bab 12 kebijaksanaan fiskal
DESCRIPTION
Kebijakan FiskalTRANSCRIPT
KEBIJAKSANAAN FISKAL
Kelompok kebijaksanaan yang kedua dibidang pengendalian makro adalah
kebijaksanaan fiskal. Kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan fiskal adalah dua sejoli yang
merupakan alat utama bagi perencanaan ekonomi nasional untuk mengendalikan
keseimbangan makro perekonomiannya. Kebijakan fiskal yang juga mempunyai
konsekuensi-konsekuensi moneter atau kebijaksanaan moneter dengan konsekuensi-
konsekuensi fiskal. Kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam ini mungkin lebih cocok disebut
“kebijaaksanaan fiskal-moneter”. Kebijakan fiskal adalah kebijaksanaan yang dilaksanakan
oleh pemerintah dengan cara memanipulasi anggaran pendapatan dan belanja negara artinya
pemerintah dapat meningkatkan atau menurunkan pendapatan negara atau belanja negra
dengan tujuan untuk mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan nasional. Bab ini
akan kita awali dengan pembahasan mengenai hubungan antara APBN dan kebijkasanaan
fiskal. Pengertian umum kebijaksanaan fiskal adalah kebijksanaan yang dilaksanakan lewat
APBN.
APBN DAN KEBIJAKSANAAN FISKAL
Pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap perekonomian bisa dianalisa dalam dua tahap
yang berurutan, yaitu :
a) Bagaimana suatu kebijaksanaan fiskal diterjemahkan jadi suatu APBN
b) Bagaimana APBN tersebut mempengaruhi perekonomian.
APBN mempunyai dua sisi, yaitu sisi yang mencatat pengeluaran dan sisi yang mencatat
penerimaan. Sisi pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah yang memerlukan uang
untuk pelaksanaannya. Dalam praktek macam pos-pos yang tercantum di sisi ini sangat
beranekaragam dan mencerminkan apa yang ingin dilaksanakan pemerintah dalam
programnya. Tujuan pembahasan di sini cukup bagi kita untuk menganggap bahwa sisi
pengeluaran terdiri 3 pos utama, yaitu :
a) Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang/jasa
b) Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawainya
c) Pengeluaran pemerintah untuk transfer payments yang meliputi misalnya,
pembayaran subsidi/bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat,
pembayaran pensiun, pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada
masyarakat.
Sisi penerimaan menunjukkan darimana dana yang diperlukan tersebut diperoleh. Ada 4
sumber dana utama untuk memperoleh dana tersebut, yaitu :
a) Pajak (berbagai macam)
Pajak adalah satu-satunya sumber dana untuk pembiayaan kegitan
pemerintahan. Tidak ada pajak tidak ada kegiatan pemerintahan. Sekarang, pajak
masih merupakn sumber keuangan negara yang paling penting bagi semua negara di
dunia. Namun bagi pemerintah di negara-negara modern ada beberapa cara lain untuk
memperoleh dana tambahan.
b) Pinjaman dari bank sentral
Pemerintah bisa “meminjam” dana dari bank sentralnya, seperti halnya
seseorang mengambil kredit dari bank. Tetapi ada satu perbedaan penting antara
kredit bank sentral kepada pemerintah dengan kredit kepada seseorang atau
perusahaan. Perbedaan ini adalah bahwa bank sentral hanya bisa memberikan kredit
dengan jalan menciptakan uang (reserve money). Bank sentral tidak bisa menciptakan
uang giral seperti bank-bank umum biasa, sebab “uang giral” bank sentral, adalah
salah satu unsur uang inti. Dan penambahan uang ini (▲H) berarti (lewat money
multiplier) penambahan jumlah uang beredar (▲Ms). Pemberian kredit bank sentral
kepada pemerintah adalah identik dengan pencetakan uang baru. (Yang lebih tepat
sebenarnya adalah penciptaan uang inti baru).
c) Pinjaman dari masyarakat dalam negeri
Caranya adalah dengan mengeluarkan obligasi dan menjualnya di pasar uang
dalam negeri, istilah teknisnya, “mengemmbangkan” (to float) obligasi di pasar uang.
Bila masyarakat (termasuk bank-bank) membeli surat berharga ini, maka pemerintah
memperoleh dana yang semula ada di tangan masyarakat (dan sebagai gantinya,
masyarakat memegang obligasi pemerintah). Cara ini disebut open market operations.
(operasi pasar terbuka). Biasanya bank sentral bertindak sebagai “agen” pemerintah
dalam melakukan open market operations. Cara ini hanya bisa dilakukan di negara-
negara yang sudah memiliki pasar surat berharga (bursa efek dan saham) yang sudah
maju. Bagi negara-negara sedang berkembang pasar semacam itu belum berkembang,
sehingga kebijaksanaan open market operations hanya mempunyai kegunaan yang
terbatas. Bagi negra-negara maju, open market operations adalah suatu cara
pembelanjaan keuangan negara yang sangat penting.
d) Pinjaman dari luar negeri
Yang dilakukan adalah “mengembangkan” obligasi pemerintahdi pasar uang luar
negeri (misalnya, pemerintahan Indonesia telah menjual obligasinya di pasar uang
Hamburg dan Tokyo). Dalam hal ini pemerintah Indonesia menerima dana (dalam
bentuk mata uang asing atau “devisa”) dan si pembeli di luar negeri menerima surat
tanda berhutang (“obligasi”) pemerintah Indonesia (beserta janji kapan membayar
kembali dan dengan bunga beberapa). Cara ini lebih cocok apabila pemerintah
membutuhkan dalam bentuk devisa (misalnya, untuk membiayai kebutuhan
impornya).
Cara di atas adalah untuk memperoleh “kredit komersial” dari luar negeri, yaitu pinjaman
dengan bunga seperti yang berlaku di pasar pada saat itu. Bagi beberapa negara, kredit
komersial mungkin dirasa cukup berat, dilihat dari persyaratan pembayaran bunga maupun
jangka waktu pengembaliannya. Khusus bagi negara sedang berkembang tersedia
kemungkinan untuk memperoleh “kredit lunak”, yaitu pinjaman dengan bunga di bawah
bunga yang berlaku di pasar uang dan dengan jangka waktu yang lebih longgar. Pemberian
kredit ini adalah pemerintah negara-negara maju yang memang mempunyai program untuk
membantu pembangunan negara-negara berkembang, yaitu negara-negara “donor” dan
lembaga-lembaga keuangan internasional yang bertujuan membantu negara-negara
berkembang (seperti Bank Dunia, Asian Development Bank, Dana Moneter Internasional
atau International Monetary Foundation (IMF) dan sebagainya).
Efektivitas kbijakasanaan fiskal pada dasarnya ditentukan oleh :
a. Lereng kurva IS. Makin tegak kurva IS kebijaksanaanfiskal makin efektif. Sebaliknya
makin datar kurva IS makin tidak efektif. Bahkan untuk IS yang datar, kebijaksanaan
fiskal tidak efektif sama sekali (Y tetap tidak berubah). Gambar 8.18. menjelaskan hal
ini.
Kebijaksanaan fiskal, misalnya dengan penambahan pengeluaran pemerintah (G),
menyebabkan kedua kurva IS (tegak dan lurus) bergeser ke kanan. Untuk
menunjukkan pergeseran yang diakibatkan penambahan G dengan jumlah yang sama
dipakai cara yang sama seperti pada Gambar 8.17. (untuk LM). Dari gambar 8.18.
jelas bahwa kebijaksanaan fiskal akan makin efektif apabila kurva IS makin tegak.
Pergeseran IST0 IST1 mengakibatkan kenaikan Y yang lebih besar dibandingkan
dengan pergeseran ISD0 ke ISD1 (Y0 Y2 > Y0 Y1)
b. Lereng kurva LM. Makin datar kurva LM, kebijaksanaan fiskal akan makin efektif.
Sebaliknya makin tegak kurva LM makin tidak efektif. Gambar 8.19. menjelaskan hal
ini :
Untuk LM tegak (LMT) efek kebijaksanaan fiskal lebih kecil dibandingkan dengan
LM datar (LMD), yakni kenaikan Y0 Y1 < Y0 Y2.
Daftar Pustaka
A. Nopirin, Ph.D. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro Edisi Pertama. BPFE.
Yogyakarta. 2012.
B. Bediono. Ekonomi Makro Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Buku No. 2. BPFE.
Yogyakarta. 2011.
TUGAS PENGANTAR EKONOMI
PENGELUARAN PEMERINTAH DAN KEBIJAKAN
FISKAL
Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
1. Galih Reza Pradipta ( 135020207111030 )2. Fathurakhman Thalib ( 135020207111023 )
3. Ariza Putri Satifa ( 135020207111034 )
JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2013