bab 1-4 tugas merancang2
DESCRIPTION
materiTRANSCRIPT
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 U m u m
Kapal pengangkut gas yang telah dicairkan (Liquified Gas Carrier) adalah salah
satu sarana angkutan laut dalam menunjang distribusi gas dari negara-negara produsen
ke Negara-negara konsumen. Khususnya bagi Indonesia dimana bertindak sebagai
negara produsen gas , maka sarana angkutan laut memegang peranan sangat penting.
Dewasa ini banyak gas alam di Lautan Indonesia yang terbuang begitu saja, akibat
kurangnya kapal-kapal pengangkut gas yang beroperasi. Selama ini pengankutan gas-
gas alam itu masih memakai kapal sewaan dari negara-negara lain sehingga jumlah
kapal yang beroperasi terbatas.
Pada saat sekarang ini jumlah kapal pengangkut gas di Indonesia masih sangat
sedikit dan ditambah lagi dengan adanya asas Cabotage yang melarang kapal asing
untuk beroperasi di lautan Indonesia untuk mengangkut muatan dari satu pelabuhan ke
pelabuhan yang lain, hanya kapal-kapal domestik yang boleh mengangkut muatan-
muatan tersebut. Berangkat dari keadaan ini maja sudah sewajarnya bila pengangkutan
gas di laut harus mendapat perhatian yang lebih khusus lagi, demi terciptanya
kelancaran pembangunan Indonesia seutuhnya.
Dilihat dari tipenya, kapal pengangkut gas cair tergolong dalam kapal-kapal
niaga dimana khususnya kapal tanker, sehingga dalam merancang dan merencanakan
konstruksi kapal pengangkut gas cair, ikut diperhatikan ketentuan-ketentuan yang
berlaku pada kapal-kapal niaga maupunn dari peraturan-peraturan yang berlaku khusus
untuk kapal-kapal pengangkut gas cair (IMO Gas Code).
Kapal pengangkut gas cair mempunyai konstruksi tersendiri sama halnya
dengan kapal-kapal niaga lainnya, seperti oil tanker, general cargo, container, dan lain-
lain. Konstruksi khusus itu tergantung dari ciri khas muatan, dimana masing-masing
muatan mempunyai sifat secara fisik dan alamiah yang berbeda-berbeda, akibat dari
muatan tersebut menghendaki bentuk konstruksi yang sesuai dengan kondisi muatan.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
2
2.2. Studi Analisa
Dalam merancang kapal dikenal empat macam metode yang masing-masing
berdasarkan atas teori dan pengalaman yang dapat digunakan bersama-sama satu sama
lain :
1. Metode Perbanddingan
2. Metode Statistik
3. Metode Iterasi/ Metode Trial and Error
4. Metode Solusi Kompleks
1. Metode Perbandingan
Metode ini adalah membandingkan ukuran-ukuran pokok yang didapat dari
beberapa rumus formula dengan ukuran pokok kapal pembanding.
2. Metode Statistik
Metode ini menggunakan diagram yang telah dibuat oleh para ahli perancang
kapal yang telah melakukan berbagai penelitian.
3. Metode Literasi
Metode ini diambil suatu harga dari beberapa formula yang digunakan.
4. Metode Solusi Kompleks
Metode ini adalah gabungan dari metode-mestode diatas.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
3
BAB II
PRA RANCANGAN
No Keterangan Owner Requirement Kapal Pembanding
1 Jenis Kapal LNG Tanker
2 Nama Kapal EFI LNG Tanker Toyosu Maru LNG Tanker
3 DWT 15.000 ton 24.900 ton
4 Vs
17 knots (setelah
negosiasi menjadi 16,5
knots)
14,5 knots
5 Vtrial - 16 knots
6 Cr 8000 seamiles -
7 GRT - 26067,13 m3
8 NRT - 9211 m3
9 Freeboard Summer - 1817 mm
10 Lpp - 170,97 m
11 Loa - 176,7 m
12 B - 30 m
13 H - 15 m
A) Estimasi Sementara Ukuran Utama Rancangan
Lpp2 = 3
1
2
DWT
DWTx Lpp1 = 3
15000
24900x 170,97 = 138,14 m
B2 = 3
1
2
DWT
DWTx B1 = 3
15000
24900x 30 = 24,24 m
T2 = 3
1
2
DWT
DWTx T1 = 3
15000
24900x 12 = 9,7 m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
4
H2 = 315000
24900 x 15 = 12,12 m
Lwl = 1,025 Lpp
= 1,025 (138,14)
= 140,91m
Loa 140,91
0,97 0,97
LWL 143,9 m
B) Koreksi Bilangan Froude
gL
Vs 0,5144 16,5
9,81 138,14
x
x= 0,23 (memenuhi)
Keterangan : 1 knots = 0,5144 m/dt
Froude Number Standar
0,00 – 0,18
0,20 – 0,23
0,30 – 0,35
> 0,5
Grafik Froud number vs V untuk setiap knotnya
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
5
C) Estimasi Bentuk Kapal
Menentukan koefisien block (Cb) :
2
1.173 0.368 ( _ _ 60)
0.65
speedV KnotsCb Sabit Saries
Lpp m
Cb
2
1.17 0.361 (Schneekluth)
0.66
speedV KnotsCb
Lpp m
Cb
0.42 0.3072 0.1721 0.6135
20.8217 ( )
1 ( )
0.67
speedCb f Lpp B T V Katsoulis
f Tabel
Cb
Cb = 0,65 (Tomita‟s formula)
Perkiraan Cb = 0,65
Menentukan koefisien midship (Cm) :
(0.08 ) 0.93 ( _ _ 60)
0.6 0.85
0.98
Cm Cb Sabit Series
Cb
Cm
Perkiraan Cm = 0.98
Menentukan koefisien prismatic (Cp) :
(Posdunine /NSMB)
0.663
CbCp
Cm
Cp
Perkiraan Cp = 0.663
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
6
Menentukan koefisien waterline (Cw) :
1 (2 )( )
3
0.78
CbCw Posdunine
Cw
Perkiraan Cw = 0.78
Menentukan koefisien (Cp‟) :
' (Guldhammer)
' 0.83
CbCp
Cw
Cp
Perkiraan Cp’ = 0.83
Menentukan Longitudinal Centre of Buoyancy :
(% ) ( 43.5 ) 9.2 (Guldhammer / Harvald)
(% ) ( 43.5 0.23) 9.2 0,805
0,805138,14 1,112 _
100
LCB Lpp Fn
LCB Lpp
LCB m dibelakang midship
(Referensi rumus “Tugas Merancang Kapal” _Ir. Marcus Alberth Talahatu, M.T)
D) Displacement
Menentukan volume (m3) dan Displacement (ton) kapal :
3
3
3
3
_
( )
( ) 138.14 24.24 9.70 0.65
( ) 21104.24653
( ) ( )
( ) 21104.24653 1.032 21737.37392
Carena
Carena
Carena
Carena Carena air laut
Carena
V m L B T Cb
V m
V m
ton V m
ton
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
7
Setelah mendapat ukuran kapal dari hasil perbandingan maka ukuran
tersebut haruslah dikoreksi untuk kesesuaian antara panjang , lebar, tinggi dan
serat kapal. Koreksi tersebut dapat dilakukan dengan cara perbandingan antara
ukuran utama kapal. Perbandingannya adalah sebagai berikut :
FAKTOR RATIO
L/B 5.7 5.2 - 6.8 Monggo
B/T 2.5 2 - 2.5 Monggo
L/H 11.4 11.2 - 13.55 Monggo
DWT/∆ (LNG) 0.680 0.6 - 0.85 Monggo
T/H 0.80 0.77 - 0.9 Monggo
B/H 2.0 2 -- 2.8 Monggo
Nilai Fn 0.23 0.2 - 0.23 Monggo
Dari perhitungan di atas didapat Dimensi Utama dan Koefisien Kapal
Lpp2 138,14 m
B2 24,24 m
T2 9,7 m
H2 12,12 m
CB2 0,65
CM2 0,98
CW2 0,78
CP2 0,66
∆2 21.737,374 ton
Vs 15 knots
Fn 0,23
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
8
E) Estimasi Awal Tenaga Penggerak
Menurut Admiralty pada buku “The Design of Merchant Ships, pada halaman
24” :
Grafik yang dibentuk antara SHP vs V untuk setiap Knotnya:
F) Perkiraan Stabilitas Awal
Perhitungan untuk menentukan stabilitas kapal rancangan menggunakan Grafik
“PROHASKA”, dari grafik tersebut didapat nilai h*.
2/3 3 2/3 3
(0.95 ( )) 197
(0.95 138.14) 197
328,233
22071.79506 16,5( )
328,233
( ) 10768,65
( ) , 0.97 0.980.85
10768,65( ) 12993,85
0.975 0.85
Speed
C Lpp m
C
C
VSHP HP
C
SHP HP
SHPBHP HP
BHP HP
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
10
( 0,04) ^ 2min
12
4,969
min
5, 289
(0.65 0.85)
0.65
7.88
MK=MF+FK
MK=4,969+5,289
MK=10,258m
MG=MK-GK
MG=10,258-7,88
MG=2,38
Cwx Cw xBMF Posdu e
xCbxT
MF m
CwFK Tx Posdu e
Cw Cb
FK m
KG H
KG H
KG
Tabel Stabilitas Awal
h* h* x MF Sin GM Sin GK
0 0 0 0 0 0
15 0.006 0.029 0.259 0.587 0.617
30 -0.08 -0.392 0.5 1.134 0.742 (GK Max)
45 -0.24 -1.175 0.707 1.603 0.429
60 -0.39 -1.909 0.866 1.964 0.055
75 -0.5 -2.447 0.966 2.191 -0.256
90 -0.63 -3.083 1 2.268 -0.815
Lpp25 x +10
3Sa =
1000
Sa =1,40
Lpp50 x +10
3Sf =
1000
2,80Sf
Sa + SfHid = H+
6
Hid =12,821
Hid0,53
B
0.40T
B
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
11
Gambar Lengan Stabilitas Awal
Jika posisi grafik diatas garis mistar standar maka kondisi kapal stabil,
jika dibawahnya tidak stabil.
Analisa perhitungan kurva Pra Stabilitas terhadap rekomendasi I.M.C.O
Ah ° = C . L . ∑h
1 rad
dimana : C = Faktor simpson ; 1/3
L = Skala pada diagram Ø – h
1 cm = 5°
∑h = Jumlah perkalian h dengan faktor
pengalinya.
1 rad = 57, 32 °
* h pada tabel ini didapat dengan mengukur dari diagram diatas
GK fs GK x fs fm GK x fm
0 0 1 0
5 0.596 4 2.384
10 0.603 2 1.206
15 0.631 4 2.526
20 0.690 2 1.380
25 0.730 4 2.920
30 0.742 2 1.485 1 1.4848836
35 0.732 4 2.928 4 11.712
40 0.71 1 0.710 1 0.71
1 = 15.539 2 = 13.906884
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
12
Maka : Ah 30° 151
= 0,452 mRad3 57.32
Ah 40° 251
= 0,404 mRad3 57.32
Ah 30° - Ah 40° = 0.047 m rad
Pengecekan IMO Recomendation
Koreksi perhitungan stabilitas rancangan dengan Standar I.M.C.O :
* Pengecekan Stabilitas dengan IMO
Criteria IMO Didapat Koreksi
GM(m) ≥ 0.15 2.380 Monggo
h 30° (m) ≥ 0.2 0.792 Monggo
Ø h max (o) ≥ 25 30 Monggo
Ø range (o) ≥ 60 65 Monggo
Ah 30° (m) ≥ 0.055 0.458 Monggo
Ah 40° (m) ≥ 0.09 0.407 Monggo
Ah 30°- 40°
(m) ≥ 0.03 0.051 Monggo
Dari hasil perhitungan diatas , dapat disimpulkan bahwa stabilitas
kapal rancangan memenuhi syarat dari standart rekomendasi I.M.C.O.
G) Pengecekan Periode Oleng
Periode Oleng (rolling period) adalah waktu yamg diperlukan oleh kapal untuk
melakukan satu kali oleng secara lengkap. Lama periode oleng (Ref. Modern Ship by
John H, Da Lage) adalah
Tr =
2, 0.38 0.45
2 0.38
12.6 detik
i Bi
g GM
B
g GM
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
13
Periode oleng disarankan berkisar antara 8 – 14 dt, maka hasil perhitungan di atas
masih memenuhi persayaratan.
H) Koreksi Freeboard
Oleh karena LNG Carrier membawa muatan gas dalam bentuk cair, maka dalam
perhitungan freeboard (lambung timbul), kapal tersebut tergolong type A.
Menurut ILLC‟66 kapal dengan panjang 138,14 m Freeboard minimumnya (Fs) :
L (m) Fs (mm)
122 1494
123 1511
124 1528
Ekstra polasi :
Fs0 = 1511 + (1528-1511) 138,14 123
124 123
= 1768,38 mm
* Koreksi Koefisien Block
Koreksi ini berlaku untuk CB ≠ 0,68
Dari perhitungan diperoleh koefisien block, yaitu 0,65 sehingga CB ≠ 0,68
Maka penambahan lambung timbul :
Fs1 = Fs0
36,1
)68,0(Cb1519,5
(0,65 0,68)
1,36
-39 mm
* Koreksi Tinggi / Depth
Deck Stringer : S = ( 4,5 + 0,05L ) k
= ( 4,5 + 0,05 . 138,14 ) . 1 = 11,407 mm
Moulded depth : H = 12120 mm
+
H! = 1223,407 mm
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
14
Koreksi ini berlaku untuk H! ≠
15
L , maka H
! kapal rancangan >
138,149,209
15m
sehingga penambahan lambung timbul, yaitu :
Fs2 = (H! -
15
L) .R = ( 12,23407 – 9,209 ) m . 250 = 756,2675 mm
dimana : R = konstanta untuk L>120 m adalah 250 m
* Koreksi Bangunan Atas / Superstructure
Panjang rumah geladak = panjang kamar mesin = 20 m
Panjang forecastle deck ≥ 7 %, yaitu = 8,65 m +
Panjang rata-rata superstructure : S = 28,65 m
Tinggi bangunan atas standar, untuk L = 138,14 m , yaitu
hs = 1,8 + (2,3 – 1,8) . (138,14 75)
2,4314(125 75)
m
Tinggi bangunan atas direncanakan 2,50 m ≥ tinggi bangunan standar, maka
menurut peraturan tidak ada penambahan panjang untuk menghasilkan panjang
efektif dari bangunan atas (E), dengan demikian E = S = 28,65 m
Sehingga : ∑ 28,65
0,2074138,14
Em
L
Menurut ILLC‟66 Regulation 5, maka untuk ∑ 1L
Edengan Lpp = 138,14 m,
maka besarnya reduksi :
= 960 + (1085-960) . (138,14 100)
(138,14 100)
= 1077,5 mm
Sedangkan untuk ∑ 2,0L
E → % reduksi = 14%
∑ 3,0L
E → % reduksi = 21%
Maka untuk ∑ 0,2074E
L , besarnya reduksi, yaitu :
Fs3 = 14 + (21-14) . (0,2074 0,2)
(0,3 0,2)
= -15,42% = -175,68 mm
* Lambung Timbul pada Musim Panas (Summer Freeboard)
Minimum Freeboard (Fs0) = 1768,38 mm
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
15
Koreksi Koefisien Block (Fs1) = -39 mm
Koreksi Tinggi / Depth (Fs2) = 756,2675 mm
Koreksi Bangunan Atas / Superstructure (Fs3) = -175,68mm +
Tinggi Freeboard (Fb0) = 2309,968 mm
Sebagai peninjauan tinggi freeboard perencanaan, yaitu :
H-T = 12,12-9,7= 2,42 m = 2420 mm
Oleh karena H-T > Fb0 , maka pemilihan tinggi kapal telah memenuhi syarat.
I) Estimasi Sementara terhadap Capasity
Pada estimasi ini dilakukan untuk mengetahui volume ruang muat dari kapal serta
volume cargo tank.
1) Perhitungan volume ruang muat kapal
* Volume Total Lambung
Vhull = L . B . CB . K1 .
3
2
6
CrSaSfH
= 138,14 . 24,24 . 0,65 . 1,13 . 2,56 1,28 2 0,4848
6 3H
= 32.177,91 m3
Keterangan :
K1 = hull capasity coeficient = 1,13 → menurut tabel capasity coefisient
H = ketinggian upper deck
Sf = sheer muka = 2,56 m
Sa = sheer belakang = 1,18 m
Cr = Camber = 24,24 0,484850 50
B m
* Volume Kamar Mesin
VER = LER . B . (H-Hdb) . CB . K4
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
16
= 20 . 24,24 . (12,12-1,212) . 0,65 . 1,28
= 4399,781 m3
Keterangan :
LER = panjang kamar mesin = 65,6 ft = 20 m
Hdb = ketinggian double bottom = 0,1H = 0,1 . 12,12 = 1,212 m
K4 = machinery space capcity coeficient Cb
95,0
* Volume Double Bottom Tank
Vdb = L . B . Hdb . CB . K3
= 138,14 . 24,24 . 1,212 . 0,65 . 0,90
= 2374,163 m3
Keterangan :
K3 = double bottom capacity coeficient
* Volume Peak
Vpeak = Lpeak . B .
6
SaSfH . CB . K2
= 27,628 . 24,24 .
6
28,156,2H . 0,65 . 0,37
= 2055,17 m3
Keterangan :
Lpeak = panjang after dan fore peak
= 0,2 L = 0,2 . (138,14) = 27,628
K2 = peak capacity
* Volume Ruang Muat
Vcc = Vhull – VER – Vdb - Vpeak
= 32.177,91-4399,781-2374,163-2055,17 = 23.348,8 m3
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
17
* Volume Tiap Ruang Muat
Direncanakan 4 buah tangki silinder membawa muatan gas
VCH = 323.348,85837,199
4 4
Vccm
2) Perhitungan Volume Cargo Tank
* Panjang Ruang Muat
Lcc = L – LER – Lpeak
= 138,14 – 20 – 27,628
= 90,512 m
* Panjang Tangki (4 buah silinder)
Ltank = 24
Lcclx
= 90,512
2(0,76)4
= 21,108 m
Keterangan :
lx = jarak tangki silinder ke bulkhead menurut IMO Gas Code untuk type IIG
= 0,76 m
* Lebar Tangki
Btank = B . 2 bx
= 24,24 – 2 (0,76) = 22,72 m
Keterangan :
bx = jarak tangki silinder ke shell plating menurut IMO Gas Code untuk type IIG
= 0,76 m
* Tinggi tangki / diameter cargo tank
Htank = H – hx
= 12,12 – 2
= 10,12 m
Keterangan :
hx = jarak tangki ke baseline menurut IMO Gas Code type IIG = 2 m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
18
* Jari-Jari Penampang Silinder Tank
R = tan 10,125,06
2 2
kHm
* Luas Juring OAB
AOAB = 2
0360R
= 0
2
0
905,06
360 = 20,09 m
2
Keterangan :
α = sudut yang dibentuk oleh irisan penampang lingkaran direncanakan 900
* Luas Penampang Silinder Cargo Tank
Atank = 2 [ luas lingkaran – luas juring OAB ]
= 2 [ π R2 – (
0360
.π R
2 ) ]
= 2
3 . π R2 =
23 . π 5,06
2
= 120,59 m2
* Volume Silinder Cargo Tank
Vtank = Atank x Ltank
= 120,59 x 21,108
= 2545,476 m2
* Volume Muatan Gas pada 4 Silinder Cargo Tank
Vgas = 4 ( 0,98 . Vtank )
= 4 ( 0,98 . 2545,476)
= 9978,266 m3
J) Estimasi dan Koreksi Displacement (Δ) Kapal
Estimasi perhitungan displacement kapal yang dimaksud adalah berat kapal secara
keseluruhan yang terdiri dari berat kapal kosong yaitu konstruksi badan kapal termasuk
peralatan dan permesinan yang menjadi bagian dari kelengkapan kapal yang disebut
Lightweight (LWT) ditambah dengan berat seluruh muatan yang diangkut kapal yang
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
19
disebut Deadweight(DWT). Estimasi perhitungan yang dilakukan dengan cara rumus-
rumus pendekatan dan empiris atau pengalaman yaitu dengan pendekatan LWT dan
DWT.
Koreksi perhitungan displacement yang dimaksud adalah pengecekan terhadap
hasil estimasi perhitungan displacement kapal yang didapat apakah sudah memenuhi
“design condition” berdasarkan rumus-rumus pendekatan atau hasil suatu penelitian.
1. Estimasi Perhitungan LWT’
Unsur-unsur yang termasuk dalam komponen LWT terdiri atas:
Berat kapal kosong = Wst + Wo+a + M + Wbul
Dimana : Wst = Berat baja kapal
Wo+a = Berat akomodasi dan Perlengkapan
M = Berat mesin dan instalasi
Dalam rancangan ini, metode yang digunakan untuk menentukan berat kapal kosong
adalah metode Watson.
1.1 Berat Baja Kapal (Wst)
Berat baja kapal Wsteel = Whull + Wdh. Menurut Watson (RINA 1977), berat
baja kapal untuk perkiraan awal dapat dihitung sebagai berikut,
Dimana : K = konstanta yang tergantung dari nilai E
E =
2211 85,085.0)(85,0)( hlhlTHLTBL
Sebagai ukuran dimaksud :
Wsteel = K x E1,36
(ton)
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
20
L1 = Panjang superstruktur pada kapal = 35 m
H1 = Tinggi superstruktur pada kapal = 3 m
L2 = Panjang Forcastel pada kapal = 25 m
H2 = Tinggi Forcastel pada kapal = 3 m
Maka :
138,14 (24,24+9,70) 0,85 138,14 (12,12 9,70) 0.85 35 3 0,75 25 3 E =
5118.126
Untuk kapal Tanker dengan nilai K = 0,029– 0,035. Ditentukan K = 0,035 maka
berat baja kapal :
Wsteel = K x E1,36
(ton)
= 0,034x (5118.126)1,36
= 3766 ton
1.2 Berat instalasi Mesin ( Wep)
Berat instalasi mesin terdiri dari : berat mesin utama, berat poros propeller dan
propeller, dan berat mesin bantu ( generator listrik).
Wep = Wme + Wsh + Wp + Wae
a. Berat Mesin Utama (Wme)
Berdasarkan data perkiraan kecepatan kapal ini, diperkirakan daya mesin utama
adalah 12993,85HP , sehingga digunakan mesin seperti yang terdapat diatas, yaitu
berat mesin yang digunakan adalah :
Berat Engine Plant
menurut Watson
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
21
Wme = Wrw + Wme’
0,70,59( )Wrw MCR
MCR = BHPme +10% BHPme
= 12993,85 + 10%* 12993,85
= 14293,235
0,70,59(14293,235)Wrw = 478 ton
0,84
' 19,38.
(min )
BME
PW
Rpm
=
0,8412993,85
9,38.105
= 536,96 ton
Wme = Wrw+Wme’
= 478 ton + 536,96 ton = 1014,96 ton
b. Berat Poros Propeller ( Wsh) satu poros
Diameter Poros Propeller,
dimana : k = konstanta = 115
Pme =12993,85HP
n = putaran poros propeller = 105 rpm
ηg = efisiensi gesekan = 0,98
c = konstanta bahan baja = 1
sehingga :
dps = 3 cgn
Pmek
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
22
dps = 3 cgn
Pmek = 3
12993,85115 0,98 1
105
= 569,23 mm = 0,5692 m
Maka berat keseluruhan poros dengan panjang poros lps = 15,38 m
ditambah 10 % untuk flensa dan thrush block adalah,
Wsh = 1.1)4
( 2 stlpsdps
(ton)
= 2( 0,5692 15,38 7,86) 1.14
= 36,58 ton
c. Berat Propeller (Wp) dua propeller
Menurut Schneekluth,
Dimana : dp = diameter propeller (0,7 x H )
= 0,7 x 12.12= 8,484 m
k = konstanta bahan propeller ( 0,15)
karena 1 propeller sehingga,
Wp = (8,484)3 x 0,15
= 91,6 ton
Wp = dp3 x k
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
23
d. Berat Mesin Bantu dan emergency (Wae)
BHP mesin bantu = 1800 KW
Wae = PaePae
3040
Dimana : Pae = daya mesin bantu
sehingga,
Wae = 1800
40 180030
= 180000 kg = 180 ton
BHPemg = 600 KW
Wemg =600
40 60030
= 36000 kg = 36 ton
Maka total berat instalasi mesin adalah :
Wep = Wme + Wsh + Wp + Wae +Wemg
= 1014,96 + 36,58 + 91,6 + 180 +36
= 1359,14 ton
e. Berat Outfitting dan Akomodasi
Menurut Katsoulis, : Wo+ac = k.L^1,3 . B^0,8 .
H^0,3
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
24
K = 0,045 (untuk Tanker)
Wo+ac = 0,045*138.14^1,3*24.24^0,8*12.12^0,3
= 750 ton
f. Berat Lain-lain (Wetc)
Berat lain-lain meliputi : berat pompa, sistem pipa, kabel listrik, suku
cadang, tangga, dan lain-lain. Perkiraan berat lain-lain menurut Schneekluth,
Wetc = k . Pme ( kg)
dimana : k = konstanta, yang berkisar antara 30 – 50 dan ditetapkan 50
sehingga,
Wetc = 50 * 12993,85
= 649692,5 kg = 650 ton
g. Berat bulbows (Wbul)
Wbul = 0,005*Wst
= 0,005*3766 = 19 ton
Maka berat Kapal kosong (LWT’) = Wst+Wep+Wo+ac + Wetc + Wbul
= 3766 ton + 1359,14ton + 750 ton + 650 ton + 19 ton
= 6544,14 ton
2. Estimasi Perhitungan DWT’
Unsur-unsur yang termasuk dalam komponen DWT terdiri dari:
DWT‟ = Pay Load + Consumables (W1) + crew (W2) + lunggage (W3)
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
25
Dimana W1 terdiri atas: Berat bahan bakar (Wfo) + Berat minyak pelumas (Wlub)
+ Berat air tawar (Wfw) + Berat makanan (Wprov).
Dimana Pay Load = DWT rancangan – (W1+W2+W3).
1. Berat Consumables (W1)
1.1 Berat bahan bakar (Wfo)
Wfo = 610 e
SBHP b c
Vs
(ton) (ref. Ship Design Procedure by
Havarld Phoel)
Dimana : BHP = daya mesin utama ( 1 HP = 0,7457 kW )
= 12993,85 HP = 9689,5 kW
bme/bae = kebutuhan bahan bakar mesin
utama/bantu
berkisar 205 -211gr/kwh
yang di pakai adalah 207 gr/kW . jam
S = jarak pelayaran (8000 mil laut)
c = 1,3 – 1,5, ditetapkan 1,4
maka,
Wfo = 680009689,5 207 1,4 10
16,5
(ton)
= 1361 ton
Untuk penyediaan cadangan bahan bakar maka besar totalnya
ditambahkan 10% dari perhitungan diatas.
Cadangan 10% 10
100Wfo = 136 ton
Total Wfo = 1497 ton
1.2 Berat Minyak Pelumas (Wlub)
3% * Wfo = 0,03 * 1497 = 44,91 ton
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
26
1.3 Berat Air Tawar (Wfw)
Kebutuhan air tawar bagi awak kapal diusahakan secukup mungkin
untuk 30 orang selama hari operasi yang berkisar 20 hari.
Untuk keperluan air minum = 10 kg/org/hari
Wam = 10 x 30 x 20 + 10% = 6.6 ton
Untuk keperluan mencuci = 60 kg/org/hari
Wcc = 60 x 30 x 20 + 10% = 39,36
Jadi kebutuhan air tawar,
Total Air Tawar = (Wam+Wcc+) +10% = 50,56 ton
1.4 Berat Makanan (Wprov)
Berat makanan = 10 kg/org/hari,
Wprof = 10 x 30 x 20 + 10% = 6,6 ton
Jadi Total W1 = (Wfo) + (Wlub) + (Wfw) + (Wprov).
= 1497 ton + 44,91 ton + 50,56 ton + 6,6 ton
= 1599 ton
2. Berat Crew (W2)
W2 = N * C crew, Ccrew = 75kg/orang
W2 = 30*75 = 2250 kg = 2,25 ton
1010%
1000
crew hariN tWam
6010%
1000
crew hariN tWcc
1010%
1000
crew hariN tWprov
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
27
3. Berat Luggage (W3)
W3 = N * Clug, Clug = 60 kg/orang untuk jarak jauh.
W3 = 30*60 = 1800 kg = 1,8 ton
4. Berat Payload
Payload = DWT rancangan –(W1+W2+W3)
= 15000 ton - (1599 ton + 2,25 ton + 1,8 ton) = 13396,95 ton
Sehinnga DWT’ = Payload + W1 + W2 + W3
= 13396,95 ton + 1599 ton + 2,25 ton + 1,8 ton = 15000 ton
Displacement‟ (Δ’) = LWT’ + DWT’
= 6544,14 ton + 15000 ton
= 21544,14 ton
Displacement menurut ukuran utama (Δ) = Lpp*B*T*Cb* _air laut
Δ = 138.14 24.24 9.70 0.65 x 0,32
= 21737.37392 ton
Koreksi Displacement
' 21737.37392-21544,14 100% 100%
21737.37392
0.9 % < 1.0% (Memenuhi)
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
28
BAB 3
FIXED DESIGN
3.1 LINES PLAN
Metode Formdata
Formdata adalah suatu metode untuk merencanakan bentuk lambung kapal
(hullform) dengan karakteristik-karakteristiknya berdasarkan bentuk-bentuk lambung
yang telah distandarisir dalam beberapa seri. Bentuk-bentuk lambung tersebut terdiri
dari dua bagian, yaitu bagian depan (fore body) dan bagian belakang (after body). Hal
ini memberikan kemudahan bagi pemakai untuk memvariasikan bentuk lambung suatu
kapal. Tiap seri terdiri dari data-data :
Non Dimensional Sections
Non Dimensional Area of Sections
Non Dimensional Vertical Moment of Sections
Functions of Waterlines
Volumes and Moments of Volumes
Data-data tersebut berbentuk kurva karakteristik untuk beberapa koefisien blok
sebagai fungsi dari d (d akan dijelaskan kemudian). Untuk memakai metode ini ada
beberapa variabel bebas yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu :
Dimensi Utama (L, B, T, H)
Koefisien Blok
Longitudinal Centre of Bouyancy (dalam % Lpp dari tengah kapal)
Koefisien tengah kapal (CM) merupakan variabel terikat dimana harus dipilih dari
formdata (CM sudah ditentukan pada tiap seri bentuk lambung)
3.1.1 Pembuatan Body Plan
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
29
Dalam pembuatan Body Plan dengan menggunakan metode formdata ada
beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :
1. Menentukan koefisien blok bagian depan dan belakang dengan memakai
diagram kombinasi. Pembacaan diagram kombinasi :
Masukkan nilai Cb dan LCB (dalam % Lpp) yang telah ditentukan.
Dari perpotongan garis Cb dan LCB dapat diketahui besarnya
koefisien blok depan (δF) dan belakang (δA).
2. Membuat bentuk depan dan belakang dengan bantuan kurva non
dimensional sections. Kurva non dimensional sections menyatakan bentuk
gading untuk beberapa koefisien blok. Karena kurva ini adalah tidak
berdimensi maka bentuk lambung yang didapat belum menyatakan bentuk
yag sebenarnya dan akan tergantung dari sarat dan lebar kapal. Prosedur
pembuatan :
Pilih seri untuk bagian depan dan belakang kapal berdasarkan koefisien
tengah kapal yang telah ditentukan.
Membuat bentuk tiap seksi (0, 1/2, 1, 2, 3, 4, dan 5) untuk bagian
belakang dan (6, 7, 8, 9, 9 ½, 10) untuk bagian depan.
Untuk nilai Cb yang terletak diantara Cb yang ada pada kurva non dimensional
sections, maka bentuk gading dibuat dengan cara menginterpolasi nilai Cb terhadap Cb
disebelahnya (batas atas dan bawah).
3. Membuat Body Plan sesuai dengan ukuran sarat, tinggi, dan lebar kapal,
serta berdasarkan sketsa yang didapa dari ad. 2 Caranya adalah sebagai
berikut :
Membuat segi empat dengan tinggi = sarat kapal dan lebar kapal =
lebar kapal dengan skala tertentu (bebas). Tinggi kemudian dibagi
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
30
dalam 10 bagian sama besar sedangkan lebar dibagi menjadi 20 bagian
sama besar (10 bagian untuk bentuk depan dan 10 bagian untuk bentuk
belakang)
Membuat petak-petak dengan ukuran sama seperti d atsa, pada sebelah
atas setinggi H kaal (petak teratas ukurannya bisa berbeda dengan
petak dibawahnya)
4. Pindahkan sketsa bentuk depan dan belakang dari ad. 2 ke segi empat pada
ad. 3.
5. Contoh pembuatan Body Plan :
Data : Panjang (Lpp) : 138,14 m
Lebar (B) : 24,24 m
Sarat (T) : 9,7 m
Tinggi (H) : 12,12 m
Koef. Blok (CB) : 0,65
Koef. Tengah (CM) : 0,98
Titik tekan memanjang, LCB = (19,3 Cp – 13,3) % Lpp
= - 1,112
Dipilih : Bagian depan adalah seri B02F, (CM): 0,986
Bagian belakang adalah seri Cc2A, (CM) : 0,986
Dari diagram kombinasi didapat :
- CB bagian depan, δF = Cb (0,994 + 3,6 LCB /L) = 0,63
- CB bagian belakang, δA = Cb (1,006 – 3,6 LCB/L) = 0,67
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
31
Hasil : (lampiran)
3.1.2 Pembuatan Sheer Plan
Langkah yang dilakukan dalam pembuatan Sheer Plan adalah dengan
memproyeksikan jarak-jarak vertikal yang terdapat pada Body Plan. Untuk lebih
detailnya adalah sebagai berikut :
Membuat petak berukuran panjang kapal (Lpp) kemudian dibagi menjadi 10
bagian sama besar. Mulai dari belakang hingga depan garis-garis
pembaginya diberi nama Gading 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Antara gading
0 dan 1 dibagi dengan sebuah garis menjadi 2 bagian sama besar, kemudian
garis itu diberi nama gading ½. Dan antara gading 9 dan 10 juga dibagi
dengan sebuah garis menjadi 2 bagian sama besar, kemudian garis itu diberi
nama gading 9 ½.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
32
Membagi jarak ½ lebar depan dan ½ lebar belakang pada Body Plan dengan
2 garis batok sehingga menjadi 3 bagian petak yang sama besar untuk
masing-masing ½ lebarnya.
Berilah nama 2 buah garis itu dengan nama BT 1 dan BT 2 sehingga untuk
bagian depan dan belakang terdapat masing-masing 2 buah garis BT 1 dan
BT 2.
Proyeksikan jarak vertikal antara perpotongan tiap gading dengan tiapa garis
BT 1 dan BT 2 ke petak berukuran panjang kapal (Lpp) sesuai dengan
batok dan nomor gadingnya.
Dari tiap titik hasil proyeksi di setiap gading dihubungkan dengan garis
lengkung sehingga membentuk stream line.
Hasil : (lampiran)
3.1.3 Pembuatan Half Breadth Plan
Langkah yang dilakukan dalam pembuatan Half Breadth Plan adalah dengan
memproyeksikan jarak-jarak horizontal yang terdapat pada Body Plan. Untuk lebih
detailnya adalah sebagai berikut :
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
33
Membuat petak berukuran panjang kapal (Lpp) kemudian dibagi menjadi 10
bagian sama besar. Mulai dari belakang hingga depan garis-garis
pembaginya diberi nama Gading 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Antara gading
0 dan 1 dibagi dengan sebuah garis menjadi 2 bagian sama besar, kemudian
garis itu diberi nama gading ½. Dan antara gading 9 dan 10 juga dibagi
dengan sebuah garis menjadi 2 bagian sama besar, kemudian garis itu diberi
nama gading 9 ½.
Proyeksikan jarak horizontal antara midship dengan tiap gadingnya pada
setiap water line mulai dari base line, WL 1, WL 2, WL 3, WL 4, dan WL 5.
Dari tiap titik hasil proyeksi di setiap gading dihubungkan dengan garis
lengkung sehingga membentuk stream line.
Hasil : (lampiran)
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
34
3.2 PERHITUNGAN HIDROSTATIK & BONJEAN
3.2.1Hidrostatik
Kurva Hidrostatik sering disebut juga diagram carena, yaitu diagram dari
besaran-besaran kapal di bawah garis air maksimum. Jadi pada diagram carena dapat
dibaca semua karakteristik kapal dibawah garis air maksimum (Tmax). Besaran –
besaran tersebut antara lain: , , FK, MK, Awl, MLK, Ix, IL, Fo, Fo‟, Fo”, MCT, TPC,
Cw, Cb, Cp, Cp‟.
Besaran-besaran tersebut diperoleh dengan menggunakan metode formdata yang
berupa tabel. Untuk sebagian angka pada tabel, diperlukan membaca grafik dan
mengukurnya. Perhitungan tabel hidrostatik seperti diperlihatkan di bawah ini :
WL 1
No.Gading 1 2 1x2 = 3 4 3x4 = 5
Ord Fak.S HG F. Moment HG
Yb 0 0,2682 0 -4,536325347 0
Ya 0,7094 1,072650694 0,760938402 -4,268162673 -3,247808885
1 1,0466 1,268162673 1,327259054 -4 -5,309036216
2 5,8354 4 23,3416 -3 -70,0248
3 11,1818 2 22,3636 -2 -44,7272
4 12,0230 4 48,092 -1 -48,092
5 12,0521 2 24,1042 0 0
6 11,6333 4 46,5332 1 46,5332
7 10,0379 2 20,0758 2 40,1516
8 5,1889 4 20,7556 3 62,2668
9 1,9834 1,586591823 3,146846222 4 12,58738489
Yc 1,3149 2,346367292 3,085238352 4,586591823 14,150729
Yd 0 0,586591823 0 5,173183646 0
∑1= 213,586 ∑2= -171,401
∑3= 175,690
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
35
6 5x6 = 7 13 = 8 2 2x8 = 9
F. Moment HG Ord 3
Faktor Kali/ S HG
-4,536325347 0 0 0,2682 0
-4,268162673 13,8621767 0,357 1,0727 0,382941003
-4 21,2361449 1,146 1,2682 1,453841821
-3 210,0744 198,706 4 794,8256694
-2 89,4544 1398,090 2 2796,180199
-1 48,092 1737,955 4 6951,820225
0 0 1750,605 2 3501,21012
1 46,5332 1574,377 4 6297,508681
2 80,3032 1011,413 2 2022,826293
3 186,8004 139,709 4 558,8379548
4 50,3495395 7,802 1,5866 12,37930144
4,586591823 64,9036179 2,273 2,3464 5,334259902
5,173183646 0 0,000 0,5866 0
∑4= 811,609
∑5= 22942,759
WL 2
No.Gading 1 2 1x2 = 3 4 3x4 = 5
Ord Fak.S HG F. Moment HG
Yb 0 0,2810 0 -4,561994259 0
Ya 1,3102 1,1240 1,4726 -4,280997129 -6,3044
1 1,8387 1,2810 2,3554 -4 -9,4215
2 9,0738 4 36,2952 -3 -108,8856
3 11,7795 2 23,559 -2 -47,118
4 12,0675 4 48,27 -1 -48,27
5 12,1132 2 24,2264 0 0
6 11,7421 4 46,9684 1 46,9684
7 10,4184 2 20,8368 2 41,6736
8 6,1696 4 24,6784 3 74,0352
9 2,5003 1,57267878 3,932168755 4 15,72867502
Yc 1,6950 2,290715122 3,882762131 4,57267878 17,75462401
Yd 0,0000 0,57267878 0 5,145357561 0
∑1= 236,477 ∑2= -219,999
∑3= 196,160
6 5x6 = 7 13 = 8 2 2x8 = 9
F. Moment HG Ord 3
Faktor Kali/ S HG
-4,561994259 0 0 0,2810 0
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
36
-4,280997129 26,9891584 2,2491 1,1240 2,527985973
-4 37,6859107 6,2163 1,2810 7,963074608
-3 326,6568 747,0809 4 2988,323423
-2 94,236 1634,4836 2 3268,967216
-1 48,27 1757,3243 4 7029,29733
0 0 1777,3652 2 3554,730326
1 46,9684 1618,9645 4 6475,857973
2 83,3472 1130,8450 2 2261,690003
3 222,1056 234,8394 4 939,3577331
4 62,9147001 15,6306 1,5727 24,58195332
4,57267878 81,1861925 4,8698 2,2907 11,15527267
5,145357561 0 0 0,5727 0
∑4= 1030,360
∑5= 26564,452
WL 3
No.Gading 1 2 1x2 = 3 4 3x4 = 5
Ord Fak.S HG F. Moment HG
Yb 0 0,5812 0 -5,162368825 0
Ya 7,5580 2,3247 17,57036716 -4,581184413 -80,49309215
1 7,5924 1,5812 12,00498453 -4 -48,01993813
2 11,1929 4 44,7716 -3 -134,3148
3 12,0220 2 24,044 -2 -48,088
4 12,0817 4 48,3268 -1 -48,3268
5 12,1200 2 24,24 0 0
6 11,8153 4 47,2612 1 47,2612
7 10,7374 2 21,4748 2 42,9496
8 7,3062 4 29,2248 3 87,6744
9 2,7902 1,514941826 4,226990682 4 16,90796273
Yc 1,1636 2,059767303 2,396745234 4,514941826 10,8211653
Yd 0 0,514941826 0 5,029883652 0
∑1= 275,542 ∑2= -359,243
∑3= 205,614
6 5x6 = 7 13 = 8 2 2x8 = 9
F. Moment HG Ord 3
Faktor Kali/ S HG
-5,162368825 0 0 0,5812 0
-4,581184413 368,753699 431,7384 2,3247 1003,678479
-4 192,079753 437,6604 1,5812 692,0217843
-3 402,9444 1402,2578 4 5609,031286
-2 96,176 1737,5214 2 3475,042869
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
37
-1 48,3268 1763,5352 4 7054,140966
0 0 1780,3601 2 3560,720256
1 47,2612 1649,4314 4 6597,725625
2 85,8992 1237,9337 2 2475,867461
3 263,0232 390,0090 4 1560,036144
4 67,6318509 21,7223 1,5149 32,90803566
4,514941826 48,8569318 1,5755 2,0598 3,245109065
5,029883652 0 0 0,5149 0
∑4= 1620,953
∑5= 32064,418
WL 4
No.Gading 1 2 1x2 = 3 4 3x4 = 5
Ord Fak.S HG F. Moment HG
Yb 0 0,5451 0 -5,090284498 0
Ya 12,0723 2,1806 26,32448309 -4,545142249 -119,6485203
1 12,0872 1,5451 18,67644339 -4 -74,70577356
2 12,0889 4 48,3556 -3 -145,0668
3 12,0910 2 24,182 -2 -48,364
4 12,1046 4 48,4184 -1 -48,4184
5 12,1200 2 24,24 0 0
6 11,9940 4 47,976 1 47,976
7 11,5216 2 23,0432 2 46,0864
8 9,8073 4 39,2292 3 117,6876
9 6,3819 1,395291108 8,904608324 4 35,6184333
Yb 3,0200 1,581164433 4,775116589 4,395291108 20,98802748
Yc 0 0,395291108 0 4,790582217 0
∑1= 314,125 ∑2= -436,203
∑3= 268,356
6 5x6 = 7 13 = 8 2 2x8 = 9
F. Moment HG Ord 3
Faktor Kali/ S HG
-5,090284498 0 0 0,5451 0
-4,545142249 543,819544 1759,4222 2,1806 3836,541413
-4 298,823094 1765,9448 1,5451 2728,635922
-3 435,2004 1766,6900 4 7066,760073
-2 96,728 1767,6109 2 3535,221739
-1 48,4184 1773,5822 4 7094,328905
0 0 1780,3601 2 3560,720256
1 47,976 1725,4093 4 6901,637183
2 92,1728 1529,4609 2 3058,921813
3 353,0628 943,2968 4 3773,187372
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
38
4 142,473733 259,9262 1,3953 362,6726545
4,395291108 92,2484906 27,5436 1,5812 43,55097334
4,790582217 0 0 0 0
∑4= 2150,923
∑5= 41962,178
Tabel 2
1 2 1x2=3 4 3x4=5
No. WL AWL Faktor Kali HG F. Moment HG
0 0 1 0 0 0
1/2 1705,000 4 6820,000 1 6820
1 1967,041 1 1967,041 2 3934,081611
= 8787,041 '1 = 10754,08161
1 1967,041 1 1967,041 3 5901,122417
1 1/2 2114,975 4 8459,900 4 33839,6
2 2177,856 1 2177,856 5 10889,28089
= 21391,838 '2 = 61384,08492
2 2177,856 1 2177,856 6 13067,13707
2 1/2 2353,075 4 9412,300 7 65886,1
3 2537,630 1 2537,630 8 20301,03875
= 35519,624 '3 = 160638,3607
3 2537,630 1 2537,630 4 10150,51937
3 1/2 2749,675 4 10998,700 5 54993,5
4 2892,961 1 2892,961 6 17357,76628
= 51948,915 '4 = 243140,1464
6 1x2=3 3x6=7
Titik Berat (FA) HG HG
+ -
0 0 0
0,1422 6820,000 969,804
0,277 1967,041 545,650
''1 = 1515,454
0,277 1967,041 545,650
-0,0885 8459,900 -748,701
-1,393 2177,856 -3032,907
''2 = -3235,958
-1,393 2177,856 -3032,907
-5,9417 9412,300 -55925,063
-7,702 2537,630 -19545,308
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
39
''3 = -78503,278
-7,702 2537,630 -19545,308
-7,6755 10998,700 -84420,522
-7,381 2892,961 -21354,281
''4 = -125320,111
No. WL Volume FK F F'
1 3555,823 1,486 0,277 0,172
2 8656,564 3,484 -1,393 -0,151
3 14373,608 5,490 -7,702 -2,210
4 21021,994 5,682 -7,381 -2,412
No. WL Ix (m4) Volume (m
3) MF (m) I l (m
4)
1 70431,090 3555,823 19,80725696 1426275,324
2 81549,185 8656,564 9,420503081 1806664,097
3 98433,317 14373,608 6,848198353 2698330,669
4 128818,069 21021,994 6,127775877 3622684,713
MLF (m) FK (m) MK (m) MLK (m)
401,110 1,486 21,293 402,596
208,705 3,484 12,904 212,188
187,728 5,490 12,339 193,218
172,328 5,682 11,810 178,010
No. WL (ton)
MCT
(ton.m/m) TPC (ton/cm) Cw
1 3669,609 10973,729 20,300 0,608404
2 8933,574 13805,319 22,475 0,665625
3 14833,563 19777,593 26,188 0,743523
4 21694,698 26531,904 29,855 0,846970
Cb Cm Cp Cp'
0,452970 0,913230 0,496009 0,744523
0,544838 0,959429 0,567877 0,818536
0,578178 0,976326 0,592198 0,777620
0,634494 0,986333 0,643286 0,749134
No. WL Twl Lwl Bwl Awl Amid simpson
1 2,428 134,1309 24,10 1967,041 53,447
2 4,86 135,055 24,23 2177,856 112,870
3 7,28 140,7996 24,24 2537,630 172,384
4 9,70 140,91 24,24 2892,961 231,914
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
40
Secara umum besaran-besaran tersebut bisa digambarkan dalam bentuk diagram
sebagai berikut: (lampiran)
3.2.2 Bonjean
Kurva bonjean adalah kurva yang menggambarkan luasan gading-gading
pembagi setiap kenaikan garis air. Jadi boleh dikatakan sebagai fungsi dari sarat kapal.
Besaran-besaran tersebut diperoleh dengan memproyeksikan jarak setiap gading
terhadap setiap water line. Kemudian angka itu akan dikalikan 2 dan dikalikan dengan
faktor simpson.
Perhitungan tabelnya seperti diperlihatkan di bawah ini :
BASELINE - WATERLINE 1
T 1/2 Waterline =
T 1/2 Waterline = 1,1294
Gading 0
Gading 1
wl ord fs hg
wl ord fs hg
0 0 1 0
Yb 0 1 0
0,5 0 4 0
Ya 0,7958 4 3,1832
1 0 1 0
1 1,0466 1 1,0466
0
4,2298
maka A0-1 = 0
maka A0-1 = 3,184757413
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
41
s/d WL 1 = 0
s/d WL 1 = 3,184757413
0,159237871
WATERLINE 1 - WATERLINE 2
T 1/2 Waterline =
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 0
Gading 1
wl ord fs hg
wl ord fs hg
1 0 1 0
1 1,0466 1 1,0466
1,5 0 4 0
1,5 1,2844 4 5,1376
2 0 1 0
2 1,8387 1 1,8387
0
8,0229
maka A1-2 = 0
maka A1-2 = 6,4825032
s/d WL 2 = 0
s/d WL 2 = 9,667260613
0,483363031
WATERLINE 2 - WATERLINE 3
T 1/2 Waterline = 0,5901
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 0
Gading 1
wl ord fs hg
wl ord fs hg
Yb 0 1 0
2 1,8387 1 1,8387
Ya 2,8696 4 11,4784
2,5 3,6604 4 14,6416
3 5,8846 1 5,8846
3 7,5924 1 7,5924
17,363
24,0727
maka A2-3 = 6,830604
maka A2-3 = 19,4507416
s/d WL 3 = 6,830604
s/d WL 3 = 29,11800221
1,455900111
WATERLINE 3 - WATERLINE 4
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 0
Gading 1
wl ord fs hg
wl ord fs hg
3 5,8846 1 5,8846
3 7,5924 1 7,5924
3,5 11,2521 4 45,0084
3,5 10,9378 4 43,7512
4 12,1086 1 12,1086
4 12,0919 1 12,0919
63,0016
63,4355
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
42
maka A3-4 = 50,90529
maka A3-4 = 51,255884
s/d WL 4 = 57,7359
s/d WL 4 = 80,37388621
4,018694311
WATERLINE 4 - WATERLINE 5
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 0
Gading 1
wl ord fs hg
wl ord fs hg
4 12,1086 1 12,1086
4 12,0919 1 12,0919
4,5 12,12 4 48,48
4,5 12,12 4 48,48
5 12,12 1 12,12
5 12,12 1 12,12
72,7086
72,6919
maka A4-5 = 58,74855
maka A4-5 = 58,7350552
s/d WL 5 = 116,4844
s/d WL 5 = 139,1089414
6,955447071
WATERLINE 5 - WATERLINE 6
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 0
Gading 1
wl ord fs hg
wl ord fs hg
5 12,12 1 12,12
5 12,12 1 12,12
5,5 12,12 4 48,48
5,5 12,12 4 48,48
6 12,12 1 12,12
6 12,12 1 12,12
72,72
72,72
maka A5-6 = 58,75776
maka A5-6 = 58,75776
s/d WL 6 = 175,2422
s/d WL 6 = 197,8667014
9,893335071
Y
WATERLINE 6 - WATERLINE 7
T 1/2 Waterline = 0,1688
T 1/2 Waterline = 0,0747
Gading 0
Gading 1
wl ord fs hg
wl ord fs hg
6 12,12 1 12,12
6 12,12 1 12,12
Ya 12,12 4 48,48
Ya 12,12 4 48,48
Yb 12,12 1 12,12
Yb 12,12 1 12,12
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
43
72,72
72,72
maka A6-7 = 8,183424
maka A6-7 = 3,621456
s/d WL 7 = 183,4256
s/d WL 7 = 201,4881574
10,07440787
WATERLINE 7 - WATERLINE 8
T 1/2 Waterline =
T 1/2 Waterline = 0,2325
Gading 0
Gading 1
wl ord fs hg
wl ord fs hg
7 0 1 0
7 0 1 0
ya 0 4 0
ya 0 4 0
yb 0 1 0
yb 0 1 0
0
0
maka A7-8 = 0
maka A7-8 = 0
s/d Poop Deck = 183,4256
s/d Poop Deck = 201,4881574
3,358135957
BASELINE - WATERLINE 1
T 1/2 Waterline = 1,2112
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 2
Gading 3
wl ord fs hg
wl ord fs hg
Yb 0 1 0
0 0 1 0
Ya 4,1149 4 16,4596
0,5 10,1455 4 40,582
1 5,8354 1 5,8354
1 11,1818 1 11,1818
22,295
51,7638
maka A0-1 = 18,00246933
maka A0-1 = 41,82515
s/d WL 1 = 18,00246933
s/d WL 1 = 41,82515
0,900123467
1,673006
WATERLINE 1 - WATERLINE 2
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 2
Gading 3
wl ord fs hg
wl ord fs hg
1 5,8354 1 5,8354
1 11,1818 1 11,1818
1,5 7,5372 4 30,1488
1,5 11,5788 4 46,3152
2 9,0738 1 9,0738
2 11,7795 1 11,7795
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
44
45,058
69,2765
maka A1-2 = 36,406864
maka A1-2 = 55,97541
s/d WL 2 = 54,40933333
s/d WL 2 = 97,80056
2,720466667
3,9120225
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 2
Gading 3
wl ord fs hg
wl ord fs hg
2 9,0738 1 9,0738
2 11,7795 1 11,7795
2,5 10,2699 4 41,0796
2,5 11,9184 4 47,6736
3 11,1929 1 11,1929
3 12,022 1 12,022
61,3463
71,4751
maka A2-3 = 49,5678104
maka A2-3 = 57,75188
s/d WL 3 = 103,9771437
s/d WL 3 = 155,5524
5,198857187
6,2220977
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 2
Gading 3
wl ord fs hg
wl ord fs hg
3 11,1929 1 11,1929
3 12,022 1 12,022
3,5 11,8734 4 47,4936
3,5 12,0947 4 48,3788
4 12,1047 1 12,1047
4 12,1056 1 12,10564
70,7912
72,50644
maka A3-4 = 57,1992896
maka A3-4 = 58,5852
s/d WL 4 = 161,1764333
s/d WL 4 = 214,1376
8,058821667
8,5655059
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 2
Gading 3
wl ord fs hg
wl ord fs hg
4 12,1047 1 12,1047
4 12,1056 1 12,10564
4,5 12,12 4 48,48
4,5 12,12 4 48,48
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
45
5 12,12 1 12,12
5 12,12 1 12,12
72,7047
72,70564
maka A4-5 = 58,7453976
maka A4-5 = 58,74616
s/d WL 5 = 219,9218309
s/d WL 5 = 272,8838
10,99609155
10,915352
T 1/2 Waterline = 0,6453
T 1/2 Waterline = 0,6435
Gading 2
Gading 3
wl ord fs hg
wl ord fs hg
5 12,12 1 12,12
5 12,12 1 12,12
Ya 12,12 4 48,48
5,5 12,12 4 48,48
Yb 12,12 1 12,12
6 12,12 1 12,12
72,72
72,72
maka A5-6 = 31,284144
maka A5-6 = 31,19688
s/d WL 6 = 251,2059749
s/d WL 6 = 304,0807
12,56029875
12,163227
T 1/2 Waterline = 1,4375
T 1/2 Waterline = 1,4375
Gading 2
Gading 3
wl ord fs hg
wl ord fs hg
6 0 1 0
6 0 1 0
6,5 0 4 0
6,5 0 4 0
7 0 1 0
7 0 1 0
0
0
maka A6-7 = 0
maka A6-7 = 0
s/d WL 7 = 251,2059749
s/d WL 7 = 304,0807
12,56029875
12,163227
T 1/2 Waterline = 0,2325
T 1/2 Waterline = 0,2325
Gading 2
Gading 3
wl ord fs hg
wl ord fs hg
7 0 1 0
7 0 1 0
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
46
ya 0 4 0
ya 0 4 0
yb 0 1 0
yb 0 1 0
0
0
maka A7-8 = 0
maka A7-8 = 0
s/d Poop Deck = 251,2059749
s/d Poop Deck = 304,0807
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 4
Gading 5
wl ord fs hg
wl ord fs hg
0 0 1 0
0 0 1 0
0,5 11,5216 4 46,0864
0,5 11,5518 4 46,2072
1 12,0317 1 12,0317
1 12,0521 1 12,0521
58,1181
58,2593
maka A0-1 = 46,95942
maka A0-1 = 47,07351
s/d WL 1 = 46,95942
s/d WL 1 = 47,07351
1,878377
1,8829406
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 4
Gading 5
wl ord fs hg
wl ord fs hg
1 12,0317 1 12,0317
1 12,0521 1 12,0521
1,5 12,0743 4 48,2972
1,5 12,1039 4 48,4156
2 12,0821 1 12,0821
2 12,1132 1 12,1132
72,411
72,5809
maka A1-2 = 58,50809
maka A1-2 = 58,64537
s/d WL 2 = 105,4675
s/d WL 2 = 105,7189
4,2187005
4,228755
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 4
Gading 5
wl ord fs hg
wl ord fs hg
2 12,0821 1 12,0821
2 12,1132 1 12,1132
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
47
2,5 12,0855 4 48,342
2,5 12,1161 4 48,4644
3 12,0898 1 12,0898
3 12,1182 1 12,1182
72,5139
72,6958
maka A2-3 = 58,59123
maka A2-3 = 58,73821
s/d WL 3 = 164,0587
s/d WL 3 = 164,4571
6,5623498
6,578284
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 4
Gading 5
wl ord fs hg
wl ord fs hg
3 12,0898 1 12,0898
3 12,1182 1 12,1182
3,5 12,0964 4 48,3856
3,5 12,1195 4 48,478
4 12,1078 1 12,1078
4 12,12 1 12,12
72,5832
72,7162
maka A3-4 = 58,64723
maka A3-4 = 58,75469
s/d WL 4 = 222,706
s/d WL 4 = 223,2118
8,9082388
8,928471
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 4
Gading 5
wl ord fs hg
wl ord fs hg
4 12,1078 1 12,1078
4 12,12 1 12,12
4,5 12,12 4 48,48
4,5 12,12 4 48,48
5 12,12 1 12,12
5 12,12 1 12,12
72,7078
72,72
maka A4-5 = 58,7479
maka A4-5 = 58,75776
s/d WL 5 = 281,4539
s/d WL 5 = 281,9695
11,258155
11,27878
T 1/2 Waterline = 0,6435
T 1/2 Waterline = 0,6435
Gading 4
Gading 5
wl ord fs hg
wl ord fs hg
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
48
5 12,12 1 12,12
5 12,12 1 12,12
Yb 12,12 4 48,48
Yb 12,12 4 48,48
Ya 12,12 1 12,12
Ya 12,12 1 12,12
72,72
72,72
maka A5-6 = 31,19688
maka A5-6 = 31,19688
s/d WL 6 = 312,6508
s/d WL 6 = 313,1664
12,50603
12,52666
T 1/2 Waterline = 0
T 1/2 Waterline = 0
Gading 4
Gading 5
wl ord fs hg
wl ord fs hg
6 0 1 0
6 0 1 0
6,5 0 4 0
ya 0 4 0
7 0 1 0
yb 0 1 0
0
0
maka A6-7 = 0
maka A6-7 = 0
s/d WL 7 = 312,6508
s/d Bulwark = 313,1664
5,2108459
T 1/2 Waterline = 0,2325
T 1/2 Waterline = 1,4375
Gading 4
Gading 5
wl ord fs hg
wl ord fs hg
7 0 1 0
7 1 0
ya 0 4 0
7,5 4 0
yb 0 1 0
8 1 0
0
0
maka A7-8 = 0
maka A7-8 = 0
s/d Poop Deck = 312,6508
s/d Poop Deck =
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 6
Gading 7
wl ord fs hg
wl ord fs hg
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
49
0 0 1 0
0 0 1 0
0,5 10,9923 4 43,9692
0,5 9,0611 4 36,2444
1 11,6333 1 11,6333
1 10,0379 1 10,0379
55,6025
46,2823
maka A0-1 = 44,92682
maka A0-1 = 37,3961
s/d WL 1 = 44,92682
s/d WL 1 = 37,3961
1,7970728
1,6998227
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 6
Gading 7
wl ord fs hg
wl ord fs hg
1 11,6333 1 11,6333
1 10,0379 1 10,0379
1,5 11,7108 4 46,8432
1,5 10,2925 4 41,17
2 11,7421 1 11,7421
2 10,4184 1 10,4184
70,2186
61,6263
maka A1-2 = 56,73663
maka A1-2 = 49,79405
s/d WL 2 = 101,6634
s/d WL 2 = 87,19015
4,066538
3,963189
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 6
Gading 7
wl ord fs hg
wl ord fs hg
2 11,7421 1 11,7421
2 10,4184 1 10,4184
2,5 11,7735 4 47,094
2,5 10,5565 4 42,226
3 11,8153 1 11,8153
3 10,7374 1 10,7374
70,6514
63,3818
maka A2-3 = 57,08633
maka A2-3 = 51,21249
s/d WL 3 = 158,7498
s/d WL 3 = 138,4026
6,349991
6,291029
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 6
Gading 7
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
50
wl ord fs hg
wl ord fs hg
3 11,8153 1 11,8153
3 10,7374 1 10,7374
3,5 11,8801 4 47,5204
3,5 11,0287 4 44,1148
4 11,994 1 11,994
4 11,5216 1 11,5216
71,3297
66,3738
maka A3-4 = 57,6344
maka A3-4 = 53,63003
s/d WL 4 = 216,3842
s/d WL 4 = 192,0327
8,655367
8,728758
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 6
Gading 7
wl ord fs hg
wl ord fs hg
4 11,994 1 11,994
4 11,5216 1 11,5216
4,5 12,12 4 48,48
4,5 12,12 4 48,48
5 12,12 1 12,12
5 12,12 1 12,12
72,594
72,1216
maka A4-5 = 58,65595
maka A4-5 = 58,27425
s/d WL 5 = 275,0401
s/d WL 5 = 250,3069
11,00161
11,37759
T 1/2 Waterline = 0,6435
T 1/2 Waterline = 0,6435
Gading 6
Gading 7
wl ord fs hg
wl ord fs hg
5 12,12 1 12,12
5 12,12 1 12,12
Yb 14,345 4 57,38
Yb 12,12 4 48,48
Ya 14,345 1 14,345
Ya 12,12 1 12,12
83,845
72,72
maka A5-6 = 35,96951
maka A5-6 = 31,19688
s/d WL 6 = 311,0096
s/d WL 6 = 281,5038
12,44039
12,79563
T 1/2 Waterline = 0,8199
T 1/2 Waterline = 0,8199
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
51
Gading 6
Gading 7
wl ord fs hg
wl ord fs hg
6 0 1 0
6 0 1 0
ya 0 4 0
ya 0 4 0
yb 0 1 0
yb 0 1 0
0
0
maka A6-7 = 0
maka A6-7 = 0
s/d Bulwark = 311,0096
s/d Bulwark = 281,5038
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 8
Gading 9
wl ord fs hg
wl ord fs hg
0 0 1 0
0 0 1 0
0,5 4,2241 4 16,8964
0,5 1,4691 4 5,8764
1 5,1889 1 5,1889
1 1,9834 1 1,9834
22,0853
7,8598
maka A0-1 = 17,844922
maka A0-1 = 6,350718
s/d WL 1 = 17,844922
s/d WL 1 = 6,350718
1,11530765
0,6350718
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 8
Gading 9
wl ord fs hg
wl ord fs hg
1 5,1889 1 5,1889
1 1,9834 1 1,9834
1,5 5,7593 4 23,0372
1,5 2,3228 4 9,2912
2 6,1696 1 6,1696
2 2,5003 1 2,5003
34,3957
13,7749
maka A1-2 = 27,791726
maka A1-2 = 11,13012
s/d WL 2 = 45,636648
s/d WL 2 = 17,48084
2,8522905
1,748084
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
52
Gading 8
Gading 9
wl ord fs hg
wl ord fs hg
2 6,1696 1 6,1696
2 2,5003 1 2,5003
2,5 6,6578 4 26,6312
2,5 2,49 4 9,96
3 7,3062 1 7,3062
3 2,7902 1 2,7902
40,107
15,2505
maka A2-3 = 32,406456
maka A2-3 = 12,3224
s/d WL 3 = 78,043104
s/d WL 3 = 29,80324
4,877694
2,980324
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 8
Gading 9
wl ord fs hg
wl ord fs hg
3 7,3062 1 7,3062
3 2,7902 1 2,7902
3,5 8,2627 4 33,0508
3,5 4,096 4 16,384
4 9,8073 1 9,8073
4 6,3819 1 6,3819
50,1643
25,5561
maka A3-4 = 40,532754
maka A3-4 = 20,64933
s/d WL 4 = 118,57586
s/d WL 4 = 50,45257
7,4109912
5,045257
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 8
Gading 9
wl ord fs hg
wl ord fs hg
4 9,8073 1 9,8073
4 6,3819 1 6,3819
4,5 11,9192 4 47,6768
4,5 9,7265 4 38,906
5 12,12 1 12,12
5 12,0341 1 12,0341
69,6041
57,322
maka A4-5 = 56,240113
maka A4-5 = 46,31618
s/d WL 5 = 174,81597
s/d WL 5 = 96,76875
10,925998
9,676875
T 1/2 Waterline = 0,6435
T 1/2 Waterline = 0,6435
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
53
Gading 8
Gading 9
wl ord fs hg
wl ord fs hg
5 12,12 1 12,12
5 12,0341 1 12,0341
Yb 12,12 4 48,48
Yb 12,0657 4 48,2628
Ya 12,12 1 12,12
Ya 12,0657 1 12,0657
72,72
72,3626
maka A5-6 = 31,19688
maka A5-6 = 31,04356
s/d WL 6 = 206,01285
s/d WL 6 = 127,8123
12,875803
12,78123
T 1/2 Waterline = 0,8199
T 1/2 Waterline = 0,8199
Gading 8
Gading 9
wl ord fs hg
wl ord fs hg
6 0 1 0
6 0 1 0
ya 0 4 0
ya 0 4 0
yb 0 1 0
yb 0 1 0
0
0
maka A6-7 = 0
maka A6-7 = 0
s/d Bulwark = 206,01285
s/d Bulwark = 127,81230
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 0,9306
Gading 9,5
Gading 10
wl ord fs hg
wl ord fs hg
0 0 1 0
Yb 0 1 0
0,5 0,9726 4 3,8904
Ya 0,5946 4 2,3784
1 1,373 1 1,373
1 0,9486 1 0,9486
5,2634
3,327
maka A0-1 = 4,2528272
maka A0-1 = 2,06407
s/d WL 1 = 4,2528272
s/d WL 1 = 2,06407
0,206407
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
54
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 9,5
Gading 10
wl ord fs hg
wl ord fs hg
1 1,373 1 1,373
1 0,9486 1 0,9486
1,5 1,6389 4 6,5556
1,5 1,293 4 5,172
2 1,7369 1 1,7369
2 1,4522 1 1,4522
9,6655
7,5728
maka A1-2 = 7,809724
maka A1-2 = 6,11882
s/d WL 2 = 12,062551
s/d WL 2 = 8,18289
0,81829
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 9,5
Gading 10
wl ord fs hg
wl ord fs hg
2 1,7369 1 1,7369
2 1,4522 1 1,4522
2,5 1,5789 4 6,3156
2,5 1,2674 4 5,0696
3 1,2312 1 1,2312
3 0,3351 1 0,3351
9,2837
6,8569
maka A2-3 = 7,5012296
maka A2-3 = 5,54038
s/d WL 3 = 19,563781
s/d WL 3 = 13,7233
1,37233
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 0,1065
Gading 9,5
Gading 10
wl ord fs hg
wl ord fs hg
3 1,2312 1 1,2312
3 0,3351 1 0,3351
3,5 1,948 4 7,792
Ya 0,1555 4 0,622
4 4,0212 1 4,0212
Yb 0 1 0
13,0444
0,9571
maka A3-4 = 10,539875
maka A3-4 = 0,06795
s/d WL 4 = 30,103656
s/d WL 4 = 13,7912
1,37912
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
55
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 0,2969
Gading 9,5
Gading 10
wl ord fs hg
wl ord fs hg
4 4,0212 1 4,0212
Ya 0 1 0
4,5 7,449 4 29,796
Yb 0,3285 4 1,314
5 10,731 1 10,731
4 0,6786 1 0,6786
44,5482
1,9926
maka A4-5 = 35,994946
maka A4-5 = 0,3944
s/d WL 5 = 66,098602
s/d WL 5 = 14,1856
1,41856
T 1/2 Waterline = 1,212
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 9,5
Gading 10
wl ord fs hg
wl ord fs hg
5 10,731 1 10,731
4 0,6786 1 0,6786
5,5 11,6845 4 46,738
4,5 3,3827 4 13,5308
6 11,8518 1 11,8518
5 7,4533 1 7,4533
69,3208
21,6627
maka A5-6 = 56,011206
maka A5-6 = 17,5035
s/d WL 6 = 122,10981
s/d WL 6 = 31,6891
3,16891
T 1/2 Waterline = 0,285
T 1/2 Waterline = 1,212
Gading 9,5
Gading 10
wl ord fs hg
wl ord fs hg
6 11,8518 1 11,8518
5 7,4533 1 7,4533
ya 11,8646 4 47,4584
5,5 9,2152 4 36,8608
yb 11,8744 1 11,8744
6 10,2539 1 10,2539
71,1846
54,568
maka A6-7 = 13,525074
maka A6-7 = 44,0909
s/d Bulwark = 135,63488
s/d Bulwark = 75,78
7,578
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
56
T1/2 Waterline= 1,1011
Gading 13
Gading 10
wl ord fs hg
wl ord fs hg
7 1 0
6 10,2539 1 10,2539
7,5 4 0
Ya 10,7147 4 42,8588
8 1 0
Yb 10,8992 1 10,8992
0
64,0119
maka A0-1 = 0
maka A 6 s/d poop
deck 46,989
s/d poop
deck
122,769
No.Gading ABonjean Fak.S HG F.
Moment HG
0 57,736 1 57,735897 -5 -288,67949
1 80,374 4 321,49554 -4 -1285,9822
2 161,176 2 322,35287 -3 -967,0586
3 214,138 4 856,55059 -2 -1713,1012
4 222,706 2 445,41194 -1 -445,41194
5 223,212 4 892,84711 0 0
6 216,384 2 432,76836 1 432,768355
7 192,033 4 768,13069 2 1536,26139
8 118,576 2 237,15172 3 711,45515
9 50,453 4 201,81028 4 807,241126
10 13,791 1 13,791223 5 68,9561125
∑1= 4550,046 ∑2= -4700,233
∑3= 3556,682
F. Moment HG Ord
3
Faktor Kali HG
-5 1443,39743 192458,791 1 192458,791
-4 5143,92872 519212,217 4 2076848,870
-3 2901,1758 4187016,026 2 8374032,052
-2 3426,20235 9819267,174 4 39277068,696
-1 445,411939 11045759,299 2 22091518,598
0 0 11121191,479 4 44484765,915
1 432,768355 10131564,267 2 20263128,534
2 3072,52278 7081502,054 4 28326008,215
3 2134,36545 1667204,339 2 3334408,678
4 3228,96451 128425,094 4 513700,375
5 344,780563 2623,060 1 2623,060
∑4= 22573,518
∑5= 168936561,783
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
57
Secara umum gambaran kurva bonjean adalah seperti di bawah ini : (lampiran)
3.3 RENCANA UMUM (GENERAL ARRANGEMENT)
3.3.1 Umum
Kapal ini dirancang untuk keperluan pendistribusian dan pengangkutan 10.000
m3
gas cair (LNG) dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam kawasan Asia Tenggara
dengan jarak jelajah sebesar 8000 mil laut.
Adapun alasan pemilihan LPG Carrier karena mengingat bahwa propana dan
butana sebagai petroleum-gas mempunyai tekanan dan temperatur yang mendekati gas-
gas lainnya seperti amonia, butadiene, propylene, sehingga LNG Carrier ini dapat
bersifat multi fungsi, dimana dapat membawa petroleum gas maupun gas-gas lainnya
asalkan karakteristik tekanan dan temperature gas tersebut menyerupai / tidak melebihi
dari petroleum gas.
Perencanaan kapal ini menggunakan ketentuan dan peraturan dari BKI dan
beberapa klasifikasi internasional lainnya seperti DET NORSE VERITAS maupun
BUREAU VERITAS. Selain itu pula untuk persyaratan keamanannya diperguanakan
peraturan dari IMO gas code.
Adapun untuk menggerakkan kapal ini, dipergunakan sebuah propeler yang
digerakkan oleh seuah motor induk diesel. Sebagai kapal pengangkut gas maka selain
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
58
faktor keamanan, juga faktor kecepatan cukup menentukan, dalam hal ini untuk
mengurangi „boil off‟ (kehilangan gas) akibat lamanya pelayaran. Untuk memenuhi hal
tersebut maka diperoleh kecepatan service sebesar 15 knot.
3.3.2 Perkiraan Susunan Anak Buah Kapal atau ABK
Master / Nahkoda / Captain 1 orang
* Deck Departement :
- Chief 1 orang
- Second Officer 1 orang
- Third Officer 1 orang
- Electric Officer 1 orang
- Radio Officer 1 orang
- Quarter Master 1 orang
- Purser 1 orang
- Boatwain 1 orang
- Seaman 1 orang
- Wiperman 1 orang
* Engineering Departement
- Chief Engineer 1 orang
- Second Engineer 1 orang
- Third Engineer 1 orang
- Cargo Engineer 1 orang
- Oiler 1 orang
- Pumpman 1 orang
- Fireman 1 orang
* Stewards Departement
- Cook 2 orang
- Steward 3 orang +
Jumlah 25 orang
3.3.3 KONSTRUKSI
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
59
Kapal ini dibangun dengan konstruksi las, dimana sistem gading –gading yang
digunakan yaitu sistem gading kombinasi memanjang dan melintang (mixed frame).
Adapun jarak gading-gading lintang ditentukan sebagai berikut :
Pada after peak : gading 0s/d 12, a 600 m
Pada ruang mesin : gading 12 s/d 42, a 600 m
Pada ruang muat : gading 42 s/d 141, a 2600 m
Pada forward : gading 141 s/d 156, a 650 m
Pada forepeak : gading 156 s/d 169, a 600 m
Karena kompartemen-kompartemen kapal ini cukup panjang, maka geladak
utama pada daerah ruang muat disanggah oleh tangki sisi (wing water ballast tank)
maupun oleh pembujur geladak (deck longitudinal).
3.3.4 KONSTRUKSI CARGO TANK
Pada perencanaan ini, cargo tank terdiri dari tiga buah tangki berbentuk silinder
horisontal dengan metode penyimpanan gas tipe pressure storage. Dengan
menggunakan metode sistem ini maka didnding tangk tidak memerlukan bahan isolasi
sehingga akan lebih ekonomis daripada sistem penyimpanan gas lannya, tetapi akibat
dari tekanan tangki yang besar, dinding tangki yang terbuat dar low carbon steel ini
akan lebih tebal, dimana dari perhitungan sebelumnya diperoleh ketebalan tangki
sebesar 70 mm.
Apabila ditinjau dari segi kontruksinya, maka cargo tank terpisah dengan
lambung kapal, dimana sebagai tumpuan tangki yaitu karet atau rubber sintesis.Untuk
menjaga agar tangki tidak bergeser letaknya akibat olah gerak kapal, maka gading
utama ( main frame ) dbentuk sedemikian rupa sehingga cargo tank tersanggah
olehnya. Akibatnya, beban tangki dapat tersalurkan pula ke gading utama sehingga
dapat megurangi terjadiny pembeban terpusat dar cargo tank tersebut.
Adapun untuk memenuhi peraturan IMO gas code, maka lokasi tangki
diusahakan sedemikian rupa sehingga :
- jarak dinding tangki terhadap base line lebih kecil dari 2 meter atau b/12.
- Jarak dinding tangki terhadp pelat kulit (shell plating) mendekati 760 mm.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
60
3.3.5 SHEER
Pada bagian after peak hingga ruang muat ( dua pertiga bagian belakang kapal )
tidak menggunakan sheer pada geladaknya, sedangkan bagian forepeak menggunakan
sheer.
3.3.6 KEMUDI
Kemudi dipilih dengan sistem semi balans, dimana kontruksinya tergolong tipe
kontruksi kemudi setengah gantung. Kemudi tersebut dipasang tepat pada centreline,
dimana disanggah oleh tanduk kemudi.
3.3.7 ALAS GANDA
Alas ganda dikontruksikan dengan sistem gading memanjang dengan dua buah
side girder pada setiap sisinya.
Centre dan side girder, bottom dan inner bottom longitudinal dikontruksikan
secara kontinu sepanjang kapal agar terjaminnya kekuatan memanjang kapal. Centre
dan side girder maupun floor (wranu) selain mengalami pembebanan akibat tekanan
hidrostatik, juga mengalami pembebanan tekuk akibat beban cargo tank.
Inner bottom plate diteruskan sampai kepelat kult agar lebih menjamin ruangan
kapal dari kebocoran dari luar pada alas ganda. Untuk menghindari terjadinya
kebocoran gas dari dalam (cargo tank) yang dapat mengakibatnkan getasnya pelat baja,
maka inner bottom plate terbuat dari baja normal mutu “D”‟ dimana tahan terhadap
temperatur kurang dari –200 C. dibawah mesin induk dan pada ujung – ujung kapal,
floor plate harus dipasang pada setiap gading – gading melintang.
3.3.8 BULLWARK
Pada kedua sisi ujung kapal dipasang bukwark yang mempunyai tebal 8 mm
terdapat bulbplate pada bagian atasnya.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
61
3.3.9 DEEP TANK
Deep tank terletak pada bagian depan dan belakang kapal, seperti ditunjukkan
pada gambar rancangan umum. Deep tank ini direncanakan untuk membawa air ballast
atauun fuel oil.
3.3.10 WING TANK
Wing tank terletak sepanjang ruang muat, dimana disanggah oleh gading utama
(main frame) . Wing tank tersebut direncanakan untuk membawa air tawar dan air
ballast.
3.3.11 BULKHEAD
Bulkhead terbuat dari pelat baja serta diberi profl penguat dengan jarak 650 mm.
Khusus untuk bulkhead pemisah antara rung muat dengan ruang lainya, maka harus
bersifat kedap air maupun gas.
Bukhead dari ruang akomodasi, ruang pelayanan dan control, harus diletakkan
sedemikin rupa untuk mencegah gas dari ruang muat memasuki ruang-ruang tersebut.
Watertight bulkhead harus di teruskan sampai pada geladak teratas, sesuai dengan
perhitungan floodable length.
3.3.12 CHAIN LOCKER
Chain locker harus kedap air dan ukurannya cukup untuk menyimpan rantai
sesuai dengan ketentuan Rules. Chain locker dibuatkan pada sisi kiri dan kanan kapal
(ada dinding pemisah) sehingga rantai dikiri dan kanan tidak terbelit dan tak menemui
kesukaran pada saat lego jangkar.
Chain locker pada ummnya didalamnya dilapisi dengan kayu untuk mencegah
suara berisik pada saat lego jangkar. Dasar chain locker dibuatkan berlubang untuk
mengeluarkan kotoran yang dibawa jangkar dari dasar laut. Di bawah dasar chain locker
dilengkapi dengan bak dimana dasarnya dari semen yang miring agar kotoran mudah
mengalir. Selain itu pula biasanya disediakan pula alat pengikat ujung rantai jangkar
agar tidak hilang pada waktu lego jangkar.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
62
3.3.13 SHAFT TUNNEL
Shaft tunnel harus dirancang kedap air mulai dari bulkhead belakang ruang
mesin sampai dengan pada bulkhead proses keluar.
3.3.14 ENGINE CASING
Engine casing terbuat dari pelat baja dan dikontruksikan sesuai dengan gambar
Rancangan Umum. Pintu pada Casing harus mempunyai engsel yang kuat diperlengkapi
dengan hook dan kunci.
3.3.15 PONDASI
Pondasi untuk mesin induk dan generator harus cukup kuat dan kompak untuk
menyerap tenaga dan vibrasi. Demikian juga untuk mesin-mesin bantu, steering gear,
windlass, dll.
3.4 TATA LETAK RUANG
3.4.1 Wheel house ( E- DECK )
Wheel house terletak pada bagian traas dari deck bangunan atas ( super strcture )
di mana bentuk ruangannya sedemikian rupa sehingga pandangan dari ruang kemudi
tersebut tidak terganggu. Adapun ketentuan lainnya dari Wheel house ini yaitu :
Pandangan dari ruang kemudi kesamping tidak boleh terganggu
Pandangan ke depan harus memotong garis air
Wheel house dibentuk sedemikian rupa agar kedap gas
3.4.2 BRIDGE DECK ( D- DECK )
Pada Bridge deck terdapat :
Radio Room
Battery locker
Emergency / gnerator Room
Air Conditioning Machinery Room
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
63
Radio room harus mempunyai luas lebih dari 120 feet2 ( 11,5 m
2 ), sedangkan di
samping Radio Room terdapat Radio Officer Room yang mana lengkap pula dengan
WC & Kamar mandinya.
Pada kedua Ruang tersebut harus dibentuk sedemikian rupa agar kedap gas.
Sedangkan di kiri dan kanan Bridge deck terdapat Sekoci yang lengkap dengan alat
peluncurannya ( DAVITS ).
Captain, maupun chief engneer. Sedangkan pada bagian belakang ruang tersebut
diperuntukkan bagi ruang akomodasi dan kantor dari chief officer maupun 2nd
engineer.
Ruang dari 2nd
officer maupun cargo engineer terletak pada bagian belakang dari bridge
deck, sedangkan di depan kedua ruang tersebut dl peruntukan bagi ruang akomodasi
dan kantor dari chief officer maupun 2nd
engineer.
Ruang dari 2nd
officer maupun cargo engineer terletak pada bagian belakang dari
bridge deck ,sedangkan di depan kedua ruang tersebut , terdapat ruang ventilasi yang
diperuntukan bagi kebutuhan akan udara dari mesin utama (engine air inlet plenum ).
3.4.3 OFFICER’S DECK (B-DECK)
Pada officer‟s deck ruangan dibagi untuk :
-electric officer -chief cook
-3rd
officer -chief steward
-3rd
engineer -purser
Pada masing-masing ruangan tersebut terdapat WC dan kamar mandi sendiri,sedangkan
untuk keperluan cuci pakian dlsediakan laundry yang terlelak di dekat engine casing.
Pada officer‟s deck ini terdapat ruang makan terpisah antara crew dan officer,,
dimana officer‟s dining room menghadap ke arah buritan . Untuk memenuhi kebutuhan
makanan ,maka disamping officer‟s dining room maupun crew‟s mees terdapat galley
serta provision . Khusus bagi officer , pada deck ini disediakan ruang santai / ruang
duduk-duduk (officer‟s lounge) .
3.4.4 UPPER DECK (A-DECK)
Pada upper deck terdapat ruangan yang disediakan bagi :
-quarter master -seaman
-ass . cook -fireman
-wiper man -pumpman
-ass . steward -oiler
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
64
-boat swain
Untuk kebutuhan WC dan kamar mandi bagi crew ,maka terdapat WC umum
dimana diletakan dekat engine casing .Sedangkan khusus bagi quarter master terdapat
WC dan kamar mandi sendiri. Dibelakang ruang quarter master terdapat loundry yang
diperuntukkan bagi crew yang mendiami deck ini. Sedangkan ruang duduk-duduk bagi
crew (crew lounge) terletak di samping laundry.
3.4.5 COMPRESSOR ROOM
Untuk menjaga tekanan gas pada cargo tank sesuai dengan perencanaan , maka
diperlukan compresor dan peralatanya. Dengan diperlukanya alat tersebut, maka pada
bagian tengah kapal terdapat compresor room. Cargo kontrol room harus diusahakan
sedemikian rupa hingga kedap gas.
3.4.6 FORECASTLE DECK
Forecastle deck dipergunakan sebagai tempat dudukan bagi windlass, bollard,
mast dan lain sebagainya , sedangkan bagian bawah forecastle diperuntukkan bagi chain
locker, rope locker, deck stores dan paints.
3.4.7 OPERATING DECK
Operating deck ini terletak pada daerah belakang kapal (1/3 L dar AP), dimana
pada deck ini terdapat engine control room maupun stering gear room.
3.4.8 ENGINE FLAT
Oleh karena peralatan dan mesin bantu dari mesin utama cukup banyak maka
untuk mengatasi kesulitan penempatan pada panjang kamar mesin yang kecil, mesin
bantu tersebut diletakkan pada geladak berikutnya, yaitu pada engine plate.
3.4.9 TANK-TOP
Tank top terbagi atas kompartemen-kompartemen yang dipisahkan oleh floor
maupun side girder. Pada kompartemen tank-top ini direncanakan berisi air ballast
maupun diesel oil tank.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
65
BAB 4
KONSTRUKSI GADING UTAMA DAN PROFIL GELADAK
BERIKUT
RENCANA KULIT, CERUK DAN SEKAT KEDAP
4. 1 Umum
Dalam perhitungan ini menggunakan peraturan klasifikasi dan konstruksi kapal
laut dari Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) maupun peraturan klasifikasi dan konstruksi
kapal pengangkut gas dari IMO dan DET NORSKE VERITAS. Adapun data ukuran
utama kapal, yaitu :
Lpp : 138,14 m
B : 24,24 m
H : 12,12 m
T : 9,7 m
v : 16,5 knot
Complement : 25 orang
Oleh karena kapal digunakan untuk pelayaran tak terbatas, sehingga harus
memenuhi batasan, yaitu :
H > L/16
12,12 > 8,63
Dengan telah berlakunya syarat tersebut, maka kapal diberi tanda klas A.100
4.2 Penentuan Letak Dan Tekanan Cargo Tank
4.2.1 Letak Cargo Tank.
Dari analisa cargo tank :
- Jenis muatan : liquified natural gas
- Type tank : Silindrical Independent Cargo Tank (type II G)
- Metode Penyimpanan : Pressure Storage (type C)
- Material tangki : low carbon steel (AISI 340 L)
- Density gas :0,75 ton/m3
Menurut IMO gas code untuk tangki type II G, maka diperoleh pembatasan penempatan
cargo tank terhadap kulit kapal, yaitu :
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
66
lokasi cargo tank terhadap base line, yaitu sebesar lebar kapal/12 (L/12) atau 2
meter, jika memungkinkan diambil harga yang lebih kecil
lokasi cargo tank terhadap plat kulit kapal (shell platting) mendekati 760 mm
4.2.2 Tekanan Uap Perencanaan
Peraturan-peraturan konstruksi lambung BKI agar berlaku untuk kapal
pengangkut gas cair, maka terdapat persyaratn, yaitu sebagai berikut :
Tekanan gas absolut (design vapou pressure) dari kapal pengangkut gas cair
harus lebih besar dari 2,8 kg/m2 (2,75 bar) pada suhu 38
oC.
Tekanan uap perencanaan adalah tekanan gauge maksimum pada atas tangki
muatan gas cair dimana biasanya dipergunakan untuk perencanaan tangki.
Besarnya tekanan uap untuk independent tank type C, yaitu :
Po = 2 + AC (ρ) 3/2
bar (NV Sec.1 D700)
Keterangan :
A = 0,0185
2
m
σm = design primary membrane stress = σr / β
σr = yield stress material at room temperature (N/mm2), untuk low carbon steel AISI
304 L besarnya 235 N/mm2
β = factor keamanan material untuk low carbon steel, besarnya 1,6 (NV Sec
5.1.300)
ΔσΔ = allowable dynamic membrane stress, yaitu 55 N/mm2
C = karakteristik dimensi tangki pengangkut gas cair (LNG), yang besarnya, yaitu
nilai tertinggi dari 0,75 b ; 0,45 l
h = tinggi tangki LNG, dari midship section diperoleh sebesar 10,12 m
b = lebar tangki LNG, yaitu 22,72 m
l = panjang tangki LNG, yaitu 21.108
ρ = density gas LNG, yaitu 0,75 ton /m3
maka,
A = 0,0185
2
m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
67
= 0,0185
2
556,1
235
x= 0,132
karakteristik C = 0,75 b
= 0,75 x 24,24
= 17,04 m
tekanan vapor Po = Po = 2 + AC (ρ) 3/2
= 2 + 0,132 x 15,36 (0,75)3/2
= 3.46 bar
Oleh karena Po ≥ 2,75 bar, maka peraturan konstruksi lambung BKI dapat
dilaksanakan.
4.3 Perkiraan Beban
4.3.1 Beban Geladak Cuaca
Untuk Daerah 0,1 L dari garis tegak buritan sampai 0,2 L dari garis tengah haluan,
beban geladak cuaca yang berhubungan langsung dengan tangki pengisisan dan tangki
ballast, dihitung dengan :
P = (0,5 + 0,01 L) ρ T/m2
dimana : ρ = berat jenis muatan gas LNG (0,75 T/m3)
maka : P = (0,5 + 0,01 x 138,14 ) 0,75
= 1,536 T/m2
Beban geladak cuaca untuk daerah 0,1 L dari FP, yaitu
P = 1,536 + 20 %
= 1,84 T/m2
Beban geladak cuaca untuk daerah 0,2 L dari FP dan 0,1 dari AP, yaitu
P = 1,536 + 10 %
= 1,69 T/m2
4.3.2 Beban Geladak Akomodasi (Operasi)
Beban geladak akomodasi dibawah geladak cuaca, yaitu :
P = 1 T/m2 untuk L > 100 m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
68
4.3.3 Beban Geladak Bangunan Atas
P = Po ± ΔP (T/m2)
dimana :
Po = 0,75 + 3 . L/1000 (T/m2)
= 0,75 + 3 x 138,14/1000
= 1,164 T/m2
Keterangan :
P = penambahan / pengurangan (T/m2) diakibatkan jarak Aw yang lebih kecil / lebih
besar dari geladak bangunan atas ke garis muat dibandingkan dengan Awo
Awo = 0,025 L – 0,75 (m)
= 0,025 x 138,14 – 0,75
= 2.7035 m
Aw = jarak geladak bangunan atas sampai dengan garis muat
= (12,12 + 3,2 ) – 9,7) = 5,62
Oleh karena Aw > Awo , maka :
ΔP = 0,08 ( Aw - Awo )
= 0,08 ( 5,62 – 2,7035 ) = 0.2336 T/m2
sehingga :
P = (Po – ΔP )
= ( 1,1644 - 0,2336 ) = 0,930799 T/m2
Selanjutnya untuk geladak berikutnya diatas geladak bangunan atas (kimbul) maka
beban dikurangi 25 %, sehingga :
P = 0,75 x 0,86
= 0,698 T/m2
4.3.4 Beban Luar Pada Sisi Kapal
hS = z2 + C (1 - T
z
2
2 + b ) ( T/m2
)
dimana :
z2 = jarak tegak antara garis muat dengan batas bawah pelat untuk kulit kapal.
= 9,7 m
C = 3,7 – 140/L ( T/m2
) untuk L ≥ 100 m
= 3,7 – 140 / 138,14 = 2,686563
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
69
b = 0 untuk daerah 0,6 dari tengah kapal
T = draft, yaitu 9,7 m
maka,
hS = z2 + C (1 - T
z
2
2 + b )
= 9,7 + 2,56 (1 - 9,7
2 9,7x + 0 )
= 11,039 T/m2
4.3.5 Beban Alas Kapal
hB = T + C ( 0,5 + b )
= 9,7 + 2,56 ( 0,5 + 0)
= 11,03928 T/m2
4.3.6 Beban Alas Dalam
Pi = h . G/V T/m2
dimana :
G = berat muatan gas dan tangki silinder = 9200 ton
V = volume ruangan, yaitu 21104,25 m3
h = tinggi pinggir atas muatan, yaitu 9,7 m
maka :
Pi = 9,7 x 9200
21104,25
= 4,359597 T/m2
4.4 Pelat Kulit
Oleh karena kapal membawa muatn yang mempunyai suhu rendah, dan untuk
menghindari kegetasan (fracture), maka bagian konstruksi utama lambung
mempergunakan baja mutu ”D”. dimana material tersebut akan tahn terhadap suhu –
20o C atau kurang.
4.4.1 Pelat alas (Bottom Plating)
* Pelat alas pada 0,4 L bagian tengah kapal
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
70
S = n2 . a .
21
3,2
.
alas
tot
B
w
M
Kh
dimana :
n2 = 5,5 untuk sistem gading membujur pada alas kapal
alas
tot
w
M= 1,2
hB = beban alas kapal 11,039 T/m2
K = faktor bahan untuk baja kapal normal mutu D, yaitu K = 1
a = jarak penguat membujur alas
= 2,5 L + 410 (mm) = 0,755
direncanakan a = 0,75
maka :
S = n2 . a .
21
3,2
.
alas
tot
B
w
M
Kh= 5,5 . 0,75 x
21
2,13,2
1.5,10
= 13,06767 mm
Direncanakan tebal pelat alas = 14 mm
* Pelat alas diluar 0,4 L tengah kapal
- tebal pelat untuk 0,1 L di depan FP
S1 = 4,3 . a . KhB . + 1,5 (mm)
dimana :
a = jarak penguat melintang atas
= 0,7 m
maka :
S1 = 4,3 . 0,7. 1.5,10 + 1,5 (mm) = 11,5 mm
direncanakan tebal pelat 12 mm
- tebal pelat untuk 0,05 L dibelakang FP
S2 = KL.
= 138,14.1 = 11,753 mm
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
71
direncanakan tebal pelat = 12 mm
* Lajur Bilga (Bilga Strake)
Tebal Lajur bilga adalah sama dengan tebal pelat sisi jika pada sisi kapal
digunakan sistem gading melintang.
* Pelat dan Lajur Lunas (Flat Keel Plate)
- lebar pelat lunas minimum
b = 4 L + 800 mm
= 4 x 138,14 + 800 mm = 1352,575 mm
direncanakan lebar pelat lunas = 1500 mm
- tebal pelat lunas pada 0,7 L tengah kapal
Sk = 1,1 x S (mm)
dimana :
S = tebal pelat alas pada bagian 0,4 L tengah kapal, yaitu 14 mm
Sk = 1,1 x 14 mm
= 15,4 mm
direncanakan tebal pelat lunas = 16 mm
Koreksi : S k < ( S + 2,5 )
13 < ( 12 + 2,5 )
13 < 14,5 (terbukti)
- Tebal pelat lunas pada bagian 0,15 L dari AP da n FP dapat
diperkeci l 10 % (1,65 mm).
Jadi tebal pelat lunas pada bagian 0,15 L ujung kapal .
Yai tu = ( 16 - 1 ,3 ) mm
= 14,7 mm
= 15mm
4.4.2 Pelat Sis i ( s ide shel l plating)
Pelat Sis i pada 0,4 L tengah kapal
S = n 2 . a . K . T mm
dimana :
n2 = 6,8 untuk s is tem gading mel intang pada s is i kapal
T = draft kapal , yai t u 9,7 m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
72
a = Jarak penguat mel intang s is i
= 0 ,7 m
maka :
S = 6 ,8 x 0 ,7 9,7 x 1
= 14,821 mm
direncanakan tebal pelat = 15 mm
Pelat s is i di luar 0 ,4 L tengah kapal .
S = 4 ,3 x 0 ,65 k . hs + 1 ,5 mm
Dimana :
h s = beban luar pada s is i kapal , yai tu 8,72 T/m2
maka :
S 3 = 4 ,3 x 0,65 . 1 x 8,72 + 1,5 mm
= 10,38842 mm
direncanakan tebal pelat = 11 mm
Pelat s is i lajur atas ( sheer s t rake)
- lebar pelat s is i lajur atas yai tu :
b = 0,12 H (m)
= 0,12 . 12,12
= 1,4544 m
direncanakan lebar pelat s is i = 1,6 m
- tebal pelat s is i lajur atas pada 0,4 L tengah kapal t idak
boleh kurang dari tebal pelat geladak, j ika
menggunakan s is tem gading membujur pada daerah s is i
lajur atas tersebut , di rencanakan s ebasar 14 mm.
4.4.3Pelat dan pel intang tangki s isi atas ( upper wing ballast tank)
* Tebal pelat tangki s is i atas .
S k r i t = S k r i t o Z/e1 mm
Dimana :
Z = jarak panel pelat yang dihitung dari geladak pada sisi
kapal, yaitu 2,8 m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
73
eo = jarak sumbu netral penampang lintang kapal dari geladak
pada sisi kapal yaitu H/2 = 6,06 m
Skrit = tebal kritis pelat geladak, yaitu 7,6 mm
Maka :
Skrit = 7,6 1 - 2,6 / 9,7
= 7, 6 mm
direncanakan tebal pelat tangki sisi atas yaitu 7 mm.
* Tebal pelintang pada tangki atas
Tebal sekat pada tangki atas ballast.
S = 2 20h + 1,5 (mm)
Dimana h 20 : tekanan dalam (t/m2) sesuai dengan jarak dari pinggir
bawah pelat sampai kepinggir atas geladak pada sudut
20 = 2,6 t/m2, maka
S = 2 1,5 6,2 = 4,73 (mm) dan direncanakan 6 mm
4.5 Geladak
4.5.1 Geladak Kekuatan (weather deck)
Konstruksi weather deck direncanakan menurut sistem rangka membujur karena
daerah geladak tersebut jauh dari natural axis penampang melintang sehingga
menerima beban lengkung yang besar.
* Tebal geladak pada 0,4 L tengah kapal.
Skrit = 0,425 . a geladakσ mm
Dimana :
a = jarak penguat membujur, yaitu 0,75 m untuk sistem gading
membujur pada geladak.
geladak = Tegangan tekan yang terbesar di geladak, yaitu 750 kg/cm2
Skrit = 0,425 . 0,75 . 750
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
74
= 8,73 mm
* Tebal pelat geladak minimum
Sm i n = ( 4 ,5 + 0,05 L ) K
= ( 4 ,5 + 0,05 x 138,14 1
= 11,40719 mm
Jadi untuk tebal pelat geladak kekuatan diambil sebesar 12 mm.
* Tebal geladak kekuatan untuk 0,1 L dari AP dan FP.
S = 5 + 0,03 L (mm)
= 5 + 0,03 x 138,14 mm
= 9,144 mm
direncanakan tebal pelat = 10 mm
* Radius pembulatan bukaan mesin
r = 0,1 . b ( 1 - b/B )
dimana :
b = Lebar bukaan mesin, direncanakan besarnya yaitu 6 m
B = lebar kapal, yaitu 24,24 m
maka :
r = 0,1 x 4 ( 1 - 6
24,24 )
= 0,45 m
= 450 mm
oleh karena :
rmax = 0,06 x b
= 0,06 x 6 m
= 0,36 m
= 360 mm
maka direncanakan radius pembulatan = 300 mm
*Geladak kedua pada kamar mesin
Tebal pelat disamping bukaan mesin
S = 5 + 0,03 L mm
= 5 + 0,03 x 138,14 mm
= 9,14 mm
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
75
direncanakan tebal pelat, yaitu 10 mm
4.6 Konstruksi Alas
4.6.1 Penumpu tengah (centre girder)
* Tinggi penumpu tengah
h = 350 + 45 . B mm
= 350 + 45 x 24,24 mm
= 1440,8 mm
= 1500 mm
* Tebal penumpu tengah pada 0,7 L tengah kapal
S = h/100 + 1,0 mm
= 1440,8/ 100 + 1,0 mm
= 16 mm
* Tebal penumpu tengah pada 0,15 L dari AP dan FP
S = 0,9 x 16 mm
= 14,4 mm
direncanakan tebal penumpu tengah = 15 mm
4.6.2 Alas Dalam (inner bottom)
Tebal alas dalam
S1 = 5 . a T
= 5 . 0 ,7 9,7 mm
= 11,6769 mm
direncanakan tebal a las dalam = 12 mm
4.6.3 Penumpu samping (s ide girder)
Oleh karena jarak center girder ke pelat s is i yai tu B/2 = 12,12
m, maka perlu di pasang sebuah s ide girder se bagai penguat
memanjang tambahan.
* Penempatan penumpu samping
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
76
Oleh karena terdapat 1 pen umpu samping, maka direncanakan
penempatan ter letak 6 m dari center girder .
* Tebal penumpu samping
Tebal penumpu samping = tebal w rang alas (plate f loor ) ,
ya i tu S = h / 100 – 1 ,0 mm
= 1440,8 / 100 – 1 ,0 mm
= 14 mm
4.6.4 Alas ganda dalam sistem gading-gading membujur
* Wrang alas (sol id f loor)
- Jarak wrang alas pada umumnya t idak lebih besar dari 5
ao , te tapi bagaimana pun t idak boleh lebih besar dari 3 ,7
m. maka jarak wrang alas direncanakan 4 a o , sehingga = x
0,75 = 3,5 m.
- Wrang alas harus dipasang dibawah sekat l intang maupun
pada daerah penguatan haluan kapal (daerah alas 0,4 –
0 ,001 L).
- Wrang alas harus dipasang dibawah dudukan (fondasi) dari
tangki s i l inder .
- Wrang alas harus d iperkuat pada t iap gading bujur kedua
dengan penegar tegak lurus seukuran gading -gading alas
dalam.
- Wrang alas sama tebalnya dengan penumpu samping (s ide
girder) yai tu 14 mm
* Pelat penumpu bujur
- Tebal pelat penumpu buju r
S = 4,0 + 0,04 L (mm)
= 4 ,0 + 0,04 x 138,14
= 9 ,52575 mm
direncanakan 10 mm
- Penumpu bujur harus diperkuat dengan penegar datar
untuk keamanan terhadap tekukan.
4 .6 .5 Alas ganda dalam kamar mesin
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
77
* Wrang alas
- Wrang alas penuh dipasang pada set iap gading-gading.
- Prosentase penambahan ketebalan wrang alas untuk daerah
kamar mesin yai tu : 3 ,6 + N / 700 (%)
Dimana : N = daya motor
= 8850 HP
maka : 3 ,6 + 8850 / 700 = 16,24 %
- Ketebalan wrang alas pada kamar mesin yai tu :
= 1 ,624 x tebal wrang alas di luar kamar mesin
= 1 ,624 x 10 mm
= 16,24 mm
direncanakan tebal wrang alas = 16 mm
* Penumpu samping
- Penumpu bujur di bawah pelat hadap pondasi yang dimasukkan ke
alas dalam, harus setebal penumpu bujur pondasi di atas alas dalam,
yaitu :
S = N / 100 + 1 mm
= 8850 / 1000 + 14
= 22,85 mm
direncanakan = 23 mm
- Dalam alas ganda di bawah penumpu bujur pondasi
dipasang penumpu samping setebal wrang alas kamar
mesin dan set inggi a las ganda.
- Penumpu samping ya ng dipasang di bawah penumpu
bujur pondasi harus diperpanjang sebesar 2 sampai 4
kal i jarang gading melewat i sekat ujung ruang mesin.
- Di seki tar pondasi mesin tak perlu d ipasang pondasi
tengah (center grider) .
* Alas dalam
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
78
- Di antara penumpu bujur pondasi , alas dalam pada
daerah kamar mesin mendapat tebal lebih besar dari
tebal alas dalam di luar kamar mesin, sehingga tebal
alas tersebut 12 mm.
- Alas dalam ini harus diperpanjang kira -kira 3 sampai
dengan 5 jarak gading-gading melewat i ujung-ujung
pondasi .
4 .6 .6 Konstruksi alas pada ceruk
4.6.6.1Ceruk haluan
Tinggi wrang alas minimum
h = 0,06 H + 0,7 (m)
= 0 ,06 x 12,12 + 0 ,7
= 1,4272 m
* Penempatan wrang alas
Pada s is tem gading l intang, pada t iap -t iap gading harus
dipasang wrang pela t .
* Tebal wrang alas
S = 0,035 L + 5,0 (mm)
= 0 ,035 x 138,14 + 5 ,0
= 9,83 mm
* Pengaturan lunas dalam samping
Pada s is tem gading l intang, j arak antara lunas dalam
samping t idak boleh lebih dari :
L / 250 + 0 ,9 m = 138,14 / 250 + 0 ,9
= 1 ,4525 m
direncanakan = 1,6 m
4 .6 .6 .2 Ceruk Buri tan
* Wrang alas dalam ceruk buri tan harus sampai ke atas tabung
buri tan.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
79
* Tabung buri tan harus dikungkung oleh wrang atau bi la bentuk
kapal ter lalu tajam, lubang pir ingan pada wrang harus
diperkuat dengan pelat hadap. Bi la t idak dipasang sepatu
kemudi maka pelat hadap boleh di t iadakan.
* Tebal wrang alas di dalam ceruk buri tan menyerupai pada
haluan yai tu 9,835 mm
4.7 Gading-gading
4.7.1 Jarak gading-gading ( frame spacing)
Jarak gading normal
Jarak gading normal atau gading l intang, di antara 0,2 L
dari haluan sampai ke sekat ceruk buri tan, ya i t u :
ao = 2,5 L + 410 (mm)
= 2,5 x 138,14 + 410
= 755,35
direncanakan jarak gading normal = 750 mm
Jarak gading pada ceruk buri tan dan haluan
Jarak gading pada daerah ini t idak boleh melampaui 600
mm, sehingga di rencanakan jarak gading tersebut yai tu
600 mm
4.7.2 Gading utama (main frame)
* Modulus penampang gading utama
W = k . n . a . l2 . h s . f (cm
3)
Dimana :
k = faktor bahan yai tu sebesar 1
n = 3,75 untuk L> 100 m
l = panjang t idak di tumpu, direncanakan sebesar 4 ,4 m
a = Jarak antara main frame, yai tu 4 a o = 3 m
h s = beban luar pada s is i kapal = 11,04 T / m2
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
80
f = 1,4 – t / 0 ,251
= 1,4 – 0 ,5 / (0 ,125 x 4,4)
= 0,95
t = t inggi pelat lutut diperkirakan 0,5 m
maka :
w = 1 x 3,75 x 2,6 x (4,4)2 x 8 ,72 x 0,95
= 2278,247 cm3
direncanakan profi l :
F a Fa Fa2 I
o
57,6
34
10
0,6
18,2
35,7
34,56
618,8
357
20,736
11262,16
12744,9
6,912
3275,33
0,833
101,6 54,5 1010,36 24027,796 3283,07
I t o t = Io + (F.a2) = 27310,874 cm
4
a1 = (F.a) / F = 8,84 cm
IN A = I t o t - F . (a1)
2 = 17263,36 cm
4
W = IN A / a1 = 2294,64 cm
3
4 .7 .3 Gading-gading biasa (ordinary)
Modulus penampang gading-gading biasa
W = k . n . a . l2 . h
s . f (cm
3)
Dimana :
k = faktor bahan, yai tu 1
n = 3,75 untuk L > 100 m
a = jarak gading biasa, ya i tu 0,65 m
l = panjang yang t idak di tumpu diperkirakan sebesar
jarak dari tank top sampai dengan ujung bawah
tangki s is i bal las t , di rencanakan 8 m
h s = beban luar pada s is i kapal
= 11,04 T/m2
f = 1,4 – t /0 ,25 . l
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
81
= 1,4 – 1 ,1/0,25 x 7,3
= 0,852
t = t inggi pelat lutut , yai tu 1,1 m
maka :
W = 1 x 3,75 x 0,65 x (7,3)2 x 11,04 x 0,852
= 1468,04 cm3
Direncanakan profi l :
F a Fa Fa2 Io
57,6 0,6 34,56 205736 6,912
30 11,2 224 2508,8 666,66
15 21,7 217 4708,9 0,833
102,6 33,5 475,56 7238,436 674,411
I t o t = ∑ Io + ∑ ( F . a2
)
= 7912,847 cm4
a‟ = ∑ ( F . a ) / ∑ F
= 5 ,429 cm
IN A = I t o t - ∑F . ( a‟ )2
= 5984,854 cm4
w = a'
I NA
= 1563,43 cm3
Pelat lutut bi lga (bi lge bracket ) .
* Tebal pelat lutut bi lga :
S = 0 ,5 H + 5,0 (mm)
= 0,5 x 12,12 + 5
= 11,06 mm
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
82
Oleh karena kapal ini di rencanakan bergeladak, tunggal pada
daerah 0,5 L dari Midship, maka tebal pelat lutut bi lga harus
diperbesar 10 % , sehingga
S = 1 ,1 x 10,5
= 12,166 mm
Direncanakan tebal lutut bi lga = 13 mm
4 .7 .4 Gading-bading bujur .
Pembujur alas (bot tom longi tudinal) .
Modulus penampang pembujur alas :
W = k . m . a . I2
. h (cm3)
di mana:
m = 10 - 12 . y2 / H
Y2 = 0 untuk pembujur alas
H = t inggi kapal , yai tu 12,12 m
a = jarak penguat pembujur alas , yai tu 0,7 m
I = panjang pembujur yang t idak di tumpu. Oleh
karena sol id f loor berjarak 4a 0 , maka panjang
pembujur yang t idak di tumpu diperkirakan
sebesar 4a 0 ,yai tu 3 m.
h = hB , beban alas kapal yai tu 11,039 T/m1
maka :
W = 1 x (10 - 12 x 9,88
0 ) x 0 ,7 x (2,8)
2 x 10,5
= 1 x 10 x 0,7 x (3 )2
x 11,039
= 695,47 cm3
Dipi l ih profi l dengan :
W = 720 cm3
390 x 12
Pembujur alas dalam.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
83
* Modulus penampang pembujur alas dalam :
W = k . m . a . I2 . h (cm
3)
dimana:
h = Pi , beban alas dalam.
= 4,3595 T/m2
maka :
W = 1 x 10 x 0,7 x (4,3595 )2
x 2,5
= 274,65 .cm
3
Dipi l ih profi l dengan :
W = 300 cm3
200 x 100 x 10
Pembujur samping dalam tangki bal las t .
Modulus penampang pembujur dalam tangki t idak perlu
melebihi modulus penampang dari pembujur alas untuk
bentang dan jarak yang sama.
Dipi l ih profi l dengan :
W = 300 cm3
200 x 100 x 10
4 .7 .5 Gading-gading ceruk dan dan di daerah buri tan.
Gading-gading ceruk.
Modulus penampang gading ceruk :
W = 8 . a . I2 . h cm
3
d imana :
a = jarak gading pada ceruk, yai tu 0,6 m
b = panjang yang tak di tumpu, direncanakan 2,5 m
hs = beban dalam, yai tu 11,04 T/m2
maka :
W = 8 x 0,6 x (2,5 )2
x 11,04
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
84
= 331,28 cm3
J ika ceruk digunakan s ebagai tangki , maka modulus
penampang ceruk t idak bnleh kurang dari persyaratan bab
12.8.3.
W = k . 4 ,5 . a . h 2 . I2 (cm
3)
dimana :
h2 = t inggi tekanan dalam (T/m2) , sesuai dengan suatu
jarak antara pertengahan panjang penegar sampai 2 ,5
m diatas beban atas tangki .
= (14 / 2 + 2,5)
= 9,5 T/m2
maka :
W = 1 x 4,5 x 0,6 x 9,5 x (2,5)2
= 160 cm3
Dari kedua harga modulus penampang ma ka dipi l ih profi l
dengan W = 340 cm2
240 x 10
Balok ceruk ( t ie rs of beam),
Jarak vert ikal balok ceruk satu sama lai n dan dari puncak
wrang t idak bolet i melebihi 2 ,6 m.
Ukuran pelat senta (s t r inger plate) :
Lebar : b = 75 L (mm)
= 75 x 138,14
= 881,509 mm
Tebal : s = 6 + L / 40 (mm)
= 6 + 138,14 / 40
= 9 ,4535 mm
Direncanakan s = 10 mm
4 .7 .6 Gading-gading geladak antara dan gading bangunan atas .
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
85
* Modulus penampang.
W = 8 . a . I2 . h
dimana :
a = jarak gading yai tu 0 ,75 m
I = panjanq yang t idak di tumpu
= 12 / L
= 3 ,39 m
h = beban pada s is i kapal
= 11,04 T/m2
maka :
W = 8 x 0,7 x (3,39)2
x 11,04
= 762,7419 cm3
d ipi l ih profi l dengan :
W = 780
320 x 12
4.7.7 Gading-gading besar didalam kamar mesin.
Penempatan gading-gading
Didalam kamar mes in harus dipakai gading -gading besar
yang pada umumnya gading tersebdt di teruskan keatas
sampai ke geladak teratas . gading -gading besar ini
fungsinya menggant ikan kekuatan yang hi lang dari deck
yang dihi langkan karena t inggi motor.
J ika motor bakar yang digunakan tenaganya melebihi 2000
hp maka gading besar harus dipasang pada ujung -ujung
motor dan pal ing kurang di tambahkan 2 gading besar
diantara keduannya. Direncanakan penambahan gading
besar yai tu 5 buah, jadi sepanjang motor ada 7 buah
gading besar .
- J ika panjang motor bakar dik etahui sebesar 11m, berart i
jarak antara gading besar yai tu sama dengan
6
1x 11 m = 1,83 m.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
86
diambil : jarak antara gading besar = 3 x a0
= 3 x 0,7 m
= 1 ,8 m
maka : diantara 2 gading besar terhadap 2 gading biasa.
Ukuran gading besar (web f rame).
* Modulus penampang gading besar .
W = 8 . e . hs . I2 (cm
3)
d imana:
e = jarak gading-gading besar = 1,0 m
= 2 ,25 m
h = beban s is i kapal
= 11,04 t /m2
I = panjang gading besar yang t idak di tumpu,
yai tu jarak antara tank top sampai engin eflat
room, diperkirakan 4,5 m
maka :
W = 8 x 1,8 x 11,04 x (4,5)2
= 2446 cm3
Profi l untuk web frame dipi l ih yai tu sebagai berikut :
W = 2450cm3
590x18
4 .8 Balok Geladak dan Penumpu Konstruksi Geladak
4 .8 .1 Balok geladak (deck beam)
4.8.1.1 Balok l intang geladak pada geladak cuaca
Balok l intang geladak pada 0 ,5 L tengah kapal
Moduluss penampang
W 2 = k . 7 . a . I2 . p (cm
3)
dimana:
a = jarak pel intang geladak, direncanakan
samadengan jarak so l id f loor yai tu 2 ,6 m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
87
I = panjang yang t idak di tumpu
= lebar kapal - (2 x lebar tangki bal las t )
= 22 - (2 x 3,275) m
= 15,45 m
p = beban geladak pada 0,1 L dari AP sampai
0 ,2 L dari Fp.
= 1,689686 t /m2
W = 1 x 7 x 2,6 x (15,45 2) x 1,2145
= 7340,674 cm3
* Profi l untuk deck t ransversal beam
direncanakan:
I = 10671,656 cm4
I t o t = 80406,656 cm4
a ' = 18,07 cm
W = 34695,94 cm4
Balok l intang geladak
diatas web f rame kamar mesin (0.2L AP)
modulus penampang
W = k . 7 . a . I2. p (cm
3)
dimana:
a = jarak pel intang geladak, yai tu direncanakan
sejauh jarak web f rame yai tu 3 . a O = 2,25 m
I = panjang yang t idak di tumpu, yai tu jarak
antara girder ke gi rder sebesar 4 m
p = beban geladak cuaca pada 0,1 L dar i AP
yai tu 1,689 T/m2
maka :
W = 1 x 7 x 2,25 x (42) x 1,689
= 425,8 cm3
d ipi l ih profi l
W = 450 cm3
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
88
260 x 11
Balok l intang geladak pada 0,1 L dari AP.
modulus penampang
W = k . 7 . a . I2 .p (cm
3)
dimana:
a = jarak pel intang geladak, yai tu 0,65 m
I = panjang yang t idak di tumpu yai tu jarak
antara girder kegirder , diperkirakan sebesar
2 m
p = beban geladak pada 0,1 L dari AP yai tu 1,689
t /m2
maka :
W2 = 1 x 7 x 0,65 x 2
2 x 1,689
= 30,75 cm3
d ipi l ih profi1 dengan :
W = 34 cm3
100 x 6
Balok l intang geladak pada 0,2 L dari FP.
W 2 = k .7 .a . I2 . p cm
3
dimana:
a = jarak pel intang geladak, yai tu 0,65 m
I = panjang yang t idak di tumpu, yai tu 3 m
p = beban geladak pada 0,2 L dari FP, yai tu
1,689 t /m2
maka :
W 2 = 1 x 7 x 0.65 x 32 x 1,689
= 69,19 cm3
d ipi l ih profi l dengan
W = 74 cm3
140 x 7
Beban l intang geladak pada 0,1 L dari FP
W 2 = k . 7 . I2 . a . p cm3
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
89
dimana :
a = jarak pel intang geladak yai tu 0,65 m
I = panjang yang t idak di tumpu yai tu 1,7 m
p = beban geladak pada 0,1 L dari FP,yai tu
1,843 t /m2
maka :
W 2 = 1 x 7 x 0,65 x 1 , 72
x 1,843
= 37,28 cm3
d ipi l ih profi l dengan
W = 38 cm3
100 x 7
4 .8 .1 .2 Balok l intang geladak pada geladak operasi
W = k . 6 ,7 . a . p . I2 cm
3
d imana:
a = jarak pel intang geladak yai tu 0,65 m
I = panjang yang t idak di tumpu yai tu jarak
hatch girder bukaan mesin,yai tu 4 m
p = beban geladak akomodasi , yai tu 1 T/m2
maka :
W = 1 x 6 ,7 x 0,65 x 1 x 42
= 69,7 cm3
d ipi l ih profi l
W = 74 cm3
= 140 x 7
4 .8 .1 .3 . Balok l intang geladak pada bangunan atas .
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
90
Balok l intang pada rumah geladak.
modulus penampang
W = k . 6 ,7 . a . p . I2 cm
3
d imana:
a = jarak pel intang geladak, yai tu 0,65 m
1 = panjang yang t idak di tumpu, yai tu 4 m
p = beban geladak atas , ya i tu 0,93 t /m2
maka:
W = 1 x 6,7 x 0,65 x 0,93 x 42
= 64,85 cm3
d ipi l ih profi l
W = 68 cm3
120 x 13
Balok l intang pada force cast le deck (ak i l )
modulus penampang :
w = k . 6 ,7 . a . p . 12 (cm3)
dimana :
a = jarak pel intang geladak, yai tu 0,65 m
I = panjang yang t idak di tumpu, yai tu 2 m
p = 0,93 T/m2
maka :
W = 1 x 6,7 x 0,65 x 0,93 x (2)2
= 16,21 cm3
d ipi l ih profi l dengan :
W = 20 cm3
80 x 5
4 .8 .2 Penumpu Geladak
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
91
4.8.2.1 Penumpu pada geladak cuaca
Untuk kapal dengan penampang tengahnya berbentuk type t runk,
maka sebagai penyanggah geladak akibat adanya upper wing water
bal las t tank, maka harus dipasang 1 buah penumpu dibawah geladak
kekuatannya yang berada pada 0,6 L bagian tengah kapal , apabi la
lebar geladak dari s is i kapal kurang dari 3 ,5 m.Ukuran dar i penumpu
tersebut adalah sebagai berikut :
Tinggi bi lah = t inggi balok geladak Tebal bi la
Tebal bi lah = tebal bi lah balok beladak.
Tebal pelat hadap = 1,5 kal i tebal bi lah, tetapi t idak melebihi
tebal pelat geladak.
Penumpu (girder) pada daerah 0,1 L dari AP
modulus penampang
W = k . c . p . e . I2
(cm)
di mana:
P = beban geladak cuaca pada 0,1 L dari AP
ya i tu = 1,689 t /m2
c = 6, untuk penumpu yang kedua ujungnya di jepi t
e = lebar geladak yang d i tumpu yai tu 2 ,5 m
I = panjang yang t idak di tumpu yai tu 9m
maka :
W = 1 x 6 x 1,46 x 2 ,5 x (9)2
= 2052,87cm3
d ipi l ih profi l :
W = 2100 cm3
460 x 30
Penumpu samping pada ,2 L dari FP
modulus penampang
W = k . c . p . e . I2
(cm3)
dimana:
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
92
P = beban geladak cuaca pada 0,2 L dari FP, yai tu
1,53 t /m2
c = 6, untuk menumpu yang kedua ujungnya di jepi t
e = lebar geladak yang di tumpu yai tu sebesar 3 m
I = panjang yang t idak di tumpu, yai tu 2,8 m
Maka :
W = 1 x 6 x 1,34 x 3 x (2,8)2
= 216,77 cm3
d ipi l ih profi l :
W = 220cm3
= 200 x 10
Penumpu pada 0,1 L dari FP
modulus penampang
W = k . c . p . e l2
d imana:
P = beban geladak pada 0,1 L dari FP yaitu 1,84 t/m2
e = lebar geladak yang di tumpu yai tu 1 ,8 m
1 = panjang yang t idak di tumpu yai tu 7,3 m
maka :
W = 1 x 6 x 1,84 x 1,8 x (7,3 )2
= 1060,87 cm3
dipi l ih profi l :
W = 1100 cm3
= 340 x 28
4.8.2.2 Penumpu samping pada operating deck
* modulus penampang.
W = k . c . p . e . 12 (cm
3)
Dimana :
p = beban pada operating deck, yaitu 1 t/m2
c = 8, untuk konstruksi yang kedua ujungnya ditumpu bebas
e = lebar geladak yang ditumpu yaitu 2,9 m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
93
1 = panjang yang tidak ditumpu, yaitu 8,6 m
maka :
W = 1 x 8 x 1 x 2,9 x (8,6)2
= 1715,872 cm
3
dipilih profil :
W = 1750 cm3
= 400 x 18
4.8.2.3 Penumpu Samping pada bangunan atas
* penumpu pada rumah geladak
modulus penampang
W = k . c. p. e. l2
dimana :
P = beban pda geladak bangunan atas = 0,93 T/m2
c = 8, untuk penumpu yang kedua atau salah satu ujungnya
ditumpu bebas
e = lebar geladak yang ditumpu, yaitu 4,2 m
l = panjang yang tidak ditumpu, yaitu 8 m
maka :
W = 1 x 8 x 0,93 x 4,2 x (8)2
= 2001,59
dipilih profil :
W = 2100 cm3
= 460 x 30
* Penumpu Samping pada FC deck (akil)
modulus penampang
W = k . c. p. e. l2
dimana :
P = 0,93 T/m2
c = 6, untuk penumpu yang kedua ujungnya dijepit
e = lebar geladak yang ditumpu, yaitu 2,1 m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
94
l = panjang yang tidak ditumpu, yaitu 8 m
maka :
W = 1 x 6 x 0,93 x 2,1 x (8)2
= 750,59 cm3
dipilih profil :
W = 780 cm3
= 320 x 12
4.8.3 Pembujur geladak (deck longi tudinal)
Pembujur geladak pada 0.4 L bagian tengah kapal
modulus penampang :
W = k. m. a . 11 p (cm
3)
dimana :
m = 9 + L/25
= 9 + 138,14/25
= 14,525
oleh karena ni lai harga m m a x = 13
maka direncanakan ni lai harga m = 13
p = beban geladak pada 0,4 L tengah yai tu 1,536 t /m2
o leh karena pada daerah tersebut , geladak dibebani
oleh ruang kompressor, pompa LPG, d11, maka
beban geladak diperkirakan sebesar 2 ,5 t /m2.
a = jarak pembujur geladak,yai tu sebesar 0 ,7 m.
1 = panjang yang t idak di tumpu, adalah sej auh jarak
gading utama yai tu 3 m
W = 1 x 13 x 0,7 x (3 )2
x 2
= 204,75 cm3
d ipi l ih profi l :
W = 230 cm3
= 150 x 90 x 12
Pembujur geladak pada 0,1 L dari AP
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
95
modulus penampang :
W = k . m . a . 12 . p (cm
3)
dimana:
m = 7 untuk daerah 0,1 L dari AP
p = beban geladak pada 0,1 L dari AP, yaitu 1,689 t/m2
a = jarak pembujur yaitu 0,7 m
1 = panjang yang tidak ditumpu, yaitu sejauh jarak gading
besar.yaitu 2,25 m
maka :
W = 1 x 7 x 0,7 x (2,25)2 x 1,689
= 41,91 cm3
d ipi l ih profi l :
W = 42 cm3
100 x 8
4.8.4 Pi l lar ( topang)
4.8.4.1 Pillar penopang geladak cuaca
* Beban dari bangunan atas (kimbul) ,
Beban pada geladak pertama pada bangunan atas = 0,86
t /m2
Beban geladak berikutnya yai tu di kurangi 25 %, sehingga
beban 4 geladak bangunan atas yai tu :
P = 0,86 (1 + 0,75 + 0,5 + 0,25) t /m2
= 2,15 t /m2
panjang deck yang d i tumpu pada bangunan atas =
1 = 6.6 m
lebar deck yang di tumpu pada bangunan atas =
e = 6,65 m
maka beban total .dari bangunan atas :
p = 6,6 x 6,65 x 2.15
= 94,7 ton = 95 Ton
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
96
* Beban Pada Pilar
Beban pada geladak cuaca = 1,2145 t/m2
Panjang deck yang ditumpu = 10,8 m
Lebar deck yang ditumpu = e = 6,15 m
Beban pada pillar = P = 1,2145 x 10,8 x 6,15
= 80,6 ton
Beban pada pillar penopang geladak cuaca dan bangunan atas yaitu :
P = (95 + 80,6) ton = 175,6 ton 175 ton.
* Dimensi pillar
Direncanakan tubular pillar sebagai berikut
Ref : Bureau Veritas hal. 192
Diameter luar = da = 37,5 cm
Tebal pillar = Sw = 1,15 cm
Diameter dalam = di = 35,2 cm
Luas penampang pillar = f = π4
1 (da
2 – di
2)
= 131,26 cm2
Penampang pillar = h = 2,6m
Beban yang diizinkan pada pillar = Pi = 153 ton
Jari-jari girasi = i = 4
1 2
i
2
α dd = 12,9 cm
Derajat kelangsingan = h/i = 20,2
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
97
Pengecekan
- menurut BKI bab 10.C.
- tebal pillar = Sw = 0,03 . d (mm)
= 0,03 x 375 (mm)
= 11,25 mm
luas penampang minimum :
f = 2λ . 0,056 - 1170
1000 x p
= 2 (20,2) x 0,056 - 1170
1000 x 150
= 130,8 cm2
* Menurut formula Euler
Untuk pillar yang salah satu tumpuannya dijepit dan satunya bebas, maka :
Pkriti = 2 .
2λ
f . E
= 2
2
)2,20(
131,26 x 2100 x )14,3(
= 6660,5 ton
Dari pengecekan diatas ternyata pemilihan pillar telah memenuhi syarat.
4.8.4.2 Pillar penopang geladak akomodasi/operasi.
Beban geladak akomodasi = 1 t/m2
Panjang deck yang ditumpu = 1 = 10,8 m
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
98
Lebar deck yang ditumpu = e = 6,15 m
Beban pada pillar = P = 66,4 ton
Beban total pillar = (66,4 + 150) ton
= 216,4 ton
Direncanakan Tubular pillar sebagai berikut :
Diameter luar = d = 50 cm
Diameter dalam = di = 47,4 cm
Tebal pillar = Sw = 1,3 cm
Luas penampang pillar = 198,8 cm2
Panjang pillar = h = 2,4 m
Beban yang diizinkan pada pillar = Pi = 235 ton
Jari-jari girasi = i = 17,23 cm
Derajat kelangsungan = = 13,93
Pengecekan.
- menurut BKI
tebal pillar = Sw =15 mm
luas penampang minimum = f = 186,7 cm2
- menurut formula Euler.
Beban kritis = Pkritis = 21212,5 ton
Dari pengecekan diatas ternyata penilihan pillar telah memenuhi syarat.
4.8.4.3 Pillar penopang Engine Room flat
Beban pada engine room flat = 1 t/m2
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
99
panjang deck yang ditumpu = 1 = 10,8 m
lebar deck yang ditumpu = e = 6,15 m
Beban pada pillar = P = 66,4 ton
Beban total pillar = (66,4 + 216,4) ton
= 282,8 ton
Direncanakan Tubular pillar sebagai berikut :
Diameter luar = d = 60 cm
Tebal pillar = Sw = 1,45 cm
Diameter dalam = di = 57,1 cm
Luas penampang pillar = f = 266,6 cm2
Panjang pillar = h = 4,5 m
Beban yang diizinkan pada pillar Pi = 310 ton
Jari-jari girasi = i = 20,7 cm
Derajat kelangsingan = = 21,7
Pengecekan
- Menurut BKI
Tebal pillar = Sw = 18 mm
Luas penampang minimum = f = 247,3 cm2
- menurut formula Euler
Beban kritis pillar = Pkritis = 11722,5 ton
Dari pengecekan diatas ternyata pemilihan pillar telah memenuhi syarat.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
100
4.9 Sekat kedap Air
Ref. BKI bab 11,12
VI.9.1. Jumlah sekat kedap air
Jumlah sekat kedap air minimum untuk kapal dengan panjang 85 m
ditentukan sebagai berikut:
jumlah sekat : 4 + 1 sekat setiap 20 m
perpanjangan kapal, untuk panjang kapal 138,14 m,
maka :
Jumlah sekat minimum = 4 + (138,14 - 85)/20
= 4 + 2
= 6 sekat kedap air
4.9.2 Penempatan sekat kedap air
4.9.2.1 Sekat Tubrukan
Sekat Tubrukan harus kedap air sampai geladak lambung timbul.
Letak sekat tubrukan dari garis tegak muka adalah:
- Tidak boleh kurang dari :
a = 0,05 x L (m)
= 0,05 x 138,14
= 6,907 m dari FP
- Tidak boleh lebih dari :
a = 0,08 x L (m)
= 0,08 x 138,14 (m)
= 11,0512 m dari FP
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
101
4.9.2.2 Sekat Tabung Buritan
- Letak sekat tabung buritan dari ujung depan Boss minimum 3 jarak gading
yaitu 1,95 m
- Sekat tabung buritan harus diteruskan sampai kegeladak lambung timbul
atau sampai pada platform kedap air yang terletak diatas garis muat.
4.9.2.3 Sekat kedap air lainnya.
- Sekat kedap air yang lainnya, pada umumnya harus diteruskan ke atas
sampai geladak lambung timbul.
- Panjang ruang muat / jarak antara sekat ruang muat minimum 30 m.
- Pada kapal dengan panjang lebih dari 100 m yang menurut Konvensi garis
muat Internasional tahun 1966 mendapat reduksi lambung timbul,jarak
sekat ditentukan berdasarkan perhitungan penggenangan dalam keadaan
kebocoran dari. Satu atau dua ruang muat yang berdampingan.
4.9.3 Ukuran Pelat dan Penegar Sekat
4.9.3.1 Sekat Tubrukan
Tebal pelat sekat tubrukan
S = Cp .a . 1,5 k .h (mm).
dimana:
Cp = 4, untuk sekat tubrukan.
a = jarak penegar, yaitu 0,65 m
= faktor baja, yaitu 1
h = tinggi tekanan (t/m2).
diukur dari sisi bawah pelat masing-masing dari pertengahan panjang yang
tidak ditumpu sampai 1 m diatas pinggir atas geladak sekat tubrukan.
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
102
h = 9,88/2 + 2,5 + 1 (t/m2)
= 8,4 t/m2
maka :
S = 4 x 0,65 x 1,5 1 x 8,4
= 8,2 mm
Direncanakan tebal pelat sekat tubrukan 10 mm.
Pada daerah lajur bilga, tebal pelat sekat harus ditambah 2,5 mm, sehingga
tebalnya 12,5 mm. lebar. Lajur pelat ini sekurang-kurangnya 900 mm.
Penegar sekat, tubrukan
Oleh karena ceruk dipakai sebagai tangki, maka penegar dari sekat ceruk
yaitu :
W2 = k . 4,5 a . h2 . 12 (cm
2)
Dimana
a = jarak penegar yaitu 0,6 m
h2 = tinggi tekanan, yaitu 8 t/m2
1 = panjang yang tidak ditumpu, yaitu 2,5 m
maka :
W2 = 1 x 4,5 x 0,65 x 8 x (2,5)2
= 146,3 cm3
dipilh pro-fil :
W = 160
180 x 9
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
103
Dibawah geladak tangki ceruk, penegar yang horizontal harus dipasang
pada sekat tubrukan dengan jarak 2,6 m dimana harus dihubungkan oleh
pelat siku pada senta dari balok ceruk didalam ceruk haluan.
4 .9 .3 .2 Sekat -sekat lainnya
Tebal pelat sekat kedap lainnya.
S = CP . a . 1,5 k .h (mm)
Dimana :
C P = 2 ,9 untuk sekat -sekat lainnya
a = jarak penegar yai tu 0,65 m
h = t inggi tekanan ( t /m2)
= 11/2 + 1 ( t /m2)
= 6 t /m2
maka :
S = 2 ,9 x 0,65 x 16x (mm)
= 5 mm
Direncanakan tebal pelat sekat kedap yai tu 6 mm.
Pada daerah lajur b i lges , tebal pelat sekat harus di tambah
2,5 mm, sehingga tebalnya direncanakan 10 mm.
Lebar lajur pelat ini sekurang -kurangnya 900 mm dan lajur
ini di teruskan keatas sampai 30o mm diatas alas dalam.
- Sekat tabung buri tan
Pada sekat ini harus di lengkapi dengan pelat yang
dipertebal pada daerah tabung buri tan
- Sekat horizontal
Pada sekat ini harus memperhi tungkan faktor karatan,
sehingga tebal pela t sekat harus di tambah 1 mm sari
perhi tungan tebal pelat sekat , sehingga tebalnya
menjadi 8 mm.
- Sekat berlubang
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
104
Tebal pelat sekat yai tu :
S = 5,5 + 0 ,02 L
Dimana :
L = panjang kapal dan t idak perlu diambil lebih
besar dari 100 mm
maka :
S = 5 ,5 + 0,02 x 100
= 7,5 mm
Direncanakan tebal sekat berlubang yai tu : 8 mm
Penegar sekat lainnya
modulus penampang :
W = k . C s . a .h . I2
dimana :
C = 2,6 untuk penegar di jepi t kedua ujungnya
h = t inggi tekanan yai tu 6,5 t /m2
I = panjang yang t idak di tumpu, yai tu sebesar
4 ,5 m
maka :
W = 1 x 2,6 .x 0,65 x 6,5 x (4,5)2
= 222,5 cm3
maka dipi l ih profi l :
W = 250 cm3
200 x 12
Pelat lutut :
270 x 7 (dengan f lens)
4.10 Lunas Balok Tinggi Buritan Dan Haluan
4.10.1 Lunas Balok
Tinggi lunas :
h = 1,1 . L + 110 (mm)
= 1 ,1 x 138,14 + 110
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
105
= 261,954 mm
Tebal lunas :
s = 0,6 . L + 12 (mm)
= 0 ,6 x 138,14 + 12
= 9 ,4 mm
4.10.2 Linggi Haluan
4 .10.2.1 Balok l inggi haluan
- Luas penampang balok
f = 1,25 . L (cm2)
= 1 ,25 x 138,14
= 172,675 cm2
- Mulai dari garis muat , luas penampng balok boleh
diperkeci l dan pada ujung teratas sebesar 0 ,75 x f =
129,51 cm2
4 .10.2.2 Pelat l inggi haluan
- Tebal pelat l inggi haluan.
s = 0 ,08 . L + 6 (mm)
= 0,08 x 138,14 + 6
= 17,05 mm
Direncanakan sebesar 18 mm
- Mulai dari 600 mm diatas garis mu at , tebal pelat boleh
diperkeci l sampai 0 ,8 s = 13,64 mm
- Pelat l inggi haluan harus mempunyai "breast -
hook",dengan jarak t idak boleh lebih dari 1 m. J ika
jarak breast hook d iperkeci l menjadi 0 ,5 m maka tebal
pelat l inggi haluan boleh dikurangi 20 %.
4 .10.3 Linggi buri tan
Tabung buri tan harus dikungku ng oleh wrang pelat atau
bi la bentuk kapal ter lalu tajam, lubang wrang harus diperkuat
Departemen Teknik Mesin Tugas Merancang Kapal Program Studi Perkapalan LNG Tanker 15.000 DWT
106
dengan pelat hadap ( internal r ing). Bi la t idak dipasang sepatu
kemudi maka pelat hadap boleh di t iadakan.
4. 11 BUKAAN KULIT (SHELL EXPANSION)
Yang dimaksud bukaan kulit adalah gambar bentangan pada setiap ordinat bantu
di bodyplan, sehingga membentuk lengkungan sampai daerah geladak, bulkwark , poop.
Didalam gambar bukaan kulit dapat dilihat rencana pemasangan pelat kulit kapal yang
digambarkan sejajar. Selain itu gambar bukaan kulit digunakan untuk keperluan:
penggantian pelat kulit kapal, pada waktu reparasi
menentukan jumlah dan spesifikasi pelat yang dibutuhkan pada
pembangunan kapal
mengetahui riwayat pelat yang telah diganti sebelumnya
menghitung luas pemukaan bidang basah