bab 1

5
1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat aktivitas otot-otot skeletyang mengakibatkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik seperti berenang, berjalan kaki, atau bersepeda, memberikan manfaat yang besar terhadap kesehatan, baik secara umum maupun pada sistem muskuloskeletal (Boonyarataves, 2001 dan Nasution, 2011). Selain aktivitas fisik, konsumsi kalsium juga penting untuk menunjang proses fisiologis tubuh, namun hal ini belum dapat diterapkan sepenuhnya di Indonesia maupun di luar negeri. Asupan kalsium rata-rata masyarakat Indonesia saat ini baru mencapai 254 mg/ hari-orang. Berdasarkan standar internasional angka anjuran kecukupan asupan kalsium adalah 800-1200 mg/hari-orang dewasa. Rendahnya asupan kalsium masyarakat Indonesia disebabkan karena konsumsi makanan kaya kalsium seperti susu hanya 20 g per hari- orang atau dengan konstribusi asupan kalsium 30 mg per hari-orang (Wariyah et al., 2008). Hal ini mengkhawatirkan karena 90% massa tulang manusia dibentuk sampai usia 20 tahun. Mineralisasi tulang yang tidak sempurna dapat

Upload: anis-vina

Post on 11-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat aktivitas otot-otot

skeletyang mengakibatkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik seperti berenang,

berjalan kaki, atau bersepeda, memberikan manfaat yang besar terhadap kesehatan,

baik secara umum maupun pada sistem muskuloskeletal (Boonyarataves, 2001 dan

Nasution, 2011). Selain aktivitas fisik, konsumsi kalsium juga penting untuk

menunjang proses fisiologis tubuh, namun hal ini belum dapat diterapkan sepenuhnya

di Indonesia maupun di luar negeri.

Asupan kalsium rata-rata masyarakat Indonesia saat ini baru mencapai 254 mg/

hari-orang. Berdasarkan standar internasional angka anjuran kecukupan asupan

kalsium adalah 800-1200 mg/hari-orang dewasa. Rendahnya asupan kalsium

masyarakat Indonesia disebabkan karena konsumsi makanan kaya kalsium seperti

susu hanya 20 g per hari-orang atau dengan konstribusi asupan kalsium 30 mg per

hari-orang (Wariyah et al., 2008). Hal ini mengkhawatirkan karena 90% massa tulang

manusia dibentuk sampai usia 20 tahun. Mineralisasi tulang yang tidak sempurna

dapat meningkatkan resiko osteoporosis di kemudian hari (Miles et al., dalam

Nasution, 2011). Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tom Lloyd menyatakan

bahwa aktivitas fisik lebih berperan dalam pembentukan tulang yang sehat dan kuat

daripada sekedar mengkonsumsi kalsium (Mulyaningsih, 2008).

Salah satu aktivitas fisik yang melibatkan hampir semua otot tubuh,

bermanfaat untuk kesehatan dan menjaga tubuh tetap bugar adalah berenang.

Berenang memberikan manfaat bagi tubuh secara menyeluruh dan secara

konsistenmembangun kepadatan tulang kaki, punggung, bahu dan otot lengan (Bates,

1996 dan Susanto, 2010). Berenang diketahui memberikan keuntungan pada

metabolisme kalsium dengan meningkatkan laju pembentukan tulang, densitas

mineral tulang, dan kekuatan tulang (Nasution, 2011).

Page 2: BAB 1

2

Penelitian Huang et al., (2003) menunjukkan bahwa aktivitas berenang

meningkatkan kandungan mineral tulang dan kekuatan pada tulang femur. Penelitian

yang dilakukan oleh Ahola et al., (2009) juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik

berenang menimbulkan perubahan pada tulang femur, terutama pada bagian corpus

(batang) (Nasution, 2011).

Tulang manusia yang dapat menunjukkan pertumbuhan adalah tulang femur.

Tulang femur merupakan tulang terkuat dan mempunyai stabilitas yang bagus

(Medina, 2011). Tulang femur merupakan tempat di mana sering ditemukan adanya

proses pertumbuhan paling cepat di antara pertumbuhan tulang lainnya karena

merupakan daerah yang metabolismenya lebih aktif dan banyak mengandung

pembuluh darah (Fawcett, 2002). Tulang kompak femur paling tebal di bagian tengah

dan paling tipis di bagian ujung-ujungnya karena pengaruh tekanan tubuh. Struktur

tulang femur yang berupa silinder berongga cocok sebagai penopang tubuh (Cameron

et al., 2006).

Trauma pada tulang dapat menimbulkan fraktur atau patah tulang. Kejadian

fraktur atau patah tulang akibat trauma masih cukup tinggi (Abrams et al., 1997). Di

Indonesia, hasil data Riset Kesehatan Dasar tahun 2011 menyebutkan dari 45.987

peristiwa terjatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8 %), dari 20.829

kecelakaan lalu lintas yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5 %), dari

14.127 trauma benda tajam/tumpul yang mengalami fraktur sebanyak 236 (1,7 %)

(Usman dalam Amane, 2012). Fraktur femur termasuk dalam tiga besar kasus fraktur

yang disebabkan oleh adanya trauma (Armis, 2002).

Penurunan pembentukan tulang dan peningkatan perusakan tulang (destruksi)

pada usia lanjut menyebabkan tulang menjadi mudah rapuh dan keropos. Tulang

osteoporosis akan mudah patah meskipun tanpa trauma yang hebat (Carter, 1995).

Patah tulang pada usia muda seringkali disebabkan oleh trauma langsung yang berat,

tetapi pada usia lanjut, patah tulang sering terjadi hanya karena trauma ringan atau

bahkan tanpa adanya kekerasan yang nyata (Wahab & Martono, 2009). Patah tulang

akibat osteoporosis ini menimbulkan banyak komplikasi mulai dari perdarahan

Page 3: BAB 1

3

sampai kematian, serta waktu perawatan yang lama dan biaya yang tidak sedikit

(Tandra, 2009).

Kekuatan impak adalah kemampuan tulang mengabsorbsi energi sebelum

terjadi fraktur. Kemampuan ini dipengaruhi oleh kekerasan tulang, sedangkan

kekerasan berhubungan dengan kuantitas tulang (massa, BMD=Bone Mineral

Density) dan kualitas tulang (geometri, bentuk arsitektur, metabolisme tulang,

kolagen). Kuantitas dan kualitas tulang ditentukan oleh sifat mekanis tulang yaitu

mineral dan kolagen penyusun tulang (Burr, 2002). Tulang yang padat mempunyai

kekuatan impak yang besar sehingga dapat mencegah resiko terjadi fraktur.

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti ingin meneliti tentang pengaruh

aktivitas fisik berenang terhadap kualitas tulang femur. Pada penelitian ini akan

dilakukan pengukuran kekuatan impak tulang femur tikus wistar jantan setelah

melakukan aktivitas berenang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu apakah berenang

dapat meningkatkankekuatan impak tulangfemur tikus wistar jantan.

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas

berenangterhadapkekuatan impak tulang tikus wistar jantan

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a) Memberikan informasi ilmiah tentang manfaat berenangterhadap kekuatan impak

tulang pada tikus wistar jantan.

b) Mengetahui manfaat berenang sehubungan dengan manfaatnya di bidang

kesehatan.

c) Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.