aulia mentari l 21020112130114 bab vi - diponegoro...
TRANSCRIPT
83
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL
6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN
6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku-‐pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel resort diantaranya adalah: A. Pengunjung
Pengunjung dibedakan menjadi dua jenis pengunjung yaitu: • Tamu yang menginap berhak menikmati dan mengakses fasilitas-‐fasilitas yang
disediakan oleh hotel resort. • Tamu yang tidak menginap dapat menikmati fasilitas-‐fasilitas public yang
ditawarkan seperti fasilitas restaurant, ruang serbaguna untuk rapat, seminar, maupun kegiatan lainnya.
B. Pengelola Pengelola adalah orang yang mengordinir segala kegiatan yang berlangsung di hotel resort dan bertanggung jawab atas kenyamanan aktifitas bagi pengunjung. Pengelola terdiri dari:
• General Manager, Assistant General Manager • Administration Department • Marketing Department • Front Office Department • Housekeeping Department • Food and Beverage Department • Engineering Department • Security Departement
6.1.2 Kelompok Aktivitas Kegiatan
Berdasarkan pendekatan yang telah dilakukan, diperoleh kelompok aktivitas kegiatan berdasarkan pelaku yang menjalankan aktivitas.
Tabel 30. Pelaku dan Aktivitas pada Hotel Resort
NO Pelaku Aktivitas Sumber
1 Tamu yang menginap • Istirahat dan tidur • Makan dan minum • Mandi dan menggunakan toilet • Membeli barang • Menggunakan fasilitas yang ada di
hotel resort
SB
2 Tamu yang tidak menginap
• Makan dan minum • Menggunakan toilet • Membeli barang • Menggunakan fasilitas yang ada di
SB
84
hotel resort 3 General Manager &
Assistant General Manager
• Mengatur dan mengelola operasional hotel resort
• Mengadakan rapat dan pertemuan • Makan dan minum • Menggunakan toilet
SB
4 Administration Departement
• Membuat laporan pembukuan • Makan dan minum • Menggunakan toilet
SB
5 Marketing Departement
• Menentukan harga kamar maupun ruang pertemuan
• Makan dan minum • Menggunakan toilet
SB
6 Front Office Department
• Memberikan informasi umum mengenai hotel resort
• Melayani pemesanan kamar maupun ruang pertemuan
• Melayani proses check-‐in dan check-‐out tamu yang menginap
• Melayani pembayaran kamar dan ruang pertemuan
• Makan dan minum • Menggunakan toilet
SB
7 Housekeeping Department
• Membersihkan kamar dan ruang pertemuan
• Membersihkan fasilitas penunjang • Menjaga kebersihan dan kelancaran
pelayanan operasional hotel resort • Melayani laundry dan dry cleaning • Berganti pakaian • Makan dan minum • Menggunakan toilet
SB
8 Food and Beverage Department
• Memasak
• Menyajikan makanan dan minuman
• Mencuci peralatan masak
• Melayani pemesanan makanan dan minuman
• Berganti Pakaian
• Makan dan minum • Menggunakan toilet
SB
9 Engineering Department
• Memelihara dan memperbaiki seluruh aset perlengkapan mekanik dan elektronik di hotel resort
SB
85
• Mengelola listrik, gas, dan air
• Makan dan minum • Menggunakan toilet
10 Security Department • Menjaga keamanan baik didalam maupun diluar hotel resort
• Istirahat
• Makan dan minum • Menggunakan toilet
SB
Sumber: Analisa Penulis
6.1.3 Program Ruang Berikut ini adalah tabel perhitungan optimalisasi jumlah kamar pada tapak terpilih :
Tabel 31 Program Ruang Tapak Terpilih Jenis Ruang Perhitungan Luas
Kelompok Kegiatan Privat
Standar Room (36 Unit) 1152 m²
Deluxe Room (12 Unit) 576 m²
Suite Room (14 Unit) 896 m²
Premier Suite (6 Unit) 576 m2
Jumlah Keseluruhan 3.200 m²
Kelompok Kegiatan Publik
Hall 115,2 m2
Lobby -‐Lounge -‐Lavatory -‐Front Office
262,48 m2
Rented Area - Drug store - Souvenir shop - Money Changer
53,04 m2
Restoran 971,737 m²
Sport and Recreation Area 1007,9 m²
Meeting Room - Besar - Kecil
356,72
Jumlah Keseluruhan + Flow Area 30% 3.618 m²
Kelompok Kegiatan Pengelola
Manager Office 60,4 m²
Division Office 241,4 m²
86
Jumlah Keseluruhan + Flow Area 30% 392 m²
Kelompok Kegiatan Servis dan Pelayanan
Ruang Utilitas 155 m²
Tata Graha 375,73 m2
Mushola 22,6 m²
Ruang Keamanan 18 m2
Jumlah Keseluruhan + Flow Area 30% 565 m²
Parkir
Parkir Tamu Menginap 534,5 m²
Parkir Pengunjung 97,5 m²
Parkir Pengelola dan Pegawai 131 m²
Jumlah Keseluruhan + Flow Area 100% 1.526 m²
Dari perhitungan pendekatan program ruang di atas maka, hasil dari rekapitulasi pendekatan besaran ruang, kebutuhan ruang adalah 9.333lll m². Uraiannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 32 Rekapitulasi Besaran Ruang
No. Kelompok Kegiatan Luas (m²)
1. Kegiatan Privat ± 3.200
2. Kegiatan Publik ± 3.618
3. Kegiatan Pengelola ± 392
4. Kegiatan Service dan Pelayanan ± 565
5. Kegiatan Parir ± 1.526
Jumlah ± 9.301
87
6.1.4 Pemilihan Tapak
Gambar 33. Tapak Terpilih Sumber: Google Earth
Tapak terpilih merupakan tapak alternatif 3. Tapak alternatif 3 berada di Jl. Tangkuban Perahu. Luas tapak terpilih adalah ± 13.950 m2. Ketentuan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal 40%, KLB 0,7, dan maksimum tinggi bangunan 5 lantai. Perhitungan maksimum luas lantai :
Total luas bangunan yang boleh dibangun = KLB x Luas Lahan = 0,7 x 13.950 = 9.765 m2
Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan
= 40% x 13.950 = 5.580 m2
Dari perhitungan di atas didapat maksimum luas bangunan yang boleh dibangun sebesar ± 9.765 m2. Dengan melihat kebutuhan ruang ± 9.301 m2, maka maksimum luas bangunan yang boleh dibangun sebesar ± 9.765 m2 memenuhi kebutuhan ruang untuk bangunan Hotel Resort dengan Penyelesaian Masalah Terrace. Dengan uraian sebagai berikut :
• KDB yang digunakan 40% • GSB 5 meter • Tinggi bangunan 4 lantai • Perkiraan luas bangunan tiap lantai
-‐ Lantai Dasar Berdasarkan KDB 40%, lantai dasar diperkirakan memiliki luas ± 3.294, 78 m2
88
Dengan uraian ruangan sebagai berikut : 1. Lobby 2. Hall 3. Rented Area 4. Meeting Room 5. House Keeping 6. Musholla 7. Ruang Keamanan 8. Ruang Pengelola 9. Parkir
-‐ Lantai 1 Lantai 1 diperkirakan memiliki luas lantai sebesar ± 2.288 m2
Dengan uraian ruangan sebagai berikut : 1. Standard Room 2. Deluxe Room
-‐ Lantai 2 Lantai 2 diperkirakan memiliki luas lantai sebesar ± 2.573,5 m2
Dengan uraian ruangan sebagai berikut : 1. Sports and Recreation Area 2. Restaurant
-‐ Lantai 3 Lantai 3 diperkirakan memiliki luas lantai sebesar ± 1.913,6 m2
Dengan uraian ruangan sebagai berikut : 1. Suite Room 2. Room
Gambar 34. Keadaan Kontur Tapak Terpilih Sumber: Bappeda Kabupaten Bandung Barat
89
Gambar 35. Keadaan Tapak Terpilih Sumber: Dok. Pribadi
6.2 PROGRAM DASAR PERANCANGAN
6.2.1 Aspek Kinerja A. Sistem Penghawaan
Terdapat dua sistem penghawaan yang digunakan yaitu sistem penghawaan alami dan sistem penghawaan buatan. Sistem penghawaan alami dengan menggunakan sistem silang (cross ventilation). Berbagai cara dapat digunakan untuk memungkinkan ventilasi silang antara lain dengan memberikan bukaan pada dinding bangunan yang berlawanan atau berhadapan untuk sirkulasi udara bersih dan kotor. Sedangkan untuk sistem Penghawaan buatan dengan menggunakan AC (Air Conditioner). Terdapat dua jenis AC yaitu AC Split dan AC Central. Di lihat dari segi bentuknya AC Split ini memiliki dua bagian yaitu indoor dan uotdoor, compressor pada AC Split in terletak pada bagian outdoornya dan memiliki kipas sebagai alat untuk mengurangi panas yang ada pada pipa kondensornya. Sedangkan pada bagian indoornya terdapat pipa evaporator dan motor listrik yang berfungsi memutar blower dan kemudian di keluarkan pada ruangan yang telah di tentukan sehingga ruangan tersebut menjadi dingin. AC Split digunakan pada kamar – kamar hotel resort. AC Central ini memiliki dua buah blower yang di gunakan untuk menghisap suhu dingin pada bagian evaporatornya dan mengeluarkannya keruangan yang telah di tentukan. AC ini biasanya diberi corong udara/dakting pada depan blowernya, sebagai tempat penyalur udara dari blower menuju ruangan. AC ini memiliki filter, yang dipasang pada bagian belakang blower. AC Central digunakan pada fasilitas penunjang hotel resort seperti lobby, ruang pertemuan, dan lain – lain.
B. Sistem Jaringan Listrik Sumber utama sistem jaringan listrik pada bangunan Hotel Resort dengan Penyelesaian Masalah Terrace di Lembang adalah berasal dari PLN dan untuk antisipasi listrik padam atau penambahan listrik dapat menggunakan genset
90
C. Sistem Komunikasi Terdapat dua sistem komunikasi yang digunakan, yaitu sistem komunikasi internal dan eksternal. Sistem komunikasi internal diterapkan untuk komunikasi yang terjadi di dalam bangunan yang dilakukan antar pegawai, pegawai dan tamu. Sistem komunikasi eksternal yang diterapkan untuk komunikasi yang terjadi keluar bangunan dapat berupa telepon, facsimile, atau internet.
D. Sistem Air Bersih Sumber air bersih didapat dari PDAM dan juga sumur tanah yang kemudian ditampung pada bak penampungan/tower, kemudian disalurkan ke masing-‐masing ruangan di dalam bangunan. Untuk menjaga agar persedian air bersih mencukupi maka disediakan bak penampungan berupa ground reservoir dengan pompa tekan dengan menggunakan sistem down feed system dan up feed system. Untuk kebutuhan perawatan lansekap digunakan grey water dari rain harvesting yang telah difilter dan disalurkan ke bak penampungan.
E. Sistem Jaringan Air Kotor Air kotor yang dihasilkan dari aktivitas, yaitu dari lavatory dan air pembuangan sisa dari dapur, tentunya memerlukan sebuah sistem sendiri untuk pembuangan yang efektif dan ramah lingkungan yang tidak merugikan alam.
F. Sistem Pemadam Kebakaran Dasar pendekatan diantaranya dengan sistem tata ruang yang memudahkan dalam perlindungan terhadap kebakaran, optimalisasi sistem perlindungan terhadap pencegahan kebakaran, selain adanya alat pemadam yang harus diperhatikan adalah penyediaan tangga kebakaran yang memiliki radius sekitar 30 m ke tempat terjauh pengunjung dapat mencapai tangga. Sistem perlindungan bahaya kebakaran yang terintegrasi terhadap sistem lain sehingga memudahkan dalam antisipasi, pencegahan dan pemadaman kebakaran. Sistem ini meliputi sistem deteksi awal, sistem pemadam api. Adapun jenis-‐jenis sistem atau alat terdiri dari fire detector dan fire alarm, sprinkler, hydrant box, fire extinguisher, dan hydrant pillar.
G. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir untuk bangunan yang direncanakan harus mampu melindungi area yang cukup sekitar bangunan dan cukup luas dan tidak membahayakan bangunan yang ada di sekitarnya serta direncanakan untuk menghidari arus hubungan pendek yang mengakibatkan kebakaran pada bangunan. Sistem yang diterapkan pada bangunan hotel resort ini adalah Sistem Franklin. Sistem ini menggunakan sebuah tiang penangkal petir yang melindungi daerah kerucut dengan jari-‐jari alas = tinggi kerucut / ± 120°. Jadi semakin tinggi tiang, semakin luas area penangkalannya.
H. Sistem Keamanan Sistem pengamanan dengan penerapan teknologi seperti pemakaian kamera monitor
91
(CCTV) memudahkan pemantauan keamanan secara menyeluruh pada bangunan tanpa kehadiran petugas keamanan. Security checking digunakan untuk mengecek pengunjung yang masuk ke dalam hotel resort. Penempatan pos jaga pada bagian pintu masuk dan pintu keluar hotel resort.
I. Sistem Jaringan Sampah Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat dari bahan kedap air, mempunyai tutup, dan dapat dijangkau secara mudah oleh petugas pembuangan sampah dari Dinas Kebersihan setempat. Sampah-‐sampah yang diangkut ke tempat pembuangan yang terletak di tempat-‐tempat bagian servis, dijadikan satu ke penampungan di ruangan atau gudang dengan dilengkapi kereta-‐kereta bak sampah sebagai tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah-‐sampah dibawa ke luar bangunan menuju ke TPA.
J. Sistem Transportasi Sistem transportasi yang digunakan pada bangunan hotel resort adalah alat transportasi vertical berupa lift. Selain untuk mencapai ruang atas, harus ada juga tangga darurat sebagai jalur evakuasi. Untuk sirkulasi secara horizontal digunakan sistem koridor yang mengelilingi bagian hotel.
6.2.2 Aspek Teknis
Sistem struktur yang digunakan pada Hotel Resort dengan Penyelesaian Masalah Terrace di Lembang yaitu mengacu pada peraturan SNI struktur gedung dan melihat konsep bangunan yang diterapkan.
• Struktur pondasi harus diperhitungkan mampu menjamin kinerja bangunan sesuai fungsinya dan dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup, dan gaya-‐gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk stabilitas lereng sesuai dengan tapak yang berada di lokasi yang berlereng.
• Struktur lantai menggunakan struktur lantai beton. • Struktur kolom menggunakan kolom beton bertulang. • Sistem Modul
Modul vertical berupa jarak plafond dengan lantai efektif antara 2,8 m – 5 m, tergantung dengan penempatan utilitas bangunan. Sedangkan modul horizontal menggunakan sistem grid.
6.2.3 Aspek Visual Arsitektur
• Bentuk dari gubahan massa bangunan Hotel Resort mengedepankan disesuaikan dengan pergerakan pengunjung hotel dan kondisi tapak yang ada.
• Penataan massa bangunan sesuai dengan keterkaitan hubungan dan fungsi ruang.
• Faktor cahaya matahari menjadi pertimbangan untuk perletakkan massa bangunan dan pemanfaatan view terbaik dari bagian tapak.
• Hotel Resort ini menggunakan penekanan Contemporer Architecture. Istilah kontemporer sama artinya dengan modern yang kekinian, tapi dalam desain
92
kerap dibedakan. Kontemporer menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru. Arsitektur ini dikenali lewat karakter desain yang praktis dan fungsional dengan pengolahan bentuk geometris yang simple dan warna-‐ warna netral dengan tampilan yang bersih. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan dengan sengaja, misalnya akar rotan yang dijalin membentuk sebuah tekstur. Bisa juga dengan memiih material alami yang memiliki tekstur khas, seperti kayu. Untuk menerapkan penekanan Contemporer Architecture bangunan ini didesain dengan menerapkan prinsip-‐prinsip dari Contemporer Architecture