bab 1

5
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hemodialisis merupakan tindakan yang dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan beberapa kondisi, seperti ensepalopati uremik, perikarditis, asidosis yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan lainya, gagal jantung, dan hiperkalemia. Pada klien GGK, tindakan hemodialisis dapat menurunkan risiko kerusakan organ organ vital lainnya akibat akumulasi zat toksik dalam sirkulasi, tetapi tindakan hemodialisis tidak menyembuhkan atau mengembalikan fungsi ginjal secara permanen. Klien ggk biasanya harus menjalani terapi dialisis sepanjang hidupnya (biasanya tiga kali seminggu selama paling sedikit 3 atau 4 jam perkali terapi) yang bisa menimbulkan kejenuhan bagi pendertitanya atau sampai mendapat ginjal baru melalui transplantasi. (Arief muttaqin, kumala sari 2011). Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup tergantung pada cuci darah (hemodialisis). Di indonesia berdasarkan Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, pasien gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang persatu juta penduduk, 60% nya adalah usia dewasa dan lanjut usia. Menurut Depkes RI 2009, pada peringatan hari 1

Upload: vino-ge-baskoro

Post on 25-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1Latar BelakangHemodialisis merupakan tindakan yang dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan beberapa kondisi, seperti ensepalopati uremik, perikarditis, asidosis yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan lainya, gagal jantung, dan hiperkalemia. Pada klien GGK, tindakan hemodialisis dapat menurunkan risiko kerusakan organ organ vital lainnya akibat akumulasi zat toksik dalam sirkulasi, tetapi tindakan hemodialisis tidak menyembuhkan atau mengembalikan fungsi ginjal secara permanen. Klien ggk biasanya harus menjalani terapi dialisis sepanjang hidupnya (biasanya tiga kali seminggu selama paling sedikit 3 atau 4 jam perkali terapi) yang bisa menimbulkan kejenuhan bagi pendertitanya atau sampai mendapat ginjal baru melalui transplantasi. (Arief muttaqin, kumala sari 2011).Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup tergantung pada cuci darah (hemodialisis). Di indonesia berdasarkan Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, pasien gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang persatu juta penduduk, 60% nya adalah usia dewasa dan lanjut usia. Menurut Depkes RI 2009, pada peringatan hari ginjal sedunia mengatakan hingga saat ini di tanah air terdapat sekitar 70 ribu orang pasien yang memerlukan penanganan terapi cuci darah. Sayang hanya 7000 pasien gagalginjal kronik atau 10% yang dapat melakukan cuci darah yang dibiayai program Gakin dan Askeskin. (admin, 2012).Pengobatan gagal ginjal stadium akhir telah mengalami perubahan dengan pengembangan teknik teknik dialisis dan transplantasi ginjal selama 35 tahun terakhir ini. Dahulu pasien sudah ditakdirkan meninggal apabila semua metode pengobatan konservatif gagal. Sekarang, hidup mereka dapat diperpanjang dengan dialisis atau tranplantasi ginjal. Dialisis dapat digunakan untuk mempertahankan penderita dalam keaadaan klinis yang optimal sampai tersedia donor ginjal. (price & wilson, 1995)Cuci darah (Hemodialisa, sering disingkat HD) adalah salah satu terapi pada pasien dengan gagal ginjal yang dimana dalam hal ini fungsi pencucian darah yang seharusnya dilakukan oleh ginjal diganti dengan mesin. Dengan mesin ini pasien tidak perlu lagi melakukan cangkok ginjal, pasien hanya perlu melakukan cuci darah secara periodik dengan jarak waktu tergantung dari keparahan dari kegagalan fungsi ginjal.Menurut PERNEFRI (2003) waktu atau lamanya hemodialisa disesuaikan dengan kebutuhan individu. Tiap hemodialisa dilakukan 45 jam dengan frekuensi 2 kali seminggu. Hemodialisa idealnya dilakukan 1015 jam/minggu dengan QB 200300 mL/menit. Sedangkan menurut Corwin (2000) hemodialisa memerlukan waktu 35 jam dan dilakukan 3 kali seminggu. Pada akhir interval 23 hari diantara hemodialisa, keseimbangan garam, air, dan pH sudah tidak normal lagi.(b11nk, 2009)Dengan dilakukan terapi hemodialisis yang berkelanjutan diharapkan pada pasien yang mengalami hemodialisa bisa hidup lebih lama dan tidak mengalami kerusakan organ organ yang diakibatkan dari akumulasi zat toksik dalam darah maka dari itu untuk pasien yang mengalami kejenuhan selama mengikuti terapi hemodialisis diharapkan pasien tidak mengalami kejenuhan dengan cara cara yang dilakukan oleh perawat ruang hemodialsa serta dilengkapinya fasilitas ruangan yang bisa mencegah terjadinya kejenuhan serta adanya dorong aatau motivasi dari keluarga penderita yang mendampingi pasien selama proses hemodialisis berjalan.Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian gambaran tingkat kejenuhan pasien dengan frekuensi terapi hemodialisa Di Ruang Hemodialisa RSUD Blambangan Banyuwangi tahun 2013.

1.2Rumusan MasalahBagaimanakah gambaran tingkat kejenuhan pasien terhadap frekuensi terapi hemodialisa diruang hemodialisa rsud blambagan tahun 2013

1.3Tujuan Penelitian1.3.1Tujuan UmumMengetahui gambaran tingkat kejenuhan pasien dengan frekuensi terapi hemodialisa di rsud blambangan tahun 2013

1.4Manfaat Penelitian1.4.1Bagi penelitiDari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pembelajaran menegenai tingkat kejenuhan yang dialami pasien hemodialisa selama mengikuti jadwal terapinya.1.4.2Bagi Profesi KeperawatanDiharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan implementasi keperawatan yang akan dilakukan mengenai kejenuhan pasien dengan lama terapi hemodialisa.1.4.3Bagi InstitusiHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan atau literatur pada pendidik yang terkait dengan pendidikan keperawatan medikal bedah tentang gambaran tingkat kejenuhan pasien dengan frekuensi terapi hemodialisa.1.4.4Bagi Peneliti Yang Akan DatangHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman atau panduan penelitian berikutnya.

1.4.5 Bagi RespondenHasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan informasi masyarakat tentang tingkat kejenuhan yang dialami pasien yang menjalani terapi hemodialisis.

2