bab 1

28
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan salah satu layanan sosial dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan masyarakat. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan paradigma sehat, daripada paradigma sakit. Hal ini berarti pelayanan kesehatan lebih diarahkan secara terpadu pada proses promotif dan preventif, tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu langkah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan dikembangkannya sarana dan prasarana kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan Rumah Sakit. Berdasarkan Kepmenkes no. 128 tahun 2004 Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Puskesmas merupakan unit organisasi

Upload: sofiakusumadewi

Post on 18-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

jh

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGKesehatan merupakan salah satu layanan sosial dasar yang harus dipenuhi oleh pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan masyarakat. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Dalam pelaksanaannya, pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan paradigma sehat, daripada paradigma sakit. Hal ini berarti pelayanan kesehatan lebih diarahkan secara terpadu pada proses promotif dan preventif, tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu langkah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan dikembangkannya sarana dan prasarana kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan Rumah Sakit.Berdasarkan Kepmenkes no. 128 tahun 2004 Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal disuatu wilayah kerja tertentu. Wilayah kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan, kemudian dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh pemerintah untuk membangun puskesmas, wilayah kerja puskesmas ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan mobilitasnya. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memegang peranan yang penting karena fungsi dari puskesmas adalah mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Visi Puskesmas Kebasen yang ditetapkan sejak tahun 2010 adalah Terwujudnya Pelayanan Prima dan Masyarakat Sehat Mandiri dan Berkeadilan Menuju Kecamatan Sehat Tahun 2015. Untuk mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi yang antara lain :0. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar paripurna yang bermutu, merata, terjangkau, dan berkeadilan kepada seluruh lapisan masyarakat.0. Meningkatkan kinerja dan kompetensi sumber daya manusia.0. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai.0. Mendorong peran serta dan kemandirian perorangan, keluarga, dan masyarakat untuk hidup sehat.0. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat kepada seluruh lapisan masyarakat.0. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak terkait dengan kesehatan.0. Meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan puskesmasMenuju terlaksananya visi dan misi tersebut perlu dilakukan analisis situasi kesehatan khususnya di Puskesmas Kebasen sebagai puskesmas rawat inap satu-satunya di wilayah Kebasen dan sekitarnya. Disamping letaknya sangat strategis, dukungan lintas sektoral dan dukungan wilayah sekitar Kebasen menjadikan pengembangan Puskesmas Kebasen diharapkan mampu melaksanakan misi tersebut dan menjadi kebangggaan bagi masyarakat Kebasen dan sekitarnya dibidang kesehatan.Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat, dalam pelaksanaan kegiatannya dijalankan dalam bentuk 6 program pokok Puskesmas. Namun pada umumnya program pokok Puskesmas ini belum dapat dilaksanakan secara optimal. Adanya keterbatasan dan hambatan baik di Puskesmas maupun masyarakat dalam pelaksanaan program pokok Puskesmas maka untuk mengatasinya harus berdasarkan skala prioritas sesuai permasalahan yang ada, dengan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Dalam tatanan Otonomi Daerah di bidang Kesehatan, Sistim Informasi Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat penting artinya bagi suatu wilayah itu sendiri misalnya di Kecamatan Rawalo, yaitu sebagai sarana penyedia indikator-indikator yang menunjukkan tercapai atau tidaknya kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.Salah satu hal yang menjadi masalah di puskesmas Kebasen adalah program perbaikan gizi. Program perbaikan gizi memiliki tujuan memperbaiki gizi masyarakat. Masyarakat yang dimaksud adalah golongan ibu hamil dan balita. Ibu hamil dan balita merupakan kelompok masyarakat rentan yang dapat mencerminkan kesehatan sebuah negara.Permasalahan yang muncul pada bagian kesehatan ibu dan anak adalah bayi mendapat ASI eksklusif. Berdasarkan masalah di atas maka perlu dianalisa ulang mengenai kekurangan dalam pelaksanaan program-program puskesmas terutama program promosis kesehatan mengenai bayi yang mendapat ASI eksklusif di Puskesmas Kebasen. Kami melakukan pengkajian lebih mendalam mengenai masalah ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Kebasen mengingat bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk tumbuh kembang bayi sebagai upaya pemberian sumber nutrisi awal pada bayi usia 0-6 bulan.

B. TUJUAN PENULISAN0. Tujuan UmumMampu menganalisa masalah kesehatan dan berbagai metode pemecahan masalah kesehatan.0. Tujuan Khusus0. Mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah Kecamatan Kebasen.0. Mengenal dan mengetahui gambaran umum Puskesmas Kebasen sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.0. Mengetahui secara umum program dan cakupan program Puskesmas Kebasen.0. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program-program kesehatan di Puskesmas Kebasen. Kabupaten Banyumas.0. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program-program Puskesmas Kebasen.C. MANFAAT PENULISAN1. Sebagai bahan wacana bagi Puskesmas untuk memperbaiki kekurangan yang mungkin masih ada dalam 6 program pokok Puskesmas Kebasen.1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas untuk melakukan evaluasi dalam kinerja Puskesmas.1. Sebagai bahan untuk perbaikan Puskesmas kearah yang lebih baik guna mengoptimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya.1. Sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan yang masih dimiliki oleh Puskesmas.

1. ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KEBASEN1. Keadaan GeografisPuskesmas Kebasen merupakan salah satu bagian wilayah kabupaten Banyumas dengan luas 54 km2. Kecamatan Kebasen terdiri dari 12 desa yang terletak di bagian selatan Kabupaten Banyumas dengan batas-batas sebagai berikut :- Sebelah Timur: Kecamatan Banyumas - sebelah Barat: Kecamatan Rawalo- Sebelah Utara: Kecamatan Patikraja- Sebelah Selatan: Kabupaten CilacapKecamatan Kebasen dengan luas daerah 5399,51 Ha (5400 Km2) yang terdiri dari :- Tanah Sawah: 1.049,60 Ha (19,43 % )- Tanah Pekarangan/ Bangunan: 1.542,33 Ha (28,56 % )- Tanah Tegal/ Kebun: 1.041,66 Ha (19,29 % )- Tanah Kebasen: 10,800 Ha (0,20 % )- Tanah Hutan Negara: 916,000 Ha (16,96 %)- Tanah Perkebunan Rakyat: 565,100 Ha (10.44 %) - Lain- lain: 274,025 Ha (5,09 %) 2. Keadaan Demografi1. Pertumbuhan Penduduk.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kecamatan Kebasen tahun 2011, jumlah penduduk Kecamatan Kebasen adalah 58.975 jiwa terdiri dari 28.223 jiwa laki-laki dan 27.752 jiwa perempuan yang tergabung dalam 15.670 rumah tangga/KK. Jumlah penduduk terbanyak tahun 2011 adalah penduduk desa Cindaga yaitu sebanyak 9527 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah ada di desa Tumiyang sebanyak 1222 jiwa. Kepadatan penduduk Kecamatan Kebasen pada tahun 2011 adalah 1037 jiwa/km2, kepadatan tertinggi ada di desa Cindaga dengan tingkat kepadatan sebesar 1944/km2.

2. Jumlah penduduk menurut golongan umur.Jumlah penduduk menurut golongan umur di Kecamatan Kebasen tahun 2011 dapat dilihat pada tabel :

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan UmurNoKelompok Umur (Th )Jumlah Penduduk

Laki-lakiPerempuanLaki-laki + Perempuan

123456789101112131415160 45 910 1415 1920 2425 2930 3435 3940 4445 4950 5455 5960 6465 6970 7475+2.6112.7122.9062.2521.6631.9652.1032.1432.0941.9181.6101.4088787515077022.5132.5412.7211.9231.5862.0622.1862.2122.1361.9801.6321.1918727826447715.1245.2535.6274.1753.2494.0274.2894.3554.2303.8983.2422.5991.7501.5331.1511.473

Jumlah28.22327.75255.957

Sumber : Data Sekunder Puskesmas Kebasen Tahun 2011

Apabila dilihat jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, maka dapat dinyatakan bahwa penduduk berumur 10-14 tahun adalah kelompok umur terbanyak yaitu sebesar 5.627 jiwa (10,06%) sehingga penduduk Kecamatan Kebasen tergolong pada penduduk usia remaja sedangkan jumlah penduduk berumur 70-74 tahun adalah kelompok umur yang paling sedikit yaitu sebesar 1.151 jiwa (2,06 %).3. Tingkat Pendidikan Tabel 2.2. Jenis Pendidikan menurut Jenis KelaminNoJenis PendidikanJenis KelaminJumlah

Laki-lakiPerempuan

1Tidak/Belum Tamat SD/MI7.8067.86615.672

2Tamat SD/MI9.96010.19720.157

3SLTP/Sederajat3.4812.8366.317

4SLTA/Sederajat1.9971.4323.429

5Diploma III392311703

6Universitas248158406

Jumlah238842280046684

4. Pencapaian Program Kesehatan1. Derajat Kesehatan MasyarakatPembangunan kesehatan di Kabupaten Banyumas diarahkan pada rendahnya derajat kesehatan, status gizi, dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, pembangunan kesehatan diarahkan dalam upaya perbaikan kesehatan masyarakat melalui perbaikan gizi, kebersihan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, penyediaan air bersih serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan dasar diharapkan dapat memberikan pelayanan secara tepat dan cepat agar masalah kesehatan masyarakat dapat teratasi. Keberhasilan pelayanan kesehatan dapat dilihat dari indikator derajat kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010, meliputi kejadian kematian (mortalitas), kesakitan (morbiditas), dan status gizi masyarakat.Berikut ini adalah pencapaian beberapa program Puskesmas Kebasen periode tahun 2011 :a. Mortalitas1) Angka Kematian BayiKelahiran hidup di Kecamatan Kebasen pada tahun 2010 menurut Profil Kesehatan Puskesmas Kebasen adalah 1032 dengan jumlah bayi mati sebanyak 1 bayi. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kecamatan Kebasen sekitar 1 per 1000 kelahiran hidup, sehingga AKB dilaporkan 1,0 pada tahun 2010, sedangkan AKB tahun 2009 sebesar 0,9. Peningkatan AKB ini terjadi karena terjadi penurunan jumlah kelahiran hidup pada tahun 2010 sebanyak 1032 lahir hidup sedangkan tahun 2009 sebanyak 1054 lahir hidup. Angka Kematian Bayi menurut Indikator Indonesia Sehat (IIS) 2010 yaitu 40 per 1000 kelahiran hidup, hal ini berarti AKB di Kecamatan Kebasen lebih rendah.2) Angka Kematian IbuAngka Kematian Ibu (AKI) di Kecamatan Kebasen pada tahun 2010 berdasarkan Profil Kesehatan Puskesmas Kebasen adalah 0 orang. Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2010 sebesar 0 per 100.000 kelahiran hidup.Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan IIS 2010 sebesar 150 per 100.000 kelahiran hidup.

b. Morbiditas1) Penyakit MalariaTahun 2010 di Kecamatan Kebasen terjadi kasus malaria positif sebanyak 5 kasus atau Angka Kesakitan Malaria sebesar 0,085 % per 1000 penduduk. Tahun 2009 terjadi kasus sebanyak 11 kasus atau Angka Kesakitan Malaria sebesar 0,189 per 1000 penduduk. Dengan demikian terjadi penurunan kasus pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009.Daerah endemis di Kecamatan Kebasen adalah Desa Kalisalak.2) TB ParuKasus baru TB Paru BTA positif tahun 2010 di Kecamatan Kebasen sebanyak 28 kasus dengan perkiraan jumlah kasus BTA positif sebanyak 63 kasus. Berdasarkan data tersebut maka angka penemuan penderita TB paru BTA positif di Kebasen tahun 2010 sebesar 44,44%. Kasus baru TB Paru BTA positif tahun 2009 sebanyak 24 kasus dengan perkiraan jumlah kasus BTA positif sebanyak 65 kasus, maka angka penemuan penderita TB paru BTA positif tahun 2009 sebesar 36,92%. Angka tersebut belum mencapai target Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan Jawa Tengah tahun 2010 yakni 70 %.3) DiareBerdasarkan data per Juni tahun 2011 angka kejadian penyakit diare merupakan masalah yang utama untuk di selesaikan, hal ini sesuai dengan jumlah angka kejadian diare sebanyak 1338 kasus dan 342 orang diantaranya adalah balita. Jumlah penderita diare selalu ada dan memiliki jumlah yang signifikan pada setiap tahun.4) Demam Berdarah Dengue (DBD)Jumlah kasus DBD di Kecamatan Kebasen pada tahun 2010 sebanyak 13 kasus dengan morbiditas DBD sebesar 22,24 per 100.000. Jumlah kasus DBD tahun 2010 ini belum sesuai dengan target yang diharapkan oleh Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan Jawa Tengah tahun 2010 yakni < 20 per 100.000.5) Penyakit Tidak MenularKasus Penyakit Tidak Menular (KTM) di Kecamatan Kebasen tahun 2009 dan 2010 berdasarkan Profil Kesehatan Puskesmas Kebasen 2010 disajikan dalam table berikut: Tabel 2.3. Data Penyakit Tidak Menular tahun 2009 dan 2010NoNama Penyakit Tidak Menular20092010

1Diabetes mellitus(DM)91121

2Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJP)461017

3Asma bronkial379170

4Kecelakaan lalu lintas4019

Berdasarkan tabel 2.3., maka kasus DM dan PJP pada tahun 2010 mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2009.

6) Status GiziBerdasarkan profil kesehatan Puskesmas Kebasen tahun 2010, jumlah bayi di Kecamatan Kebasen sebanyak 1221 bayi dan balita sebanyak 3804.Bayi yang mendapat vitamin A sebanyak 1221 bayi (100%) dan balita yang mendapat dua kali vitamin A sebanyak 3804 (100%) balita. Jumlah tersebut telah memenuhi target standar pelayanan minimal propinsi Jawa Tengah tahun 2010 yaitu persentase bayi yang mendapat vitamin A satu kali pertahun sebesar 95% dan balita yang mendapat vitamin A dua kali pertahun sebesar 95%.Balita Bawah Garis Merah (BGM) tahun 2010 sebanyak 21 (0,55) balita. Jumlah ini telah mencapai target standar pelayanan minimal propinsi Jawa Tengah tahun 2010 yaitu kurang dari 15 %. Cakupan BGM yang mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) berjumlah 21 (100%) balita dan telah sesuai target. Tingkat partisipasi masyarakat untuk menimbang balita tahun 2010 sebesar 74,17 %, sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 69,45%. Angka tersebut belum mencapai target standar pelayanan minimal 2010 sebesar 80 %.

B. Perilaku MasyarakatPerilaku masyarakat merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Pendidikan dan pengetahuan mengenai kesehatan harus ditanamkan agar terjadi perubahan menjadi perilaku sehat. Terjadinya perilaku sehat membutuhkan waktu yang lama, oleh sebab itu program KIA seharusnya lebih merupakan prioritas dalam setiap pengambilan kebijakan pelayanan kesehatan. Perilaku yang sehat mendorong masyarakat untuk berperan aktif menuju masyarakat yang sehat, sehingga akan tercapai penurunan angka kematian bayi. Pencapaian program perilaku masyarakat khususnya program KIA pada Puskesmas Kebasen adalah sebagai berikut:a. K1 : 96,99% Target: 95% b. K4: 91,35%Target: 95%c. Resti nakes : 10,59% Target: 20%d. DRT masyarakat: 8,2 %Target: 12%e. Persalinan nakes: 94,41%Target: 90%f. Pemberian ASI ekslusif : 49,4%Target: 80%

C. Kesehatan LingkunganLingkungan merupakan hal yang penting bagi kesehatan. Jalur penyakit dapat diputus melalui lingkungan yang sehat. Wilayah Puskesmas Kebasen merupakan wilayah pegunungan dan daerah tinggi sehingga mempunyai hal khusus dalam pola penyakit. Pencapaian program kesehatan lingkungan pada Puskesmas Kebasen adalah sebagai berikut: Inspeksi sanitasi:a. Rumah sehat : 47,51%Target: 65%b. Sarana air bersih: 79,13%Target: 80%c. Jamban keluarga: 55,61%Target: 88%d. SPAL : 40,58 %Target: 85%

D. Pelayanan Kesehatan1. Sarana Kesehatan DasarJumlah sarana kesehatan dasar di wilayah Puskesmas Kebasen pada tahun 2011 sejumlah 34 sarana kesehatan dasar, baik itu milik pemerintah maupun swasta.Adapun sarana kesehatan dasar yang ada adalah sebagai berikut:1. Puskesmas: 11. Puskesmas pembantu: 11. Puskesmas keliling roda 4: 21. Polindes: 81. Balai pengobatan atau klinik : 31. Toko obat : 11. Praktek dokter perorangan : 11. Pelayanan PersalinanPerkiraan persalinan di wilayah Puskesmas Kebasen pada tahun 2011 berjumlah 1.079 adapun persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan berjumlah 1.055 persalinan atau sebesar 97,78%. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan apabila tercapai sesuai target, maka kematian ibu diharapkan semakin menurun.1. Bayi yang Telah DiimunisasiJumlah bayi di wilayah Puskesmas Kebasen menurut data petugas Immunisasi adalah 1.031 bayi, sedangkan jumlah bayi yang diimmunisasi adalah sebagai berikut :0. Immunisasi DPT I+HB1Bayi yang diimunisasi DPT I sebanyak 1.106 bayi atau sebesar 107,27%.0. Immunisasi campakBayi yang diimunisasi campak sebanyak 1120 bayi atau 108,63% (immunisasi lengkap).1. Peserta KB Terhadap PUS Jumlah PUS di wilayah Puskesmas Kebasen pada tahun 2011 sebanyak 12.035 PUS, jumlah peserta KB baru mencapai 1.791 orang. Sedangkan jumlah peserta KB aktif sejimlah 8.911 orang.

1. ANALISIS SWOTAnalisis penyebab masalah dilakukan berdasarkan pendekatan sistem sehingga dilihat apakah output (skor pencapaian suatu indikator kinerja) mengalami masalah atau tidak. Apabila ternyata bermasalah, penyebab masalah tersebut dapat kita analisis dari input dan proses kegiatan tersebut. Input mencakup indikator yaitu man (sumber daya manusia), money (sumber dana), method (cara pelaksanaan suatu kegiatan), material (perlengkapan), minute (waktu) dan market (sasaran). Proses menjelaskan fungsi manajemen yang meliputi tiga indikator yaitu: P1 (perencanaan), P2 (penyelenggaraan) dan P3 (pengawasan, pemantauan, dan penilaian).Lingkungan adalah segala sesuatu ataupun kondisi di sekitar ruang lingkup kehidupan manusia atau individu atau organisme yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme tersebut, di antaranya adalah: 1. Lingkungan fisik: Lingkungan alamiah disekitar manusia (fisik, kimiawi, biologik)2. Lingkungan non fisik: Lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antar manusia (lingkungan sosial budaya).a. Analisis inputBerikut ini data jumlah tenaga medis, paramedis dan non-medis yang bekerja di Puskesmas Kebasen pada tahun 2010. NONAMANIPPANGKATJABATAN

GOLTMT

1dr. Purwanto19660223 200212 1 002III C01/10/2006Ka. Puskesmas

2dr. Srie Astuti H 19781129 200903 2 002III B01/03/2009Dokter Umum

3drg. Andi Nugroho 19821802 201001 1 019III B01/04/2010Dokter Gigi

4Djuwedah 19560707 1982 09 2 001III D01/04/2007Bidan Puskesmas

5Nastiti19631118 198412 2 004III D01/04/2007Bidan Puskesmas

6Nani Nurrohmah19691215 199003 2 006III B01/04/2008Bidan Puskesmas

7Retno Wiyati19720920 1992 03 2 003III B01/10/2009Bidan Puskesmas

8Rusmiasih19751222 2007 01 2 004II A01/01/2009Bidan Puskesmas

9Tarsem19731119 200604 2 006II A01/04/2008Bides Cindaga

10Rasmiyah19660114 198803 2 007III B01/04/2009Bides Karangsari

11Sumariyam19750522 200604 2 009II C01/04/2008Bides Randegan

12Iki Kurniasih19750904 200604 2 013II A01/04/2008Bides Adisana

13Khusnul Khotimah19760222 200701 2 006II A01/01/2009Bides Kaliwedi

14Herni Cahyati19760330 200701 2 007II A01/01/2009Bides Kalisalak

15Suntari19770427 200701 2 009II A01/01/2009Bides Sawangan

16Siskanita Nur F19861012 200903 2 006II C01/03/2009Bides Bangsa

17Ernita Ika R11404710823 -01/04/2007Bides Kebasen

18Ating Restu Julian11404711051 -26/09/2009Bides Cindaga

19Nofi Dian Sundari1140474636 -16/11/2009Bides Gambarsari

20Fitianti 1140481742416/11/2009Bides Kalisalak

21Erna Wati1140481739216/11/2009Bides Tumiyang

22Erly Kusuma Dewi1140481739716/11/2009Bides Mandirancan

23Iga PrasetyawatiHonor02/01/2005Perawat

24Eko Yuli Setiono Honor02/01/2005Perawat

25Wiji AstutiHonor01/08/2005Perawat

26Budiyanto19750313 200604 1 008II A01/04/2008Perawat

27Basiroh500168209II C01/01/2007Perawat

28Juwariyah19771216 200701 2007II C01/01/2007Perawat

29Supriyanti500168207II C01/01/2007Perawat

30Arif Puji Ryanto500165590II C01/01/2007Perawat

31Lisdinawati V L196211771981032001III C01/04/2008Perawat Gigi

32Suratmin19650110 198811 1 001III B01/10/2008Pel. Sanitasi Lanj

33Wakhtum, S. Sos19670603 198903 1 009III B01/10/2008Pel. Laborat

34Juni Hendratati19690604 199203 2 007III A01/04/2007Pel. Gizi

35Naryanto19710912 199303 1 005III A01/04/2009Pel. TU

36Ruswati19540502 197505 2 001II D01/04/2000Staff

37Ani Kustitah19630618 198703 2 010II C01/04/2006Bend. Penerimaan

38Triyanto19680410 199103 1 011II B01/04/2007Bend. Barang

39Saheri19550102 197410 1 001II A01/04/1991Pembantu Umum

40Suprihastuti19620321 200801 2 001II A01/01/2008Bend. Pengeluaran

41Eri Kustianti19720112 200801 2006II A01/01/2008Pengelola Obat

42Suripah500168212I C01/01/2007Pembantu Umum

43SukarwiHonor01/07/1985Pembantu Umum

44KaryotoHonor01/10/2009Pembantu Umum

Sumber : profil Puskesmas Kebasen 2009

Kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah, termasuk masalah lingkungan (alamiah maupun buatan), sosial budaya, perilaku penduduk, genetika, dan sebagainya. Sampai saat ini, teori tentang derajat kesehatan masyarakat (psychosociosomatic health well being) yang masih relevan adalah teori menurut Hendrik L.Blum (1972). Menurut H. L. Blum, derajat kesehatan masyarakat merupakan hasil dari empat faktor, yaitu lingkungan; perilaku dihubungkan dengan ecological balance; keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya; serta health care service yang berupa program kesehatan yang bersifat preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dari keempat faktor tersebut, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. 1. Lingkungan (environment)Menurut H L Blum, lingkungan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:a. lingkungan alami b. lingkungan non-alami atau buatanUpaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu melalui kegiatan yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Pelaksanaannya bersama-sama dengan masyarakat, diharapkan secara epidemiologi akan mampu memberikan kontribusi yang bermakna terhadap kesehatan masyarakat.Namun demikian pada umumnya yang menjadikan permasalahan utama adalah masih rendahnya jangkauan program. Hal ini lebih banyak diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain dan, otonomi, dan lain-lain. Sedangkan permasalahan utama yang dihadapi masyarakat adalah akses terhadap kualitas lingkungan yang masih sangat rendah. a. Lingkungan AlamiLingkungan alam yang berkaitan dengan lingkungan daerah Kebasen yaitu wilayah kerja Puskesmas Kebasen yang sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan kondisinya cenderung dingin dan lembab terutama pada musim hujan dan kering pada musim kemarau. Sebagian besar warga Kebasen bermata pencaharian sebagai petani sehingga memungkinkan mereka mudah terkena penyakit, mulai dari penyakit kulit karena air sawah sampai penyakit saluran pernafasan karena debu yang berasal dari debu padi saat memanen. Keadaan lingkungan seperti inilah yang menurut HL Blum berpengaruh terhadap munculnya berbagai macam jenis penyakit yang berdampak pada kondisi derajat kesehatan masyarakat. b. Lingkungan BuatanLingkungan buatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kebasen secara umum yaitu letak rumah antar keluarga banyak yang berdekatan. Desain rumah tempat tinggal sebagian besar masyarakat belum mempunyai ventilasi yang cukup, jamban dan sumur juga terletak berdekatan, bahkan ada sebagian yang memelihara unggas bergandengan dengan rumah. Selain itu juga dapat dilihat kondisi tempat tidur, keadaan dapur atau tempat memasak, dan dinding. Beberapa aspek yang dapat dilihat dari lingkungan luar rumah antara lain keadaan halaman rumah, tempat pembuangan sampah akhir, dan juga pengolahan sampah rumah tangga. Halaman rumah sebagian besar masyarakat berdebu dan akhirnya dapat menimbulkan polusi udara. Semua hal tersebut di atas akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. 2. Perilaku (behavior)Perilaku mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Diperlukan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku masyarakat yang bertentangan dengan norma hidup sehat. Perilaku masyarakat tersebut biasanya bersifat lokal spesifik, terjadi pada golongan, ras atau daerah tertentu, dipengaruhi oleh lingkungan alam, serta sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya. Perilaku tersebut harus digali secara mendalam penyebabnya agar dalam penanggulangannya masyarakat dapat dilibatkan secara aktif. Perilaku masyarakat dilihat dari cara pandang pentingnya arti kesehatan. Perilaku yang mendukung pentingnya kesehatan antara lain adalah kebiasaan dan pola makan, gaya hidup, pengambilan keputusan dalam mencari pelayanan kesehatan, dan juga kesadaran diri terhadap kebersihan lingkungan mereka. Keputusan untuk menyelesaikan masalah juga harus dilihat dalam sebab-sebab perilaku tersebut.a. Perilaku dan pola Kebiasan Makanan Perilaku dan pola kebiasaan makan ini meliputi beberapa hal, yang dapat dilihat antara lain frekuensi atau rutinitas makan setiap harinya, dengan gizi yang terpenuhi atau tidak, kebiasaan jajan atau snack, kebiasaan mengkonsumsi fast food, makan makanan yang terbuka, dan juga kebiasaan makan bersama dalam satu piring juga ikut berpengaruh dalam berkembangnya suatu penyakit.b. Gaya HidupGaya hidup masyarakat mencakup kebiasaan merokok, waktu istirahat yang cukup, kebiasaan begadang, kebiasaan menggunakan MCK sebagai tempat BAK dan BAB, kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan atau pun BAK BAB, kebiasaan merokok.c. Budaya dan adat istiadatMasyarakat sekitar Puskesmas Kebasen sebagian besar berasal dari suku Jawa, yang mempunyai kebiasaan sepitan atau khitan atau sirkumsisi, kebiasaan makan dengan menggunakan tangan, rutinitas ronda malam dengan diselingi merokok yang biasanya adalah rokok sigeret yang notabene tanpa filter yang lebih berpengaruh terhadap kesehatan perokoknya.

d. Pengambilan keputusan dalam mencari pelayanan kesehatanMasyarakat yang menderita suatu penyakit ada yang lebih memilih mengobati sendiri dengan meracik sendiri menggunakan tanaman obat, atau membeli obat-obat racikan yang dijual bebas di warung-warung di dekat rumah mereka, ada juga yang memilih mengobati dengan memanfaatkan jasa dukun, bidan, perawat, dokter ataupun dokter spesialis.e. Perilaku masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggalsPerilaku ini meliputi diantaranya adalah bagaimana membuang dan mengolah sampah rumah tangga mereka, ditimbun atau dibuang begitu saja, atau dikumpulkan untuk kemudian dibakar, juga bagaimana mereka memasak di dapur, menggunakan kompor minyak, kompor gas, atau pun tungku.Dari semua faktor perilaku yang disebutkan di atas, faktor yang paling berpengaruh terhadap keadaan kesehatan masyarakat sekitar puskesmas Kebasen, terutama desa Karangsari adalah faktor gaya hidup dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. Daerah Karangsari merupakan daerah pemukiman yang terletak di pegunungan sehingga jarak dengan layanan kesehatan cukup jauh dan harus melewati medan yang cukup sulit. 3. Pelayanan kesehatan (health service) Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang perorang, tapi juga oleh keluarga, kelompok, dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. 4. Keturunan (heredity) dan KependudukanFaktor keturunan merupakan salah satu faktor yang menentukan jenis penyakit yang diderita oleh individu dan bahkan dapat menjadi suatu permasalahan di suatu wilayah. Penyakit yang biasanya diturunkan diantaranya adalah Diabetes Mellitus, hipertensi, penyakit jantung koroner yang saat ini menjadi kasus tertinggi baik di Indonesia maupun dunia. Keturunan memegang peranan penting dalam masalah-masalah penyakit tersebut di atas.Dari hasil data sekunder, diperoleh hasil bahwa sebagian besar penyakit yang diderita oleh pengunjung Puskesmas Kebasen merupakan menular dan bukan penyakit yang diturunkan. Antara lain penyakit malaria, TBC, diare, infeksi kulit, dan beberapa penyakit lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor keturunan tidaklah besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat di sekitar Puskesmas Kebasen, tidak seperti pengaruh faktor perilaku dan faktor lingkungan yang telah dijelaskan di atas.Dari permasalahan yang ada pada program kerja Puskesmas Kebasen, kami melakukan pengkajian lebih mendalam mengenai masalah Diare di wilayah kerja Puskesmas Kebasen, hal ini mengingat bahwa Diare merupakan salah satu penyakit yang gawat apabila tidak ditangani dengan benar.

E. TUJUAN PENULISAN1. Tujuan UmumMengetahui, menganalisis, dan memberi metode pemecahan prioritas masalah dari 6 program pokok Puskesmas Kebasen.

2. Tujuan Khususf. Mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah Kecamatan Kebasen.g. Mengenal dan mengetahui gambaran umum Puskesmas Kebasen sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.h. Mengetahui secara umum program dan cakupan program Puskesmas Kebasen.i. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program-program kesehatan di Puskesmas Kebasen Kabupaten Banyumas.j. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program-program Puskesmas Kebasen.k. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas masalah pada program-program kesehatan di Puskesmas Kebasen Kabupaten Banyumas.

F. MANFAAT PENULISANd. Sebagai bahan wacana bagi Puskesmas untuk memperbaiki kekurangan yang mungkin masih ada dalam 6 program pokok Puskesmas Kebasen.e. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas untuk melakukan evaluasi dalam kinerja Puskesmas.f. Sebagai bahan untuk perbaikan Puskesmas kearah yang lebih baik guna mengoptimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya.g. Sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan yang masih dimiliki oleh Puskesmas.