bab 1fdsf.doc
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
1/20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leptospirosis merupakan salah satu penyakit infeksi zoonosis yang
disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut sebagai leptospira.1
Penyakit ini juga disebut sebagai field fever, rat catchers yellow dan deman
pretibial.2,3Kuman leptospira merupakan organisme pipih yang berbentuk spiral
dengan pengait di ujungnya dan memiliki dua atau lebih filament aksial yang
berguna untuk pergerakan dari bacteria filum spirochaeta ini.1
ejala!gejala yang ditimbulkan infeksi leptospirosis ini dapat berupa sakit
kepala, nyeri otot, dan demam, hingga yang terparah dapat menyebabkan
perdarahan dari paru!paru dan meningitis." #ika infeksi ini menyebabkan
seseorang menjadi kuning, gagal ginjal, dan perdarahan, maka ini dinamakan
sebagai $eil%s disease.&Leptospirosis merupakan penyakit yang zoonosis yang
penting yang dapat meyebabkan morbiditas dan mortalits yang signifikan.
Leptospira sangat sensitif terhadap antibiotik secara in 'itro. (erapi antbiotik
diindikasikan untuk leptospirosis berat. #ika antibiotik digunakan, maka harus
dimulai segera setelah diagnosis leptospirosis ditegakkan dan harus dilanjutkan
hingga pengobatan selesai tanpa menghiraukan hasil serologi a)al, karena
kebanyakan pasien didiagnosa melalui pemeriksaan yang cepat dan uji sembuh.
Peanganan a)al telah menunjukkan hasil klinis yang baik* hasil ini didasarkan
pada penelitian terkontrol penatalaksanaan selama fase imun yang telah
menghasilkan hasil yang beragam.+,
1.2 Definisi
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
patogen spirochaeta, genus Leptospira. Spirochaeta ini pertama kali diisolasi di
#epang oleh -nada setelah sebelumnya digambarkan oleh dolf $eil tahun 1//+.
1
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
2/20
$eil menemukan bah)a penyakit ini menyerang manusia dengan gejala demam,
ikterus, pembesaran hati dan limpa, serta kerusakan ginjal. /,0
i -ndonesia, gambaran klinis leptospirosis dilaporkan pertama kali oleh an der
cheer di #akarta pada tahun 1/02, sedang isolasinya dilakukan oleh er'oot pada
tahun 1022. Penyakit ini disebut juga sebagai Weil disease, Canicola fever,
Hemorrhagic jaundice, Mud fever, atau Swineherd disease./
1.3 Epidemiologi
Leptospirosis merupakan zoonosis dengan distribusi luas di seluruh dunia,
terutama pada )ilayah dengan iklim tropis dan subtropis. ngka kejadian
leptospirosis di seluruh dunia belum diketahui secara pasti. i daerah dengan
kejadian luar biasa leptospirosis ataupun pada daerah yang memiliki faktor risiko
tinggi terpapar leptospirosis, angka kejadian leptospirosis dapat mencapai lebih
dari 144 per 144.444 per tahun. i daerah tropis dengan kelembaban tinggi angka
kejadian leptospirosis berkisar antara 14!144 per 144.444 sedangkan di daerahsubtropis angka kejadian berkisar antara 4,1!1 per 144.444 per tahun. Case
fatality rate 56789 leptospirosis di beberapa bagian dunia dilaporkan berkisar
antara :&; ! 34;. ngka ini memang tidak terlalu reliabel mengingat masih
banyak daerah di dunia yang angka kejadian leptospirosisnya tidak
terdokumentasi dengan baik. elain itu masih banyak kasus leptospirosis ringan
belum didiagnosis secara tepat.14
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
3/20
elain itu, penularan juga bisa terjadi terjadi karena manusia
mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri
leptospira.11 7aktor lingkungan memiliki peranan penting dalam proses penularan
leptospirosis. 7aktor lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, biologik, dan
sosial. alah satu pengaruh lingkungan sosial adalah mengenai jenis pekerjaan.
#enis pekerjaan yang berisiko terjangkit leptospirosis antara lain> petani, dokter
he)an, pekerja pemotong he)an, pekerja pengontrol tikus, tukang sampah,
pekerja selokan, buruh tambang, tentara, pembersih septic tan" dan pekerjaan
yang selalu kontak dengan binatang. =erdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
gus 5244/9 di Kabupaten emak menunjukkan beberapa faktor risiko kejadian
leptospirosis yaitu pekerjaan yang melibatkan kontak tubuh dengan air
5?8@1,3+* p>4,4419, keberadaan sampah di dalam rumah 5?8@,+* p>4,44/9,
keberadaan tikus di dalam dan sekitar rumah 5?8@14,3"* p>4,44"9, kebiasaan
tidak memakai alas kaki 5?8@2",4"* p>4,4419, kebiasaan mandiAcuci di sungai
5?8@12,2"*p>4,4419, tidak ada penyuluhan tentang leptospirosis.13,1"
1.4 Patofisiologi
Leptospira dapat masuk melalui luka dikulit atau menembus jaringan
mukosa seperti konjungti'a, nasofaring dan 'agina. etelah menembus kulit atau
mukosa, organisme ini ikut aliran darah dan menyebar keseluruh tubuh.
Leptospira juga dapat menembus jaringan seperti serambi depan mata dan ruang
subarahnoid tanpa menimbulkan reaksi peradangan yang berarti. 7aktor yang
bertanggung ja)ab untuk 'irulensi leptospira masih belum diketahui. ebaliknya
leptospira yang 'irulen dapat bermutasi menjadi tidak 'irulen. irulensi
tampaknya berhubungan dengan resistensi terhadap proses pemusnahan didalam
serum oleh neutrofil. ntibodi yang terjadi meningkatkan klirens leptospira dari
darah melalui peningkatan opsonisasi dan dengan demikian mengaktifkan
fagositosis.11,13
=eberapa penemuan menegaskan bah)a leptospira yang lisis dapat mengeluarkan
enzim, toksin, atau metabolit lain yang dapat menimbulkan gejala!gejala klinis.
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
4/20
oleh eritrosit, sehingga eritrosit tersebut lisis, )alaupun didalam darah sudah ada
antibodi. iastesis hemoragik pada umumnya terbatas pada kulit dan mukosa,
pada keadaan tertentu dapat terjadi perdarahan gastrointestinal atau organ 'ital
dan dapat menyebabkan kematian.
=eberapa penelitian mencoba menjelaskan bah)a proses hemoragik
tersebut disebabkan rendahnya protrombin serum dan trombositopenia. Bamun
terbukti, )alaupun akti'itas protrombin dapat dikoreksi dengan pemberian
'itamin K, beratnya diastesis hemoragik tidak terpengaruh. #uga trombositopenia
tidak selalu ditemukan pada pasien dengan perdarahan. #adi, diastesis hemoragik
ini merupakan refleksi dari kerusakan endothelium kapiler yang meluas. Penyebab
kerusakan endotel ini belum jelas, tapi diduga disebabkan oleh toksin.0
=eberapa teori menjelaskan terjadinya ikterus pada leptospirosis. (erdapat
bukti yang menunjukkan bah)a hemolisis bukanlah penyebab ikterus, disamping
itu hemoglobinuria dapat ditemukan pada a)al perjalanan leptospirosis, bahkan
sebelum terjadinya ikterus. Bamun akhir!akhir ini ditemukan bah)a anemia
hanya ada pada pasien leptospirosis dengan ikterus. (ampaknya hemolisis hanya
terjadi pada kasus leptospirosis berat dan mungkin dapat menimbulkan ikterus
pada beberapa kasus. Penurunan fungsi hati juga sering terjadi, namun nekrosis
sel hati jarang terjadi sedangkan ?( dan P( hanya sedikit meningkat.+
angguan fungsi hati yang paling mencolok adalah ikterus, gangguan
factor pembekuan, albumin serum menurun, globulin serum meningkat. agal
ginjal merupakan penyebab kematian yang penting pada leptospirosis. Pada kasus
yang meninggal minggu pertama perjalanan penyakit, terlihat pembengkakan atau
nekrosis sel epitel tubulus ginjal.12Pada kasus yang meninggal pada minggu ke
dua, terlihat banyak focus nekrosis pada epitel tubulus ginjal. edangkan yang
meninggal setelah hari ke dua belas ditemukan sel radang yang menginfiltrasi
seluruh ginjal 5medula dan korteks9.Penurunan fungsi ginjal disebabkan oleh
hipotensi, hipo'olemia dan kegagalan sirkulasi. angguan aliran darah ke ginjal
menimbulkan nefropati pada leptospirosis. Kadang!kadang dapat terjadi
insufisiensi adrenal karena perdarahan pada kelenjar adrenal.
angguan fungsi jantung seperti miokarditis, perikarditis dan aritmia
dapat menyebabkan hipoperfusi pada leptospirosis. angguan jantung ini terjadi
4
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
5/20
sekunder karena hipotensi, gangguan elektrolit, hipo'olemia atau anemia. Cialgia
merupakan keluhan umum pada leptospirosis, hal ini disebabkan oleh 'akuolisasi
sitoplasma pada myofibril.&Keadaan lain yang dapat terjadi antara lain pneumonia
hemoragik akut, hemoptisis, meningitis, meningoensefalitis, ensefalitis,
radikulitis, mielitis dan neuritis perifer. Peningkatan titer antibody didalam serum
tidak disertai peningkatan antibody leptospira 5hamper tidak ada9 di dalam cairan
bola mata, sehingga leptospira masih dapat bertahan hidup diserambi depan mata
selama berbulan!bulan.
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
6/20
biasanya masih dalam batas normal sampai terjadi nekrosis tubular atau
glomerulonefritis.1/
2. "ase im#n
7ase kedua ini ditandai dengan leptospiuria dan berhubungan dengan
timbulnya antibodi -gC dalam serum penderita.23 Pada kasus yang ringan 5mild
case9 fase kedua ini berhubungan dengan tanda dan gejala yang minimal,
sementara pada kasus yang berat 5se'ere case9 ditemukan manifestasi terhadap
gangguan meningeal dan hepatorenal yang dominan.1/ Pada manifestasi
meningeal akan timbul gejala meningitis yang ditandai dengan sakit kepala,
fotofobia, dan kaku kuduk. Keterlibatan sistem saraf pusat pada leptospirosissebagian besar timbul sebagai meningitis aseptik. Pada fase ini dapat terjadi
berbagai komplikasi, antara lain neuritis optikus, u'eitis, iridosiklitis, dan
neuropati perifer.1/ Pada kasus yang berat, perubahan fase pertama ke fase kedua
mungkin tidak terlihat, akan tetapi timbul demam tinggi segera disertai jaundice
dan perdarahan pada kulit, membrana mukosa, bahkan paru. elain itu ini sering
juga dijumpai adanya hepatomegali, purpura, dan ekimosis. agal ginjal, oliguria,
syok, dan miokarditis juga bisa terjadi dan berhubungan dengan mortalitas
penderita.1/
ambar di ba)ah ini mendeskripsikan perjalanan penyakit leptospirosis,
dimulai dari masa inkubasi hingga terjadinya manifestasi klinis, yang dapat terjadi
dalam )aktu bulan hingga tahun. elain itu, dijelaskan juga keberadaan kuman
leptospira di darah, 67, dan urin yang tergantung )aktu. ari gambar, terlihat
bah)a peningkatan titer antibodi dengan puncaknya terjadi pada pertengahan
minggu kedua setelah inkubasi.
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
7/20
Cenurut berat ringannya, leptospirosis dibagi menjadi ringan 5non ikterik9
dan berat 5ikterik9. -kterik merupakan indikator utama dari leptospirosis berat.
1. Leptospirosis ringan $non%ikterik&
04; dari seluruh kasus leptospirosis di masyarakat merupakan kasus
dengan gejala non!ikterik. ejala leptospirosis timbul mendadak ditandai dengan
'iral like illness, yaitu demam, nyeri kepala, dan mialgia. Byeri kepala bisa berat,mirip yang terjadi pada infeksi dengue, disertai nyeri retro orbital dan fotofobia.
Byeri otot diduga terjadi karena adanya kerusakan otot sehingga kreatinin
fosfokinase 56PK9 pada sebagian besar kasus meningkat, dan pemeriksaan 6PK
ini dapat membantu penegakan diagnosis klinik leptospirosis. apat juga
ditemukan nyeri perut, diare, anoreksia, limfadenopati, splenomegali, rash
makulopapular, kelainan mata 5u'eitis, iridosiklitis9, meningitis aseptik dan
conjuncti'al suffusion.Pemeriksaan fisik yang khas adalah conjuncti'al suffusion
7
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
8/20
dan nyeri tekan di daerah betis. ambaran klinik terpenting leptospirosis non!
nikterik adalah meningitis aseptik yang tidak spesifik sehingga sering terle)atkan
diagnosisnya.1
Pasien dengan leptospirosis non!ikterik pada umumnya tidak berobat karena
keluhan bisa sangat ringan.Pada sebagian pasien, penyakit ini bisa sembuh sendiri
5self!limited9 dan biasanya gejala kliniknya menghilang dalam )aktu 2 sampai 3
minggu. Karena gambaran kliniknya mirip dengan penyakit demam akut yang
lain, maka pada setiap kasus dengan keluhan demam akut, leptospirosis anikterik
harus dipikirkan sebagai salah satu diagnosis banding, terutama di daerah endemik
leptospirosis seperti -ndonesia.1,242. Leptospirosis 'erat $ikterik&
Canifestasi leptospirosis yang berat memiliki angka mortalitas sebesar &!
1&;. Leptospirosis ikterik disebut juga dengan nama indrom $eil. (anda khas
dari sindrom $eil yaitu jaundice atau ikterik, azotemia, gagal ginjal, serta
perdarahan yang timbul dalam )aktu "!+ hari setelah onset gejala dan dapat
mengalami perburukan dalam minggu ke!2. -kterus umumnya dianggap sebagai
indikator utama leptospirosis berat. Pada leptospirosis ikterik, demam dapat
persisten sehingga fase imun menjadi tidak jelas atau nampak o'erlapping dengan
fase leptospiremia.1
(abel 1. Perbedaan gambaran klinik leptospirosis anikterik dan ikterik
indroma, 7ase ambaran Klinik pesimen Laboratorium
Leptospirosis anikterikF
7ase leptospiremia emam tinggi, nyeri
kepala, mialgia, nyeri
perut, mual, muntah,
conjuncti'al suffusion
arah, L6
7ase imun emam ringan, nyeri
kepala, muntah,
meningitis aseptic
Drin
Leptospirosis ikterik
7ase leptospiremia dan
fase imun 5sering
o'erlapping9
emam, nyeri kepala,
mialgia, ikterik, gagal
ginjal, hipotensi,
arah, L6 5minggu 19
Drin 5mingguke!29
8
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
9/20
manifestasi perdarahan,
pneumonitis hemorrargik,
leukositosis
Fantara fase leptospiremia dengan fase imun terdapat periode asimtomatik 5G 1!3
hari9 umber> C.
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
10/20
'. Diagnosis La'oratori#m
iagnosis definitif leptospirosis bergantung pada penemuan laboratorium.
Pada sindrom $eil dapat ditemukan leukositosis dan netropenia, terutama selama
fase a)al penyakit. nemia tidak biasa ditemukan pada leptospirosis anikterik,
tetapi dapat terjadi anemia berat pada sindrom $eil. Kadar enzim hati, kreatinin,
dan ureum dapat sedikit meningkat pada leptospirosis anikterik, dan meningkat
secara ekstrim pada sindrom $eil.1,23
Pemeriksaan laboratorium untuk leptospirosis terdiri dari> pemeriksaan
mikroskopik, kultur, inokulasi he)an, dan serologi.
1. Pemeriksaan mikrobiologik
=akteri Leptospira sp. terlalu halus untuk dapat dilihat di mikroskop
lapangan terang, tetapi dapat dilihat jelas dengan mikroskop lapangan gelap atau
mikroskop fase kontras. pesimen pemeriksaan dapat diambil dari darah atau urin.
2. Kultur
?rganisme dapat diisolasi dari darah atau cairan serebrospinal hanya pada
14 hari pertama penyakit. =akteri tersebut biasanya dijumpai di dalam urin pada
14 hari pertama penyakit. Cedia 7letcher dan media ()een /4!albumin
merupakan media semisolid yang bermanfaat pada isolasi primer leptospira. Pada
media semisolid, leptospira tumbuh dalam lingkaran padat 4,&!1 cm diba)ah
permukaan media dan biasanya tampak +!1" hari setelah inokulasi. Dntuk kultur
harus dilakukan biakan multipel, sedangkan jenis bahan yang dibiakkan
bergantung pada fase penyakit. =aru! baru ini dideskripsikan suatu metode
radiometrik untuk mendeteksi organisme leptopira secar cepat denganmenggunakan sistem =6(H6 "+4 5#ohnson Laboratories9. engan sistem ini,
leptospira dideteksi pada darah manusia setelah inkubasi 2!& hari.
3. -nokulasi he)an
(eknik yang sensitif untuk isolasi leptospira meliputi inokulasi
intraperitoneal pada marmot muda. alam beberapa hari dapat ditemukan
leptospira di dalam cairan peritoneal* setelah he)an ini mati 5/!1" hari9
ditemukan lesi hemoragik pada banyak organ.
10
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
11/20
". erologi
iagnosis laboratorium leptospirosis terutama didasarkan atas pemeriksaan
serologi. Cacroscopic slide agglutination test merupakan pemeriksaan yang
paling berguna untuk rapid screening. Pemeriksaan gold standart untuk
mendeteksi antibodi terhadap Leptospia interrogans yaitu Cicroscopic
gglutination (est 5C(9 yang menggunakan organisme hidup. Pada umumnya
tes aglutinasi tersebut tidak positif sampai minggu pertama sejak terjadi infeksi,
kadar puncak antibodi 3!" minggu setelah onset gejala dan menetap selama
beberapa tahun, )alaupun konsentrasinya kemudian akan menurun.(es C( ini
mendeteksi antibodi pada tingkat sero'ar sehingga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi strain Leptospira pada manusia dan he)an dan karena itu
membutuhkan sejumlah strain 5battery of strains9 Leptospira termasuk stock!
culture, disamping sepasang sera dari pasien dalam periode sakit akut dan &! hari
sesudahnya. Pemeriksaan C( dikatakan positif jika terjadi serokon'ersi berupa
kenaikan titer " kali atau I 1>324 dengan satu atau lebih antigen tanpa kenaikan
titer 5untuk daerah non endemik leptospirosis digunakan nilai I 1>1+49.
Pemeriksaan serodiagnosis leptospirosis yang lain adalah Cacroscopic
gglutination (est 5C (est9, Cicrocapsule gglutination (est 5C6(9, rapid
lateJ agglutination assay 58L assay9, enzyme linked immune sorbent assay
5HL-9, immuno!fluorescent antibody test, dan immunoblot.1
elain uji serologi yang telah disebutkan di atas, terdapat pula uji serologis
penyaring yang lebih cepat dan praktis sebagai tes leptospirosis. Dji serologis
penyaring yang sering digunakan di -ndonesia adalah Lepto ipstick ssay,
Lepto(ek ri ot, dan Leptotek Lateral 7lo). aat ini juga telah dikembangkan
pemeriksaan molekuler untuk diagnosis leptospirosis. B leptospirosis dapat
dideteksi dengan metode P68 5Polymerase 6hain 8eaction9 dengan
menggunakan spesimen serum, urin, humor aueous, cairan serebrospinal, dan
jaringan biopsi.1,23
!riteria Diagnosis
11
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
12/20
ebelumnya klinisi menggunakan kriteria diagnosis menurut #he Center for
$isease Control of Leptospirosis eport57aine . uideline for (he 6ontrol of
Leptospirosis, ene'a $
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
13/20
tersebut sangat subjektif dan tidak spesifik.
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
14/20
! 8i)ayat terpajan dengan lingkungan yang terkontaminasi leptospira
2. Kasus probable 5pada tingkat pelayanan kesehatan primer9
Kasus suspect dengan 2 gejala di ba)ah ini>! Byeri betis
! =atuk dengan atau tanpa batuk darah
! -kterik
! Canifestasi perdarahan
! -ritasi meningeal
! nuriaA oliguria danA atau proteinuria
! esak napas
! ritmia jantung
! 8ash di kulit
Kasus probable 5pada tingkat pelayanan kesehatan sekunder dan tersier9
! =erdasarkan ketersediaan fasilitas laboratorium, kasus probable
leptospirosis adalah kasus suspect dengan -gC rapid test positif.
BA (D
! (emuan serologik yang mendukung 5contoh > titer C( I244 pada suatu
sampel9
BA (D
! itemukan 3 dari di ba)ah ini>
(emuan pada urin > proteinuria, pus, darah
Beutrofilia relatif 5N/4;9 dengan limfopenia
(rombosit : 144.444AmmQ
Peningkatan bilirubin N 2 mg; * peningkatan enzim hepar yang
meningkat moderat 5serum alkali fosfatase, serum amilase, 6PK9
3. Kasus confirm
Kasus confirm pada leptospirosis adalah suatu kasus suspect atau probable
dengan salah satu di ba)ah ini>
! -solasi kuman leptospira dari spesies klasik
!
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
15/20
makananAbahan kimia. edangkan untuk leptospirosis ikterik dapat didiagnosa
banding dengan malaria berat, hepatitis 'iral akut, demam tifoid dengan
komplikasi berat,
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
16/20
ntibiotik profilaksis tidak secara rutin direkomendasikan, namun bagi
orang!orang yang secara intensif mengunjungi daerah!daerah yang endemik
5 seperti > tentara, )isata)an, orang!orang yang berhubungan dengan rekreasi
perairan9 , profilaksis dapat dianjurkan. osis anjuran untuk profilaksis ialah
doksisiklin 144 mg 2 kali sehari untuk hari atau moksisilin atau mpisilin 2g
sekali sehari untuk hari. 2",2/
ndikasi ,egimen Dosis
Leptospirosis 8ingan oksisiklin 144mgA2J ehari , harimoksisilin 2 gAhari , harij
Leptospirosis =erat Penisilin 2 #uta Dnit -A + jam, hari
6eftriaJone 1 g A hari, hari
Kemoprofilaksis oksisiklin 144mgA2J ehari , hari
moksisilin 2 gAhari , hari
1. !riteria er##k
Leptospirosis 5(anpa Komplikasi9 dalam tandar Kompetensi okter
-ndonesia merupakan penyakit dengan kompetensi ".
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
17/20
1. agal ginjal akut
agal ginjal akut yang ditandai dengan oliguria atau poliuria dapat timbul "!14
hari setelah gejala leptospirosis terlihat. (erjadinya gagal ginjal akut pada
penderita leptospirosis melalui 3 mekanisme>2&
a. -n'asiA nefrotoksik langsung dari leptospira
-n'asi leptospira menyebabkan kerusakan tubulus dan glomerulus sebagai
efek langsung dari migrasi leptospira yang menyebar hematogen menuju
kapiler peritubuler kemudian menuju jaringan interstitium, tubulus, dan
lumen tubulus. Kerusakan jaringan tidak jelas apakah hanya efek migrasi
atau efek endotoksin leptospira.
b. 8eaksi imunologi8eaksi imunologi berlangsung cepat, adanya kompleks imun dalam sirkulasi
dan endapan komplemen dan adanya electron dence bodies dalam
glomerulus, membuktikan adanya proses immune!compleJ
glomerulonephritis dan terjadi tubulo interstitial nefritis.
c. 8eaksi non spesifik terhadap infeksi seperti infeksi yang lain R iskemia
ginjal
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
18/20
bilirubin darah, terjadinya perdarahan pada jaringan dan hemolisis
intra'askuler akan meningkatkan kadar bilirubin, proliferasi sel Kupfer
sehingga terjadi kolestatik intra hepatik.1+
e. angguan respirasi dan perdarahan paru
danya keterlibatan paru biasanya ditandai dengan gejala yang ber'ariasi,
diantaranya> batuk, dispnea, dan hemoptisis sampai dengan dult
8espiratory istress yndrome 5 8 9 dan e'ere Pulmonary
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
19/20
1.11. Ed#kasi dan Penegaan
Kontrol leptospirosis sulit dilakukan secara efektif oleh karena kuman
leptospira dapat membentuk hubungan simbiotik dengan banyak hospes, bahkan
yang telah diimunisasi. Kuman leptospira dapat bertahan di tubulus ginjal 5dengan
ekskresi dalam urin9 tanpa menyebabkan penyakit ataupun kelainan patologis
pada ginjal. elain itu, he)an!he)an liar berperan sebagai reser'oar he)an!
he)an domestik yang terinfeksi. -munisasi pada orang yang beresiko 5seperti
petani, peternak, dsb9 dengan 'aksin poli'alen telah dilakukan di beberapa negara
seperti merika, 6ina, dan Perancis. Pengurangan akti'itas rekreasi pada tempat
yang airnya terkontaminasi dan pemusnahan tikus menunjukkan angka pre'ensi
yang cukup berarti. Pencegahan pada tentara yang melakukan perjalanan di hutan
dengan menggunakan doksisiklin sebanyak 244 mg A minggu meunjukkan hasil
yang signifikan.34
umber infeksi dan sero'ar yang banyak dan perbedaan transimisi
penyakit tidak memungkinkan leptospirosis menjadi kandidat penyakit yangmasuk ke dalam perencanaan bencana nasional. Pencegahan harus didasarkan atas
pengetahuan kelompok yang memiliki resiko tinggi untuk terinfeksi oleh penyakit
ini, seperti>
-dentifikasi dan kontrol sumber infeksi 5misal> sumur yang terkontaminasi9
Kontrol reser'oar he)an liar mungkin sulit untuk dilakukan tetapi usaha
ini dapat menjadi sangat efektif pada kelompok he)an yang kecil
jumlahnya 5ka)anan anjingA ternak9 Pemutusan transmisi , sehingga mencegah infeksi dan penyakit pada
hospes manusia>o Cenggunakan pakaian dan peralatan yang protektifo isinfeksi permukaan yang terkontaminasi seperti meja dan lantai
pemotongano aerah dengan paparan resiko yang tinggi 5warning signs9
Pencegahan infeksi atau penyakit pada hospes manusia>
19
-
7/25/2019 BAB 1fdsf.doc
20/20
o ntibiotic profilaksis pada orang! orang yang terpapar di daerah
paparan yang tinggi mungkin efektif untuk dilakukan 5doksisiklin244 mgA minggu931
1.12. Prognosis
ekitar 04; kasus leptospirosis berada pada derajat keparahan yang rigan
dan biasanya jarang menyebabkan kematian. (ingkat kematian pada leptospirosis
yang berat adalah sekitar 14;, atau berkisar antara &!"4;. Dsia tua dan
kekebalan tubuh yang rendah merupakan kelompok pasien yang memiliki resiko
tinggi terjadinya kematian. Kematian terbanyak disebabkan oleh karena gagal
ginjal, perdarahan massif, atau sindroma distress pernapasan akut 589.
-nsidensi keterlibatan sistem pernapasan telah meningkat dalam beberapa
tahun terakhir, melibatkan hingga 4; pasien. Keterlibatan ini telah menjadi
penyebab kematian yang serius, menjadi penyebab kematian nomor satu di
beberapa negara.
Leptospirosis yang terjadi pada masa kehamilan sangat membahayakan.
arS suatu studi pada 1+ kasus, aborsi spontan sangat rentan terjadi pada trimester
kedua. Ketika penyakit ini terjadi pada trimester ke!3, 1 dari 3 kehamilan akan
berakhir dengan aborsi ataupun kematian perinatal.
Dmumnya, mereka yang sembuh dari penyakit leptospirosis ini mengalami
morbiditas jangka panjang yag sedikit, tidak tergantung pada keparahan penyakit.
7ungsi hati dan ginjal kembali ke keadaan normal, )alaupun disfungsi berat
terjadi selama masa akut, bahkan di antara orang!orang yang memerlukan dialisis.
ekitar 34; pasien berlanjut dengan meningitis aseptik yang mengeluhkan
rasa nyeri kepala periodik dan keparahan yang ber'ariasi. Pasien yang mengalami
u'eStis leptospira mungkin mengalami hilagnya daya penglihatan yang persisten
5disebabkan oleh pigmentasi lensa sebagai konsekuensi u'eStis anterior9 dan
pandangan kabur 5berhubungan dengan presipitatum keratin di chamber
anterior9.32
20