bab 1 februari 2016 ,pmk 2014
DESCRIPTION
kedokteran keluargaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Kesehatan Nasional merupakan konsep terintegrasi dalam
upaya Pembangunan Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional
adalah adanya peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap warga negara Indonesia guna mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia yang optimal. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
ini berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia guna menghadapi era Globalisasi dan pencapaian Menuju
Indonesia Sehat 2025.
Dalam era Globalisasi, terjadi banyak perubahan di berbagai aspek
kehidupan, termasuk dalam aspek kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan
tantangan tersendiri bagi dunia kesehatan untuk dapat berperan aktif
menciptakan kesehatan masyarakat khususnya masyarakat Indonesia, serta
berperan aktif dalam menciptakan kesehatan dunia.
Untuk dapat mencapai tujuan Pembangunan Kesehatan secara nasional
tersebut, maka diselenggarakan berbagai upaya peningkatan derajat kesehatan
yang dilakukan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Pada jenjang dasar
atau tingkat pertama, Puskesmas ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan di masyarakat maupun kesehatan secara
perorangan. Adapaun upaya-upaya peningkatan kesehatan yang harus
dilakukan Puskesmas antara lain preventive, promotive, currative dan
rehabilitative.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk
semua. Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya
1
yaitu melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah
dibuat acuan dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok sebagai salah satu unit pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan
SK Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik
secara Individu maupun Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM
tersebut. Melalui Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan
secara optimal.
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Tanjung Priok
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Berdasarkan lembaran daerah no. 4 / 1966 ditetapkanlah lima wilayah kota
administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat,
Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220
kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial
dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk kecamatan,
30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran
(Andromeda M, 2009).
Wilayah Kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan
6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari
barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km,
dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari
permukaan laut antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan
laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah
Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata
270C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan
pada bulan September. Daerah ini merupakan wilayah pantai dan tempat
bermuaranya Sembilan sungai dan dua banjir kanal sehingga menyebabkan wilayah
2
ini rawan banjir, baik kiriman maupun banjir karena pasang air laut (Andromeda M,
2009).
Wilayah Kotamadya Jakarta Utara terdiri dari 6 Kecamatan, 31 Kelurahan, 405 RW, dan
4706 RT sesuai dengan Peraturan Daerah No. 55 Tahun 2001.Tabel 1.1 . Kecamatan dan Kelurahan di Jakarta Utara
Kecamatan Kelurahan
Penjaringan Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, Pluit, Penjaringan
Pademangan Pademangan Timur, Pademangan Barat, Ancol
Tanjung Priok Sunter Agung, Sunter Jaya, Kebon Bawang, Papanggo, Warakas, Sungai Bambu, Tanjung Priok
Koja Tugu Selatan, Tugu Utara, Koja, Lagoa, Rawa Badak Utara, Rawa Badak Selatan
Kelapa Gading Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, Pegangsaan Dua
Cilincing Sukapura, Rorotan, Cilincing, Marunda, Semper Barat, Semper Timur, Kali Baru
Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu kota
Jakarta Nomor : 171 Tahun 2007, luas wilayah Kecamatan Tanjung Priok
adalah 22,5174 km2, yang terdiri atas 103 RW dan 1269 RT dengan luas
masing-masing kelurahan sebagai berikut:
- Kelurahan Sunter Agung : 7,0226 km2
- Kelurahan Sunter Jaya : 4,5817 km2
- Kelurahan Kebon Bawang : 1,7270 km2
- Kelurahan Papanggo : 2,8018 km2
- Kelurahan Warakas : 1,0884 km2
- Kelurahan sungai Bambu : 2,3640 km2
- Kelurahan Tanjung Priok : 5,5400 km2
Sedangkan batas – batas wilayah Kecamatan Tanjung Priok yaitu :
- Utara : Pantai Laut Jawa
- Timur : Jalan Yos Sudarso, Kecamatan Koja dan Kelapa gading
- Selatan : Jalan Raya Sunter Kemayoran, Kecamatan Kemayoran
3
- Barat : Kecamatan Pademangan
Kecamatan Tanjung Priok merupakan suatu wilayah dengan ketinggian 0,5–
1 m diatas permukaan laut. Lapisan tanahnya membentuk daratan dengan
batuan kedap (sedimen) yang berada 50 m dibawah permukaan tanah. Batuan
ini tidak compack (padat) tetapi permeabel sehingga air tanahnya terpengaruh
intrusi oleh air laut (Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok,
2013). Diwilayah Kecamatan Tanjung Priok ada beberapa sungai yang
melintasi masing-masing wilayah Kelurahan yaitu :
- Kali Tiram, yang membatasi Kelurahan Tanjung Priok dengan Kelurahan
Warakas
- Kali Sunter dan Danau Sunter di wilayah Kelurahan Sunter
- Kali Kebon Bawang
(Laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, 2014)
Sumber:www. IDAJakartaUtara.com
Gambar 1.1 Peta Wilayah Jakarta Utara
4
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Pada akhir tahun 2014 menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara,
Kecamatan Tanjung Priok memiliki keadaan demografi sebagai berikut:
1. Jumlah Penduduk : 383.567 Jiwa
a. Laki-laki : 196.078 Jiwa
b. Perempuan : 187.489 Jiwa
2. Jumlah Rumah Tangga (RT) : 127.607 KK
3. Kepadatan Penduduk : 17.034,25 Jiwa/km2
Adapun data mengenai kependudukan di Kecamatan Tanjung Priok akan
dijabarkan selengkapnya dalam tabel – tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2013
Sumber : Jakarta Utara Dalam Angka 2015
Berdasarkan tabel diatas, dari tujuh kelurahan yang ada, kepadatan penduduk
yang dicapai oleh Kelurahan Kebon Bawang, yaitu sebesar 35,435.44 jiwa/km2.
Banyaknya lahan yang digunakan sebagai tempat tinggal merupakan sebab padatnya
5
Kelurahan Warakas. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk terendah dicapai oleh
Kelurahan Tanjung Priok yaitu sebesar 7.384.12 jiwa/km2, dimana lahannya banyak
digunakan untuk industri dan perdagangan.(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung
Priok, 2015)
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) di wilayah Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara
Tahun 2014
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Tanjung Priok 2015
6
Grafik 2.2 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) di wilayah Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2013-2014
Sumber: Jakarta Utara Dalam grafik 2015
1.1.1.3 Keadaan Lingkungan
A. Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Tanjung Priok yang terletak disebelah Utara Kota
Jakarta terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah tersebut
banyak terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam
menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai
7
penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah
satu sentral produksi andalan dalam memacu perekonomian Indonesia.
(Nahrisah P, 2008).
B. Sarana dan Prasarana
Wilayah Kecamatan Tanjung Priok memiliki sarana ibadah, sarana
pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana
kesehatan masyarakat dan keluarga berencana. Sarana dan prasarana kesehatan
yang yang ada saat ini banyak diminati oleh masyarakat luas yang ada di
wilayah Tanjung Priok dan sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan
banyaknya penduduk yang bekerja di wilayah Tanjung Priok tetapi tidak
berdomisili di daerah tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan
mendapat pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka
pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan dapat mempertinggi kesadaran
masyarakat akan pentingnya hidup sehat (Nahrisah P, 2008).
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak
membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain,
akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan
rendah (Nahrisah P, 2008).
C. Fasilitas Kesehatan
Kecamatan Tanjung Priok memiliki beberapa fasilitas kesehatan.
Berdasarkan data terakhir tahun 2014, ada sebanyak 7 Rumah Sakit, satu
Puskesmas Kecamatan, 13 Puskesmas Kelurahan, dan 144 Posyandu aktif
(Puskesmas Tanjung Priok, 2015).
8
Tabel 1.4. Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2014
NO FASILITAS KESEHATAN
JUMLAH NOFASILITAS
KESEHATANJUMLAH
1 Puskesmas 14 11 Lab. Klinik 5
2 Rumah Bersalin Pemerintah
2 12 Apotek 74
3 Rumah Bersalin Swasta
1 13 Posyandu 144
4 Balkesmas 4 14 Tabib Tradisional 10
5 BPU 59 15 Toko Obat 17
6 BPG 5 16 RS Pemerintah 0
7 Praktik Dokter Umum
556 17 RS swasta 7
8 Praktik Dokter Gigi 164 18 Praktik bersama Dokter Umum
5
9 Praktik Dokter Spesialis
435 19 Praktik bersama Dokter Spesialis
4
10 Praktik Bidan 53
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka 2015
9
Tabel 1.5 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2015
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH
1 INFEKSI AKUT LAIN PERNAFASAN ATAS 60.510
2 PENYAKIT DARAH TINGGI 17.034
3PENYAKIT PADA SISTEM OTOT & JAR PENGIKAT 16.544
4 PENY. LAIN PD SAL. PERNAFASAN ATAS 16.138
5 PENYAKIT LAINNYA 9.637
6 PENYAKIT KULIT ALERGI 8.640
7 DIARE (TMSK TERSANGKA KOLERA) 7.932
8 PENYAKIT KULIT INFEKSI 7.053
9 TONSILITIS 6.421
10 PENY. PULPA & JAR. PERIAPIKAL 3.252
Sumber: LB1 Laporan SP2TP 2015
1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1 Definisi
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) ialah Fasilitas pelayanan
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
10
Akreditasi puskesmas adalah pengakuan terhadap puskesmas yang diberikan oleh
lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh menteri setelah
dinilai bahwa puskesmas telah memenuhi standar pelayanan puskesmas yang telah
ditetapkan oleh menteri untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas secara
berkesinambungan . (PMK NO.75 Thn 2014)
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,kemauan, dan kemampuan
hidu sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c. Hidup dalam lingkungan sehat ,dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi : (PMK NO.75 Thn 2014)
a. Paradigma sehat, puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan
untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan
yang dihadapi individu,keluarga, kelompok, dan individu.
b. Pertanggungjawaban wilayah , puskesmas menggerakkan dan bertanggung
jawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Berdasarkan
prinsip kemandirian masyarakat .
c. Kemandirian masyarakat, Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat
bagi individu,keluarga, kelompok,dan masyarakat.
d. Pemerataan,Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat
diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara
adil tanpa membedakan status sosial,ekonomi,agama,budaya, dan
kepercayaan.
11
e. Teknologi tepat guna, Pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan
dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas
sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan manajemen
puskesmas.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas ,Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
b. Penyelenggaraan UKP tingkap pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi menurut pasal 5 huruf a ,puskesmas berwenang
untuk : (PMK NO.75 Thn 2014)
a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait.
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat.
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas.
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.
12
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan.
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termaksud
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.
Dalam menyelenggarakan fungsi menurut pasal 5 huruf b ,puskesmas berwenang
untuk : (PMK NO.75 Thn 2014)
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komperhensif ,
berkesinambungan dan bermutu .
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada individu ,
keluarga, kelompok , dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas,dan pengunjung
Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan: (PMK No.75 thn 2014)
a. geografis
b. aksesibilitas untuk jalur transportasi
c. kontur tanah
d. fasilitas parkir
e. fasilitas keamanan
f. ketersediaan utilitas publik
g. pengelolaan kesehatan lingkungan dan
h. kondisi lainnya.
13
Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi:
a. Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja,
serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
c. Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan keselamatan dan
kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan bagi semua orang
termasuk yang berkebutuhan khusus, anak – anak dan lanjut usia
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri atas:
a. sistem penghawaan (ventilasi);
b. sistem pencahayaan
c. sistem sanitasi
d. sistem kelistrikan
e. sistem komunikasi
f. sistem gas medik
g. sistem proteksi petir
h. sistem proteksi kebakaran
i. sistem pengendalian kebisingan
j. sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu)
lantai
k. kendaraan Puskesmas keliling , dan
l. kendaraan ambulans.
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non
kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga non kesehatan dihitung berdasarkan analisis
beban kerja , dengan mempertimbangkan jumlah penduduk dan persebarannnya,
karakteristik wilayah kerja , ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tinggkat
pertama lainnya diwilayah kerja dan pembagian waktu kerja.
14
Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas:
a. dokter atau dokter layanan primer.
b. dokter gigi
c. perawat
d. bidan
e. tenaga kesehatan masyarakat
f. tenaga kesehatan lingkungan
g. ahli teknologi laboratorium medik
h. tenaga gizi, dan
i. tenaga kefarmasian.
Tenaga non kesehatan harus dapat medukung kegiatan kegiatan ketatausahaan ,
administrasi keuangan , sistem informasi dan kegiatan lain dipuskesmas . Ketentuaan
lebih lanjut mengenai jenis dan jumlah minimal tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan.Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika
profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan
dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan
kesehatan dirinya dalam bekerja.Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskes
mas harus memiliki surat izin praktik sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Berdasarkan karteriktik wilayah kerjanya , Puskesmas dikategorikan menjadi:
a. Puskesmas kawasan perkotaan
b. Puskesmas kawasan pedesaan,
c. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil.
15
Puskesmas kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a
merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 dari 4 kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut :
(PMK no.75 thn 2014)
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada
sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,
pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km,
bioskop, atau hotel
c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki
listrik, dan/atau
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
sebagaimana dimaksud pada huruf b
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki
karakteristik sebagaimana berikut :
a. Memprioritaskan pelayanan UKM
b. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
c. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
d. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
e. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.
Puskesmas kawasan pedesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b
merupakan puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 dari 4 kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut :
16
a. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor non
agraris ,terutama industri, perdagangan dan jasa .
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius
2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, biokop ,atau hotel.
c. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen ) rumah tangga memiliki listrik
dan/atau.
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan .
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh puskesmas kawasan pedesaan memiliki
karakteristik sebagai berikut : ( PMK NO.75 thn 2014)
a. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
b. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
c. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat pedesaan.
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil sebagaimana dimaksud dalam pasal
21 huruf c merupkan puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan
karakteristik sebagai berikut :
a. Berada diwilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus
pulau atau pesisir.
b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi
dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang
ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca.
c. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh puskesmas kawasan terpencil dan
sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut :
17
a. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
tenaga kesehatan.
b. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter , perawat , dan bidan.
c. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal.
d. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikandengan pola kehidupan
masyarakat dikawasan terpencil dan sangat terpencil.
e. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
f. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau /
cluster / atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.
1.1.2.2 Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrakstruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah
tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh
walikota / bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten /
kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar
30.000 – 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.Puskesmas di kecamatan dengan
jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang
berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai
fungsi koordinasi (Trihono, 2004).
18
Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Tanjung Priok
1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis
kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
(Trihono, 2005)
1.1.2.4 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan
sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau
19
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator
utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan pelayanan
kesehatan yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk Kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan
sehat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
wilayah Kecamatan setempat. (Trihono, 2005).
1.1.2.5 Misi Puskesmas
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya :
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
diwilayah kerjanya : Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya
di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan,
menuju kemandirian hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan : Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standard dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan
kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat
dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya : Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
20
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa
diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi
kesehatan yang sesuai. (Trihono, 2005)
1.1.2.6 Strategi Puskesmas
1. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan.
2. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga.
3. Meningkatkan profesionalisme petugas.
4. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. (Trihono, 2005)
1.1.2.7 Fungsi Puskesmas
Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan
fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
1. Pusat Penggerak Pembanguan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan,
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan (Trihono, 2005).
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
21
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat
setempat (Trihono, 2005).
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap (Trihono, 2005).
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya
(Trihono, 2005).
22
Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas
Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa
proses. Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program Puskesmas (Trihono, 2005)
Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk
menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat
indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
FUNGSIPUSKESMAS
PUSAT PEMBANGUNAN BERWAWASAN
KESEHATAN
PUSAT PEMBERDAYAAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
PUSAT YANKES STRATA PERTAMA
YANKESMAS (PUBLIC GOODS)
YANKES PERORANGAN
(PRIVATE GOODS)
23
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan
sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum
mempunyai indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
4. Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
d. KB (Keluarga Berencana)
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M (Pengendalian Penyakit Menular)
g. Pengobatan dasar.
1.1.2.8 Peran Puskesmas
Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan
managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan
yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat (Trihono,
2005).
24
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
1. Unit PelaksanaTeknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia (Trihono,
2005).
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal (Trihono, 2005).
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya (Trihono, 2005).
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing
puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota (Trihono, 2005).
25
1.1.2.9 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah
Indonesia (Trihono, 2005).
Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. KIA (Kesehatan ibu dan anak)
4. KB (Keluarga Berencana)
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular)
7. Pengobatan Dasar (Trihono, 2005)
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan
untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di
wilayah kerjanya (Trihono, 2005).
26
Tabel 1.5
Program Kesehatan Wajib di Puskesmas
Program Kesehatan Wajib
Kegiatan Indikator
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan sehat Tatanan sehatPerbaikan perilaku sehat
Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersihCakupan jamban keluargaCakupan SPALCakupan rumah sehat
Kesehatan Ibu dan Anak ANC Cakupan K1, K4Pertolongan persalinan Cakupan linakesMTBS Cakupan MTBSImunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Berencana Cakupan MKETPengendalian Penyakit Menular
Diare Cakupan kasus diareISPA Cakupan kasus ISPAMalaria Cakupan kasus malaria
Cakupan kelambunisasiTuberkulosis Cakupan penemuan kasus
Angka penyembuhanGizi Distribusi vit A/ Fe / cap yodium Cakupan vit A /Fe / cap
yodiumPSG % gizi kurang / buruk, SKDNPromosi Kesehatan % kadar gizi
Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayananUGD Jumlah kasus yang ditanganiLaboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.
1.1.2.10 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :
- Upaya Kesehatan Sekolah
- Upaya Kesehatan Olahraga
27
- Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
- Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
- Upaya Kesehatan Kebidanan dan Kandungan
- Upaya Kesehatan Mata
- Upaya Kesehatan Jiwa
- Upaya Kesehatan Usia Lanjut
- Upaya Pemberian Terapi Rumatan Metadon (Trihono, 2005)
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi
yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam
rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas (Trihono, 2005).
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan
dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila
upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti
target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota
(Trihono, 2005).
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya (Trihono, 2005).
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas
penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
28
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan (Trihono, 2005).
Tabel 1.6
Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Kegiatan Indikator
Upaya Kesehatan Sekolah UKS/UKGSJumlah Sekolah dg UKS/UKGS
% sekolah sehat
Upaya kesehatan olah raga Memasyarakatkan olah raga untuk kesehatan
Jumlah kelompok senam
Jumlah klub jantung sehat
Upaya perawatan kesehatan masyarakat Kunjungan rumah konseling % keluarga rawan yang dikunjungi
Upaya kesehatan kerja Memasyarakatkan masker (norma sehat dalam bekerja)
% pos UKK
Tingkat perkembangan pos UKK
Upaya kesehatan gigi dan mulut Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi
Upaya kesehatan jiwa Konseling Jumlah kasus penyakit jiwa
Upaya kesehatan mata Mencegah kebutaanJml pend. katarak yg dioperasi
Jml kelainan visus yang dikoreksi
Upaya kesehatan usia lanjut Memasyarakatkan perilaku sehat di usia lanjut
% Posyandu Usila
Tingkat perkembangan Posyandu Usila
Usaha pembinaan pengobatan tradisional
Membina pengobatan tradisional yang rasional
Jumlah sarasehan battra
Jumlah battra yang dibina(Sumber : Trihono, 2005)
1.1.2.11 Azas Puskesmas
Azas penyelenggaran puskesmas adalah :
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
29
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya. (Trihono, 2005).
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program
puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
(TPKJM) (Trihono, 2005)
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil
yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
30
diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu
diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan
jiwa & promosi kesehatan (Trihono, 2005).
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain :
1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan
PLKB.
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia
usaha dan organisasi kemasyarakatan.
31
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha (Trihono,
2005).
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung
dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk
membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut
dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap
program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan (Trihono, 2005).
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan
ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal
dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama (Trihono,
2005). Ada dua macam rujukan, yaitu:
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal).
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan
medis (contoh: operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas
dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di
puskesmas (Trihono, 2005).
32
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan
bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian
luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
gangguan kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat
dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas
kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan
apabila puskesmas tidak mampu (Trihono, 2005).
33
Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok berdiri tahun 1971, berlokasi di Jl.
Bugis No 63 Kelurahan Kebon Bawang Kecamatan Tanjung Priok Kotamadya
Jakarta Utara. Sejak berdiri sampai dengan sekarang, Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok sudah mengalami 2 kali renovasi yaitu tahun 1984 dan tahun 1999
(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2013).
Pada renovasi tahun 1999 Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok menempati
lokasi sementara di Jl.Gadang No.10 dan kembali beroperasi di Jl. Bugis No.63
pada Bulan Desember 2001 (Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012).
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok dipimpin oleh seorang Kepala
Puskesmas yang saat ini dijabat oleh dr. Yudi Dimyati, setelah sebelumnya
mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, yakni berturut-turut : dr.Ina
Fida Atmadja, dr.Sukardjono, dr.Sunarto, dr.Samuel, dr.Fatimah, dr.Harsianti,
dr.Magda, dr. Lingkan A.R Walalangi, dr.Clara Fransisca, dr.Juliet MN pieter
(Puskesmas Tanjung Priok, 2014).
Pada 1 April 2000, 5 Puskesmas Kecamatan menjadi uji coba swadana dan
pada 1 Maret 2001, seluruh Puskesmas Kecamatan menjadi uji coba Swadana,
termasuk Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok. Pada tahun 2007 Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok menjadi BLUD bertahap (Laporan tahunan Puskesmas
Tanjung Priok, 2013).
Puskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi wewenang
mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara
34
langsung dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Laporan tahunan Puskesmas
Tanjung Priok, 2013).
1.1.3.1 Visi dan Misi Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
a. Visi
Menjadikan Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok sebagai sarana
pelayanan kesehatan pilihan utama yang dapat dijangkau masyarakat sekitar
untuk mendukung Jakarta Sehat untuk semua tahun 2017. (Laporan Tahunan
Puskesmas Tanjung Priok, 2013).
b. Misi
- Meningkatkan kompetensi SDM secara berkesinambungan dalam
memberikan pelayanan kesehatan prima perorangan dan Kejadian Luar
Biasa (KLB) bidang kesehatan di masyarakat.
- Penguatan pelayanan kesehatan masyarakat dengan meningkatkan peran
serta masyarakat dan kemitraan lintas sektor dalam penanganan kasus
penyakit menular (DBD, TB, Chikungunya, Leptospirosis) dan perilaku
hidup bersih sehat.
- Menyelenggarakan pembangunan kesehatan melalui managemen
kesehatan dan penerapan kaedah ”Good Governance”.
1.1.3.2 Fungsi Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
- Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.
- Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.
- Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.
- Penyelenggaraan pelayanan medis umum.
35
- Penyelenggaraan asuhan keperawatan.
- Penyelenggaraan pelayanan persalinan.
- Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
- Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,
kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.
- Penyelenggaraan rawat inap terbatas.
- Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, gizi, farmasi dan
optik.
- Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
- Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
- Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
- Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
- Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
- Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
- Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
- Penyelenggaraan pencatatan medis.
- Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan
keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.
- Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
- Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
- Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan
kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.
- Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.
- Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi
yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.
- Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.
- Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi puskesmas
kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala Dinas
Kesehatan(Laporan tahunan Puskesmas Tanjung Priok, 2012).
36
1.1.3.3 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Struktur organisasi Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok pada tahun 2013
memiliki satu sub-bagian tata usaha dan dua koordinator yang berperan dalam
pelaksanaan pelayanan kepada pelanggan internal dan pelanggan eksternal sesuai
Pergub no. 4 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Puskesmas.
1.1.3.4 Sumber Daya Manusia Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan
Tanjung Priok tahun 2013 berjumlah 176 orang, 65% Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sedangkan 35% kontrak (Non PNS).
Tabel 1.7 . Perincian Jumlah Pegawai di Puskesmas se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2013
No Unit Kerja/ PuskesmasPegawai
TotalPNS Non PNS
L P L P L P Jumlah1 Kec. Tanjung priok 15 28 6 21 21 49 702 Kel. Warakas 1 12 1 8 2 20 223 Kel. Sunter Jaya I 0 3 1 3 1 6 74 Kel. Sunter Jaya II 0 2 0 4 0 6 65 Kel. Papanggo I 1 5 1 0 2 5 76 Kel. Papanggo II 0 6 1 1 1 7 87 Kel. Sungai Bambu 1 5 1 1 2 6 88 Kel. Kebon Bawang I 0 6 2 0 2 6 89 Kel. Kebon Bawang II 0 4 0 2 0 6 610 Kel. Kebon Bawang III 0 5 2 0 2 5 711 Kel. Sunter Agung I 1 6 2 0 3 6 912 Kel. Sunter Agung II 1 4 1 0 2 4 613 Kel. Sunter Agung III 0 4 1 0 1 4 514 Kel. Tanjung Priok 1 3 0 1 3 1 4
Jumlah 21 93 19 43 40 136 176
Pembagian tenaga kesehatan ini diatur pula dalam Struktur Organisasi
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok untuk memudahkan koordinasi dan
37
pendelegasian serta pembagian tugas dan tanggung jawab, sehingga nilai-nilai
organisasi tetap berlaku dan terkendali.
Ratio tenaga Puskesmas terhadap jumlah penduduk:
1. Dokter Umum = 1 : 21.036
2. Dokter Gigi = 1 : 24.979
3. Bidan = 1 : 10.802
1.1.3.5 Sarana dan Prasarana Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok memiliki fasilitas gedung terdiri dari :
- Luas bangunan : 1500 m2
- Daya listrik : 66.000 VA
- Air : PAM
- Telepon : 2line
- Fax : 1 unit
- Radio panggil : 1 unit
- Komputer : 15 unit
- Monitor : 9 unit
- Laptop : 4 unit
- Printer : 15 unit
- LCD proyektor : 3 unit (2 baik, 1 rusak total)
- AC : 39 unit
- Mobil Puskesmas keliling : 3
- Motor : 3
- Swing fog : 20 (10 baik, 6 rusak ringan, 4 rusak total)
- Dental unit : 3
- Rontgen unit : 2
- Unit mata : 1
- Humalizer : 1
38
Pelayanan kesehatan (Yankes) yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan
1) Balai pengobatan umum
2) Balai pengobatan gigi
3) Layanan 24 jam
4) Poli MTBS (Manajemen
Terpadu Balita Sakit)
5) Poli Mata
6) Poli Anak
7) Metadon
b.Pelayanan kesehatan penunjang medik
1) Radiologi
2) Laboratorium
3) USG (Ultrasonografi)
4) ECG (Electrocardiogram)
5) Ambulans
6) Klinik gizi
7) Apotek/depo obat
c. Pelayanan kesehatan Keluarga Berencana dan Kesehatan Ibu dan Anak (KB/KIA)
1) Klinik KI dan KA
2) Klinik KB
3) Klinik Imunisasi
d.Pelayanan kesehatan rawat inap dan rumah bersalin
e. Pelayanan kesehatan lain-lain
1) Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin (Gakin)
2) Pelayanan untuk lansia
3) Program terapi rumatan metadon (PTRM)
f. Pelayanan kesehatan Gadar Bencana
1) Gadar banjir
2) Gadar kebakaran dan bencana lain
3) Gadar hari besar
39
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat, jam kerja Puskesmas
dibagi dua, sesuai dengan SK Kepala Dinas tentang pengaturan jam kerja Puskesmas di
lingkungan Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai berikut:
a. Untuk Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok, pelayanan dimulai dari pukul 07.30 s/d
16.00 WIB dari hari Senin hingga Kamis, Jum’at dari pukul 07.00 s/d 16.30 WIB.
Untuk layanan sore, kegiatan pelayanan dimulai dari pukul 16.00 s/d 20.00 WIB.
Layanan dilaksanakan oleh instalasi Layanan 24 Jam (IGD).
b. Untuk Puskesmas kelurahan di wilayah Kecamatan Tanjung Priok, pelayanan dimulai
dari pukul 07.30 s/d 16.00 WIB dari hari Senin hingga Kamis, sedangkan Jum’at dari
pukul 07.00 s/d 16.30 WIB. ( Profil Kecamatan Tanjung Priok 2013).
Tabel 1.8 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2015
No Jenis Penyakit Jumlah1 Infeksi akut lain pernafasan atas 49.9472 Darah Tinggi 13.6213 Peny.pada sistem otot & jar.pengikat 13.4294 Penyakit lain pada saluran pernapasan atas 12.4595 Penyakit lainnya 7.8956 Penyakit kulit alergi 7.0287 Diare (termasuk tersangka kolera) 6.3478 Penyakit kulit infeksi 5.7719 Tonsillitis 5.12810 Penyakit pulpa dan jar.periapikal 2.552
Sumber: Laporan Tahunan Data kesakitan LB1-SP2TP tahun 2015
Grafik 1.2 Perbandingan Penyakit Terbanyak di Puskesmas
Se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2013-2015
40
Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Tanjung Priok Dalam Angka (2015)
Pasien yang dilayani Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok dan di Puskesmas
kelurahan adalah pasien umum, Jamsostek, Askes, Gakin, PKH, KJS dan
Jamkesmas. Selain itu, Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok juga menjalin mitra
dengan layanan kesehatan lainnya, baik negri maupun swasta yang ada di wilayah
Kecamatan Tanjung Priok, untuk memudahkan pasien jika harus mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih memadai (harus dirujuk), mitra tersebut antara
lain:
1) RS Koja
2) RS Umum Pelabuhan (RS Tugu)
3) RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso
4) RS Sukmul
5) RS Cipto Mangunkusumo
41
Tabel 1.9 Laporan Tahunan Kegiatan Puskesmas Se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2015
Tabel 1.10 Jumlah Kunjungan Umum, Askes , Jamsostek, RB , Gakin dan Non Gakin
Se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2015
No Bulan Umum ASKES JAMSOSTEK RB Gakin Non Gakin Jumlah
1 Januari 21,111 1,801 645 95 1,311 6,859 31,7272 Februari 21,226 1,853 654 46 1,093 8,966 33,7923 Maret 14,100 1,544 540 91 1,200 13,220 30,6044 April 14,098 1,608 570 93 213 14,521 31,0105 Mei 15,021 1,885 552 111 145 12,593 30,1966 Juni 11,380 1,736 438 79 54 13,910 27,5187 Juli 11,882 1,702 551 90 66 13,925 28,1268 Agustus 10,146 1,752 384 100 66 13,435 25,783
42
No Bulan Umum ASKES JAMSOSTEK RB Gakin Non Gakin Jumlah
9 September 11,545 1,804 462 114 47 17,480 31,33810 Oktober 12,369 1,680 433 105 37 15,627 30,14611 November 12,131 1,717 403 96 48 14,904 29,20312 Desember 9,057 1,631 424 85 18 18,742 29,872
Jumlah 164,066 20,713 6,056 1,105 4,289 164,182 359,315Sumber: Laporan SP2TP (2013)
43
Tabel 1.11 Jumlah Kunjungan Berdasarkan Poli di Puskesmas Se-Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2013
No Poli Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jumlah1 BP. Umum 16.08 17.461 14.254 14.808 14.449 13.097 14.32 12.315 16.361 15.644 15.096 15.271 179.1562 BP. Gigi 3.192 3.148 3.188 3.602 3.493 3.073 2.821 2.348 3.022 3.043 2.859 2.889 36.6783 KIA 1.827 2.267 2.504 2.559 1.931 1.598 1.872 1.58 1.723 1.913 1.511 1.984 23.2694 KB 867 734 872 796 810 741 743 663 757 729 845 766 9.3235 Mata 333 390 363 394 684 328 385 416 518 412 407 378 5.0086 Laboratorium 920 1.083 979 1.267 921 864 1.12 821 728 861 718 911 11.1937 Rontgen 122 179 159 152 136 174 179 78 103 125 124 116 1.6478 MTBS 1.045 1.281 1.441 962 1.235 1.124 849 885 1.087 1.089 1.046 1.152 13.1969 Sp.Anak 132 156 159 118 115 86 55 87 108 95 54 88 1.25310 Metadon 2.407 2.407 2.203 2.483 2.483 2.549 2.42 2.428 2.428 2.37 2.422 2.37 28.9711 RB 95 46 91 93 111 79 90 100 114 105 96 85 1.10512 Gizi 41 26 24 26 21 24 30 8 33 20 33 28 32413 UGD 4.104 3.902 3.521 2.9 3.02 3.086 2.705 3.455 2.931 2.975 2.871 3.115 38.58514 Keur 12 50 63 79 81 93 58 92 629 109 71 57 1.39415 IMS & AIDS 106 156 265 299 234 232 188 193 311 229 527 368 3.10816 USG 196 228 224 313 179 251 213 207 234 146 231 141 2.56317 PAL 176 174 156 66 89 76 85 96 238 228 224 128 1.73618 Akupuntur 62 104 138 93 204 43 23 11 53 53 68 25 837
Jumlah 31.727 33.792 30.604 31.01 30.196 27.518 28.156 25.783 31.338 30.146 29.203 29.872 359.345Sumber : Laporan SP2TP (2013)
Tabel 1.12 Jumlah Kunjungan Berdasarkan Poli di Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok
Tahun 2013-2014
Poli/Unit Tahun 2012 Tahun 2013BP Umum 30.11 37.46BP Gigi 9.992 36.678KIA 9.17 23.269KB 1.811 9.323Sp. Mata 4.237 5.008Laboratorium 11.144 11.193Rontgen 2783 1.647MTBS 4.228 13.196Sp. Anak 2.427 1.253Metadon 28.111 28.97RB 754 1.105Gizi 353 324Poli 24 Jam 32.802 38.585
Grafik 1.3 Perbandingan jumlah Kunjungan Berdasarkan Poli di Puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Tahun 2013-2014
45
Tabel 1.7 Indikator dan Target Pencapaian Program KB Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok
PROGRAM INDIKATOR TARGET 12 BULAN (%)
KB a. Pil 14
b. Implant 36
c. IUD 3
d. Suntik 2
e. MOW 6
f. MOP 10
46
Tabel 1.10 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Pil di Puskesmas Kelurahan
Tanjung Priok Periode Januari – Desember 2015
NO KELURAHANJUMLAH
PUS
JUMLAH
PESERTA KB
AKTIF
DENGAN PIL
CAKUPAN
PESERTA
KB AKTIF
DENGAN
PIL (%)
TARGET
12
BULAN
(%)
1 Kelurahan Kebon
Bawang
8015 1442 17.99 14
2 Kelurahan Sungai
Bambu
4481 990 22.09 14
3 Kelurahan Papanggo 7429 1974 26.57 14
4 Kelurahan Tanjung
Priok
5075 776 15.29 14
5 Kelurahan Warakas 6438 1845 28.65 14
6 Kelurahan Sunter
Agung
15022 2545 16.94 14
7 Kelurahan Sunter Jaya 11090 2823 25.45 14
KECAMATAN 50550 12395 24.52 14
47
Tabel 1.11 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Suntik di Puskesmas Kelurahan
Tanjung Priok Periode Januari - Desember 2015
NO KELURAHANJUMLAH
PUS
JUMLAH
PESERTA KB
AKTIF
DENGAN
SUNTIK
CAKUPAN
PESERTA
KB AKTIF
DENGAN
SUNTIK
(%)
TARGET
12
BULAN
(%)
1 Kelurahan Kebon
Bawang
8015 2703 33.72 36
2 Kelurahan Sungai
Bambu
4481 1592 35.52 36
3 Kelurahan Papanggo 7429 2701 36.36 36
4 Kelurahan Tanjung
Priok
5075 1720 33.89 36
5 Kelurahan Warakas 6438 2293 35.61 36
6 Kelurahan Sunter
Agung
15022 3085 20.53 36
7 Kelurahan Sunter Jaya 11090 3946 35.58 36
Kelurahan Tanjung
Priok
50550 18040 35.68 36
48
Tabel 1.12 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implan di Puskesmas Kelurahan
Tanjung Priok Periode Januari – Desember 2015
NO KELURAHANJUMLAH
PUS
JUMLAH
PESERTA KB
AKTIF
DENGAN
IMPLAN
CAKUPAN
PESERTA
KB AKTIF
DENGAN
IMPLAN
(%)
TARGET
12
BULAN
(%)
1 Kelurahan Kebon
Bawang
8015 775 9.67 3
2 Kelurahan Sungai
Bambu
4481 344 7.68 3
3 Kelurahan Papanggo 7429 612 8.24 3
4 Kelurahan Tanjung
Priok
5075 525 10.34 3
5 Kelurahan Warakas 6438 253 3.93 3
6 Kelurahan Sunter
Agung
15022 754 5.02 3
7 Kelurahan Sunter Jaya 11090 661 5.96 3
Kelurahan Tanjung
Priok
50550 3924 7.77 3
49
Tabel 1.3 Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOP di Puskesmas Kelurahan
Tanjung Priok Periode Januari - Desember 2015
NO KELURAHANJUMLAH
PUS
JUMLAH
PESERTA KB
AKTIF
DENGAN MOP
CAKUPAN
PESERTA
KB AKTIF
DENGAN
MOP (%)
TARGET
12
BULAN
(%)
1 Kelurahan Kebon
Bawang
8015 116 1.45 2
2 Kelurahan Sungai
Bambu
4481 88 1.96 2
3 Kelurahan Papanggo 7429 77 1.04 2
4 Kelurahan Tanjung
Priok
5075 176 3.47 2
5 Kelurahan Warakas 6438 85 1.32 2
6 Kelurahan Sunter
Agung
15022 81 0.54 2
7 Kelurahan Sunter Jaya 11090 76 0.69 2
Kelurahan Tanjung
Priok
50550 699 1.38 2
50
Tabel 1.14 Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Puskesmas Kelurahan
Tanjung Priok Periode Januari – Desember 2015
NO KELURAHANJUMLAH
PUS
JUMLAH
PESERTA KB
AKTIF
DENGAN MOW
CAKUPAN
PESERTA
KB AKTIF
DENGAN
MOW (%)
TARGET
12
BULAN
(%)
1 Kelurahan Kebon
Bawang
8015 177 2.21 6
2 Kelurahan Sungai
Bambu
4481 141 3.15 6
3 Kelurahan Papanggo 7429 102 1.37 6
4 Kelurahan Tanjung
Priok
5075 179 3.53 6
5 Kelurahan Warakas 6438 91 1.41 6
6 Kelurahan Sunter
Agung
15022 1111 7.39 6
7 Kelurahan Sunter Jaya 11090 216 1.95 6
Kelurahan Tanjung
Priok
50550 179 0.35 6
51
Tabel 1.15 Cakupan Peserta KB Aktif dengan IUD di Puskesmas Kelurahan
Tanjung Priok Periode Januari – Desember 2015
NO KELURAHANJUMLAH
PUS
JUMLAH
PESERTA KB
AKTIF
DENGAN IUD
CAKUPAN
PESERTA
KB AKTIF
DENGAN
IUD (%)
TARGET
12
BULAN
(%)
1 Kelurahan Kebon
Bawang
8015 1173 14.64 10
2 Kelurahan Sungai
Bambu
4481 416 9.28 10
3 Kelurahan Papanggo 7429 410 5.52 10
4 Kelurahan Tanjung
Priok
5075 446 8.79 10
5 Kelurahan Warakas 6438 648 10.06 10
6 Kelurahan Sunter
Agung
15022 3552 23.64 10
7 Kelurahan Sunter Jaya 11090 1331 12.01 10
Kelurahan Tanjung
Priok
50550 7976 15.78 10
52
1.3. Identifikasi Masalah
Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di
Puskesmas Kelurahan Tanjung Priok periode Januari – Desember 2015,
terdapat satu program yang dipilih dalam identifikasi masalah, yaitu
Program Keluarga Berencana. Program ini dipilih karena merupakan salah
satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam hal ini
berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas adalah
PLKB yang berada di Kecamatan dan tingkat Suku Dinas.
Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok
masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Pademangan dan secara
khusus adalah kelompok-kelompok pasangan usia subur. Program ini
dilaksanakan secara terpadu bersamaan dengan program wajib dan
pengembangan lainnya termasuk di dalamnya tokoh masyarakat, masyarakat
umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan
target sebagai berikut:
1. Cakupan peserta KB aktif dengan Pil di Puskesmas Se-
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari – Desember 2015
adalah sebesar 24,52 %.
2. Cakupan peserta KB aktif dengan s u n t i k di Puskesmas S e -
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari – Desember 2015
adalah sebesar 35,68 %.
3. Cakupan peserta KB aktif dengan KB Implant di Puskesmas Se-
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari – Desember 2015
adalah sebesar 7,77 %.
4. Cakupan peserta KB aktif dengan MOP di Puskesmas S e -
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari – Desember 2015
adalah sebesar 1,38 %
5. Cakupan peserta KB aktif dengan MOW di Puskesmas S e -
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari –Desember 2015
adalah sebesar 0,35 %
53
6. Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di Puskesmas S e -
Kecamatan Tanjung Priok pada periode Januari – November
2015 adalah sebesar 15,78 %
1.4. Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib puskesmas di
Kelurahan Tanjung Priok maka dipilih satu program yang menjadi
masalah, dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan
antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi
(observed). Selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat
perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.
Rumusan masalah dari Program KB di puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Cakupan peserta KB aktif dengan Pil di Puskesmas Se-
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari – Desember 2015
adalah sebesar 24,52 % berada dibawah target yaitu 14 %.
2. Cakupan peserta KB aktif dengan s u n t i k di Puskesmas S e -
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari – Desember 2015
adalah sebesar 35,68 % berada dibawah target yaitu 36 %.
3. Cakupan peserta KB aktif dengan KB Implant di Puskesmas Se-
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari – Desember 2015
adalah sebesar 7,77 % berada diatas target yaitu 3 %.
4. Cakupan peserta KB aktif dengan MOP di Puskesmas S e -
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari – Desember 2015
adalah sebesar 1,38 % berada dibawah target yaitu 2 %.
5. Cakupan peserta KB aktif dengan MOW di Puskesmas S e -
Kelurahan Tanjung Priok pada periode Januari –Desember 2015
adalah sebesar 0,35 % berada dibawah target yaitu 6 %.
6. Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di Puskesmas S e -
Kecamatan Tanjung Priok pada periode Januari – November
2015 adalah sebesar 15,78 % berada diatas target yaitu 10 %
54
Sehingga dapat disimpulkan masalah yang ada yaitu masalah
Puskesmas Se-Kelurahan Tanjung Priok karena dari tiga Puskesmas
Kelurahan ditambah satu Puskesmas Kecamatan, didapatkan masalah
pada semuanya.
55