aztreonam, imipenem, meropenem, kotrimoksazol,

29
AZTREONAM, IMIPENEM, MEROPENEM, KOTRIMOKSAZOL, DAN SULFADIAZIN KELOMPOK 4 MUSTAKIM MASNUR K 11015 I022 NORMAIDAH K 11015 I023 HAFILIA HAZNAWATI K 11015 I024 LIANA DWIASTUTI K 11015 R001 AWANING TIAS LIANNASARI K 11015 R002 AYI INDAH UTAMI K 11015 R003 ACHMAD HERIYANTO K 11015 R004 Pengampu: Erindyah Retno Wikantyasning, Ph.D., Apt.

Upload: mustakim-masnur-suksesslalu

Post on 15-Dec-2015

123 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Antibiotik

TRANSCRIPT

Page 1: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

AZTREONAM, IMIPENEM, MEROPENEM, KOTRIMOKSAZOL, DAN SULFADIAZIN

AZTREONAM, IMIPENEM, MEROPENEM, KOTRIMOKSAZOL, DAN SULFADIAZIN

KELOMPOK 4 MUSTAKIM MASNUR K 11015 I022NORMAIDAH K 11015 I023HAFILIA HAZNAWATI K 11015 I024LIANA DWIASTUTI K 11015 R001AWANING TIAS LIANNASARI K 11015 R002AYI INDAH UTAMI K 11015 R003ACHMAD HERIYANTO K 11015 R004

Pengampu: Erindyah Retno Wikantyasning, Ph.D., Apt.

Page 2: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Golongan & Struktur KimiaGolongan & Struktur Kimia

Aztreonam Imipenem Meroponem Kotrimoksazol Sulfadiazin

Golongan Monobaktam Karbapenem Karbapenem Sulfonamida Sulfonamida

Struktur Kimia

RM. C13H17N5O8S2

BM. 435,4 g/mol

RM.C12H17N3O4S.H2O

BM. 317,4 g/mol

RM.C7H25N3O5S.3H2O

BM.437,5 g/mol

RM.SMX: C10H11N3O3STMP: C14H18N4O3

BM.SMX: 253,28 g/molTMP: 290,3 g/mol

RM.C10H10N4O2S

BM.250,27

Page 3: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Sifat Fisikokimia Sifat Fisikokimia

Aztreonam

Serbuk kristalin putih tidak berbau. Sangat sedikit larut dalam alkohol terhidrasi, praktis tidak larut dalam kloroform, etil asetat dan toluene, larut dalam dimetilformamid dan dimetilsulfoksida; sedikit larut dalam metil alkohol. (Martindale, hal. 209).

Imipenem

Agak putih senyawa kristal yang non higroskopik, memiliki bobot molekul dengan Bm 317.37, sukar larut dalam air, dan mudah larut dalam metanol.

Page 4: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Sifat Fisikokimia Sifat Fisikokimia

Meropenem

Kristal putih tidak berwarna, sangat sukar larut dalam air, sangat sedikit larut dalam alkohol, praktis tidak larut dalam aseton dan eter, larut dalam dimethylformamid. Larutan 1% dalam air pH 4,0-6.

Sulfadiazin

Serbuk, putih sampai agak kuning, tidak berbau atau hampir tidak berbau, stabil di udara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya perlahan-lahan menjadi hitam. Kelarutan praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam asam   mineral encer, sukar larut dalam serum manusia pada suhu 37 oC.

Page 5: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Kotrimoksazol• Sulfametoxazole (disingkat SMX); Obat berbentuk

serbuk hablur, putih sampai putih, praktis tidak berbau. Kelarutan obat, praktis tidak larut dalam air dalam eter dan dalam kloroform, mudah larut dalam asetone dan dalam larutan natrium hidroksida encer; agak sukar larut dalam etanol.

• Trimethoprim (disingkat TMP), Kelarutan obat, sangat sukar larut dalam air; larut dalam benzilalkohol, agak sukar larut dalam kloroform dan dalam metanol, Simpan pada suhu ruangan (25˚C), jangan disimpan pada refrigerator/pembeku, terlindung dari cahaya.

Sifat Fisikokimia Sifat Fisikokimia

Page 6: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

IndikasiIndikasi

Aztreonam

Infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernafasan bawah, septicemia, infeksi kulit, infeksi intra abdominal, infeksi ginekologis yang disebabkan bakteri gram negatif (Pseudomonas aeruginosa, Hemophilus influenzae, dan Neisseria meningitides)

Imipenem

Infeksi saluran pernapasan bawah, infeksi saluran kemih, infeksi intra-abdominal, infeksi gynecologik, infeksi tulang dan jaringan, infeksi kulit, endocarditis, infeksi polimikrobik

Page 7: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

IndikasiIndikasi

MeropenemInfeksi kuman baik tunggal maupun multipel yang sensitif terhadap meropenem, pneumonia dan nosokomial pneumonia, infeksi saluran kemih (ISK), infeksi intra-abdomen, infeksi ginekologis, antara lain endometritis, infeksi kulit dan struktur kulit, meningitis, septikemia, dan pengobatan empirik, pada penderita dewasa yang diduga infeksi dengan gejala neutropenia febris, digunakan sebagai terapi tunggal maupun kombinasi antivirus atau antijamur.

Sulfadiazin

Alternatif yang digunakan untuk mencegah kekambuhan (profilaksis kedua) pada demam rematik, Toksoplasma, Otitis media akut, Malaria, Meningitis, Infeksi Saluran Kemih.

Page 8: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

IndikasiIndikasi

Kotrimoksazol

Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli. Klebsiella sp, Enterobacter sp, Morganella morganii, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris. Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae. Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae. Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei. Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii. Diare yang disebabkan oleh E. coli.

Page 9: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Kontra IndikasiKontra Indikasi

Aztreonam

Hipersensitif pada Aztreonam, penicillin generasi 3, 4, atau komponen lain dalam sediaan.

Imipenem

Anak-anak kurang dari 30 kg dengan gangguan ginjal, anak-anak dengan infeksi CNS, pasien yang hipersensitif terhadap komponen dalam produk obat PRIMAXIN.

Meropenem

Hipersensitif terhadap meropenem, komponen formal atau karbapenem lain (imipenem); pasien yang mempunyai riwayat reaksi alergi dengan beta laktam

Page 10: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Kontra IndikasiKontra Indikasi

Kotrimoksazol

Hipersensitif pada obat golongan sulfa, trimethoprim atau komponen lain dalam obat; profiria; anemia megaloblastik karena kekurangan asam folat; bayi dengan usia <2 bulan; adanya tanda kerusakan pada hepar pasien; gagal ginjal parah; kehamilan.

Sulfadiazin

Hipersensitifitas terhadap sulfonamida atau obat lain yang memiliki struktur kimia yang mirip, Infan<2 bln, Ibu hamil dan Ibu menyusui.

Page 11: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

DosisDosis

Aztreonam• Infeksi berat: I.M/I.V selama 3-5 menit atau infus intravena. 1 gram tiap 8 jam

atau 2 gram tiap 12 jam.• Dosis lebih dari 1 gram hanya diberikan secara I.V.• Untuk bayi di atas 1 minggu; 30 mg/kg BB. I.V tiap 8 jam.• Anak di atas 2 tahun atau infeksi berat 50 mg/kg BB tiap 6-8 jam, maksimum 8

gram/hari.

SulfadiazinUntuk demam rematik; Dewasa BB>30 kg: 1 g per hari.

Untuk Toksoplasma; 50 mg/kg penggunaan 2xsehari dikombinasi dengan pyrimethamin oral (2 mg/kg 1xpemakaian selama 2 hari, 1 mg/kg per hari selama 2-6 bln, 1 mg/kg 3 kali tiap minggu) dan oral atau IM leucovorin (10 mg dengan masing-masing dosis pyrimethamine). Untuk OMA awalnya 2-4 g, diikuti dengan pemberian 2-4 g sehari dalam 3-6 dosis terbagi.

Page 12: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

DosisDosis

Imipenem• Infeksi Ringan : Diberikan 250 mg secara IV setiap 6 jam;(jika termasuk P. aeruginosa)

diberikan 500 mg secara IV setiap 6 jam.• Infeksi Sedang: Diberikan 500 mg secara IV setiap 6-8 jam; (jika termasuk P. aeruginosa)

diberikan 500 mg secara IV setiap 6 jam atau 1 gram secara IV setiap 8 jam.• Infeksi Berat, life-threatening infeksi: Diberikan 500 mg secara IV setiap 6 jam; (jika

termasuk P. aeruginosa) diberikan 1 gram secara IV setiap 6 jam atau 1 gram secara IV setiap 8 jam; maksimum diberikan 50mg/kg/hari atau 4 gram/hari.

• Cystic fibrosis: (12 tahun atau lebih) minimal 90 mg/kg/hari secara IV setiap 6 jam; maksimum 4 gram/hari.

• Infeksi saluran kemih, tidak ada komplikasi: Diberikan 250 mg secara IV setiap 6 jam.• Infeksi saluran kemih, ada komplikasi: Diberikan 500 mg secara IV setiap 6 jam.• Infeksi gynecologic: Diberikan 500-750 mg secara IM setiap 12 jam.• Infeksi intra-abdominal: Diberikan 750 mg secara IM setiap 12 jam.• Infeksi saluran pernafasan bawah: Diberikan 500-750 mg secara IM setiap 12 jam.• Infeksi struktur kulit: Diberikan 500-750 mg secara IM setiap 12 jam.

Page 13: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

DosisDosis

KotrimoksazolANAK, 6 minggu-5 bulan, 120 mg tiap 12 jam; 6 bulan-5 tahun, 240 mg; 6-12 tahun, 480 mg. Infus intravena, 960 mg setiap 12 jam meningkat menjadi 1,44 g setiap 12 jam pada infeksi berat; ANAK 36 mg / kg sehari dalam 2 dosis terbagi meningkat menjadi 54 mg / kg sehari pada infeksi berat.

Catatan 480 mg kotrimoksazol terdiri dari sulfametoksazol 400 mg dan trimethoprim 80 mg

Page 14: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

DosisDosis

Meropenem• Neonatus

IV. postnatal usia 0-7 hari: 20 mg/kg/dosis setiap 12 jam. >7 hari: berat 1,2 kg-2 kg: 20 mg/kg/dosis setiap 12 jam; Berat >2 kg: 20 mg/kg/dosis setiap 8 jam.

Anak ≥3 bulan: IV: 60 kg/kg/hari dibagi dalam setiap 8 jam , maksimum 6 g/hari. Dewasa: IV. 1,5-6 g/hari dibagai dalam setiap 8 jam. • Dosis pada indikasi khusus

Anak ≥3 bulan: IV: infeksi intra abdomen: 20 mg/kg setiap 8 jam, maksimum 1 g setiap 8 jam. Meningitis: 40 mg/kg setiap 8 jam maksimum 2 g setiap 8 jam.

Infeksi kulit dan struktur kulit (komplikasi): 10 mg/kg setiap 8 jam, maksimum 500 mg setiap 8 jam.

Page 15: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Mekanisme AksiMekanisme Aksi

AztreonamAztreonam bersifat bakterisida dan bekerja hampir sama seperti penisilin dengan cara penghambatan sintesis dinding sel bakteri; aztreonam memiliki cara kerja yang sama untuk bakteri gram negatif seperti penisilin-pengikat protein 3 (PBP-3). Aktivitas aztreonam terbatas pada organisme gram negatif aerobik, termasuk strain bakteri penghasil β-laktamase. Aktif melawan banyak enterobacteriaceae termasuk E. coli, Klebsiella, Proteus, Providencia, Salmonella, Serratia, Shigella,dan Yersinia spp.

ImipenemMempercepat kematian sel bakteri dengan membentuk ikatan antara penicillin dan protein secara kovalen sehingga terjadi biosintesis mukopeptida di dinding sel bakteri. Efek dari bakterisidal akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel, serta menurunkan integritas dari dinding sel yang menyebabkan dinding sel bakteri lisis. Target utama dari mekanisme aksi imipenem adalah PBP 2.

Page 16: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Mekanisme AksiMekanisme Aksi

MeropenemMenghambat biosintesa dinding sel bakteri dengan berikatan pada beberapa penicillin-binding protein, yang selanjutnya terjadi penghambatan sintesa peptidoglikan di dinding sel. Bakteri lisis karena aktivitas enzim otolisis dinding sel (autolysin dan murein hydrolyses) pada saat penyusunan dinding sel terhenti

Sulfadiazin Sulfonamida memiliki kerja bakteriostatik yang luas terhadap banyak bakteri Gram-positif dan Gram negatif: terhadap Pseudomonas, Proteus dan Streptococcus faecalis tidak aktif.

Page 17: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Mekanisme AksiMekanisme Aksi

Kotrimoksazol• Sulfametoxazol menghambat sintesis asam folat dan pertumbuhan

bakteri dengan menghambat susunan asam dihidrofolat dari asam para-aminobenzen.

• Trimethoprime menghambat terjadinya reduktasi asam dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat yang secara tidak langsung mengakibatkan penghambatan enzim pada siklus pembentukan asam folat

• Kombinasi tetap sulfametoksazol dan trimetoprim; kedua obat adalah folat-antagonis dan berurutan menghambat enzim dari jalur asam folat dalam bakteri rentan

Page 18: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

FarmakokinetikFarmakokinetik

AztreonamAztreonam sedikit diserap dalam GI, sehingga dibuat dalam bentuk parenteral. Absorpsi baik pada pemberian I.M; konsentrasi plasma 46 mikrogram/mL tercapai dalam waktu 1 jam pada dosis 1 gram. Konsentrasi plasma half-life 1,7 jam, kemungkinan lebih lama pada neonatus, lansia, pasien dengan penurunan fungsi ginjal, dan hati. Aztreonam berikatan 56% pada protein plasma. Terdistribusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh kecuali empedu. Terekskresi dalam urin melalui sekresi renal tubuler.

ImipenemCmax: 69.9 mcg/mL; waktu paruh: 1.11 jam atau 38 menit (anak-anak) dan 60 menit (dewasa); volume distribusi:14.4 Liter; metabolisme: ginjal; eskresi: 70 % di urin; protein binding: 20 %

Page 19: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

FarmakokinetikFarmakokinetik

MeropenemDistribusi: Vd: dewasa: 0,3 L/kg, anak : 0,4-0,5 L/kg; penetrasi ke sebagian besar cairan tubuh dan jaringan baik; konsentrasi di cairan serebrospinal kurang lebih sama dengan di plasma. Ikatan protein: 2%; Metabolisme: hati: menjadi cincin betalaktam terbuka yang tidak aktif; waktu paruh eliminasi: fungsi ginjal baik: 1-1,5 jam; Clcr 30-80 ml/menit: 1,9-3,3 jam; Clcr 2-30 ml/menit: 3,82-5,7 jam; Tmaks: jaringan: 1 jam sesudah pemberian infus; ekskresi: urin (25% sebagai metabolit tidak aktif.

SulfadiazinAbsorpsi sulfadiazin di usus terjadi cepat dan kadar maksimal dalam darah dicapai dalam waktu 3-6 jam sesudah pemberian dosis tunggal. Kira-kira 15-40% dari obat yang diberikan di ekskresikan dalam bentuk senyawa asetil. Hampir 70% obat ini mengalami reabsopsi di tubuli.

Page 20: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Kotrimoksazol• Absorpsi Sulfametoksazol dan trimetoprim dengan cepat dan baik

diserap dari saluran pencernaan setelah pemberian oral persiapan kombinasi tetap (kotrimoksazol) .a, konsentrasi serum puncak b baik sulfametoksazol dan trimetoprim tercapai dalam 1-4 jam. Kotrimoksazol berisi rasio 1: 5 trimethoprim sulfamethoxazole untuk, tetapi trimethoprim: sulfamethoxazole rasio serum setelah pemberian persiapan tetap kombinasi adalah sekitar 1:20 pada steady-state.

• Kedua sulfametoksazol dan trimetoprim dimetabolisme di liver.• Waktu Paruh (Half life): waktu paruh serum sulfametoksazol dan

trimetoprim sekitar 10-13 dan 8-11 jam, masing-masing, pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal,

FarmakokinetikFarmakokinetik

Page 21: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Efek Samping ObatEfek Samping Obat

AztreonamKulit kemerahan, urtikaria, angioedema, dermatitis eksfoliatif, eosinofilia, brokospasme, pada pasien imunogenik lemah dapat terjadi anafilaksis, nekrolisis epidermal toksik. Efek ke jalur GI termasuk diare, nausea, muntah-muntah, mulut kering, penurunan indra pengecap. Phlebitis dan Thrombophlebitis pada Aztreonam I.V dan nyeri juga bengkak pada pemberian I.M.

ImipenemHematologik: Anemia, meningkatkan waktu prothrombin, leukopenia, thrombocitopenia dan thrombositosis. Sistem kardiovaskular: nyeri dada, hipotensi, takikardia dan thrombophlebitis. Sistem Nervous Pusat: kejang, demam, vertigo. Gastrointestinal: mual, muntah, oral candidiasis. Ginjal: gangguan ginjal. Hati: mengelevasi enzim hati. Pernapasan: gagal pernapasan, hiperventilasi, apnea. Dematologi: pruritus, urtikaria, dan kulit kering

SulfadiazinReaksi yang parah (kadang-kadang fatal) menyebabkan kematian, agranulositosis, termasuk Sindrom Stevens-Johnson dan yang umum gangguan GI.

Page 22: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Efek Samping ObatEfek Samping Obat

Meropenem1-10%: Kardiovaskuler: Gangguan pembuluh darah perifer (<1%). SSP: Sakit kepala (25-8%), nyeri (5%). Dermatologi: ruam /92-3%, termasuk moniliasis daerah diaper pada anak), pruritis (1%). Saluran cerna: Diare (4-5%), mual/muntah (1-8%), konstipasi (1-7%)moniliasis oral (sampai 2% pada pediatri), glositis. Hematologi: anemia (sampai 6%). Lokal Inflamasi pada tempat suntikan (2%), flebitis/tromboplebitis (1%), reaksi temapt suntikan (1%). Pernafasan: apnea (1%). Lain-lain: Sepsis (2%), shok sepsis (1%). <1% terbatas yang penting dan mengancam jiwa: Agitasi/delirium, agranulositosis, angioedem, aritmia, peningkatan bilirubin, bradikardia, peningkatan BUN, peningkatan kreatinin, kolestatik, jaundis, penurunan waktu protrombin, dispepsia, dispnea, eosinofilia, epistaksis, eritema multiform, perdarahan saluran cerna, halusinasi, hilang pendengaran, gagal jantung, hemoperitoneum, gagal hati, hiper/hipotensi, ileus, leukopenia, efusi, udem pulmonal, emboli pulmonal, gagal ginjal, seizure, Steven Johnson Syndrome, sinkop, trombositopenia, epidermalnekrolisis, urtikaria, moniliasis vagina.

KotrimoksazolGangguan pencernaan (mual, muntah).

Page 23: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Nama Dagang, Kekuatan Sediaan & Toksisitas Nama Dagang, Kekuatan Sediaan & Toksisitas Uraian Nama Dagang Jenis Sediaan dan Kekuatan Sediaan Toksisitas

Aztreonam Vebac injeksi

suspensi

I.V 1 gram; I.M 1 gram Tidak boleh diberikan tunggal

untuk terapi tanpa dasar

diagnosa, karena tidak efektif

dengan bakteri gram positif.

Imipenem Primaxin dan

Tienam

I.M: 500 mg impm dan 500 mg clstn; 750

mg impm dan 750 mg clstn.

I.V.: 250 mg impm, 250 mg clstn dan 10 mg

sodium bicarbonat; 500 mg impm, 500 mg

clstn dan 20 mg sodium bicarbonat.

Tes fungsi hati dan ginjal

selama terapi obat, pada ibu

hamil imepenem masuk dalam

kategori C.

Meropenem Tripenem, Merofen,

Merobat, Merotik.

Vial 0,5 gram dan 1 gram. Kejadian overdosis dapat

terjadi selama terapi, biasanya

pada pasien gagal ginjal.

Kotrimoksazo

l

Abatrim Bactroprim,

Decatrim.

Tablet 400 mg Sulfametoksazol dan 80 mg

Trimetropim. Suspensi oral 100 mg

Sulfametoksazol dan 20 mg Trimetropim.

I.V./infus 400 mg Sulfametoksazol dan 80

mg Trimetropim per 5 ml.

Dosis harus dikurangi untuk

mencegah akumulasi obat

pada penderita ginjal

Sulfadiazin Sulfadiazine

Sandoz, Sulfonamid

Duplex dan Sulfose.

Tablet 500 mg Kategori C pada Ibu hamil,

Kernikterus pada bayi usia <2

bln.

Page 24: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

InteraksiInteraksiAztreonamAntikoagulan oral = kemungkinan peningkatan waktu prothrombin.

Vaksin tifoid = menghilangkan efek terapetik vaksin tifoid.

ImipenemSiklosporin (jarang terjadi) : Neurotoksik (gangguan kesadaran, bergetar, )

Gansiklovir (major severity) : CNS toksik (kejang); Pemberian vaksin tiphoid secara langsung : menurunkan respon imunologi pada vaksin

Teofillin (major severity) : keracunan teofillin (mual, muntah, palpitasi, kejang)

MeropenemPeningkatan efek: Probenesid dapat meningkatkan konsentrasi serum meropenem. Penurunan efek: Meropenem dapat menurunkan konsentrasi serum asam valproat sampai dibawah kadar terapetik. Antibitiotik dapat menurunkan Ty21a, melemahkan vaksin tifoid; tunda vaksinasi selama 24 jam sesudah pemberian antibiotik.

SulfadiazinKarena beberapa macam sulfa sukar larut dalam urin yang asam, maka sering timbul kristaluria dan komplikasi ginjal lainnya. Untuk mencegah ini pasien dianjurkan minum banyak air agar produksi urin tidak kurang dari 1200 mL/hari atau diberikan sediaan alkalis seperti natrium bikarbonat untuk menaikkan pH urin.

Page 25: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

InteraksiInteraksi

Kotrimoksazol• Penggunaan bersamaan dengan pyrimethamine (dengan dosis >25mg/minggu)

kemungkinan dapat meningkatkan resiko terjadinya anemia megaloblastik. ;Kemungkinan meningkatkan kadar obat amiodaron, flueksetin, glimepirid, glipizid, nateglinid, phenytoin, pioglitazone, rosiglitazon, sertalin, warfarin, dan substrat CYP2C8/9 lainya.;

• Peningkatan efek hiperkalemia pada penggunaan bersamaan obat ACE inhibitor, reseptor antagonis angiotensin atau diuresis hemat kalium. ;Peningkatan efek neprotosis dengan siklosporin.;Meningkatkan kadar obat dapson.;Menurunkan efek obat:;Kemungkinan kadar obat kotrimoxazole akan diturunkan oleh: karbamazepin, fenobarbital, penitoin, rifampisin, rifapentine, secobarbital, dan inducer CYP2C8/9 lainya.

• Kotrimoksazol dapat menambah efek dari antikoagulan dan memperpanjang waktu paruh Fenitoin juga dapat mempengaruhi besarnya dosis obat-obat hipoglikemia.

• Pernah dilaporkan adanya megaloblastik anemia apabila kotrimoksazol diberikan bersama-sama dengan obat yang dapat menghambat pembentukan folat misalnya Pirimetamin.

• Pemberian kotrimoksazol bersama dengan diuretik terutama Tiazid dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya trobositopenia.

Page 26: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Informasi untuk PasienInformasi untuk PasienAztreonamPada wamil Aztreonam dapat menembus sirkulasi plasenta dan janin. Pada wansui aztreonam dapat terdistribusi kedalam air susu ibu. Penyimpanan dalam kulkas selama 7 hari dalam suhu kamar selama 48 jam.

ImipenemPRIMAXIN hanya untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri bukan infeksi yang disebabkan oleh virus; PRIMAXIN tidak di anjurkan untuk pasien dengan meningitis karena keamanan dan efikasinya belum diketahui; orang yang alergi terhadap penisillin dan antibiotik β-laktam lainnya harus mendapat perhatian saat diberikan imipenem.

KotrimoksazolSebaiknya obat digunakan dalam dosis dan rentang waktu yang telah ditetapkan. Amati jika ada timbul gejala ESO obat, seperti mual, diare atau respon hipersensitivitas. Jika masih belum memahami tentang penggunaan obat, harap menghubungi apoteker. Jika keadaan klinis belum ada perubahan setelah menggunakan obat, maka harap menghubungi dokter.

SulfadiazinReaksi yang parah (kadang-kadang fatal) menyebabkan kematian, agranulositosis, termasuk Sindrom Stevens-Johnson, Hindari penggunaan pada bayi usia < 2 bln,Tidak untuk digunakan oleh ibu hamil dan menyusui.

Page 27: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Meropenem• Pada anak :Keamanan dan efikasi belum ditetapkan pada anak <3 bulan. Pada

kehamilan : Faktor risiko B. Efek teratogenik tidak ditemukan pada studi dengan hewan coba; gunakan selama kehamilan hanya bila indikasinya jelas.

• Pada ibu menyusui : Gunakan dengan hati-hati walau ekskresi dalam ASI belum diketahui.

• Reaksi hipersensitivitas serius termasuk anafilaksis terjadi, beberapa diantaranya terjadi tanpa ada riwayat reaksi alergi sebelumnya dengan beta laktam. Keamanan dan efikasi belum ditetapkan pada anak <3 bulan.

• Laporkan segera bila terjadi: lidah yang kehitaman, sulit bernafas/ nafas pendek, tinja berbau bacin, ruam, gatal, pada kulit, gatal pada vagina atau berlendir, plak putih di mulut. Bila tinja bmengandung darah atau nanah adalah hal yang serius segera hubungi dokter, jangan di terapi di rumah.

Informasi untuk PasienInformasi untuk Pasien

Page 28: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Contoh SediaanContoh Sediaan

Page 29: Aztreonam, Imipenem, Meropenem, Kotrimoksazol,

Syukran Jiddan...!Syukran Jiddan...!