bab 1 : pendahuluan -...
TRANSCRIPT
•BAB 1 : Pendahuluan •BAB 2 : Tinjauan Teori •BAB 3 : Metodologi Penelitian •BAB 4 : Hasil dan Pembahasan •BAB 5 : Kesimpulan dan Saran
Siak Sri Indrapura merupakan ibukota kabupaten Siak. Secara administratif, kota Siak Sri Indrapura menjadi
bagian dari dua kecamatan yaitu kecamatan Siak dan kecamatan Mempura. Berbagai usaha pembangunan
dilakukan di kabupaten Siak, terutama di ibukotanya.
Pada saat sekarang kawasan cagar budaya kota lama siak mengalami kemunduran bahkan cenderung di
beberapa sektor akan mati Untuk itu diharapkan adanya upaya merubah wajah kawasan cagar budaya kota
Siak Sri Indrapura menjadi lebih baik dengan komoditas yang dapat dijual dalam paket wisata kota air dan
kota budaya Siak Sri Indrapura.
Revitalisasi Kawasan adalah rangkaian upaya menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, dan
mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki, sehingga diharapkan dapat
memberikan peningkatan kualitas lingkungan yang pada akhirnya berdampak pada kualitas kehidupan
masyarakat.
Dalam merumuskan arahan penanganan revitaisasi kawasan perlu diketahui faktor-faktor penyebab penurunan
vitalitas kawasan cagar budaya kota lama dengan pasti dan juga perlu diketahui apa saja yang bisa
diperbaiki atau dikembangkan, supaya arahan yang dihasilkan sesuai dan tepat sasaran
RUMUSAN MASALAH
Faktor apa yang mempengaruhi penurunan vitalisasi sehingga menyebabkan penurunan
fungsi kawasan
Konsep revitalisasi seperti apa yang sesuai untuk kawasan cagar budaya kota lama Siak
Tujuan tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan arahan revitalisasi kawasan cagar
budaya kota lama Siak Sasaran penelitian 1. Mengidentifikasi penyebab kerusakan kawasan cagar budaya
2. Menentukan faktor – faktor yang menyebabkan penurunan vitalitas kawasan kota
lama
3. Merumuskan konsep revitalisasi kawasan kota lama Siak yang sesuai.
Lingkup wilayah yang akan menjadi wilayah penelitian adalah kawasan cagar budaya kota lama
siak di daerah kelurahan kampung dalama Siak Sri Indrapura,
Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan yang akan menjadi batasan penelitian ini adalah pelestarian kawasan cagar
budaya dengan arahan revitalisasi kota. Adapun untuk mendapatkan rumusan revitalisasi yang tepat,
diperlukan identifikasi penyebab penurunan vitalitas kawasan yang berpengaruh dalam merevitalisasi
kawasan baik secara fisik, ekonomi – sosial atau instutional
Kawasan cagar budaya
Cara pelestarian cagar budaya
revitalisasi
Penurunan vitalitas kawasan cagar
budaya
Arahan revitalisasi
kawasan cagar budaya
kota lama Siak
Berdasarkan pustaka diatas dapat ditarik beberapa indikator yang digunakan dalam
penelitian ini, antara lain :
Indikator kekumuhan daerah tepian sungai
Indikator kerusakan fisik cagar budaya
Indikator tidak mampu bersaing dengan kawasan lain
Indikator memudarnya nilai kebudayan masyarakat
Indikator pengetahuan masyarakat tentang Cagar Budaya
Indikator upaya pemerintah dalam pelestarian kawasan
Indikator Penelitian
Sintesa Pustaka
Penelitian ini bersifat deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai situasi atau
kejadian, menerangkan hubungan antar fenomena, serta mendapatkan
makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Selain
itu, Travers (1978) menyatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan
untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan
pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu.
Jenis Penelitian
•Tahapan Penelitian 1. Perumusan Masalah identifikasi permasalahan yang akan diangkat, yaitu permasalahan yang terjadi pada
kota lama Siak yaitu menurunnya vitalitas kawasan. Oleh karena itu dibutuhkan penyelesaian yang salah
satunya yang sesuai adalah revitalisasi.
2. Studi litelatur mengumpulkan informasi yang mempunyai relevensi dengan tema penelitian ini dan
disintesakan untuk mendapatkan kajian teori yang sesuai dan akan digunkan dalam penelitian ini. Sumber-
sumbernya dapat berupa buku, jurnal, makalah, hasil penelitian, tugas akhir terdahulu, artikel, internet,
media massa, media elektronik dan lain-lain.
3. Pengumpulan Data mengumpulkan data dan informasi terkait obyek penelitian. Kebutuhan data
disesuaikan dengan analisa dan variabel yang digunakan dalam penelitian. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder dan primer. Karena itu pada tahap ini dilakukan dua teknik
pengumpulan data, melalui observasi lapangan, wawamcara, survey instansional dan media.
4. Analisa Dalam penulisan penelitian ini, terdapat tiga tahapan analisis, yaitu :
•Menganalisa faktor faktor yang menyebabkan penurunan vitalitas di kawasan
•Merumuskan arahan yang sesuai dalam merevitalisasi kawasan.
5. Penarikan Kesimpulan Hasil dari proses analisa yang telah dilakukan akan menghasilkan suatu kesimpulan
yang merupakan jawaban atas rumusan permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah proses
penarikan kesimpulan, akan dirumuskan rekomendasi tentang revitalisasi pada kawasan penelitian yang dapat
dilakukan.
Bangunan cagar budaya aktivitasKawasan Parkir sembarangan
No Sasaran
Penelitian Variabel
Data dan informasi
yang dibutuhkan
Responde
n
Cara
mendapatkan
data dan
informasi
Teknik
Analisis Keluaran
1. Mengidentifikasi
faktor-faktor
penyebab
penurunan vitalitas
kawasan kota lama
- Aktifitas pemukiman pada
tepian sungai
- Terjadinya abrasi pada tepian
sungai
- Kondisi cagar budaya
- Kondisi fisik bangunan pada
kawasan kota lama
- Menurunnya kualitas prasarana
kawasan
- Menurunnya aktifitas
perdagangan
- Menurunnya penghasilan
pedagang
- Memudarnya kebudayaan lokal
- Keberadaan pertunjukan
- Tingkat pengetahuan
masyarakat
- kebijakan tentang cagar budaya
- minimnya dana untuk
pelestarian
- pengawasan
- Potensi dan
Masalah Kawasan
penelitian
- Faktor-faktor
penyebab
permasalahan
penurunan vitalitas
menurut responden
studi
empiri
- Wawancara
- Studi empiri
- Analisa
deskriptif
Faktor
penyebab
penurunan
vitalitas
kawasan
2 Merumuskan
arahan
revitalisasi
kawasan studi
(Arahan
Revitalisasi)
yang mengalami
penyesuaian dg hasil
dari tahap 1,2 dan 3
- Arahan revitalisasi
menurut
responden
- Arahan revitalisasi
di kawasan lain
Pakar,
Instansi
Pemerinta
han,
dan studi
empiri
- Wawancara
- Studi empiri
- Teknik
Triangulasi
Arahan
revitalisasi
kawasan kota
lama
Dari hasil pembahasan analisa deskriptif dapat ditarik kesimpulan ada enam faktor yang
menyebabkan penurunan vitalitas kawasan cagar budaya kota lama Siak, yaitu :
1. Faktor kerusakan pada kawasan tepian sungai karena pembuangan limbah rumah tangga
dan abrasi pantai yang menyebabkan kekumuhan
2. Faktor menurunnya nilai ekonomi kawasan cagar budaya akibat berpindahnya kegiatan
jual beli dan kurangnya daya tarik kawasan cagar budaya.
3. Faktor menurunnya kualitas fisik lingkungan kawasan akibat banyaknya bangunan yang
tidak terawat
4. Faktor rendahnya kesadaran masyarakat tentang cagar budaya karena belum ada
peraturan yang mengikat secara jelas tentang cagar budaya
5. Faktor tidak adanya pelaksanaan peraturan daerah tentang cagar budaya
6. Faktor tidak adanya daya tarik budaya karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam
melestarikan budaya lokal
Faktor Peneyebab Penurunan Vitalitas
Kawasan Cagar Budaya Kota Lama Siak
Arahan Revitalisasi Menurut Sintesa
Pustaka Dan Referensi
Konsensus Pakar Konsensus Regulator
Arahan Revitalisasi Kawasan
cagar budaya Kota Lama
Proses Analisa Triangulasi Arahan Revitalisasi
Kawasan Cagar Budaya Kota Lama
1. Faktor kerusakan pada kawasan tepian sungai karena pembuangan limbah rumah
tangga dan abrasi pantai yang menyebabkan kekumuhan
Karakter air dan lingkungannya menjadi ciri dari pengolahan ruang-ruang Kota Siak, dan harus
dimanfaatkan keberadaannya melalui pengolahan ruang kota sehingga memberikan nilai
tambah yang tinggi bagi kesejahteraan warga kota.
Pembersihan sungai Siak untuk menunjang kegiatan wisata bahari dan kegiatan budaya yang
ada, khususnya bagi komunitas masyarakat di kawasan cagar budaya kota lama guna menunjang
kegiatan wisata kota
Pengembangan waterfront city sebagai kawasan komersil dan hiburan dengan kondisi air yang
baik dan tidak berbau maka kawasan tersebut terjamin akan banyak di singgahi pengunjung.
Selain itu pula dapat juga dibanguna area terbuka (plaza) di kawasan tersebut. Waterfront
dengan konsep sebagai kawasan komersial dan hiburan ini pastinya akan sanagat digemarai oleh
masyarakat perkotaan.
Analisa Perumusan Arahan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya
Kota Lama Siak
Faktor menurunnya nilai ekonomi kawasan cagar budaya akibat berpindahnya kegiatan
jual beli dan kurangnya daya tarik
kawasan cagar budaya.
Mengarahkan masyarakat yang berdomisili di kawasan cagar budaya kota lama untuk
menggunakan Ruko sebagai rumah tinggal dan mengarahkan para pemilik usaha dikawasan
untuk menambah jam usaha khususnya di malam hari sehiiigga akan muncul berbagai aktivitas
pendukung yang dapat menghidupkan kawasan ini di malam hari.
Peningkatan kualitas fisik bangunan dan kawasan sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung
yang datang untuk membeli barang dagangan
Mengadakan kerjasama dengan pihak swasta dengan memberikan kemudahan atau insentif
dalam prosedur investasi seperti memberikan kemudahan ijin usaha bagi investor yang nantinya
akan membuka usaha di kawasan, dengan syarat jenis usaha yang diperbolehkan adalah jenis
usaha yang sesuai dengan tema kawasan dan tidak merugikan masyarakat.
Faktor menurunnya kualitas fisik lingkungan kawasan akibat banyaknya bangunan
yang tidak terawat
Memberikan bantuan dana secara berkala untuk pemeliharaan bangunan yang berfungsi sebagai
fasilitas sosial seperti sekolah, rumah ibadah, makam dan lain-lain oleh pemerintah kota agar
kualitas kondisi fisik bangunan tetap terjaga dan terhindar dari kesan tua dan kumuh yang
selama ini dirasakan karena minimnya dana perawatan untuk fasilitas-fasilitas sosial tersebut.
Perbaikan dan pemugaran bangunan-bangunan yang khas dengan terlebih dahulu menetapkan
bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya.
Faktor rendahnya kesadaran masyarakat tentang cagar budaya karena belum ada
peraturan yang mengikat secara jelas tentang cagar budaya
Meningkatkan pemahaman dan keterlibatan masayarakat dalam pelestarian kawasan
melalui berbagai media informasi seperti buletin dan pelibatan masyarakat di kawasan
secara intensif dalam program-program pelestarian atau perbaikan kawasan.
Membentuk masyarakat peduli Cagar Budaya dengan melakukan sosialisasi dan
melibatkan masyarakat dalam segala bentuk pelestarian
Faktor tidak adanya pelaksanaan peraturan daerah tentang cagar budaya
Perumusan peraturan daerah yang mengatur tentang tata guna lahan yang diperbolehkan
di kawasan, yaitu permukiman, fasilitas sosial dan sarana wisata. Bagi penggunaan lahan
yang bertentangan dengan ketentuan namun telah ada di kawasan saat ini, seperti
perdagangan dan jasa, selanjutnya hanya diperbolehkan pada lahan yang berada di
sepanjang pasar siak saja dengan pengaturan mobilitas pengunjung yang tidak
mengganggu kegiatan wisata
Perumusan peraturan daerah yang mengatur tentang insentif pajak bumi dan bangunan
terhadap pemilik bangunan cagar budaya, dimana pemberian insentif dilakukan
berdasarkan parameter luasan bangunan, lokasi dan pemanfaatannya. Insentif-insentif
seperti ini akan mendorong dan memotivasi masyarakat untuk tetap menjaga kondisi
kawasan sebagai kawasan wisata budaya dan juga kawasan cagar budaya.
Faktor tidak adanya daya tarik budaya karena kurangnya kesadaran masyarakat
dalam melestarikan budaya lokal
Menjadikan kawasan cagar budaya kota lama Siak sebagai salah satu tujuan dari rangkaian
jalur wisata heritage di Kota Siak. Tema yang dapat diangkat oleh kawasan adalah sebagai
wisata kampung budaya lokal di tengah kota, yaitu sebuah kampung yang berada di tengah
hiruk-pikuk dan modernisasi pusat Kota Siak namun menawarkan berbagai kebudayaan lokal
dan peninggalan sejarah, sehingga membuat pengunjung merasa pada masa-masa awal
berkembangnya Kota Siak.
Menjadikan keberadaan bangunan dan tempat-tempat yang bernilai historis, budaya dan
pendidikan bagi kawasan sebagai daya tarik dari kawasan yang dilengkapi dengan
dokumentasi berupa papan informasi di depan gedung, yang menceritakan tentang sejarah
dan nilai penting bangunan dan tempat tersebut terhadap keberadaan kawasan.
Arahan Makro
1. Menjadikan kawasan cagar budaya kota lama Siak sebagai salah satu tujuan dari
rangkaian jalur wisata heritage dengan tema wisata kampung budaya lokal di
tengah kota
2. Memberikan insentif dalam prosedur investasi seperti kemudahan ijin usaha di
kawasan
3. Penataan lingkungan kawasan tepian sungai Siak
4. Pengadaan guidelines tentang cara-cara perbaikan, renovasi dan pemugaran
bangunan atau lingkungan agar tidak terjadi tindakan-tindakan bersifat
perusakan atau bersifat tidak selaras
5. Perumusan perda tata guna lahan yang membolehkan pemanfaatan sebagai
permukiman, fasum dan sarana wisata saja
6. Perumusan perda mengenai insentif PBB terhadap pemilik bangunan cagar
budaya berdasarkan parameter luasan bangunan, lokasi dan pemanfaatannya
Arahan Mikro 1. Menjadikan bangunan dan tempat bersejarah kawasan sebagai daya tarik yang dilengkapi
dengan papan informasi mengenai dokumentasi bangunan dan tempat bersejarah di kawasan
2. Dengan warisan sejarah dan nilai budayanya, diharapkan kawasan cagar budaya kota lama
Siak dapat menjadi destinasi wisata unggulan. Saat ini, Jakarta dan kota-kota besar lainnya di
Indonesia telah merencanakan menjadikan kota tua mereka, selain sebagai ciri khas kota juga
destinasi pariwisata
3. Penataan kawasan tepian sungai Siak agar dapat menjadi kawasan ang mendukung wisata
bahari sebagai penunjang wisata dan menggerakan ekonomi masyarakat.
4. Menjadikan bangunan perumahan dan struktur ruang kampung sebagai daya tarik kawasan
5. Mengadakan kegiatan proses pembuatan makanan tradisional ataupun kerajinan tradisional
yang dapat dilihat secara terbuka atau bahkan diikuti oleh pengunjung
6. Pengadaan rumah makan yang menyajikan makanan khas kawasan dan Kota Siak
7. Pengadaan galeri seni yang juga berfungsi sebagai pusat informasi kawasan
8. Menyelenggarakan lokakarya dan sosialisasi mengenai kawasan wisata budaya pada
masyarakat dengan menggunakan best practice
9. Memberikan bantuan dana secara berkala untuk pemeliharaa bangunan yang berfungsi
sebagai fasilitas sosial oleh pemerintah kota
KESIMPULAN
Merevitalisasi kawasan tepian sungai dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan dan
mendukung terciptanya kualitas kehidupan yang lebih baik serta meningkatkan ekonomi
masyarakat dengan pariwisata
Mempertahankan keberadaan bangunan bangunan khas yang ada dari kerusakan yang bersifat
alami atau yang disengaja, dengan penetapan bangunan bangunan tersebut sebagai bangunan
cagar budaya, untuk nantinya dapat menerima insentif berupa dana perawatan / perbaikan dan
pengurangan retribusi yang terkait dengan pemerintah daerah
Mengarahkan masyarakat yang berdomisili dikawasan untuk menggunakan ruko sebagai rumah
tinggal dan mengarahkan para pemilik usaha dikawasan untuk menambah jam usaha khusunya
dimalam hari sehingga akan muncul berbagai aktivitas pendukung yang dapat menghidupkan
kawasan kota lama di malam hari
Optimalisasi fungsi organisasi / komunitas kebudayaan kota lama untuk memberikan edukasi
tentang nilai nilai kesejahteraan, tradisi kebudayaan, event kebudayaan pada seluruh masyarakat
manjadikan upaya pengembangan Kawasan cagar budaya kota lama Siak sebagai kawasan wisata
budaya
Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai aspek regulasi lebih detail terhadap pertumbuhan
bangunan dan lingkungan baru pada Kawasan cagar budaya kota lama Siak demi
mempertahankan keberadaan bangunanbangunan bersejarah, sehingga ciri khas kawasan
kota tetap terjaga.
Dalam menerapkan konsep reveitalisasi ini perlu adanya dukungan dan kerjasama penuh dari
masyarakat, developer dan pemerintah agar upaya revitalisasi terhadap kawasan dapat
berjalan dengan baik dan lancar serta bisa diterapkan langsung pada lapangan.
Dukungan dan kerjasama dari pemerintah yaitu adanya insentif dan disentif terhadap
pemeliharaan bangunan bersejarah, serta perlu adanya modal yang besar dalam
pelaksanaannya agar berhasil.
SARAN
sekian Terima kasih