bab 1. pendahuluan...pembangunan nasional merupakan pedoman dan landasan bagi berbagai bentuk...
TRANSCRIPT
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 1
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah
sangat memerlukan perencanaan jangka panjang hingga jangka
pendek yang substansinya saling berkaitan. Perencanaan yang
baik akan menjadi arah bagi cita-cita pembangunan serta strategi
dan cara pencapaiannya. Karena itu disusun Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai
bentuk perencanaan dari pusat hingga daerah. Terkait dengan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah) dalam perencanaan, diamanatkan
juga bahwa Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota
dalam rangka menyelenggarakan pemerintahannya harus
menyusun perencanaan pembangunan.
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai
unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan
dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan
wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
Dalam perjalanan pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia yang merupakan suatu strategi yang memiliki tujuan
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 2
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
untuk merespons tuntutan masyarakat terhadap tiga
permasalahan utama, yaitu sharing of power, distribution of
income dan kemandirian sistem manajemen di daerah, banyak
ditemui berbagai hambatan, permasalahan dan kendala yang
mengharuskan adanya suatu penyempurnaan dalam pengaturan
otonomi daerah tersebut.
Sehubungan dengan pelaksanaan otonomi daerah yang
diikuti dengan serangkaian reformasi di sektor publik, salah
satunya adalah reformasi manajemen publik (public management
reform) yang berorientasi pada kinerja. Lahirnya Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara sejalan dengan
reformasi manajemen publik yang menimbulkan beberapa
konsekuensi diantaranya adalah perubahan pendekatan dalam
penganggaran dari penganggaran tradisional (traditional budget)
menjadi penganggaran berbasis kinerja (performance budget).
Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, pelaksanaan pengelolaan keuangan
negara masih menggunakan ketentuan perundang-undangan
yang disusun pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda
yang berlaku berdasarkan Aturan Peralihan Undang-Undang
Dasar 1945, yaitu Indische Comptabiliteitswet yang lebih dikenal
dengan nama ICW Stbl. 1925 No. 448 selanjutnya diubah dan
diundangkan dalam Lembaran Negara 1954 Nomor 6, 1955
Nomor 49, dan terakhir Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968,
yang ditetapkan pertama kali pada tahun 1864 dan mulai
berlaku pada tahun 1867, Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927
No. 419 jo. Stbl. 1936 No. 445 dan Reglement voor het
Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381. Sementara itu,
dalam pelaksanaan pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan
negara digunakan Instructie en verdere bepalingen voor de
Algemeene Rekenkamer (IAR) Stbl. 1933 No. 320. Peraturan
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 3
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
perundang-undangan tersebut tidak dapat mengakomodasi lagi
berbagai perkembangan yang terjadi dalam sistem kelembagaan
negara dan pengelolaan keuangan pemerintahan negara Republik
Indonesia.
Perencanaan yang baik akan menjadi arah bagi cita-cita
pembangunan serta strategi dan cara pencapaiannya. Salah satu
indikasi perencanaan yang baik adalah mengacu atau berpedoman
kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional merupakan pedoman dan landasan bagi
berbagai bentuk perencanaan dari pusat hingga daerah, selain itu
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah), juga mengamanatkan pemerintahan daerah provinsi,
Kabupaten/Kota untuk menyusun perencanaan pembangunan
dalam rangka menyelenggarakan pemerintahannya.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 Pasal 5 Ayat (2), bahwa yang dimaksud RPJMD adalah
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang
penyusunannya berpedoman pada Rencana PembangunanJangka
Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, memuat arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Selanjutnya ditegaskan pula bahwa RPJMD adalah dokumen
Perencanaan Pembangunan Daerah untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 4
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
Berdasarkan amanat perundang-undangan diatas, dan
dengan telah terbitnya Undang - Undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025, Pemerintah Kota Bandung
telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kota Bandung 2005 – 2025 berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 08 Tahun 2008.
Sebagai perwujudan amanat tersebut, Pemerintah Kota
Bandung telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005-2025 berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2008. Salah satu substansi
strategis dalam RPJPD tersebut adalah menetapkan Visi
Daerah yaitu : Mewujudkan Kota Bandung Sebagai Kota
Bermartabat 2025, serta terdiri dari 6 Misi yang didalamnya
memuat mengenai indikator dan target capaian. Sebagaimana
diketahui pula pada setiap tahap 5 (lima) tahunan RPJPD
tersebut kemudian diuraikan menjadi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yaitu : Tahap I (2003-2008),
Tahap II (2009-2013), Tahap III (2014-2018), dan Tahap IV (2019-
2023).
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2004 Pasal 5 Ayat (2), bahwa yang dimaksud dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ialah
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang
penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional, memuat arah
kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah,
lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 5
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Selanjutnya
ditegaskan pula bahwa RPJMD adalah dokumen Perencanaan
Pembangunan Daerah untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Bandung Periode 2013-2018 merupakan Tahap III (ketiga)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Bandung Tahun 2005-2025.
Mengingat bahwa RPJMD memuat tentang arah kebijakan
keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan
umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas
Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan, maka
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kota
Bandung Tahun 2013-2018 memiliki nilai strategis sebagai
pedoman bagi dokumen perencanaan di kota Bandung dalam
kurun waktu 5 (lima) tahun. Dengan demikian, Rencana
Strategis (Renstra) SKPD Tahun 2013-2018 harus disusun sesuai
dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan
bersifat indikatif. Selain itu, Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) sebagai rencana kerja tahunan juga wajib mengacu dan
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan,
Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, bahwa setiap SKPD harus menyusun draft Renstra
dalam upaya mendukung RPJMD Kota.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 6
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
Hal ini sesuai dengan Pasal 89 ayat (1) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang menyatakan
bahwa SKPD menyusun Renstra SKPD, lebih lanjut dinyatakan
pada ayat (2) bahwa tahapan penyusunan renstra SKPD terdiri
dari :
a. persiapan penyusunan Renstra SKPD;
b. penyusunan rancangan Renstra SKPD;
c. penyusunan rancangan akhir Renstra SKPD; dan
d. penetapan Renstra SKPD.
Bagan Alir Penyusunan Renstra SKPD Kabupaten/Kota
PENYUSUNAN RPJMD
Persiapan Penyusunan
Renstra-SKPD
Analisis Gambaran pelayanan
SKPD
Perumusan Isu-isu
strategis berdasarkan
tusi
Perumusan Strategi dan
kebijakan
Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif berdasarkan
rencana program prioritas RPJMD
Pengolahan data dan informasi
Perumusan visi dan misi
SKPD
Perumusan Tujuan
Perumusan sasaran
Rancangan Renstra-SKPD
· Pendahuluan· Gambaran pelayanan SKPD· isu-isu strategis berdasarkan
tugas pokok dan fungsi· visi, misi, tujuan dan sasaran,
strategi dan kebijakan · rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
· indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Perumusan indikator kinerja
SKPD yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD
SPM
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD dilampiri dengan indikator
keluaran program dan PAGU per SKPD
Penelaahan RTRW
VerifikasiRancangan
Renstra SKPD dgn Rancangan Awal
RPJMD
Rancangan Renstra-SKPD
Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD
kepada Bappeda
sesuai
Tidak sesuai
Penyusunan Rancangan
RPJMD
Pelaksanaan Musrenbang
RPJMD
Perumusan Rancangan
Akhir RPJMD
Penyempurnaan Rancangan
Renstra-SKPD
Penetapan Renstra-
SKPD
RENSTRA-SKPD
Penyesuaian Rancangan
Renstra-SKPD berdasarkan
hasil verifikasi
PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA SKPD PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR PENETAPAN
Verifikasi Rancangan
Akhir Renstra SKPD
Rancangan Akhir Renstra
SKPD
sesuai
Tidaksesuai
PERDA ttg RPJMD
Penelaahan KLHS
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Renstra-KLdan Renstra SKPD Prov
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 7
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Bandung sebagai salah satu SKPD di lingkungan Pemerintah
Kota Bandung mempunyai kewajiban untuk membuat Rencana
Strategis SKPD untuk periode Tahun 2013 – 2018 sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku. Sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
pada Pasal 85, diungkapkan bahwa Renstra SKPD harus memuat
antara lain : visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan
kegiatan.
Renstra SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman
kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
1.2 LANDASAN HUKUM
1.2.1 LANDASAN IDIIL : Pancasila
1.2.2 LANDASAN KONSTITUSIONAL : UUD 1945
1.2.3 LANDASAN OPERASIONAL:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 8
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, sebagaimana telah diubah untuk
kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437 jo. Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 9
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4664);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 10
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2010–2014;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009
tentang Tata Cara Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
19. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 11
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun
2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 9 tahun 2008 tentang RPJPD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembar Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 24 Seri E);
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor ........
Tahun 2013 tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018;
23. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2007 tentang
Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung (Lembaran
Daerah Kota Bandung Tahun 2007 Nomor 08);
24. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2009 (Lembaran
Daerah Kota Bandung Tahun 2008 Nomor 07 jo.
Lembaran Daerah Kota Bandung Tahun 2009 Nomor
05);
25. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025 (Lembaran
Daerah Kota Bandung Tahun 2008 Nomor 08);
26. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung
Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota Bandung
Tahun 2011 Nomor 18,).
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 12
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
27. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014
tentang RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN RENSTRA
1.3.1 MAKSUD
Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Bandung dimaksudkan untuk
memberikan arah serta sebagai pedoman taktis dan
strategis dalam penyelenggaraan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah daerah di Kota Bandung Tahun 2013 –
2018.
1.3.2 TUJUAN
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung
adalah terwujudnya komitmen dan konsistensi
perencanaan program serta pelaksanaan kegiatan yang
dioperasionalisasikan secara konsekuen berdasarkan pada
prioritas yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
serta kemampuan daerah yang didukung sistem
pengawasan dan pengendalian yang efektif.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Penulisan Rencana Strategis (Renstra) Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bandung telah
disusun dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 13
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, dengan penyajian sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD,
fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan
daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan
Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra
prov/kab/kota, dan dengan Renja SKPD.
1.2 Landasan Hukum
Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan
pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan
lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan
fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan
acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran
SKPD.
1.3 Maksud dan Tujuan
Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari
penyusunan Renstra SKPD
1.4 Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD,
serta susunan garis besar isi dokumen.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah,
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 14
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki
SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya,
mengemukakan capaian-capaian penting yang telah
dihasilkan melalui pelaksanaan Renstra SKPD periode
sebelumnya, mengemukakan capaian program prioritas SKPD
yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode
sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang
masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra
SKPD ini.
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD
Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum
pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian
tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala
SKPD. Uraian tentang struktur organisasi SKPD ditujukan
untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata
laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme).
2.2 Sumber Daya SKPD
Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya
yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
mencakup sumber daya manusia, asset/modal, dan unit
usaha yang masih operasional.
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD
Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD
berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode
sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau
indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya
seperti MDGs atau indikator yang telah diratifikasi oleh
pemerintah.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 15
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra
K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan
Renstra SKPD provinsi (untuk kabupaten/kota), hasil
telaahan terhadap RTRW, dan hasil analisis terhadap KLHS
yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi
pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang.
Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan
besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi
pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD
Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan
pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala daerah dan wakil
kepala daerah Terpilih
Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD
yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih. Selanjutnya berdasarkan
identifikasi permasalahan pelayanan SKPD, dipaparkan apa
saja faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan
SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi
kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-
faktor inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan
perumusan isu strategis pelayanan SKPD.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 16
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra
Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat
ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari
sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra
SKPD provinsi/kabupaten/kota.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor
penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari
implikasi RTRW dan KLHS.
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan
SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD
ditinjau dari:
1. gambaran pelayanan SKPD;
2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L;
3. sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD
provinsi/kabupaten/kota;
4. implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan
5. implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD
Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis
dan hasil penentuan isu-isu strategis tersebut. Dengan
demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa
saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra SKPD
tahun rencana.
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 17
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN
KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
visi dan misi SKPD sebagaimana dihasilkan pada
B.2.1.7
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD
sebagaimana dihasilkan pada C.1.8 (Perumusan
Tujuan Pelayanan Jangka Menengah SKPD) dan C.1.9
(Perumusan Sasaran Pelayanan Jangka Menengah
SKPD).
4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD
Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun
mendatang.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR
KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN
INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan
kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan
pendanaan indikatif (Perumusan rencana program, kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan
indikatif).
DDIINNAASS PPEENNGGEELLOOLLAAAANN KKEEUUAANNGGAANN
DDAANN AASSEETT DDAAEERRAAHH KKOOTTAA BBAANNDDUUNNGG
I - 18
RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS
TTAAHHUUNN 22001133 -- 22001188
B
A
B
I
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII PENUTUP