bab 11-14

29
PERILAKU KONSUMEN ( BAB 11-14 ) Disusun oleh Nama : Nur Asfiya Khustina

Upload: nur-asfiya-khustina

Post on 27-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Perilaku Konsumen

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 11-14

PERILAKU KONSUMEN( BAB 11-14 )

Disusun oleh

Nama : Nur Asfiya Khustina

NPM : 16213597

Kelas : 3EA21

Page 2: Bab 11-14

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya,

penulisan makalah yang berjudul “Perilaku Konsumen” ini dapat diselesaikan

tepat waktu. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW. dan para sahabat serta keluarganya.

Makalah ini dibuat berdasarkan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dari mata

kuliah Perilaku Konsumen. Maksud dari penulisan makalah ini adalah salah satu

tugas mata kuliah Perilaku Konsumen di Universitas Gunadarma untuk memenuhi

persyaratan kelulusan dalam mata kuliah tersebut.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan

baik dari segi penyajian materi maupun tata bahasa yang kurang berkenan. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima

dengan senang hati.

Demikian penulisan makalah ini dibuat, semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita untuk lebih memahami perilaku konsumen.

Penulis,

ii

Page 3: Bab 11-14

Nur Asfiya Khustina

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB XI PENGARUH KLAS SOSIAL DAN STATUS

11.1........................................................................................Jenjang Sosial

.............................................................................................................1

11.2.....................................................................Pengertian Jenjang Sosial

.............................................................................................................1

11.3...................................................................Faktor Penentu Klas Sosial

.............................................................................................................1

11.4........................................................................Pengukuran Klas Sosial

.............................................................................................................4

11.5...............................................................Apakah Klas Sosial Berubah?

.............................................................................................................5

11.6...........................Pemasaran Pada Segmen Pasar Berdasar Klas Sosial

.............................................................................................................6

BAB XII PEGARUH INDIVIDU

12.1.............................................................Pengaruh Kelompok Referensi

.............................................................................................................7

12.2...............................................................................Pengaruh Kata-kata

.............................................................................................................8

iii

Page 4: Bab 11-14

BAB XIII PENGARUH KELUARGA DAN RUMAH TANGGA

13.1.................................Keluarga dan Studi Tentang Perilaku Konsumen

...........................................................................................................10

13.2...........................Penentu Keputusan Pembelian Pada Suatu Keluarga

...........................................................................................................11

13.3.......................................................................Family Life Cycle (FLC)

...........................................................................................................11

13.4................................Perubahan Struktur Keluarga dan Rumah Tangga

...........................................................................................................12

13.5..............Metode Riset Untuk Mengetahui Pengambil Keputusan Oleh

Keluarga ...........................................................................................12

BAB XIV PENGARUH SITUASI

14.1..................................................................Tipe-tipe Situasi Konsumen

...........................................................................................................14

14.2..........................................................Interaksi Individu dengan Situasi

...........................................................................................................15

14.3..............................................................Pengaruh Situasi Tak Terduga

...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................17

iv

Page 5: Bab 11-14

BAB XI

PENGARUH KLAS SOSIAL DAN STATUS

11.1. Jenjang Sosial

Pengaruh jenjang sosial terhadap pembelian dan konsumsi  sangat

berpengaruh, kelas sosial dan lapisan sangat penting untuk para produsen karena

dapat membedakan target sasaran produsen tersebut apa untuk status yang lebih

tinggi atau untuk status yang lebih rendah dalam menjual  produk mereka.

Keberadaaan jenjang sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan bagian yang

tak dapat dipisahkan dari kehidupan. Keberdaan hal ini di karenakan banyak

faktor yang mempengaruhiya, di samping itu setiap manusia memiliki keinginan

yang sangat kuat untuk bisa dihargai maupun dihormati oleh orang lainnya. Hal

itulah yang paling utama dalam membentuk adanya jenjang sosial di masyarakat.

sehingga akan menjadikan manusia untuk melakukan proses agar dapat

berkembang dari kehidupan sebelumnya menjadi kehidupan yang lebih baik.

11.2. Pengertian Jenjang Sosial

Jenjang sosial adalah pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu

hierarki status kelas atau jenjang yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas

secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya

mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Pengertian jenjang sosial

merupakan kondisi dimana seseorang berusaha untuk dapat menaikan kelas

sosialnya pada suatu posisi  yang mana mencerminkan status sosialnya menjadi

lebih baik di masyarakat.

11.3. Faktor Penentu Klas Sosial

Kelas sosial adalah penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat artinya

semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan

1

Page 6: Bab 11-14

diakui oleh masyarakat umum. Menurut Gilbert dan Kahl ada 3 variabel yang

mempengaruhi kelas sosial yaitu :

a. Variabel Ekonomi

Pekerjaan, pendapatan dan kekayaan mempunyai kepentingan kritis karena

apa yang orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukan berapa banyak

yang harus pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan, tetapi juga sangat

penting dalam menentukan kehormatan yang diberikan kepada anggota

keluarga.

b. Variabel Interaksi

Prestise adalah sentimen di dalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu

mengetahui bahwa hal itu ada disana.

Asosiasi adalah variabel yang berkenaan dengan hubungan sehari-hari

yang mereka kerjakan dengan cara yang sama dan dengan siapa mereka

merasa senang.

Sosialisasi adalah proses dimana individu belajar keterampilan, sikap, dan

kebiasaan untuk berpartisipasi di dalam kehidupan komunitas

bersangkutan.

c. Variabel Politik

Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan

kehendak mereka atas orang lain.

Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang di dalam suatu kelas

social sadar akan diri mereka sebagai suatu kelompok tersendiri dengan

kepentingan politik.

Talcott Persons, menyebutkan beberapa hal yang menentukan tinggi rendahnya

status seseorang, yaitu :

1. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis kelamin).

2. Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan).

3. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat).

4. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda).

2

Page 7: Bab 11-14

Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial,

yaitu :

a. Kekayaan

Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata sosiai/kelas sosial, kita

harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial merupakan suatu cara

hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup

atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut

diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara

hidup kelas sosial tertentu. Uang juga memiliki makna halus lainnya.

Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan profesional lebih memiliki prestise

daripada penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan kasar. Uang yang

diperoleh dari pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang hasil

perjudian atau korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan

seseorang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan

kemungkinan cara hidupnya.

b. Pekerjaan

Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi kedalam jenis-

jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa beberapa jenis

pekerjaan tertentu lebih terhormat dari pada jenis pekrjaan lainnya.

Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya menentukan pada

strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu

indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena itu,

pekerjaan merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial

seseorang.

c. Pendidikan

Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya dalam

dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan

motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi

jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan ketrampilan

kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket,

cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang. Dalam

3

Page 8: Bab 11-14

beberapa hal, pendidikan malah lebih penting dari pada pekerjaan. De Fronzo

(1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi dan perilaku sosial para

pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor. Namun demikian,

perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat pendidikan

mereka sebanding. 

11.4. Pengukuran Klas Sosial

Berdasarkan status ekonomi

Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan,

yaitu :

Golongan sangat kaya : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat.

Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.

Golongan kaya : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam

masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dan sebagainya.

Golongan miskin : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka

kebanyakan rakyat biasa.

Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yaitu :

Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan

alat produksi.

Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.

Golongan proletar : mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi.

Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.

Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam

kelas, yaitu :

Kelas sosial atas lapisan atas (Upper-upper class).

Kelas sosial atas lapisan bawah (Lower-upper class).

Kelas sosial menengah lapisan atas (Upper-middle class).

Kelas sosial menengah lapisan bawah (Lower-middle class).

Kelas sosial bawah lapisan atas (Upper lower class).

Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah (Lower-lower class).

4

Page 9: Bab 11-14

Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:

Kelas puncak (top class).

Kelas menengah berpendidikan (academic middle class).

Kelas menengah ekonomi (economic middle class).

Kelas pekerja (workmen dan Formensclass).

Kelas bawah (underdog class).

Berdasarkan s tatus sosial

Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan

status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat

karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat

dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.

Berdasarkan s tatus p olitik

Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan.

Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan

tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.

Kelompok kelas sosial atas antara lain, pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun

desa, pejabat legislatif, dan  pejabat yudikatif.

Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer,

antara lain :

Kelas sosial atas (Perwira), dari pangkat Kapten hingga Jendral.

Kelas sosial menengah (Bintara), dari pangkat Sersan dua hingga Sersan

Mayor.

Kelas sosial bawah (Tamtama), dari pangkat Prajurit hingga Kopral Kepala.

11.5. Apakah Klas Sosial Berubah?

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial atau perubahan sosial adalah

suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak

pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball

5

Page 10: Bab 11-14

Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur

sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan

hubungan antara individu dengan kelompoknya.

11.6. Pemasaran Pada Segmen Pasar Berdasar Klas Sosial

Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial berbeda-beda

sesuai dengan kelas sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat apabila ingin

memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi biasanya

menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif karena dapat

diketahui bahwa orang-orang yang berada di kelas sosial atau memiliki status

sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih produk yang higienis, terbaru,

bermerek, dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila pemasaran dilakukan

untuk orang-orang yang berada pada kelas sosial terendah. Penggunaan iklan pun

kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan promosi yang lebih

kuat, karena kelas sosial yang rendah lebih banyak mementingkan sebuah

kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi berbeda sekali pemasaran

yang dilakukan apabila melihat dari posisi kelas sosial yang ada.

6

Page 11: Bab 11-14

BAB XII

PENGARUH INDIVIDU

12.1. Pengaruh Kelompok Referensi

Kelompok referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata

mempengaruhi perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung.Kelompok

referensi ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan

dan sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan

sikap umum/khusus atau pedoman khusus bagi perilaku. Jenis-jenis kelompok

referensi berdasarkan pengelompkannya sebagai berikut.

1. Menurut intensitas interaksi dan kedekatannya :

Kelompok primer.

Kelompok sekunder.

2. Menurut legalitas keberadaan :

Kelompok formal.

Kelompok informal.

3. Menurut status keanggotaan dan pengaruh :

Kelompok aspirasi.

Kelompok disosiasi.

Primary / secondary.

Membership.

Untuk dapat mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan harus melakukan

hal-hal berikut ini :

Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu

produk / merek khusus.

Memberikan kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya

sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok.

7

Page 12: Bab 11-14

Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai

dengan norma-norma kelompok.

Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan

kelompok

Kelompok referensi terdiri atas dua jenis, yaitu :

Kelompok referensi normatif.

Kelompok referensi komparatif.

Untuk mendorong timbulnya conformity maka kelompok referensi harus

melakukan hal-hal sebagai berikut :

Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya sesuatu

produk menarik atau merek yang khusus.

Memberikan kesempatan kepada individu untuk membandingkan

pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok.

Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai

dengan norma-norma kelompok.

Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan

kelompok.

Beberapa peran penting dari keluarga antara lain :

Memenuhi kesejahteraan secara ekonomi.

Memberikan dukungan emosional.

Membentuk gaya hidup.

Sosialisasi

12.2. Pengaruh Kata-kata

Kebanyakan kegiatan konsumsi adalah hasil dari beberapa motif yang

beroperasi pada waktu yang sama. Para peneliti yang dilatih khusus dalam

mengungkap motif sering menggunakan teknik penelitian kualitatif di mana

konsumen didorong untuk mengungkapkan pikiran mereka (kognisi) dan perasaan

(mempengaruhi) melalui dialog menyelidik. Fokus kelompok dan wawancara

mendalam memberikan konsumen kesempatan untuk mendiskusikan produk dan

8

Page 13: Bab 11-14

mengungkapkan pendapat tentang kegiatan konsumsi. Moderator terlatih atau

pewawancara sering mampu memasuki motif prasadar yang mungkin tidak

terdeteksi. Nilai adalah tujuan hidup masyarakat luas yang melambangkan mode

disukai berperilaku (misalnya, independen, penuh kasih, jujur) atau akhir negara

yang disukai (misalnya, rasa keberhasilan, cinta dan kasih sayang, pengakuan

sosial).

9

Page 14: Bab 11-14

BAB XIII

PENGARUH KELUARGA DAN RUMAH TANGGA

13.1. Keluarga dan Studi Tentang Perilaku Konsumen

Studi tentang keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim

dibandingkan studi tentang individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian

dalam studi pembelian keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang

keluarga sebagai organisasi. Survey dan metodologi penelitian pemasaran lain

lebih mudah dijalankan untuk individu daripada untuk keluarga. Pemberian

kuesioner kepada seluruh keluarga membutuhkan akses ke semua anggota pada

waktu yang lebih kurang sama, dengan menggunakan bahasa yang mempunyai

makna sama bagi semua anggota keluarga, dan menafsirkan hasil ketika anggota

dari keluarga yang sama melaporkan opini yang bertentangan mengenai apa yang

dibeli oleh keluarga atau pengaruh relative dalam keputusan tersebut.

Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis seperti

ini :

a. Fungsi produksi rumah tangga.

b. Stok (sumber daya) rumah tangga.

c. Variabel eksogen atau yang ditetapkan sebelumnya.

Walaupun rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat

dipertukarkan sewaktu menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil,

adalah penting untuk membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data.

Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena

pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional dan rumah tangga

nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari

orang-orang yang hidup sendiri.

10

Page 15: Bab 11-14

13.2. Penentu Keputusan Pembelian Pada Suatu Keluarga

Keputusan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang

dapat didefinisikan. Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri,

anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda

adalah normal.

1. Penjaga pintu (gatekeeper) : inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian

produk dan pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusan.

2. Pemberi pengaruh (influencer) : individu yang opininya dicari sehubungan

dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan

produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi

itu.

3. Pengambil keputusan (decider) : orang dengan wewenang dan/atau kekuasaan

keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan

produk atau merek mana yang yang akan dipilih.

4. Pembeli (buyer) : orang yang bertindak sebagai agen pembelian yang

mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk

kerumah, dan seterusnya.

5. Pemakai (user) : orang yang menggunakan produk.

13.3. Family Life Cycle (FLC)

Family life cycle merupakan alat untuk menggambarkan serangkaian tahap

perkembangan kebanyakan keluarga. Untuk menggambarkan realitas berbagai

macam tatanan keluarga dan gaya hidup sekaranag maka konsep family life cycle

dapat dibagi dua.

1. Skema family life cycle tradisional :

masa lajang, orang muda lajang hidup terpisah dari orang tua.

pasangan yang berbulan madu.

orang tua, mempunyai satu anak dan tinggal serumah.

pasca orang tua, suami istri yang sudah tua, anak-anak tidak tinggal

serumah.

11

Page 16: Bab 11-14

disolusi, seorang suami atau istri yang masih hidup.

2. Tahap-tahap family life cycle alternatif :

Rumah tangga keluarga terdiri dari, pasangan yang tidak punya anak,

pasangan yang terlambat menikah, orang tua tunggal dan keluarga

diperluas.

Rumah tangga bukan keluarga yaitu pasangan tidak menikah, pasangan

bercerai tanpa anak, orang lajang, dan janda atau duda yang sudah tua.

Menurut Neighbour (1985) tahapan, tugas dan masalah yang menjadi isu penting

dalam setiap tahapan siklus kehidupan keluarga adalah sebagai berikut :

1. Tahap perkawinan.

2. Tahap melahirkan anak.

3. Tahap membesarkan anak-anak memasuki sekolah dasar.

4. Tahap membesarkan anak-anak usia remaja.

5. Tahap keluarga mulai melepaskan anak-anak.

6. Tahap tahun-tahun pertengahan.

7. Tahap usia tua.

13.4. Perubahan Struktur Keluarga dan Rumah Tangga

Memahami perubahan struktur keluarga dan pengaruhnya terhadap

pengambilan keputusan sebagai konsumen. Keputusan membeli dalam keluarga di

pengaruhi oleh keadaan sudah menikah atau belum, ukuran jumlah anggota

keluarga, hal tersebut mempengaruhi jumlah belanjaan yang akan dibeli maupun

budget yang akan disiapkan untuk mengambil keputusan dalam hal membeli suatu

barang.

13.5. Metode Riset Untuk Mengetahui Pengambil Keputusan Oleh Keluarga

Kerangka Proses Keputusan

Studi mengenai struktur peran kerap memandang pembelian sebagai

tindakan ketimbang proses dan mendasarkan temuan pada pernyataan seperti

12

Page 17: Bab 11-14

“siapa biasanya yang menambil keputusan pembelian?” atau “siapa yang

mengambil keputusan ?”. Namun, bukti tersebut menunjukkan bahwa peranan dan

pengaruh anggota keluarga bervariasi menurut tahap di dalam proses keputusan.

Sebuah contoh dari metodologi proses diberikan oleh Wilkes, yang merasa bahwa

pernyataan berikut ini berguna untuk mengukur pengaruh keluarga :

Siapa yang bertanggung jawab untuk pengenalan awal?

Siapa yang bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai

alternative pembelian?

Siapa yang mengambil keputusan akhir mengenai alternative man yang harus

dibeli?

Siapa yang membuat pembelian actual terhadap produk?

Hasil yang lebih baik diperoleh dengan menggunakan metodologi ini

dibandingkan dengan ukuran yang lebih global. Suami dan istri lebih mungkin

menganut persepsi yang sama mengenia pengaruh relatif mereka untuk fase

tertentu daripada bila pengajuan pertnyaan gagal menanyakan tentang tahap-tahap

keputusan.

13

Page 18: Bab 11-14

BAB XIV

PENGARUH SITUASI

14.1. Tipe-tipe Situasi Konsumen

Mowen dan Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah

faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku

konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Situasi konsumen

terdiri dari tiga faktor yaitu tempat dan waktu, penjelasan mengapa perilaku

tersebut terjadi, dan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen.

Pengaruh situasi konsumen adalah faktor personal dan lingkungan yang

terdapat pada saat aktivitas konsumen, sehingga situasi konsumen meliputi faktor-

faktor seperti berikut :

1. Melibatkan waktu dan tempat dalam mana aktifitas konsumen terjadi.

2. Mempengaruhi tindakan konsumen sperti prilaku pembelian.

3. Tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang.

Jenis-jenis situasi konsumen adalah sebagai berikut :

1. Situasi komunikasi

Situasi komunikasi adalah suasana atau lingkungan disaat konsumen

memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Konsumen mungkin

memperoleh informasi melalui : (1) komunikasi lisan; (2) komunikasi non

pribadi; (3) informasi langsung dari toko melalui promosi penjualan,

pengumuman di rak dan di depan toko.

2. Situasi pembelian

Situasi pembelian adalah lingkungan atau keadaan yang dialami ataupun yang

dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan

mempengaruhi pembelian. Contoh : ketika konsumen berada di bandara, ia

mungkin akan bersedia membayar sekaleng Milo berapa saja harganya ketika

haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Milo di swalayan dan mendapatkan

14

Page 19: Bab 11-14

harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga.

Konsumen tersebut mungkin akan menunda pembelian Milo dan mencari di

tempat lain. Situasi pembelian dalam sebuah toko eceran akan memiliki

karakteristik situasi konsumen, antara lain :

Lingkungan fisik toko eceran, terdiri dari lingkungan

informasi(ketersediaan informasi, format informasi, bentuk informasi) dan

lingkungan toko (lokasi, layout, musik, warna, display barang, dan

kesesakkan).

Lingkungan sosial toko : interaksi konsumen dengan konsumen lainnya

dan interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga penjualan.

Waktu, terdiri dari waktu sebagai variabel situasi, waktu sebagai sebuah

produk

3. Situasi pemakaian

Situasi pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa yang

merupakan situasi atau suasana ketika konsumen ingin mengkonsumsi /

mengunakan suatu produk atau jasa. Konsumen sering kali memilih suatu

produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misalnya, konsumen

muslim sering menggunakan pakaian muslim pada saat hari raya Idul Fitri

atau hari besar keagamaan lainnya. Situsi seperti inilah yang digunakan oleh

produsen untuk menggunakan konsep situasi pemakaian.

14.2. Interaksi Individu dengan Situasi

Situasi pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan

pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu menghadirkan

keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus

terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga

mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas

sesuatu. Konsumen dengan gaya hidup berlebihan ternyata juga mengikuti mode-

mode pakaian khususnya, misalnya celana jeans sehingga gaya hidup mereka

berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dilakukan. Situasi pembelian

15

Page 20: Bab 11-14

dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan gaya hidup believer

ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

14.3. Pengaruh Situasi Tak Terduga

Situasi tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli

suatu barang. Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa membawa

bolpoin dan pensil, maka secara otomatis dia akan membeli dulu bolpoin dan

pensil sebelum mengikuti ujian tersebut. Berikut ini adalah lima karakteristik

situasi pembelian :

1. Lingkungan fisik. Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang

meliputi lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang

ada di sekeliling konsumen.

2. Lingkungan sosial kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi

tersebut.

3. Waktu. Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa,

tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi

konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali

akan berbeda antar konsumen.

4. Tujuan. Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja

untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk

kebutuhan sendiri.

5. Suasana hati. Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan

khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.

16