bab 1
TRANSCRIPT
BAB 1
ORGANISASI, PERILAKU ORGANISASI SOSIAL
1. A. Pendahuluan
Manusia sebagai mahluk hidup sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu
menemukan masalah – masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar
individu, antar individu dan kelompok, atau interaksi antar kelompok akan dapat
diminimalisasi dengan mengetahui prilaku individu dan kelompok yang menjadi lawan dalam
berinteraksi.
Adapun organisasi sebagai satu kelompok yang mempunyai tujuan tertentu, secara mutlak
akan di pengaruhi oleh prilaku – prilaku, baik dari internal organisasi tersebut atau dari pihak
eksternal. Ilmu prilaku organisasi telah menjelema sebagi satu cabang ilmu sosial yang
memberikan satu tahapan penting dalam menempatkan seseorang menjadi individu yang
pantas sebagai seorang menjadi individu yang pantas sebagai seorang leader atau penentu
dalam kata laksana organisasi.
1. B. ORGANISASI
1. 1. Definisi organisasi
Organisasi berasal kata organ dalam bahasa Yunani yang berate alat. Pengertian organisasi
telah banyak di sampaikan para ahli. Dan pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip.
Sebagai bahan perbandingan, berikut ini adalah sebagai pendapat mereka.
1. Cheser I. Brnard (1938), dalam bukunya “ The Exsekutive Functions”,
mengemukakan bahwa “Organisasi adalah system kerja sama antara dua orang tua
atau lebih” ( organization as a system of cooveratives of two more persons)
2. Menurut Dimock, “Organization is the syistematic bringing together of interdependen
part to form a unified whole throught which autorit, coordination and control may
exercised to achive a given purpose” ( Organisasi adalah perpaduan secara
sistematis bagian – bagian yang saling bergantungan / berkaitan untuk membentuk
suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi , dan pengawasan dalam
usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).
Berdsarkan defenisi tersebut ,dapat disimpulkan bahwa kumpulan orang dapat dikatakan
sebagai organisasi jika memenuhi empat unsure pokok (sopia h, 2008) yaitu:
1. i. Organisasi itu merupakan system;
2. ii. Adanya suatu pola aktivitas;
3. iii. Adanya sekelompok orang;
4. iv. Adanya tujuan yang telah di tetapkan;
2. Ciri – ciri organisasi
Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki 3 unsur dasar, dan secara lebih
terperinci, organisasi memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a) Adanya suatu kelompok yang dapat di kenal dan saling mengenal;
b) Adanya kegiatan yang berbeda – beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (
interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan;
c) Tiap – tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa pemikiran, tenaga
dan lain – lain;
d) Adanya kewenangan, koordinasi, dan pengawasan;
e) Adanya tujuan yang ingin dicapai
3. Prinsip – prinsip organisasi
Prinsip – prinsip organisasi banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah A.M.
Williams dalam buku “Organization of canandian government administration” (1965), yang
menyebutkan bahwa prinsip – prinsip organisasi meliputi hal berikut.
1. Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
Organisasi di bentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dan tidak ada suatu
organisasi pun yang tidak memiliki tujuan.
1. Prinsip skala hierarki
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu
pimpinan sampai pelaksana, sehingga mempertegas pendelegasian wewenang dan
pertanggung jawaban, dan menunjang efektivitas jalanya organisasi secara keseluruhan.
1. Prinsip kesatuan perintah
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau tanggung jawab kepada seorang
atasan saja.
1. Prinsip pendlegasian wewenang
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya,
sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya.
1. Prinsip pertanggung jawaban
Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada
atasan.
1. Prinsip pembagian pekerjaan
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan.
Agar kegiatan tersebut berjalan optimal, dilakukan pembagian tugas / pekerjaan yang
didasarkan pada kemampuan dan keahlian dari masing – masing pegawai.
1. Prinsip rentang pengendalian
Arinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu
dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi.
Semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin
kompleks rentang pengendaliannya.
1. Prinsip pemisah
Beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain.
1. Prinsip keseimbangan
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuanorganisai dalam hal ini
dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi
tersebut. Tujuan oranisasi tersebut akan di wujudkan melalui aktivitas / kegiatan yang akan
dilakukan.
1. Prinsip fungsional
Seorang pegawai, dalam suatu organisasi secara fungsional, harus jelas tugas dan
wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, srta tanggung jawab dari pekerjaannya.
1. Prinsip fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
dinamika organisasi sendiri (internal factor ) dank arena adanya pe ngaruh diluar organisasi
(external factor ), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai
tujuannya.
1. Prinsip kepemimpinan
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan kepemimpinan, atau ddengan kata lain
organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang
digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.
Adapun menurut yayat (2004) organisasi dapat mencapai tujuannya dengan efektifdan efesien
apabila memenuhi beberapa asas pokok yang dapat dijadikan pedoman antara lain:
1) Perumusan tujuan;
2) Pembagian tugas pekerjaan;
3) Pendelegasian kekuasaan;
4) Rentang pengawasan;
5) Tingkat pengawasan;
6) Kesatuan perintah dan tanggung jawab;
Tujuan organisasi mempunyai syarat – syarat sebagai berikut:
1) Specific, mempunyai ciri – ciri jelas mengenai batas – batas tujuan yang akan di capai;
2) Realistic, sesuai dengan kenyataan;
3) Moderate risk, untuk mencapai suatu tujuan, terkandung resiko yang tidak terlalu berat;
4) Challenging, meantang;
5) Measurable, tujuan harus dapt diukur, misalnya peningkatan volume produk sebesar 25
% dari produk tahun lalu;
6) Time phased, kurun waktu yang jelas dengan penjadwalan kerja yang cermat;
4. Tipologi organisasi
Tipologi organisasi adalah pengelompokan tipe atau jenis – jenis organisasi. Pengelompokan
jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan criteria berikut:
a) Berdasarkan jumlah hukum yang memegang tapuk pimpinan
1. Bentuk tunggal, yaitu pimpinan organisasi hanya dipegang oleh satu orang.
Kebaikannya adalah segala sesuatu dapat dputuskan dengan cepat sebab pimpinan tidak harus
berunding dengan pihak lain karena ia memegang kekuasaan dan tanggung jawab
sepenuhnya.
Kekurangannya apabila pimpinan tidak mempunyai pengetahuan yang luas, kurang berani
bertindak, lambat berfikir dan bertindak sehingga kecepatan dan ketegasan bertindak dari
organisasi tidak dapat di capai.
1. Bentuk komisi, yaitu pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari
beberapa orang.
Kebaikan :
Adanya pembagian tugas diantara anggota dewan sehingga memungkinkan semua
bidang tugas mendapat perhatian sepenuhnya;
Keputusan – keputusan yang di ambil oleh anggota lebih dari seorang cenderung lebih
tepat dari pada yang hanya berdasarkan pertimbangan satu orang saja;
Adanya kerja sama yang erat untuk mengikul tanggung jawab bersama mempunyai
peran mendidik diantara angota – anggota dewan itu.
Keburukan :
Keputusan tidak dapat siambil dengan cepat ;
Menghasilkan tindakan pimpinan yang kurang tegas karena keputsan merupakan hasil
pikiran beberapa orang sebagai kesatuan;
Anggota sering berlindung di balik keputusan tersebut untuk menghindarkan
tanggung jawab.
b) Berdasarkan lalu lintas kekuasaan
1) Berdasarkan lurus / organisasi lini
Kebaikannya, menurut G.R. Tery (1964:389) dalam bukunya the principle of management,
antara lain :
Penyampaian informasi dapat dilakukan dengan cepat;
Memungkinkan terbentuknya manajer terlatih;
Keputusannya dapat di ambil cepat;
Keburukannya :
Penumpikan pekerjaan dtngan seseorng;
Tidak memungkinkan spesialisasi
Anggota manajer sulit diganti;
2) Bentuk lini dan staf
Untuk mengatasi kelemahn dan kekurangan, biasanya para manajer mengakat sejumlah ahli
yang disebut staf. Anggota staf adalah anggota yang memiliki hak untuk memberikan bahan –
bahan pertimbangan atau nasihat kepada pimpinan.
3) Betuk fungsional
Kelebihan bentuk fungsional adalah manajer menjadi lebih cakap dalam bidang pekerjaanya,
sedangkan kelemahannya, koordinasi menjadi lebih sukar di laksanakan karena saluran
perintah yang menyilang menyebabkan setiap bawahan bertanggung jawab pada lebih dari
satu orang atasan.
c) Berdasarkan sifat hubungan personal
1) Organisasi formal, yaitu setiap bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih yang di
atur dan di pola kan secara resmi dalam rangka mencapai tujuan bersama.
2) Organisasi informal, yaitu hasil keseluruhan hubungan pribadi yang terjalin antara
individu – individu maupun antar kelompok manusia.
d) Berdasarkan tujuan
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan
atau ‘profit oriented ‘ dan (2) organisasi sosial yang tujuannyatidak mencari keuntungan atau
‘nonprofit oriented’.
e) Berdasarkan sektor sosial
Beberapa jenis organisasi dalam berdasarkan sektor sosial, antara lain (a) organisasi
pendidikan, (b) oranisasi kesehatan, (c) organisasi pertanian dan lain – lain.
f) Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani (Parson, 1960)
1) Organisasi produksi
2) Organisasi yang bertujuan berorientasi pada politik
3) Organisasi yang bersifat integral
4) Organisasi pemelihara
g) Berdasarkan kepatuhan
1) Organisasi coercive-alienative
2) Organisasi renumerative-instrumental
3) Organisasi normative-moral
4) Organisasi coercive-instrumental
5) Organisasi renumerative- moral
6) Organisasi normative- alienative
7) Organisasi coercive- moral
8) Organisasi renumeration- alienative
9) Organisasi normative- instrumental
h) Berdasarkan pihak yang memakai manfaat
1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang manfaatnya diutamakan untuk
dinikmati para anggotanya sendiri
2) Service organization, yaitu organisasi yang manfatnya diutamakn untuk dinikmati oleh
pelanggan
3) Business organization, yaitu oerganisasi yang sasaran utamanya adalah mencapai laba.
4) Commonwealth organization yaitu organisasi yang manfaatnya dapat dinikmati oleh
masyarakat umum.
1. C. Pengertian Perilaku Organisasi
Secara sederhana, dalam mempelajari perilaku organisasi tercakup empat unsure (walter,
1972), yaitu sebagai berikut:
1) Aspek psikologi tindakan manusia itu sendiri sebagai hasil studi psikologi.
2) Adanya bagian lain yang diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari tindakan
manusia dalam organisasi.
3) Prilaku organisasi sebagai suatu disiplin, mengakui bahwa individu dipengaruhi oleh
bagaimana organisasi diatur dan siapa yang mengawasi mereka.
4) Walaupun di sadari adanya keunikan tiap – tiap individu, perilaku organisasi lebih
banyak menekankan pada tuntutan manajer bagi tercapainya tujuan organisasi secara
keseluruhan.
Perilaku organisasi sering disingkat OB adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak
perseorangan, kelompok, dan struktur pada prilaku dalam organisasi dengan maksud
menerapkan pengetahuan tentang hal – hal tersebut demi perbaikan efektivitas organisasi.
1. D. Sejarah Perkembangan ilmu prilak organisasi
Setelah perang dunia ke I, focus studi organisasi bergeser pada analisis tentang bagai mana
factor – factor manusia dan spikologi mempengaruhi organisasi. Hal ini adalah transformasi
yang disorong oleh penemuan tentang dampak Hawthorne. Para pakar terkemuka pada tahap
awal ini adalah Chester Barand Henri Fayol, Mary paker Follet, Frederick Herzeberg,
Abraham Maslow, Davic McCelland, dan Victor Vroom.
Perang dunia ke II mengahasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika
penemuan logistikbesar – besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat baru
terhadap system dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi.
Pada tahun 1980an penjelasan – penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan
menjadi bagian yang paling penting dari studi ini dengan memanfaatkan pendekatan –
pendekatan dari antaropologi, psikologi, dan sosiologi. Berlanjut pada zaman abad ke -21,
prilaku organisasi saat ini menjadi bidang studi yang berkembang pesat. Jurusan studi
organisasi ditempatkan dalam sekolah – sekolah bisnis, dan banyak universitas yang juga
mempunyai program spokologi industri dan ekonomi industri.
1. E. Tingkat Analisis dalam Prilaku Organisasi
1) Menganalisis prilaku organisasi dalam tingkat individu
2) Menganalisi perilaku organisasional dari tingkat kelompok
3) Menganalisis perilaku organisasional dari tingkat organisasi
4) Faktor lingkungan
1. F. Tujuan Memahami Perialaku Organisasi
Setiap disiplin ilmu pasti memiliki tujuan. Begitu juga halnya dengan disiplin ilmu perilaku
organisasi. Menurut Nirman (1996), tujuan memahami perilaku organisasi adalah sebagai
berikut:
1) Prediksi
2) Eksplasi
3) Pengendalian
1. G. Keterkaitan Beberapa Disiplin Ilmu terhadap Prilaku Organisasi
Prilaku organisasi merupkan ilmu prilaku terapan yang dibangun dengan dukungan sejumlah
disiplin prilaku antara lain:
1) Psikolog
Merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan dan kadang – kadang
mengubah prilaku manusia.
2) Sosiologi
Sosiologi mempelajari hubungan manusia dengan sesamanya.
3) Psikologi sosial
Suatu bidang dalam psikologi yang memandukan konsep – konsep, baik dari psikologi
maupun sosiologi.
4) Antropologi
Studi tentang masyarakat untuk mempelajari manusian dan kegiatannya.
5) Ilmu politik
Konsttribusi para ilmuwan politik signifikan dalam memahami prilaku dalam organisasi.
BAB 2
MEMAHAMI INDIVIDU DALAM PERILAKU OEGANISASI
1. A. Pengertian Perilaku Individu
Perilaku didefinisikan sebagai suatu sikap atau tindakan serta segala sesuatu yang dilakukan
manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
David A.N., Richard Hackman, dan Edward E.L. dalam bukunya “Managing Organizational
Behaviour”, menjelaskan prinsip-prinsip dasar manusia berperilaku. Perbedaannya sebagai
berikut:
1. Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama
2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
3. Orang berpikir tentang masa depan dan membuat pilihan tentang bagaimana
bertindak
4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa
lalu dan kebutuhannya
5. Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang(affective)
6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilakuseseorang
1. B. Kepribadian
1. Mengenal konsep kepribadian
Kepribadian menurut Allport adalah sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan
fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.
Menurut Pervin dan John kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri atas pola-
pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang konsisten.
Kepribadian terdiri atas trait dan tipe (type). Trait dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang
menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Sedangkan tipe adalah
pengelompokkan bermacam-macam trait. Tipe memiliki tingkat regularity dan generality
yang lebih besardaripada trait.
Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa sumsi, yaitu:
1. Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang
membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
1. Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
2. Trait konsisten dari situasi ke situasi
3. Trait merupakan kecenderungan dasaryang menetap selama kehidupan, namun
karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:
1. Adanya proses adaptif
2. Adanya perbedaan kekuatan
3. Kombinasi dari trait yang ada
Sehubunagn dengan adanya peran genetik dalam pembentukan kepribadian, ada empat
pemahaman yang perlu diperhatikan:
1. Meskipun faktor genetik mempunyai peran penting terhadap perkembangan
kepribadian, faktor non-genetik tetap mempunyai peranan bagi variasi kepribadian.
2. Meskipun faktor genetik merupakan hal yang penting dalam memengaruhi
lingkungan, faktor non-genetik paling bertanggung jawab terhadap perbedaan
lingkungan pada orang-orang.
3. Pengalaman-pengalaman dalam keluarga adalah hal yang penting meskipun
lingkungan keluarga berbeda bagi setiap anak sehubungan dengan jenis jenis kelamin
anak, urutan kelahiran, atau kejadian unik dalam kehidupan keluarga pada tiap anak.
4. Meskipun terdapat kontribusi genetik yang kuat terhadap trait kepribadian, tidak
berarti bahwa trait itu tetap atau tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
1. Teori-teori pengembangan kepribadian
1. Teori psikoanalitik
Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud yang menurutnya bahwa untuk memahami
kepribadian seseorang, kita harus melihat ke dalam dirinya apa yang menjadi dasar
perilakunya.
1. Teori sifat atau perangai
Menurut teori ini kepribadian seseorang selalu tetap dan tidak berubah atau sulit berubah.
1. Teori kebutuhan
Teori ini dianggap dapat memberikan bantuan untuk lebih memahami kepribadian seseorang.
1. Teori tingkat kebutuhan
Teori ini lebih memerhatikan manusia yang psikologisnya sehat. Dalam membangun teori
hierarki kebutuhan-kebutuhan yang bersifat deduktif, Maslow bertitik tolak dari tiga asumsi
pokok:
1. Manusia adalah makhluk yang sellu berkeinginan. Keinginan mereka tidak pernah
terpenuhi seluruhnya.
2. Kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak akan menjadi pendorong lagi.
3. Kebutuhan manusia tersusun menurut hierarki tingkat pentingnya.
4. Motif untuk berprestasi (achievment motive)
Teori ini berasumsi bahwa semua kebutuhan itu ada karena dipelajari sehingga kepribadian
juga akan berubah kalau seseorang belajar.
1. C. Atribut Kepribadian
1. Daerah Pengendalian (Locus of Control)
Daerah pengendalian berkenaan dengan sejauh mana seseorang merasa yakin bahwa
tindakannya akan memengaruhi imbalan yang akan diterimanya.
1. Paham Otoritarian
Sifat kepribadian otoritarian yang tinggi memiliki intelektual yang kaku, membedakan orang
atau kedudukan dalam organisasi, mengeksploitasi orang yang memiliki status di bawahnya,
selalu curiga, dan menolak perbuatan.
1. Orientasi Prestasi
Merupakan karakteristik kepribadian yang dapat digunakan untuk meramal perilaku
seseorang.
1. Introversi dan Ekstroversi
Introversi adalah sifat kepribadian seseorang yang cenderung menghabiskan waktu dengan
dunianya sendiri dan menghasilkan kepuasan atas pikiran dan perasaan. Ektroversi adalah
sifat kepribadian yang cenderung mengarahkan perhatian kepada orang lain, kejadian
lingkungan dan menghasilkan kepuasan dari stimulus lingkungan.
1. Persepsi
Menurut Gitosudarmo, I. (1997) persepsi adalah suatu proses memerhatikan dan menyeleksi,
mengorganisasikan, dan menafsirkan stimulus lingkungan.
1. D. Tipe-tipe Kepribadian
1. Teori Carl Gustav Jung
Mengelompokkan sikap manusia menjadi a macam:
1. Intraversi
2. Extroversi
3. Teori Galenus
Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah
akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia :
1. Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)
2. Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir)
4. Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah).
3. Teori Kretschmer
a. Tipologi fisik:
Tipe piknis, dengan cirri badan bulat, pendek, perut gendut, wajah bundar, badan berlemak,
dan dada berisi.
Tipe asthenis, dengan cirri bentuk badan langsing, anggota badan serba panjang, dada rata,
kepala kecil, dan wajah sempit.
Tipe atletis, dengan cirri bentuk badan merupakan campuran antara dua tipe sebelumnya
Tipe displastis, dengan cirri bentuk badan tinggi besar sekali, atau kecil pendek.
1. Teori Sheldon
Somatotipe adalah usaha untuk mengukur morphogenotipe melalui pengukuran
phenotipe.
Morphogenotipe adalah perkembangan bentuk dan struktur dari organisma
Phenotipe adalah karakteristik yang nampak
Konsep pengukuran jasmani model W.H Sheldon
Somatotipe performance test, yaitu menentukan morphogenotipe melalui pengukuran
phenotipe dengan cara membuat foto-foto tubuh manusia dari muka dan samping sehingga
didapatkan variabel2 yang merupakan dasar dari variasi jasmani. Ditemukan tiga komponen /
dimensi jasmani :
Endomorphy
Mesomorphy
Ectomorphy
Istilah diatas dihubungkan dengan 3 lapisan pada pembentukan fetus manusia yaitu
endoderm, mesoderm, ectoderm. Menurut Sheldon ada 3 tipe pokok keadaan jasmani :
1. Type Endomorph Komponen endomorphy dominan dibandingkan 2 komponen yang
lain. Ciri-ciri : Alat-alat atau organ-organ internal dan seluruh sistem digestif yang
berasal dari endoderm sangat berperan. Secara fisik tampak : lembut, gemuk
2. Tipe Mesomorph Komponen mesomorphy dominan dibandingkan komponen lain.
Ciri-ciri : Bagian tubuh yang berasal dari mesoderm lebih berkembang. ( Otot,
pembuluh darah, Jantung ). Secara fisik tampak : kokoh, keras, otot menonjol, tahan
sakit, banyak ditemukan olahragawan, tentara.
3. Tipe Ectomorph Komponen Ectomorphy dominan Ciri-ciri : Organ-organ ectoderm
lebih berkembang seperti kulit dan sistem syaraf. Secara fisik terlihat : jangkung, dada
kecil dan pipih, lemah, otot tidak terlihat.
1. E. Mekanisme Memahami Perilaku Individu
1. Mekanisme pembentukan perilaku menurut aliran behaviorisme
Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku dapat dibentuk melalui proses
pembiasaan dan penguatan dengan mengondisikan atau menciptakan stimulus-stimulus
tertentu dalam lingkungan.
1. Mekanisme pembentukan perilaku menurut aliran holistik(humanisme)
Holistik atau humanisme memandang bahwa aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari
dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun
tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan.
1. F. Gaya-gaya Perilaku Individu
Ciri-ciri utama gaya perilaku pribadi
1. Pemikiran sistematis:
1. Teliti, metodis, dan hati-hati(lamban) dalam bertindak dan memutuskan.
2. Suka organisasi dan struktur-lebih memilih lingkungan kerja yang objektif,
intelektual, dan berorientasi pada tugas.
3. Bekerja lamban dan lebih suka sendirian, tidak suka keterlibatan dengan orang
lain.
4. Ingin semua benar.
5. Cenderung introvert dan reflektif.
6. Kecakapan pemecahan masalah yang baik.
7. Penggerak yang dominan:
1. Tindakan dan keputusan yang tegas.
2. Mengambil tanggung jawab dan suka mengendalikan.
3. Fokus pada tugas-berusaha menyelesaikan tugas.
4. Dingin dan independen, suka bersaing, dan ingin menang sendiri.
5. Berkehendak kuat.
6. Toleransi rendah terhadap perasaan, sikap, dan nasihat orang lain.
7. Bekerja cepat dan mengesankan.
8. Kecakapan administratif yang baik.
9. Sifat asertif rendah pembangunan hubungan yang mantap:
1. Lamban dalam mengambil tindakan dan keputusan.
2. Menyukai hubungan yang dekat dan bersifat pribadi.
3. Tidak suka dengan konflik antar pribadi.
4. Melihat masalah dan memerhatikan hal-hal yang dapat
dikerjakan.
5. Lemah dalam menentukan tujuan dan pengarahan sendiri.
6. Bekerja lamban dan terpadu dengan orang lain.
7. Kecakapan konseling yang baik.
8. Sifat asertif tinggi ekspresif dan antusias:
1. Tindakan dan keputusan yang spontan.
2. Suka dengan keterlibatan dan tidak suka sendiri.
3. Melebih-lebihkan dan menggeneralisasi.
4. Cenderung bermimpi dan menjebak orang lain dalam
mimpinya.
5. Optimis dan cenderung melihat hal-hal positif dalam
hidup, sering menutup-nutupi kenyataan, situasi, dan
keprihatinan yang negatif.
6. Melompat-lompat dari satu kegiatan ke kegiatan lain.
7. Berperilaku impulsif dan tidak menyukai perencanaan.
8. Kecakapan persuasif yang baik.
BAB 3
DIMENSI-DIMENSI YANG TERDAPAT DALAM PERILAKU
DAN PEMBENTUKAN PERSONAL MEANING
A. Dimensi Persepsi
1. 1. Menjajaki pengertian persepsi
Persepsi dalam kamus diartikan sebagai proses pemahaman ataupun pemberian makna atas
suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh dari proses pengindraan terhadap
objek, pristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diperoleh oleh otak.
Proses kognisi dimulai dari persepsi, melalui persepsilah manusia mandang dunianya.
Apakah dunia terlihat berwarna, cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia.
Persepsi harus dibedakan dengan sensasi (sensation).
Jadi dapat dikatakan sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris
(energi fisik dari lingkungan) melalui pengindraan dan menerjemahkan informasi tersebut
menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat
(menggunakan indra visual “mata”) sebuah benda berwarna merah, ada gelombang cahaya
dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformsikan menjadi
sinyal-sinyal di otak, kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”.
1. 2. Prinsip persepsi
Sebagian besar dari prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori
Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian yang
diindra seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan (the whole). Teori Gestalt
menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan cara seseorang menata sensasi
menjadi suatu bentuk persepsi.
Prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini menggambarkan
bahwa manusi secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus mana yang
menjadi fokus atau bentuk utama (=figure) dan mana yang menjadi latar (=ground).
1. 3. Prinsip pengorganisasian persepsi
Beberapa prinsip pengorganisasian persepsi,
1. Prinsip Proximity; seseorang cenderung memersepsi stimulus-stimulus yang
berdekatan sebagai satu kelompok.
2. Prinsip Similarity; seseorang cenderung memersepsikan stimulus yang aman sebagai
satu kesatuan.
3. Prinsip Continuty; prinsip ini menunjukan bahwa kerja otak manusia secara alamiah
melakukan proses melengkapi informasi yang diterimanya walaupun sebenarnya
stimulus tidak lengkap.
1. Diterminasi persepsi
Disamping faktor-faktor teknis seperti kejelasan stimulus (misalnya suara yang jernih,
gambar yang jelas), kekayaan sumber stimulus (misalnya, media multichennel, seperti audio-
visual), persepsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan
terkadang lebih menentukan bagaimana informasi (pesan/stimulus) dipersepsikan.
Faktor yang sangat dominan adalah faktor ekspektansi dari sipenerima informasi sendiri.
Ekspektansi memberikan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang
menyiapkan seseorang untuk memersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi
oleh beberapa hal berikut,
1. Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang menerima
stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam memersepsi.
2. Kebutuhan; seseorang cenderung memersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya
saat ini.
3. Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman sangat
memengaruhi cara seseorang memersepsikan sesuatu.
Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi,
1) Emosi; memengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu
saat karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure) adalah emosinya.
2) Impresi; stimulus yang salient/menonjol, akan lebih dahulu memengaruhi persepsi
seseorang.
3) Konteks; walaupun disebutkan terakhir, tidak berarti faktor ini kurang penting, nahkan
mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya, atau lingkungan fisik.
B. Dimensi Nilai
1. 1. Memahami nilai
Nilai mencerminkan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk
akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk prilaku
atau bentuk akhir keberadaan pelawanan atau kebalikan.” (Robbins, 2006). Nilai
mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu
mengenai apa yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai mempunyai atribut isi dan intensitas.
1. 2. Pentingnya nilai
Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk
memahami sikap dan motivasi, serta memengaruhi persepsi kita. Individu-individu memasuki
organisasi dengan gagasan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan
tidak seharusnya.
1. 3. Tipe nilai
Milton Rokeach menciptakan Survei Nilai Rokeach (RVS). RVS terdiri atas dua perangkat
nilai, dengan tiap perangkat berisi 18 butir nilai individu. Satu perangkat yang disebut nilai
terminal, merujuk pada bentuk akhir keberadaan yang sangat diinginkan. Perangkat lain yang
disebut nilai instrumental, merujuk pada bentuk perilaku atau upaya-upaya untuk mencapai
nilai-nilai terminal yang lebih disukai oleh orang tertentu.
Nilai-nilai Terminal Nilai-nilai Instrumental
Kehidupan yang nyaman (kehidupan
yang makmur)
Kehidupan yang menarik (kehudupan
yang memotivasi dan aktif)
Rasa pencapaian (kontribusi
permanen)
Dunia dalam perdamaian (bebas dari
peperangan dan konflik)
Dunia keindahaan (keindahan alam
dan seni)
Kesetaraan (persaudaraan, peluang
Berpandangan luas (berpikiran
terbuka)
Berkemampuan (kompeten, efektif)
Cerai (ringan hati, suka cita)
yang sama untuk semua)
Keamanan keluaga (merawat mereka
yang dicintai)
Kebebasan (kemerdekaan, pilihan
bebas)
Kebahagiaan (kepuasan)
Harmoni internal (kebebasan dari
konflik internal)
Cinta yang matang (keintiman seksual
dan spiritual)
Keamanan nasional (perlindungan dari
serangan)
Kesenangan (kehidupan yang dapat
dinikmati dan menyenangkan)
Keberkahan (kehidupan yang selamat
dan abadi)
Kehormatan diri (harga diri)
Pengakuan nasional (kehormatan,
kekaguman)
Persahabatan sejati (pertemanan dekat)
Kebijaksanaan (pemahaman matang
tentang kehidupan)
o Ambisius (pekerja keras, penuh
harapan);
Bersih (rapi, tertata)
Penuh keberanian (membela
keyakinan-keyakinan anda)
Pema’af (bersedia memberi ma’af
demi kebaikan orang lain)
Jujur (tulus, terbuka)
Imajinatif (penyayang, kreatif)
Independen (mengandalkan diri
sendiri, kepuasan diri)
Intelektual (cerdas, reflektif)
Logis (konsisten, rasional)
Pencinta (penyayang, lembut)
Patuh (setia, penuh hormat)
Sopan (beradab, berprilaku baik)
Tanggung jawab (tempat bergantung,
dapat diandalkan)
Pengendalian diri (terkendali, disiplin)
1. 4. Fungsi nilai
Fungsi utama nilai dapat dijelaskan sebagai berikut;
1. Nilai sebagai standar (Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994)
2. Sistem nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik dan pengambilan
keputusan (Feather, 1995; Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994)
3. Fungsi motivasional
Fungsi langsung nilai adalah fungsi mengarahkan tingkah laku individu dalam situasi sehari-
hari, sedangkan fungsi tidak langsungnya adalah mengekspresikan kebutuhan dasar sehingga
nilai dikatakan memiliki fungsi motivasional.
1. 5. Hubungan nilai dan tingkah laku
Dalam kehidupan manusia, nilai berperan sebagai standar yang mengarahkan tingkah laku.
Nilai membimbing individu untuk memasuki suatu situasi dan cara individu bertingkah laku
dalam situasi tersebut (Rokeach, 1973; Kahle dalam Homer & Kahle, 1988). Nilai juga
menjadi kriteria yang dipegang oleh individu dalam memilih dan memutuskan sesuatu
(Williams dalam Homer & Kahle, 1988).
Nilai juga merupakan salah satu komponen yang berperan dalam tingkah laku. Perubahan
nilai dapat mengarahkan terjadinya perubahan tingkah laku. Perubahan nilai telah terbukti
secara signifikan menyebabkan perubahan pula pada sikap dan tingkah laku memilih
pekerjaan, merokok, mencontek, mengikuti aktivitas politik, pemilihan teman, ikutserta
dalam aktifitas penegakan hak asasi manusia, membeli mobil, memilih aktivitas di waktu
senggang, berhubungan dengan ras lain, menggunakan media massa, mengantisipasi
penggunaan media, dan orientasi politik (Horner & Kahle, 1988).
1. 6. Pengukuran nilai
Selama ini pengukuran nilai didasarkan pada hasil evaluasi diri yang dilaporkan oleh individu
ke dalam suatu skala pengukuran (misalnya Rokeach value survey, Schwartz value survey).
Evaluasi diri membutuhkan pemahaman kognitif maupun afektif terhadap diri sendiri,
termasuk untuk membedakan antara nilai ideal normatif dan nilai faktual yang ada saat ini.
Cara lain yang digunakan unuk mengetahui nilai individu adalah dengan teknik wawancara.
Teknik ini telah digunakan oleh Rokeach (1973) untuk menggali nilai-nilai apa saja yang
dimiliki seseorang.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, nilai-nilai seseorang akan tampak dalam
beberapa indikator berikut;
1. Pernyataan tentang keinginan-keinginan, prinsip hidup, dan tujuan hidup seseorang.
2. Tingkah laku subjek dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Fungsi nilai dalam memotivasi tingkah laku.
4. Salah satu fungsi nilai adalah dalam memecahkan konflik dan mengambil keputusan.
5. Fungsi nilai dari nilai adalah membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu
dalam suatu topik sosial tertentu dan mengevaluasinya.
C. Dimensi Sikap
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluative, baik yang diinginkan atau yang tidak
diinginkan mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan cara seseorang
merasakan sesuatu.
2. Tipe-tipe Sikap
Sebagian besar penelitian dalam OB telah terfokus pada tiga sikap, yaitu:
1. Kepuasan kerja. Istilah ini merujuk pada sikap umum individu terhadap pekerjaannya.
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif
terhadap kerja itu, seseorang yang tak puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap
negatife terhadap pekerjaan itu.
2. Keterlibatan kerja. Yaitu bahwa keterlibatan kerja mengukur derajat seseorang secara
psikologis mengertikan dirinya pekerjaannya dan menganggap tingkat kinerjanya
sebagai hal penting bagi harga diri.
3. Komitmen pada organisasi. Sikap tersebut didefinisikan sebagai keadaan
karyawanyang mengaitkan dirinya pada organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya,
serta berharap memperhatikan keanggotaan dalam organisasi itu. Dengan demikian,
keterlibatan kerja yang tinggi, berarti mengaitkan diri pada pekerjaan khusus
seseorang, sedangkan komitmen pada organisasi yag tinggi berarti mengaitkan diri
pada organisasi yang mempekerjakannya.
3. Sikap dan Konsistensi
Penelitian umumnya menyimpulkan bahwa orang-orang mengusahakan konsistensi diantara
sikap-sikapnya serta antara sikap dan prilakunya. Ini berarti bahwa individu-individu
berusaha menyatukan sikap-sikap yang berpisah dan memadukan sikap dan prilaku mereka
sehingga tampak rasional dan konsisten. Jika terjadi ketidakkonsistenan, digunakanlah
kekuatan untuk mengendalikan individu itu pada keseimbangan, yaitu sikap dan prilaku
kembali konsisten.
D. Personal Meaning
Frankl (dalam wiebe, 2001) memandang bahwa seseorang yang memiliki personal
meaning yang positif (fulfillment of personal meaning) dalam kehidupan, ia akan
berkontribusi pada harapan serta bersikap optimisme dan menghargai terjadinya suatu masa
buruk dalam siklus kehidupan.
Frankl (dalam wiebe 2001) berkeyakinan bahwa meaningfulness (kebermaknaan) dalam
hidup, berhubungan dengan self esteem yang tinggi dan prilaku yang murah hati terhadap
orang lain, sedangkan meaningless (ketidakbermaknaan) dalm hidup berasosiasi dengan
ketidak pedulian atau melepaskan diri (diengageement).
1. 1. Personal meaning dalam beberapa persepektif
2. Persepektif Relatifitas
Dalam penelitiannya tersebut battista dan almond menemukan 4 hal yang biasa di temukan
yang berhubungan degan personal meaning yaitu sebgai berikut :
1. Orang yang percaya bahwa hidupnya bermakna secara positif pasti menyakini
konsep0konsep tertentu, seperti humanistic, religiusitas, atau idiosyncratic yang
berhubungan dengan makna kehidupan.
2. Konsep meaning yang mereka yakini memunculkan kekonsistensian mereka untuk
mencapai arah dan tujuan hidup mereka.
3. Orang yang percaya bahwa hidup mereka bermakna entah hidup mereka sudah
bermakna atau mereka yang masih berusaha mencapai tujuan hidupnya.
4. Dalam proses mencapai tujuan hidup yang mereka buat dalam diri seseorang, akan
muncul perasaan signifikan pada diri mereka sendiri dan rasa bangga terhadap
kehidupan mereka.
5. Persepektif Eksistensial
Tujuan pokok humanism-eksistensialis adalah keselamatan dan kesempurnaan manusia.
1. persepektif eksistensial Sartre
pandangan sarte mebgenai eksistensialisme sebagai humanism adalah ajaran yang
menghargai kehidupan manusia, dan mengajarkan bahwa setiap kebenaran dan tindakan
mengandung keterkibatan lingkungan dan subjektifitas manusia (Sartre dalam soejadi, 2001).
Sartre berpendapat bahwa manusia memiliki kebebasan, kemerdekaan, dan merupakan
makhluk pribadi yang otonom.
1. Persefektif eksistensial omoregbe
Omoregbe (dalam soejadi,2001) mengatakan implikasinya dalam sikap dan tindakan
humanis, bahwa kebebasan manusia, menurut Sartre memberikan dan membawa jalan keluar
yang pundamental untuk mentransindensi atas dunia, menumbuhkan semangat keberanian
manusia untuk berbuat lebih kreatif dan progresif dalam usaha meraih hidup yang lebih
tinggi, member peluang kepada setiap pribadi manusia untuk mengemabngkan diri.
2.Definisi Meaning dan Personal Meaning
a. Definisi Meaning Menurut Maslow
Maslow (dalam wiebe,2001) mengatakan bahwa meaning di alami dari aktualisasi diri,
individu yang termotifasi untuk mngetahui alas an atau maksud dari keberadaan dirinya.
1. Definisi Meaning Menurut Baumeister
Baumeister (1991) mengatakan bahwa meaning mengandung beberapa bagian kepercayaan
yang saling berhubungan antara benda, kejadian, dan hubungan.
1. Definisi Meaning Menurut Frankl
Frankl ( dalam wiebe, 2001) mengonsepkan meaning sebagai pengalaman dalam merespons
tuntutan dalam kehidupan, menjelajahi dan meyakini adanya tugas unik dalam kehidupannya,
dan membiarkan dirinya mengalami atau meyakini keseluruhan meaning.
1. Definisi Personal Meaning Menurut Reker
Menurut Reker, personal meaning adalah memiliki tujuan hidup, memiliki arah, merasa
memiliki kewajiban dan alas an untuk ada (eksis), identitas diri yang jelas, dan kesadaran
social yang tinggi.
3.Dimensi Meaning
a. Structural Components (Komponen Stuktural)
1. Komponen Kognitif
Kompnen kognitif diartikan sebagai system keyakinan individu dan pandangan menyeluruh
yang telah terbangun dalam konteks budaya yang spesifik dan dipengaruhi oleh pengalaman
kehidupan individu yang unik.
2.Komponen Motifasional
Komponen motifasional adalah system nilai yang dibangun pada setiap individu. Nilai adalah
pedoman kehidupan, yang mengarahkan pada tuujuan yang harus dicapai oleh seseorang, dan
cara mencapai tujuan tersebut, nilai ditentukan oleh kebutuhan individu, kepercayaan, dan
masyarakat.
3.Komponen Efektif
Komponen efektif terdiri atas rasa puas ( satisfaction) dan pemenuhan atau perasaan
terpenuhi (fulfillment) individu yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman dan
keberhasilan mencapai tujuan individu tersebut.
4.Komponen Personal dan Social(Reconditions of Meaning)
Recondition of meaning terdiri atas hubungan social dan kualifikasi personal. Komponen
social terdiri atas hubungan personal, cinta, dan empati. Komponen personal terdiri atas
kualitas unik pada individual, atribut personal (seperti menjadi kreatif, fleksibel, adaktif,
intelektuel, memiliki rasa ingin tahu, dan bertanggung jwab), yang mempengaruhi personal
meaning.
b.Sources of Meaning (Sumber Meaning)
Sumber meaning, yaitu isi area-area yang berbeda atau tema personal yang dialami
meaning.darimanameaning berasal? Nilai dan kepercayaan adalah landasan kuat dari sumber
meaning. Nilai didefinisikan sebagai konstruk yang melebihi situasi spesifik, dan nilai lebih
disukai secara personal dan social.
4.Breadth of Meaning
Breadth of meaning adalah kecenderungan individu untuk mengalami atau memperoleh
meaning dari beberapa sumber yang berbeda. Reker dan Wong (dalam Reker dan
Camberline, 2000) menyatakan bahwa individual: (a). akan mengalami meaning dari
beberapa sumber yang berbeda, (b). semakin banyak sumber meaning yang dimiliki, semakin
mengarahkan individu tersebut pada rasa pemenuhan (fulfillment) yang lebih besar.
5.Depth of Meaning
Depth of meaning menunjukan kualitas pengalaman meaning individu. Apakah pengalaman
meaning individu tersebut dangkal, dalam, atau hanya sebagian? Menurut Reker dan Wong
(dalam reker dan camberline, 2000), ada empat level depth yang menunjukan tingkat
meaning yang dialami individu. Keempat level ini depth ini dikategorikan menjadi self-
preoccupation dengan kesenangan kenyamanan (level 1), pengabdian waktu dan tenaga untuk
mewujudkan potensi diri (level 2), pelayanan bagi orang lain dan komitmen terhadap lingkup
social yang lebih luas, atau alas an politis(level 3), dan nilai yang menyenangkan yang
melebihi arti individu dan meliputi alam semesta, dan tujuan akhir kehidupan (level 4).
6. Proses Penghayatan Hidup Tak Bermakna Menjadi Lebih Bermakna Atau
Penemuan Personal Meaning.
Basstman (1996) melihat proses makna hidup seseorang dalam suatu proses yang merupakan
urutan pengalaman dari penghayatan hidup tak bermakna menjadi lebih bermakna, atau
berdasarkan definisi reker disebut proses penemuan personal meaning
BAB 4
KELOMPOK DAN TIM DALAM ORGANISASI
A.DEFINISI KELOMPOK
Klompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling
bergantung untuk mencapai tujuan tertentu.
2 Alasan seseorang bergabung dengan kelompok :
1.Untuk mencapai tujuan apabila dlakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai
2.Dalam kelompok,kebutuhan seseorang dapat terpuaskan dan mendapat reward
social,seperti rasa bangga,rasa dimiliki,cinta,pertemanan dsb.
Brainstorming dalam mengambil keputusan kelompok efektif apabila anggota kelompok 5-15
orang
Kohesivitas kelompok merupakan derajat yang anggota kelompoknya saling
menyukai,memiliki tujuan yang sama,ingin slalu mendambakan kehadiran anggota lainnya.
Kelompok dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdiri atas
sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah
tertentu.
Kelompok formal adalah kelompok yang ditetapkan berdasarkan struktur organisasi dengan
penugasan kerja yang ditentukan.adapun kelompok Informal adalah persekutuan yang tidak
terstruktur secara formal dan tidak ditetapkan secara organisasi.
B.KLASIFIKASI KELOMPOK
1.Kelompok Formal
Adalah kelompok yang sengaja dibentuk dengan keputusan manajer melalui suatu bagan
organisasi untuk menyelesaikan tugas secara efektif dan efesien.kelompok formal terdiri atas
:
a.kelompok komando yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan
melaksanakan tugas tugas rutin organisasi..
b.kelompok tugas yaitu suatu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dann
melakukan tugas tugas rutin organisasi.
2.Kelompok informal
Adalah suatu kelompok yang tidak bisa dibentuk secara formal melalui struktur
organisasi,tetapi muncul karena adanya kebutuhan dan kontak social.kelompok ini dibedakan
menjadi:
a.kelompok persahabatan,yang dibentuk karena adanya kesamaan tentang suatu hal,seperti
hobi,status perkawinan,jenis kelamin,latar belakang,pandangan politik dll.
b.kelompok kepentingan merupakan kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang
sama.
C.FASE PEMBENTUKAN KELOMPOK
Terjadi atas beberapa fase sebagai berikut :
a.Forming (pembentukan)merupakan fase awal yaitu keadaan ketidakpastian akan tujuan,
struktur, dan kepemimpinan kelompok harus dihadapi.fase ini berakhir pada saat para
anggota mulai berfikir bahwa diri mereka adalah bagian dari sebuah kelompok.
b.Storing (merebut hati) fase ini dicirikan oleh adanya konflik intra kelompok.berakhir
manakala memperoleh hierarki kepemimpinan yang relative jelas dalam kelompok.
c.Norming(pengaturan norma).menggambarkan adanya perkembangan hubungan dan
kelompok menunjukan adanya kohesi(kepaduan).berakhir dengan adanya struktur kelompok
yang solid dan perumusan yang benar diterima atas harapan serta perilaku kelompok.
d.Performing(melaksanakan).memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dengan baik dan
diterima oleh anggota.kelompok yang paling permanen fase ini merupakan fase terakhir dari
fase perkembangan.
e.Anjourning(pengakhiran).merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat
temporer,yang didalamnya tidak lagi berkenan dengan pelaksannaan tugas-tugas,tetapi
dengan berakhirnya rangkaian kegiatan.
1.Struktur Kelompok
Struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan dan
meramalkan sebagian besar perilaku individu didalam kelompok maupun kinerja kelompok
itu sendiri.Variabel struktur ini antara lain adalah kepemimpinan formal,peran,norma,status
kelompok,ukuran kelompok,komposisi kelompok,dan tingkat
kohesivitas(keerataan)kelompok.
a.Kepemimpinan Formal
Setiap kelompok kerja mempunyai pemimpin formal, orang ini umumnya mempunyai
jabatan. Pemimpin ini dapat memainkan peran penting dalam keberhasilan kelompok.
b.Peran.
Peran disini adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dimiliki seseorang yang
menduduki posisi tertentu. Pemahaman perilaku peran secara dramatis akan disederhanakan
jika masing-masing dari kita memilih satu peran dan memainkannya secara teratur dan
konsisten. Salah satu tugas dalam memahami perilaku adalah memahami peran yang sedang
dimainkan oleh seseorang.
Kelompok-kelompokyang berlainan memberlakukan persyaraatan peran yang berlainan pula
bagi individu.
1. Indetitas Peran. Sikap dan perilaku actual tertentu yang konsisten dengan peran bila
mereka menyadari bahwa situasi dan tuntunannya jelas-jelas membutuhkan perubahan
besar.
2. Persepsi Peran. Pandangan mengenai bagaimana ia seharusnya bertindak dalam
situasi tertentu disebut persepsi peran. Berdasarkan penafsiran di atas, persepsi peran
adalah cara kita meyakini bagaimana seharusnya perilaku kita terlibat ke dalam tipe-
tipe perilaku tertentu.
3. Pengharapan Pesan yaitu pengharapan peran didefinisikan sebagai bagaimana orang
lain meyakini tindakan Anda seharusnya dalam situasi tertentu. Pengharapan peran
bermanfaat untuk memeriksa topic harapan melalu perspektif kontrak psikologis.
Kontak psikologis ini menentukan harapan timbale balik yaitu apa yang duharapkan
manajemen dari para pekerja dan sebaliknya.
4. Konflik Peran. Apabila individu diharapkan pada pengharapan peran yang berlainan,
terjadi konflik peran. Konflik ini muncul apabila individu menemukan bahwa patuh
pada tuntutan suatu peran menyebabkan dirinya mendapatkan kesulitan kesulitan
mematuhi tuntutan peran lain.
2. Pengambilan keputusan kelompok.
Peninjauan ulang pengambilan keputusan kelompok.
1. Kelompok lawan individu
Kelompok-kelompok pengambilan keputusan mungkin digunakan secara luas di dalam
organisasi, tetapi apakah itu menyiratkan bahwa keputusan kelompok akan lebih disukai
daripada keputusan yang diambil oleh individu, pertanyaan ini bergantung pada sejumlah
factor.
1. Kekuatan pengambilan keputusan kelompok.
Kelompok menghasilkan iinformasi dan pengetahuan yang lebih lengkap. Dengan
menyatukan beberapa sumber daya dari beberapa individu, kita membawa lebih banyak
masukan ked alam proses keputusan.
1. Kelemahan pengambilan keputusan kelompok
Pengambilan keputusan kelompok menghabiskan waktu lebih banyak untuk mencapai
pemecahan dibandingkan dalam kasus yang keputusannya di ambil dari seorang saja.
Keputusan kelompok dapat didominasi oleh satu atau beberapa orang. Jika koalisi dominan
ini terdiri atas anggota dengan kemampuan rendah atau sedang, efektivitas kelompok akan
berkurang. Akhirnya, keputusan kelompok menjadi tidak efektive akibat tanggung jawab
yang ambigu.
1. Efektivitas dan efisiensi
Kelompok lebih efektive daripada individu bergantung pada criteria menurut criteria
ketetapan (akurasi), keputusan kelompok cenderung lebih tepat akan tetapi, jika efektivitas
keputusan didefinisikan menurut criteria kecepatan individu lebih unggul dan jika efektivitas
berarti tingkat penerimaan yang dicapai oleh keputusan akhir, sekali lagi, kelompok lebih
unggul.
Efektivitas tidak dapat dinilai tanpa mempertimbangkan efisiensi. Menurut criteria efesiensi,
kelompok hamper selalu kalah telak dibandingkan pengambilan keputusan secara individual.
Oleh karena itu, dalam memutuskan apakah menggunakan kelompok pertimbangan
hendaknya ditumpahkan pada penilaian apakah peningkatan efektivitas lebih dari cukup
sehingga mampu mengimbangi kerugian efisiensi.
D.PEMIKIRAN KELOMPOK DAN PERGESERAN KELOMPOK
Dua efek samping dari pengambilan keputusan kelompok kedua fenomena ini mempunyai
potensi memengaruhi kemampuan kelompok untuk menilai alternatif-alternatif secara positif
dan menghasilkan solusi keputusan yang berkualitas.
Fenomena yang pertama, yang disebut pikiran kelompok (groupthink), dikatakan dengan
norma-norma fenomena ini menggambarkan situasi ketika tekanan kelompok untuk
kesesuaian menghalangi kelompok untuk menghargai secara kritis pandangan-pandangan
yang tak biasa,minoritas,atau tak popular.pikiran kelompok jadi penyakit yang menyerang
bayak kelompok dan dapat secara dramatis merintangi kinerjanya. Fenomena kedua yang
kami tinjau ulang disebut pergeseran kelompok (groupshift). Fenomena ini mengindikasikan
bahwa dalam membahas seperangkat alternatif dan mencapai pemecahan tertentu, para
anggota kelompok cenderung membesar-besarkan posisi (pendirian) awal yang mereka anut.
Pemikiran kelompok
Gejala-gejala fenomena pemikiran kelompok yaitu sebagai berikut :
1.Para anggota kelompok meronalisasi setiap penolakan terhadap asumi yang telah mereka
ambil.
2.Para anggota menerapkan keraguan mereka yang mempertanyakan kesahihan argumea
(validitas) yang di dukung oleh mayoritas.
3.Anggota yang meragukan atau yang mempunyai titik pandang yang berbeda berusaha
menghindari penyimpangan consensus kelompok dengan tetap tidak mereka sendiri
mengenai kurang pentingnya keraguan itu
4. terlihat ada ilusi (khayalan) atas aklamasi
E. Tim dalam Organisasi
1. Tim vs kelompok
Kelompok memiliki cirri-ciri sebagai berikut
1. Anggota menganggap pengelompokan semata-mata untuk kepentingan administrative
2. Anggota cenderung memerhatikan dirinya sendiri karena tidak dilibatkan dalam
penetapan sasaran
3. Anggota diperintahkan untuk mengerjakan pekerjaan, bukan di minta saran untuk
mencapai sasaran yang terbaik
4. Anggota tidak percaya pada motif rekan-rekan kerjanya karena tidak memahami
peran anggota lainnya.
1. Apabila menerima diklat yang memandai, penerapannya sangat dibatasi oleh
pemimpin.
2. Anggota berada dalam suatu konflik tanpa mengetahui sebab dan cara pemecahan
masalahnya.
3. Anggota didorong untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan.
Ciri-ciri yang berkaitan dengan tim efektif, yaitu sebagai berikut.
1. Anggota menyadari ketergantungan diantara mereka dan memahami bahwa sasaran
pribadi maupun tim paling baik dicapai dengan cara saling mendukung.
2. Anggota tim ikut merasa memiliki pekerjaan dan organisasinya
3. Anggota memiliki kontribusi terhadap keberhasilan organisasi.
4. Anggota bekerja saling percaya dan didorong untuk mengungkapkan ide, pendapat,
ketidaksetujuan, serta mencetuskan perasaan secara terbuka
5. Anggota menjalankan komunikasi dengan tulus.
6. Para anggota didorong untuk menambah keterampilan dan menerapkanya dalam tim.
7. Mereka menyadari bahwa konflik dalam tim merupakan hal yang wajar.
8. Anggota berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi tim.
1. 2. Hakikat dan cirri-ciri organisasi sebagai tim
Tim dapat disimpulkan sebagai suatu kelompok yang memiliki ikatan dan interaksi yang
harmonis memacu terjadinya perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan pribadi maupun
organisasi. Keikatan dan interaksi yang harmonis tersebut akan muncul dalam bentuk
keterpaduan pola (way of thinking), pola emosi dan motivasi (way of feeling), dan pola
tindak ( way of action) (prajudi atmosoedirdjo,1989 ).masalah paling rawan dalam organisasi
adalah apabila keinginan dan interes individu dalam organisasi saling berhadapan “menang-
kalah” yaitu munculnya banyak vested-interest. Adapun ciri-ciri atau kondisi organisasi
sebagai tim tidak akan berhasil apabila:
1. desain visi, misi, dan strategi organisasi yang kurang imaginable,fesible,
communicable;
2. moral atau semangat tim rendah;
3. conflict of interest pribadi merebak;
4. kemampuan mental ( intelegensia,kreativitas ) rendah;
5. seleksi kurang berhasil;
6. kepribadian kurang dominan introvert atau ekstrovert;
7. komposisi susunan tim yang kurang efektif;
8. ketidakjelasan peran tim dan anggota-anggotannya;
9. tertutup untuk dievaluasikan;
10. pemberdayaan kurang efektif;
3.manfaat membangun tim efektif
Robert B.Maddux dalam bukunya tim bulding mengatakan bahwa manfaat membangun tim
yang efektif adalah sebagai berikut.
Dengan adanya tim,sasaran yang realitas ditentukan dan dapat dicapai secara optimal,anggota
tim dan pemimpin tim memiliki komitmen untuk saling mendukung satu sama lain agar
berhasil,memahami proritas anggota lainnya,komunitas bersifat terbuka,pemecahan masalah
lebih efektif ,upan balik kerja lebih memadai karena anggota tim mengetahui apa yang
diharapkan,konflik diterima sebagai hal yang wajar,keseimbangan tercapainya produktivitas
dengan pemenuhan kebutuhan pribadi,tim dihargai atas hasil yang sangat baik,termotivasi
untuk mengeluarkan ide ide, menyadari pentinggnya disiplin sebagai kebiasaan kerja,lebih
berprestasi dalam kerja sama dengan tim lainnya.
Bahwa banyak keuntungan bekerja dalam tim dibandingkan dengan kerja individu
pentingnya tim dalam mewujudkan kinerja organisasi,dalam kehidupan sehari-hari dapat
dibentuk tim.
Berikut ini cirri-ciri yang efektif menurut WANDI S BRATA dan PIUS M.SUMAKTOYO:
a.Tim merupakan kumpulan orang yang bekerja sama dengan tujuan tertentu
b.suatu tim yang efektif anggota kelompok menerima bberbagai perbedaan dan sumbangan
pemikiran serta masing-masing individu memiliki peran yang berdeda-beda
c.Pemecahan masalah dilaksanakan secara positif tanpa melibatkan kebencian individu
d.para anggota dan pemimpin tim besedia berbagai ilmu pengetahuan informasi dan
keterampilan
e.apabila terjadi perbedaan pendapat mereka akan duduk bersama memecahkan permasalahan
dengan kepala dingin dan memecahkan masalah secara terbuka
f.pembagian dan pendelgasian tanggung jawab bekerja secara mandiri,tetapi tetap dalam
kerangka kerja sama
g.berbagai saran untuk memperbaiki kinerja organisasi diterima dengan baik walaupun
berasal dari anggota tim
h.seluruh anggota tim tidak ragu-ragu mengambil inisiatif dan tindakan,tanpa merasa cemas.
F.KERJASAMA DALAM MEMBANGUN TIM EFEKTIF
1.Pengertian dan unsure unsure tim yang dinamis
Tim dinamis adalah tim yang memiliki kinerja yang sangat tinggi,tim yang dapat
memanfaatkan segala energy yang ada dalam tim tersebut untuk menghasilkan sesuatu.
2.Manfaat membangun tim dinamis
a.Menyatakan secara jelas misi dan tujuan
Visi adalah gambaran akan datang yang merupakan cita-cita visi digambarkan dalam bentuk
misi.Tujuan dan sasaran ini harus dipahami oleh seluruh anggota tim sebab hal ini akan
meningkatkan komitmen diantara mereka.
b.Beroprasi secara kreatif
Pelaksanan kerja tim sangat kretif dan dinamis dengan memperhitungkan resiko,mereka
tidak takut menghadapi kegagalan dan mencari-cari peluang untuk mengimplementasikan
teknik yang baru,bersikap luwes dan kreatif dalam memecahkan masalah-masalah.
c.Memfokuskan pada hasil
Tim yang dinamis mampu memberikan hasil yang melampaui kemampuan jumlah individu
yang menjadi anggotanya,memenuhi komitmen waktu,anggaran produktivitas,dan mutu
produktivitas optimum merupakan tujuan bersama.
d.Memperjelas peranan dan tanggung jawab
Peranan dan tanggung jawab anggota tim jelas ,tim yang dinamis selalu memperbaharui
peran dan tanggung jawab anggotanya sesuai dengan perubahan tuntunan,sasaran,dan
teknologi.
e.Diorganisasikan dengan baik
Menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik menginventarisasikan jenis keterampilan
yang dimiliki oleh para anggota tim nya.
f.Dibangun diatas kekuatan individu
Kopetensi individu sangat diperhatikan sehingga pimpinan tim memahami betul kekuatan dan
kelemahan anggota timnya.
g.Saling mendukung kepemimpinan anggota lainnya
kepemimpinan dibagi antara para anggotanya.
h.Menggembangkan iklim tim
Tim yang berkinerja tinggi memiliki anggota yang secara antusias bekerja sama denakpastian
gan tingkat ketrlibatan dan energy kelompok yang tinggi(bersinergi)
i.Menyelesaikan ketidakpastian
Perbedaan presepsi dan ketidakpastiian dan akan terjadi setiap tim.Konflik merupakan suatu
wahana untuk hal-hal yang lebih positif konflik akan diselesaikan dengan pendekatan secara
terbuka dengan teknik kolaborasi.
j.Berkomunikasi secara terbuka
Asersi yakni bicara yang lugas,jujur,tetapi tidak melukai pihak lain.
k.Membuat keputusan secara objektif
Pemecahan masalah digunakan pendekatan yang mantap dan proaktif.keputusan dicapai
melalui consensus.Anggota kelompok bebas mengutarakan pendapat dan ide-idenya.
l.Mengevaluasi efektivitas sendiri
Evaluasi dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan melihat pelaksanaan rencana
selama ini.
3.Tahapan perkembangan tim
Tahapan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
Menetapkan arah,Bergerak(strive),mempercepat gerak(thrive),sampai(arrive)
4.Membangun rasa kebersamaan tim
Untuk membangun rasa kebersamaan di dalam suatu tim,setiap anggota kelompok harus
mampu menerima keragaman anggota tim.tim akan efektif apabila dibangun berdasarkan
kebersamaan,tidak memandang pangkat,saling menghargai,dan dilandasi oleh
keterbukaan.penjabaran karaktrlistik RICARD Y. CHANG adalah berorientasi pada
opini,berorientasi pada pemasaran, berorientasi pada tujuan,
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
a.meningkatkan umpan balik sesame anggota tim
b.memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik
c.bekerja sama untuk meningkatkan kreativitas dan menagani dalam pembuatan keputusan.
5.Membangun pengembangan tim
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tim agar anggota tim mampu
membangun kebanggannya adalan sb:
a.Memotivasi anggota tim untuk berkomitmen
Dalam memotivasi ini,setiap individu memiliki motif yang berbeda-beda
b.Memotivasi anggota tim yang tidak termotivasi
Ada anggota tim yang produktif, ada juga yang enggan berpatisipasi secara aktif.diperlukan
beberapa strategi yaitu dapatkan nasihat dari mereka,jadikan mereka sebagai guru, libatkan
mereka dalam prestasi,dlegasikan kepada mereka proyek bintang. Hal lain perlu diperhatikan
dalam membangun kerjasama tim adalah perlunya menningkatkan kerja sama tim yang
efektif.Kunci utamanya adalah adanya komunikasi yang efektif(akan dibahas dalam mata
sajian komunikasi uang efektif), mendengarkan secara aktif mampu memotivasi anggota
tim,serta menyelesaikan konflik secara efektif.