bab 1 pelaporan pasien safety

Upload: kresensia-boleng

Post on 06-Jul-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Bab 1 Pelaporan Pasien Safety

    1/9

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Keselamatan pasien adalah pondasi utama dalam pelayanan kesehatan di

    rumah sakit. Sejalan dengan perkembangan sistem pelayanan rumah sakit yang

    semakin kompleks, menciptakan pelayanan yang aman bagi pasien di rumah sakit

    merupakan tantangan bagi setiap manajemen rumah sakit. Membuat pelayanan rumah

    sakit menjadi lebih aman dan mempertahankan keamanan tersebut merupakan hal

    yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011).

    Penyelenggaraan keselamatan pasien khususnya dalam manajemen kesalahan

    manusia (management of human error ), dapat dikatakan mahir apabila telah

    dilaksanakan dengan proses belajar kolektif dari kesalahan yang telah terjadi, baik

     belajar dari kejadian nyaris cedera ataupun kejadian yang mengakibatkan kerugian

    yang sebenarnya bagi pasien. Untuk mempromosikan budaya belajar dari kesalahan,

    manajemen rumah sakit harus dapat mengidentifikasi budaya keselamatan pasien yang

    komprehensif. Budaya keselamatan pasien ini terkait dengan motivasi pelaporan

    kejadian keselamatan pasien yang dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan tanpa

     budaya menyalahkan (blame free culture) (Mark, 2001).

    Proses belajar dari kesalahan yang baik membutuhkan penentuan strategi

    tindak lanjut yang efektif sesuai dengan identifikasi kejadian keselamatan pasien yang

    terjadi di rumah sakit. Tindak lanjut yang efektif akan tercipta tergantung pada sistem

     pelaporan kejadian keselamatan pasien masing-masing rumah sakit. Jika sebuah

    rumah sakit hanya mengumpulkan dan melaporkan Kejadian Tidak Diharapkan

    (KTD)/ adverse event , dan mengabaikan Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/ near miss,

  • 8/17/2019 Bab 1 Pelaporan Pasien Safety

    2/9

     

    maka hal tersebut akan mengakibatkan rumah sakit akan kehilangan sumber data yang

     paling berharga dalam mengidentifikasi prioritas penyelenggaraan program

    keselamatan pasien yang efektif (Marella, 2007).

    Penyelenggaraan pelaporan kejadian keselamatan pasien secara internasional

    telah dibuatkan panduan oleh World Alliance for Patient Safety (WAPS) sejak tahun

    2005. Tujuan dari panduan tersebut adalah memfasilitasi pengembangan sistem

     pelaporan kejadian keselamatan pasien, yang informasinya dapat digunakan untuk

    meningkatkan keselamatan pasien di masa yang akan datang (WHO World Alliance

     For Patient Safety, 2005). Berdasarkan panduan ini banyak negara telah

    mengimplementasikan sistem pelaporan keselamatan pasien di rumah sakit yang lebih

     baik, mengingat pentingnya penyelenggaraan pelayanan yang aman bagi pasien.

    Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah mulai menyusun strategi

     pengembangan keselamatan pasien di rumah sakit sejak tahun 2005. Gerakan

    keselamatan pasien rumah sakit diawali dengan membentuk Komite Keselamatan

    Pasien Rumah Sakit (KKP-RS) oleh Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) pada

    Juni 2005 sebagai hasil Rapat kerja PERSI Maret 2005 di Surabaya, diikuti dengan

     pencanangan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh Menteri Kesehatan Dr.

    Siti Fadillah Supari pada 21 Agustus 2005 dalam Seminar Nasional PERSI di Jakarta.

    KKP-RS kemudian menyusun Panduan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien

    Rumah Sakit dan Glosarium Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Sejalan dengan itu

    Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) menyusun standar keselamatan pasien rumah

    sakit. Kedua upaya ini kemudian disinergikan melalui suatu Tim terdiri dari unsur-

    unsur KKP-RS, PERSI, KARS, Kementerian Kesehatan yang dengan dukungan

     Becton Dickinson & Company (BD) pada bulan Maret 2006 telah berhasil menyusun

    ”Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit”. Panduan ini berisi

  • 8/17/2019 Bab 1 Pelaporan Pasien Safety

    3/9

     

    standar keselamatan pasien rumah sakit, tujuh langkah menuju keselamatan pasien

    rumah sakit, formulir laporan insiden dan glosarium, serta instrumen penilaian

    akreditasi untuk standar keselamatan pasien rumah sakit dari KARS (Departemen

    Kesehatan RI, 2006).

    Seiring dengan perkembangan isu keselamatan pasien sejak tahun 2006, maka

     pada tahun 2008 ”Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit” kembali

    diperbaharui yang dilengkapi dengan sistem pelaporan kejadian keselamatan pasien

    yang lebih komprehensif. Berdasarkan hal tersebut maka KKP-RS menyusun

    “Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien” yang diterbitkan tahun 2008, untuk

    membantu rumah sakit dalam mengimplementasikan serta mengembangkan sistem

     pelaporan kejadian keselamatan pasien di tempat masing-masing (Departemen

    Kesehatan RI, 2008a).

    Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar telah menyelenggarakan

     program keselamatan pasien rumah sakit sejak tahun 2006, dengan membentuk Tim

    Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Tim KP-RS) yang beranggotakan pelaksana klinis

    sebagai perpanjangan tangan manajemen rumah sakit dalam mengkampanyekan

    keselamatan pasien rumah sakit. Sejak tahun 2008 sistem pelaporan kejadian

    keselamatan pasien rumah sakit telah mulai diimplementasikan, namun belum begitu

    optimal. Seiring berjalannya waktu, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia Nomor 1691/ MENKES/ PER/ VIII/2011, Tentang Keselamatan

    Pasien Rumah Sakit (Kementerian Kesehatan RI, 2011), maka RSUP Sanglah

    Denpasar kembali meningkatkan kampanye keselamatan pasien di rumah sakit dengan

    komitmen penyelenggaraan tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit dan enam

    standar keselamatan pasien rumah sakit serta peningkatan sistem pelaporan kejadian

    keselamatan pasien yang merupakan kewajiban bagi seluruh unit pelayanan pasien.

  • 8/17/2019 Bab 1 Pelaporan Pasien Safety

    4/9

     

    Perbaikan pelaporan ini bertujuan untuk meningkatkan kesempatan belajar masing-

    masing unit dari masalah-masalah kejadian keselamatan pasien yang terlaporkan di

    RSUP Sanglah Denpasar. Adapun laporan kejadian keselamatan pasien di RSUP

    Sanglah Denpasar sejak tahun 2011 sampai dengan 2014, dapat dilihat pada tabel di

     bawah ini:

    Tabel 1.1 Jumlah Kejadian Keselamatan Pasien Yang Dilaporkan Di RSUP Sanglah

    Denpasar Selama Tahun 2011 Sampai Dengan 2014

     No  Jenis Kejadian Tahun 

    2011  2012  2013  2014 1  KTD  20  25  438  324 

    2  KNC  37  32  1050  2469 

    3  KPC  2  4  123  2 

    4  KTC  3  4  27  32 

    5  Sentinel  2  -  1  1 

    TOTAL  64  65  1639  2828 

    Sumber: Laporan Kejadian Keselamatan Pasien RSUP Sanglah Denpasar

    Berdasarkan tabel 1 di atas, di RSUP Sanglah Denpasar tercatat pada tahun

    2011 terjadi 64 kejadian keselamatan pasien, yang terdiri dari 2 kejadian potensial

    cedera (KPC), 37 kejadian nyaris cedera (KNC), 3 kejadian tidak cedera (KTC), 20

    kejadian tidak diharapkan (KTD) dan 2 kejadian sentinel. Tahun 2012, terjadi 65

    kejadian yang terdiri dari 4 KPC, 32 KNC, 4 KTC, 25 KTD dan tidak ada kejadian

    sentinel. Tahun 2013, terjadi peningkatan laporan kejadian keselamatan pasien,

    dengan jumlah 1639 kejadian. Peningkatan yang pesat ini disebabkan oleh sejak akhir

    tahun 2012 sampai menjelang tahun 2013 RSUP Sanglah Denpasar melaksanakan

    Akreditasi bertaraf internasional, sehingga pemahaman mengenai sistem pelaporan

    yang sesuai dengan ketentuan dan motivasi untuk melaporkan semakin meningkat.

  • 8/17/2019 Bab 1 Pelaporan Pasien Safety

    5/9

     

    Dari 1639 kejadian tersebut terdiri dari 123 KPC, 1050 KNC, 27 KTC, 438 KTD dan

    1 kejadian sentinel.

    Pada tahun 2014, peningkatan jumlah laporan kejadian sudah terlihat sampai

    akhir tahun 2014, yaitu terlaporkan 2828 kejadian yang terdiri dari 2 KPC, 2469 KNC,

    32 KTC, 324 KTD dan 1 kejadian sentinel. (RSUP Sanglah Denpasar, 2014). Tim KP-

    RS bersama dengan Unit Penjaminan Mutu sangat mengapresiasi pelaporan tersebut

    karena cenderung kejadian KNC lebih banyak teridentifikasi ditingkat rumah sakit

    sehingga memberikan kesempatan untuk melaksanakan peningkatan keselamatan

     pasien di masa mendatang. Namun, setelah Unit Penjaminan Mutu melaksanakan

    identifikasi lebih mendalam mengenai sumber laporan insiden KNC, ternyata ada

     perbedaan jumlah pelaporan KNC yang cukup besar dari masing-masing sumber

    laporan khususnya dari area ruang rawat inap. Dari 2469 KNC di RSUP Sanglah

    Denpasar, 1283 KNC (45,37%) berasal dari Instalasi Rawat Inap C (Angsoka I,

    Angsoka II, Angsoka III dan Kamboja). Jika dianalisis lebih mendalam, proporsi

    sumber laporan yang cukup banyak berasal dari IRNA C ini selalu terjadi setiap

     bulannya selama tahun 2014. Sedangkan ruangan rawat inap di RSUP Sanglah

    Denpasar berjumlah 31 ruangan, sehingga menimbulkan pertanyaan kenapa hanya

    ruangan rawat inap tertentu yang melaporkan jumlah KNC yang cukup banyak,

     padahal sistem kegiatan pelayanan dan risiko terjadinya KNC di setiap ruangan rawat

    inap cenderung sama.

    Kondisi ini dapat diasumsikan terjadi karena budaya keselamatan pasien yang

    dititikberatkan pada kesadaran akan kejadian keselamatan pasien dan pelaporannya

    masih belum sama di setiap ruangan rawat inap. Untuk itu peneliti tertarik mempelajari

    lebih mendalam mengenai hubungan budaya keselamatan pasien dengan jumlah

    laporan KNC di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015.

  • 8/17/2019 Bab 1 Pelaporan Pasien Safety

    6/9

     

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah

     bahwa selama tahun 2014, dari 2469 laporan KNC di RSUP Sanglah Denpasar,

    sebagian besar atau sebanyak 1283 KNC (45,37%) berasal dari Instalasi Rawat Inap C

    (Angsoka I, Angsoka II, Angsoka III dan Kamboja), yang hanya terdiri dari 4 ruangan,

    sedangkan di RSUP Sanglah Denpasar terdapat 31 ruangan yang memiliki sistem

     pelayanan rawat inap yang cenderung sama sehingga dapat menghasilkan risiko

    kejadian KNC yang cenderung sama.

    1.3 Pertanyaan Penelitian

    Adapun pertanyaan penelitian yang dapat disusun adalah sebagai berikut:

    1.  Bagaimanakah budaya keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah

    Denpasar tahun 2015?

    2. 

    Berapakah jumlah laporan KNC di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar

    tahun 2015?

    3.  Apakah ada hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan jumlah laporan

    KNC di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015?

    1.4 Tujuan

    1.4.1 Tujuan Umum

    Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan budaya

    keselamatan pasien dengan jumlah laporan KNC di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah

    Denpasar tahun 2015.

  • 8/17/2019 Bab 1 Pelaporan Pasien Safety

    7/9

     

    1.4.2 Tujuan Khusus

    Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:

    1. 

    Mengetahui budaya keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah

    Denpasar tahun 2015.

    2.  Mengetahui jumlah laporan KNC di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar

    tahun 2015.

    3.  Mengetahui hubungan antara budaya keselamatan pasien dengan jumlah laporan

    KNC di Ruang Rawat Inap RSUP Sanglah Denpasar tahun 2015.

    1.5 Manfaat Penelitian

    1.5.1 Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembangan kajian

    tentang budaya keselamatan pasien di rumah sakit yang dihubungkan dengan

     pembelajaran laporan kejadian keselamatan pasien khususnya KNC.

    1.5.2 Manfaat Praktis

    Berdasarkan hasil penelitian ini secara teknis dapat direncanakan tindak lanjut

    di lingkungan RSUP Sanglah Denpasar terkait penelusuran kejadian yang terlaporkan

    serta peningkatan budaya keselamatan pasien, dilihat dari jumlah pelaporan kejadian

    keselamatan pasien khususnya KNC.

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup dari penelitian ini adalah penyelenggaraan program

    keselamatan pasien di rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia Nomor 1691/ MENKES/ PER/ VIII/2011, Tentang Keselamatan

  • 8/17/2019 Bab 1 Pelaporan Pasien Safety

    8/9

     

    Pasien Rumah Sakit. Disamping itu, merupakan sebuah strategi peningkatan mutu

    yang komprehensif terkait proses belajar dari kejadian keselamatan pasien.

  • 8/17/2019 Bab 1 Pelaporan Pasien Safety

    9/9