b a b i : pendahuluansipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/lakip... · b. tugas pokok dan...

83
LAKIP Balitbang KP i TIM PENYUSUN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2010 PEMBINA Dr. Endhay Kusnendar, MS PENANGGUNG JAWAB Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc KETUA Minhadi Noer Sjamsu, ST, ME SEKRETARIS Catur Pramono Adi, S.Pi, M.Si ANGGOTA Ir. Duto Nugroho, M.Si Ir. Retna Utami, M.Sc Kiswanto, SE, M.Ak Edy Pramono Sucipto, SE Dr. Ir. Singgih Wibowo, MS Dr. Ir. Armen Zulham, M.Sc Indriani Musthapia, S.Pi, M.Si Hardian Kumara Wardhana, S.Sos Tri Handanari, S.Si, M.Sc Tri Yuwono, S.Pi, M.Si

Upload: others

Post on 04-Jun-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

i

TIM PENYUSUN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KELAUTAN DAN PERIKANAN

TAHUN 2010

PEMBINA

Dr. Endhay Kusnendar, MS

PENANGGUNG JAWAB

Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc

KETUA

Minhadi Noer Sjamsu, ST, ME

SEKRETARIS

Catur Pramono Adi, S.Pi, M.Si

ANGGOTA

Ir. Duto Nugroho, M.Si

Ir. Retna Utami, M.Sc

Kiswanto, SE, M.Ak

Edy Pramono Sucipto, SE

Dr. Ir. Singgih Wibowo, MS

Dr. Ir. Armen Zulham, M.Sc

Indriani Musthapia, S.Pi, M.Si

Hardian Kumara Wardhana, S.Sos

Tri Handanari, S.Si, M.Sc

Tri Yuwono, S.Pi, M.Si

Page 2: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan akuntabilitas kinerja ini melaporkan Capaian Kinerja Badan Penelitian dan

Pengembangan Kelautan dan Perikanan selama tahun 2010 dikaitkan dengan Rencana Kinerja

2010 yang mengacu pada Rencana Stratejik 2010 -2014. Selama periode tahun 2010 Badan

Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan melakukan pengukuran terhadap

kegiatan yang tercakup dalam 1 (satu) program meliputi 5 (lima) sasaran stratejik. Setiap

kegiatan yang diukur memiliki 2 (dua) jenis indikator yaitu indikator output dan indikator

outcome.

Tujuan mengacu kepada visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis

strategis yang akan dihasilkan dalam waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka Balitbang KP menetapkan tujuan strategis sebagai

berikut :

1. Menghasilkan IPTEK yang handal sebagai basis pembangunan kelautan dan perikanan

2. Memperkuat sumberdaya LITBANG kelautan dan perikanan secara terpadu

3. Memperluas penyebaran dan pemanfaatan hasil litbang kelautan dan perikanan oleh

pemangku kepentingan

Adapun sasaran Balitbang KP yang telah ditetapkan sebagaimana berikut ini:

1) Tersedianya data, informasi dan pengetahuan ilmiah yang terkini, akurat dan memadai

mengenai fenomena alam dan potensi sumberdaya alam kelautan dan perikanan

sebagai basis pengelolaan yang berkelanjutan;

2) Tersedianya teknologi inovatif dan rancang bangun pembangunan industri kelautan

dan perikanan yang handal dan bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan

daya saing serta kelestarian kelautan dan perikanan;

3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan

berkelanjutan secara tepat waktu dengan berbasis saintifik yang kuat;

4) Terwujudnya kelembagaan litbang yang kuat didukung dengan sumberdaya Iptek yang

handal dan jaringan kerjasama Iptek yang luas di bidang kelautan dan perikanan.

Page 3: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

iii

5) Meningkatnya penyebaran dan pemanfaatan hasil litbang kelautan dan perikanan

secara luas dan tepat waktu serta peran pemangku kepentingan dalam inovasi

teknologi;

Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah inovasi iptek yang memperoleh

pengakuan (HKI, SNI, dan Penghargaan) dengan target 3 tercapai 3 (tercapai 100 persen).

Adapun 3 capaian tersebut adalah : 102 Inovasi 2010 : Teh Hijau Sebagai Antihistamin pada

Pindang Ikan, 102 Inovasi 2010 : Alat Akustik Ancho Udang, Komersialisasi Hasil Litbang :

Vaksin Aeromonas Hydrophila dengan PT SANBE.

Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah karya iptek yang telah

direkomendasikan dan/atau diadopsi oleh stakeholders dan masyarakat dengan target 5

tercapai 7 (tercapai 140 persen). Rincian tersebut meliputi beberapa hal sebagai berikut : Hasil

Penelitian yang diadopsi menjadi Kebijakan di Pekalongan, Rekomendasi teknis untuk

Dokumen Klaim Pemerintah Indonesia dalam Penanganan Kasus Pencemaran Minyak Laut

Timor (Montara), Rekomendasi teknis, Rekomendasi dan Kelayakan Lahan Bagi Pengembangan

Perikanan Budidaya di 3 Kawasan Minapolitan, rekomendasi teknis dalam Penanganan

Tumpahan Lumpur Sidoarjo ke Kali Porong, Rekomendasi Pengelolaan Ikan Bilih di Danau

Toba.

Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah hasil riset yang menjadi basis

kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dapat

mencapai target yang telah ditetapkan (100%). Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator

jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional dan/atau internasional

dengan target 500 tercapai 559 (tercapai 112 persen). Capaian IKU Badan Litbang KP dengan

indikator jumlah model pengembangan/prototipe penerapan iptek dengan target 15 tercapai

15 (tercapai 100 persen).

Pelaksanaan program/ kegiatan Balitbang KP tahun 2010 sesuai dengan indikator

kinerja output, difokuskan untuk pencapaian kinerja lainnya berdasarkan indikator kinerja

utama dengan dukungan anggaran, sumberdaya litbang dan kelembagaan yang ada. Adapun

rincian dukungan kegiatan penelitian yang menghasilkan output untuk mendukung outcome

adalah :

1. Model Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya

2. Model Pengembangan Minapolitan Berbasis Sumberdaya Perikanan Perairan Umum,

Sungai dan Rawa

3. Model Minapolitan Berbasis Perikanan Tangkap Laut PPN Pelabuhan Ratu, PPS Bitung

Page 4: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

iv

4. Model Minapolitan Berbasis Produk Kelautan (Garam)

5. Mewujudkan Efektivitas Kebijakan Subsidi Perikanan

6. Intervensi Kebijakan Dalam Mendorong Kesejahteraan Nelayan Dan Pembudidaya Ikan

7. Strategi menghadapi ACFTA

8. Strategi penerapan PNPM Mandiri KP, Subsidi Perikanan dan KUR (Kredit Usaha Rakyat)

9. Keragaan Induk Ikan Kerapu Bebek Turunan (F2) Dan Produksi Induk Jantan Fungsional

10. Kontinuitas Pemijahan Induk Kerapu Macan dan Kerapu Sunu dengan Perlakuan Hormon

LHRH-a

11. Perbaikan Teknik Pemeliharaan Benih Kerapu Bebek (C. altivelis)

12. Perbaikan Mutu Genetik Udang Windu melalui Transfer Gen Antivirus

13. Teknologi produksi massal ikan hias air tawar BOTIA (Chromobotia macracanthus Bleeker)

14. Produksi Patin Daging Putih (Komoditas Ekspor)

15. Perakitan Udang Galah GIMacro II Melalui Seleksi Individu Populasi Sintetis

16. Rumput Laut Gracillaria sp. Hasil Kultur Jaringan

17. Calon Induk Ikan Patin Nasutus

18. Calon Induk Ikan Nila

19. Calon Induk Udang Galah

20. Calon Induk Ikan Lele

21. Pembenihan ikan hias capungan banggai

22. Pembenihan ikan hias klon

23. Pengelolaan SDI Laut di Wilayah Pengelolaan Perikanan RI

24. Pengkajian efek perubahan iklim dan stresor antropogenik pada senyawa bioaktif ekologis

biota invertebrata terumbu karang di lingkungan CTI

25. Penelitian pemanfaatan mikroorganisme dan enzim untuk pengembangan produk berbasis

surimi tropical catfish, bioenergi dari limbah rumput laut dan nutrasetikal dari limbah

udang

26. Penelitian pemanfaatan biomolekul dari rumput laut, kapang simbion spons laut dan

limbah tropical catfish

Page 5: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

v

27. Penelitian Bidang Sumberdaya Laut dan Pesisir Kajian Morfostruktur dan Aktivitas

Hidrothermal Bawah Laut Kawasan Perairan Sangihe Talaud – Sulawesi Utara

Pengukuran capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan pada tahun 2010 ini menggunakan rencana stratejik 2010-2014. Rencana stratejik

ini menggunakan parameter dan indikator kinerja yang lebih difokuskan dan disesuaikan

dengan program-program pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan pada

saat ini.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan terhadap kegiatan yang dilaksanakan pada

tahun 2010 dengan angka capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan sebesar 96.35 % dengan predikat sangat berhasil. Dari capaian kinerja tahun 2010

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah memenuhi 1 (satu)

sasaran stratejik yang ditargetkan yaitu termanfaatkannya hasil riset dan inovasi IPTEK untuk

pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan serta meningkatkan

produktifitas dan daya saing.

Walaupun tingkat pencapaian sasaran strategis melampaui target yang telah

ditetapkan, namun dalam pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2010 masih terdapat

beberapa fisik kegiatan yang belum maksimal, seperti hasil rekomendasi masih berupa naskah

akademis, banyak hasil penelitian yang belum sampai dan memberikan dampak positif bagi

masyarakat, belum adanya komisi rekomendasi yang akan merekomendasikan hasil penelitian

Balitbang KP sebelum disampaikan ke masyarakat, belum banyak pemda

provinsi/kabupaten/kota yang mengaplikasikan rekomendasi dari Balitbang KP dalam bentuk

perda, dan lainnya. Terkait hal tersebut, Balitbang KP senantiasa berupaya melakukan

perbaikkan dan perubahan kea rah yang lebih baik dengan menyusun uatu perencanaan yang

lebih konsisten dan berkelanjutan yang mengarah pada peningkatan akuntabilitas kinerja yang

berorientasi pada perbaikkan hasil penelitian Balitbang KP. Di samping itu, langkah ke depan

yang harus menjadi pertimbangan adalah penentuan indikator kinerja yang dapat benar-benar

mempresentasikan pencapaian sasaran. Sehingga pencapaian kinerja benar-benar

mencerminkan capaian sasaran.

Page 6: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

vi

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Iiiahi, karena atas karunia

dan rakhmat-Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dapat

disusun. Laporan merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan

kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana

penelitian dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan.

Dalam kaitannya dengan terselenggaranya good governance. Upaya tersebut sejalan dan

didasarkan pada TAP MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih

dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam Pasal 3 Undang-Undang tersebut dinyatakan

bahwa asas-asas umum penyelenggaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib

penyelenggara negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proposionalitas, asas

profesionalitas dan asas akuntabilitas.

Dalam penjelasan mengenai pasal tersebut, dirumuskan bahwa asas akuntabilitas adalah asas

yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan negara

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2010 disusun

sebagai bentuk pelaksanaan instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Kinerja

Akuntabilitas Instansi Pemerintah. Dengan tersusunnya LAKIP Badan Penelitian dan

Pengembangan Kelautan dan perikanan Tahun 2010 ini diharapkan dapat memberikan

manfaat antara lain : 1) Mendorong instansi pemerintah guna menyelenggarakan tugas umum

pemerintah dan pembangunan secara baik dan benar. 2) Menjadikan instansi pemerintah yang

akuntabel sehingga dapat bekerja secara efektif, efisien dan tanggap terhadap aspirasi

masyarakat. 3) Menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak – pihak yang berkepentingan

dalam rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah. Serta 4) Terpeliharanya kepercayaan

masyarakat terhadap pemerintah.

Dalam dokumen ini dilaporkan kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan di Tahun 2010, yang memuat data dan informasi tentang pencapaian kinerja sesuai

Page 7: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

vii

indikator kinerja utama dan pencapaian kinerja sesuai output di bidang penelitian dan

pengembangan kelautan dan perikanan.

Dengan diterbitkannya LAKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Tahun 2010, diharapkan dapat memberikan gambaran manfaat nyata dari organisasi kepada

masyarakat di bidang kelautan dan perikanan. Serta melalui laporan ini, dapat dijadikan media

pertanggung jawaban kinerja bagi pihak – pihak yang berkepentingan untuk dapat

memperoleh informasi yang akurat, relevan dan transparan.

Jakarta, Maret 2011

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Kelautan dan Perikanan

Dr. Ir. Endhay Kusnendar, M.S.

Page 8: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

viii

DAFTAR ISI

IKHTISAR EKSEKUTIF Ii

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GRAFIK x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI 2

C. MANDAT DAN PERAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 5

D. SISTIMATIKA PENYAJIAN 8

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 10

A. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 10

B. PERJANJIAN KINERJA 16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 18

A. HASIL PENGUKURAN KINERJA 18

B. PENCAPAIAN KINERJA BERDASARKAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 19

C. EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA 36

D. CAPAIAN KINERJA KEUANGAN 59

BAB IV PENUTUP 72

Page 9: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sasaran Strategis Pembangunan Balitbang KP 12

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Balitbang KP Tahun 2010 17

Tabel 3.1 Indikator Kinerja Balitbang KP 18

Tabel 3.2 Sasaran 1 36

Tabel 3.3 Sasaran 2 37

Tabel 3.4 Sasaran 3 41

Tabel 3.5 Sasaran 4 51

Tabel 3.6 Sasaran 5 52

Tabel 3.7 Sasaran 6 53

Tabel 3.8 Sasaran 7 59

Tabel 3.9 Realisasi Keuangan Balitbang KP Tahun 2010 59

Page 10: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Perkembangan SDM 2

Grafik 1.2 Perkembangan Publikasi Karya Ilmiah Peneliti 3

Grafik 1.3 Jumlah Pegawai Balitbang KP Berdasarkan Tingkat Pendidikan dalam Kurun Waktu 2005 – 2010

5

Grafik 1.4 Jumlah Pegawai Per Unit Kerja Eselon II Balitbang KP Tahun 2010 5

Grafik 1.5 Kondisi Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2005 - 2010 5

Grafik 1.6 Kondisi Pegawai Berdasarkan Jabatan Tahun 2005 - 2010 5

Grafik 1.7 Produksi Perikanan Negara Terbesar Dunia 6

Grafik 3.1 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan Januari (dalam %)

64

Grafik 3.2 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan Februari (dalam %)

65

Grafik 3.3 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan Maret (dalam %)

65

Grafik 3.4 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan April (dalam %)

66

Grafik 3.5 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan Mei (dalam %)

66

Grafik 3.6 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan Juni (dalam %)

67

Grafik 3.7 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan Juli (dalam %)

68

Grafik 3.8 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan Agustus(dalam %)

69

Grafik 3.9 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan September (dalam %)

69

Grafik 3.10 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan Oktober (dalam %)

70

Grafik 3.11 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan November (dalam %)

70

Grafik 3.12 Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan bulan Desember (dalam %)

71

Page 11: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Anchostik di tambak 20

Gambar 3.2 Publikasi Balitbang KP Tahun 2010 26

Gambar 3.3 Kegiatan IPTEKMAS di Danau Toba 27

Gambar 3.4 Kegiatan IPTEKMAS di Kab.Pacitan 29

Gambar 3.5 Kegiatan IPTEKMAS Udang Galah di Sleman 30

Gambar 3.6 Kegiatan IPTEKMAS Mutiara di Jembrana 30

Gambar 3.7 Aplikasi Probiotik Udang Windu 31

Gambar 3.8 Budidaya Udang Windu dengan Sistem Polikultur 31

Gambar 3.9 Alat Pemurni Garam Sederhana 32

Gambar 3.10 Alat Teknologi Ice Maker 33

Gambar 3.11 Pemanfaatan Teknologi Tenaga Surya 33

Gambar 3.12 Peta Lokasi 11 Wilayah Penangkapan Ikan RI 37

Gambar 3.13 Aplikasi Produk Magic Cube yang sudah di implementasikan 42

Gambar 3.14 Pelaksanaan Instalasi struktur pelindung pantai jenis KGM 45

Gambar 3.15 Pelaksanaan Instalasi Pemantauan Pasang Surut dan Dinamika Perairan

46

Gambar 3.16 Pelaksanaan Pemasangan Bouy di Wakatobi 47

Gambar 3.17 Proses pembuatan membrane 49

Gambar 3.18 Peralatan ujicoba aplikasi membran 49

Gambar 3.19 Komponen Ancho serta proses Instalasi di tambak 50

Gambar 3.20 Model Minapolitan Perikanan Perairan Umum Daratan (Lebak Lebung, Kab. OKI, Prov. Sumsel)

54

Gambar 3.21 Model Konseptual Minapolitan 55

Gambar 3.22 Model Praktikal dan Intervensi Minapolitan Budidaya 56

Gambar 3.23 Rancang Bangun Model Praktikal Minapolitan Pelabuhan Ratu 57

Gambar 3.24 Rancang Bangun Model Praktikal Minapolitan Bitung 57

Gambar 3.25 Perspektif Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Produk Kelautan (Garam)

58

Page 12: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) adalah

satu-satunya unit organisasi eselon I pada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang memiliki

tugas melaksanakan program penelitian dan pengembangan (litbang) Iptek di bidang Kelautan

dan Perikanan. Program litbang ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan sistem inovasi

nasional untuk menunjang pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.

Rencana Strategis Balitbang KP Tahun 2010-2014 merupakan dokumen perencanaan

strategis Balitbang KP yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan dan program dalam

kurun waktu lima tahunan. Mengacu pada dokumen Renstra tersebut, setiap unit kerja lingkup

Balitbang KP membuat perencanaan tahunan guna mencapai indikator sasaran yang telah

ditetapkan sesuai dengan program yang termuat dalam Renstra Balitbang KP. Perencanaan

tersebut dibuat disertai indikator sasaran dan cara mencapai sasaran tersebut secara strategis

baik dalam kurun waktu satu tahun maupun lima tahunan.

Dokumen LAKIP merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban instansi

pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan

berdasarkan Rencana Strategis maupun Rencana Kerja tahunan yang dibuat sebelumnya.

LAKIP juga merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan

indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Untuk menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur sejauh

mana pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada, Balitbang KP menyusun Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balitbang KP tahun 2010. LAKIP Balitbang KP

tahun 2009 merupakan LAKIP terakhir pelaksanaan Renstra Balitbang KP 2010-2014. Dengan

demikian, penyusunan LAKIP Balitbang KP tahun 2010 ini juga merupakan evaluasi secara

menyeluruh terhadap pencapaian Renstra Balitbang KP 2010-2014. LAKIP Balitbang KP tahun

2010 ini akan menginformasikan output, dan outcome dari setiap pelaksanaan program dan

kegiatan dalam kurun waktu tahun 2010 yang secara terstruktur meliputi Rencana Kinerja

Tahunan (RKT) 2010, Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) 2010 dan Pengukuran Pencapaian

Sasaran (PPS) 2010 serta menganalisis pencapaian secara menyeluruh pelaksanaan Renstra

Balitbang KP 2010-2014.

Page 13: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

2

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai ketentuan yang berlaku, utamanya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003

tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi, lembaga litbang milik kementerian memiliki lingkup tugas sebagai berikut:

1) Penguatan Sistem Inovasi yang meliputi kelembagaan riset, sumberdaya manusia Iptek,

sarana-prasarana Iptek, perangkat perundangan Iptek dan jaringan Iptek baik nasional

maupun internasional;

2) Penyelenggaraan kegiatan penelitian ilmiah dan pengembangan Iptek yang meliputi riset,

pengembangan, inovasi, perekayasaan dan alih teknologi di bidang kelautan dan

perikanan;

3) Pembangunan model/ prototipe penerapan hasil riset dan Iptek untuk pengelolaan

sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.

Sementara itu sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

Per.15/Men/2010, tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan,

pada pasal 837 menyebutkan bahwa Balitbang KP mempunyai tugas melaksanakan penelitian

dan pengembangan di bidang kelautan dan perikanan.

Dalam penguatan Sistem Inovasi Kelautan dan Perikanan (SIKP) sebagai bagian dari

Sistem Inovasi Nasional (SIN), Balitbang KP telah mencatat beberapa perkembangan organisasi

Balitbang KP yang saat ini meliputi 1 (satu) Sekretariat Badan dan 16 (enam belas) Unit Kerja

Mandiri meliputi 4 (empat) Pusat Riset, 3

(tiga) Balai Besar Riset, 7 (tujuh) Balai Riset

dan 2 (dua) Loka Riset.

Pengembangan sumberdaya

manusia Iptek di Balitbang KP (Grafik 1.1)

difokuskan pada pembinaan dan

pengembangan jabatan fungsional peneliti

dan jabatan fungsional penunjang penelitian

lainnya seperti perekayasa, perencana, Instansi (TP2I) yang ada di Balitbang KP sudah

mendapatkan akreditasi dari LIPI dan berhak melakukan penilaian angka kredit sampai dengan

jenjang Peneliti Madya.

Hingga akhir Tahun 2010 sejumlah sarana dan prasarana Iptek penunjang riset telah dibangun

di 11 UPT riset. Namun demikian kelengkapan sarana-prasarana tersebut masih harus

ditingkatkan. Pengembangan sarana dan prasarana Iptek kelautan dan perikanan harus

293331 358

412 429478

731782 799 773 754

831

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jum

lah

Pe

gaw

ai (

ora

ng)

TahunFungsional Non Fungsionl

Grafik 1.1 Perkembangan SDM

Page 14: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

3

Grafik 1.2 Perkembangan Publikasi Karya Ilmiah Peneliti BRKP

dikelola dengan menerapkan sistem manajemen mutu. Oleh karena itu akreditasi laboratorium

riset dan akreditasi lembaga litbang harus ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang.

Sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, yang

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009, saat ini telah diselesaikan

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2008 tentang Penelitian dan Pengembangan Perikanan

dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 13 Tahun 2009 tentang Komisi Nasional

Pengkajian Sumberdaya Ikan. Masih dalam proses sejumlah peraturan perundang-undangan

lainnya, baik yang merupakan tindak lanjut Undang-Undang Nomor 31 maupun Undang-

Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Jejaring Kerja Iptek Kelautan dan Perikanan dibangun melalui kerjasama kelembagaan,

baik nasional maupun internasional, yang bersifat bilateral maupun multilateral. Jejaring kerja

Iptek seperti Jaringan Pemuliaan, Forum Rumput Laut dan lain-lain terus dikembangkan di

Balitbang KP dengan prinsip kemitraan.

Kinerja kegiatan penelitian dan pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan selama

ini telah menghasilkan tiga kelompok out put : (1) ilmu pengetahuan, (2) teknologi dan (3)

rekomendasi kebijakan berbasis ilmiah. Sementara itu out

come yang dihasilkan Balitbang KP ditandai dengan

termanfaatkannya sejumlah out put tersebut oleh para

pemangku kepentingan. Pengalaman menunjukkan bahwa

out come dari kegiatan litbang tidak selalu terbentuk

dengan sendirinya, tetapi seringkali diperlukan upaya-

upaya kreatif dan sistematis. Di masa yang akan datang upaya tersebut harus ditingkatkan agar

outcomes segera terbentuk dan manfaat keberadaan Balitbang KP lebih dapat dirasakan oleh

para pemangku kepentingan.

Pengelolaan Jurnal Ilmiah dan HKI adalah contoh upaya-upaya mempercepat terjadinya out

come dari hasil riset yang telah berjalan selama ini. Di masa yang akan datang masih

diperlukan adanya lembaga non struktural seperti publishing house, komisi rekomendasi Iptek

dan tim analisis kebijakan. Keberadaan lembaga non struktural ini diharapkan dapat

membantu mempercepat pembentukan out come.

Kegiatan Iptekmas yang merupakan model penerapan Iptek untuk pemberdayaan

masyarakat telah dikerjakan sejak tahun 2007. Hingga saat ini sudah terdapat 18 paket

Iptekmas di berbagai daerah. Model penerapan Iptek semacam ini dimaksudkan agar

pemanfaatan Iptek oleh Direktorat Jenderal Teknis dan pemangku kepentingan lainnya dapat

lebih tepat guna dan minim persoalan. Pada waktu yang akan datang perlu dikembangkan

Page 15: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

4

model-model penerapan Iptek untuk tujuan lainnya seperti membangun prototipe industri,

pengembangan kawasan dan pengelolaan ekosistem.

Merujuk pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No : Per.15/Men/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan maka organisasi

Balitbang KP menjadi sebanyak 16 (enam belas) satuan kerja mandiri yang terdiri dari :

1. Sekretariat Badan

2. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan

Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru

Balai Riset Perikanan Perairan Umum, Palembang

Balai Riset Pemuliaan Stok Ikan, Jatiluhur

3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya

Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor

Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok

Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Sukamandi

4. Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan

5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir

Balai Riset dan Obervasi Kelautan, Perancak

Loka Riset Kerentanan Pesisir dan Laut

6. Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

7. Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

beserta personalia yang memangku jabatan struktural tergambar pada Lampiran 1. Jumlah

Pegawai Balitbang KP Berdasarkan Tingkat Pendidikan dalam Kurun Waktu 2005 – 2010 tersaji

dalam grafik 1.3., Jumlah Pegawai Per Unit Kerja Eselon II BALITBANG KP Tahun 2010 tersaji

dalam grafik 1.4., Kondisi Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2005 - 2010 tersaji

dalam grafik 1.5., dan Kondisi Pegawai Berdasarkan Jabatan Tahun 2005 - 2010 tersaji dalam

grafik 1.6.

Page 16: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

5

0

100

200

300

400

500

600

700

2005 2006 2007 2008 2009 2010

S3 S2 S1 Non sarjana

Grafik 1.3 Jumlah Pegawai BALITBANG KP Berdasarkan Tingkat Pendidikan dalam Kurun Waktu 2005 – 2010

81

290

430

66 102154

112 740

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Set.BRKP PRPT PRPB PRTK PRWLSNH BBRPBL BBRPPBKP BBRSEKP

Jum

lah

Pe

gaw

ai

Unit kerja Eselon II

Grafik 1.4 Jumlah Pegawai Per Unit Kerja Eselon II BALITBANG KP Tahun 2010

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

<25 26-35 36-45 46-55 >56

Jum

lah

Pe

ga

wa

i

Kelompok Umur

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Grafik 1.5 Kondisi Pegawai Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2005 - 2010

293331 358

412 429478

731782 799 773 754

831

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jum

lah

Pe

gaw

ai (

ora

ng)

TahunFungsional Non Fungsionl

Grafik 1.6 Kondisi Pegawai Berdasarkan Jabatan Tahun 2005 - 2010

C. MANDAT DAN PERAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia sangat besar yang apabila

dikelola secara benar akan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan kejayaan

bangsa dan negara sepanjang masa. Sesuai amanah konstitusi, perintah undang-undang dan

trend global yang direkomendasikan dalam berbagai konvensi dan resolusi internasional yang

berlaku, maka pembangunan kelautan dan perikanan harus dijalankan dengan menerapkan

Page 17: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

6

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Ini sejalan dengan apa yang dimaksud dalam

Agenda 21 Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Implementasi secara benar konsep pembangunan kelautan dan perikanan secara

berkelanjutan diharapkan akan mampu mewujudkan perairan yang bersih, sehat, asri dan

lestari serta produktif sehingga dapat memberi manfaat banyak untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan penguatan daya tahan ekonomi bangsa sepanjang masa.

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan,

dan tetap memberi kontribusi ekonomi yang cukup signifikan, dalam situasi krisis multi

dimensi pada tahun 1997 yang lalu. Potensi ekonomi ini diyakini masih dapat dikembangkan

lebih jauh dengan menekan praktik Illegal, Unregulated and Unreported (IUU) Fishing,

destructive fishing, irresponsible aquaculture serta dengan memperluas pasar, meningkatkan

nilai tambah produk dan merehabilitasi habitat perikanan yang rusak.

Berdasarkan statistik perikanan dunia yang dilansir oleh Food and Agricultural

Organization (FAO, 2007), produksi total perikanan

Indonesia termasuk tumbuhan laut masih tertinggal di

belakang China. Faktanya Indonesia memiliki wilayah

perairan, baik laut maupun darat, yang lebih luas.

Meskipun perikanan tangkap saat ini dalam status

pengendalian, namun budidaya perairan (aquaculture)

diyakini masih dapat ditingkatkan produksinya secara

signifikan pada tahun-tahun mendatang.

Pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan masih membutuhkan

komitmen dalam bentuk kebijakan yang kuat berbasiskan litbang (research based policy)

dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Dengan demikian,

penyelenggaraan litbang dan keberadaan ilmu pengetahuan serta teknologi yang handal

adalah kunci utama dalam implementasi research based policy dimaksud.

Sebagai negara Kepulauan yang berciri nusantara, Indonesia menyadari secara penuh

pentingnya litbang dalam penyelenggaraan pembangunan nasional. Kesadaran itu telah

tercermin dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (5) yang berbunyi: Pemerintah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai nilai agama dan

persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Selain itu

terdapat pasal-pasal yang menekankan hal berikut:

a. Pentingnya pembangunan ekonomi didasarkan pada prinsip berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan.

Grafik 1.7. Produksi Perikanan Negara Terbesar Dunia,

2007

Page 18: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

7

b. Memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hak bagi setiap orang

dalam mengembangkan dirinya.

Dalam rangka memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagaimana diamanatkan

oleh Undang-Undang Dasar 1945, terdapat undang-undang yang mengatur sistem kelitbangan,

yaitu Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Sistem Nasional Penelitian,

Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang disahkan dengan Undang-Undang Nomor

17 Tahun 2007 memiliki delapan misi pembangunan. Misi ke dua diantara kedelapan misi

tersebut yaitu Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, yang pencapaiannya antara lain

dengan meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan,

dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan. Sedangkan misi ke tujuh yaitu,

mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan

kepentingan nasional, pencapaiannya antara lain dengan meningkatkan kapasitas sumber daya

manusia yang berwawasan kelautan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

kelautan. “Strategi untuk menjadi negara maju adalah dengan memadukan pendekatan

sumberdaya alam, iptek dan budaya (knowledge-based, resource based and culture-based

development)”, strategi tersebut dinyatakan oleh Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang

Yudhoyono pada silaturrahmi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan

Masyarakat Ilmiah di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong-

Tangerang, Januari 2010.

Pembangunan kelautan dan perikanan harus dilakukan dengan pendekatan

pembangunan berkelanjutan sehingga dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi mutlak

diperlukan. Sedikitnya terdapat tiga undang-undang yang mengamanatkan penyelenggaraan

penelitian dan pengembangan di bidang Kelautan dan Perikanan, yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan yang telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009, mengamanatkan penelitian dan pengembangan

perikanan untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam

pengembangan usaha perikanan agar lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing tinggi

dan ramah lingkungan serta menghargai kearifan tradisi/ budaya lokal.

b. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil, mengamanatkan penelitian dan pengembangan di wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam

pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil agar lebih efektif, efisien, ekonomis,

Page 19: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

8

berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan, serta menghargai kearifan tradisi atau budaya

lokal.

c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Ratifikasi the United Nation on the Law of

the Sea (UNCLOS) 1982, mengamanatkan agar negara-negara melakukan penelitian ilmiah

kelautan serta pengembangan dan alih teknologi kelautan.

D. SISTIMATIKA PENYAJIAN

Akuntabilitas Kinerja ini memperlihatkan capaian kinerja Badan Penelitian dan

Pengembangan Kelautan dan Perikanan selama tahun 2010. Capaian Kinerja (Performance

Results) 2010 tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) 2010 sebagai

indikator keberhasilan tahunan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Dari hasil analisis tersebut akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja

(Performance Gap) bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Lakip Balitbang KP merujuk Laporan Akuntabiltas Kinerja Kementerian Kelautan dan

Perikanan Tahun 2010 mengacu pada: Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2010.

Laporan Akuntabiltas Kinerja ini bertujuan menginformasikan capaian kinerja Balitbang

KP selama tahun 2010. Capaian Kinerja (Performance Results) 2010 tersebut dibandingkan

dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) Balitbang KP 2010 sebagai tolak ukur keberhasilan

tahunan organisasi. Adapun sistemetika penyajian Laporan Akuntabiltas Kinerja Balitbang KP

sebagai berikut:

1. Ikhtisar Eksekutif, pada bagian ini disajikan tujuan, sasaran, capaian kinerja,

permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja dan upaya untuk mengatasi

permasalahan tersebut, serta antisipasi untuk menanggulangi permasalahan yang

mungkin terjadi pada tahun mendatang.

2. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Balitbang KP, uraian

singkat tentang tugas pokok dan fungsi Balitbang KP, mandat dan peran Balitbang KP serta

sistematika penyajian.

3. Bab II Perencanaan Strategis, pada bab ini disajikan rencana strategis (meliputi visi, misi,

tujuan, sasaran, kebijakan, dan program), rencana kinerja dan perjanjian kinerja.

4. Bab III Akuntabilitas, pada bab ini disajikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis

akuntabilitas kinerja termasuk didalamnya keberhasilan dan kegagalan serta

permasalahan yang dihadapi dan upaya tindak lanjut penyelesaian masalah. Dalam bab ini

Page 20: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

9

juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran

termasuk pula penjelasan tentang efisiensi.

5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan,

kegagalan dan permasalahan serta upaya tindak lanjut untuk perbaikan tahun

mendatang.

6. Lampiran

Page 21: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

10

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) adalah

unit organisasi eselon I di Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mempunyai tugas

menyelenggarakan penelitian dan pengembangan Iptek di bidang Kelautan dan Perikanan.

Dalam rangka implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

sebagaimana ketentuan yang berlaku, maka disusunlah dokumen rencana strategis ini.

Rencana Strategis Balitbang KP 2010 - 2014 berisi langkah-langkah stratejik jangka

menengah yang akan memberi arah bagi pengembangan riset kelautan dan perikanan dalam

rangka menunjang visi pembangunan kelautan dan perikanan untuk menjadikan Indonesia

penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015 dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, secara lestari dan berkelanjutan.

Dalam struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balitbang KP

merupakan salah satu unit organisasi/eselon I penunjang yang mempunyai tugas di bidang

penelitian dan pengembangan Iptek di bidang Kelautan dan Perikanan.

Memperhatikan visi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014 yang

ingin menjadikan Indonesia sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada

tahun 2015, dengan misi mensejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan, maka rumusan

visi Balitbang KP harus sejalan dengan hal itu. Selain itu visi Balitbang KP juga harus

memperhatikan The Blue Ocean Policies untuk mewujudkan visi dan misi Kelautan dan

Perikanan. Oleh karena itu rumusan visi Balitbang KP adalah sebagai berikut:

[Institusi riset yang handal dalam menghasilkan iptek menuju negara penghasil

produk kelautan dan perikanan terbesar 2015]

Visi tersebut di atas adalah visi yang menggambarkan ouput yang diinginkan Balitbang

KP, yaitu Iptek sebagai output utama. Produksi Kelautan dan Perikanan terbesar terkait

langsung dengan visi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kesejahteraan masyarakat terkait

langsung dengan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan, yaitu mensejahterakan

masyarakat kelautan dan perikanan.

Page 22: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

11

Sehubungan dengan visi Balitbang KP tersebut di atas, dan dengan

mempertimbangkan arah kebijakan yang sedang berkembang baik nasional, kementerian

maupan sektoral, maka misi Balitbang KP adalah sebagai berikut:

1. Menguasai IPTEK di bidang kelautan dan perikanan melalui kegiatan litbang yang

terintegrasi

2. Memperkuat kapasitas dan daya dukung sumberdaya IPTEK yang mendorong peningkatan

kualitas dan kuantitas penyelenggaraan litbang di bidang kelautan dan perikanan

3. Menyebarluaskan pemanfaatan hasil litbang kelautan dan perikanan untuk peningkatan

produksi bagi peningkatan kesejahteraan

TUJUAN

Tujuan mengacu kepada visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis

strategis yang akan dihasilkan dalam waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka Balitbang KP menetapkan tujuan strategis sebagai

berikut :

1. Menghasilkan IPTEK yang handal sebagai basis pembangunan kelautan dan perikanan

2. Memperkuat sumberdaya LITBANG kelautan dan perikanan secara terpadu

3. Memperluas penyebaran dan pemanfaatan hasil litbang kelautan dan perikanan oleh

pemangku kepentingan

SASARAN

Balitbang KP mempunyai sasaran yang merupakan gambaran hasil pada tahun yang

bersangkutan dalam kurun waktu empat tahun dan dialokasikan dalam empat periode secara

tahunan melalui serangkaian kegiatan yang akan dijabarkan dalam suatu rencana kinerja.

Dalam Sasaran perlu ditetapkan indikator untuk mengukur keberhasilan organisasi dalam

mencapai tujuan.

Adapun sasaran Balitbang KP yang telah ditetapkan sebagaimana berikut ini:

1) Tersedianya data, informasi dan pengetahuan ilmiah yang terkini, akurat dan memadai

mengenai fenomena alam dan potensi sumberdaya alam kelautan dan perikanan sebagai

basis pengelolaan yang berkelanjutan;

Page 23: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

12

2) Tersedianya teknologi inovatif dan rancang bangun pembangunan industri kelautan dan

perikanan yang handal dan bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing

serta kelestarian kelautan dan perikanan;

3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan berkelanjutan

secara tepat waktu dengan berbasis saintifik yang kuat;

4) Terwujudnya kelembagaan litbang yang kuat didukung dengan sumberdaya Iptek yang

handal dan jaringan kerjasama Iptek yang luas di bidang kelautan dan perikanan.

5) Meningkatnya penyebaran dan pemanfaatan hasil litbang kelautan dan perikanan secara

luas dan tepat waktu serta peran pemangku kepentingan dalam inovasi teknologi;

Rincian sasaran strategis Balitbang KP selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Sasaran Strategis Pembangunan Balitbang KP

Sasaran Indikator

Termanfaatkannya hasil dan inovasi Iptek kelautan dan perikanan

Jumlah pengguna/kelompok masyarakat KP, lokasi, luasan wilayah yang mengadopsi hasil litbang setelah melalui proses komunikasi, diseminasi dan difusi hasil litbang seperti IPTEKMAS atau cara lainnya termasuk di dalamnya menguatnya peran serta kelompok masyarakat dalam sistem Usaha KP yang kuat akibat penerapan hasil litbang KP.

Jumlah kawasan Minapolitan yang mengadopsi hasil litbang KP.

Jumlah hasil penelitian yang diadopsi oleh masyarakat kelautan dan perikanan dan/atau oleh pemangku kepentingan serta masyarakat lainnya di wilayah sasaran terutama di kawasan Minapolitan

Jumlah rekomendasi litbang yang dijadikan perencanaan dan kebijakan pembangunan di pusat dan daerah

Persentase peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat KP yang mengadopsi hasil litbang KP di wilayah sasaran terutama di kawasan Minapolitan

Wilayah perairan Indonesia yang teridentifikasi potensi produksi, karakteristik, kebutuhan konservasi sumber daya ikan-nya serta jumlah inovasi teknologi dan rekomendasi pengelolaannya.

Jumlah rekomendasi pengelolaan

Hak Kekayaan Intelektual (HKI), rekomendasi, inovasi teknologi dan produk biologi yang meningkatkan efisiensi produksi, ragam, kualitas dan keamanan komoditas unggulan.

Jumlah rekomendasi yang meningkatkankan efisiensi produksi, ragam varietas baru/unggul, kualitas dan keamanan komoditas unggulan

Rekomendasi dan inovasi teknologi perlindungan pantai, energi terbarukan, pengawasan, eksplorasi, eksploitasi, instrumentasi kelautan, maritim,

Jumlah rekomendasi dan inovasi teknologi perlindungan, pengawasan, eksplorasi, eksploitasi, instrumentasi kelautan, maritim, mitigasi/adaptasi bencana dan perubahan iklim yang meningkatkan

Page 24: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

13

mitigasi/adaptasi bencana dan perubahan iklim yang meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan

efisiensi pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang terpetakan sumber daya dan kerentanannya secara terkini dan akurat.

Jumlah wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang terpetakan sumberdaya & kerentanannya secara terkini dan akurat.

HKI, rekomendasi serta inovasi teknologi dan bioteknologi yang meningkatkan efisiensi pengolahan secara optimal, ragam, nilai tambah, kualitas dan keamanan produk unggulan/ prospektif.

Jumlah HKI, rekomendasi serta inovasi teknologi dan bioteknologi yang meningkatkan efisiensi pengolahan secara optimal, ragam, nilai tambah, kualitas dan keamanan produk unggulan/prospektif.

Rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan serta model pengembangan usaha dan pemasaran berbasis minapolitan.

Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan serta model pengembangan usaha dan pemasaran berbasis minapolitan.

Terwujudnya perencanaan, pengendalian, pelaporan pelaksanaan program ; pengelolaan SDM , hukum dan organisasi, fasilitasi HKI, ketatalaksanaan, dan administrasi kepegawaian; pengelolaan administrasi keuangan, ketatausahaan, perlengkapan, dan kerumahtanggaan ; pengelolaan kerjasama, informasi, dan dokumentasi ilmiah yang terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Persentase perencanaan, pengendalian, pelaporan pelaksanaan program ; pengelolaan SDM , hukum dan organisasi, fasilitasi HKI, ketatalaksanaan, dan administrasi kepegawaian; pengelolaan administrasi keuangan, ketatausahaan, perlengkapan, dan kerumahtanggaan ; pengelolaan kerjasama, informasi, dan dokumentasi ilmiah yang terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

KEBIJAKAN

Arah kebijakan pengembangan iptek kelautan dan perikanan yang akan dilakukan oleh

Balitbang KP mengacu kepada visi dan misi yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut:

1) Riset Ilmiah dan Eksplorasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dilaksanakan secara

terpadu dan sistematis untuk meningkatkan pemahaman akan fenomena alam di laut dan

perairan, mengetahui potensi, distribusi dan karakteristik sumberdaya kelautan dan

perikanan serta memperoleh basis pengetahuan lainnya sebagai dasar dalam pengelolaan

sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan;

2) Pengembangan, inovasi dan alih teknologi di bidang Kelautan dan Perikanan didorong

untuk menghasilkan invensi, inovasi dan alih teknologi yang tepat guna yang

bermanfaatkan dalam peningkatan produktivitas hasil kelautan dan perikanan serta

meningkatkan daya saingnya;

3) Analisis dan sintesis kebijakan pembangunan KP berbasis riset diarahkan untuk

menyiapkan hasil-hasil riset dan pengembangan teknologi sebagai dasar pengambilan

Page 25: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

14

kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara lestari dan

berkelanjutan;

Dalam rangka Peningkatan Kapasitas dan Daya Dukung Sumberdaya Iptek KP arah

kebijakannya meliputi:

1) Penguatan Kelembagaan Iptek difokuskan penajaman tugas dan fungsi antar unit kerja

yang ada dengan secara selektif penambahan unit kerja baru untuk menangani tugas-tugas

Balitbang KP yang belum tertangani dengan baik. Sementara itu keberadaan lembaga

fungsional yang dapat membantu proses penguasaan Iptek serta penerapannya dalam

masyarakat akan didorong. Penyelesaian peraturan perundangan yang terkait dengan

litbang KP dan yang dimandatkan kepada Balitbang KP menjadi prioritas penting;

2) Penguatan Daya Dukung Sumberdaya Iptek KP difokuskan pada peningkatan kompetensi

dan profesionalisme SDM serta revitalisasi Sarana Teknologi dan Prasarana Iptek lainnya

yang telah mengalami penurunan fungsi dan daya dukung serta pengadaan sarana riset

baru sesuai kondisi yang berkembang;

3) Peningkatan Jejaring Kerja dan Jaringan Kerjasama Iptek KP diarahkan untuk mempercepat

proses alih teknologi dari manca negara, membangun sinerji antar sesama lembaga litbang

dan mempercepat penerapan iptek oleh Daerah dan masyarakat.

Dalam rangka Pemacuan Penyebaran dan Pemanfaatan Hasil Riset dan Iptek KP, arah

kebijakannya meliputi:

1) Kegiatan publikasi ilmiah dan pemsyarakatan Iptek didorong intensitas dan kualitasnya

melalui peningkatan kualitas journal, pembentukan lembaga publishing house,

penyelenggaraan forum-forum ilmiah tingkat nasional maupun internasional melalui

kemitraan dengan organisasi profesi, lembaga riset dan perguruan tinggi di bidang

kelautan dan perikanan;

2) Pembangunan Model Penerapan Iptek untuk Pembangunan Kelautan dan Perikanan

dipacu untuk mempercepat pemanfaatan hasil riset dalam pengelolaan sumberdaya dan

proses produksi sehingga produk kelautan dan perikanan memiliki daya saing yang tinggi.

PROGRAM

Sesuai dengan Renstra KKP tahun 2010-2014 program Balitbang KP adalah Program

Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan. Program Litbang Iptek Kelautan

dan Perikanan mewadahi kegiatan-kegiatan dalam rangka melaksanakan 3 (tiga) misi

pembangunan Iptek Kelautan dan Perikanan sebagaimana tersebut. Ragam dan Fokus Kegiatan

program Litbang Iptek Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut:

Page 26: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

15

1. Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Tangkap

Kegiatan litbang Perikanan Tangkap dimaksudkan untuk menyiapkan basis ilmiah bagi

pengelolaan sumberdaya ikan secara berkelanjutan dan pengembangan industri perikanan

yang berdaya saing tinggi. Kegiatan ini memiliki 4 (empat) sub kegiatan, yaitu:

a. Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Ikan;

b. Litbang Iptek Perikanan Laut;

c. Litbang Iptek Perikanan Perairan Umum;

d. Litbang Iptek Pemulihan Sumberdaya Ikan.

2. Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Budidaya

Kegiatan Litbang Iptek Perikanan Budidaya dimaksudkan untuk menyiapkan basis ilmiah

yang kuat bagi pengembangan perikanan budidaya secara berkelanjutan serta menyiapkan

dukungan teknologi yang tepat guna dan ramah lingkungan untuk peningkatan

produktivitas budidaya perikanan. Kegiatan ini memiliki 6 (enam) sub kegiatan, yaitu:

a. Analisis Kebijakan Pengembangan Budidaya Perikanan;

b. Litbang Iptek Budidaya Perikanan Air Tawar;

c. Litbang Iptek Budidaya Perikanan Air Payau;

d. Litbang Iptek Budidaya Perikanan Laut;

e. Litbang Iptek Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar;

f. Litbang Iptek Budidaya Ikan Hias.

3. Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan

Kegiatan Litbang Iptek Kelautan dan Perikanan dimaksudkan untuk menyiapkan dukungan

teknologi bagi eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan proteksi sumberdaya alam dan

lingkungan kelautan dan perikanan serta adaptasi perubahan iklim.

4. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumberdaya Non

Hayati Pesisir dan Laut

Kegiatan Litbang Iptek Kewilayahan, Dinamika dan Sumberdaya Non Hayati Pesisir dan

Laut dimaksudkan untuk melakukan observasi, eksplorasi dan pemetaan kelautan bagi

penyiapan dukungan ilmiah untuk pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan,

termasuk mitigasi terhadap perubahan iklim. Kegiatan ini memiliki 3 sub kegiatan, yaitu:

a. Kajian dan Analisis Kebijakan Kewilayahan dan Sumberdaya nonhayati;

b. Observasi Kelautan;

c. Pemetaan Kerentanan Pesisir dan Pulau Kecil.

5. Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan

Page 27: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

16

Kegiatan Litbang Iptek Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

diarahkan untuk menyiapkan iptek pasca panen dalam rangka peningkatan nilai tambah

dan daya saing produk kelautan dan perikanan.

6. Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Kegiatan Litbang Iptek Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan dimaksudkan untuk

menyiapkan analisis berbasis iptek dan pendekatan sosial ekonomi dalam pengelolaan

sumberdaya kelautan dan perikanan.

7. Program Peningkatan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya Balitbang KP

Kegiatan manajemen dan tugas teknis lainnya Balitbang KP dimaksud meliputi manajerial

dan pelayanan tugas teknis lainnya seperti pengelolaan gaji, honorarium dan tunjangan,

penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran termasuk pengembangan

dan peningkatan sarana dan prasarana riset kelautan dan perikanan, penyusunan program,

monitoring dan evaluasi, pengelolaan keuangan dan BMN, pengelolaan kerjasama dan

pemanfaatan hasil riset kelautan dan perikanan, pengelolaan dan pengembangan

kepegawaian, serta pelaporan.

B. PERJANJIAN KINERJA

Outcome Balitbang KP adalah Termanfaatkannya hasil riset dan inovasi IPTEK kelautan

dan perikanan dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan dan

proses produksi berdaya saing yang ditandai/diukur dari:

1. Jumlah Inovasi Iptek yang memperoleh pengakuan/perlindungan hukum (SNI, HKI,

penghargaan, dan lain-lain);

2. Karya Tulis Ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional dan/atau internasional yang

terakreditasi;

3. Karya Iptek yang telah direkomendasikan dan/atau diadopsi oleh stakeholder dan

masyarakat;

4. Jumlah riset/kajian yang menjadi bahan rekomendasi kebijakan berbasis Iptek untuk

pengelolaan SDKP secara berkelanjutan;

5. Jumlah model pengembangan/ prototipe penerapan IPTEK.

Output adalah luaran langsung, atau luaran dasar, dari suatu kegiatan. Kegiatan litbang

akan menghasilkan outputs berupa Iptek yang antara lain terdiri dari:

1. Pengetahuan ilmiah, yaitu berupa data, informasi dan fenomena yang diperoleh dari

kegiatan understanding, discoveries, explorasi, karakterisasi, inventarisasi dan sejenisnya

yang dilakukan dengan metode ilmiah;

Page 28: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

17

2. Inovasi teknologi, yaitu berupa teknologi yang diperoleh dari kegiatan invensi, inovasi, alih

teknologi serta kegiatan sejenis yang menghasilkan hardware, software, produk biologi

maupun formulasi;

3. Rekomendasi kebijakan adalah luaran yang dihasilkan dari kegiatan analisis dan/atau

sintesis/telaah kebijakan berbasis ilmiah yang didukung dengan data dan informasi ilmiah

serta pengetahuan yang ada secara memadai.

Selain output utama dari kegiatan litbang, Balitbang KP juga memiliki output lainnya

dari kegiatan penunjang yaitu: Sumberdaya litbang serta diseminasi dan difusi Iptek

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) pada

tahun 2010 mempunyai Komitmen Kinerja yang terdiri dari sasaran, indikator dan target tahun

2010. Target ditetapkan untuk indikator kinerja, baik indikator kinerja tingkat sasaran maupun

indikator kinerja tingkat kegiatan (input, output, outcome). Perjanjian Kinerja tahun 2010

dijabarkan dalam Tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Balitbang KP Tahun 2010

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET

Termanfaatkannya hasil riset dan inovasi IPTEK untuk pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan serta meningkatkan produktifitas dan daya saing

Jumlah Inovasi IPTEK yang memperoleh pengakuan (HKI,SNI dan Penghargaan)

3 buah

Jumlah Karya IPTEK yang telah direkomendasikan dan/atau diadopsi oleh stakeholder dan masyarakat

5 buah

Jumlah karya tulis ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional/dan atau international terakreditas

500 buah

Jumlah hasil riset yang menjadi basis kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

10 buah

Jumlah model pengembangan/prototipe penerapan IPTEK KP

15 paket

Untuk mencapai target indikator kinerja outcome, dalam penetapan kinerja telah

dirumuskan indikator kinerja output yang merupakan hasil langsung dari kegiatan penelitian

dan pengembangan dari satuan kerja litbang lingkup Balitbang KP.

Penetapan Kinerja 2010 memuat target kinerja outcome merupakan bentuk komitmen

yang disepakati oleh Kepala Balitbang KP yang selanjutnya dilaksanakan utamanya untuk

mendukung Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan.

Page 29: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

18

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. HASIL PENGUKURAN KINERJA

Untuk memantau perkembangan target kinerja yang sudah ditetapkan, maka pada

awal Tahun Anggaran 2010 telah dibuat Penetapan Kinerja (PK). Pengukuran kinerja dilakukan

dengan menggunakan indkator kinerja yang termuat pada Penetapan Kinerja tersebut.

Pencapaian kinerja bulanan dipantau oleh penanggung jawab kegiatan, selanjutnya

penanggung jawab kegiatan melaporkannya kepada kepala satker. Berdasarkan laporan unit

kerja penanggung jawab kegiatan, kepala satker melakukan evaluasi untuk pengendalian

pencapaian pelaksanaan program/kegiatan secara keseluruhan. Setiap semester Balitbang KP

melakukan evaluasi terhadap pencapaian indikator kinerja yang dilakukan oleh Satker lingkup

Balitbang KP

Kelompok indikator kinerja yang digunakan adalah indikator input, output dan

outcome. Indikator kinerja input meliputi dana dengan satuan rupiah dan tenaga kerja/SDM

dengan satuan orang, sedangkan indikator kinerja output dan outcome ditetapkan

berdasarkan sasaran yang dituangkan dalam kegiatan dan program seperti yang tertera dalam

rencana strategis (Renstra) KKP, sebagaimana tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Indikator Kinerja Balitbang KP

SASARAN INDIKATOR TARGET 2010

Termanfaatkannya hasil

riset dan inovasi IPTEK

untuk pengelolaan

sumberdaya kelautan

dan perikanan secara

berkelanjutan serta

meningkatkan

produktivitas dan daya

saing

1)

2)

Jumlah Inovasi IPTEK yang memperoleh pengakuan

(HKI,SNI dan Penghargaan)

3 buah

Jumlah Karya IPTEK yang telah direkomendasikan

dan/atau diadopsi oleh stakeholder dan masyarakat

5 buah

3) Jumlah karya tulis ilmiah yang dipublikasikan di jurnal

ilmiah nasional/dan atau international terakreditasi

500 buah

4) Jumlah hasil riset yang menjadi basis kebijakan

pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

secara berkelanjutan

10 buah

5) Jumlah model pengembangan/prototipe penerapan

IPTEK KP

15 paket

Page 30: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

19

B. PENCAPAIAN KINERJA BERDASARKAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan memiliki 1 (satu)

program yaitu Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan dengan sasaran

termanfaatkannya hasil riset dan inovasi IPTEK untuk pengelolaan sumberdaya kelautan dan

perikanan secara berkelanjutan serta meningkatkan produktivitas dan daya saing. Pada tahun

2010 Balitbang KP telah dapat melaksanakan tugas dan fungsi yang dibebankan pada

organisasi yang tercermin dari tercapainya indikator yang telah ditetapkan.

1) Jumlah Inovasi IPTEK yang memperoleh pengakuan (HKI, SNI dan Penghargaan)

Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah inovasi iptek yang

memperoleh pengakuan (HKI, SNI, dan Penghargaan) dengan target 3 tercapai 3 (tercapai

100 persen). Adapun 3 capaian tersebut adalah : 102 Inovasi 2010 : Alat Akustik Ancho

Udang, 102 Inovasi 2010 : Teh Hijau Sebagai Antihistamin pada Pindang Ikan,

Komersialisasi Hasil Litbang : Vaksin Aeromonas Hydrophila dengan PT SANBE Sampai

dengan tahun 2010.

Permasalahan yang dihadapi terkait komersialisasi hasil litbang KP adalah belum

ada kesepakatan draft PKS (Perjanjian Kerjasama) antara Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perikanan Budidaya dengan PT. SANBE dalam produksi masal vaksin

Aeromonas hydrophila. Untuk itu ditindaklanjuti dengan melakukan peninjauan kembali

draft dokumen kesepakatan kerja sama, selain itu penemuan vaksin ini juga sedang

diusulkan untuk memperoleh HKI.

Balitbang KP telah mengupayakan untuk mendapatkan hak paten (HKI) sebanyak 3

usulan HKI dan usulan tersebut sedang dalam proses dan 2 diantaranya telah dalam proses

di DEPHUKHAM, saat ini sedang dalam proses hingga tahap pemeriksaan

administrasi/pemeriksaan substansif, sedangkan untuk Teknologi Budidaya Ikan Batak

usulan HKInya telah diusulkan ke Badan Litbang KP pada tahun 2010, namun rilisnya yang

seharusnya dilaksanakan pada tahun 2010 ditunda sampai tahun 2011 karena

keterbatasan pendanaan proses rilis tersebut. Untuk selalu mendapatkan update informasi

perlu dilakukan pengawalan, karena dari satu tahap prosedur menuju ke prosedur

berikutnya memerlukan waktu yang panjang.

Balitbang KP telah menghasilkan 500 judul karya ilmiah yang telah dipublikasikan

namun sampai dengan tahun ini baru menghasilkan 2 karya ilmiah yang masuk dalam 102

karya inovasi, diharapkan pada tahun 2011 hasil penelitian Balitbang KP lebih dari 2 judul

karya ilmiah yang masuk dalam 103 karya inovasi.

Page 31: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

20

a. 102 Innovasi 2010: Alat Akustik Ancho Udang

Badan Litbang KP telah berhasil merekayasa anco konvensional menjadi alat

ancho akustik (ancoustic) sebagai pendeteksi aktivitas udang yang menandakan

ketersediaan pakan berupa pellet di dalam tambak. Alat ini menggunakan suara ultra

agar lebih akurat dan terjamin dalam pendeteksian jumlah pakan, dan didukung oleh

teknologi telemetri berbasis panel matahari yang memungkinkan pemantauan jarak

jauh untuk cakupan yang luas dan hemat energi. Teknologi akustik dapat memantau

tingkah laku udang dalam ancho secara periodik dan terkendali. Atas hal itu alat

tersebut memperoleh penghargan oleh pemerintah sebagai salah satu teknologi dari

102 inovasi tahun 2010.

Dengan berhasilnya riset anchostik dapat memberikan pilihan bagi korporasi

tambak udang dan masyarakat untuk menjadikan ancho sebagai instrumentasi

pemantauan tambak udang. Skematika rancang bangun ancoustic ditunjukkan pada

gambar 3.1.

Gambar 3.1. Skema Instalasi dan An

Gambar 3.1 Anchostik di tambak

b. 102 Inovasi 2010: Teknologi pemanfaatan Teh Hijau Sebagai Antihistamin pada

Pindang Ikan

Balitbang KP telah menghasilkan teknologi yang dapat menekan pertumbuhan

bakteri pengurai histidin (salah satu asam amino pada protein ikan) menjadi histamin

(penyebab alergi) pada pengolahan pindang ikan tongkol. Teknologi ini mendapatkan

pengakuan dari Kemenristek sebagai salah satu 102 Inovasi Paling Prospektif tahun

2010. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk produk olahan ikan lainnya, atau bahkan

untuk mempertahankan kesegaran ikan yang tidak disimpan pada suhu rendah.

Page 32: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

21

c. Vaksin Aeromonas hydrophila

Peneliti Balitbang KP telah menemukan vaksin pencegahan penyakit Penyakit

Motile Aeromonas Septicemia (MAS) yang menyerang semua jenis ikan air tawar

sehingga dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup ikan. Vaksin ini belum

diproduksi secara massal, untuk itu saat ini telah dilakukan kerjasama dengan PT

SANBE, namun belum mencapai kesepakatan. Pada tahun 2010 Vaksin MAS sudah

dalam usulan untuk mendapatkan paten (HKI).

2) Jumlah Karya IPTEK Yang Telah Direkomendasikan dan/atau Diadopsi Oleh Stakeholder

dan Masyarakat

Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah karya iptek yang telah

direkomendasikan dan/atau diadopsi oleh stakeholders dan masyarakat dengan target 5

tercapai 7 (tercapai 140 persen). Capaian tersebut meliputi : Hasil Penelitian yang diadopsi

menjadi Kebijakan di Pekalongan, Rekomendasi teknis untuk Dokumen Klaim Pemerintah

Indonesia dalam Penanganan Kasus Pencemaran Minyak Laut Timor (Montara), 3

Rekomendasi dan Kelayakan Lahan Bagi Pengembangan Perikanan Budidaya pada 3

Kawasan Minapolitan, rekomendasi teknis dalam Penanganan Tumpahan Lumpur Sidoarjo

ke Kali Porong, dan Rekomendasi Pengelolaan Ikan Bilih di Danau Toba.

a. IPTEK Pengolahan Produk Perikanan untuk Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan

Kegiatan IPTEK tersebut telah menyampaikan hasil litbangnya melalui ajang

diseminasi hasil iptek pengolahan produk pada tahun 2006 – 2008 di Kabupaten

Pekalongan. Hasil litbang yang telah diadopsi oleh masyarakat di Kabupaten

Pekalongan adalah: alat pengolah kerupuk ikan dan proses pengolahan kerupuknya,

produk olahan berbasis surimi (somay, otak-otak, pempek dll), diversifikasi produk

olahan berbasis ikan patin dan produk olahan berbasis bahan baku ikan. Dari

diseminasi yang dilakukan selama 3 tahun di kabupaten Pekalongan ini serta melihat

animo dan dampak terhadap masyarakat akan teknologi pengolahan produk olahan

ikan ini, pemerintah daerah kabupaten Pekalongan menetapkan kebijakan yang

mendorong berkembangnya usaha masyarakat di bidang olahan ikan dan menjadikan

produk olahan ikan sebagai salah satu produk andalan kabupaten Pekalongan.

b. Penanganan Kasus Pencemaran Minyak Laut Timor (Montara)

Pada 21 Agustus 2009 terjadi ledakan di sumur pengeboran minyak Montara

milik PTTEP Ashmore Australia (anak perusahaan dari PTTEP Group Thailand) di

Samudera Hindia Tenggara di wilayah perairan Australia. Tanggal 31 Agustus 2009

Page 33: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

22

penyebaran cemaran minyak memasuki Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

Tanggal 21 September 2009 Stasiun penerima citra satelit Balai Riset & Observasi Laut

(BROK) mendeteksi cemaran minyak mencapai 51 NM tenggara dari Pulau Rote.

Pemantauan melalui citra satelit terus dilakukan hingga akhir tahun 2009.

Tim Nasional Advokasi Laut Timor (TALT) dibentuk oleh Presiden dengan

Penangung jawab adalah Menteri Perhubungan, dengan Ketua Tim Penyusunan Klaim

dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Kepala Badan Riset Kelautan & Perikanan

(saat itu) & Sekretaris Jenderal KKP menjadi anggota Tim Pengarah, dan BRKP terlibat

menjadi anggota TALT.

Survei oleh Tim Balitbang KP & PSDKP menggunakan Kapal Pengawas

Perikanan untuk pengujian kandungan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) dan

kualitas air dilakukan pada 10-26 Mei 2010, dengan hasil adalah positif minyak

pencemar adalah berasal dari sumur pengeboran minyak Montara. Hasil ini

memverifikasi hasil temuan sifat fisik minyak pencemar (Tarball) dari survei 23 Oktober

2009 & 3-5 November 2009 oleh Badan Pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)

NTB dan KLH. Survei verifikasi lanjutan oleh Tim Balitbang KP & PSDKP dilakukan pada

20-22 Agustus 2010.

Pemodelan transpor sebaran tumpahan minyak (oil spill) dilakukan oleh BPPT

sedangkan verifikasi hasil model hidrodinamika dan transpor dilakukan oleh Puslitbang

SDLP dimana salah satunya adalah menggunakan data dari Ditjen KP3K. Dimana

wilayah pengelolaan perikanan (WPP) seluas 7.0841,76 km2, taman nasional laut (TNL)

Laut Sawu seluas 3.4089,87 km2, wilayah nurseri seluas 135.799,93 km2, habitat sapi

laut (Dugong) seluas 15.712,11 km2, habitat penyu seluas 4.096.40 km2, dan terumbu

karang seluas 944,90 km2 terancam pengaruh pencemaran minyak.

Dokumen klaim pemerintah Indonesia berhasil disusun pada Oktober 2010 dan

serangkaian pertemuan negosiasi dan debat teknis klaim telah beberapa kali dilakukan

di Perth Australia, dan Singapura.

c. Rekomendasi Kelayakan Lahan Bagi Pengembangan Perikanan Budidaya di 3 (Tiga)

Kawasan Minapolitan

c.1. Kabupaten Pacitan

Rekomendasi dari hasil analisis data kualitas perairan di Kabupaten

Pacitan menunjukkan bahwa pengembangan budidaya ikan di Kecamatan

Bandar yang paling baik adalah ikan nila. Desa Kebon dalem sangat baik untuk

Page 34: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

23

pengembangan ikan nila, mas/tombro, maupun lele. Pengembangan budidya

ikan di Kecamatan Nawangan yang paling baik adalah ikan nila. Pengembangan

ikan di Kecamatan Punung cocok untuk ikan nila, lele, dan tombro. Karena

perairan di Kabupaten Pacitan relatif kurang subur, maka sebelum dilakukan

pemeliharaan, sebaiknya dilakukan pemupukan dan pemberian kapur supaya

lebih subur. Budidaya udang windu di Kecamatan Pacitan masih potensial untuk

dikembangkan dan budidaya rumput laut selain Spinosum, jenis E. Cotonii baik

untuk dikembangkan di Teluk Segoro anakan, Kecamatan Ngadirojo.

c.2. Kabupaten Pandeglang

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kondisi lingkungan perairan di

kedua lokasi penelitian masih pada kisaran yang layak untuk mendukung

kegiatan budidaya laut. Analisis spasial tingkat kelayakan lahan menghasilkan

luas dan kelas kelayakan lahan untuk budidaya. Potensi yang dimiliki ini

tentunya harus didukung juga dengan infrastruktur yang baik. Tersedianya

fasilitas pencucian kerang (depurasi) di Panimbang merupakan satu fasilitas yang

baik guna mendukung kualitas produksi kekerangan. Akses antara lokasi

budidaya di Kabupaten Pandeglang umumnya cukup baik terutama akses sampai

ke Teluk Lada, Panimbang. Namun akses transportasi ini menjadi sangat sulit

(kondisi jalan rusak). Untuk itu pada tahun yang akan datang akan mengajak

PEMDA setempat (Dinas PU) untuk memperbaiki insfrastruktur untuk akses

menuju teluk Lada menuju ke lokasi pengembangan budidaya rumput laut di

Perairan Sumur. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan kebijakan

penyusunan tata ruang dan perencanaan pemerintah daerah setempat.

c.3. Kabupaten Serang

Rekomendasi alternatif pengelolaan budidaya tambak pada tiga

kecamatan di Kabupaten Serang adalah (1) Perbaikan tingkat kesuburan tanah

dengan penggunaan pupuk urea dan pupuk organik utamanya dari kotoran sapi

dan kerbau; dan (2) Penanaman mangrove (perbaikan jalur hijau) mencegah

abrasi yang besar dan sebagai perangkap polutan yang mencemari perairan

tambak (menurunkan kadar Fe dalam air dan tanah tambak). Jenis komoditas

budidaya yang bisa dikembangkan adalah bandeng, rumput laut (Gracilaria), dan

udang dengan teknologi tradisional plus. Teknologi tradisional plus dikelola

tanpa input yang tinggi seperti penggunaan kincir air, namun dilakukan dengan

sistem polikultur.

Page 35: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

24

c.4. Penanganan Tumpahan Lumpur Sidoarjo ke Kali Porong

Peranan Balitbang KP di dalam Tim Teknis KKP dalam penanganan kasus

Lumpur Sidoarjo (LUSI) tahun 2006– 2011:

1. Monitoring zona ekosistem estuari dan muara Porong (mulai Juli 2006)

2. Uji coba mangrove pada media lumpur tumpahan (Lab scale, Perancak

2007)

3. Survei, observasi & modeling batimetri, arus laut, pasang-surut, mud-

dispersion

4. Pemodelan numerik dispersi lumpur di muara Porong dampak areal

tambak, lahan baru

Hasil dari kegiatan ini adalah dikeluarkannya Rekomendasi teknis &

desain pengelolaan zona muara ramah lingkungan & Sidoarjo mud-flow

management, namun demikian bahwa untuk pemanfaatan lumpur dan kawasan

budidaya masih naskah akademik, untuk itu tahun berikutnya akan diusulkan

untuk legalisasi rekomendasi teknis.

d. Penerapan Paket Kebijakan Pengembangan Produksi Ikan Bilih melalui Penerapan

Teknologi Introduksi (Penetapan Suaka Ikan Bilih secara Partisipatif) di Danau Toba.

Untuk menjaga stok ikan bilih tetap lestari maka Balitbang KP

merekomendasikan pada PEMDA Kab. Samosir untuk membuat Perda tentang

penetapan suaka ikan bilih, pengaturan aktivitas penangkapan (musim dan intensitas

penangkapan) dan dikelola secara kelompok (informal dan sukarela) pada

penangkapan dan pengolahannya.

Sebagai pedoman pengelolaan telah disusun buku-buku panduan

Pengembangan Produksi Ikan Bilih melalui Penerapan Teknologi Pemacuan Stok

(Penetapan Suaka Ikan Bilih secara Partisipatif) di Danau Toba.

Untuk selanjutnya perlu dilakukan evaluasi tentang efektifitas perda yang telah

dibuat serta diterapkan di lokasi lain (kawasan perairan umum dan daratan) dengan

komoditas yang sama maupun komoditas yang lain.

3) Jumlah karya tulis ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional/dan atau

international terakreditasi

Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah hasil riset yang menjadi

basis kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

Page 36: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

25

dapat mencapai target yang telah ditetapkan (100%). Capaian IKU Badan Litbang KP

dengan indikator jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional

dan/atau internasional dengan target 500 tercapai 559 (tercapai 112 persen).

Penerbitan publikasi yang dilakukan oleh Balitbang KP terdiri atas publikasi ilmiah

dan semi ilmiah. Jenis – jenis karya ilmiah terbitan Balitbang KP diantaranya:

a. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia

b. Indonesia Fisheries Research Journal

c. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia

d. Warta Perikanan Bawal

e. Buletin Teknik Litkayasa Sumberdaya dan Penangkapan

f. Jurnal Riset Akuakultur (3 edisi)

g. Indonesian Aquaculture Journal (2 edisi)

h. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Edisi Sosial Ekonomi, Akuakultur, Sumberdaya

dan Penangkapan

i. Indonesia Fisheries Research Journal

j. Jurnal Riset IPTEK Kelautan

k. Jurnal Kebijakan dan Riset Sosial Ekonomi KP

l. Jurnal Segara

m. Jurnal Kelautan Nasional

n. Jurnal Paca Panen dan Bioteknologi

o. Majalah Bawal

p. Buletin Teknik Litkayasa Budidaya

q. Media Akuakultur

r. Buletin Squalen

s. Warta Litbang

t. Buletin Kelautan

u. Warta Riset Sosial Ekonomi

v. Prosiding Kelautan dan Perikanan

Page 37: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

26

w. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur

x. Prosiding Seminar Nasional Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan II

y. Monograph “ Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Perikanan

dan Kelautan

z. Buku Peralatan Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan untuk Mendukung

Minapolitan : Hasil Modifikasi Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi

Kelautan dan Perikanan

Jenis – jenis karya ilmiah yang telah diterbitkan oleh Balitbang KP telah di

publikasikan ke masyarakat lewat web Balitbang KP maupun Digital Library “SIDIK (Sumber

Informasi Dokumentasi Ilmiah Kelautan dan Perikanan)” yang bisa diakses melalui

www.litbang.kkp.go.id dan www.sidik.litbang.kkp.go.id. Hasil-hasil penelitian Balitbang KP

berupa artikel dan buku karya ilmiah juga telah di publikasikan ke masyarakat lewat Pemda

Provinsi/Kabupaten/Kota, stakeholders (600 paket) dan pengiriman ke ASFA (FAO) bekerja

sama dengan PDII LIPI (ada 200 artikel karya ilmiah balitbang yang sudah publish).

Gambar 3.2 Publikasi Balitbang KP Tahun 2010

4) Jumlah Model Pengembangan/Prototipe Penerapan IPTEK KP

Capaian IKU Badan Litbang KP dengan indikator jumlah model

pengembangan/prototipe penerapan iptek dengan target 15 tercapai 15 (tercapai 100

persen). Dalam rangka adopsi teknologi inovatif terpilih, transfer teknologi yang adaptif

terhadap masyarakat serta percepatan pembangunan kelautan dan perikanan di daerah

dalam bidang kelautan dan perikanan yang dihasilkan oleh Balitbang KP kepada

stakeholders dalam upaya pembangunan industri kelautan dan perikanan untuk

percepatan pencapaian kesejahteraan masyarakat di sektor tersebut maka dikembangkan

model IPTEKMAS yang dirancang untuk pemberdayaan masyarakat dengan

mempertimbangkan : (i) 4 komponen IPTEKMAS : assessment, bantuan teknologi,

Page 38: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

27

bimbingan teknologi dan monitoring manfaat dan dampak, serta (ii) bantuan dan

bimbingan teknologi yang diberikan mempertimbangkan kondisi setempat (masyarakat,

infrastruktur yang ada, sumber daya, dan pasar).

Penerapan model IPTEKMAS dilakukan dalam bentuk : Merancang serta

memfasilitasi penumbuhan dan pembinaan percontohan sistem dan usaha kelautan dan

perikanan berbasis IPTEK ; Membangun sistem pengadaan teknologi dasar (misalnya

teknologi benih dasar, prototipe alat/mesin produksi, usaha penangkapan, budidaya dan

pengolahan produk skala komersial) secara luas dan desentralistik ; Menyediakan

informasi, konsultasi dan sekolah lapang untuk pemecahan masalah melalui penerapan

IPTEK kelautan dan perikanan bagi para praktisi usaha kelautan dan perikanan ;

Memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna

dan lokasi dalam rangka pengembangan riset di lingkup Balitbang KP. Model IPTEKMAS

yang telah diadopsi dimasyarakat antara lain :

a. Penerapan Paket Kebijakan Pengembangan Produksi Ikan Bilih melalui Penerapan

Teknologi Introduksi (Penetapan Suaka Ikan Bilih secara Partisipatif) di Danau Toba.

Untuk menjaga stok ikan bilih tetap lestari maka Balitbang KP

merekomendasikan pada PEMDA Kab. Samosir untuk membuat Perda tentang

penetapan suaka ikan bilih, pengaturan aktivitas penangkapan (musim dan intensitas

penangkapan) dan dikelola secara kelompok (informal dan sukarela) pada

penangkapan dan pengelolaannya.

Sebagai pedoman pengelolaan telah disusun buku-buku panduan

Pengembangan Produksi Ikan Bilih melalui Penerapan Teknologi Pemacuan Stok

(Penetapan Suaka Ikan Bilih secara Partisipatif) di Danau Toba.

Untuk selanjutnya perlu dilakukan evaluasi tentang efektifitas perda yang telah

dibuat serta diterapkan di lokasi lain (kawasan perairan umum dan daratan) dengan

komoditas yang sama maupun komoditas yang lain.

Gambar 3.3 Kegiatan IPTEKMAS di Danau Toba

Page 39: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

28

b. Penerapan IPTEK Pengelolaan Sumberdaya Ikan Patin Siam (Pangasinodon

hypopthalmus) secara Ko-Manejemen di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa

Tengah

Hasil yang dicapai dari kegiatan IPTEKMAS di Wonogiri adalah :

a. Buku panduan Teknik Pengelolaan Ikan Patin Siam Secara co-management di

Waduk Gajah Mungkur-Wonogiri.

b. Terbentuknya Kelompok Nelayan (49 orang).

c. Terbentuknya Kelompok Pengelola dan Pemasaran Hasil.

d. Naskah Akademis tentang Pengelolaan Sumberdaya Ikan Patin Siam

(Pangasimonodon hypopthalamus) secara ko-manajemen dan Penggunaan Alat

Tangkap Ramah Lingkungan di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah

sebagai bahan penyusunan Draft Perda Suaka ikan Patin Siam di Muara Sungai

Keduang.

e. Upaya Peningkatan pendapatan nelayan dan pengolah melalui diversifikasi produk

hasil olahan ikan patin.

c. IPTEKMAS Budidaya Ikan Nila BEST dengan pakan pelet berbahan baku maggot di

Sungai Duren, dan Jambi

Hasil dari kegiatan IPTEKMAS ini antara lain :

a. Komposisi pakan dengan bahan baku maggot

b. Efisiensi harga pakan hingga 52% (kualitas murah dan berkualitas)

c. Beberapa pembudidaya membuat pabrik pakan pelet mini untuk mencukupi

kebutuhan kelompok

d. Pertumbuhan nila best lebih cepat dari nila yang dibudidaya sebelumnya,

menyebabkan banyak kelompok sekitar yang tertarik membudidayakan ikan nila

Best.

Sedangkan kendala yang dihadapai masyarakat adalah tingginya harga pakan

ikan sehingga dengan adanya pakan alternatif dari maggot cukup membantu

masyarakat dalam menekan biaya produksi.

d. Pemasyarakatan teknologi budidaya ikan nila best di Kab. Pacitan

Hasil dari kegiatan IPTEKMAS ini antara lain :

Page 40: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

29

a. Benih sudah mampu diproduksi oleh kelompok di Kecamatan Punung, Nawangan

dan bandar mencapai 30.000 - 50.000.

b. UPR di Kecamatan Punung sudah melayani permintaan benih dari pembudidaya di

luar Kabupaten Pacitan (Surabaya).

c. Perbenihan menggunakan induk yang unggul.

d. Peningkatan luas dan ukuran kolam kelompok.

e. Pembesaran menggunakan benih bermutu dari nila BEST.

f. Budidaya nila best dilakukan dengan cara intensif dan sesuai dengan SOP.

Namun demikian masih ditemukan beberapa kendala di tingkat petani seperti

masih menggunakan sistem budidaya tradisional, belum ada usaha perbenihan dengan

pasokan benih dari luar dan usaha budidaya untuk konsumsi rumah tangga

Gambar 3.4 Kegiatan IPTEKMAS di Kab.Pacitan

e. IPTEKMAS Budidaya Udang Galah Di Desa Sendang Tirto Kec. Brebah, Kab. Sleman.

Kegiatan IPTEKMAS ini menghasilkan: Budidaya udang galah sesuai SOP (CBIB),

peningkatan hasil panen udang galah sebesar 180% (175 kg/ha menjadi 315 kg/ha),

kelompok mampu memproduksi benih sendiri, Pengembangan usaha hatchery skala

rumah tangga dengan dukungan pemda dan masyarakat dengan tenaga tetap

pengelola hatchery, Terbangunnya komunikasi yang baik dengan penyuluh lapangan

dan peneliti secara kontinyu dan penguatan modal kelompok dari hasil panen udang

galah yang dibudidayakan

Dari pelaksanaan kegiatan IPTEKMAS ini ada beberapa kendala yang dihadapi

antara lain: Sebagian besar petani masih menggunakan sistem budidaya tradisional

dan belum adanya usaha pembenihan selain itu pasokan benih masih belum

mencukupi dan sulitnya merubah pola masyarakat petani pembudi daya yang harus

melakukan konversi budidaya ikan menjadi udang galah.

Page 41: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

30

Gambar 3.5 Kegiatan IPTEKMAS Udang Galah di Sleman

f. Pemasyarakatan Iptek Pendederan Tiram Mutiara Di Kabupaten Jembrana, Provinsi

Bali

Kegiatan ini menghasilkan output berupa, 1). Produksi spat untuk kelompok

nelayan oleh BBRPBL Gondol dan benih oleh kelompok nelayan untuk dijual ke

pengguna atau pengusaha budidaya tiram mutiara, 2). Terbangunnya model kemitraan

antara pemerintah, masyarakat dan pengusaha, 3). Peningkatan penghasilan per

anggota kelompok antara Rp. 350.000,- s.d Rp. 420.000,- dan 4). Pengembangan

inisiatif budidaya polikultur dengan lobster dan baronang.

Gambar 3.6 Kegiatan IPTEKMAS Mutiara di Jembrana

g. Aplikasi Probiotik Pada Budidaya Udang Windu pada Tambak di Kabupaten Pinrang

dan Kabupaten Barru

Hasil dari kegiatan IPTEKMAS ini antara lain :

a. Dari aplikasi bakteri probiotik secara bergiliran: Meningkatkan panen udang

sekitar 120% – 160% (60 kg/ha/MT menjadi 76 kg/ha/MT pada lahan susah kering

dan 90 kg/ha/MT menjadi 150 kg/ha/MT pada lahan mudah dikeringkan)

b. Peningkatan kemampuan pembudidaya dengan: memproduksi probiotik sendiri,

pengelolaan tambak sesuai SOP, melakukan tindakan praktis pencegahan penyakit

Page 42: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

31

berdasarkan warna air tambak dan berkembangnya kelompok binaan (8

kelompok)

Namun demikian masih ada kendala yang dihadapi yaitu penurunan produksi

udang akibat penyakit dari dampak penurunan mutu lingkungan

Gambar 3.7 Aplikasi Probiotik Udang Windu

h. Budidaya Udang Windu Sistem Polikultur di Tambak di Kabupaten Pinrang Ds Wiring

Tasi Sulawesi Selatan

Hasil dari kegiatan IPTEKMAS ini antara lain: Teknik pemeliharaan sistem

polikultur untuk komoditas udang, bandeng, nila merah dan rumput laut , mampu

meningkatkan hasil panen udang sebesar 145% dari pada sistem monokultur selain itu

budidaya polikultur dapat menghambat berkembangnya WSSV dan saat ini telah

berkembang kelompok binaan dengan memanfaatkan lahan tidur. Namun demikian

masih ditemukan berbagai kendala yang dihadapi para petani udang berupa

penurunan produktivitas tambak yang disebabkan oleh merosotnya kualitas

lingkungan

Gambar 3.8 Budidaya Udang Windu dengan Sistem Polikultur

i. Penerapan Alat Pemurni Garam Sederhana Untuk Meningkatkan Kualitas Garam

Rakyat Berstandar Industri (di Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan)

Dengan adanya kegiatan IPTEKMAS ini maka: 1). Pendapatan masyarakat

petambak garam meningkat, 2). Jumlah garam rakyat berkualitas tinggi mengalami

peningkatan, dan 3). Terlatihnya SDM di lokasi pemasangan alat pemurni garam

tersebut. Namun demikian masih ada kendala yang masih dihadapi masyarakat sekitar

berupa kualitas garam rakyat masih rendah dengan harga sangat tidak ekonomis

Page 43: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

32

Gambar 3.9 Alat Pemurni Garam Sederhana

j. Penerapan IPTEK Pengolahan Produk Perikanan untuk meningkatkan nilai tambah di

Kab. Pacitan,

Pengembangan pengolahan produk perikanan dilakukan melalui IPTEKMAS

dengan memberikan bantuan perbaikan sanitasi ruangan pengolahan diversifikasi

olahan tuna, peralatan pengolahan dan pelatihan peningkatan nilai tambah produk

perikanan (materi pelatihan berupa teori tentang pasca panen hasil perikanan, sanitasi

dan higienis pengolahan produk perikanan, serta pengemasannya dan dilanjutkan

dengan praktek diversifikasi produk olahan ikan).

IPTEKMAS ini diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan hasil tangkapan

nelayan sehingga dapat meningkatkan nilai tambah di kabupaten Pacitan dari segi

produksi hasil olahan ikan. Teknologi pengolahan produk perikanan melalui IPTEKMAS

telah diadopsi masyarakat perikanan di kabupaten ini.

k. Penerapan IPTEK Pengolahan Produk Perikanan untuk meningkatkan Nilai Tambah di

Propinsi DIY

Alih teknologi paket iptek berupa perbaikan sanitasi ruang pengolahan, paket

bantuan peralatan pengolahan dan bimbingan teknis (teori dan pelatihan peningkatan

nilai tambah produk perikanan) melalui kegiatan IPTEKMAS. Perbaikan sanitasi ruang

pengolahan terdiri dari perbaikan sanitasi pengolahan bandeng duri lunak (Kabupaten

Kulon Progo), perbaikan sanitasi ruang pengolahan ikan lele asap (Kabupaten Bantul),

serta perbaikan sanitasi ruang diversifikasi olahan ikan dan ruang display produk akhir

(Kabupaten Gunung Kidul).

IPTEKMAS di propinsi Yogyakarta telah mengadopsikan teknologi pengolahan

produk yang diterima masyarakat perikanan dengan baik, terbukti dengan telah

dipakainya teknologi pengolahan pada beberapa UKM.

l. Pemanfaatan teknologi untuk mempertahankan kualitas hasil tangkapan nelayan

IPTEKMAS pemanfaatan teknologi ice maker di Pantai Pandansimo –

Srandakan Bantul tipe ICE MAKER – CR 500 energi hybrid (tenaga surya dan tenaga

Page 44: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

33

angin) kapasitas 127 kW, mesin ini mampu menghasilkan es sebanyak 500 kg per hari

dengan daya sebesar 2200 Watt, Usaha budidaya ikan dan perikanan tangkap

berkembang dengan tersedianya sumber energi terbarukan. Kegiatan ini dapat

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi nelayan yang selama ini hasil

tangkapannya berkualitas rendah.

Ketersediaan es balok merupakan salah satu sarana pengawet hasil tangkapan

nelayan yang masih sulit didapatkan bagi masyarakat nelayan khususnya di daerah

Bantul. Membangun pabrik es dengan kapasitas besar di daerah tersebut tentunya

tidak memungkinkan karena jumlah kebutuhan es mereka tidak terlalu besar sehingga

solusi yang paling cocok adalah dengan menyediakan unit teknologi pembuat es (ice

maker) yang berkapasitas kecil antara 300 – 500 kg per hari. Selain itu, salah satu

keunggulan dari teknologi ini adalah pengoperasiannya tidak terlalu besar dan cocok

untuk daerah yang memiliki pasokan listrik PLN masih terbatas ataupun belum ada.

Gambar 3.10 Alat Teknologi Ice Maker

m. Pemanfaatan teknologi tenaga surya untuk energy listrik di Morotai 2010,

Kegiatan IPTEKMAS ini memanfaatkan tenaga surya untuk listrik di rumah

tangga wilayah terisolir dengan sistem tanpa accu, serta pemeliharaan lebih mudah.

Selama ini telah disebarkan 10 paket teknologi di Desa Cibubu dan 20 unit di Desa

Mandiri. Dengan Kapasitas Panel Surya sebesar 600 KJ/hari, energi tersimpan sebesar

60 KJ/per lampu. Kegiatan ini berdampak positif karena dengan adanya penerangan di

rumah nelayan, digunakan untuk mendukung aktifitas di malam hari termasuk

kegiatan belajar mengajar keluarga.

Page 45: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

34

Gambar 3.11 Pemanfaatan Teknologi Tenaga Surya

n. Model Pengembangan/Prototipe Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEKMAS) Usaha Garam Rakyat

Pada tahapan FGD (Focus Group Discussion) dengan petambak garam

dilakukan identifikasi kebutuhan teknologi garam ini dilakukan pada masyarakat

petambak garam di calon lokasi sasaran. Identifikasi kebutuhan inilah yang dicari

pemecahannya terkait dengan hasil yang didapatkan pada tahapan pertama. Pada

tahap ke-3 yaitu uji adaptasi perbaikan produktivitas, dilihat sejauh mana produktivitas

(produksi per satuan luas) pada usaha garam rakyat dapat ditingkatkan menggunakan

teknologi yang diperkenalkan dalam kajian ini. Teknologi yang diperkenalkan adalah

paket teknologi garam solusi (Ramsol) yang bekerja sama dengan Universitas

Trunojoyo. Teknologi Ramsol dibedakan atas Ramsol asal Indramayu dan Ramsol asal

Madura (temuan hasil penelitian Universitas Trunojoyo). Dalam penerapannya kedua

teknologi tersebut dipadukan dengan teknologi penggaraman tradisional asal Madura.

Pada tahap replikasi perbaikan produktivitas, masyarakat petambak garam

secara luas dapat mengadopsi perbaikan produktivitas usaha garam rakyat yang

dilakukan oleh BBRSEKP yang bekerja sama dengan Puslitbang SULAP dan Universitas

Trunojoyo. Tahapan ke-5 yaitu monitoring dan evaluasi perbaikan teknologi, dikaji

berdasarkan aspek ekonomi apakah perbaikan produktivitas (teknis dan sosial

ekonomi serta kelembagaan) dapat meningkatkan pendapatan jika dibandingkan

dengan kondisi sebelum adanya introduksi perbaikan produktivitas . Sementara dari

aspek sosial tidak ada hambatan (social acceptance) serta dari aspek lingkungan

apakah teknologi yang diperkenalkan termasuk kategori ramah lingkungan (tidak

berpengaruh negatif terhadap lingkungan). Hasil yang disampaikan stakeholder

merupakan hasil akhir terbaik dari pengujian replikasi perbaikan produktivitas yang

dilakukan pada kajian penerapan ini. Sementara ini, hasil yang terbaik adalah

perpaduan antara penerapan teknologi Ramsol Indramayu menggunakan sistem

penggaraman tradisional Madura.

o. Kelembagaan Sapta Mitra Pantura

Berdasarkan hasil kajian terhadap kegiatan IPTEKMAS atau Penerapan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) untuk Pemberdayaan Masyarakat, yang dilakukan

oleh Badan Litbang KP sejak tahun 2008 hingga 2010 di wilayah Pantura Jawa Tengah,

dapat dikemukakan prototipe penerapannya adalah sebagai berikut;

1). Penentuan lokasi prioritas;

Page 46: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

35

2). Melakukan identifikasi kebutuhan masyarakat;

3). Melakukan inventarisasi teknologi yang siap untuk diterapkan;

4). Penentuan lokasi percontohan;

5). Penetapan kelompok koperator;

6). Penyaluran bantuan program IPTEKMAS (fisik; non fisik);

7). Evaluasi Adopsi Teknologi;

Penentuan lokasi prioritas untuk lokasi penerapan IPTEK KP dilakukan

berdasarkan hasil studi kelayakan teknis dan sosial.

Dari aspek ekonomi apakah teknologi (teknis dan sosial ekonomi serta

kelembagaan) dapat meningkatkan pendapatan jika dibandingkan dengan kondisi

sebelum adanya introduksi inovasi atau sebelum adanya kegiatan penerapan IPTEK ini

(incremental benefit cost ratio). Sementara dari aspek sosial tidak ada hambatan

(social acceptance) serta dari aspek lingkungan apakah teknologi yang diperkenalkan

termasuk kategori ramah lingkungan (tidak berpengaruh negatif terhadap lingkungan).

Dalam kegiatan IPTEKMAS yang dilakukan oleh BBRSEKP telah disepakati

bahwa kegiatan akan dilakukan di wilayah Sapta Mitra Pantura (7 Kabupaten dan Kota)

berdasarkan hasil kajian sebelumnya bahwa wilayah tersebut mempunyai keterkaitan

yang erat dari sisi potensi, permasalahan dan kebijakan yang dibuat, sehingga

pembangunan diprioritaskan berdasarkan potensi masing-masing daerah kabupaten.

Kemudian, didapatkan pola pengelolaan sumberdaya perikanan di Waduk Malahayu

sebagai sentra produksi ikan di Jawa Tengah dan perspektif model minapolitan

berbasis sumberdaya perairan umum waduk Jatiluhur di Jawa Barat.

Model kajian IPTEKMAS diharapkan dapat menjadi terobosan model

diseminasi teknologi dan pengembangan kelembagaan yang menghasilkan suatu

perkembangan usaha di sektor kelautan dan perikanan yang terpadu antar wilayah

disesuaikan dengan status potensi dan peran yang akan dikembangkan.

Pengembangan pola pengelolaan waduk Malahayu Jawa Tengah untuk perairan waduk

lainnya termasuk pola pengembangan minapolitan di perairan umum waduk Jatiluhur,

Jawa Barat.

Page 47: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

36

C. EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA

Pelaksanaan program/ kegiatan Balitbang KP tahun 2010 sesuai dengan indikator

kinerja output, difokuskan untuk pencapaian kinerja lainnya berdasarkan indikator kinerja

utama dengan dukungan anggaran, sumberdaya litbang dan kelembagaan yang ada.

SASARAN 1 Wilayah perairan Indonesia yang teridentifikasi potensi produksi, karakteristik,

kebutuhan konservasi sumber daya ikan-nya serta jumlah inovasi teknologi dan

rekomendasi pengelolaannya.

Tabel 3.2 Sasaran 1

Indikator Target Capaian Evaluasi

Jumlah Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang teridentifikasi potensi produksi dan karakteristik Sumber Daya Ikan-nya serta jumlah inovasi teknologi pemanfaatannya

2 WPP 2 WPP tercapai

Jumlah Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang teridentifikasi potensi produksi dan karakteristik sumber daya ikan Tuna-nya

2 WPP 2 WPP tercapai

Jumlah wilayah ekosistem perairan Indonesia yang teridentifikasi untuk rehabilitasi dan konservasi serta jumlah inovasi teknologi rehabilitasi dan konservasi

2 Wilayah 2 Wilayah tercapai

Jumlah tipe Ekosistem Perairan Umum yang teridentifikasi potensi dan karakteristik Sumber Daya Ikan-nya serta jumlah inovasi teknologi pemanfaatannya

4 Tipe Ekosistem

4 Tipe Ekosistem

tercapai

Keberhasilan :

Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya ikan laut di wilayah

pengelolaan perikanan RI salah satunya dihasilkan dari investasi berlebih pada armada

penangkapan ikan di sebagian besar WPP-RI, yang berakibat kapasitas penangkapan ikan yang

melebihi tingkat optimalnya dan menyebabkan pemanfaatan SDI secara berlebih, yaitu

melebihi daya-dukungnya; praktek IUU fishing; konflik antar-nelayan; peningkatan suhu global

atau perubahan iklim yang berdampak negatif terhadap produktivitas perikanan serta

keterbatasan kapasitas Pemerintah Daerah dalam pengelolaan perikanan, khususnya dalam

melaksanakan eksplorasi potensi/penelitian dinamika sumberdaya ikan dan perikanan. Hal ini

mendorong Badan Litbang untuk menerbitkan bahan rekomendasi hasil kajian sumberdaya

perikanan laut di beberapa WPP yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir. Rekomendasi

Page 48: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

37

yang disampaikan berupa data estimasi potensi produksi lestari maksimum dari sumberdaya

ikan pada masing-masing WPP RI.

Balitbang KP mentargetkan wilayah pengelolaan perikanan sebanyak 4 WPP (Wilayah

Pengelolaan Perikanan), namun Balitbang KP dapat mencapai 11 WPP.

Gambar 3.12 Peta Lokasi 11 Wilayah Penangkapan Ikan RI

SASARAN 2 Hak Kekayaan Intelektual (HKI), rekomendasi, inovasi teknologi dan produk

biologi yang meningkatkan efisiensi produksi, ragam, kualitas dan keamanan

komoditas unggulan.

Tabel 3.3 Sasaran 2

Indikator Target Capaian Evaluasi

Jumlah HKI, inovasi teknologi dan produk biologi yang meningkatkan efisiensi produksi, ragam varietas baru/unggul, kualitas dan keamanan komoditas unggulan air laut.

Produk biologi: 1

Ragam: 1

Paket teknologi: 1

Produk biologi: -

Ragam: -

Paket teknologi: 3

-

-tercapai

Jumlah HKI, inovasi teknologi dan produk biologi yang meningkatkan efisiensi produksi, ragam varietas baru/unggul, kualitas dan keamanan komoditas unggulan air payau.

HKI: 1

Produk biologi: 1

Ragam: 2

Paket teknologi: 4

HKI: 2

Produk biologi: -

Ragam: 2

Paket teknologi: 7

proses

-tercapai

tercapai

Jumlah HKI, inovasi teknologi dan produk biologi yang meningkatkan efisiensi produksi, ragam varietas baru/unggul, kualitas dan keamanan komoditas unggulan air tawar.

HKI : -

Produk biologi: 1

Ragam: 3

HKI: 2

Produk biologi: -

Ragam: -

proses

-

-tercapai

Page 49: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

38

Paket teknologi: 3

Paket teknologi: 3

Jumlah HKI, inovasi teknologi dan produk biologi yang meningkatkan efisiensi produksi, ragam varietas baru/unggul dan kualitas ikan hias.

Ragam: 1

Paket teknologi: 1

Ragam: -

Komponen teknologi: 1

-

tercapai

Jumlah HKI, inovasi ragam komoditas unggulan perikanan budidaya yang efisien, berkualitas dan aman.

Ragam: 5

Komponen teknologi: 2

Ragam: 5

Komponen teknologi: 6

tercapai

tercapai

Jumlah rekomendasi yang meningkatkan efisiensi produksi, ragam varietas baru/unggul, kualitas dan kemanana komoditas unggulan

5 rekomendasi

7 rekomendasi

belum maksimal

Rekomendasi :

1. Teknologi budidaya ikan nila BEST (teknologi ini dianjurkan dan juga didukung oleh

kegiatan IPTEKMAS yang dilakukan di Pacitan dan Muara Jambi-Jambi pada tahun 2010)

2. Teknologi pendederan tiram mutiara (teknologi ini dianjurkan dan juga didukung oleh

kegiatan IPTEKMAS yang dilakukan di Penjarakan, Negara, Bali pada tahun 2010)

3. Pemanfaatan teknologi probiotik untuk budidaya udang windu (teknologi pemanfaatan

probiotik ini dianjurkan terutama untuk pemanfaatan probiotik RICA produksi massal hasil

dari BRBAP Maros dan juga didukung oleh kegiatan IPTEKMAS di Pinrang SULSEL pada

tahun 2010)

4. Teknologi Budidaya Udang Galah (teknologi ini dianjurkan dan juga didukung oleh kegiatan

IPTEKMAS yang dilakukan di Jogjakarta pada tahun 2010)

5. Teknologi produksi patin daging putih (teknologi produksi patin yang berdaging putih telah

dikuasai dan dianjurkan serta didukung oleh kegiatan IPTEKMAS Sapta Pantura pada tahun

2008-2010)

6. Teknologi produksi massal ikan hias air tawar botia (teknologi produksi massal ini

dianjurkan, namun kegiatan IPTEKMAS akan direncanakan pada tahun 2011)

7. Peta kelayakan tambak di Selayar, Maros, Pangkep, Jambi, Berau dan Luwu (peta ini telah

dianjurkan dan disampaikan kepada pemerintah daerah dimaksud)

Paket teknologi :

1. Pembenihan abalone (masih dalam editing draft petunjuk teknis)

Page 50: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

39

2. Pembenihan ikan hias capungan banggai (akan dicetak 2011)

3. Pembenihan ikan hias klon (sebagai bahan diseminasi)

4. Teknik transfeksi udang windu (masih draft)

5. Teknik protoplas (masih drfat)

6. Tenik embriogenesis (sebagai bahan diseminasi)

7. HSRT Kepiting Bakau (masih dalam penyempurnaan draft, dan sebagai bahan diseminasi)

8. SOP Produksi Bioflok (masih dalam penyempurnaan draft)

9. SOP Kultur Jaringan dan Teknologi Aklimatisasi 100% (sebagai bahan diseminasi)

10. SOP Seleksi Klon Rumput Laut 100% (masih perlu uji multilokasi)

11. Teknologi budidaya ikan nila di lahan gambut (masih draft)

12. Teknologi pembesaran ikan baung di kolam dalam sampai ukuran konsumsi (masih drfat)

13. Teknologi produksi ikan nilem betina (all female) dengan menggunakan pejantan

fungsional (masih draft)

Komponen Teknologi :

1. Teknologi Pembesaran Ikan Patin Nasutus

2. Teknologi Suplementasi Kalsium pada Pakan Induk Udang Galah

3. Teknologi resirkulasi untuk pemijahan udang galah

4. Strain Ikan Nila Hibrida Toleran Salinitas

5. Pengaruh Kadar Nutrisi Pakan Terhadap Bioflok

6. Pengaruh Kepadatan Ikan Filter Feeder Terhadap Bioflok

7. Alat deteksi kelamin ikan arwana :

• Teknik dot-blotted

• Lateral Flow Device

Ragam (hasil antara untuk menghasilakn produk biologi) :

Page 51: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

40

1. Dari rumput laut Gracilaria sp hasil kultur jaringan telah tersedia ragam sebanyak 60 kg

Gracilaria di tambak, dan 100 kg dan Eucheuma cottonii. Perbanyakan di lab dan lapangan

terus dilakukan (benih kegiatan IPTEKMAS Brebes 2011) dan didistribusikan ke BBL Lombok

2. Dihasilkan ragam berupa calon induk udang windu tahan WSSV (F0) 53 ekor (20-30

gram/ekor), 314 ekor (0,3-0,4 g/ekor), 3000 ekor PL 30 melalui perbaikan teknik transfeksi

dan pemeliharaan calon induk

3. Dihasilkan ragam berupa calon induk ikan patin nasutus sebanyak 500 ekor dengan bobot

500 gr

4. Dihasilkan ragam berupa calon induk ikan nila dari 3 koleksi calon induk jenis: nirwana, best

dan aureus

5. Dihasilkan ragam berupa calon induk udang galah sebanyak 5.000 ekor induk udang galah

populasi sintetik.

6. Dihasilkan ragam berupa calon induk ikan lele dari 3 koleksi calon induk jenis: sangkuriang,

dumbo dan paiton.

7. Dihasilkan ragam berupa calon induk Ikan mas yang berasal dari 5 koleksi calon induk jenis :

rajadanu, majalaya, wildan, sutisna dan sinyonya

HKI/Rilis :

1. Probiotik RICA

2. Monoklonal antibodi untuk mendeteksi WSSV

3. Vaksin Aeromonas hydrophila (Hidrovac)

4. Rilis Ikan Batak

Target pengusulan HKI dan rilis dari teknologi perikanan budidaya sesuai dengan Tapja

(terlampir) adalah tiga, yaitu: probiotik RICA, monoclonal antibody untuk mendeteksi WSSV,

dan rilis ikan batak. Namun realisasi usulan HKInya menjadi 4 usulan, dari dua teknologi yang

diusulkan HKI belum satu pun yang mendapatkan HKI dari KemenKumHam, dan usulan HKI

vaksin Hidravac Aeromonas hydrophila telah diusulkan sejak tahun 2006 ke BRKP namun harus

kembali diulang pada tahun 2010 ini karena tidak terdeteksi present status usulannya,

sedangkan ikan batak usulan HKInya pada tahun 2010 ini telah di proses Badan Litbang KP, dan

Page 52: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

41

rilisnya kepada masyarakat/stake holder baru akan dilaksanakan pada tahun 2011 karena

terkendala dalam pendanaan.

SASARAN 3 Rekomendasi dan inovasi teknologi perlindungan pantai, energi terbarukan,

pengawasan, eksplorasi, eksploitasi, instrumentasi kelautan, maritim,

mitigasi/adaptasi bencana dan perubahan iklim yang meningkatkan efisiensi

pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan

Tabel 3.4 Sasaran 3

Indikator Target Capaian Evaluasi

Jumlah rekomendasi dan inovasi teknologi perlindungan, pengawasan, eksplorasi, eksploitasi, instrumentasi kelautan, maritim, mitigasi/adaptasi bencana dan perubahan iklim yang meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

2 Rekomendasi

9 Inovasi

2 Rekomendasi

9 Inovasi

tercapai

Keberhasilan

1. UJI KINERJA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS UNTUK KAPAL NELAYAN

Merekomendasikan penggunaan bahan bakar gas sebagai pengganti bahan bakar

konvensional untuk kapan nelayan, yang terbukti memiliki kelebihan yaitu : (1) Terjadi

penurunan Torsi dan daya mesin bila menggunakan dual-fuel yaitu sekitar 2,4%, (2)

Konsumsi bahan bakar spesifik (BSFC) pada dual-fuel terjadi penghematan sebesar 6,0%

dibandingkan solar, (3) Kepekatan asapnya (smoke), operasional dual fuel lebih rendah.

Namun dalam pengoperasiannya terdapat kendala yaitu :

1. Pengaturan aliran gas ke intake manifold masih manual.

2. Flow mass gas LPG masih memakai timbangan digital sehingga hasilnya belum akurat.

3. Pengoperasian peralatan lebih dari 2 orang

Tindak Lanjut :

Agar dapat diterapkan pada kapal nelayan maka sebaiknya pengaturan aliran gas

ke intake manifold dibuatkan desain alat sederhana disesuaikan dengan bukaan throttle

nya yang dapat dioperaikan oleh 1 org nelayan

2. KAJIAN PENGEMBANGAN DERMAGA APUNG UNTUK PULAU-PULAU KECIL

Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (DJ-KP3K), KKP telah

merintis program Pengembangan Sarana Tambatan Perahu untuk pulau-pulau kecil. Ini

Page 53: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

42

dikarenakan banyak pulau-pulau kecil bahkan belum mempunyai dermaga (tipe tiang

pancang). Program dari DJKP3K ini dilakukan untuk memberdayakan pulau-pulau kecil

diseluruh Indonesia.

Seperti kita ketahui, pulau-pulau terluar milik Republik Indonesia butuh dukungan

sarana transportasi laut yang murah dan aman. Sembilan puluh dua (92) pulau tersebut

tanpa didukung pemerintah dan swasta tak akan memiliki daya tarik untuk dikembangkan,

baik dari sektor pariwisata, keamanan dan politik.

Telah menjadi pengetahuan umum bahwa dermaga dengan sistem tiang pancang

kurang memiliki fleksibilitas terhadap kenaikan permukaan air laut dan beda pang surut

yang tinggi. Seiring dengan itu, Pusat Riset Teknologi Kelautan (PRTK-BRKP) berniat

mendukung program yang sudah dikembangkan DJKP3K, dengan mendisain dermaga

apung yang dapat dipakai dan diimplementasikan pada pulau-pulau kecil dan terluar

tersebut.

Tujuan kegiatan ini adalah : (1) Memperoleh konsep dermaga apung utuk pulau-

pulau kecil, (2) Menyediakan disain awal (conceptual-design) dermaga apung utuk pulau-

pulau kecil.

Hasil/output dari kegiatan ini yaitu : (1) Tersedianya berbagai data konsep dan

data ketersediaan sarana dermaga apung untuk pulau-pulau kecil, berikut data yang

dimaksud :

Sarat aman dari dermaga apung dengan menggunakan “Magic Cube/Float” adalah

0,30m atau dengan displacement 59,97ton. Dengan maksimum sarat sebesar 0,35m.

Gambar 3.13 Aplikasi Produk Magic Cube yang sudah di implementasikan.

Dermaga apung memiliki panjang 35m, lebar 15m dan tinggi 0,4m. Terdiri dari dua (2)

bagian dengan ukuran masing-masing 30m x 4m dan 5m x 15m. FLOATING DOCK

memiliki panjang 35 m, lebar 15 m dan tinggi 0.4 m yang merupakan floating jetty.

Dimana teridiri dari 2 bagian yaitu 30x4 m dan 5x15 m, dimana setiap bagian terdiri

Page 54: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

43

dari sarat aman dan sarat maksimum. Kondisi terapung untuk sarat aman mendekati

0.30 m dan untuk sarat maksimum yang diijinkan yaitu 0.35 dengan tidak terjadi trim.

Hal ini merupakan kondisi floating dock sesuai dengan perhitungan.

Rekomendasi :

Teknologi Dermaga Apung Untuk Pulau-Pulau Kecil, dapat dimanfaatkan ke semua

pulau kecil dan untuk budidaya perikanan.

Aplikasi pada DJPB- KKP: Budidaya rumput laut dan budidaya di waduk/perairan

umum

Aplikasi dermaga apung pada DJKP3K- KKP: Pulau-Pulau Kecil & Terluar dan

kawasan MPA.

Beberapa inovasi :

1. Kajian Pelindung Pantai Untuk Area Pertambakan

Berdasarkan hasil analisis mengenai perubahan garis pantai di daerah

penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Karakteristik Pantai Lombang

Indramayu adalah tipe pantai berpasir dengan relief rendah dengan batuan

penyusun lempung lanauan yang sangat lunak, (2) Morfologi pantai termasuk tipe

pantai lurus, yang terbentuk oleh transport sedimen dalam arah sejajar pantai, (3)

Perubahan garis pantai di Pantai Lombang dipengaruhi oleh angin musim, (4)

Pengaplikasian struktur pelindung pantai di Pantai Lombang jenis pemecah

gelombang sistem Karung Geotekstil Memanjang (KGM) adalah tiga buah dengan

lebar 1.6 m, tinggi 1.4 m dan panjang 20 m. Jarak antara KGM adalah 40 m (Layout

dapat dilihat di lampiran), (5) Pemasangan KGM untuk perlindungan pantai

Lombang masih belum efektif, terutama pada musim barat. Kurang efektifnya

pemecah gelombang ini juga dikarenakan jarak antara KGM yang cukup panjang,

sehingga kurang bisa mereduksi gelombang dan penangkapan sedimen, (6) Hasil

analisis lapangan di Pantai Lombang sebelum pemasangan pemecah gelombang

pada musim angin peralihan garis pantai relative seimbang dari ujung seawall

sampai ujung groin dekat Pantai Tirtamaya.

Pada pengamatan dua bulan setelah pemasangan yang dipengaruhi oleh

musim angin timur kondisi garis pantai di wilayah Pantai Lombang mengalami

penambahan sedimen atau akresi pada sisi ujung seawall sehingga mengakibatkan

majunya garis pantai, sedangkan pada sisi groin dekat tirtamaya mengalami

pengurangan sedimen atau abrasi. Selanjutnya pada pengamatan lapangan empat

Page 55: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

44

bulan setelah pemasangan yang dipengaruhi oleh musim barat kondisi garis pantai

di sisi seawall mengalami pengurangan sedimen atau terjadi abrasi, sedangkan

pada sisi ujung groin dekat tirtamaya mengalami penambahan sedimen atau akresi.

Namun demikian karena litologi penyusun pantai tersebut di dominasi pasir, maka

transport sedimen pada musim barat diimbangi dengan transport sedimen pada

musim timur, sehingga perubahan garis pantai yang terjadi tidak terlalu besar., (7)

Terdapat penutupan vegetasi yang didominasi oleh tumbuhan pionir tapak kambing

(Ipomoea pres-caprae) pada sisi pantai berpasir yang berhadapan langsung dengan

air pasang, berdasarkan pengamatan pada dua bulan setelah pemasangan KGM.

Peran dalam stabilitas pantai: akar Ipomoea pres-caprae dapat mengikat pasir.

adanya vegetasi alami pantai membantu dalam memperlambat erosi pantai.

Dengan demikian mempertahankan adanya vegetasi alami pantai, merupakan salah

satu cara untuk mempertahankan fungsi perlindungan alami pantai

Rekomendasi :

1. Sedimen yang terperangkap/tertahan di belakang bangunan pemecah

gelombang, lama kelamaan akan membentuk daratan baru (tombolo).

Tombolo yang terbentuk akan merubah bentuk garis pantai sehingga lebih

maju dari garis pantai semula. Untuk mempertahankan tombolo yang

terbentuk tersebut, perlu adanya penanaman vegetasi di lokasi tersebut,

sehingga bentuk pantai yang baru dapat dipertahankan.

2. Selain upaya perlindungan keras dengan membangun struktur-struktur keras

pelindung pantai yang tepat, maka aplikasi struktur lunak dengan memasang

geotekstil yang dipadukan dengan mempertahankan vegetasi alami atau

penanaman kembali vegetasi pantai yang telah hilang (revegetasi), merupakan

salah satu alternatif solusi yang perlu dilakukan.

3. Pengaplikasian pemecah gelombang jenis KGM ini areal pertambakan di Pantai

Lombang Indramayu akan lebih efektif dengan memperhatikan jarak

penempatan antara KGM. Diusahakan untuk jarak antar KGM adalah tidak

melebihi panjang dari KGM.

Page 56: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

45

Gambar 3.14 Pelaksanaan Instalasi struktur pelindung pantai jenis KGM

2. Rancang Bangun Teknologi Pemantauan Pasang Surut dan Dinamika Perairan

Kawasan Budidaya

Dalam upaya merealisasikan target peningkatan produktivitas usaha

budidaya, dibutuhkan dukungan inovasi teknologi perikanan budidaya seperti

teknologi pemantauan lingkungan untuk daerah/kawasan budidaya pesisir dan

perikanan laut. Inovasi teknologi pemantauan lingkungan dapat dilakukan dengan

berbasis mikrokontroler dan di integrasikan dengan sistem telemetri sehingga

dapat melakukan perekaman data secara real time dan cepat walaupun berada di

remote area.

Outcome yang dihasilkan yaitu tersedianya instrumentasi pengukur pasang

surut yang dapat menghasilkan informasi karakteristik perairan secara cepat dan

time series di beberapa perairan Indonesia.

Berdasarkan dari pelaksanaan penelitian sesuai dengan metodologi yang

diterapkan hingga tercapainya output yang diinginkan, terdapat beberapa

kesimpulan antara lain : (1) Pemantauan lingkungan perairan untuk budidaya laut

dan pelayaran sangat dibutuhkan masyarakat pesisir dan diinformasikan secara

cepat, (2) Perancangan sistem pemantauan lingkungan laut yang terdiri dari

beberapa sensor pengukur (pasang surut, arah dan kecepatan angina, suhu dan

dissolved oxygen) dapat diintegrasikan sehingga mempermudah dalam pengelolaan

Page 57: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

46

data dan penyampaian informasi secara langsung, (3) Pengembangan sistem

telemetri untuk komunikasi data dengan memanfaatkan jaringan GPRS dan

frekuensi radio dapat diterapkan dalam satu sistem integrasi di daerah Kepulauan

Seribu, (4) Sistem pemantauan ini memiliki tingkat validitas data yang cukup baik,

akan tetapi perlu adanya pemeliharaan secara rutin untuk menjaga performa

sensor khususnya untuk kualitas air.

Rekomendasi : Indonesia membutuhkan sebuah sistem pemantauan

lingkungan perairan, tidak hanya perairan laut akan tetapi juga perairan umum.

Kedepan perlu dikembangkan sebuah sistem yang terintegrasi antara perairan laut

dan perairan umum seperti waduk, danau dan sungai khususnya untuk budidaya.

Selain pengembangan sistem, pengembangan terhadap komponen dan pembuatan

sensor perlu di inisiasi guna meningkatkan muatan lokal sehingga tercipta daya

saing dan kemandirian dalam pengembangan teknologi.

Gambar 3.15 Pelaksanaan Instalasi Pemantauan Pasang Surut dan Dinamika Perairan

3. Pengembangan Buoy Pantai Untuk Pemantauan Budidaya Rumput Laut.

Kebutuhan akan data yang kontinyu dan dapat direproduksi adalah besar,

mengingat data-data tersebut dapat menunjang berbagai aspek yang diperlukan,

bukannya untuk kegiatan penelitian akan tetapi juga untuk kegiatan umum di

masyarakat, misalnya untuk pengambilan keputusan terhadap gejala alam atau

memprediksi suatu fenomena yang terjadi dalam jangka waktu yang lama dan lain

sebagainya. Dalam pengamatan lingkungan laut, tentunya data-data yang

direproduksi ini sangat penting untuk mengetahui berbagai fenomena dan

pengolahan sumberdaya khususnya di lingkup kelautan dan perikanan.

Dari hasil riset ini yaitu : (1) Secara khusus tersedianya data-data kelautan

secara kontinu bagi pengembangan kawasan Kep. Seribu dan secara umum

Page 58: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

47

berperan pada deklarasi INAGOOS, (2) Mendukung kebijakan dan pengambil

keputusan bagi Dirjen KP3K, Dirjen PT, PB, dan Pemkab. Wakatobi. Rekomendasi :

Teknologi buoy pantai dapat diaplikasikan juga untuk perairan danau, waduk,

dan tambak.

Untuk masa depan, pengembangan system telemetri agar akusisi data dapat

dilakukan lebih mudah.

Gambar 3.16 Pelaksanaan Pemasangan Bouy di Wakatobi

4. Karakteristik Pembuatan Membran Dengan Teknik Inversi Vasa Untuk Menunjang

Budidaya Perikanan.

Aplikasi teknologi membran (mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi) adalah salah satu

alternatif solusi untuk mendapatkan air yang memenuhi syarat untuk kegiatan

Page 59: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

48

perikanan. Aplikasi proses ini begitu luas, khususnya untuk menghilangkan padatan

tersuspensi (turbidity), termasuk padatan berupa mikroalga, Cryptosporidium

oocysts, Giardia lamblia cysts, bakteri patogen, virus dan pyrogens. Untuk

mendapatkan membran yang memenuhi persyaratan untuk kegiatan perikanan,

maka dilakukan karakterisasi pada pembuatan membran. Karakterisasi ini bertujuan

untuk menentukan komposisi polimer yang digunakan pada proses pembuatan

membran.

Berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut : (1) Karakteristik membran filtrasi dapat dikendalikan

melalui pemilihan jenis polimer dan pengaturan konsentrasi polimer, dimana

semakin tinggi konsentrasi polimer semakin rendah fluks yang diperoleh.

Rendahnya perolehan fluks ini akibat resistensi membran. Untuk kasus pemisahan

umpan dengan kandungan bahan terlarut, sebagai tambahan pada resistensi

membran timbul adanya resistensi polarisasi atau cake. Resistensi ini dapat lebih

tinggi dibandingkan dengan resistensi membran itu sendiri, (2) Hasil pengujian

terhadap membran selulosa asetat pada konsentrasi polimer 11, 13, (3) 15, dan

17% tidak dihasilkan permeate. Pada konsentrasi selulosa asetat sebesar 9%

dihasilkan fluks membran, tetapi jumlahnya sangat kecil, yaitu 60-70 L/m2/jam Hal

tersebut menunjukkan membran dengan bahan polimer selulosa asetat pada

penelitian ini belum dapat dikatakan layak karena tidak memenuhi standar/ syarat

pembuatan membran, (4) Membran polisulfon dengan konsentrasi sebesar 11%

merupakan membran yang terbaik ditinjau dari fluks, rejeksi parameter fisika dan

mikrobiologi yang dihasilkan. Pada uji coba aplikasi, fluks membran ini mencapai

140 – 150 L/m2.jam, rejeksi terhadap kekeruhan & TSS mencapai 100%, rejeksi

terhadap warna mencapai 92,8%, rejeksi terhadap parameter biologi yaitu TPC &

total koliform masing-masing sebesar 99,9 dan 87,5 %. Rekomendasi :

Data komposisi polimer yang dihasilkan pada riset ini, dapat digunakan

sebagai rekomendasi pembuatan membran skala industri. Penelitian lebih lanjut

diperlukan untuk mengoptimalkan proses preparasi membran guna memperoleh

karakteristik membran yang diinginkan, yaitu membran dengan fluks dan

selektivitas tinggi serta tahan terhadap pengaruh mekanis, termal, dan kimiawi..

Kajian pada skala lebih besar dapat dilakukan untuk mengkaji tingkat kepraktisasi,

konsistensi membran yang dihasilkan, dan tingkat kelayakan finansial.

Page 60: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

49

Gambar 3.17 Proses pembuatan membrane

Gambar 3.18 Peralatan ujicoba aplikasi membran

5. Rancang Bangun Teknologi Akustik Untuk Monitoring (LUMBA) Manajemen Pakan

Tambak Udang Intensif.

Akumulasi sisa pakan di dalam tambak udang dapat menyebabkan

turunnya kualitas air tambak, turunnya produktivitas hasil panen dan merugikan

para petani tambak. Pemantauan secara manual tidaklah efektif, menyita banyak

waktu dan tenaga, rentam terhadap kesalahan, apalagi untuk areal yang luas. Anco

(diameter 1x1m) digunakan sebagai alat pantau di tambak dan secara berkala

sampling dilakukan oleh operator tambak. Ancostik mampu mendeteksi aktivitas

udang yang menandakan ketersediaan pakan berupa pellet di dalam tambak. Hasil

menggunakan suara ultra lebih akurat dan lebih terjamin, ditambah teknologi

telemetri berbasis panel matahari memungkinkan pemantauan jarak jauh untuk

cakupan yang luas dan hemat energy.

Page 61: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

50

Gambar 3.19 Komponen Ancho serta proses Instalasi di tambak

6. Kajian Listrik Tenaga Arus Laut.

Peningkatan pemakaian energi dari fossil (minyak dan gas bumi) tidak

diimbangi dengan proses terbarukannya sehingga terjadi peningkatan harga

konsumsi yang sulit dijangkau masyarakat pesisir dan pulau. Kebutuhan energi

listrik untuk proses penanganan bahan baku ikan/hasil laut yang dihasilkan dari

usaha nelayan di pulau-pulau kecil selain itu listrik juga dibutuhkan bagi

pemenuhan energi untuk budidaya perikanan lepas pantai.

Dari riset yang telah dilakukan dihasilkan beberapa kesimpulan : (1) Dari

semua pengukuran turbin baru mulai bergerak pada inverter 20 atau sekitar 0.11 –

0.12 m/s. Maka disini cut in speed dari model Turbin adalah 0.11 m/s. Maka jika di

skalakan dalam prototype dengan perbandingan 1:5 dengan model maka cut-in-

speed dari prototype Turbin adalah berkisar 0.25 m/s, sebagai perbandingan turbin

komersial tipe Gorlov memiliki cut-in-speed 0.5 m/s dengan perbandingan dimensi

geometric yang sama dengan turbin prototype, (2) Model turbin yang

dikembangkan dalam penelitian ini akan bekerja relative sama baiknya pada kondisi

turbin terendam seluruhnya maupun hanya sebagian yang terendam. Dengan

demikian model turbin ini akan dapat tetap bekerja jika dipasang di atas permukaan

air surut terendah (LWS), (3) Tip Speed Ratio (TSR) dari hasil pengujian model turbin

terdapat kondisi hasil pengukuran pada model yang memiliki TSR > 1, hal ini

menunjukkan model turbin memilki potensi kecepatan linear dari ujung propeller

yang lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan fluidanya. Sebagai perbandingan,

secara teori, model turbin crossflow tidak dapat memberikan kecepatan propeller

yang lebih cepat dari kecepatan fluida, dan hanya turbin dengan tipe axial flow yang

memilki potensi TSR>1. Maka Turbin ini lebih baik dibandingkan turbin tipe

crossflow pada umumnya, (4) Dari pengujian dan dari hasil analisa data pengukuran

dapat dilihat pola pergerakan Turbin tidak kontinu. Pola perubahan kecepatan

Page 62: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

51

putar turbin ini mengikuti pola posisi lengan turbin. Hal ini dapat dilihat dari pola

perubahan kecepatan rotasi turbin, Turbin dengan 3 lengan memiliki

kecenderungan siklus perubahan kecepatan tiga kali dalam satu putaran sesuai

dengan pola simetris turbin tiga lengan tiap120 derajat, sementara untuk turbin 4

lengan memilki siklus 4 kali dalam satu putaran sesuai dengan pola simetris turbin

tiap 90 derajat, (5) Dari analisa terhadap koefisien kinerja Turbin, Turbin dengan

Sirip Sempit Akan Bekerja lebih efektif di kecepatan Rendah. Hal ini disebabkan oleh

faktor gaya seret yeng bekerja berlawanan dengan arah torsi pada saat Turbin

Bergerak., Turbin 4 Lengan akan bekerja lebih baik dari pada turbin 3 Lengan

terutama pada kecepatan tinggi, (6) Cp Turbin adalah berkisar dari 0.1 sampai 0.6

pada kecepatan Tinggi.

SASARAN 4 Wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil yang teridentifikasi potensi,

karakteristik, kebutuhan konservasi sumber daya laut, pesisir dan fenomena

alam, serta jumlah rekomendasi pengelolaan dan model pemanfaatan sumber

daya dan ekosistem.

Tabel 3.5 Sasaran 4

Indikator Target Capaian Evaluasi

Frekwensi pemantauan wilayah perairan Indonesia yang terprediksi dan terpantau fenomena lautnya secara terkini, akurat dan kontinu dalam pengelolaan kelautan, konservasi dan adaptasi perubahan iklim.

Frekwensi pemantauan fishing ground melalui satelit : 2 kali/minggu sepanjang tahun

2 kali/minggu tercapai

Jumlah wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang terpetakan sumberdaya & kerentanannya secara terkini dan akurat.

5 Kawasan pesisir

5 Kawasan Pesisir

tercapai

Keberhasilan:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan melaksanakan dua

kegiatan di bidang Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang masing-

masing telah terpenuhi 100% target capaian indikator, terdiri dari : Kegiatan Penelitian

Observasi Laut yang melakukan pemantauan wilayah laut di daerah fishing ground nasional

dengan frekuensi dua kali dalam satu minggu untuk mendapatkan data yang akurat dan

kontinu berupa peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan yang dapat diakses melalui situs

www.litbang.kkp.go.id. Dari kegiatan Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir

Page 63: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

52

melakukan pemetaan sumberdaya dan kerentanan secara terkini dan akurat melalui lima

penelitian sebagai berikut:

- Studi Potensi Sumberdaya Hidrologi dan Studi Resiliensi Kawasan Budidaya Terhadap

Bahaya Laut di Wilayah Pesisir untuk Pengambangan Budidaya di Kawasan Corocok Kab.

Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

- Studi Potensi Bittern pada tambak garam rakyat di Pantai Utara Jawa dan Pulau Madura

- Analisis Kerentanan Pesisir Kawasan Budidaya Terhadap Kenaikan Muka Air Laut di Jepara,

Pati dan Padang

- Kajian Proses Sedimentasi dan dampaknya terhadap Pengembangan Kawasan Budidaya di

Kabupaten Sambas , Prov. Kalimantan Barat

- Variabilitas Fluks CO2 di Perairan teluk Banten

Hambatan dan tindak lanjut:

Sumberdaya dan kerentanan yang telah terpetakan sebagian besar dilaksanakan di

kawasan pesisir, karena mempertimbangkan kemudahan aksessabilitas ke lokasi penelitian.

Untuk memperluas cakupan pemetaan sumberdaya dan kerentanan nasional diperlukan lebih

banyak lagi penelitian-penelitan serupa, terutama di kawasan pulau-pulau kecil.

SASARAN 5 HKI, rekomendasi serta inovasi teknologi dan bioteknologi yang meningkatkan

efisiensi pengolahan secara optimal, ragam, nilai tambah, kualitas dan

keamanan produk unggulan/ prospektif.

Tabel 3.6 Sasaran 5

Indikator Target Capaian Evaluasi

Jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI), rekomendasi serta inovasi teknologi dan bioteknologi yang meningkatkan efisiensi pengolahan secara optimal, ragam, nilai tambah, kualitas dan keamanan produk unggulan/prospektif

3 paket 4 paket tercapai

Keberhasilan :

Pencapaian target indicator tersebut adalah 130 % yang terdiri dari 1 (satu) Inovasi

teknologi teh hijau dan 3 (tiga) paket teknologi tentang pengolahan patin, pengolahan agar-

agar, dan ikan asap dengan asap cair. Ketiga hasil paket teknologi akan dipublikasikan dalam

bentuk buku paket teknologi pada T.A. 2011.

Page 64: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

53

SASARAN 6 Rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan serta model

pengembangan usaha dan pemasaran berbasis minapolitan.

Tabel 3.7 Sasaran 6

Indikator Target Capaian Evaluasi

Jumlah rekomendasi kebijakan

pembangunan kelautan dan

perikanan serta model

pengembangan usaha dan

pemasaran berbasis minapolitan.

4 Rekomendasi

4 Model

Keberhasilan :

Telah dihasilkan bahan rekomendasi kebijakan Kelautan dan Perikanan berupa naskah

akademis yang berkaitan dengan : Subsidi Perikanan, Nilai Tukar Nelayan (NTN), Strategi

menghadapi ACFTA, Strategi penerapan PNPM Mandiri KP, dan KUR (Kredit Usaha Rakyat).

Selain itu juga dihasilkan model pengembangan usaha dan pemasaran ikan berbasis

minapolitan, yang meliputi :

1. Model Pengembangan Minapolitan Berbasis Sumberdaya Perikanan Perairan Umum,

Sungai dan Rawa

Kawasan perairan umum daratan memiliki potensi perikanan untuk

dikembangkan, baik untuk perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Namun

demikian masih terdapat banyak permasalahan dalam mengembangkan potensi

sumberdaya perikanan di perairan umum daratan ini. Permasalahan yang akan dianalisis

pada tulisan ini adalah mengenai bagaimana memberikan bahan rekomendasi kebijakan

berupa model pengembangan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan

perairan umum daratan. Diharapkan bahan rekomendasi yang diberikan dapat

dipergunakan oleh para pemangku kepentingan terkait (stakeholder) untuk memanfaatkan

dan mengelola sumberdaya perikanan perairan umum daratan dengan lebih bijaksana dan

berdaya guna bagi masyarakat.

Page 65: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

54

Gambar 3.20 Model Minapolitan Perikanan Perairan Umum Daratan

(Lebak Lebung, Kab. OKI, Prov. Sumsel)

2. Model Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya

Berikut adalah hasil review program minapolitan terutama pada kendala dan

permasalahan yang dihadapi berdasarkan deskripsi masing-masing model .

Model Existing, Model eksisting minapolitan direkonstruksi dari berbagai dokumen terkait

minapolitan yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

Model Perbaikan, perlu adanya penyempurnaan dengan menambahkan beberapa aspek

penting yang belum terakomodasikan yaitu: 1) aspek kelembagaan dan bisnis, 2) aspek

masyarakat, 3) aspek sumberdaya dan tata ruang, 4) aspek kebijakan dan governance dan

5) aspek infrastruktur, 6) dampak perubahan iklim.

Page 66: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

55

Gambar 3.21 Model Konseptual Minapolitan

Berdasarkan hasil-hasil identifikasi permasalahan pada penyiapan dan pelaksanaan

program minapolitan, berikut adalah model praktikal, yang dipergunakan untuk

Page 67: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

56

menentukan posisi berbagai intervensi yang ada, baik pada tahapan penyiapan maupun

implementasi (Gambar 3.22).

Gambar 3.22 Model Praktikal dan Intervensi Minapolitan Budidaya

3. Model Minapolitan Berbasis Perikanan Tangkap Laut PPN Pelabuhan Ratu, PPS Bitung

Penelitian ini melakukan penilaian terhadap kesiapan kawasan tersebut melalui

indeks kesiapan pelaksanaan program minapolitan yang mengacu pada 6 pilar yaitu kondisi

infrastruktur, masyarakat/bisnis, sumberdaya/tata ruang, kelembagaan, teknologi, dan

kebijakan/ tata kelola.

PPS Bitung dan PPN Pelabuhan Ratu dapat dikategorikan sebagai kawasan yang

siap melaksanakan program minapolitan dengan memperkuat kelembagaan dan kebijakan.

Kedua lokasi tersebut memiliki komoditas andalan tuna dan cakalang.

Model minapolitan pada masing-masing lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan

minapolitan perikanan tangkap laut sifatnya unik pada setiap lokasi. Berikut disajikan

Rancang Bangun Model Praktikal Minapolitan.

Page 68: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

57

Gambar 3.23 Rancang Bangun Model Praktikal Minapolitan Pelabuhan Ratu

Gambar 3.24 Rancang Bangun Model Praktikal Minapolitan Bitung

Page 69: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

58

4. Model Minapolitan Berbasis Produk Kelautan (Garam)

Hasil kajian pada kawasan minapolitan garam menunjukkan bahwa, model

minapolitan yang diharapkan tidak hanya tumbuh menjadi suatu kawasan minapolitan

garam yang didalamnya dapat memberikan dampak pertumbuhan ekonomi pada

masyarakat sekitarnya, melainkan juga menjadi tempat observasi kegiatan yang

berhubungan dengan garam. Bahkan dimungkinkan berdirinya Instalasi Pemanfaatan Air

Laut (IPAL) dalam kawasan minapolitan. Dengan adanya lembaga ini diharapkan semua

kegiatan yang berhubungan dengan garam yang terdapat di kawasan minapolitan dapat

dilakukan monitoring dan evaluasi

Gambar 3.25 Perspektif Pengembangan Model Minapolitan

Berbasis Produk Kelautan (Garam)

SASARAN 7 Terwujudnya perencanaan, pengendalian, pelaporan pelaksanaan program ;

pengelolaan SDM , hukum dan organisasi, fasilitasi HKI, ketatalaksanaan, dan

administrasi kepegawaian; pengelolaan administrasi keuangan, ketatausahaan,

perlengkapan, dan kerumahtanggaan ; pengelolaan kerjasama, informasi, dan

dokumentasi ilmiah yang terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu

berdasarkan data yang terkini dan akurat di lingkup Badan Penelitian dan

Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Page 70: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

59

Tabel 3.8 Sasaran 7

Indikator Target Capaian Evaluasi

Persentase perencanaan, pengendalian, pelaporan pelaksanaan program ; pengelolaan SDM , hukum dan organisasi, fasilitasi HKI, ketatalaksanaan, dan administrasi kepegawaian; pengelolaan administrasi keuangan, ketatausahaan, perlengkapan, dan kerumahtanggaan ; pengelolaan kerjasama, informasi, dan dokumentasi ilmiah yang terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu berdasarkan data yang terkini dan akurat di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

100% 100% tercapai

D. CAPAIAN KINERJA KEUANGAN

Perkembangan anggaran tahun 2010 sejumlah Rp. 275.179.948.000 mengalami

kenaikkan sejumlah 70.49 % dibandingkan anggaran tahun 2009 yang hanya sebesar Rp.

193.973.805.000, hal ini karena adanya kegiatan pengadaan sarana prasarana berupa

pengadaan kapal riset sebesar Rp. 60.000.000.000,-.

Dana yang dianggarkan dan direalisasikan untuk mewujudkan pencapaian misi yang

telah ditetapkan dapat dirinci sebagaimana tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.9 Realisasi Keuangan Balitbang KP Tahun 2010

SASARAN KEGIATAN

TARGET

(Rp x 000)

REALISASI

(Rp x 000)

%

Termanfaatkannya

hasil dan inovasi

Iptek kelautan dan

perikanan

Penelitian Pengelolaan Perikanan dan

Konservasi Sumber Daya Ikan 104,355,862 98,953,047 94,82

Penelitian dan Pengembangan Iptek

Perikanan Budidaya 74,535,057 74,438,811 98,90

Penelitian dan Pengembangan Sarana

dan Prasarana Perikanan dan

Teknologi

16,907,811 15,380,462 90,97

Penelitian dan Pengembangan Iptek

Kewilayahan, Dinamika dan Sumber

Daya Laut dan Pesisir

22,692,825 22,324,899 98,38

Penelitian dan Pengembangan Iptek

Pengolahan Produk dan Bioteknologi

19,083,104

Page 71: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

60

Kelautan dan Perikanan 18,410,557 96,48

Penelitian dan Perekayasaan Sosial

Ekonomi Kelautan dan Perikanan 11,781,642 11,641,858 98,81

Peningkatan Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Badan Penelitian dan Pengembangan

Kelautan dan Perikanan

25,089,471 22,459,610 89,52

Kendala masing-masing satker adalah kurang tertibnya pelaporan terkait SAI karena

satker kurang menguasai SAI, keterlambatan pencairan tanda bintang dalam RKAKL, revisi

RKAKL yang terlambat, perubahan kurs dollar sehingga pembelian barang impor terlambat,

masalah PHLN, dll

Anggaran pelaksanaan riset di lingkungan Balitbang KP saat ini sebagian besar berasal

dari APBN. Namun demikian terbuka peluang untuk menggali sumber-sumber pendanaan di

luar APBN melalui kegiatan kerja sama, pelayanan jasa riset, komersialisasi produk kegiatan

riset dengan mekanisme PNBP.

Target sesuai sasaran Balitbang KP tahun 2009 sejumlah Rp. 193.973.805.000 dapat

terealisasi sejumlah Rp. 177.410.616.656 (91,46%). Namun target sesuai sasaran Balitbang KP

pada tahun 2010 sejumlah Rp. 275.179.948.000 dan teralisasi sejumlah Rp. 263.609.247.000

(95.80 %) dan tercapainya sasaran termanfaatkannya hasil dan inovasi Iptek kelautan dan

perikanan melalui kegiatan Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya

Ikan, Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Budidaya, Penelitian dan Pengembangan

Sarana dan Prasarana Perikanan dan Teknologi, Penelitian dan Pengembangan Iptek

Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir, Penelitian dan Pengembangan Iptek

Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Penelitian dan Perekayasaan

Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Dukungan anggaran untuk pelaksanaan program/kegiatan penelitian dan

pengembangan kelautan dan perikanan sebesar Rp. 275.179.948.000,-. Dari jumlah tersebut,

realisasi anggaran Tahun 2010 sebesar Rp. 263.609.247.000,- atau 95.80%. Secara umum,

realisasi anggaran tersebut telah melampaui target realisasi keuangan sebagaimana dalam

lembar penetapan kinerja yaitu 90% atau di atas rata-rata Kementerian Kelautan dan

Perikanan (95%). Lebih lanjut, realisasi keuangan pada tahun 2010 juga lebih tinggi bila

dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu 91,46% sedangkan pagu anggaran meningkat cukup

Page 72: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

61

signifikan sebesar 41,86% dari tahun 2009 ke tahun 2010 serta tahun ini merupakan realisasi

paling tinggi sejak tahun 2005.

Program penelitian dan pengembangan IPTEK dengan sasaran termanfaatkannya hasil

riset dan inovasi IPTEK Kelautan dan Perikanan dan indikator jumlah inovasi IPTEK yang

memperoleh pengakuan (HKI, SNI dan Penghargaan), direkomendasikan dan mempunyai

model penerapan dengan target 3 buah dan realisasi 3 buah (100%), menggunakan pagu

anggaran sejumlah Rp. 68.721.397.000,- terealisasi sejumlah Rp.63.678.481.485,- (92,66%).

Realisasi Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Tahun 2010 dengan sumber

dana APBN (rupiah murni), sejumlah Rp. 62.473.605.000,- terealisasi sejumlah Rp.

60.510.083.475,- ( 96.86%), sedangkan dari sumber dana PHLN dengan pagu sejumlah Rp.

4.902.125.000,- terealisasi sejumlah 2.208.117.530,- ( 45.04% ), namun dari sumber PNBP

sejumlah Rp. 1.345.667.000,- terealisasi sejumlah Rp.960.280.480,- ( 71.36% ).

Pada Tahun 2010 Balitbang KP mendapatkan luncuran dana kegiatan PHLN pada

kegiatan Tahun 2009, sejumlah Rp 1.493.394.000,- dari pagu awal sejumlah Rp.

3.408.731.000,-, dengan rincian : Untuk satker BBRPBL sejumlah Rp. 636.118.000,- , satker

BRPBAP Rp. 384.110.000,-, dan satker P4KSI sejumlah Rp. 473.166.000,-.

Melalui perbandingan dengan tahun 2009, kenaikan anggaran yang cukup signifikan

tersebut dialokasikan untuk belanja modal melalui peningkatan sarana-prasarana litbang.

Peningkatan sarana litbang masih menjadi proporsi anggaran terbesar sebagaimana tahun-

tahun sebelumnya. Penguatan sarpras litbang merupakan salah satu kebijakan dalam rangka

peningkatan kapasitas dan daya dukung sumberdaya Iptek KP sebagaimana RENSTRA 2010 -

2014. Pada tahun 2010, Balitbang KP memperkuat sarana litbang perikanan tangkap melalui

pengadaan kapal riset untuk survei sumberdaya perikanan di Samudera/perairan Indonesia,

pembangunan gedung kantor UPT baru di Bungus (LRKPL), revitalisasi aset litbang dan

peningkatan sarana laboratorium untuk mendukung penelitian dan pengembangan.

Dukungan penganggaran diarahkan agar tercapainya 3 (tiga) tujuan strategis untuk

termanfaatkannya hasil riset dan inovasi Iptek untuk pengelolaan sumberdaya kelautan dan

perikanan secara berkelanjutan serta meningkatkan produktivitas dan daya saing. Sebagai

bentuk pertanggungjawaban dari hasil kinerja keuangan sebesar 95,80% tersebut, secara

umum seluruh indikator kinerja outcome telah memenuhi target yang ditetapkan bahkan

beberapa diantaranya melebihi target yaitu jumlah karya tulis yang dipublikasikan dan jumlah

hasil riset yang menjadi basis kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan

secara berkelanjutan sehingga total realisasi outcome untuk Balitbang KP sebesar 133%. Hal ini

Page 73: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

62

merupakan bentuk komitmen Balitbang KP dalam menjalani tupoksinya dalam bidang

penyedia iptek hasil penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan.

Sasaran pada rencana strategis BALITBANG tahun 2010 adalah termanfaatkannya hasil

dan inovasi Iptek kelautan dan perikanan, namun sasaran yang terdapat pada Penetapan

Kinerja tahun 2010 - 2014 adalah penjabaran dari sasaran yang ada pada rencana strategis

Balitbang KP tahun 2010 - 2014 yaitu termanfaatkannya hasil riset dan inovasi IPTEK untuk

pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan serta meningkatkan

produktivitas dan daya saing. Penetapan kinerja Balitbang KP tahun 2010 dibuat saat pejabat

eselon 1 dibawah kepemimpinan Bapak Gellwynn Jusuf yang merupakan kontrak kerja antara

Menteri Kelautan dan Perikanan dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan

dan Perikanan.

Laporan realiasi anggaran Balitbang KP diantaranya adalah :

1) Pendapatan Negara dan Hibah

Nilai total anggaran penerimaan PNBP lingkup Balitbang KP sebesar Rp.

1.316.917.000,-

Terdapat selisih penerimaan PNBP antara data SAU dan data SAI ebesar Rp.6.844.521,-

2) Belanja

Realisasi belanja rupiah murni sebesar Rp.262.908.468.441 atau 97% dari anggaran,

sedangkan realiasi belanja hibah sebesar Rp.2.208.117.530,- atau 45,04 %

Beberapa keberhasilan terkait laporan keuangan Balitbang KP

1). Dalam penyusunan laporan keuangan unit akuntansi pembantu pengguna anggaran

Balitbang KP, eluruh Satker atau unit akuntansi kuasa pengguna anggaran hadir dan telah

siap dengan laporan keuangan dan laporan BMN serta data-data pendukungnya

2). Komitmen pimpinan terkait ketertiban penyampaian laporan SAI, dan SABMN setiap

bulannya, dan pembuatan laporan keuangan semester/tahunan

3). Terdapat komitmen yang telah disepakati oleh para Satker lingkup Balitbang KP untuk

dapat dilaksanakan pada tahun 2011, diantaranya: Komitmen kepala satker mencapai

opini WTP di tahun 2011 yang dituangkan dalam kontrak kerja Satker; Pembentukan tim

penghapusan dan tim lelang serta mengusulkan penghapusan ke Sekretariat Jenderal

paling lambat Bulan Juni 2011; Target penyelesaian Aset ex Departemen Pertanian bulan

Juni 2011

Page 74: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

63

Capaian kinerja Balitbang KP terdapat kendala dari aspek efisiensi dan efektifitas

terhadap anggaran. Hal-hal yang mempengaruhi penyerapan DIPA adalah sebagai berikut :

APBN

• Lelang ulang Kapal Riset dan Lelang Pembangunan Kantor UPT Loka Litbang di Bungus

• Cuaca ekstrim berpengaruh pada jadwal pelaksanaan penelitian

• Penghematan anggaran terkait efisiensi sisa kontrak

• Kekurangan Gaji dan Jasa di beberapa satker, namun di beberapa satker berlebih dan tidak

bisa direalokasi ke satker lain yang kekurangan

PHLN

Perlu pengesahan dari Ditjen Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan (Sekretariat

Balitbang KP, dan BRBIH Depok, namun tidak dapat dihitung sebagai penyerapan DIPA)

Terdapat luncuran anggaran PHLN dari TA. 2009, sehingga terjadi penambahan Pagu di TA.

2010 yang mempengaruhi target serapan yang telah ditetapkan sebelumnya

Terdapat PHLN yang tercatat di Balitbang KP, yang digunakan oleh pihak lain (DJPT) yang

belum menyampaikan hasil pelaksanaan dan serapannya

PNBP

• Dana penerimaan fungsional diterima pada akhir tahun anggaran sehingga waktu untuk

penggunaan dana tersebut tidak dapat direalisasikan

Sedangkan dari aspek Sumber Daya Manusia, tenaga peneliti di Balitbang KP tidak

merata tingkat/ jenjang keprofesionalismenya antara satuan kerja satu dengan yang lain.

Banyak peneliti senior yang akan memasuki usia pensiun yang tidak diikuti oleh terbinanya

peneliti yunior dan calon peneliti. Karena kemampuan peneliti kurang bisa mengimbangi

kebutuhan pengguna baik di tingkat pengambil kebijakan maupun masyarakat

perikanan/stakeholders dan masih berorientasi pada perolehan angka kredit akan memberi

dampak kepada masyarakat seperti :

a. Paket teknologi dari hasil penelitian sebagian sudah dimanfaatkan sebagai dasar

pengembangan untuk tahun berikutnya, namun perlu adanya hipotesa

b. Bentuk data dan informasi, ada yang sudah menindaklanjuti sebagai bahan rekomendasi

namun banyak yang hanya berfungsi sebagai data dan informasi semata

Page 75: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

64

c. Bentuk rekomendasi, beberapa sudah ditindaklanjuti oleh pemda/stakholders, namun

banyak rekomendasi belum dirumuskan menjadi paper brief untuk kepentingan pemangku

kebijakan.

Sajian – sajian gambar berikut memperlihatkan realisasi daya serap DIPA Tahun 2009

dan 2010 Balitbang KP untuk bulan Januari – Desember 2009/2010 pada program/kegiatan

lingkup Balitbang KP. Sajian ini bertujuan memperlihatkan perbandingan serapan anggaran

setiap bulannya yang dibandingkan antara bulan pada Tahun 2009 dengan bulan Tahun 2010.

Bulan Januari daya serap Tahun 2008 adalah 2,01 % sementara pada Tahun 2009 dan

Tahun 2010 daya serap bulan Januari masih 0 %

Grafik 3.1. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan Januari (dalam %)

Bulan Februari daya serap Tahun 2008 adalah 8,66 % sementara pada Tahun 2009

daya serapnya 1,57 % dan Tahun 2010 daya serap masih 0 %

Page 76: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

65

Grafik 3.2. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan Februari (dalam %)

Bulan Maret daya serap Tahun 2009 adalah 10,01 % sementara pada Tahun 2010 daya

serapnya 8,36 %, sedangkan target serapannya 13,4 %. Dengan demikian terdapat deviasi

sebesar 5,04 % antara realisasi serapan anggaran dengan target serapan yang telah ditetapkan

Grafik 3.3. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan Maret (dalam %)

Bulan April daya serap Tahun 2009 adalah 21,7 % sementara pada Tahun 2010 daya

serapnya 14, 3 %, sedangkan target serapannya 18,9 %. Dengan demikian terdapat deviasi

sebesar 4,6 % antara realisasi serapan anggaran dengan target serapan yang telah ditetapkan

Page 77: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

66

Grafik 3.4. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan April (dalam %)

Bulan Mei daya serap Tahun 2009 adalah 27 % sementara pada Tahun 2010 daya

serapnya 26 %, sedangkan target serapannya 37 %. Dengan demikian terdapat deviasi sebesar

11 % antara realisasi serapan anggaran dengan target serapan yang telah ditetapkan

Grafik 3.5. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan Mei (dalam %)

Bulan Juni daya serap Tahun 2009 adalah 43 % sementara pada Tahun 2010 daya

serapnya 28 %, sedangkan target serapannya 38 %. Dengan demikian terdapat deviasi sebesar

10 % antara realisasi serapan anggaran dengan target serapan yang telah ditetapkan

Page 78: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

67

Grafik 3.6. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan Juni (dalam %)

Bulan Juli daya serap Tahun 2009 adalah 52 % sementara pada Tahun 2010 daya

serapnya 35,55 %, sedangkan target serapannya 45,27 %. Dengan demikian terdapat deviasi

sebesar 10,72 % antara realisasi serapan anggaran dengan target serapan yang telah

ditetapkan. Hal ini disebabkan keterbatasan dana UP, pengadaan alat dalam tahap

penyusunan administrasi pelelangan, Belanja modal tidak sesuai target karena lelang masih

dalam proses (Perencanaan pembangunan gedung BRKP 2 sebesar Rp. 800 Juta dan

pengadaan alat pengolah data sebesar Rp. 200 Juta ), Gaji mengalami kelebihan pagu (target

1,7 milyar rupiah, namun realisasinya 1,5 milyar rupiah), PHLN masih dibintang (perkembangan

proses pencairan bintang masih ditingkat DJPU, Kemenkeu), pelaksanaan kegiatan lain yang

tertunda karena keterkaitannya dengan instansi lain, beberapa kegiatan riset belum berjalan

sesuai target karena kendala cuaca dan kondisi alam di wilayah survey, pengadaan sarana air

bersih sebesar Rp.250 juta masih dalam proses revisi, dan ada kuitansi yang masih belum di

pertanggungjawabkan. Adapun tindak lanjut yang harus dilakukan adalah permohonan UP dan

mengajukan SPM GU Nihil/isi

Page 79: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

68

Grafik 3.7. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan Juli (dalam %)

Bulan Agustus daya serap Tahun 2009 adalah 58 % sementara pada Tahun 2010 daya

serapnya 41 %, sedangkan target serapannya 51 %. Dengan demikian terdapat deviasi sebesar

10 % antara realisasi serapan anggaran dengan target serapan yang telah ditetapkan. Hal ini

disebabkan oleh rehabilitasi tambak baru dibayarkan uang muka 30 % dan pembayaran termin

1 dalam proses, sementara fisik kegiatan sudah mencapai 100 %, pengadaan alat

laboratorium/realisasi alat lab 100 % sedangkan alat lapangan lainnya masih dalam proses

pembayaran dan pengiriman barang, diseminasi dan asimilasi hasil riset direncanakan bulan

Oktober, pemanfaatan anggaran PNBP masih dalam proses, Anggaran PHLN masih dalam

proses revisi DIPA, pagu 2008/2009/2010 yang satu akun diluncurkan menjadi 5 akun pada

DIPA 2010 dan revisi kode kantor bayar KPPN 132 menjadi KPPN 140 Jakarta, pengadaan jurnal

buku masih dalam proses revisi akun dari 536121 menjadi 536111, mundurnya kegiatan riset

karena belum lengkapnya ketersediaan alat survey dan kondisi cuaca yang dinamis, adanya

perubahan rencana yang menyebabkan revisi DIPA, realisasi pengadaan alat laboratorium

masih rendah karena masih dalam proses revisi untuk penyesuaian biaya lelang, kegiatan

dengan dana dari PHLN masih dibintang, pengadaan dari akun belanja modal masih dalam

proses pelelangan, beberapa pekerjaan terkait perawatan gedung masih dalam proses

pengerjaan, pengadaan perlengkapan sarana gedung dan alat pengolah data mengalami

pengunduran jadwal terkait bersamaan dengan proses kegiatan sail banda. Tidak lanjut dari

permasalahan tersebut adalah; segera memproses pembayaran termin 2, segera

mendatangkan alat lapangan, segera memanfaatkan dan mempercepat proses (revisi

akun/DIPA, revisi PHLN, anggaran PNBP,pencairan bintang), koordinasi dengan instansi terkait.

Page 80: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

69

Grafik 3.8. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulanAgustus(dalam %)

Bulan September daya serap Tahun 2009 adalah 65 % sementara pada Tahun 2010

daya serapnya 54 %, sedangkan target serapannya 58 %. Dengan demikian terdapat deviasi

sebesar 4 % antara realisasi serapan anggaran dengan target serapan yang telah ditetapkan

Grafik 3.9. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan September (dalam %)

Bulan Oktober Tahun 2010 daya serapnya adalah 60,75 %, sedangkan target

serapannya 64,74 %. Dengan demikian terdapat deviasi sebesar 3,99 % antara realisasi serapan

anggaran dengan target serapan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan realisasi pengiriman

barang pengadaan alat laboratorium diundur sekalian pelatihan penggunaan alat dari rekanan,

realisasi alat laboratorium masih rendah karena dalam tahap revisi untuk penyesuaian biaya

Page 81: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

70

lelang kegiatan terkait, terjadi perubahan waktu pelaksanaan dan prinsip efisiensi dalam

pengadaan barang/jasa, belum lengkapnya ketersediaan alat survey dan adanya kondisi cuaca

yang dinamis.

Grafik 3.10. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan Oktober (dalam %)

Bulan Nopember Tahun 2010 daya serapnya adalah 64,53 %, sedangkan target

serapannya 69,45 %. Dengan demikian terdapat deviasi sebesar 4,92 % antara realisasi serapan

anggaran dengan target serapan yang telah ditetapkan.

Grafik 3.11. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan November (dalam %)

Bulan Desember daya serap Tahun 2009 adalah 91 % sementara pada Tahun 2010

daya serapnya 95,80 %, sedangkan target serapannya 98,22 %. Dengan demikian terdapat

Page 82: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

71

deviasi sebesar 2,42 % antara realisasi serapan anggaran dengan target serapan yang telah

ditetapkan.

Grafik 3.12. Realisasi daya serap DIPA Tahun 2009/2010 Badan Riset Kelautan dan Perikanan

bulan Desember (dalam %)

Page 83: B A B I : PENDAHULUANsipmonev01.litbang.kkp.go.id/2013/download/LAKIP... · b. tugas pokok dan fungsi 2 c. mandat dan peran litbang kelautan dan perikanan 5 d. sistimatika penyajian

L A K I P B a l i t b a n g K P

72

BAB IV

PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan

Perikanan tahun 2010 merupakan media akuntabilitas dari pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi yang digambarkan dalam angka-angka pencapaian kinerja kegiatan, program dan

kebijakan. Hasil-hasil yang telah dicapai ini menunjukkan indikasi bahwa pelaksanaan kegiatan,

program dan kebijakan secara umum telah berjalan secara efektif.

Pelaksanaan pembangunan sektor kelautan dan perikanan diharapkan akan dapat

dijadikan landasan untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan kelautan dan

perikanan dalam tahun berikutnya.

Pencapaian kinerja tahun 2010 menunjukkan bahwa sasaran stratejis yang telah dapat

dicapai dengan optimal. Program dan kegiatan yang telah dicapai secara optimal akan tetap

dipertahankan dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya untuk mendukung pelaksanaan riset

stratejis yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi

masyarakat.

Namun demikian masih banyak kendala yang dihadapi Badan Litbang Kelautan dan

Perikanan antara lain menyangkut mekanisme pengukuran outcome hasil litbang belum ada

sehingga belum diketahui efektifitas dan tingkat pemanfaatannya sesuai dengan RPJM.

Pengukuran tingkat pemanfaatan luaran hasil litbang perlu dilakukan karena kondisi saat ini,

seperti bentuk rekomendasi ada beberapa yang sudah ditindaklanjuti oleh stakeholder namun

banyak rekomendasi yang belum dirumuskan menjadi paper brief untk kepentingan pemangku

kebijakan, bentuk data dan informasi banyak yang berfungsi sebagai data dan informasi

semata serta paket teknologi sebagian sudah dimanfaatkan sebagai dasar pengembangan

untuk tahun selanjutnya namun perlu adanya hipotesis. Hasil Balitbang KP yang telah

dilakukan dari tahun 2002-2010 perlu dikaji dalam perencanaan kegiatan Balitbang KP di tahun

yang akan datang.