bab 1fdsf.doc

Upload: gladis-roito-hutahaean

Post on 24-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    1/20

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Leptospirosis merupakan salah satu penyakit infeksi zoonosis yang

    disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut sebagai leptospira.1

    Penyakit ini juga disebut sebagai field fever, rat catchers yellow dan deman

    pretibial.2,3Kuman leptospira merupakan organisme pipih yang berbentuk spiral

    dengan pengait di ujungnya dan memiliki dua atau lebih filament aksial yang

    berguna untuk pergerakan dari bacteria filum spirochaeta ini.1

    ejala!gejala yang ditimbulkan infeksi leptospirosis ini dapat berupa sakit

    kepala, nyeri otot, dan demam, hingga yang terparah dapat menyebabkan

    perdarahan dari paru!paru dan meningitis." #ika infeksi ini menyebabkan

    seseorang menjadi kuning, gagal ginjal, dan perdarahan, maka ini dinamakan

    sebagai $eil%s disease.&Leptospirosis merupakan penyakit yang zoonosis yang

    penting yang dapat meyebabkan morbiditas dan mortalits yang signifikan.

    Leptospira sangat sensitif terhadap antibiotik secara in 'itro. (erapi antbiotik

    diindikasikan untuk leptospirosis berat. #ika antibiotik digunakan, maka harus

    dimulai segera setelah diagnosis leptospirosis ditegakkan dan harus dilanjutkan

    hingga pengobatan selesai tanpa menghiraukan hasil serologi a)al, karena

    kebanyakan pasien didiagnosa melalui pemeriksaan yang cepat dan uji sembuh.

    Peanganan a)al telah menunjukkan hasil klinis yang baik* hasil ini didasarkan

    pada penelitian terkontrol penatalaksanaan selama fase imun yang telah

    menghasilkan hasil yang beragam.+,

    1.2 Definisi

    Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh

    patogen spirochaeta, genus Leptospira. Spirochaeta ini pertama kali diisolasi di

    #epang oleh -nada setelah sebelumnya digambarkan oleh dolf $eil tahun 1//+.

    1

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    2/20

    $eil menemukan bah)a penyakit ini menyerang manusia dengan gejala demam,

    ikterus, pembesaran hati dan limpa, serta kerusakan ginjal. /,0

    i -ndonesia, gambaran klinis leptospirosis dilaporkan pertama kali oleh an der

    cheer di #akarta pada tahun 1/02, sedang isolasinya dilakukan oleh er'oot pada

    tahun 1022. Penyakit ini disebut juga sebagai Weil disease, Canicola fever,

    Hemorrhagic jaundice, Mud fever, atau Swineherd disease./

    1.3 Epidemiologi

    Leptospirosis merupakan zoonosis dengan distribusi luas di seluruh dunia,

    terutama pada )ilayah dengan iklim tropis dan subtropis. ngka kejadian

    leptospirosis di seluruh dunia belum diketahui secara pasti. i daerah dengan

    kejadian luar biasa leptospirosis ataupun pada daerah yang memiliki faktor risiko

    tinggi terpapar leptospirosis, angka kejadian leptospirosis dapat mencapai lebih

    dari 144 per 144.444 per tahun. i daerah tropis dengan kelembaban tinggi angka

    kejadian leptospirosis berkisar antara 14!144 per 144.444 sedangkan di daerahsubtropis angka kejadian berkisar antara 4,1!1 per 144.444 per tahun. Case

    fatality rate 56789 leptospirosis di beberapa bagian dunia dilaporkan berkisar

    antara :&; ! 34;. ngka ini memang tidak terlalu reliabel mengingat masih

    banyak daerah di dunia yang angka kejadian leptospirosisnya tidak

    terdokumentasi dengan baik. elain itu masih banyak kasus leptospirosis ringan

    belum didiagnosis secara tepat.14

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    3/20

    elain itu, penularan juga bisa terjadi terjadi karena manusia

    mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri

    leptospira.11 7aktor lingkungan memiliki peranan penting dalam proses penularan

    leptospirosis. 7aktor lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, biologik, dan

    sosial. alah satu pengaruh lingkungan sosial adalah mengenai jenis pekerjaan.

    #enis pekerjaan yang berisiko terjangkit leptospirosis antara lain> petani, dokter

    he)an, pekerja pemotong he)an, pekerja pengontrol tikus, tukang sampah,

    pekerja selokan, buruh tambang, tentara, pembersih septic tan" dan pekerjaan

    yang selalu kontak dengan binatang. =erdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

    gus 5244/9 di Kabupaten emak menunjukkan beberapa faktor risiko kejadian

    leptospirosis yaitu pekerjaan yang melibatkan kontak tubuh dengan air

    5?8@1,3+* p>4,4419, keberadaan sampah di dalam rumah 5?8@,+* p>4,44/9,

    keberadaan tikus di dalam dan sekitar rumah 5?8@14,3"* p>4,44"9, kebiasaan

    tidak memakai alas kaki 5?8@2",4"* p>4,4419, kebiasaan mandiAcuci di sungai

    5?8@12,2"*p>4,4419, tidak ada penyuluhan tentang leptospirosis.13,1"

    1.4 Patofisiologi

    Leptospira dapat masuk melalui luka dikulit atau menembus jaringan

    mukosa seperti konjungti'a, nasofaring dan 'agina. etelah menembus kulit atau

    mukosa, organisme ini ikut aliran darah dan menyebar keseluruh tubuh.

    Leptospira juga dapat menembus jaringan seperti serambi depan mata dan ruang

    subarahnoid tanpa menimbulkan reaksi peradangan yang berarti. 7aktor yang

    bertanggung ja)ab untuk 'irulensi leptospira masih belum diketahui. ebaliknya

    leptospira yang 'irulen dapat bermutasi menjadi tidak 'irulen. irulensi

    tampaknya berhubungan dengan resistensi terhadap proses pemusnahan didalam

    serum oleh neutrofil. ntibodi yang terjadi meningkatkan klirens leptospira dari

    darah melalui peningkatan opsonisasi dan dengan demikian mengaktifkan

    fagositosis.11,13

    =eberapa penemuan menegaskan bah)a leptospira yang lisis dapat mengeluarkan

    enzim, toksin, atau metabolit lain yang dapat menimbulkan gejala!gejala klinis.

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    4/20

    oleh eritrosit, sehingga eritrosit tersebut lisis, )alaupun didalam darah sudah ada

    antibodi. iastesis hemoragik pada umumnya terbatas pada kulit dan mukosa,

    pada keadaan tertentu dapat terjadi perdarahan gastrointestinal atau organ 'ital

    dan dapat menyebabkan kematian.

    =eberapa penelitian mencoba menjelaskan bah)a proses hemoragik

    tersebut disebabkan rendahnya protrombin serum dan trombositopenia. Bamun

    terbukti, )alaupun akti'itas protrombin dapat dikoreksi dengan pemberian

    'itamin K, beratnya diastesis hemoragik tidak terpengaruh. #uga trombositopenia

    tidak selalu ditemukan pada pasien dengan perdarahan. #adi, diastesis hemoragik

    ini merupakan refleksi dari kerusakan endothelium kapiler yang meluas. Penyebab

    kerusakan endotel ini belum jelas, tapi diduga disebabkan oleh toksin.0

    =eberapa teori menjelaskan terjadinya ikterus pada leptospirosis. (erdapat

    bukti yang menunjukkan bah)a hemolisis bukanlah penyebab ikterus, disamping

    itu hemoglobinuria dapat ditemukan pada a)al perjalanan leptospirosis, bahkan

    sebelum terjadinya ikterus. Bamun akhir!akhir ini ditemukan bah)a anemia

    hanya ada pada pasien leptospirosis dengan ikterus. (ampaknya hemolisis hanya

    terjadi pada kasus leptospirosis berat dan mungkin dapat menimbulkan ikterus

    pada beberapa kasus. Penurunan fungsi hati juga sering terjadi, namun nekrosis

    sel hati jarang terjadi sedangkan ?( dan P( hanya sedikit meningkat.+

    angguan fungsi hati yang paling mencolok adalah ikterus, gangguan

    factor pembekuan, albumin serum menurun, globulin serum meningkat. agal

    ginjal merupakan penyebab kematian yang penting pada leptospirosis. Pada kasus

    yang meninggal minggu pertama perjalanan penyakit, terlihat pembengkakan atau

    nekrosis sel epitel tubulus ginjal.12Pada kasus yang meninggal pada minggu ke

    dua, terlihat banyak focus nekrosis pada epitel tubulus ginjal. edangkan yang

    meninggal setelah hari ke dua belas ditemukan sel radang yang menginfiltrasi

    seluruh ginjal 5medula dan korteks9.Penurunan fungsi ginjal disebabkan oleh

    hipotensi, hipo'olemia dan kegagalan sirkulasi. angguan aliran darah ke ginjal

    menimbulkan nefropati pada leptospirosis. Kadang!kadang dapat terjadi

    insufisiensi adrenal karena perdarahan pada kelenjar adrenal.

    angguan fungsi jantung seperti miokarditis, perikarditis dan aritmia

    dapat menyebabkan hipoperfusi pada leptospirosis. angguan jantung ini terjadi

    4

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    5/20

    sekunder karena hipotensi, gangguan elektrolit, hipo'olemia atau anemia. Cialgia

    merupakan keluhan umum pada leptospirosis, hal ini disebabkan oleh 'akuolisasi

    sitoplasma pada myofibril.&Keadaan lain yang dapat terjadi antara lain pneumonia

    hemoragik akut, hemoptisis, meningitis, meningoensefalitis, ensefalitis,

    radikulitis, mielitis dan neuritis perifer. Peningkatan titer antibody didalam serum

    tidak disertai peningkatan antibody leptospira 5hamper tidak ada9 di dalam cairan

    bola mata, sehingga leptospira masih dapat bertahan hidup diserambi depan mata

    selama berbulan!bulan.

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    6/20

    biasanya masih dalam batas normal sampai terjadi nekrosis tubular atau

    glomerulonefritis.1/

    2. "ase im#n

    7ase kedua ini ditandai dengan leptospiuria dan berhubungan dengan

    timbulnya antibodi -gC dalam serum penderita.23 Pada kasus yang ringan 5mild

    case9 fase kedua ini berhubungan dengan tanda dan gejala yang minimal,

    sementara pada kasus yang berat 5se'ere case9 ditemukan manifestasi terhadap

    gangguan meningeal dan hepatorenal yang dominan.1/ Pada manifestasi

    meningeal akan timbul gejala meningitis yang ditandai dengan sakit kepala,

    fotofobia, dan kaku kuduk. Keterlibatan sistem saraf pusat pada leptospirosissebagian besar timbul sebagai meningitis aseptik. Pada fase ini dapat terjadi

    berbagai komplikasi, antara lain neuritis optikus, u'eitis, iridosiklitis, dan

    neuropati perifer.1/ Pada kasus yang berat, perubahan fase pertama ke fase kedua

    mungkin tidak terlihat, akan tetapi timbul demam tinggi segera disertai jaundice

    dan perdarahan pada kulit, membrana mukosa, bahkan paru. elain itu ini sering

    juga dijumpai adanya hepatomegali, purpura, dan ekimosis. agal ginjal, oliguria,

    syok, dan miokarditis juga bisa terjadi dan berhubungan dengan mortalitas

    penderita.1/

    ambar di ba)ah ini mendeskripsikan perjalanan penyakit leptospirosis,

    dimulai dari masa inkubasi hingga terjadinya manifestasi klinis, yang dapat terjadi

    dalam )aktu bulan hingga tahun. elain itu, dijelaskan juga keberadaan kuman

    leptospira di darah, 67, dan urin yang tergantung )aktu. ari gambar, terlihat

    bah)a peningkatan titer antibodi dengan puncaknya terjadi pada pertengahan

    minggu kedua setelah inkubasi.

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    7/20

    Cenurut berat ringannya, leptospirosis dibagi menjadi ringan 5non ikterik9

    dan berat 5ikterik9. -kterik merupakan indikator utama dari leptospirosis berat.

    1. Leptospirosis ringan $non%ikterik&

    04; dari seluruh kasus leptospirosis di masyarakat merupakan kasus

    dengan gejala non!ikterik. ejala leptospirosis timbul mendadak ditandai dengan

    'iral like illness, yaitu demam, nyeri kepala, dan mialgia. Byeri kepala bisa berat,mirip yang terjadi pada infeksi dengue, disertai nyeri retro orbital dan fotofobia.

    Byeri otot diduga terjadi karena adanya kerusakan otot sehingga kreatinin

    fosfokinase 56PK9 pada sebagian besar kasus meningkat, dan pemeriksaan 6PK

    ini dapat membantu penegakan diagnosis klinik leptospirosis. apat juga

    ditemukan nyeri perut, diare, anoreksia, limfadenopati, splenomegali, rash

    makulopapular, kelainan mata 5u'eitis, iridosiklitis9, meningitis aseptik dan

    conjuncti'al suffusion.Pemeriksaan fisik yang khas adalah conjuncti'al suffusion

    7

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    8/20

    dan nyeri tekan di daerah betis. ambaran klinik terpenting leptospirosis non!

    nikterik adalah meningitis aseptik yang tidak spesifik sehingga sering terle)atkan

    diagnosisnya.1

    Pasien dengan leptospirosis non!ikterik pada umumnya tidak berobat karena

    keluhan bisa sangat ringan.Pada sebagian pasien, penyakit ini bisa sembuh sendiri

    5self!limited9 dan biasanya gejala kliniknya menghilang dalam )aktu 2 sampai 3

    minggu. Karena gambaran kliniknya mirip dengan penyakit demam akut yang

    lain, maka pada setiap kasus dengan keluhan demam akut, leptospirosis anikterik

    harus dipikirkan sebagai salah satu diagnosis banding, terutama di daerah endemik

    leptospirosis seperti -ndonesia.1,242. Leptospirosis 'erat $ikterik&

    Canifestasi leptospirosis yang berat memiliki angka mortalitas sebesar &!

    1&;. Leptospirosis ikterik disebut juga dengan nama indrom $eil. (anda khas

    dari sindrom $eil yaitu jaundice atau ikterik, azotemia, gagal ginjal, serta

    perdarahan yang timbul dalam )aktu "!+ hari setelah onset gejala dan dapat

    mengalami perburukan dalam minggu ke!2. -kterus umumnya dianggap sebagai

    indikator utama leptospirosis berat. Pada leptospirosis ikterik, demam dapat

    persisten sehingga fase imun menjadi tidak jelas atau nampak o'erlapping dengan

    fase leptospiremia.1

    (abel 1. Perbedaan gambaran klinik leptospirosis anikterik dan ikterik

    indroma, 7ase ambaran Klinik pesimen Laboratorium

    Leptospirosis anikterikF

    7ase leptospiremia emam tinggi, nyeri

    kepala, mialgia, nyeri

    perut, mual, muntah,

    conjuncti'al suffusion

    arah, L6

    7ase imun emam ringan, nyeri

    kepala, muntah,

    meningitis aseptic

    Drin

    Leptospirosis ikterik

    7ase leptospiremia dan

    fase imun 5sering

    o'erlapping9

    emam, nyeri kepala,

    mialgia, ikterik, gagal

    ginjal, hipotensi,

    arah, L6 5minggu 19

    Drin 5mingguke!29

    8

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    9/20

    manifestasi perdarahan,

    pneumonitis hemorrargik,

    leukositosis

    Fantara fase leptospiremia dengan fase imun terdapat periode asimtomatik 5G 1!3

    hari9 umber> C.

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    10/20

    '. Diagnosis La'oratori#m

    iagnosis definitif leptospirosis bergantung pada penemuan laboratorium.

    Pada sindrom $eil dapat ditemukan leukositosis dan netropenia, terutama selama

    fase a)al penyakit. nemia tidak biasa ditemukan pada leptospirosis anikterik,

    tetapi dapat terjadi anemia berat pada sindrom $eil. Kadar enzim hati, kreatinin,

    dan ureum dapat sedikit meningkat pada leptospirosis anikterik, dan meningkat

    secara ekstrim pada sindrom $eil.1,23

    Pemeriksaan laboratorium untuk leptospirosis terdiri dari> pemeriksaan

    mikroskopik, kultur, inokulasi he)an, dan serologi.

    1. Pemeriksaan mikrobiologik

    =akteri Leptospira sp. terlalu halus untuk dapat dilihat di mikroskop

    lapangan terang, tetapi dapat dilihat jelas dengan mikroskop lapangan gelap atau

    mikroskop fase kontras. pesimen pemeriksaan dapat diambil dari darah atau urin.

    2. Kultur

    ?rganisme dapat diisolasi dari darah atau cairan serebrospinal hanya pada

    14 hari pertama penyakit. =akteri tersebut biasanya dijumpai di dalam urin pada

    14 hari pertama penyakit. Cedia 7letcher dan media ()een /4!albumin

    merupakan media semisolid yang bermanfaat pada isolasi primer leptospira. Pada

    media semisolid, leptospira tumbuh dalam lingkaran padat 4,&!1 cm diba)ah

    permukaan media dan biasanya tampak +!1" hari setelah inokulasi. Dntuk kultur

    harus dilakukan biakan multipel, sedangkan jenis bahan yang dibiakkan

    bergantung pada fase penyakit. =aru! baru ini dideskripsikan suatu metode

    radiometrik untuk mendeteksi organisme leptopira secar cepat denganmenggunakan sistem =6(H6 "+4 5#ohnson Laboratories9. engan sistem ini,

    leptospira dideteksi pada darah manusia setelah inkubasi 2!& hari.

    3. -nokulasi he)an

    (eknik yang sensitif untuk isolasi leptospira meliputi inokulasi

    intraperitoneal pada marmot muda. alam beberapa hari dapat ditemukan

    leptospira di dalam cairan peritoneal* setelah he)an ini mati 5/!1" hari9

    ditemukan lesi hemoragik pada banyak organ.

    10

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    11/20

    ". erologi

    iagnosis laboratorium leptospirosis terutama didasarkan atas pemeriksaan

    serologi. Cacroscopic slide agglutination test merupakan pemeriksaan yang

    paling berguna untuk rapid screening. Pemeriksaan gold standart untuk

    mendeteksi antibodi terhadap Leptospia interrogans yaitu Cicroscopic

    gglutination (est 5C(9 yang menggunakan organisme hidup. Pada umumnya

    tes aglutinasi tersebut tidak positif sampai minggu pertama sejak terjadi infeksi,

    kadar puncak antibodi 3!" minggu setelah onset gejala dan menetap selama

    beberapa tahun, )alaupun konsentrasinya kemudian akan menurun.(es C( ini

    mendeteksi antibodi pada tingkat sero'ar sehingga dapat digunakan untuk

    mengidentifikasi strain Leptospira pada manusia dan he)an dan karena itu

    membutuhkan sejumlah strain 5battery of strains9 Leptospira termasuk stock!

    culture, disamping sepasang sera dari pasien dalam periode sakit akut dan &! hari

    sesudahnya. Pemeriksaan C( dikatakan positif jika terjadi serokon'ersi berupa

    kenaikan titer " kali atau I 1>324 dengan satu atau lebih antigen tanpa kenaikan

    titer 5untuk daerah non endemik leptospirosis digunakan nilai I 1>1+49.

    Pemeriksaan serodiagnosis leptospirosis yang lain adalah Cacroscopic

    gglutination (est 5C (est9, Cicrocapsule gglutination (est 5C6(9, rapid

    lateJ agglutination assay 58L assay9, enzyme linked immune sorbent assay

    5HL-9, immuno!fluorescent antibody test, dan immunoblot.1

    elain uji serologi yang telah disebutkan di atas, terdapat pula uji serologis

    penyaring yang lebih cepat dan praktis sebagai tes leptospirosis. Dji serologis

    penyaring yang sering digunakan di -ndonesia adalah Lepto ipstick ssay,

    Lepto(ek ri ot, dan Leptotek Lateral 7lo). aat ini juga telah dikembangkan

    pemeriksaan molekuler untuk diagnosis leptospirosis. B leptospirosis dapat

    dideteksi dengan metode P68 5Polymerase 6hain 8eaction9 dengan

    menggunakan spesimen serum, urin, humor aueous, cairan serebrospinal, dan

    jaringan biopsi.1,23

    !riteria Diagnosis

    11

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    12/20

    ebelumnya klinisi menggunakan kriteria diagnosis menurut #he Center for

    $isease Control of Leptospirosis eport57aine . uideline for (he 6ontrol of

    Leptospirosis, ene'a $

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    13/20

    tersebut sangat subjektif dan tidak spesifik.

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    14/20

    ! 8i)ayat terpajan dengan lingkungan yang terkontaminasi leptospira

    2. Kasus probable 5pada tingkat pelayanan kesehatan primer9

    Kasus suspect dengan 2 gejala di ba)ah ini>! Byeri betis

    ! =atuk dengan atau tanpa batuk darah

    ! -kterik

    ! Canifestasi perdarahan

    ! -ritasi meningeal

    ! nuriaA oliguria danA atau proteinuria

    ! esak napas

    ! ritmia jantung

    ! 8ash di kulit

    Kasus probable 5pada tingkat pelayanan kesehatan sekunder dan tersier9

    ! =erdasarkan ketersediaan fasilitas laboratorium, kasus probable

    leptospirosis adalah kasus suspect dengan -gC rapid test positif.

    BA (D

    ! (emuan serologik yang mendukung 5contoh > titer C( I244 pada suatu

    sampel9

    BA (D

    ! itemukan 3 dari di ba)ah ini>

    (emuan pada urin > proteinuria, pus, darah

    Beutrofilia relatif 5N/4;9 dengan limfopenia

    (rombosit : 144.444AmmQ

    Peningkatan bilirubin N 2 mg; * peningkatan enzim hepar yang

    meningkat moderat 5serum alkali fosfatase, serum amilase, 6PK9

    3. Kasus confirm

    Kasus confirm pada leptospirosis adalah suatu kasus suspect atau probable

    dengan salah satu di ba)ah ini>

    ! -solasi kuman leptospira dari spesies klasik

    !

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    15/20

    makananAbahan kimia. edangkan untuk leptospirosis ikterik dapat didiagnosa

    banding dengan malaria berat, hepatitis 'iral akut, demam tifoid dengan

    komplikasi berat,

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    16/20

    ntibiotik profilaksis tidak secara rutin direkomendasikan, namun bagi

    orang!orang yang secara intensif mengunjungi daerah!daerah yang endemik

    5 seperti > tentara, )isata)an, orang!orang yang berhubungan dengan rekreasi

    perairan9 , profilaksis dapat dianjurkan. osis anjuran untuk profilaksis ialah

    doksisiklin 144 mg 2 kali sehari untuk hari atau moksisilin atau mpisilin 2g

    sekali sehari untuk hari. 2",2/

    ndikasi ,egimen Dosis

    Leptospirosis 8ingan oksisiklin 144mgA2J ehari , harimoksisilin 2 gAhari , harij

    Leptospirosis =erat Penisilin 2 #uta Dnit -A + jam, hari

    6eftriaJone 1 g A hari, hari

    Kemoprofilaksis oksisiklin 144mgA2J ehari , hari

    moksisilin 2 gAhari , hari

    1. !riteria er##k

    Leptospirosis 5(anpa Komplikasi9 dalam tandar Kompetensi okter

    -ndonesia merupakan penyakit dengan kompetensi ".

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    17/20

    1. agal ginjal akut

    agal ginjal akut yang ditandai dengan oliguria atau poliuria dapat timbul "!14

    hari setelah gejala leptospirosis terlihat. (erjadinya gagal ginjal akut pada

    penderita leptospirosis melalui 3 mekanisme>2&

    a. -n'asiA nefrotoksik langsung dari leptospira

    -n'asi leptospira menyebabkan kerusakan tubulus dan glomerulus sebagai

    efek langsung dari migrasi leptospira yang menyebar hematogen menuju

    kapiler peritubuler kemudian menuju jaringan interstitium, tubulus, dan

    lumen tubulus. Kerusakan jaringan tidak jelas apakah hanya efek migrasi

    atau efek endotoksin leptospira.

    b. 8eaksi imunologi8eaksi imunologi berlangsung cepat, adanya kompleks imun dalam sirkulasi

    dan endapan komplemen dan adanya electron dence bodies dalam

    glomerulus, membuktikan adanya proses immune!compleJ

    glomerulonephritis dan terjadi tubulo interstitial nefritis.

    c. 8eaksi non spesifik terhadap infeksi seperti infeksi yang lain R iskemia

    ginjal

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    18/20

    bilirubin darah, terjadinya perdarahan pada jaringan dan hemolisis

    intra'askuler akan meningkatkan kadar bilirubin, proliferasi sel Kupfer

    sehingga terjadi kolestatik intra hepatik.1+

    e. angguan respirasi dan perdarahan paru

    danya keterlibatan paru biasanya ditandai dengan gejala yang ber'ariasi,

    diantaranya> batuk, dispnea, dan hemoptisis sampai dengan dult

    8espiratory istress yndrome 5 8 9 dan e'ere Pulmonary

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    19/20

    1.11. Ed#kasi dan Penegaan

    Kontrol leptospirosis sulit dilakukan secara efektif oleh karena kuman

    leptospira dapat membentuk hubungan simbiotik dengan banyak hospes, bahkan

    yang telah diimunisasi. Kuman leptospira dapat bertahan di tubulus ginjal 5dengan

    ekskresi dalam urin9 tanpa menyebabkan penyakit ataupun kelainan patologis

    pada ginjal. elain itu, he)an!he)an liar berperan sebagai reser'oar he)an!

    he)an domestik yang terinfeksi. -munisasi pada orang yang beresiko 5seperti

    petani, peternak, dsb9 dengan 'aksin poli'alen telah dilakukan di beberapa negara

    seperti merika, 6ina, dan Perancis. Pengurangan akti'itas rekreasi pada tempat

    yang airnya terkontaminasi dan pemusnahan tikus menunjukkan angka pre'ensi

    yang cukup berarti. Pencegahan pada tentara yang melakukan perjalanan di hutan

    dengan menggunakan doksisiklin sebanyak 244 mg A minggu meunjukkan hasil

    yang signifikan.34

    umber infeksi dan sero'ar yang banyak dan perbedaan transimisi

    penyakit tidak memungkinkan leptospirosis menjadi kandidat penyakit yangmasuk ke dalam perencanaan bencana nasional. Pencegahan harus didasarkan atas

    pengetahuan kelompok yang memiliki resiko tinggi untuk terinfeksi oleh penyakit

    ini, seperti>

    -dentifikasi dan kontrol sumber infeksi 5misal> sumur yang terkontaminasi9

    Kontrol reser'oar he)an liar mungkin sulit untuk dilakukan tetapi usaha

    ini dapat menjadi sangat efektif pada kelompok he)an yang kecil

    jumlahnya 5ka)anan anjingA ternak9 Pemutusan transmisi , sehingga mencegah infeksi dan penyakit pada

    hospes manusia>o Cenggunakan pakaian dan peralatan yang protektifo isinfeksi permukaan yang terkontaminasi seperti meja dan lantai

    pemotongano aerah dengan paparan resiko yang tinggi 5warning signs9

    Pencegahan infeksi atau penyakit pada hospes manusia>

    19

  • 7/25/2019 BAB 1fdsf.doc

    20/20

    o ntibiotic profilaksis pada orang! orang yang terpapar di daerah

    paparan yang tinggi mungkin efektif untuk dilakukan 5doksisiklin244 mgA minggu931

    1.12. Prognosis

    ekitar 04; kasus leptospirosis berada pada derajat keparahan yang rigan

    dan biasanya jarang menyebabkan kematian. (ingkat kematian pada leptospirosis

    yang berat adalah sekitar 14;, atau berkisar antara &!"4;. Dsia tua dan

    kekebalan tubuh yang rendah merupakan kelompok pasien yang memiliki resiko

    tinggi terjadinya kematian. Kematian terbanyak disebabkan oleh karena gagal

    ginjal, perdarahan massif, atau sindroma distress pernapasan akut 589.

    -nsidensi keterlibatan sistem pernapasan telah meningkat dalam beberapa

    tahun terakhir, melibatkan hingga 4; pasien. Keterlibatan ini telah menjadi

    penyebab kematian yang serius, menjadi penyebab kematian nomor satu di

    beberapa negara.

    Leptospirosis yang terjadi pada masa kehamilan sangat membahayakan.

    arS suatu studi pada 1+ kasus, aborsi spontan sangat rentan terjadi pada trimester

    kedua. Ketika penyakit ini terjadi pada trimester ke!3, 1 dari 3 kehamilan akan

    berakhir dengan aborsi ataupun kematian perinatal.

    Dmumnya, mereka yang sembuh dari penyakit leptospirosis ini mengalami

    morbiditas jangka panjang yag sedikit, tidak tergantung pada keparahan penyakit.

    7ungsi hati dan ginjal kembali ke keadaan normal, )alaupun disfungsi berat

    terjadi selama masa akut, bahkan di antara orang!orang yang memerlukan dialisis.

    ekitar 34; pasien berlanjut dengan meningitis aseptik yang mengeluhkan

    rasa nyeri kepala periodik dan keparahan yang ber'ariasi. Pasien yang mengalami

    u'eStis leptospira mungkin mengalami hilagnya daya penglihatan yang persisten

    5disebabkan oleh pigmentasi lensa sebagai konsekuensi u'eStis anterior9 dan

    pandangan kabur 5berhubungan dengan presipitatum keratin di chamber

    anterior9.32

    20