bab 1

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organ terpenting dalam sistem reproduksi perempuan adalah indung telur, yang masing-masing beratnya 10-20 gram. Indung telur membuat sel telur yang merupakan setengah dari setiap orang yang baru lahir (setengah lainnya terbentuk dari sel sperma yang berasal dari tubuh laki-laki). Fungsi lain indung telur adalah menghasilkan hormon-hormon seksual. Fungsi ini seperti seorang pemahat yang memahat patung, tetapi hormon-hormon ini tak berada di luar tubuh seperti patung berada di luar tubuh pemahatnya, melainkan (pada hormon) patungnya dibuat dalam tubuh. Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan perilaku seksual. Karena sekresinya yang akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh maka apabila hormon telah sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.

Upload: humanbotfly

Post on 16-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Organ terpenting dalam sistem reproduksi perempuan adalah indung telur, yang masing-masing beratnya 10-20 gram. Indung telur membuat sel telur yang merupakan setengah dari setiap orang yang baru lahir (setengah lainnya terbentuk dari sel sperma yang berasal dari tubuh laki-laki).Fungsi lain indung telur adalah menghasilkan hormon-hormon seksual. Fungsi ini seperti seorang pemahat yang memahat patung, tetapi hormon-hormon ini tak berada di luar tubuh seperti patung berada di luar tubuh pemahatnya, melainkan (pada hormon) patungnya dibuat dalam tubuh.Hormon seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar seks dan kelenjar adrenalin langsung ke dalam aliran darah. Mereka secara sebagian bertanggungjawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi perkembangan organ seks yang normal. Mereka juga memulai pubertas dan kemudian memainkan peran dalam pengaturan perilaku seksual.Karena sekresinya yang akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh maka apabila hormon telah sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.

Hormon-hormon seksual menghasilkan tubuh perempuan, misalnya, membuat tulang panggul melebar karena pada masa kehamilan ini akan memberikan ruang yang dibutuhkan bayi dalam rahim ibunya.Hormon wanita terutama dibentuk di ovarium (hormon pria dibentuk di testis). Baik pria maupun wanita, pada dasarnya memiliki jenis hormon yang relatif sama. Hanya kadarnya yang berbeda. Hormon seksual wanita antara lain progesteron dan estrogen. Hormon seksual pria antara lain androstenidion dan testosteron (androgen). Pada wanita, hormon seksual kewanitaannya lebih banyak ketimbang pria. Begitu pula sebaliknya.

Terapia) Penyakit Trauma kepala beratBerdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dr. David Wright dari Associate professor of emergency medicine university of Emory Atlanta, progesteron memiliki kemampuan untuk meningkatkan perkembangan normal neuron otak serta memiliki efek protektif terhadap jaringan otak yang rusak. Sehingga progesteron dapat menurunkan resiko kematian pada pasien trauma kepala. Hal ini memungkinkan progeteron menjadi terapi lini pertama pada kasus trauma kepala. Membantu proses penyembuhan Progesteron mampu membantu proses penyembuhan terutama pada penderita Multiple Sclerosis. Progesteron bekerja dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan serabut myelin. Mampu menurunkan resiko terjadinya kanker rahin dan payudara. Saat masa laktasi, kadar hormon progesteron dalam tubuh meningkat, oleh karena itu wanita yang menyusui selama paling sedikit 6 bulan berturutturut serta wanita yang telah hamil beberapa kali, akan mengurangi resiko terkena kanker payudara. Sedangkan pada rahim, progesteron bekerja mencegah terjadinya kanker rahim dengan mengatur efek paparan esterogen dalam rahim.

b) ReproduksiSelain memiliki fungsi seperti ayng telah dipaparkan diatas progesteron juga dapat digunakan sebagai salah satu pilihan dalam penggunaan kontrasepsi, terutama kontarasepsi hormonal. Berikut berbagai pilihan kontarsepsi hormonal dengan progesteron : Kontrasepsi oral : POP (progesterone only pill) Suntikan : 3 bulan (progesterone only) Mengontrol perdarahan anovulasi

2.4 Biosintesis dan Sekresi Progesteron

Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga disintesis di korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH.Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi. Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu perdarahan haid yang berikutnya. Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus luteum akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus,korpus luteum tidak diperlukan lagi. Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram sehari, kemudian kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase luteal sampai beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.2.7 Sumber Prekursor Kolesterol untuk Biosintesis ProgesteronProgesteron dibentuk dari kolesterol pada semua jaringan steroidogenik dalam suatu reaksi enzimatik dua langkah. Pertama, kolesterol dikonversi di mitokondria, menjadi pregnenolon steroid intermediat, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim sitokrom P-45, 3-hidroksisteroid dehidrogenase.Solomon dan kawan-kawan (1954) mendemonstrasikan bahwa perfusi plasenta in vitro dengan kolesterol radiolabel menghasilkan pembentukan progesterone radiolabel. Di samping itu, inkubasi pregnenolon menjadi progesterone telah diperlihatkan dengan penelitian perfusi plasenta in situ yang dikerjakan di Laboratorim Diczfalusy. Tetapi sementara plasenta memproduksi sejumlah progesterone yang sangat banyak, kapasitas biosintesis kolesterol di organ ini sangat terbatas. Kecepatan penggabungan asetat radiolabel ke kolesterol oleh jaringan plasenta berjalan sangat lambat dan aktivitas enzim pembatas kecepatan dalam biosintesis kolesterol, yaitu 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A (HMG CoA) reduktase, di mikrosom jaringan plasenta terbatas. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sumber kolesterol untuk pembentukan progesteron plasenta. Dengan penelitian in vivo, Bloch (1945) dan Werbin dan kawan-kawan (1957) memperlihatkan bahwa setelah pemberian intravena kolesterol radiolabel pada wanita hamil, aktivitas spesifik pregnanediol urin adalah sama dengan aktivitas spesifik kolesterol plasma. Hellig dan kawan-kawan (1970) juga memperlihatkan bahwa kolesterol plasma ibu merupakan prekursor utama (sampai 90%) untuk biosintesis progesteron pada kehamilan manusia.

2.8 Metabolisme Progesteron selama KehamilanAngka bersihan metabolik progesteron pada wanita hamil adalah sama dengan yang ditemukan pada laki-laki atau wanita tak hamil. Ini merupakan pertimbangan yang penting dalam mengevaluasi peran progesterone dalam inisiasi persalinan. Selama kehamilan, ada peningkatan tak seimbang konsentrasi 5- dihidroprogesteron di plasma dan dengan demikian rasio konsentrasi metabolit ini dengan konsentrasi progesteron bertambah kecil pada wanita-wanita hamil (Milewich dan kawan-kawan,1975).Mekanisme untuk terjadinya hal ini tidak diketahui, tetapi mungkin ada sangkut pautnya dengan perlawanan agen-agen penekan yang timbul pada wanita hamil normal (Everett dan kawan-kawan,1978). Progesteron juga dikonversi menjadi mineralokortikoid deoksikortikosteron (DOC) yang poten pada wanita hamil dan janin. Selama kehamilan manusia, konsentrasi DOC meningkat menyolok baik pada kompartemen ibu maupun kompartemen janin; dan pembentukan ekstraadrenal deoksikortikosteron dari progesteron sirkulasi menghasilkan sebagian besar dari mineralokortikosteroid ini yang diproduksi pada kehamilan manusia.

2.9 Mekanisme Kerja Hormon Progesteron Progestin merupakan hormon yang secara alami terutama diproduksi oleh corpus luteum dan plasenta yang berperan dalam reproduksi dengan mempersiapkan endometrium untuk implantasi telur dan membantu perkembangan serta berfungsinya kelenjar mammary. Di samping efek progestationalnya, progestin sintetik tertentu memiliki efek anabolik, androgenik atau estrogenik (biasanya lemah). Progesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen.2.10 Mekanisme Kerja Hormon Progesteron dalam KontrasepsiProgesteron merupakan progestin alam yang paling banyak yang selain efeknya sebagai hormon juga berfungsi sebagai prazat untuk produksi berbagai androgen, kortikosteroid dan estrogen secara endogen. Mekanisme kerja progesteron dalam kontrasepsi adalah sebagai berikut :1. OvulasiOvulasi sendiri mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dan karena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesteron.2. ImplantasiImplantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesteron pra-ovulasi. Ini yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesteron. Pemberian progesteron-eksogenous dapat mengganggu kadar puncak FSH dan LH, sehingga meskipun terjadi ovulasi produksi progesteron yang berkurang dari korpus luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi. Pemberian progesteron secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan endometrium mengalami keadaan istirahat dan atropi.3. Transpor Gamet atau OvumPengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesteron sebelum terjadi fertilisasi.4. LuteolisisPemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis.5. Lendir serviks yang kentalDalam 48 jam setelah pemberian progesteron, sudah tampak lendir serviks yang kental, sehingga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.Lendir serviks yang tidak cocok dengan sperma adalah lendir yang jumlahnya sedikit, kental dan seluler serta kurang menunjukkan ferning dan spinnbarkeit.

2.11 Penanganan Kelebihan Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek buruk kelebihan progesteron adalah dengan meninjau kembali jenis, dosis serta lama pemberian terapi progesterone dan menyesuaikannya dengan kebutuhan pasien. KekuranganPada keadaan kekurangan hormon progesteron, selain dengan mengkonsumsi progesteron tambahan, hal terpenting adalah dengan melakukan koreksi dominasi estrogen, sehingga dapat mengembalikan keseimbangan hormon.

2.12 Khasiat khusus progesterona. Pada edometrium: perubahan sekretonik mencapai puncaknya pada hari ke 22 siklus haid normal. Apabila progesteron memengaruhi endometrium maka akan terjadi degenerasi sehingga tidak cocok menerima nidasi.b. Pada serviks : pengaruh progesterone mengurangi getah serviks dan molekul besar menjadi tebal sehingga porsio dan serviks menjadi sangat sempit dan getah serviks menjadi kental.c. Pada miometrium: menurunkan tonus miometrium sehingga kontraksi berjalan lambat. Pada kehamilan khasiat ini bermanfaat karena membuat uterus menjadi tenang.d. Relaksin merupakan hormone larut dalam air yang terdapat pada ovarium. Plasenta dan uterus memiliki aktivitas relaksin yang telah diisolaso dari ekstrak air ovarium yang dimurnikan sebagian ditemukan pada waktu bersama dengan adanya steroid ovarium.