organisasi.
7. Melakukan pengawasan kinerja individu atau unit-unit organisasi.
8. Melihat kembali ketaatan dengan syarat-syarat legal dan sasaran, tujuan,
kebijakan prosedur organisasi.
9. Menguji kebenaran tindakan yang tidak sah, kecurangan, atau mungkin
sebaliknya tindakan yang tidak benar.
10. Menilai informasi manajemen dan sistem control.
11. Mengidentifikasikan masalah yang mungkin timbul pada pelaksanaan di masa
yang akan datang.
12. Menyediakan dan menambah saluran komunikasi antara tingkat operasional
dan manajemen puncak.
13. Menetapkan evaluasi tujuan pelaksanaan secara independen.
Pemisahan Tanggung Jawab Manajemen dan Auditor
Secara garis besar tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang
sehat, menyelenggarakan pengendalian intern yang memadai, serta membuat berbagai
penyajian laporan keuangan secra wajar berada ditangan manajemen bukan di tangan
auditor. Sedangkan pengetahuan auditor akan berbagai masalah hal ini serta
pengendalian intern terbatas pada pengetahuan yang diperolehnya selama pelaksanaan
proses audit.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan
keuangan berkaitan dengan hak istimewa mereka dalam menentukan berbagai
pengungkapan apa yang mereka anggab penting untuk disajikan. Sedangkan dalam
suatu oeristiwa ketika manajemen bersikeras pada suatu pengungkapan atas laporan
keuangan yang menurut auditor tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk
menerbitkan suatu pendapat tidak wajar atau pendapat wajar dengan pengecualian
atau malah memutuskan untuk mengundurkan diri dari penugasan tersebut.
Hubungan Yang Harus Dipertahankan
Dalam standar pekerjaan lapangan, auditor harus memmperoleh pemahaman
atas lingkungan pengendalian yang mempunyai dampak besar terhadap keseriusan
pengendalian yang diterapkan didalam entitas. Efektifitas informasi dan komunikasi
serta aktifitas pengendalian sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan oleh
lingkungan pengendalian.
Manajemen
Bertanngujawab untuk mengembangkan dan menyelenggarakan secara efktif
pengendalian intern. Direktur utama bertanggungjawab menciptakan atmosfer
pengendalian ditingkat puncak dan menjamin bahwa semua komponen
pengendalian intern terwujud didalam organisasinya. Direktur keuangan dan
akuntansi menjalankan peran penting dalam perancangan, implementasi, dan
pemantauan sistem pelaporan keuangan organisasi, penyusunan rencana dan
anggaran perusahan, penilaian dan analisis kerja, serta pencegahan dan
pendeteksian pelaporan keuangan yang menyesatkan.
Dewan komisaris dan komite audit
Bertanggungjawab untuk menenukan apakah manajemen memenuhi
yanggungjawab dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian
intern. Fungsi komite audit yang secara langsung berdampak terhadap auditor
adalah:
a. Menunjuk auditor yang melaksanakn audit tahunan terhadap
laporan keuangan perusahaan
b. Membicarakan lingkuo audit dengan auditor
c. Meminta auditor untuk melakukan komunikasi langsung mengenai
masalah-masalah besar yang ditemukan oleh auditor dalam
auditnya
d. Me-review laporan keuangan dan laporan audit pada saat audit
sekesai dilakukan
Auditor intern
Bertanggungjawab untuk memeriksa dan mengevaluasi memadai atau tidaknya
pengendalian entitas perusahaan dan membuat rekomendasi peningkatannya.
Personel lain entitas
Peran dan tanggungjawab personel lainnya adalah menyediakan informasi atau
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh pengendalian intern harus
diterapkan dan dikomunikasikan dengan baik.
Auditor independen
Auditor dapat menemukan kelemahan pengendalian kliennya dan dapat
mengkomunikasikannya. Jika suatu auditor diharapkan melakukan studi lebih
mendalam,harus menggunakan SAT Seksi 500 Pelaporan tentang Pengendalian
Intern Satuan Usaha Atas Pelaporan Keuangan.
Pihak luar lain
Pihak luar yang bertnaggungjawab adalah badan pengatur (regulatory body),
seperti Bank Indonesia dan Bapepam. Badan pengatur ini mengeluarkan
persyaratan minimum pengendalian intern tang harus dipenuhi oleh suatu
entitas dan memantau kepatuhan entitas terhadap kepatuhan tersebut.
Dapat terujinya data laporan keuangan
Auditor menguji data akuntansi yang mendasari laporan keuangan dengan jalan :
1. Menganalisis dan me_review
2. Menelusuri kembali langkah langkah prosedur yang diikuti dalam proses
akuntansi dan dalam proses pembuatan lembaran kerja dan alokasi yang
bersangkutan.
3. Menghitung kembali dan melakukan rekonsiliasi jumlah jumlah yang
berhubungan dengan penerapan informasi yang sama.
Dalam suatu sistem informasi yang dirancang dan yang diselenggarakan dengan
baik, akan terdapat konsitensi yang intern. Konsistensi ini dapat ditemukan melalui
prosedur yang menghasilkan bukti bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum di Indonesia.
Laporan Audit Independen
Terdapat tujuh unsur dalam laporan audit bentuk baku. Unsur tersebut
tergambar dalam contoh laporan audit berikut:
ANDERSON and ZINDER,P.C
Kantor Akuntan Publik
Suite 100
Park Plaza East
Denver, Colorado 80110303/359-0800
Laporan auditor independen *judul laporan
Kepada yang terhormat para pemegang saham General Ring Coorporation *Alamat Laporan Audit
Kami telah mengaudit neraca General Ring Coorporation tanggal 31 Desember 2002 dan 2001.
Beserta laporan laba rugi, laporan ,laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun-tahun Yng
berakhir pada tanggal tersebut, laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen
perusahaan. Tanggungjawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan
berdasarkan audit kami. *Paragraf Pendahuluan
Kami melaksanakan audit beerdasarkan standar prodesi akuntan punlik. Standar tersebut
mangharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Audit tersebut meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit tersebut juga meliputi penilaian atas prinsip
akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. *Paragraf scope
Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas disajikan secara wajar, dalam
sumua hal yang material, posisi keuangan General Ring Coorporation tanggal 31 Desember 2002
dan 2001, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada yanggal-tanggal
tersebut sesuai denga prinsip akuntansi. * Paragraf Pendapat
Kantor Akuntan Publik ANDERSON AND ZINDER,P.C * Nama KAP
15 Februari 2003 *Tanggal Laporan Audit
1. Judul laporan
Standar auditing mewajibkan laporan diberi judul laporan, dan dalan judul
terdapat pula kata “independen” . kewajiban untuk menempatkan kata0kata
independen tersebut dimaksudkan untuk memberi tahu para pengguna laporan
bahwa audit tersebut dala segala aspek telah dilaksanakan secara objektif/ tidak
memihak.
2. Alamat laporan audit
Umumnya diyujukan pada perusahaan, pemegang saham atau dewan direksi
perusahaan.
3. Paragraf pendahuluan (pernyataan fakta)
Paragraf ini menunjukkan tiga hal, yaitu:
Membuat pernyataan sederhana bahwa kantor akuntan publik telah
melaksnakan audit. Pernyataan ini dibuat untuk membedakan laporan
audit ini dari suatu kompilasi atau laporan review.
Menyatakan laporan keuangan telah di audit, termasuk pencantuman
tanggal neraca serta periode akuntansi dari laporan laba rugi dan
laporan arus kas.
Menyatakan laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen
dan tanggungjawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan dari pelaksanaan audit. Tujuannyan
dalah untuk mengkomunikasikan bahwa manajemen bertanggung
jawab atas pemilihan akuntansi yang tepat, atas keputusan mereka
memilih ukuran yang digunakan serta pungungkapan mereka tentang
penggunaan prinsip tersebut serta untuk mengklarifikasikan peran
manajemen dan auditor.
4. Paragraf scope
Berisi pernyatan faktual tentang apa yang dilakukan auditor selama proses
audit. Paragraf ini menyatakan bahwa auditor melaksanakan audit berdasarkan
standar profesional akuntan publik.
5. Paragraf pendapat
Menyajikan kesimpulan auditor berdasarkan hasil dari proses audit yang telah
dilakukan. Paragraf pendapat dinyatakan sebagai suatu pendapat saja daripada
sebagai suatu pernyataan yang mutlak atau sebagai suatu jaminan.fase menurut
pendapat kami menunjukkan kemungkinan bahwa dalam laporan keuangan
masih terdapat resiko informasi, walaupun laporan keuangan tersebutu telah di
audit.
6. Nama kantor akuntan publik
Akan mengidentifakasikan kantor akuntan pulik atau praktisi mana yang telah
melaksanakan proses audit.
7. Tanggal laporan audit
Pencantuman tanggal ini merupakan hal penting karena tanggal tersebut
menunjukkan kapan saat terakhir sang auditor masi bertanggungjawab atas
peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.
Arti Wajar dalam Auditing
Salah satu bagian dari bagian laporan auditor yang menimbulkan kontroversi
adalah arti dari istilah menyajikan secara wajar (present fairly). Kata wajar mempunyai
makna (1) bebas dari keragu-raguan dan ketidakjujuran dan (2) lengkap informasinya.
Pengertian wajar tidak hanya jumlah rupiahdan pengungkapan yang tercantum dalam
laporan keuangan, namun meliputi pula ketepatan penggolongan informasi, seperti
penggolongan aktiva atau utang kedalam kelompok lancar dan tidak lancar, biaya usaha
dan biaya diluar usaha.
Mayoritas auditor merasa yakin bahwa laporan keuangan telah “disajikan sacara
wajar” ketika laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, tertapi merupakan kewajiban auditor pula menguji substansi transaksi
serta saldo-saldo akun tersebut terhadap kemungkinan timbulnya kesalahan informasi.
Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil
usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum, jika
memenuhi kondisi berikut ini:
Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyyusun laporan
keuangan
Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode
ke periode telah cukup dijelaskan
Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah
digambarkan dan dijelaskan
Jika laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan klien dan tidak terdapat hal-hal yang memerlukan penjelasan, auditor dapat
menerbitkan laporan audit baku.
Jenis-Jenis Pendapat Akuntan
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi
pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang
signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang diterima
secara umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan
prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai
dalam pelaporan keuangan.
Laporan audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan
yang paling dibutuhkan oleh semua pihak, baik klien, pemakai informasi
keuangan, maupun oleh auditor.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku
Pendapat ini akan timbul bila auditor diwajibkan menambahkan paragraf
penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh
auditor.
Keadaanya meliputi:
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen
lain.
b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena
keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan
menyimpang dari suatu prinsipp akuntansi yang dikeluarkan oleh ikatan
akuntan Indonesia.
c. Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian peristiwa masa yang
akan datang, yang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal
laporan audit.
d. Terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
e. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material
dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.
f. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan
keuangan komaratif.
g. Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak
ditelaah.
h. Informasi tambahan yang diharuskan oleh ikatan akuntan Indonesia-
komite prinsiip Akuntansi Indonesia telah dihilangkan, yang
pennyajiannya menyimpang jauh dari pedoman yang dikeluarkan oleh
komite, dan auditor tidak dapat menghilangkan keraguan yang besar
apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan pedoman yang
dikeluarkan oleh komite.
i. Informasi lai dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan
auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan.
3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian
Pendapat ini dikeluarkan oleh auditor apabila menjumpai konsi-kondisi sebagai
berikut:
a. Lingkup audit dibatasi oleh klien.
b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak
dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang
berada di luar kekuasaan klien meupun auditor.
c. Lapran keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
4. Pendapat Tidak Wajar
Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak
disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan
arus kas perusahaan klien.
Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam
paragraf terpisah sebelum paragraf pedapat dalam laporannya (a) semua alasan
yang mendukung pendapat tidak wajar, dan (b) dampak utama hal yang
menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi keuangan, hasil
usaha, arus kas, jika secara praktis dimungkinkan. Jika dampak tersebut tidak
dapat ditentukan secara beralasan, laporan audit harus menyatakan hal itu.
5. Pernyataan tidak Memberikan Pendapat
Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat
adalah:
a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit
b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.
Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena ia tidak cukup
memperolah bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena
ia tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
Expectation Gap, Kekeliruan, Ketidakberesan dan Pelanggaran Hukum
Pemakai laporan keuangan menuntut laporan keuangan auditan yang dapat
dipercaya dan menyediakan informasi yang lebih lengkap dan benar sehingga dapat
dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Harapan para pemakai laporan keuangan
terhadap laporan keuangan auditan terkadang melebihi apa yang menjadi peran dan
tanggung jawab auditor. Semakin banyaknya tuntutan masyarakat mengenai
profesionalisme auditor menunjukkan besarnya expectation gap (Yeni, 2000).
Expectation gap terjadi ketika ada perbedaan antara apa yang masyarakat atau
pemakai laporan keuangan harapkan dari auditor dan apa yang sebenarnya dilakukan
oleh auditor (Han, 2002).
Menurut Humrey, Moizer, dan Turley dalam Pristiasari (2004) mengemukakan
ada empat masalah sehubungan dengan expectation gap, yaitu:
(1) tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan,
(2) independensi auditor,
(3) pelaporan kepentingan publik,
(4) maksud atau arti laporan audit.
Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit
untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan olehkekeliruan dan kecurangan/
ketidakberesan.
Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang
sehat dan untuk membangaun serta mempertahankan pengendalian intern, antara lain :
mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi yang konsisten dengan
asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan.
kekeliruan(error) adalah salah saji atau hilangnya jumlah atau pengungkapan
dalam laporan keuangan yang tidak disengaja. Umumnya dilakukan oleh
karyawan
ketidakberesan(irregularities) adalah salah saji atau hilangnya jumlah atau
hilangnya jumlah atau hilangnya jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan yang disengaja. Dapat dilakukan oleh karyawan maupun manajemen.
Pemahaman auditor tentang system pengendalian intern dapat meningkatkan
atau menurunkan kepedulian auditor atas auditor atas risiko salah saji material.
Kekeliruan dankecurangan yang ditemukan harus segera dilaporkan kepada manajemen
senior dan komite audit atau kepada pihak yang ditunjuk dalam penugasan.
Pelaporan kepada pihak luar dilarang kecuali jika masalah tersebut tercermin dalam
laporan audit dan dapat dilakukan :
Untuk mematuhi persyaratan legal dan peraturan
Kepada auditor pengganti bila dimintanya
Sebagai tanggapan atas siding pengadilan
Kepada agen penyandang dana atau agen tertentu lain sesuai dengan
persyaratan untuk audit atas entitas yang menerima bantuan keuangan
pemerintah.
Unsur Pelanggaran Hukum Oleh Klien:
Pelangaran hukum oleh klien merupakan unsure tindakan pelanngaran yang
dapat dihubungkan dengan satuan usaha yang laporan keuangannya diaudit atau
tindakan manajemen, karyawan yang bertindak atas nama satuan usaha
Auditor harus meminta keterangan manajemen tentang kepatuhan klien
terhadap hokum dan peraturan, hal ini dapat dituangkan dalam surat representasi klien.
Jika dimungkinkan auditor berkewajiban memperoleh keterangn dari manajemen
tentang :
Kebijakan kliendalam upaya pencegahan unsurpelanngaran hokum.
Penggunaan petunjuk yang dikeluarkan oleh klien dan representasi periodic
yang diperoleh klien dari manajemn berbagai jenjgan yang memiliki otoritas
untuk menilai kepatuhan terhadap hokum dan peraturan.
Auditor harus mempertimbangkan dampakpelanggaran hukum terhadap
pelaporan keuangan, juga implikasinya terhadap aspek-aspek audit yang lain.
Dampak Unsur Pelanggaran Hukum terhadap Laporan Auditor:
Jika belum diuangkan secara memadaidalam laporan keuangan akan
berpengaruh pada opini
Jika dihalangi untuk memperoleh bukti cukup dan kompeten untuk
mengevaluasi apakah unsurpelanggaran hukum tersebut berdampak material
terhadap laporan keuangan maka auditor harus memberikan disclaimer of
opinion (menolak untuk memberika pendapat).
Jika klien menolak untuk menerima laporan audit yang telah dimodifikasikan
maka auditor harus menarik diri dari penugasan dan menjelaskan alasan-alasan
pengunduran dirinya secara tertulis kepada komite audit atau dewan komisaris.
Penarikan diri auditor tersebut dapat dilakukan juga bila ternyata klien tidak
mengambil tindakan penganggulangan yang diangagp perlu oleh auditor,
meskipun terhadap laporan keuangan.
Jika manajemen bersikeras untuk mengungkapan suatu laporan keuangan
yang oleh auditor dianggap tidak wajar maka auditor dapat memberikan pendapat tidak
wajar atau pendapat dengan pengecualian atau auditor menarik diri dari penugasan.
Persyaratan dalam peraturan atau interpretasi yang bisa didiskreditkan adalah:
a. Retensi dari catatan klien
Adalah tindakan yang bisa didiskreditkan untuk mempertahankan
catatan klien setelah permmintaan dilakukan unuk mereka.sebagai
contoh, asumsikan bahwa seorang klien tidak membayar fee audit
dan rekanan dari auditor kantor akuntan publik karenanya menolak
untuk mengembalikan catatan milik klien. Rekanan tersebut telah
melanggar Peraturan 501.
b. Diskriminasi dan gangguan dalam praktek karyawan
Seorang anggota diduga telah melakukan tindakan yang bisa
didiskreditkan saat anggota tersebut telah melanggar hukum
antikiskriminasi federal, negara bagian, atau lokal.
c. Standar atas audit pemerintah dan persyaratan badan dan agensi
pemerintah
Audit dari unit pemerintahan dan penerima bantuan federal harus
dilakukan sesuai dengan standar audit pemerintah, sebagai
tambahan untuk GAAS. Baik standar audit pemerintah dan GAAS
harus diikuti kecual laporan audit mengungkapkan alasan untuk
tidak mengikuti persyaratan tersebut. Saat seorang anggota
menerima penugasan yang meliputi pelaporan kesebuah agensi oleh
regulasi seperti SEC, anggota tersebut harus mengikuti persyaratan
tambahan dari agensi regulasi tersebut, sebagai tambahan untuk
GAAS. Bila persyaratan tambahan itu tidak diikuti, alasannya haru s
dicatat dalam laporan.
d. Kelalaian dalam persiapan laporan atau catatan keuangan
Seorang anggota dianggap telah melakukan tindakan yang bisa
didiskreditkan bila karena kelalaiannya orang lain membuat atau di
ijinkan atau di arahkan untuk membuat jurnal yang salah dan
menyesatka secara material dalam laporan atau catatan keuangan
dari sebuah entitas,anggota gagal memperbaiki laporan keuangan
material salah dan menyesatkan, atau anggota menandatangani
atau mengijinkan atau mengarahkan orang lain untuk
menandatangani dokumen yang berisi informasi yang salah dan
menyesatkan secara material.
e. Kegagalan mengikuti persyaratan dari badan pemerintah, komisi,
atau agen regulasi lainnya
Bila seorang anggota menyiapkan laporan keuangan atau informasi
terkait untuk dilaporkan ke badan pemerintah, komisi, atau agen
regulasi, anggota harus mengikuti persyaratan organisasi demikian
sebagai tambahan GAAP. Penimpangan material dari persyaratan
tersebut adalah tidakan yang bis didiskreditkan terhadap profesi,
kecuali anggota tersebut mengungkapkan dalam laporan keuangan
atau laporan, bila bisa diterapkan, bahwa persyaratan demikian
tidak diikuti dan alsannya.
f. Permohonan atau pengungkapan pertanyaan dan jawaban ujian
akuntan publik
Ujian Akuntan Publik Seragam menjadi tidak di ungkapkan fektif
bersama ujian Mei 1996. Merupakan ticakan yang bisa
didiskreditkan bila memohon atau mengungkapkan pertanyaan
sejak Mei 1996 atau ujian mendatang tanpa ijin dari AICPA.
g. Kegagalan memasukkan pajak penghasilan atau pembayaran
kewajiban pajak
Anggota yang gagal memenuhi hukum federal, negara bagian, atau
lokal mengenai pengisian tepat waktu atas pengembalian pajak
penghasilan dari perusahaananggota atau pembayaran tepat waktu
Atas semua penngajian dan pajak lain yang ditagihkan atas nama
orang lain bisa dianggap melakukan tindakan yang bisa
didiskreditkan.
Kemampuan Suatu Usaha Mempertahankan Kelangsungan Hidup (going concern)
Walaupun mengevaluasi kesehatan keuangan bukan tujuan dari suatu dari
proses audit, tetapi auditor memiliki suatu tanggungjawab untuk mengevaluasi apakah
perusahan tersebut memiliki kecendrungan untuk tetap bertahan (going concern). SAS
59 (AU 341)membahas masalah ini dibawah judul Pertimbangan Auditor Atas
Kemampuan Suatu Entitas dalam Mempertahankan kelagsungan hidupnya. Contoh,
keberadaan satu atau lebih faktor-faktor berikut ini dapat menmbulkan ketidakpastian
atas kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya:
o Terjadinya kerugian operasional atau kekurangan modal kerja yang
signifikan
o Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewaiban jatuh
temponya
o pelanggan-pelanggan utama, terjadi bencana yang tak dijamin oleh
asuransi seperti gempa bumi atau banjir , atau suatu masalah dengan
ketenagakerjaan yang tidak umum
o Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal lainnya yang serupa yang
dapat mengancam kemampuan operasional perusahaan
Ketika auditor menyimpulkan bahwa ketidakpastian akan kelangsungan hidup
perusahaan, maka suatu laporan audit wajar tanpa syarat dengan suatu paragraf
penjelasan harus diterbitkan, tanpa memperhatikan pengungkapan dalam laporan
keuangan.
Meningkatkan Efektifitas Audit
Karena akuntan publik memaunkan peran sosial yang penting, manajemen KAP dan staf
profesional mereka dituntut untuk berprilaku secara pantas dan melaksanakan audit
dan jasa lainnya denga kualitas tinggi. IAI dan organisasi terkait lainnya telah
mengembangkan beberapa mekanisme untuk meningkatkan kualitas audit dan perilaku
professional.
Bagan cara cara mendorong akuntan publik bekerja secara efektif:
Perilaku perorangan Akuntan Publik
GAAS dan interpretasinyA
Pesyaratan Pendidikan Lanjutan
Ujian CPA
Pengendalian Mutu
Review Kualitas
Divisi dalam KAP
Kode Perilaku Profesional
Badan Pasar Modal
Kewajiban Hukum
Memperbaiki Komunikasi Auditor dengan Pihak Eksternal dan Internal
Sistem informasi entitas sangat menentukan risiko salah saji dalam laporan
keuangan. Sisten akuntansi yang dirancang dengan baik dan diimplementasikan dengan
baik akan menghasilkan informasi akuntansi yang andal. SA seksi 319 memberi panduan
tentang informasi yang harus dikumpulkan oleh auditor untuk memahami sistem
akuntansi kliennya:
a) Golongan utama transaksi dalam kegiatan perusahaan
b) Bagaimana transaksi-transaksi tersebut timul dan dilaksanakan
c) Catatan akuntansi, duklmen sumber dan dokumen pendukung yang digunakan,
informasi yang hanya dapat dibaca dengan mesin (machine-readable
information), akun yang terkait dalan laporan keungan yang bersangkutan
dengan pengolahan dan pelaporan transaksi.
d) Proses pengolahan data akuntansi yang dilakukan sejak saat transaksi terjadi
sampai disajikan dalam laporan keungan, termasuk bagaimana komputer
digunakan oleh mengolah data tersebut
e) Proses penyusunan laporan keuangan yang digunakan untuk menyajikan
laporan keuangan perusahaan, terrmasuk penaksiran akuntansi penting yang
digunakan oleh manajemen
Tahapan Audit Atas Laporan Keuangan
Proses audit atas laporan keuangan di bagi menjadi empat tahap berikut ini:
1. Penerimaan perikatan audit
Dalam perikatan audit klien yang memerlukan jasa auditing mengadakan suatu
perjanjian dengan auditor. Klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan
keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekrjaan
audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Langkah awal pekerjaan
audit berupa pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perikatan
dari calon klien atau untuk melanjutkan atau menghentikan perikatan audit dari
klien berulang. Terdapat enam langkah bagi auditor dalam mempertimbangkan
perikatan audit dari calon kliennya, yaitu:
Mengevaluasi integritas manajemen
Mengidentifikasi keadan khusus dan resiko luar biasa
Menetukan kompetensi untuk melaksanakan audit
Menilai independensi
Menenukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran
profesionalnyadengan kecermatan dan kesaksamaan
Membuat surat perikatan audit
2. Perencanaan audit
Keberhasilan perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit
yang dibuat oleh auditor. Tujuh tahap perlu ditenpuh oleh auditor dalam
merncanakan pekerjaan audit, yaitu:
Memahani bisnis dan industri klien
Melaksanakan prosedur analitik
Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
Mempertimbangkan tingkat bawaan
Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengruh terhadap saldo
awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Memahami pengendalian intern kllien
3. Pelaksanaan pengujian audit
Tahap ini disebut dengan “pekerjaan lapangan” . pekerjaan lapangan ini harus
mengacu pada tiga standar auditing yang termasuk kedalam kelompok “standar
pekerjaan lapangan”. Tujuan utama pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah
untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas pengendalian intern klien dan
kewajaran laporan keuangan klien
4. Pelaporan audit
Ini merupakan tahap akhir pekerjaan audit atas laopran keuangan yang
mengacu ke “standar pelaporan”. Terdapat dua langkah penting yang perlu
dilaksanakan oleh auditur dalam pelaporan audit ini:
a. Menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan
menarik simpulan.
b. Menerbitkan laporan audit.