bab 1 anemia pd ibmil
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB 1 Anemia Pd Ibmil](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020712/5571fe6649795991699b4d09/html5/thumbnails/1.jpg)
5/12/2018 BAB 1 Anemia Pd Ibmil. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-anemia-pd-ibmil 1/7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Kehamilan adalah adanya satu atau lebih embrio (fetus) pada seorang wanita hingga menjadi
manusia yang ada pada tubuhnya. Kehamilan manusia kira-kira 9 bulan diantara waktu
terakhir siklus menstruasi sampai kelahiran bayinya. Dalam ilimu kedokteran, kehamilan
seorang wanita merupakan hal yang wajar Berdasarkan teori kedokteran tersebut, yang
potensial bagi bayi adalah embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian menjadi fetus
(samapi lahir).
Kehamilan itu adalah masa yang penting, oleh sebab itu ibu hamil sangat memerlukan gizi
yang sangat banyak demi janin yang dikandungnya. Jika janin yang dikandung tidak
mendapatkan gizi yang baik dapat dipastikan janinyang dilahirkan pun akan kurang sehat dan
kurang baik.
Menurut would Health Organization ( WHO ) anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin ( Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0 g%.
Anemia gizi besi pada ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat diIndonesia dimana angka kematian ibu hamil yang cukup tinggi. Penyebab utama anemia ini
adalah kekurangan zat besi. Selama kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan zat besi
hamper tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu hamil ( Depkes, RI, 1999 )
Konsekuensi anemia pada ibu hamil dapat membawa pengaruh buruk baik terhadap
kesehatan ibu maupun janinnya, keadaan ini dapat meningkatkan mortalitas ibu dan anak.
Suatu penelitin menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebanyak 265 / 100.000 penduduk
berhubungan erat dengan anemia yang dideritanya ketika hamil ( Depkes RI, 2007 ).
Masalah yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia adalah tingginya prevalensi anemia
ibu hamil yaitu 50,9 % dan sebagian besar penyebabnya adalah diperlukan untuk
kekukangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga yang
ditimbulkan disebut anemia kekurangan besi ( Depkes RI, 2003 ).
![Page 2: BAB 1 Anemia Pd Ibmil](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020712/5571fe6649795991699b4d09/html5/thumbnails/2.jpg)
5/12/2018 BAB 1 Anemia Pd Ibmil. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-anemia-pd-ibmil 2/7
Prevalensi anemia ibu hamil belum mengalami perubahan dari tahun 1995 ± 2000, namun
Depertemen Kesehatan RI sampai dengan tahun 2010 akan berusaha menurunkan
prevalensi anemia ibu hamil dari 51 % menjadi 40% ( Depkes RI, 2002 ).
Dengan tingginya angka anemia pada ibu hamil mempunyai kootribusi terhadap
tingginya angka bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah di Indonesia yang diperkirakan
mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Oleh karena itu, penanganan anemia gizi menjadi
salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang telah
dilaksanakan pemerintah sejak pembangunan jangka panjang ( Sohimah, 2006 ).
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana fisiologis yang menjadi dambaan setiap
pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat
dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badab yang cukup. Masa kehamilan adalah satu
fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang dikandungnya
membutuhkan gizi yang cukup banyak. ( Depkes RI, 2004 ).
Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil pemerintah Depkes
RI sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu program pemberian tablet zat besi pada ibu
hamil di Puskesmas dan Posyandu dengan menstribusikan tablet tambah darah, dimana 1
tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat ( setara dengan 60 mg besi dan 0,25
mg asan folat ). Setiap ibu hamil diajurkan minum tablet tambah darah dengan kondisi satu
tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh hari diberikan kepada ibuhamil secara gratis melalui sarana pelayanan kesehatan ( Depkes RI, 2003 ).
1.2.Tujuan umum
Untuk menguruangi atau mencecah terjadinya anemia pada ibu hamil dengan adanya
pemberian obat tambah darah oleh pemerintah.
1.3.Tujuan khusus
![Page 3: BAB 1 Anemia Pd Ibmil](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020712/5571fe6649795991699b4d09/html5/thumbnails/3.jpg)
5/12/2018 BAB 1 Anemia Pd Ibmil. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-anemia-pd-ibmil 3/7
BAB 11
TINJUAN TEORI
1. Pengertian Anemia pada ibu hamil
Menurut would Health Organization ( WHO ) anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin ( Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0 g%. Sedangkan,
menurut Saifuddin anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11,0 g% pada trismester I dan III atau kadar < 10,5 % pada trismester II. (
Depkes RI, 2003 ).
Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5
gr% pada trimester dua (Centers for Disease Control, 1998). Perbedaan nilai batas diatas
dihubungkan dengan kejadian hemodilusi (Cunningham, 2007).
2. Adapun beberapa Klasifikasi anemia yaitu :
a. Anemia mycrocitic hipochrom
Anemia mycrocitic hipochrom adalah anemia dengan ciri ukuran sel darah merah
lebih dari ukuran normar dan warna coklat, yang disebabkan kekurangan ion Fe
komponen hemoglobin dan disertai dengan penurunan kuantatif pada sintesa
hemoglobin. Patofisiologi simpanan zat besi habis, kadar serum menurun, dengan
gejala klinis timbul karena jumlah hemoglobin tidak adekuat untuk mengangkat
oksigen ke jaringan tubuh. Manifestasi klinik pucat, fertigo, keletihan, sakit kepala,
depresi, takikardi dan amanore.
b. Anemia sel sabit ( anemia haemolitic )Anemia sel sabit bentuk anemia yang bersifat kronis dan bersifat bawaan dimana
sebagian atau seluruh hemoglonin normal diganti dengan hemoglobin adnormal.
Penyebabnya bermacam ± macam yaitu : keturunan, malaria, autoimun dank arena
bahan kimia tertentu.
c. Anemia megaloblastic
![Page 4: BAB 1 Anemia Pd Ibmil](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020712/5571fe6649795991699b4d09/html5/thumbnails/4.jpg)
5/12/2018 BAB 1 Anemia Pd Ibmil. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-anemia-pd-ibmil 4/7
Anemia megaloblastic adalah sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya
eritroblas yang besar yang terjadi akibat gangguan maturasi inti sel tersebut yang
dinamakan megaloblas. Anemia megaloblas disebabkan oleh defisiensi B12, asam
folat, gangguan metabolism vitamin B12 dan asam folat, gangguan sintesis DNA
akibat dari defisiensi enzim congenital dan didapat setelah pemberian obat sitostatik
tertentu. Patofisiloginya defiseinsi asam folat dan vitamin B12 jelas akan menggangu
sintesis DNA hingga terjadi gangguan maturasi inti sel dengan akibat timbulnya sel ±
sel megaloblas.
d . Anemia aplastic
Anemia aplastic pertama kali diperkenalkan oleh Enrich pada tahun 1988, dia
melaporkan seorang wanita muda yang pucat dan panas dengan ulserasi gusi, anemia
berat, dan leucopenia, pasien cepat meniggal. Penyebabnya adalah karena factor
genetic atau keturunan. Kelompok ini sering dinamakan anemia aplastic
konstitusional dan sebagian besar dari padanya diturunkan menurut hokum mendell.
3. Penyebab anemia dan dampak anemia pada ibu hamil serta janinnya.
a. Penyebab anemia Besi
Terrjadinya anemia besi pada ibu hamil disebabkan oleh banyaknya factor, yaitu
factor langsung , tidak langsung dan mendasar. Secara langsung anemia disebabkanoleh seringnya mengkomsumsi zat penghambat absorsi Fe, kurangnya
mengkomsumsi promoter absorbs non hem Fe serta ada infeksi parasit. Factor yang
penting secara mendasar anemia pada ibu hamil disebabkan oleh rendahnya
pendidikan dan pengetahuan ibu, serta factor ekonomi yang masih rendah (
purnawan, 1998 ).
b. M enurut julien parise yang d ikutip oleh syarif ( 1998 ) menyebutkan anemia gizi
d apat d ipengaruhi oleh factor ± factor internal d an eksternal sebagai berikut :
1) Factor internal yaitu : umur, jarak kehamilan, jumlah anak, status kesehatan.
2) Factor eksternal yaitu : pendapatan, besarnya keluarga, pendidikan,
pengetahuan, dan factor lingkungan lainnya.
c. Dampak anemia pad a ibu hamil
![Page 5: BAB 1 Anemia Pd Ibmil](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020712/5571fe6649795991699b4d09/html5/thumbnails/5.jpg)
5/12/2018 BAB 1 Anemia Pd Ibmil. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-anemia-pd-ibmil 5/7
Anemia dalam kehamilan yang tidak diterapi atau dicegah dapat mengakibatkan
buruk pada ibu, persalinan dan janin. Pengaruh buruk antara lain, timbulnya gejala
umum anemia yaitu : lemah, letih, lesu, lelah dan lalai, perdarahan, preeklamsia /
eklamsia, abortus, kematian ibu, hipoksia akibat anemia ( dapat menyebabkan syok
dan kematian pada persalinan suhu )
d . Dampak anemia besi pad a janin
Kadar Hb yang rendah maupun tinggi banyak dihubungkan dengan outcome
kehamilan, ibu dengan kadar Hb < 10 gr / dl mempunyai resiko bayi berat lahir
rendah ( BBLR ), kelahiran dini dan kematian perinatal yang meningkat, namun kadar
Hb > gr / dl juga meningkat resiko outcome kehamilan berupa komplikasi dalam
persalinan seperti preeklamsi dan eklamsi, abortus, kematian janin dalam Rahim,
kematian neonatal, prematuritas, cacat bawaan dan berat bayi yang dilahirkan
cenderung rendah ( Hanifa, 1998 ).
4. Kebutuhan Fe pada ibu hamil
Kebutuhan zat besi tubuh tergantung pada jumlah zat besi yang hilang dari tubuh dan
jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan termasuk kehamilan dan masa menyusui (
husaini, 1998 ).
Selama trimester I kehamilan, kebutuhan zat besi ibu hamil lebih rendah karena tidak mensturasi dan zat besi yang digunakan janin minimal. Mulai daari trimester II terdapat
pertambahan sel ± sel darah merah ini dapat mencapai 30 %. Kebutuhan zat besi untuk
memenuhi pertambhan sel darah merah tersebut kira ± kira sama dengan penambahan
sebesar 450 mg besi. Secara rinci kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin disajikan
dalam table berikut :
Kebutuhan Fe untuk ibu hamil menurut trimester kehamilan
umur kehamilan Kebutuhan Fe
![Page 6: BAB 1 Anemia Pd Ibmil](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020712/5571fe6649795991699b4d09/html5/thumbnails/6.jpg)
5/12/2018 BAB 1 Anemia Pd Ibmil. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-anemia-pd-ibmil 6/7
janin Umbilikus &
plasenta
Total )( mg
Trimester I 25 7 32
Trimester II 85 30 115
Trimester 170 53 223
jumlah 280 90 380
Sumber : INACG, 1991.
5. Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada dasarnya adalah dan jumlah
panyebabnya. Pada anemia berat ( kadar Hb < gr/dl ) biasanya ada penyakit yang melatar
belakangi yaitu antara lain infeksi cacing atau malaria, sehingga selain penanggulangan
pada anemia, harus dilakukan pengobatan terhadap penyakit ± penyakit tersebut.
Upaya yang dapat dilakuakn untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi akibat
kekurangan komsumsi besi adalah sebagai berikut :
a. Menigkat komsumsi besi dari sumber alami melalui pnyuluhan, terutama makanan
sumber hewani yang mudah diserap seperti hati ikan dan daging. Salain itu, makanan
yang mengandung vitamin C dan A ( buah ± buahan dan sayuran ) juga perlu
ditingkatkan, hal ini untuk membantu penyerapan besi dan membantu proses
pembentukan Hb.
b. Fortifikasi bahan makanan yaitu : menambahkan zat besi, asam folat, vitamin A dan
asam amino esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok
sasaran.
c. Suplemen zat besi ± folat secara rutin selama 90 hari dengan dosis 1 tablet sehari
untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara cepat. Khususnya ibu hamil mendapat
prioritas utama karena kelompok ini mempunyai prevalensi anemia yang tertinggi
yaitu 63,5 %. Dilakukan paling rentan, karena anemia gizi dapat membahayakan ibu
dan janin dalam kandungannya.
6. Upaya pemerintah untuk menangani anemia pada ibu hamil.
![Page 7: BAB 1 Anemia Pd Ibmil](https://reader030.vdocuments.pub/reader030/viewer/2022020712/5571fe6649795991699b4d09/html5/thumbnails/7.jpg)
5/12/2018 BAB 1 Anemia Pd Ibmil. - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-anemia-pd-ibmil 7/7
Untuk mengatasi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil, Pemerintah khususnya
Depkes sudah sejak tahun 1970 melalui program usaha perbaikan gizi keluarga ( UPGK )
telah mendistribusikan tablet besi sumbangan UNICEF, dimana 1 tablet berisi 200 mg
ferrosilfat dan 0,25 mg asam folat, ditunjukan kepada semua ibu hamil yang mengunjungi
Posyandu dan Puskesmas. Pemberian tablet diutamakan pada kehamilan trismester III
dengan dosis 1 tablet/hari ( Soegianto dan Hidayat, 1999).
Setiap ibu hamil diharapkan meminum paling sedikit 90 tablet. Dari 90 tablet tersebut
diperkirakan 84 % ferrosulfat yang dapat diabsorsikan oleh tubuh untuk mencukupi
kebutuhan zat besi. Agar seluruh kebutuhan terpenuhi maka sisa kebutuhan zat besi perlu
didapat dari asupan makanan yang mengandung zat besi ( Purnawan, 1998 ).