bab 1

58
BAB 1 ORGANISASI, PERILAKU ORGANISASI SOSIAL 1. A. Pendahuluan Manusia sebagai mahluk hidup sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah – masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu, antar individu dan kelompok, atau interaksi antar kelompok akan dapat diminimalisasi dengan mengetahui prilaku individu dan kelompok yang menjadi lawan dalam berinteraksi. Adapun organisasi sebagai satu kelompok yang mempunyai tujuan tertentu, secara mutlak akan di pengaruhi oleh prilaku – prilaku, baik dari internal organisasi tersebut atau dari pihak eksternal. Ilmu prilaku organisasi telah menjelema sebagi satu cabang ilmu sosial yang memberikan satu tahapan penting dalam menempatkan seseorang menjadi individu yang pantas sebagai seorang menjadi individu yang pantas sebagai seorang leader atau penentu dalam kata laksana organisasi. 1. B. ORGANISASI 1. 1. Definisi organisasi Organisasi berasal kata organ dalam bahasa Yunani yang berate alat. Pengertian organisasi telah banyak di sampaikan para ahli. Dan pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip.

Upload: inggriani

Post on 28-Nov-2015

34 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

BAB 1

ORGANISASI, PERILAKU ORGANISASI SOSIAL

 

1. A.    Pendahuluan

Manusia sebagai mahluk hidup sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu

menemukan masalah – masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar

individu, antar individu dan kelompok, atau interaksi antar kelompok akan dapat

diminimalisasi dengan mengetahui prilaku individu dan kelompok yang menjadi lawan dalam

berinteraksi.

Adapun organisasi sebagai satu kelompok yang mempunyai tujuan tertentu, secara mutlak

akan di pengaruhi oleh prilaku – prilaku, baik dari internal organisasi tersebut atau dari pihak

eksternal. Ilmu prilaku organisasi telah menjelema sebagi satu cabang ilmu sosial yang

memberikan satu tahapan penting dalam menempatkan seseorang menjadi individu yang

pantas sebagai seorang menjadi individu yang pantas sebagai seorang leader atau penentu

dalam kata laksana organisasi.

 

1. B.     ORGANISASI

1. 1.      Definisi organisasi

Organisasi berasal kata organ dalam bahasa Yunani yang berate alat. Pengertian organisasi

telah banyak di sampaikan para ahli. Dan pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip.

Sebagai bahan perbandingan, berikut ini adalah sebagai pendapat mereka.

1. Cheser I. Brnard (1938), dalam bukunya “ The Exsekutive Functions”,

mengemukakan bahwa “Organisasi adalah system kerja sama antara dua orang tua

atau lebih” ( organization as a system of cooveratives of two more persons)

2. Menurut Dimock, “Organization is the syistematic bringing together of interdependen

part to form a unified whole throught which autorit, coordination and control may

exercised  to achive a given purpose”  ( Organisasi adalah perpaduan secara

Page 2: Bab 1

sistematis bagian – bagian yang saling bergantungan / berkaitan untuk membentuk

suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi , dan pengawasan dalam

usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).

Berdsarkan defenisi tersebut ,dapat disimpulkan bahwa kumpulan orang dapat dikatakan

sebagai organisasi jika memenuhi empat unsure pokok (sopia h, 2008) yaitu:

1.         i.            Organisasi itu merupakan system;

2.       ii.            Adanya suatu pola aktivitas;

3.     iii.            Adanya sekelompok orang;

4.     iv.            Adanya tujuan yang telah di tetapkan;

 

2. Ciri – ciri organisasi

Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki 3 unsur dasar, dan secara lebih

terperinci, organisasi memiliki ciri – ciri  sebagai berikut :

a)      Adanya suatu kelompok yang dapat di kenal dan saling mengenal;

b)      Adanya kegiatan yang berbeda – beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (

interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan;

c)      Tiap – tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa  pemikiran, tenaga

dan lain – lain;

d)     Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan;

e)      Adanya tujuan yang ingin dicapai

 

3. Prinsip – prinsip organisasi

Prinsip – prinsip organisasi banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah A.M.

Williams dalam buku “Organization of canandian government administration”  (1965), yang

menyebutkan bahwa prinsip – prinsip organisasi meliputi hal berikut.

Page 3: Bab 1

1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas

Organisasi di bentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dan tidak ada suatu

organisasi pun yang tidak memiliki tujuan.

1. Prinsip skala hierarki

Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu

pimpinan sampai pelaksana, sehingga mempertegas pendelegasian wewenang dan

pertanggung jawaban, dan menunjang efektivitas jalanya organisasi secara keseluruhan.

1. Prinsip kesatuan perintah

Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau tanggung jawab kepada seorang

atasan saja.

1.  Prinsip pendlegasian wewenang

Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya,

sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya.

1. Prinsip pertanggung jawaban

Dalam  menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada

atasan.

1. Prinsip pembagian pekerjaan

Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan.

Agar kegiatan tersebut  berjalan optimal, dilakukan pembagian tugas / pekerjaan yang

didasarkan pada kemampuan dan keahlian dari masing – masing pegawai.

1. Prinsip rentang pengendalian

Arinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu

dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi.

Semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin

kompleks rentang pengendaliannya.

Page 4: Bab 1

1. Prinsip pemisah

Beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain.

1. Prinsip keseimbangan

Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuanorganisai dalam hal ini

dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi

tersebut. Tujuan oranisasi tersebut akan di wujudkan melalui aktivitas / kegiatan yang akan

dilakukan.

1. Prinsip fungsional

Seorang pegawai, dalam suatu organisasi secara fungsional, harus jelas tugas dan

wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, srta tanggung jawab dari pekerjaannya.

1. Prinsip fleksibilitas

Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan

dinamika organisasi sendiri (internal factor ) dank arena adanya pe ngaruh diluar organisasi

(external factor ), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai

tujuannya.

1. Prinsip kepemimpinan

Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan kepemimpinan, atau ddengan kata lain

organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang

digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.

Adapun menurut yayat (2004) organisasi dapat mencapai tujuannya dengan efektifdan efesien

apabila memenuhi beberapa asas pokok yang dapat dijadikan pedoman antara lain:

1)      Perumusan tujuan;

2)      Pembagian tugas pekerjaan;

3)      Pendelegasian kekuasaan;

Page 5: Bab 1

4)      Rentang pengawasan;

5)      Tingkat pengawasan;

6)      Kesatuan perintah dan tanggung jawab;

Tujuan organisasi mempunyai syarat – syarat sebagai berikut:

1)      Specific, mempunyai ciri – ciri jelas mengenai batas – batas tujuan yang akan di capai;

2)      Realistic, sesuai dengan kenyataan;

3)      Moderate risk, untuk mencapai suatu tujuan, terkandung resiko yang tidak terlalu berat;

4)      Challenging, meantang;

5)      Measurable, tujuan harus dapt diukur, misalnya peningkatan volume produk sebesar 25

% dari produk tahun lalu;

6)      Time phased, kurun waktu yang jelas dengan penjadwalan kerja yang cermat;

 

4. Tipologi organisasi

Tipologi organisasi adalah pengelompokan tipe atau jenis – jenis organisasi. Pengelompokan

jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan criteria berikut:

a)      Berdasarkan jumlah hukum yang memegang tapuk pimpinan

1. Bentuk tunggal, yaitu pimpinan organisasi hanya dipegang oleh satu orang.

Kebaikannya adalah segala sesuatu dapat dputuskan dengan cepat sebab pimpinan tidak harus

berunding dengan pihak lain karena ia memegang kekuasaan dan tanggung jawab

sepenuhnya.

 

Page 6: Bab 1

Kekurangannya apabila pimpinan tidak mempunyai pengetahuan yang luas, kurang berani

bertindak, lambat berfikir dan bertindak sehingga kecepatan dan ketegasan bertindak dari

organisasi tidak dapat di capai.

 

1. Bentuk komisi, yaitu pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari

beberapa orang.

Kebaikan :

Adanya pembagian tugas diantara anggota dewan sehingga memungkinkan semua

bidang tugas mendapat perhatian sepenuhnya;

Keputusan – keputusan yang di ambil oleh anggota lebih dari seorang cenderung lebih

tepat dari pada yang hanya berdasarkan pertimbangan satu orang saja;

Adanya kerja sama yang erat untuk mengikul tanggung jawab bersama  mempunyai

peran mendidik diantara angota – anggota dewan itu.

Keburukan :

Keputusan tidak dapat siambil dengan cepat ;

Menghasilkan tindakan pimpinan yang kurang tegas karena keputsan merupakan hasil

pikiran beberapa orang sebagai kesatuan;

Anggota sering berlindung di balik keputusan tersebut untuk menghindarkan

tanggung jawab.

 

b)      Berdasarkan lalu lintas kekuasaan

1)      Berdasarkan lurus / organisasi lini

Kebaikannya, menurut G.R. Tery (1964:389) dalam bukunya the principle of management,

antara lain :

Penyampaian informasi dapat dilakukan dengan cepat;

Memungkinkan terbentuknya manajer terlatih;

Page 7: Bab 1

Keputusannya dapat di ambil cepat;

       Keburukannya :

Penumpikan pekerjaan dtngan seseorng;

Tidak memungkinkan spesialisasi

Anggota manajer sulit diganti;

2)      Bentuk lini dan staf

Untuk mengatasi  kelemahn dan kekurangan, biasanya para manajer mengakat sejumlah ahli

yang disebut staf. Anggota staf adalah anggota yang memiliki hak untuk memberikan bahan –

bahan  pertimbangan atau nasihat kepada pimpinan.

3)      Betuk fungsional

Kelebihan bentuk fungsional adalah manajer menjadi lebih cakap dalam bidang pekerjaanya,

sedangkan kelemahannya, koordinasi menjadi lebih sukar di laksanakan karena saluran

perintah yang menyilang menyebabkan setiap bawahan bertanggung jawab pada lebih dari

satu orang atasan.

 

c)      Berdasarkan sifat hubungan personal

1)      Organisasi formal, yaitu setiap bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih  yang di

atur dan di pola kan secara resmi  dalam rangka mencapai tujuan bersama.

2)      Organisasi informal, yaitu hasil keseluruhan hubungan pribadi yang terjalin antara

individu – individu maupun antar kelompok manusia.

 

d)     Berdasarkan tujuan

Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan

atau ‘profit oriented ‘ dan (2) organisasi sosial yang tujuannyatidak mencari keuntungan atau

‘nonprofit oriented’.

Page 8: Bab 1

 

e)      Berdasarkan sektor sosial

Beberapa jenis organisasi dalam berdasarkan sektor sosial, antara lain (a) organisasi

pendidikan, (b) oranisasi kesehatan, (c) organisasi pertanian dan lain – lain.

f)       Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani (Parson, 1960)

1)      Organisasi produksi

2)      Organisasi yang bertujuan berorientasi pada politik

3)      Organisasi yang bersifat integral

4)      Organisasi pemelihara

g)      Berdasarkan kepatuhan

1)      Organisasi coercive-alienative

2)      Organisasi renumerative-instrumental

3)      Organisasi normative-moral

4)      Organisasi coercive-instrumental

5)      Organisasi renumerative- moral

6)      Organisasi normative- alienative

7)      Organisasi coercive- moral

8)      Organisasi renumeration- alienative

9)      Organisasi normative- instrumental

h)      Berdasarkan pihak yang memakai manfaat

Page 9: Bab 1

1)      Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang manfaatnya diutamakan untuk

dinikmati para anggotanya sendiri

2)      Service organization, yaitu organisasi yang manfatnya diutamakn untuk dinikmati oleh

pelanggan

3)      Business organization, yaitu oerganisasi yang sasaran utamanya adalah mencapai laba.

4)      Commonwealth organization yaitu organisasi yang manfaatnya dapat dinikmati oleh

masyarakat umum.

 

 

1. C.    Pengertian Perilaku Organisasi

Secara sederhana, dalam mempelajari perilaku organisasi tercakup empat unsure (walter,

1972), yaitu sebagai berikut:

1)      Aspek psikologi tindakan manusia itu sendiri sebagai hasil studi psikologi.

2)      Adanya bagian lain yang diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari tindakan

manusia dalam organisasi.

3)      Prilaku organisasi sebagai suatu disiplin, mengakui bahwa individu dipengaruhi oleh

bagaimana organisasi diatur dan siapa yang mengawasi mereka.

4)      Walaupun di sadari adanya keunikan tiap – tiap individu, perilaku organisasi lebih

banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi tercapainya tujuan organisasi secara

keseluruhan.

Perilaku organisasi sering disingkat OB adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak 

perseorangan, kelompok, dan struktur pada prilaku dalam organisasi dengan maksud

menerapkan pengetahuan tentang hal – hal tersebut demi perbaikan efektivitas organisasi.

1. D.    Sejarah Perkembangan ilmu prilak organisasi

Page 10: Bab 1

Setelah perang dunia ke I, focus studi organisasi bergeser pada analisis tentang bagai mana

factor – factor manusia dan spikologi mempengaruhi organisasi. Hal ini adalah transformasi

yang disorong oleh penemuan tentang dampak Hawthorne. Para pakar terkemuka pada tahap

awal ini adalah Chester Barand Henri Fayol, Mary paker Follet, Frederick Herzeberg,

Abraham Maslow, Davic McCelland, dan Victor Vroom.

            Perang dunia ke II mengahasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika

penemuan logistikbesar – besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat baru

terhadap system dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi.

            Pada tahun 1980an penjelasan – penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan

menjadi bagian yang paling penting dari studi ini dengan memanfaatkan pendekatan –

pendekatan dari antaropologi, psikologi, dan sosiologi. Berlanjut pada  zaman abad ke -21,

prilaku organisasi saat ini menjadi bidang studi yang berkembang pesat. Jurusan studi

organisasi ditempatkan dalam sekolah – sekolah bisnis, dan banyak universitas yang juga

mempunyai program spokologi industri dan ekonomi industri.

1. E.     Tingkat Analisis dalam Prilaku Organisasi

1)      Menganalisis prilaku organisasi dalam tingkat individu

2)      Menganalisi perilaku organisasional dari tingkat kelompok

3)      Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat organisasi

4)      Faktor lingkungan

1. F.     Tujuan Memahami Perialaku Organisasi

Setiap disiplin ilmu pasti memiliki tujuan. Begitu juga halnya dengan disiplin ilmu perilaku

organisasi. Menurut Nirman (1996), tujuan memahami perilaku organisasi adalah sebagai

berikut:

1)      Prediksi

2)      Eksplasi

Page 11: Bab 1

3)      Pengendalian

 

1. G.    Keterkaitan Beberapa Disiplin Ilmu terhadap Prilaku Organisasi

Prilaku organisasi merupkan ilmu prilaku terapan yang dibangun dengan dukungan sejumlah

disiplin prilaku antara lain:

1)      Psikolog

Merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan dan kadang – kadang

mengubah prilaku manusia.

2)      Sosiologi

Sosiologi mempelajari hubungan manusia dengan sesamanya.

3)      Psikologi sosial

Suatu bidang dalam psikologi yang memandukan konsep – konsep, baik dari psikologi

maupun sosiologi.

4)      Antropologi

Studi tentang masyarakat untuk mempelajari manusian dan kegiatannya.

5)      Ilmu politik

Konsttribusi para ilmuwan politik signifikan dalam memahami prilaku dalam organisasi.

 

                                                      

 

Page 12: Bab 1

BAB 2

MEMAHAMI INDIVIDU DALAM PERILAKU OEGANISASI

 

1. A.    Pengertian Perilaku Individu

Perilaku didefinisikan sebagai suatu sikap atau tindakan serta segala sesuatu yang dilakukan

manusia dalam kehidupannya sehari-hari.

David A.N., Richard Hackman, dan Edward E.L. dalam bukunya “Managing Organizational

Behaviour”, menjelaskan prinsip-prinsip dasar manusia berperilaku. Perbedaannya sebagai

berikut:

1. Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama

2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda

3. Orang berpikir  tentang masa depan dan membuat pilihan tentang bagaimana

bertindak

4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa

lalu dan kebutuhannya

5. Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang(affective)

6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilakuseseorang

 

1. B.     Kepribadian

1. Mengenal konsep kepribadian

Kepribadian menurut Allport adalah sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan

fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.

Menurut Pervin dan John kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri atas pola-

pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten.

Kepribadian terdiri atas trait dan tipe (type). Trait dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang

menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Sedangkan tipe adalah

Page 13: Bab 1

pengelompokkan bermacam-macam trait. Tipe memiliki tingkat regularity dan generality

yang lebih besardaripada trait.

Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa sumsi, yaitu:

1. Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang

membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:

1. Trait relatif stabil dari waktu ke waktu

2. Trait konsisten dari situasi ke situasi

3. Trait merupakan kecenderungan dasaryang menetap selama kehidupan, namun

karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:

1. Adanya proses adaptif

2. Adanya perbedaan kekuatan

3. Kombinasi dari trait yang ada

Sehubunagn dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, ada empat

pemahaman yang perlu diperhatikan:

1. Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan

kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi kepribadian.

2. Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam memengaruhi

lingkungan, faktor non-genetik paling bertanggung jawab terhadap perbedaan

lingkungan pada orang-orang.

3. Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun

lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis jenis kelamin

anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.

4. Meskipun terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak

berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.

1. Teori-teori pengembangan kepribadian

1. Teori psikoanalitik

Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud yang menurutnya bahwa untuk memahami

kepribadian seseorang, kita harus melihat ke dalam dirinya apa yang menjadi dasar

perilakunya.

Page 14: Bab 1

1. Teori sifat atau perangai

Menurut teori ini kepribadian seseorang selalu tetap dan tidak berubah atau sulit berubah.

1. Teori kebutuhan

Teori ini dianggap dapat memberikan bantuan untuk lebih memahami kepribadian seseorang.

1. Teori tingkat kebutuhan

Teori ini lebih memerhatikan manusia yang psikologisnya sehat. Dalam membangun teori

hierarki kebutuhan-kebutuhan yang bersifat deduktif, Maslow bertitik tolak dari tiga asumsi

pokok:

1. Manusia adalah makhluk yang sellu berkeinginan. Keinginan mereka tidak pernah

terpenuhi seluruhnya.

2. Kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak akan menjadi pendorong lagi.

3. Kebutuhan manusia tersusun menurut hierarki tingkat pentingnya.

4. Motif untuk berprestasi (achievment motive)

Teori ini berasumsi bahwa semua kebutuhan itu ada karena dipelajari sehingga kepribadian

juga akan berubah kalau seseorang belajar.

 

1. C.    Atribut Kepribadian

1. Daerah Pengendalian (Locus of Control)

Daerah pengendalian berkenaan dengan sejauh mana seseorang merasa yakin bahwa

tindakannya akan memengaruhi imbalan yang akan diterimanya.

1. Paham Otoritarian

Sifat kepribadian otoritarian yang tinggi memiliki intelektual yang kaku, membedakan orang

atau kedudukan dalam organisasi, mengeksploitasi orang yang memiliki status di bawahnya,

selalu curiga, dan menolak perbuatan.

1. Orientasi Prestasi

Page 15: Bab 1

Merupakan karakteristik kepribadian yang dapat digunakan untuk meramal perilaku

seseorang.

1. Introversi dan Ekstroversi

Introversi adalah sifat kepribadian seseorang yang cenderung menghabiskan waktu dengan

dunianya sendiri dan menghasilkan kepuasan atas pikiran dan perasaan. Ektroversi adalah

sifat kepribadian yang cenderung mengarahkan perhatian kepada orang lain, kejadian

lingkungan dan menghasilkan kepuasan dari stimulus lingkungan.

1. Persepsi

Menurut Gitosudarmo, I. (1997) persepsi adalah suatu proses memerhatikan dan menyeleksi,

mengorganisasikan, dan menafsirkan stimulus lingkungan.

1. D.    Tipe-tipe Kepribadian

1. Teori Carl Gustav Jung

Mengelompokkan sikap manusia menjadi a macam:

1. Intraversi

2. Extroversi

3. Teori Galenus

Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah

akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia :

1.  Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)

2.    Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)

3.    Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir)

4.    Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah).

 

 

 

Page 16: Bab 1

3.  Teori Kretschmer

a. Tipologi fisik:

Tipe piknis, dengan cirri badan bulat, pendek, perut gendut, wajah bundar, badan berlemak,

dan dada berisi.

Tipe asthenis, dengan cirri bentuk badan langsing, anggota badan serba panjang, dada rata,

kepala kecil, dan wajah sempit.

Tipe atletis, dengan cirri bentuk badan merupakan campuran antara dua tipe sebelumnya

Tipe displastis,  dengan cirri bentuk badan tinggi besar sekali, atau kecil pendek.

 

1. Teori Sheldon

Somatotipe adalah usaha untuk mengukur morphogenotipe melalui pengukuran

phenotipe.

Morphogenotipe adalah perkembangan bentuk dan struktur dari organisma

Phenotipe adalah karakteristik yang nampak

Konsep pengukuran jasmani model W.H Sheldon

Somatotipe performance test, yaitu menentukan morphogenotipe melalui pengukuran

phenotipe dengan cara membuat foto-foto tubuh manusia dari muka dan samping sehingga

didapatkan variabel2 yang merupakan dasar dari variasi jasmani. Ditemukan tiga komponen /

dimensi jasmani :

Endomorphy

Mesomorphy

Ectomorphy

Istilah diatas dihubungkan dengan 3 lapisan pada pembentukan fetus manusia yaitu

endoderm, mesoderm, ectoderm. Menurut Sheldon ada 3 tipe pokok keadaan jasmani :

Page 17: Bab 1

1. Type Endomorph Komponen endomorphy dominan dibandingkan 2 komponen yang

lain. Ciri-ciri : Alat-alat atau organ-organ internal dan seluruh sistem digestif yang

berasal dari endoderm sangat berperan. Secara fisik tampak : lembut, gemuk

2. Tipe Mesomorph Komponen mesomorphy dominan dibandingkan komponen lain.

Ciri-ciri : Bagian tubuh yang berasal dari mesoderm lebih berkembang. ( Otot,

pembuluh darah, Jantung ). Secara fisik tampak : kokoh, keras, otot menonjol, tahan

sakit, banyak ditemukan olahragawan, tentara.

3. Tipe Ectomorph Komponen Ectomorphy dominan Ciri-ciri : Organ-organ ectoderm

lebih berkembang seperti kulit dan sistem syaraf. Secara fisik terlihat : jangkung, dada

kecil dan pipih, lemah, otot tidak terlihat.

1. E.     Mekanisme Memahami Perilaku Individu

1. Mekanisme pembentukan perilaku menurut aliran behaviorisme

Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku dapat dibentuk melalui proses

pembiasaan dan penguatan dengan mengondisikan atau menciptakan stimulus-stimulus

tertentu dalam lingkungan.

1. Mekanisme pembentukan perilaku menurut aliran holistik(humanisme)

Holistik atau humanisme memandang bahwa aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari

dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun

tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan.

 

1. F.     Gaya-gaya Perilaku Individu

Ciri-ciri utama gaya perilaku pribadi

1. Pemikiran sistematis:

1. Teliti, metodis, dan hati-hati(lamban) dalam bertindak dan memutuskan.

2. Suka organisasi dan struktur-lebih memilih lingkungan kerja yang objektif,

intelektual, dan berorientasi pada tugas.

3. Bekerja lamban dan lebih suka sendirian, tidak suka keterlibatan dengan orang

lain.

Page 18: Bab 1

4. Ingin semua benar.

5. Cenderung introvert dan reflektif.

6. Kecakapan pemecahan masalah yang baik.

7. Penggerak yang dominan:

1.  Tindakan dan keputusan yang tegas.

2. Mengambil tanggung jawab dan suka mengendalikan.

3. Fokus pada tugas-berusaha menyelesaikan tugas.

4. Dingin dan independen, suka bersaing, dan ingin menang sendiri.

5. Berkehendak kuat.

6. Toleransi rendah terhadap perasaan, sikap, dan nasihat orang lain.

7. Bekerja cepat dan mengesankan.

8. Kecakapan administratif yang baik.

9. Sifat asertif rendah pembangunan hubungan yang mantap:

1. Lamban dalam mengambil tindakan dan keputusan.

2. Menyukai hubungan yang dekat dan bersifat pribadi.

3. Tidak suka dengan konflik antar pribadi.

4. Melihat masalah dan memerhatikan hal-hal yang dapat

dikerjakan.

5. Lemah dalam menentukan tujuan dan pengarahan sendiri.

6. Bekerja lamban dan terpadu dengan orang lain.

7. Kecakapan konseling yang baik.

8. Sifat asertif tinggi ekspresif dan antusias:

1. Tindakan dan keputusan yang spontan.

2. Suka dengan keterlibatan dan tidak suka sendiri.

3. Melebih-lebihkan dan menggeneralisasi.

4. Cenderung bermimpi dan menjebak orang lain dalam

mimpinya.

5. Optimis dan cenderung melihat hal-hal positif dalam

hidup, sering menutup-nutupi kenyataan, situasi, dan

keprihatinan yang negatif.

6. Melompat-lompat dari satu kegiatan ke kegiatan lain.

7. Berperilaku impulsif dan tidak menyukai perencanaan.

8. Kecakapan persuasif yang baik.

Page 19: Bab 1

BAB 3

DIMENSI-DIMENSI YANG TERDAPAT DALAM PERILAKU

DAN PEMBENTUKAN PERSONAL MEANING

A. Dimensi Persepsi

1. 1.         Menjajaki pengertian persepsi

Persepsi dalam kamus diartikan sebagai proses pemahaman ataupun pemberian makna atas

suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh dari proses pengindraan terhadap

objek, pristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diperoleh oleh otak.

Proses kognisi dimulai dari persepsi, melalui persepsilah manusia mandang dunianya.

Apakah dunia terlihat berwarna, cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia.

Persepsi harus dibedakan dengan sensasi (sensation).

Jadi dapat dikatakan sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris

(energi fisik dari lingkungan) melalui pengindraan dan menerjemahkan informasi tersebut

menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat

(menggunakan indra visual “mata”) sebuah benda berwarna merah, ada gelombang cahaya

dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformsikan menjadi

sinyal-sinyal di otak, kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”.

 

1. 2.         Prinsip persepsi

Sebagian besar dari prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori

Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian yang

diindra seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan (the whole). Teori Gestalt

menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan cara seseorang menata sensasi

menjadi suatu bentuk persepsi.

Prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini menggambarkan

bahwa manusi secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus mana yang

menjadi fokus atau bentuk utama (=figure) dan mana yang menjadi latar (=ground).

Page 20: Bab 1

 

1. 3.         Prinsip pengorganisasian persepsi

Beberapa prinsip pengorganisasian persepsi,

1. Prinsip Proximity; seseorang cenderung memersepsi stimulus-stimulus yang

berdekatan sebagai satu kelompok.

2. Prinsip Similarity; seseorang cenderung memersepsikan stimulus yang aman sebagai

satu kesatuan.

3. Prinsip Continuty; prinsip ini menunjukan bahwa kerja otak manusia secara alamiah

melakukan proses melengkapi informasi yang diterimanya walaupun sebenarnya

stimulus tidak lengkap.

 

1. Diterminasi persepsi

Disamping faktor-faktor teknis seperti kejelasan stimulus (misalnya suara yang jernih,

gambar yang jelas), kekayaan sumber stimulus (misalnya, media multichennel, seperti audio-

visual), persepsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan

terkadang lebih menentukan bagaimana informasi (pesan/stimulus) dipersepsikan.

 

 

 

 

Faktor yang sangat dominan adalah faktor ekspektansi dari sipenerima informasi sendiri.

Ekspektansi memberikan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang

menyiapkan seseorang untuk memersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi

oleh beberapa hal berikut,

Page 21: Bab 1

1. Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang menerima

stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam memersepsi.

2. Kebutuhan; seseorang cenderung memersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya

saat ini.

3. Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman sangat

memengaruhi cara seseorang memersepsikan sesuatu.

Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi,

1)      Emosi; memengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu

saat karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure) adalah emosinya.

2)      Impresi; stimulus yang salient/menonjol, akan lebih dahulu memengaruhi persepsi

seseorang.

3)      Konteks; walaupun disebutkan terakhir, tidak berarti faktor ini kurang penting, nahkan

mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya, atau lingkungan fisik.

 

B. Dimensi Nilai

1. 1.         Memahami nilai

Nilai mencerminkan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk

akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk prilaku

atau bentuk akhir keberadaan pelawanan atau kebalikan.” (Robbins, 2006). Nilai

mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu

mengenai apa yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai mempunyai atribut isi dan intensitas.

 

1. 2.         Pentingnya nilai

Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk

memahami sikap dan motivasi, serta memengaruhi persepsi kita. Individu-individu memasuki

Page 22: Bab 1

organisasi dengan gagasan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan

tidak seharusnya.

 

1. 3.         Tipe nilai

Milton Rokeach menciptakan Survei Nilai Rokeach (RVS). RVS terdiri atas dua perangkat

nilai, dengan tiap perangkat berisi 18 butir nilai individu. Satu perangkat yang disebut nilai

terminal, merujuk pada bentuk akhir keberadaan yang sangat diinginkan. Perangkat lain yang

disebut nilai instrumental, merujuk pada bentuk perilaku atau upaya-upaya untuk mencapai

nilai-nilai terminal yang lebih disukai oleh orang tertentu.

 

 

 

 

 

 

Nilai-nilai Terminal Nilai-nilai Instrumental

Kehidupan yang nyaman (kehidupan

yang makmur)

Kehidupan yang menarik (kehudupan

yang memotivasi dan aktif)

Rasa pencapaian (kontribusi

permanen)

Dunia dalam perdamaian (bebas dari

peperangan dan konflik)

Dunia keindahaan (keindahan alam

dan seni)

Kesetaraan (persaudaraan, peluang

 

Berpandangan luas (berpikiran

terbuka)

 

Berkemampuan (kompeten, efektif)

Cerai (ringan hati, suka cita)

 

Page 23: Bab 1

yang sama untuk semua)

Keamanan keluaga (merawat mereka

yang dicintai)

Kebebasan (kemerdekaan, pilihan

bebas)

Kebahagiaan (kepuasan)

Harmoni internal (kebebasan dari

konflik internal)

Cinta yang matang (keintiman seksual

dan spiritual)

Keamanan nasional (perlindungan dari

serangan)

Kesenangan (kehidupan yang dapat

dinikmati dan menyenangkan)

Keberkahan (kehidupan yang selamat

dan abadi)

Kehormatan diri (harga diri)

Pengakuan nasional (kehormatan,

kekaguman)

Persahabatan sejati (pertemanan dekat)

Kebijaksanaan (pemahaman matang

tentang kehidupan)

o Ambisius (pekerja keras, penuh

harapan);

Bersih (rapi, tertata)

 

Penuh keberanian (membela

keyakinan-keyakinan anda)

Pema’af (bersedia memberi ma’af

demi kebaikan orang lain)

Jujur (tulus, terbuka)

Imajinatif (penyayang, kreatif)

Independen (mengandalkan diri

sendiri, kepuasan diri)

Intelektual (cerdas, reflektif)

 

Logis (konsisten, rasional)

 

Pencinta (penyayang, lembut)

 

Patuh (setia, penuh hormat)

 

Sopan (beradab, berprilaku baik)

Tanggung jawab (tempat bergantung,

dapat diandalkan)

Pengendalian diri (terkendali, disiplin)

 

1. 4.         Fungsi nilai

Page 24: Bab 1

Fungsi utama nilai dapat dijelaskan sebagai berikut;

1. Nilai sebagai standar (Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994)

2. Sistem nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik dan pengambilan

keputusan (Feather, 1995; Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994)

3. Fungsi motivasional

Fungsi langsung nilai adalah fungsi mengarahkan tingkah laku individu dalam situasi sehari-

hari, sedangkan fungsi tidak langsungnya adalah mengekspresikan kebutuhan dasar sehingga

nilai dikatakan memiliki fungsi motivasional.

 

1. 5.         Hubungan nilai dan tingkah laku

Dalam kehidupan manusia, nilai berperan sebagai standar yang mengarahkan tingkah laku.

Nilai membimbing individu untuk memasuki suatu situasi dan cara individu bertingkah laku

dalam situasi tersebut (Rokeach, 1973; Kahle dalam Homer & Kahle, 1988). Nilai juga

menjadi kriteria yang dipegang oleh individu dalam memilih dan memutuskan sesuatu

(Williams dalam Homer & Kahle, 1988).

Nilai juga merupakan salah satu komponen yang berperan dalam tingkah laku. Perubahan

nilai dapat mengarahkan terjadinya perubahan tingkah laku. Perubahan nilai telah terbukti

secara signifikan menyebabkan perubahan pula pada sikap dan tingkah laku memilih

pekerjaan, merokok, mencontek, mengikuti aktivitas politik, pemilihan teman, ikutserta

dalam aktifitas penegakan hak asasi manusia, membeli mobil, memilih aktivitas di waktu

senggang, berhubungan dengan ras lain, menggunakan media massa, mengantisipasi

penggunaan media, dan orientasi politik (Horner & Kahle, 1988).

 

1. 6.         Pengukuran nilai

Selama ini pengukuran nilai didasarkan pada hasil evaluasi diri yang dilaporkan oleh individu

ke dalam suatu skala pengukuran (misalnya Rokeach value survey, Schwartz value survey).

Page 25: Bab 1

Evaluasi diri membutuhkan pemahaman kognitif maupun afektif terhadap diri sendiri,

termasuk untuk membedakan antara nilai ideal normatif dan nilai faktual yang ada saat ini.

Cara lain yang digunakan unuk mengetahui nilai individu adalah dengan teknik wawancara.

Teknik ini telah digunakan oleh Rokeach (1973) untuk menggali nilai-nilai apa saja yang

dimiliki seseorang.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, nilai-nilai seseorang akan tampak dalam

beberapa indikator berikut;

1. Pernyataan tentang keinginan-keinginan, prinsip hidup, dan tujuan hidup seseorang.

2. Tingkah laku subjek dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Fungsi nilai dalam memotivasi tingkah laku.

4. Salah satu fungsi nilai adalah dalam memecahkan konflik dan mengambil keputusan.

5. Fungsi nilai dari nilai adalah membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu

dalam suatu topik sosial tertentu dan mengevaluasinya.

C. Dimensi Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluative, baik yang diinginkan atau yang tidak

diinginkan mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan cara seseorang

merasakan sesuatu.

2. Tipe-tipe Sikap

            Sebagian besar penelitian dalam OB telah terfokus pada tiga sikap, yaitu:

1. Kepuasan kerja. Istilah ini merujuk pada sikap umum individu terhadap pekerjaannya.

Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif

terhadap kerja itu, seseorang yang tak puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap

negatife terhadap pekerjaan itu.

2. Keterlibatan kerja. Yaitu bahwa keterlibatan kerja mengukur derajat seseorang secara

psikologis mengertikan dirinya pekerjaannya dan menganggap tingkat kinerjanya

sebagai hal penting bagi harga diri.

Page 26: Bab 1

3. Komitmen pada organisasi. Sikap tersebut didefinisikan sebagai keadaan

karyawanyang mengaitkan dirinya pada organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya,

serta berharap memperhatikan keanggotaan dalam organisasi itu. Dengan demikian,

keterlibatan kerja yang tinggi, berarti mengaitkan diri pada pekerjaan khusus

seseorang, sedangkan komitmen pada organisasi yag tinggi berarti mengaitkan diri

pada organisasi yang mempekerjakannya.

 

3. Sikap dan Konsistensi

Penelitian umumnya menyimpulkan bahwa orang-orang mengusahakan konsistensi diantara

sikap-sikapnya serta antara sikap dan prilakunya. Ini berarti bahwa individu-individu

berusaha menyatukan sikap-sikap yang berpisah dan memadukan sikap dan prilaku mereka

sehingga tampak rasional dan konsisten. Jika terjadi ketidakkonsistenan, digunakanlah

kekuatan untuk mengendalikan individu itu pada keseimbangan, yaitu sikap dan prilaku

kembali konsisten.

 

D. Personal Meaning

            Frankl (dalam wiebe, 2001) memandang bahwa seseorang yang memiliki personal

meaning yang positif (fulfillment of personal meaning) dalam kehidupan, ia akan

berkontribusi pada harapan serta bersikap optimisme dan menghargai terjadinya suatu masa

buruk dalam siklus kehidupan.

Frankl (dalam wiebe 2001) berkeyakinan bahwa meaningfulness (kebermaknaan) dalam

hidup, berhubungan dengan self esteem yang tinggi dan prilaku yang murah hati terhadap

orang lain, sedangkan meaningless (ketidakbermaknaan) dalm hidup berasosiasi dengan

ketidak pedulian atau melepaskan diri (diengageement).

1. 1.      Personal meaning dalam beberapa persepektif

2. Persepektif Relatifitas

Page 27: Bab 1

Dalam penelitiannya tersebut battista dan almond menemukan 4 hal yang biasa di temukan

yang berhubungan degan personal meaning yaitu sebgai berikut :

1. Orang yang percaya bahwa hidupnya bermakna secara positif pasti menyakini

konsep0konsep tertentu, seperti humanistic, religiusitas, atau idiosyncratic yang

berhubungan dengan makna kehidupan.

2. Konsep meaning yang mereka yakini memunculkan kekonsistensian mereka untuk

mencapai arah dan tujuan hidup mereka.

3. Orang yang percaya bahwa hidup mereka bermakna entah hidup mereka sudah

bermakna atau mereka yang masih berusaha mencapai tujuan hidupnya.

4. Dalam proses mencapai tujuan hidup yang mereka buat dalam diri seseorang, akan

muncul perasaan signifikan pada diri mereka sendiri dan rasa bangga terhadap

kehidupan mereka.

5. Persepektif Eksistensial

Tujuan pokok humanism-eksistensialis adalah keselamatan dan kesempurnaan manusia.

1.  persepektif eksistensial Sartre

pandangan sarte mebgenai eksistensialisme sebagai humanism adalah ajaran yang

menghargai kehidupan manusia, dan mengajarkan bahwa setiap kebenaran dan tindakan

mengandung keterkibatan lingkungan dan subjektifitas manusia (Sartre dalam soejadi, 2001).

Sartre berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan, kemerdekaan, dan merupakan

makhluk pribadi yang otonom.

1. Persefektif eksistensial omoregbe

Omoregbe (dalam soejadi,2001) mengatakan implikasinya dalam sikap dan tindakan

humanis, bahwa kebebasan manusia, menurut Sartre memberikan dan membawa jalan keluar

yang pundamental untuk mentransindensi atas dunia, menumbuhkan semangat keberanian

manusia untuk berbuat lebih kreatif dan progresif dalam usaha meraih hidup yang lebih

tinggi, member peluang kepada setiap pribadi manusia untuk mengemabngkan diri.

2.Definisi Meaning dan Personal Meaning

a. Definisi Meaning Menurut Maslow

Page 28: Bab 1

  Maslow (dalam wiebe,2001) mengatakan bahwa meaning di alami dari aktualisasi diri,

individu yang termotifasi untuk mngetahui alas an atau maksud dari keberadaan dirinya.

1. Definisi Meaning Menurut Baumeister

Baumeister (1991) mengatakan bahwa meaning mengandung beberapa bagian kepercayaan

yang saling berhubungan antara benda, kejadian, dan hubungan.

1. Definisi Meaning Menurut Frankl

Frankl ( dalam wiebe, 2001) mengonsepkan meaning sebagai pengalaman dalam merespons

tuntutan dalam kehidupan, menjelajahi dan meyakini adanya tugas unik dalam kehidupannya,

dan membiarkan dirinya mengalami atau meyakini keseluruhan meaning.

1. Definisi Personal Meaning Menurut Reker

Menurut Reker, personal meaning adalah memiliki tujuan hidup, memiliki arah, merasa

memiliki kewajiban dan alas an untuk ada (eksis), identitas diri yang jelas, dan kesadaran

social yang tinggi.

 

 

3.Dimensi Meaning

a. Structural Components (Komponen Stuktural)

1. Komponen Kognitif

Kompnen kognitif diartikan sebagai system keyakinan individu dan pandangan menyeluruh

yang telah terbangun dalam konteks budaya yang spesifik dan dipengaruhi oleh pengalaman

kehidupan individu yang unik.

2.Komponen Motifasional

Komponen motifasional adalah system nilai yang dibangun pada setiap individu. Nilai adalah

pedoman kehidupan, yang mengarahkan pada tuujuan yang harus dicapai oleh seseorang, dan

Page 29: Bab 1

cara mencapai tujuan tersebut, nilai ditentukan oleh kebutuhan individu, kepercayaan, dan

masyarakat.

3.Komponen Efektif

Komponen efektif terdiri atas rasa puas ( satisfaction) dan pemenuhan atau perasaan

terpenuhi (fulfillment) individu yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman dan

keberhasilan mencapai tujuan individu tersebut.

 

 

4.Komponen Personal dan Social(Reconditions of Meaning)

Recondition of meaning terdiri atas hubungan social dan kualifikasi personal. Komponen

social terdiri atas hubungan personal, cinta, dan empati. Komponen personal terdiri atas

kualitas unik pada individual, atribut personal (seperti menjadi kreatif, fleksibel, adaktif,

intelektuel, memiliki rasa ingin tahu, dan bertanggung jwab), yang mempengaruhi personal

meaning.

b.Sources of Meaning (Sumber Meaning)

Sumber meaning, yaitu isi area-area yang berbeda atau tema personal yang dialami

meaning.darimanameaning berasal? Nilai dan kepercayaan adalah landasan kuat dari sumber

meaning. Nilai didefinisikan sebagai konstruk yang melebihi situasi spesifik, dan nilai lebih

disukai secara personal dan social.

 

4.Breadth of Meaning

Breadth of meaning adalah kecenderungan individu untuk mengalami atau memperoleh

meaning dari beberapa sumber yang berbeda. Reker dan Wong (dalam Reker dan

Camberline, 2000) menyatakan bahwa individual: (a). akan mengalami meaning dari

beberapa sumber yang berbeda, (b). semakin banyak sumber meaning yang dimiliki, semakin

mengarahkan individu tersebut pada rasa pemenuhan (fulfillment) yang lebih besar.

Page 30: Bab 1

 

5.Depth of Meaning

Depth of meaning menunjukan kualitas pengalaman meaning individu. Apakah pengalaman

meaning individu tersebut dangkal, dalam, atau hanya sebagian? Menurut Reker dan Wong

(dalam reker dan camberline, 2000), ada empat level depth yang menunjukan tingkat

meaning yang dialami individu. Keempat level ini depth ini dikategorikan menjadi self-

preoccupation dengan kesenangan kenyamanan (level 1), pengabdian waktu dan tenaga untuk

mewujudkan potensi diri (level 2), pelayanan bagi orang lain dan komitmen terhadap lingkup

social yang lebih luas, atau alas an politis(level 3), dan nilai yang menyenangkan yang

melebihi arti individu dan meliputi alam semesta, dan tujuan akhir kehidupan (level 4).

 

6. Proses Penghayatan Hidup Tak Bermakna Menjadi Lebih Bermakna Atau

Penemuan Personal Meaning.

Basstman (1996) melihat proses makna hidup seseorang dalam suatu proses yang merupakan

urutan pengalaman dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi lebih bermakna, atau

berdasarkan definisi reker disebut proses penemuan personal meaning

 

Page 31: Bab 1

BAB 4

KELOMPOK DAN TIM DALAM ORGANISASI

 

A.DEFINISI KELOMPOK

Klompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling

bergantung untuk mencapai tujuan tertentu.

2 Alasan seseorang bergabung dengan kelompok :

1.Untuk mencapai tujuan apabila dlakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai

2.Dalam kelompok,kebutuhan seseorang dapat terpuaskan dan mendapat reward

social,seperti rasa bangga,rasa dimiliki,cinta,pertemanan dsb.

Brainstorming dalam mengambil keputusan kelompok efektif apabila anggota kelompok 5-15

orang

Kohesivitas kelompok merupakan derajat yang anggota kelompoknya  saling

menyukai,memiliki tujuan yang sama,ingin slalu mendambakan kehadiran anggota lainnya.

Kelompok dapat disimpulkan  bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdiri atas

sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam

mencapai suatu tujuan yang  telah ditetapkan  secara bersama-sama dalam suatu wadah

tertentu.

Kelompok formal adalah kelompok yang ditetapkan berdasarkan struktur organisasi dengan

penugasan kerja yang ditentukan.adapun kelompok Informal adalah persekutuan yang tidak

terstruktur secara formal dan tidak ditetapkan secara organisasi.

B.KLASIFIKASI KELOMPOK

1.Kelompok Formal

Page 32: Bab 1

Adalah kelompok yang sengaja dibentuk dengan keputusan manajer melalui suatu bagan

organisasi untuk menyelesaikan tugas secara efektif  dan efesien.kelompok formal terdiri atas

:

a.kelompok komando yaitu kelompok  yang ditentukan oleh bagan organisasi dan

melaksanakan tugas tugas rutin organisasi..

b.kelompok tugas yaitu suatu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dann

melakukan tugas tugas rutin organisasi.

2.Kelompok informal

Adalah suatu  kelompok yang tidak bisa dibentuk secara formal  melalui struktur

organisasi,tetapi muncul karena adanya kebutuhan dan kontak social.kelompok ini dibedakan

menjadi:

a.kelompok persahabatan,yang dibentuk karena adanya kesamaan tentang suatu hal,seperti

hobi,status perkawinan,jenis kelamin,latar belakang,pandangan politik dll.

b.kelompok kepentingan merupakan kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang

sama.

C.FASE PEMBENTUKAN KELOMPOK

Terjadi atas beberapa fase sebagai berikut :

a.Forming (pembentukan)merupakan fase awal yaitu keadaan ketidakpastian akan tujuan,

struktur, dan kepemimpinan kelompok harus dihadapi.fase ini berakhir pada saat para

anggota mulai berfikir bahwa diri mereka adalah bagian dari sebuah kelompok.

b.Storing (merebut hati) fase ini dicirikan oleh adanya konflik intra kelompok.berakhir

manakala memperoleh hierarki kepemimpinan yang relative jelas dalam kelompok.

c.Norming(pengaturan norma).menggambarkan adanya perkembangan hubungan dan

kelompok menunjukan adanya kohesi(kepaduan).berakhir dengan adanya struktur kelompok

yang solid dan perumusan yang benar diterima atas harapan serta perilaku kelompok.

Page 33: Bab 1

d.Performing(melaksanakan).memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dengan baik dan

diterima oleh anggota.kelompok yang paling permanen fase ini merupakan fase terakhir dari

fase perkembangan.

e.Anjourning(pengakhiran).merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat

temporer,yang didalamnya tidak lagi berkenan dengan pelaksannaan tugas-tugas,tetapi

dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.

1.Struktur Kelompok

Struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan dan

meramalkan sebagian besar perilaku individu didalam kelompok maupun kinerja kelompok

itu sendiri.Variabel struktur ini antara lain adalah kepemimpinan formal,peran,norma,status

kelompok,ukuran kelompok,komposisi kelompok,dan tingkat

kohesivitas(keerataan)kelompok.

a.Kepemimpinan Formal

Setiap kelompok kerja mempunyai pemimpin formal, orang ini umumnya mempunyai

jabatan. Pemimpin ini dapat memainkan peran penting dalam keberhasilan kelompok.

b.Peran.

Peran disini adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dimiliki seseorang  yang

menduduki posisi tertentu. Pemahaman perilaku peran secara dramatis akan disederhanakan

jika masing-masing dari kita memilih satu peran dan memainkannya secara teratur  dan

konsisten. Salah satu tugas dalam memahami perilaku adalah memahami peran yang sedang

dimainkan oleh seseorang.

Kelompok-kelompokyang berlainan memberlakukan persyaraatan peran yang berlainan pula

bagi individu.

1. Indetitas Peran. Sikap dan perilaku actual tertentu yang konsisten dengan peran bila

mereka menyadari bahwa situasi dan tuntunannya jelas-jelas membutuhkan perubahan

besar.

Page 34: Bab 1

2. Persepsi Peran. Pandangan mengenai bagaimana ia seharusnya bertindak dalam

situasi tertentu disebut persepsi peran. Berdasarkan penafsiran di atas, persepsi peran

adalah cara kita meyakini bagaimana seharusnya perilaku kita terlibat ke  dalam tipe-

tipe perilaku tertentu.

3. Pengharapan Pesan yaitu pengharapan peran didefinisikan sebagai bagaimana orang

lain meyakini  tindakan Anda seharusnya dalam situasi tertentu. Pengharapan peran

bermanfaat untuk memeriksa topic harapan melalu perspektif kontrak psikologis.

Kontak psikologis ini menentukan harapan timbale balik yaitu apa yang duharapkan

manajemen dari para pekerja dan sebaliknya.

4. Konflik Peran. Apabila individu diharapkan pada pengharapan peran yang berlainan,

terjadi konflik peran. Konflik ini muncul apabila individu menemukan bahwa  patuh

pada tuntutan suatu peran menyebabkan dirinya mendapatkan kesulitan kesulitan

mematuhi tuntutan peran lain.

2. Pengambilan keputusan kelompok.

Peninjauan ulang pengambilan keputusan kelompok.

1. Kelompok lawan individu

Kelompok-kelompok pengambilan keputusan mungkin digunakan secara luas di dalam

organisasi, tetapi apakah itu menyiratkan bahwa keputusan kelompok akan lebih disukai

daripada keputusan yang diambil oleh individu, pertanyaan ini bergantung pada sejumlah

factor.

1. Kekuatan pengambilan keputusan kelompok.

 Kelompok  menghasilkan iinformasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dengan

menyatukan beberapa sumber daya dari beberapa individu, kita membawa lebih banyak

masukan ked alam proses keputusan.

1. Kelemahan pengambilan keputusan  kelompok

Pengambilan keputusan kelompok menghabiskan waktu  lebih banyak untuk mencapai

pemecahan dibandingkan dalam kasus yang keputusannya di ambil dari seorang saja.

Keputusan kelompok  dapat didominasi oleh  satu atau beberapa orang. Jika koalisi dominan

Page 35: Bab 1

ini terdiri atas anggota dengan kemampuan rendah atau sedang, efektivitas kelompok akan

berkurang. Akhirnya, keputusan kelompok menjadi tidak efektive akibat tanggung jawab

yang ambigu.

1. Efektivitas dan efisiensi

Kelompok lebih efektive daripada individu bergantung pada criteria menurut criteria

ketetapan (akurasi), keputusan kelompok cenderung lebih tepat akan tetapi, jika efektivitas

keputusan didefinisikan menurut criteria kecepatan individu lebih unggul dan jika efektivitas

berarti tingkat penerimaan yang dicapai oleh keputusan akhir, sekali lagi, kelompok lebih

unggul.

Efektivitas  tidak dapat dinilai tanpa mempertimbangkan efisiensi. Menurut criteria  efesiensi,

kelompok hamper selalu kalah telak dibandingkan pengambilan keputusan secara individual.

Oleh karena itu, dalam memutuskan apakah menggunakan kelompok pertimbangan

hendaknya ditumpahkan pada penilaian apakah peningkatan efektivitas lebih dari cukup

sehingga mampu mengimbangi kerugian efisiensi.

 

D.PEMIKIRAN KELOMPOK DAN PERGESERAN KELOMPOK

Dua efek samping dari pengambilan keputusan kelompok kedua fenomena ini mempunyai

potensi memengaruhi kemampuan kelompok untuk menilai alternatif-alternatif secara positif

dan menghasilkan solusi keputusan yang berkualitas.

Fenomena yang pertama, yang disebut pikiran kelompok (groupthink), dikatakan dengan

norma-norma  fenomena ini menggambarkan situasi ketika tekanan kelompok untuk

kesesuaian menghalangi kelompok untuk menghargai secara kritis pandangan-pandangan

yang tak biasa,minoritas,atau tak popular.pikiran kelompok jadi penyakit yang menyerang

bayak kelompok dan dapat secara dramatis merintangi kinerjanya. Fenomena kedua yang

kami tinjau ulang disebut pergeseran kelompok (groupshift). Fenomena ini mengindikasikan

bahwa dalam membahas seperangkat alternatif dan mencapai pemecahan tertentu, para

anggota kelompok cenderung membesar-besarkan posisi (pendirian) awal yang mereka anut.  

Pemikiran kelompok

Page 36: Bab 1

Gejala-gejala fenomena pemikiran kelompok yaitu sebagai berikut :

1.Para anggota kelompok meronalisasi setiap penolakan terhadap asumi yang telah mereka

ambil.

2.Para anggota menerapkan keraguan mereka yang mempertanyakan kesahihan argumea

(validitas) yang di dukung oleh mayoritas.

3.Anggota yang meragukan atau yang mempunyai titik pandang yang berbeda berusaha

menghindari penyimpangan consensus kelompok dengan tetap tidak mereka sendiri

mengenai kurang pentingnya keraguan itu

4. terlihat ada ilusi (khayalan) atas aklamasi

E. Tim dalam Organisasi

1. Tim vs kelompok

Kelompok memiliki cirri-ciri sebagai berikut

1. Anggota menganggap pengelompokan semata-mata untuk kepentingan administrative

2. Anggota cenderung memerhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam

penetapan sasaran

3. Anggota diperintahkan untuk mengerjakan pekerjaan, bukan di minta saran untuk

mencapai sasaran yang terbaik

4. Anggota tidak percaya pada motif rekan-rekan kerjanya  karena tidak memahami

peran anggota lainnya.

 

1.  Apabila menerima diklat yang memandai, penerapannya sangat dibatasi oleh

pemimpin.

2. Anggota berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara pemecahan

masalahnya.

3. Anggota didorong untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.

Ciri-ciri yang berkaitan dengan tim efektif, yaitu sebagai berikut.

Page 37: Bab 1

1. Anggota menyadari ketergantungan diantara mereka dan memahami bahwa sasaran

pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara saling mendukung.

2. Anggota tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya

3. Anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organisasi.

4. Anggota bekerja saling percaya dan didorong untuk mengungkapkan ide, pendapat,

ketidaksetujuan, serta mencetuskan perasaan secara terbuka

5. Anggota menjalankan komunikasi dengan tulus.

6. Para anggota didorong untuk menambah keterampilan dan menerapkanya dalam tim.

7. Mereka menyadari bahwa konflik dalam tim merupakan hal yang wajar.

8. Anggota berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi tim.

1. 2.      Hakikat dan cirri-ciri organisasi sebagai tim

Tim dapat disimpulkan sebagai suatu kelompok yang memiliki ikatan dan interaksi yang

harmonis  memacu terjadinya perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan pribadi maupun

organisasi. Keikatan dan interaksi yang harmonis tersebut akan muncul dalam bentuk

keterpaduan pola  (way of thinking), pola emosi dan motivasi (way of feeling), dan pola

tindak ( way of action) (prajudi atmosoedirdjo,1989 ).masalah paling rawan dalam organisasi

adalah apabila keinginan dan interes individu dalam organisasi saling berhadapan “menang-

kalah” yaitu munculnya banyak vested-interest. Adapun ciri-ciri atau kondisi organisasi

sebagai tim tidak akan berhasil apabila:

1. desain visi, misi, dan strategi organisasi yang kurang imaginable,fesible,

communicable;

2. moral atau semangat tim rendah;

3. conflict of interest pribadi merebak;

4. kemampuan mental ( intelegensia,kreativitas ) rendah;

5. seleksi kurang berhasil;

6. kepribadian kurang dominan introvert atau ekstrovert;

7. komposisi susunan tim yang kurang efektif;

8. ketidakjelasan peran tim dan anggota-anggotannya;

9. tertutup untuk dievaluasikan;

10. pemberdayaan kurang efektif;

3.manfaat membangun tim efektif

Page 38: Bab 1

Robert B.Maddux dalam bukunya tim bulding mengatakan bahwa manfaat membangun tim

yang efektif adalah sebagai berikut.

Dengan adanya tim,sasaran yang realitas ditentukan dan dapat dicapai secara optimal,anggota

tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar

berhasil,memahami proritas anggota lainnya,komunitas bersifat terbuka,pemecahan masalah

lebih efektif ,upan balik kerja lebih memadai  karena anggota tim mengetahui apa yang

diharapkan,konflik diterima sebagai hal yang wajar,keseimbangan tercapainya produktivitas

dengan pemenuhan kebutuhan pribadi,tim dihargai atas hasil yang sangat baik,termotivasi

untuk mengeluarkan ide ide, menyadari pentinggnya disiplin sebagai kebiasaan kerja,lebih

berprestasi dalam kerja sama dengan tim lainnya.

Bahwa banyak keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan kerja individu

pentingnya tim dalam mewujudkan kinerja organisasi,dalam kehidupan sehari-hari dapat

dibentuk tim.

Berikut ini cirri-ciri yang efektif menurut WANDI S BRATA dan PIUS M.SUMAKTOYO:

a.Tim merupakan kumpulan orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu

b.suatu tim yang efektif anggota kelompok menerima bberbagai perbedaan dan sumbangan

pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang berdeda-beda

c.Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu

d.para anggota dan pemimpin tim besedia berbagai ilmu pengetahuan informasi dan

keterampilan

e.apabila terjadi perbedaan pendapat mereka akan duduk bersama memecahkan permasalahan

dengan kepala dingin dan memecahkan masalah secara terbuka

f.pembagian dan pendelgasian tanggung jawab bekerja secara mandiri,tetapi tetap dalam

kerangka kerja sama

g.berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baik walaupun

berasal dari anggota tim

Page 39: Bab 1

h.seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan,tanpa merasa cemas.

 

F.KERJASAMA DALAM MEMBANGUN TIM EFEKTIF

1.Pengertian dan unsure unsure tim yang dinamis

Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi,tim yang dapat

memanfaatkan segala energy yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu.

2.Manfaat membangun tim dinamis

a.Menyatakan secara jelas misi dan tujuan

Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita visi digambarkan dalam bentuk

misi.Tujuan dan sasaran ini harus dipahami oleh seluruh anggota tim sebab hal ini akan

meningkatkan komitmen diantara mereka.

 

b.Beroprasi secara kreatif

Pelaksanan kerja tim sangat kretif dan dinamis  dengan memperhitungkan resiko,mereka

tidak takut menghadapi kegagalan dan mencari-cari peluang untuk mengimplementasikan

teknik yang baru,bersikap luwes dan kreatif dalam memecahkan masalah-masalah.

c.Memfokuskan pada hasil

Tim yang dinamis mampu memberikan hasil yang melampaui kemampuan jumlah individu

yang menjadi anggotanya,memenuhi komitmen waktu,anggaran produktivitas,dan mutu

produktivitas optimum merupakan tujuan bersama.

d.Memperjelas peranan dan tanggung jawab

Peranan dan tanggung jawab anggota tim jelas ,tim yang dinamis selalu memperbaharui 

peran dan tanggung jawab anggotanya sesuai dengan perubahan tuntunan,sasaran,dan

teknologi.

Page 40: Bab 1

e.Diorganisasikan dengan baik

Menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik menginventarisasikan jenis keterampilan

yang dimiliki oleh para anggota tim nya.

f.Dibangun diatas kekuatan individu

Kopetensi individu sangat diperhatikan sehingga pimpinan tim memahami betul kekuatan dan

kelemahan anggota timnya.

g.Saling mendukung kepemimpinan anggota lainnya

kepemimpinan dibagi antara para anggotanya.

h.Menggembangkan iklim tim

Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias bekerja sama denakpastian

gan tingkat ketrlibatan dan energy kelompok yang tinggi(bersinergi)

i.Menyelesaikan ketidakpastian

Perbedaan presepsi dan ketidakpastiian dan akan terjadi setiap tim.Konflik merupakan suatu

wahana untuk hal-hal yang lebih positif konflik akan diselesaikan dengan pendekatan secara

terbuka dengan teknik kolaborasi.

j.Berkomunikasi secara terbuka

Asersi yakni bicara yang lugas,jujur,tetapi tidak melukai pihak lain.

 

k.Membuat keputusan secara objektif

Pemecahan masalah digunakan pendekatan yang mantap dan proaktif.keputusan dicapai

melalui consensus.Anggota kelompok bebas mengutarakan pendapat dan ide-idenya.

l.Mengevaluasi efektivitas sendiri

Page 41: Bab 1

Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan melihat pelaksanaan rencana

selama ini.

            3.Tahapan perkembangan tim

Tahapan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:

Menetapkan arah,Bergerak(strive),mempercepat gerak(thrive),sampai(arrive)

            4.Membangun rasa kebersamaan tim

Untuk membangun rasa kebersamaan di dalam suatu tim,setiap anggota kelompok harus

mampu menerima keragaman anggota tim.tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan

kebersamaan,tidak memandang pangkat,saling menghargai,dan dilandasi oleh

keterbukaan.penjabaran karaktrlistik RICARD Y. CHANG adalah berorientasi pada

opini,berorientasi pada pemasaran, berorientasi pada tujuan,

Hal-hal yang harus diperhatikan adalah

a.meningkatkan umpan balik sesame anggota tim

b.memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik

c.bekerja sama untuk meningkatkan kreativitas dan menagani dalam pembuatan keputusan.

            5.Membangun pengembangan tim

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggota tim mampu

membangun kebanggannya adalan sb:

a.Memotivasi anggota tim untuk berkomitmen

Dalam memotivasi ini,setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda

b.Memotivasi anggota tim yang tidak termotivasi

Ada anggota tim yang produktif, ada juga yang enggan berpatisipasi secara aktif.diperlukan

beberapa strategi yaitu dapatkan nasihat dari mereka,jadikan mereka sebagai guru, libatkan

Page 42: Bab 1

mereka dalam prestasi,dlegasikan kepada mereka proyek bintang. Hal lain perlu diperhatikan

dalam membangun kerjasama tim adalah perlunya menningkatkan kerja sama tim yang

efektif.Kunci utamanya adalah adanya komunikasi yang efektif(akan dibahas dalam mata

sajian komunikasi uang efektif), mendengarkan secara aktif mampu memotivasi anggota

tim,serta menyelesaikan konflik secara efektif.