awal bob sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · web viewsetelah beberapa lama tinggal dan hidup...

35
Awal Bob Sadino January 5, 2009 by admin Filed under Perjalanan Om Bob Leave a Comment Bob Sadino atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed. Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob

Upload: phamhanh

Post on 05-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Awal Bob SadinoJanuary 5, 2009 by admin   Filed under Perjalanan Om Bob

Leave a Comment

Bob Sadino atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya.

Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.

Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya. Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri. Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.

Page 2: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Catatan awal tahun 1985 menyebutkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan sayuran segar 100 ton

Bob Sadino Anak GuruMarch 20, 2009 by admin   Filed under Perjalanan Om Bob

Leave a Comment

Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.

Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.

Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”

Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.

”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Page 3: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam.

Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

Bob Sadino

Pengusaha Berdinas Celana Pendek

Pria berpakaian ''dinas'' celana pendek jin dan kemeja lengan pendek yang ujung lengannya tidak dijahit, ini adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang memulai usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausaha. Pendiri dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket), ini mantan sopir taksi dan karyawan Unilever yang kemudian menjadi pengusaha sukses.

Titik balik yang getir menimpa keluarga Bob Sadino. Bob rindu pulang kampung setelah merantau sembilan tahun di Amsterdam, Belanda dan Hamburg, Jerman, sejak tahun 1958. Ia membawa pulang istrinya, mengajaknya hidup serba kekurangan. Padahal mereka tadinya hidup mapan dengan gaji yang cukup besar.

Sekembalinya di tanah air, Bob bertekad tidak ingin lagi jadi karyawan yang diperintah atasan. Karena itu ia harus kerja apa saja untuk menghidupi diri sendiri dan istrinya. Ia pernah jadi sopir taksi. Mobilnya tabrakan dan hancur. Lantas beralih jadi kuli bangunan dengan upah harian Rp 100.

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi

Page 4: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Rabu, 23-Mei-2007; 16:08:45 WIBBob Sadino( 2 Komentar ) Rating Artikel : Oleh : Team Andriewongso.com

Save page as PDF

Page 5: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari cangklongnya ini begitu mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Ia adalah Bob Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya. Beberapa kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar lebar, meski kadang hanya tampil sebagai figuran.

Penampilannya yang serba cuek itu ternyata sejalan dengan pola pikirnya yang apa adanya. Sebab, menurutnya, apa yang diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa adanya itu. Ia menyebut bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.

Totalitas Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku jalan hidup yang telah ditempuhnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang hanya lulusan SMA ini pernah mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup.

Saat masa sulitnya, ia pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya mengajaknya memelihara ayam. Dari sanalah ia kemudian terinspirasi, bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur, tentunya manusia juga bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. Ia pun kemudian memutuskan untuk makin menekuni usaha ternak ayam.

Pada awalnya, ia menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Mereka menjual telur itu awalnya dari pintu ke pintu. Dan, dengan ketekunan dan kemampuannya menjaga hubungan baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual telur, ia lantas menjual aneka bahan makanan. Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal supermarket Kemchick miliknya. Ia kemudian juga merambah agribisnis khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin membesarkan usahanya hingga ia akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.

Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci sukses. Sebab, ia percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.

Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak segera melangkah. Ia mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan pelanggan. Bob membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.

Page 6: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk mewujudkan cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses asal mau membayar ”harga” dengan perjuangan tanpa henti.

Sunday, December 2, 2007

Bob Sadino Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari cangklongnya ini begitu mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Ia adalah Bob Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya. Beberapa kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar lebar, meski kadang hanya tampil sebagai figuran.

Penampilannya yang serba cuek itu ternyata sejalan dengan pola pikirnya yang apa adanya. Sebab, menurutnya, apa yang diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa adanya itu. Ia menyebut bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.

Totalitas Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku jalan hidup yang telah ditempuhnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang hanya lulusan SMA ini pernah mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup.

Saat masa sulitnya, ia pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya mengajaknya memelihara ayam. Dari sanalah ia kemudian terinspirasi, bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur, tentunya manusia juga bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. Ia pun kemudian memutuskan untuk makin menekuni usaha ternak ayam.

Pada awalnya, ia menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Mereka menjual telur itu awalnya dari pintu ke pintu. Dan, dengan ketekunan dan kemampuannya menjaga hubungan baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual telur, ia lantas menjual aneka bahan makanan. Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal supermarket Kemchick miliknya. Ia kemudian juga merambah agribisnis khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin membesarkan usahanya hingga ia akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.

Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci

Page 7: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

sukses. Sebab, ia percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.

Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak segera melangkah. Ia mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan pelanggan. Bob membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.

Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk mewujudkan cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses asal mau membayar ”harga” dengan perjuangan tanpa henti.

Let it FlowMarch 27, 2009 by admin   Filed under Om Bob Menjawab

Leave a Comment

Tanya :om, dalam beberapa kesempatan om sering bilang klo bisnis itu just let it flow… saya membaca pragmatisme sikap, dan bagaimana jika pragmatis yg juga cenderung oportunis itu membuat bisnis kita menjadi tidak fokus?

Om Bob :Mas, coba apa asosiasi anda tentang “Flow”? pasti air bukan?dan apa asosiasi anda tentang air? pasti sungai!sungai itu sifatnya selalu mengalir ke muara nya

tapi coba anda lihat sungai ituapa yg ia lakukan ketika menabrak karang? apakah terus dipaksakan?

Page 8: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

tidak! ia akan berbelok, ia fleksibelbertemu karang lagi, berbelok lagi.. hingga akhirnya sampai ke muara

kita pelajari filosofi dari sungai inisetiap hari manusia membuang sampah ke sungai,membuang kotoran nya ke sungai, kencing di sungai, dan lain2apakah sungai pernah protes?! tidak kan!sungai terus mengalir..sungai tidak pernah memikirkan akan bermuara kemana,sungai hanya fokus untuk terus mengalir

bisnis tidak fokus? itu bagian dari proses mas..klo mas ketemu jalan buntu, ya cari jalan lain, atau bikin jalan baru..inget, fokus sungai adalah terus mengalirmungkin prosesnya akan berkelok-kelok, tapi terus saja mengalir..

Tong KosongMarch 27, 2009 by admin   Filed under Artikel

Leave a Comment

Sekolah mendidik manusia untuk mengetahui sesuatu (to know), tapi masyarakat menempa manusia untuk melakukan sesuatu (to do) sampai akhirnya manusia itu menjadi sesuatu (to be). Akibatnya, mereka sampai pada posisi memiliki sesuatu (to have).

(Bob Sadino, 2009)

Hari-hari belakangan ini, saya banyak berinteraksi dengan seorang Bob Sadino, salah satu pengusaha papan atas di.Indonesia. Beliau lah salah satu pengusaha yang saya kenal, yang sangat dekat dengan hampir semua pemimpin tertinggi di negeri ini, mulai dari pak Harto sampai SBY. Di rumahnya di bilangan Lebak Bulus, ada beberapa foto yang menunjukkan hal itu. Oom (saya, dan juga banyak orang yang dekat dengan beliau menyebutnya begitu) berfoto bersama mereka dengan satu kostum khas, celana buntung dari bahan jeans dan hem berbahan katun dengan lengan tidak berjahit. Berbeda dengan banyak oknum pengusaha yang memanfaatkan kedekatannya dengan penguasa untuk kepentingan bisnisnya, Oom melakukan hal yang berbeda. Beliau besar bukan dari

Page 9: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

proyek-proyek pemerintah. Mungkin itu pula sebabnya, beliau bisa dekat dengan hampir semua pemimpin di negeri ini.

Dalam beberapa perjalanan bersama, saya menemukan begitu banyak pelajaran bagus dari beliau. Dalam tulisan ini, saya hanya ingin mengungkap satu sisi kehidupan beliau. Tidak hanya dari penuturan orang pertama, tetapi juga dari orang-orang yang mendampingi beliau. Dan itu berkaitan dengan tong bolong yang berikutnya, yaitu kerajinan. Satu hal itu lah yang membuat bisnis Oom berkibar. Dimulai dari berjualan beberapa kg telur (padahal usahanya dimulai bukan dari jualan telur, tetapi dari bagaimana beliau memelihara ayam) sampai jualan unit apartemen ‘The Mansion’ yang prestisius. Sebuah proses yang memakan waktu separuh hidupnya. Sebuah proses yang melelahkan …

Imperium bisnis seorang Bob Sadino, dimulai dari pemeliharaan beberapa ekor ayam layer (ras petelur). Setahun berikutnya, jumlah ayamnya bertambah tetapi pada puncak produksi hanya menghasilkan 5 kg telur. Berapa keuntungannya? Receh, man! Dan sampai tahun sembilan puluhan, bisnis beliau memang mengumpulkan uang receh. Kemchick, adalah unit bisnis beliau yang menjadi cikal bakal usaha retail di tanah air. Saat ini kita mengenal timun Jepang (dan aneka sayuran lain yang disukai orang Jepang), aneka varian tomat (untuk panggang, sambal, juice dan sebagainya), sistem tanam hidroponik, Asal tahu saja, beliau lah pioneernya. Dan semuanya memang ‘ngumpulin’ recehan.

4 tahun saya belajar peternakan, tak pernah sekalipun mendengar namanya disebut dalam sejarah peternakan di tanah air. Padahal beliau lah orang pertama yang mengintroduksi ayam broiler (ayam ras petelur) dan ayam layer (ayam ras petelur) di tanah air. Beliau melakukan introduksi tanaman dan hewan dari luar negeri untuk ditanam dan dipelihara di tanah air. Sebuah pekerjaan yang dihindari oleh orang-orang pintar di tanah air karena tingginya resiko. Perbedaan suhu, kelembaban dan faktor lingkungan lain adalah faktor penghambat berkembangnya usaha ini. Dan beliau mau melakukannya, dan berhasil. Hanya orang-orang dengan tingkat kerajinan yang tinggi lah, yang mampu menjalani proses panjang ini.

Oom, adalah orang yang skeptis pada sekolah. Sebuah pandangan yang didasarkan pada pengalaman puluhan tahun berinteraksi dengan produk sekolahan. Sekalipun saya tidak sepenuhnya setuju, tapi saya masih bisa menerimanya. Seperti kutipan di atas, sekolah memang lebih banyak mengajarkan siswanya untuk tahu. Nilai tertinggi diperuntukkan bagi mereka yang mampu menghapal dan menjawab soal ujian sesuai pengetahuan yang diajarkan. Pengalaman empiris beliau membuktikan bahwa begitu banyak teori ala sekolahan, tidak jalan di lapangan. Banyak aplikasi praktis, ditemukan di lapangan, bukan di sekolahan. Dan lapangan (atau masyarakat) justru dihindari oleh orang-orang sekolahan.

Lapangan (atau masyarakat) dihindari, karena seseorang harus melakukan sesuatu (do). Ketika seseorang melakukan sesuatu, ada dua kemungkinan hasilnya. Sukses dan gagal. Kegagalan lah yang membuat banyak orang menghindari kuadran to do. Di sini, Oom

Page 10: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

mengambil jalan berbeda. Beliau masuk ke masyarakat dan melakukan banyak hal. Kegagalannya menumpuk. Tumpukan itu kemudian menjadi gunung kegagalan yang menjadi sumber pelajaran terbaik baginya. Dan saat ini, beliau berdiri tegak di puncak gunung itu sambil tersenyum lebar. Beliau sudah dapatkan sesuatu, yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. From zero to hero.

BOB SADINO DAN KEWIRAUSAHAAN3 Jun, 2009  ARTICLES posted by Pdt. Budi Setiawan, M.Div

Bob Sadino memberikan beberapa tips untuk mereka yang benar-benar ingin membangun jiwa enterpreneurship (jiwa kewirausahaan). Ia menyarankan agar orang tidak belajar jiwa wirausaha di dalam kelas, atau dari mereka yang tidak pernah menggeluti langsung dunia usaha.

Sebab biasanya yang diberikan adalah semua saran yang didasari oleh ‘ketakutan’ sehingga segalanya dipermudah dengan ide-ide logis padahal ‘hutan’ usaha adalah sering tidak mengikuti urutan dan sistematika berpikir biasa, faktor-faktor-faktor yang kelihatannya terkontrol padahal sangat sulit menerka gerak dan dinamika pasar, saran-saran yang berlawanan dengan hukum pasar yang cenderung liar, mengabaikan unsur lain yang justru sangat penting yaitu ‘naluri’ pengusaha, dsb.

Untuk membangun jiwa wirausaha, Bob menyuruh kita untuk melihat beberapa hal berikut:

1. Kita harus membebaskan diri kita dari RASA TAKUT. Inilah halangan terbesar. Inilah alasan terbesar mengapa pendidikan memakan waktu yang lama, yaitu untuk menghindari kesalahan dan resiko. Tapi justru itulah yang ingin dipangkas oleh Bob karena ia merasa rasa takut adalah penyebab tidak berkembangnya enterpreneurship. Kesulitan dan resiko selalu menyertakan peluang. Jadi, jika kita ingin mengembangkan jiwa enterpreneurship, jangan menghindari resiko. Resiko mengandung peluang.

Page 11: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

2. Kita harus membebaskan diri dari tidakan TERLALU BERHARAP. Belum apa-apa sudah membayangkan hitungan khayal tentang keuntungan, kemudahan, kehebatan dan hasil besar. Jika begini, maka orang mudah kecewa karena ternyata lapangan mengajarkan yang berbeda.  Orang harus belajar menghitung mulai dari angka kecil tetapi tekun dan komit. Bayangkan sukarnya dan hadapilah kesukarannya.

3. Kita harus bebaskan diri kita dari PIKIRAN SENDIRI. Biasaya berupa konsep, keyakinan, anggapan dsb. Belajarlah untuk ‘tidak tahu’ supaya pengertian masuk sebanyak-banyaknya. Lepaskan diri dari konsep-konsep, semua harus dijalani dulu dengan penuh keberanian, nanti ilmu akan datang sendiri. Itulah enterpreneurship kata Bob. Memang benar, jika kita berhadapan dengan orang yang merasa sudah tahu, kita kerepotan. Orang tidak mudah berubah karena sudah punya asumsi dulu dalam pikiran. Jadi, cara termudah mengadopsi teknik baru adalah dengan mengambil posisi ‘belajar’, ‘tidak tahu’. Atau merendahkan hati untuk menjalankan sesuatu yang baru.

Dengan ketiga kunci tersebut, Bob berharap mereka calon enterpreneur akan memakai prinsip-prinsip tadi sebagai modal mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Nah, semoga tulisan pendek ini berguna bagi anda!

Bob Sadino : Mereka Bilang Saya Gila !Bob Sadino sering dianggap sebagai seorang entrepreneur ikon di Indonesia. Keberhasilannya menjadi pioner di bidang agrobisnis dan agroindustri dengan bendera Kemchiks Group begitu membekas. Pergaulannya yang luas di berbagai kalangan dan kepiawaiannya berkomunikasi pun tak diragukan lagi. Tapi, yang tak kalah menarik adalah gaya Bob dalam berpakaian, berpikir, berkomentar, bersikap, dan bertindak. Inilah komentar publik ; nyentrik, unik, stylish, berkelas, provokatif, kontroversial, berani, sangat merdeka, the real entrepreneur, bahkan fenomenal. Namun, satu kalimat yang mungkin paling mewakili semua pandangan tersebut, seperti yang Bob sendiri katakan, “Mereka bilang saya gila !”Bob Sadino juga ingin berbagi ilmunya. “Saya tidak ingin mati membawa apapun, jadi ilmu saya juga harus ditinggalkan.”

Page 12: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Mereka Bilang Saya Gila ! Buku ini bukan biografi, tetapi sebuah buku provokasi dan lecutan-lecutan agar orang -terutama kaum terpelajar bergelar sarjana- berani menggeser paradigmanya, bahwa teori tanpa praktik itu nonsense atau nothing. Bahwa, gerakan kewiraswastaan adalah pemicu kebangkitan Indonesia. Buku ini juga membeberkan konsep-konsep orisinil Bob tentang dunia entrepreneurship, Roda Bos Sadino, Lingkaran Bob Sadino, revolusi pendidikan, sandaran-sandaran wiraswasta, seni bisnis, dan sebuah diskusi tentang kepemimpinan nasional ideal di mata seorang wiraswasta sejati.

Bedah buku : Mereka Bilang Saya Gila !

Launching dan bedah buku ini dilaksanakan di Gramedia Matraman, pada hari Minggu 25 Januari 2009 pukul 14.00 WIB sampai selesai. Para peserta yang menghadiri acara ini terlihat begitu antusias, walaupun banyak yang tidak mendapat tempat duduk sehingga terpaksa berdiri. Tidak perlu penjelasan panjang-lebar dari para Pembicara, acara diskusi atau tanya-jawab dengan peserta segera dibuka. Om Bob (begitu biasa Bob Sadino disapa) menjawab setiap pertanyaan dengan antusias. Bahkan memberi saran-saran yang khas Beliau. Ketika salah seorang penanya diketahui masih berstatus mahasiswa, Om Bob menyarankan agar berhenti kuliah saja. Entrepreneur bukan hal yang bisa dipelajari di bangku pendidikan, hanya bisa dipelajari langsung di lapangan kerja. Kenyataan-kenyataan yang tidak mengenakkan juga bisa menjadikan seorang wiraswasta lebih tangguh dalam dunia bisnis. ” Saya tidak punya kiat untuk menjauhi stress”, begitu jawab Om Bob ketika ditanya kiatnya menghindari stress. Stress justru harus dihadapi dan dinikmati.  Menurut Om Bob lagi, sukses adalah titik kecil di atas gungung kegagalan. Jadi, kalau mau sukses, ya harus gagal dulu ! Selain itu, Om Bob juga mengajarkan untuk berbagi. Memberi kesempatan kepada orang lain. “Lebih baik banyak orang punya bisnis kecil daripada hanya ada satu orang punya bisnis besar.”

Kalau masih mau dilanjutkan, sebenarnya masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Namun, bedah buku sore itu harus ditutup. Para peserta yang sudah membeli buku Om Bob juga dapat meminta tandatangan dan berfoto bersama Beliau.

Page 13: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Bob Sadino menjawab pertanyaan peserta bedah buku

Om Bob dan Kem ChicksFebruary 3, 2009 by admin   Filed under Perjalanan Om Bob

Leave a Comment

Pendiri dan pemilik tunggal Kem Chicks (supermarket), ini mantan sopir taksi dan karyawan Unilever yang kemudian menjadi pengusaha sukses.

Titik balik yang getir menimpa keluarga Bob Sadino. Bob rindu pulang kampung setelah merantau sembilan tahun di Amsterdam, Belanda dan Hamburg, Jerman, sejak tahun 1958. Ia membawa pulang istrinya, mengajaknya hidup serba kekurangan. Padahal mereka tadinya hidup mapan dengan gaji yang cukup besar.

Sekembalinya di tanah air, Bob bertekad tidak ingin lagi jadi karyawan yang diperintah atasan. Karena itu ia harus kerja apa saja untuk menghidupi diri sendiri dan istrinya. Ia pernah jadi sopir taksi. Mobilnya tabrakan dan hancur. Lantas beralih jadi kuli bangunan dengan upah harian Rp 100.

Page 14: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.

Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.

Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.

Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.

Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob.

Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional.

Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.

Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya.

Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Page 15: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

“ORANG GILA” ITU BERNAMA BOB SADINO

Published by Riri Satria at 9:30 pm under entrepreneurship

Tadi siang saya mengikuti acara talkshow mengenai buku yang ditulis oleh Bob Sadino, yang berjudul “Mereka Bilang Saya Gila” bertempat di toko buku Gramedia - Matraman Jakarta. Buku ini menceritakan pandangan Bob Sadino mengenai kewirausahaan (entrepreneurship) sebagai suatu lessons learned dari pengalaman kehidupan seorang Bob Sadino, yang memang terbukti sebagai wirausaha handal dan papan atas. Pencapaian yang telah beliau raih adalah suatu bukti bahwa beliau memang layak untuk didengarkan untuk berbicara mengenai kewirausahaan. Ini adalah pengalaman dari yang merasakan sendiri, jadi tidak mengada-ada.

Harus saya akui, dengan segala sikap nyentrik dan nyelenehnya, Bob Sadino adalah sosok wirausaha yang saya kagumi. Saya pernah beberapa kali berdiskusi secara instensif dengan beliau pada berbagai forum diskusi manajemen yang diselenggarakan oleh Lembaga Manajemen PPM pada kurun waktu tahun 2002 - 2003. Di balik semua sikap dan cara bicaranya yang nyeleneh, sebenarnya terkandung suatu pemikiran yang hebat yang layak untuk dipelajari.

Berikut ini adalah catatan saya mengenai acara talk show tersebut.

Pertama, acara ini sama sekali tidak membahas buku Bob Sadino. Acara ini sama sekali bukan bedah buku. Saya tadinya berharap, akan ada acara bedah buku, tetapi yang terjadi justru hanyalah puja-puji dari para panelis kepada Bob Sadino, tanpa membahas sedikitpun isi bukunya. Masing mending Bob Sadino, yang memberikan kesempatan kepada audiens untuk bertanya apa saja mengenai kewirausahaan. Padahal ada konsep yang menarik yang perlu dibahas di dalam buku Bob Sadino itu, yaitu konsep lingkaran Bob Sadino mengenai pembelajaran seorang wirausaha. Menurut saya, konsep Bob Sadino ini sangat bagus dan layak untuk dibahas tuntas sebagai pembelajaran untuk para wirausaha maupun calon wirausaha. Sebaiknya acara ini tidak berjudul “bedah buku”, melainkan cukup “jumpa fans” Bob Sadino, maka ini lebih pas rasanya.

Kedua, ini yang menarik, Bob Sadino akhirnya mengeluarkan teori sendiri, yaitu lingkaran Bob Sadino mengenai kewirausahaan. Awalnya adalah tahap tahu atau memahami teori, di tahap ini orang belajar mengetahui sesuatu seperti sekolah. Tahap selanjutnya adalah tahap mampu, yang diperoleh di masyarakat. setelah itu tahap trampil, dan terakhir orang itu menuju tahap profesional. Orang yang sampai pada tahap terakhir ini layak disebut sebagai entrepreneur. Nah, saya mengenal Bob Sadino ini sebagai orang yang anti-teori, tetapi akhirnya beliau terjebak sendiri, karena mengeluarkan sebuah teori atau juga ikut berteori. Jadi menurut saya, istilah anti-teori yang dianut Bob Sadino sebenarnya bukanlah anti-teori, melainkan dia tidak suka apabila orang berhenti di tataran teori semata tanpa walk the talk di lapangan. Saya duga begitu. Buktinya, dia juga berteori kok …

Page 16: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Ketiga, Bob Sadino selalu membuat dikotomi atau mempertentangkan antara sekolah tinggi dengan berwirausaha, bahkan dengan tegas dia mengatakan, tidak perlu sekolah tinggi untuk menjadi wirausaha. Ketiga saya bertanya kepada beliau mengenai hal ini pada acara tersebut, sekaligus mengungkapkan fakta untuk meng-counter balik opini beliau itu, di mana akhir-akhir ini muncul kumpulan orang knowledge entrepreneur atau high-tech entrepreneur (seperti Matt Mullenweg). Ini adalah para entreprenur di era ekonomi baru berbasis pengetahuan (knowledge economy) seperti di Silocon Valley di AS, Bengalore di India, dan sebagainya. Begitu juga dengan bisnis konsultansi yang saya jalani, tidak mungkin bisa saya jalankan kalau saya tidak bersekolah tinggi ! Atau teman saya yang mendirikan sebuah perusahaan konten telekomunikasi berbasis 3-G ? Wirausaha kan tidak hanya sebatas menjual bakso, buka warung, dan sebagainya, melainkan juga berkembang entrepreneur berbasis pengetahuan. Bagaimana komentar Om Bob ? he he he … kayaknya Bob Sadino agak keteteran menjawab pertanyaan saya ini, sehingga sama sekali tidak menjawab inti pertanyaan saya … Tetapi beliau menyadari bahwa jawabanya tidak memuaskan. Beliau bilang, “Jawaban saya pasti tidak memuaskan anda ..”

Kesimpulan saya, Bob Sadino adalah seorang wirausaha unggul yang terbukti berhasil, dan memiliki kumpulan pengalaman yang luar biasa. Pengalaman hidupnya adalah kumpulan pembelajaran yang sangat berharga. Tetapi, zaman sudah berubah. Sekarang muncul generasi knowledge entrepreneur atau high-tech entrepreneur. Banyak kisah sukses Om Bob dan tercermin dalam opini beliau kelihatannya tidak lagi valid untuk generasi baru ini. Jika berbicara mengenai bisnis buka restoran, buka toko, dan sebagainya, opini Om Bob mengenai dikotomi sekolah dan bekerja mungkin benar, tetapi untuk generasi knowledge entrepreneur atau high-tech entrepreneur sudah tidak valid lagi. Konsep lingkaran Bob Sadino sebagai sebuah wisdom tentu masih valid, tetapi bukan dengan cara mengdikotomikan dengan sekolah. Ini jelas bukan hanya tidak valid, tetapi juga berbahaya …

24 Responses to ““ORANG GILA” ITU BERNAMA BOB SADINO”1. # Siwieon 27 Jan 2009 at 5:21 pm

Dear Admin

Saya kurang setuju dengan orang2 yang hidup di zaman materialisme seperti sekarang ini bahwa tujuan akhir dari menuntut ilmu di sekolah adalah untuk mencari harta dan kemewahan dunia (punya rumah besar, istri cantik/ suami ganteng, tabungan banyak berlimpah ruah dengan uang/ emas/ saham, kerja di perusahaan besar, dll).

Seperti yang dicontohkan oleh Rasul Muhammad SAW, beliau menyarankan umatnya untuk mencari ilmu dan mau belajar dimana saja dan kapan saja sejak lahir sampai dengan ajal menjemput. Masalah Rezeki itu biar Alloh SWT yang mengatur.

Page 17: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

Sebaiknya kita tidak usah berdebat tentang perlunya pendidikan sekolah atau tidak sekolah, tetapi seharusnya kita berdebat bagaimana masyarakat mau terus belajar untuk terus mau mencari ilmu dan mengembangkannya untuk merubah hidup dirinya dan lingkungan sekitar, karena manusia adalah khalifah Tuhan di muka bumi.

Kebanyakan dari masyarakat berpendapat bahwa belajar adalah cuma pada saat di sekolah/ lembaga formal saja, akhirnya setelah lulus mereka merasa bahwa mereka tidak perlu lagi belajar. Akhirnya hidup mereka tidak berkembang, ya hanya begitu2 saja. Gak kaya n sejahtera tapi lebih cenderung kearah kemiskinan absolut.

Seharusnya yang diributkan adalah bagaimana caranya dengan ilmu pengetahuan yang mereka punya yang diberi oleh Tuhan dimanfaatkan sebesar2nya untuk kesejahteraan umat, baik di Indonesia maupun didunia!!

Menjadi entrepreneur adalah jalan terbaik untuk menolong banyak orang pada saat yang bersamaan (Efek Multiplier) daripada hanya menjadi pegawai saja.

Maaf kalo saya lanncang, karena saya cuma manusia biasa yang banyak khilaf. Cuma Alloh SWT yang Maha Sempurna.

Salam,

Siwie Pambudhi

—————————-

Yup, dalam banyak hal, saya setuju dengan pendapat anda … terima kasih atas

komentarnya … salam kenal

2. # TEORI DAN PRAKTIK : www.RiriSatria.Neton 01 Feb 2009 at 10:03 am

[…] teori dan praktik, dan sesungguhnya ini suatu kekeliruan besar. Contoh kasus seperti Bob Sadino yang mengaku anti-teori, tetapi akhirnya membuat teori sendiri. Ini terjadi karena hukum alam memang teori dan praktik itu sejalan, teori dibangun dari praktik, […]

3. # Emanuel Setio Dewoon 02 Feb 2009 at 12:58 am

Wah, wacana yang menarik. Daku setuju dengan Pak Riri. Dunia sudah berubah, termasuk dunia usaha.

Salam sukses.

Page 18: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

———————–

salam sukses juga Mas Dewo ..

4. # sanggitaon 03 Feb 2009 at 8:24 pm

Pak, saya masih bingung. Knowledge enterpreneur itu bukannya masih di kuadran kiri sebagaimana karyawan, hanya naik pangkat sedikit? CMIIW

Karena sepemahaman saya tentang enterpreneur, ketika di empunya bisnis ga ada, penghasilan tetap mengalir.

Sedangkan knowledge enterpreneur masih mengandalkan dirinya supaya penghasilan masuk, seperti dokter yang membuka praktek pribadi gitu.

Mohon pencerahannya.

——————————–

Berarti kalau argumen Sanggita begitu, maka Matt Mullenweg (pencipta wordpress dan pendiri Automattic) atau Sergey Brin (salah satu pencipta Google dan pendiri Google company) bukan termasuk entrepreneur donk … mereka knowledge entrepreneur dan benar2 entrepreneur dalam definisi anda itu (ketika di empunya bisnis ga ada, penghasilan tetap mengalir), bukan self-employed seperti dokter … di Indonesia dalam skala yang lebih kecil sudah mulai bermunculan …

5. # ezon 17 Feb 2009 at 3:00 am

“Tadi siang saya mengikuti acara talkshow mengenai buku yang ditulis oleh Bob Sadino, yang berjudul “Mereka Bilang Saya Gila” bertempat di toko buku Gramedia - Matraman Jakarta.”

Note: Pak Riri, koreksi kecil, sepertinya penulis buku tsb bukan Bob Sadino deh, hehehe… Dia narasumbernya.Salam

———————-

Eh, iya ya … terima kasih atas koreksinya … tetapi kok penulisnya gak muncul ya … seharusnya dia aktor utama kan ?

6. # faion 17 Feb 2009 at 2:45 pm

Page 19: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

keberhasilan itu adalah ’saya’.sukses hanya menurut orang belum tentu untuk diri sendiri.yang penting terus maju dan usaha jangan takut gagal.belajar dan bertindak.

——————-

Setuju !

7. # fikri awaludinon 21 Feb 2009 at 6:02 pm

menurut pendapat saya apa yg dikatan oleh om bob itu benar karena pendidikan di indonesia itu hanya mengedepankan utk jadi pekerja bukan menjadi entrepreneur,contoh dosen bilang ke qt bahwa anda harus bisa menciptakan lapangan kerja tapi mereka tdk tau cara membuka peluang usaha itu. banyak sekali sarjana yg nganggur karena anggapan mereka selesai kuliah kemudian IPK diatas 3 mereka bisa diterima diperusahaan besar,saya kurang sependapat dengan mas riri mengenai teori dengan praktek harus sejalan kalo menurut saya itu harus dibalik, teori itu dibangun berdasarkan berdasarkan praktek dari orang yg buat teori tsb jadi intinya teori hanya kumpulan cerita dari org yg mengalaminya logikanya kaya gitu lo, praktek harus 95% dan sisanya teori trimakasih

——————————

menurut pendapat saya apa yg dikatan oleh om bob itu benar karena pendidikan di indonesia itu hanya mengedepankan utk jadi pekerja bukan menjadi entrepreneur

Setuju !

contoh dosen bilang ke qt bahwa anda harus bisa menciptakan lapangan kerja tapi mereka tdk tau cara membuka peluang usaha itu.

Setuju !

banyak sekali sarjana yg nganggur karena anggapan mereka selesai kuliah kemudian IPK diatas 3 mereka bisa diterima diperusahaan besar

Setuju !

saya kurang sependapat dengan mas riri mengenai teori dengan praktek harus sejalan

maksudnya gimana nih ?

Page 20: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

kalo menurut saya itu harus dibalik, teori itu dibangun berdasarkan berdasarkan praktek dari orang yg buat teori tsb jadi intinya teori hanya kumpulan cerita dari org yg mengalaminya logikanya kaya gitu lo

He he he .. kalau dibaca dengan baik tulisan saya di atas … saya juga mengatakan hal yang sama … jadi kita sejalan … jadi tidak setujunya di mana ?

theory is a proven best practice .. memang begitu kok …

praktek harus 95% dan sisanya teori trimakasih

Ha, ini yang saya gak paham … kalimat penutup ini gak nyambung dengan kalimat sebelumnya, artinya penjelasan di kalimat sebelumnya, gak bisa disimpulkan dalam kalimat terakhir ini … bukankah kita sepakat bahwa theory is a proven best practice … lha kok bisa muncul angka 95% …

Anyway, terima kasih atas komentarnya … salam.

8. # fauzion 01 Mar 2009 at 9:40 am

mang betul tuh teory hasil praktek,dan om bob telah berpraktek lama sekali dan saatnya dia mengeluarkan teory hasil prakteknya.sebetulnya sekolah itu sangat bagus apa lagi sampai PT. yang salah adalah kurikulum dan pengajarnya. para pengajar apalagi PNS terlalu bangga dengan kepangkatanya dan al hasil mengajar seenaknya. kurang praktek walaupun teory penting.jarang membuktikan teory dengan kehidupan sebenarnya.saya sendiri seorang yang mengalir begitu saja seperti om bob.saya memang pengambil resiko besar seperti om bob tapi dalam bidang yang berbeda. dan merugi yang besar sebanding resiko yang saya ambil.saya jadi tau cara merubah resiko besar menjadi keuntungan besar yang bermanfaat bagi diri dan orang lain.saya sendiri seorang Programmer,Guru,instruktor,teknisi,Musisi,pengusaha ayam/perikanan.bisa dibilang hidup saya rumit sekali seperti profesi yang saya sebutkan diatas. semua saya pelajari dengan biaya yang tidak sedikit.saya sendiri sedang konsen dengan hasil praktek saya untuk kutularkan teorinya melalui sebuah Buku

“lakukanlah yang ingin kita lakukan,selama itu bermanfaat untuk orang banyak”

———————

salam sukses selalu Mas Fauzi … terima kasih atas komentarnya ….

Page 21: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

9. # fauzion 01 Mar 2009 at 9:50 am

sdr fikri knp bingung dengan 95% praktek sisanya teory. he…he… itulah yang seharusnya dilakukan oleh semua warga indonesia. dan om bob telah melakukan. coba bayangkan jika para presiden,mentri,DPR melakukannya. niscaya negara akan Makmur seperti makmurnya Om bob.

————————-

he he he .. masalahnya bukan teori atau praktik, tetapi saya yakin maksudnya adalah walk the talk, talk cukup 5%, walk yang 95%. Jadi ini masalah walk the

talk, bukan teori dan praktik, that’s my point …

10. # fauzion 01 Mar 2009 at 9:52 am

coba kalau dibalik 95% teory dan sisanya praktek. negara akan ngitung-ngitung terus ampe kiamat.

——————–

11. # Delfiar Sarion 07 Mar 2009 at 12:26 am

he he he .. masalahnya bukan teori atau praktik, tetapi saya yakin maksudnya adalah walk the talk, talk cukup 5%, walk yang 95%. Jadi ini masalah walk the talk, bukan teori dan praktik, that’s my point …

———-

Setuju Riri … walk the talk!

Anggaplah memang nggak usah hitung-hitungan XX%, kata kunci yg kemudian didapat memang adalah ‘gimana walknya’.

Kalau saya sih makin ke sini makin senang senang dengan yg ini : Plan your work, work your plan! (PYW,WYP)Jika diambil pula kata kuncinya, kita diminta KONSISTEN .. Anda bikin rencana itu dengan bagus kemudian anda harus kerjakan itu dengan benar!

12. # Bob Sadino Gila! | Catur PW.Comon 08 Mar 2009 at 1:17 am

[…] articles: “Orang Gila” itu bernama BOB SADINO - RiriSatria.net Mari Kita Pindahkan Dulu Otak Ke Dengkul Kita […]

Page 22: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

13. # Carnoson 23 Mar 2009 at 7:51 am

Saya setuju dengan om Bob, memang pendidikan Indonesia kebanyakan teori yang tidak aplikatif dan memang teori itu kebanyakan sampah yang membelengu kita untuk bertindak atau ragu dalam bertindak. Apa yang dirisaukan oleh om Bob harus disikapi dengan bijaksana. Semua pihak terkait harus intropeksi diri, bagaimana sebaiknya sistem pendidikan yang ideal. Sebaiknya sistem pendidikan kita komposisinya 40 % teori dan 60% praktek. itu baru ideal. Sudah saatnya pendidkan kita melahirkan para wirausaha baru, bukan melahirkan pengangguran yang pada akhirnya jadi beban di masyarakat.

14. # attaon 06 Apr 2009 at 10:49 pm

saya akan mencoba nya.

15. # Lakon Primandaon 08 Apr 2009 at 10:32 am

Gak usah mempermasalahkan masalah yang semestinya tidak menjadi masalah.. Yang namanya sekolah / menuntut ilmu tidak ada negatif dan ruginya, bukankah agama menyuruh kita ” Tuntutlah Ilmu sampai Negeri Cina “, ” Tuntutlah ilmu sampai liang Lahat” la terus apa yah korelasinya sama entrepreneur.. jadi begini, Saya yakin Bob Sadino hanya menyajikan sesuatu yang sifatnya memotivasi untuk anak2 muda Indonesia yg kurang beruntung mendapatkan pendidikan tinggi ( Miskin ) bahwa pendidikan yg tdk tinggi pun bisa mencapai sukses dalam kata lain Yang miskin tidak ada alasan untuk tidak bisa sukses, Buktikan tuh sama si kaya jgn mentang2 dia kaya bisa semaunya aja; la terus yang kaya juga jangan mau kalah sama si Miskin, si miskin bisa sukses apalgi yg kaya punya berbagai fasilitas.. Oke Bung, Salam Hangat dari saya.. Nb: Sesungguhnya SUKSES itu adalah PENGABDIAN, materi,harta itu adlh bonusnya.. HoraZ!! Wslm..

16. # ericon 19 Apr 2009 at 9:21 pm

Salam

Hmmm…. inti dari tulisan anda adalah kesalutan diri anda dari bob sadino. namun, anda sedikit/banyak tidak setuju dengan pandangan bob tentang kalo mau jadi enterpreneur maka tidak perlu sekolah.

kalo opini saya sendiri, cenderung sama dengan bob sadino. pasalnya untuk jadi enterpreneur dibutuhkan yang namanya kegigihan dan kerja cerdas. nah… sekolahan, tidak memberikan bekal kesana. melainkan hanyalah sebuah ilmu dasar, untuk mengembangankan diri diluar lingkup sekolahan alias masyarakat. sayangnya pengembangan kemasyarakatan ini jarang sekali dilakoni oleh para kaum terdidik. jikapun ada, jumlahnya hanya sedikit dan tidak banyak. mungkin begitu…

Page 23: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

17. # STEVon 02 May 2009 at 10:32 pm

WhaTz Up BroW……….”"”"”"

untuk pertama kali dengar2 berita angin mengenai Motode dan Kata2 O’m Bob saya sih senang dan percaya kpd dia….

But Before saya datang dan nonton secara LIVE apa yang dia bicaakan mengenai itu semua(…..bla….bla…..bla…)

emang cara berbisnisnya bisa kita tiru tapi kata2nya itu ngk bisa masuk akal 100.01 persen……soalnya klu gw liat sih tua itu CONGKAK nya minta ampun kerena sudah mendapatkan sem,uanya (kesejatraan.kekayaan.dsb…)

salah satu kata2nya yg ngk bisa gw trima adalah orang GOBLOK bisa sukses dari orang yg pintar…….yang ada mas orang GOBLOK itu berusaha jadi LEBIH BAIK dan dia BERHASIL……..,SIH tua itu dia bisa bicara begitu kerena dia sudah merasa di atas dan sangat berhasil …..truz coba loe2 pikir man …dia itu bisa pergi ke jerman dan kerja di perusahaan besar di sana….,apa dia ngk kaya terlebih dahulu dan pernah kuliah sebelumnya da bisa di trima disana?????????

18. # dianon 05 May 2009 at 6:02 pm

makasih mas riri artikelnya, byk komen yg pro dan kontradian pikir, ambil aja yg baiknya dan buang yg jeleknya. jika bs di implementasikan kepada diri kita sendiri lebh bgus, tidak bisa jg tidak apa..tidak smua org sejaln dgn pikiran org lain.moga aja byk manfaat dari ilmu yg di sampaikan Om Bob ya..nice artikelsalam kenal

———————–

Setuju Dian, pro dan kontra itu perlu, supaya kita dapat melihat sesuatu lebih jernih, dari berbagai perspektif, dan itulah sebuah proses pembelajaran .. terutama buat saya sendiri sebagai pemilik blog ini … mudah2an juga bagi yang lain … terima kasih ..

19. # netzon 30 May 2009 at 2:31 pm

bob sadino itu keren bgt…. bikin kita jadi lebih semangat…!!!!

20. # johanon 15 Jun 2009 at 12:42 pm

Page 24: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

saya lebih setuju jika teori di kluarkan stelah ada praktik.krna bnyak hal dlam teori yg gagal dalam praktik.bisa bongkar,blum tentu bisa pasang.tp jika bisa pasang pasti bisa bongkar,.seperti itu jelas nya.

21. # dewion 27 Jun 2009 at 4:17 pm

sepertinya buku BOB menarik nih buat di baca…sayang disini gak di ulas sedikit, hehehe….tapi jelas beliau sih udah terbukti sukses yaa.

22. # ayahmehaon 06 Aug 2009 at 1:14 pm

wah, komennya MANTAB-MANTAB.

1. diskusi masalah teori-praktek, opini saya : ya gitu deh.2. opini dikit nih buat admin, klo nanyain masalah konwledge base entepreneur sama si om bob mah ngga tepat kali, bidangnya kan beda :). Saya punya opini yg mungkin aja bisa jadi satu ponit of view. saya dukung pemikiran om bob bahwa tidak perlu sekolah tinggi untuk menjadi wirausahan (hmmm saya setuju), dan opini saya begini: “life is never ending learning”, dan yg menjadi point penentu adalah mindset anda, logika berfikir anda, kemampuan alami menganalisis, dan yg paling utama dare to make a choice and responsibility for any result of your choice.3. pendapat saya, setiap orang punya cara masing untuk mencapai tujuannya. just keep straight on your destination, never listen even hear any “bird voice blowed by the wind”.

——————————————-

nah, saya setuju .. selama Om Bob menyampaikan bahwa pendapatnya tidak bisa digeneralisir, melainkan valid pada kondisi tertentu … artinya Om Bob harus dengan penuh bijak dan wisdom mengatakan bahwa pengalaman dia bukanlah di knowledge entrepreneur, sehingga pendapat dia tidak valid untuk hal itu, setidaknya masih perlu divalidasi lagi … nah, kalo gitu, baru deh ok … ketimbang Om Bob selalu “mencaci-maki’ orang yang memutuskan untuk sekolah dan juga jadi entrepreneur, tetapi knowledge entrepreneur ..

contoh simpel, gak mungkinlah kita bisa bikin bisnis kantor pengacara / lawyer, kalo kita sendiri gak tahu apa itu ilmu hukum … kan perlu sekolah juga ..

kalo mau lebih membuka mata lagi, apakah bisnis yang tumbuh di Silicon Valley itu yang sangat high tech muncul dari tangan2 orang yg tidak sekolahan? … saya punya kekhawatiran jika kita tetap terus menarik dikotomi antara entrepreneur

Page 25: Awal Bob Sadino - ikafeumk.files.wordpress.com  · Web viewSetelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, ... dalam sejarah peternakan di ... untuk diri sendiri.yang penting

dan sekolah, di mana di mata saya sesungguhnya bukanlah 2 hal yang perlu dipertentangkan, melainkan 2 hal yang sejatinya bersinergi ..

23. # Eman BHTon 22 Aug 2009 at 1:40 pm

saya bwlum berani memberikan komentar yang berlebihan tapi saya katakan saya salut dengan bapak bob sadino saya ingin belajar lagi seperti bapak bob sadino

24. # Imam Asyaraon 31 Aug 2009 at 12:41 am

Ass.Wr.Wb……Bob Sadino ngomong kayak gitu karna dia sudah sukses kok….sekarang kan tinggal ongkang-ongkang kaki tunggu hasilnya….. tapi…. dulu… waktu baru usaha, pasti beliau juga cari cara untuk maju (berarti berteori kan???), lalu beliau juga mencari cara atau mengatasi masalahnya untuk tidak rugi (teori juga Kan???).. ingat… orang yang mencari langkah langkah apa yang harus ditempuhnya, sesungguhnya dia sedang berteori…. bukankah Teori, Cara, Langkah atau apapun namanya, semuanya disebut ILMU …. lalu ILMU dianggap bermanfaat kalau di PRAKTEKKAN yang baru betul…. itulah bedanya kita dengan binatang…. dia tidak punya ilmu… cuma peraktek doang…. contoh.. bangau cuman taunya Terbang/mendarat.. makan.. lalu tidur… coba si bangau ikut sekolah penerbang.. pastilah dia memiliki segudang teori atau ilmu terbang. tebangnya pasti jauh lebih attraktif dech.. seperti itu tuh, pilot pesawat tempur yang mampu terbang spiral..terbang serong … terbang menukik dsb… waowww demostratif sekali pasti siburung bangau itu.. yakan???? he…he…he

kalo bob sadino masih ngomong kayak gitu..wahhh berarti dianya sombong sekali hmmmm…. teori tanpa praktek = BUTA…. sebaliknya… Praktek tanpa teori =BINATANG…

“TIDAKLAH LENGKAP KEIMANAN SESEORANG BILA DIA TIDAK MEYAKINI ILMU”…. ilmu itukan ILHAM dari ALLAH SWT.