bab 2 2.1.1 pengertian jaringan - library.binus.ac.id fileman digunakan untuk menjangkau area yang...
TRANSCRIPT
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Jaringan
Jaringan komputer adalah sebuah gabungan antara teknologi komputer
dengan teknologi informasi dimana, dua komputer atau lebih yang bisa berbagi
sumber yang dimiliki seperti informasi/data, media penyimpanan(harddisk) dan
perangkat keras (printer/scanner). Gabungan dari teknologi ini melahirkan
efektifitas dalam pekerjaan karena kemudahan dalam berbagi informasi dan data
(Tanenbaum, 2011).
Sehingga dengan adanya jaringan komputer, maka bebrapa komputer
dapat saling bertukar infomasi satu dengan lainnya, yang dimana ini juga dapat
meningkatkan efektifitas pekerjaan. Secara umum jaringan komputer sendiri
digolongkan menjadi 5 jenis yaitu sebagai berikut (Tanenbaum, 2011) :
2.1.2 Klasifikasi Jaringan komputer
2.1.2.1 Berdasarkan luas jangkauan
• Personal Area Network (PAN)
Personal Area Network (PAN), jaringan komputer yang
dibentuk oleh beberapa komputer dengan peralatan nonkomputer
seperti handphone,mouse,printer yang jaraknya cukup dekat.
Gambar 2.1 Jaringan PAN
10
• Local Area Network (LAN)
Sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam
satu area yang tidak begitu luas, seperti dalam sebuah
kantor/gedung. Pada saat ini, LAN berbasis teknologi IEEE802.3
Ethernet yang memiliki transfer rate data 10,100, atau 1000Mbit/s.
Selain teknologi Ethernet, teknologi 802.11b (atau biasa disebut
Wi-fi) juga sering digunakan untuk membentuk LAN. Tempat-
tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi
disebut hotspot. Pada LAN, setiap komputer dapat berkomunikasi
dengan pengguna komputer lainnya dengan menggunakan aplikasi
yang sesuai.
Gambar 2.2 Jaringan LAN dengan Wireless Network dan Switch
(Tanenbaum, 2014)
• Metro Area Network (MAN)
Sebuah jaringan komputer yang areanya meliputi sebuah kota.
Teknologi yang digunakan mirip dengan LAN, hanya saja dalam
area dan komputernya lebih banyak. Jaringan TV Kabel
merupakan salah satu contoh dari implementasi dari MAN, dimana
menggunakan teknologi wire maupun wireless network. Wireless
Man digunakan untuk menjangkau area yang sulit untuk kabel,
salah satu contoh wireless network man adalaha WIMAX.
11
Jakarta
TangerangBogor
Jakarta Jepang
Gambar 2.3 Jaringan MAN
• Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network adalah jaringan komputer yang mencakup
area yang cukup luas dari segi geografis. WAN dapat saja
mencakup sebuah negara atau benua. Untuk menghubungkan
kedua jarak yang berjauhan biasanya digunakan saluran telepon
atau saluran komunikasi publik (umum). Contoh implementasinya
adalah internet.
Gambar 2.4 Jaringan WAN
• Internet
Internet juga sebuah jaringan komputer yang dimana jaringan
yang mencakup seluruh dunia dan bisa dikatakan sebagai
gabungan dari LAN, MAN, WAN. Orang yang terhubung dengan
internet berarti terhubung ke semua komputer yang ada di dunia
12
Internet
ROUTER
MODEM
yang juga terhubung dengan internet. Internet dapat dikategorikan
sebagai WAN (Wide Area Network) yang bersifat khusus, hal
yang membedakan WAN dengan Internet yaitu salah satunya
protokol yang digunakan internet adalah TCP/IP.
Gambar 2.5 Internet
2.1.2.2 Berdasarkan luas jangkauan (Behrouz A.Forouzan, 2007).
• Topologi Bus
Topologi ini menggunakan sebuah kabel backbone dan
setiap komputer tehubung secara langsung dengan kabel
tersebut.
Gambar 2.6 Topologi Bus
13
• Topologi Ring
Topologi ini membuat semua workstation dan server terhubung
sehingga terbentuk sebuah pola lingkaran atau cincin. Tiap workstation
ataupun server akan menerima dan melewatkan informasi dari satu
komputer ke komputer lain.
Gambar 2.7 Topologi Ring
• Topologi Star
Topologi yang setiap workstation dihubungkan secara langsung ke hub
atau server.
Gambar 2.8 Topologi Star
14
• Topologi Mesh
Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar
perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara
langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan.
Gambar 2.9 Topologi Mesh
2.1.3 Perangkat Jaringan
2.1.3.1 Media Transmisi
Menurut jenisnya data transmisi dibagi menjadi 2 yaitu Guide Media
dan Unguided media (Behrouz A Forouzan, 2007)
Gambar 2.10 Kelas Media Transmisi
(Forouzan, B. A, 2014)
15
Guide Media
Yang dimaksud dalam kategori guide media adalah perangkat
yang mentrasnmisikan gelombang elektromagnetik (data) dengan
menggunakan kabel /serat optik. (Behrouz A Forouzan, 2007)
Jenis media Guide Transmisi:
Twisted Pair
(Forouzan, B. A, 2007:193) Ada dua macam bentuk kabel
twisted pair, yaitu Shielded Twisted Pair (STP) yang memiliki
selubung pembungkus dan Unshielded Twised Pair (UTP) yang tidak
mempunyai selubung pembungkus. Sebenarnya, fungsi pembungkus
ini adalah untuk mengurangi gangguan grounding dan interferensi
gelombang dari luar. Beberapa karakteristik utama dari kabel twisted
pair adalah:
Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain yang
betujuan untuk mengurangi interfensi listrik.
o Kecepatan transmisi data 10 – 100 Megabyte persekon.
o Memakai konektor RJ-11 atau RJ-45.
o Membutuhkan hub atau switch untuk membangun jaringan LAN.
o Mudah dalam pemeliharaan.
Gambar 2.11 UTP dan STP
(Forouzan, B. A, 2014)
16
Coaxial
(Forouzan, B. A, 2007:195) Jenis kabel yang menggunakan
dua buah konduktor. Kabel ini banyak digunakan untuk
mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi, kini sudah jarang digunakan
karena proses instalasi cukup sulit dan harganya cukup mahal.
Beberapa karakteristik utama dari kabel koaksial adalah:
� Tidak menggunakan hub atau switch dalam membangun
jaringan LAN.
� Sulit dalam pemeliharaan.
Gambar 2.12 Coaxial
(Forouzan, B. A , 2014)
Fiber Optic
(Forouzan, B. A, 2007:195) Jenis kabel yang terbuat dari
bahan kaca / plastik, dimana fiber optic mentransmisikan cahaya, yang
berasal dari laser atau LED dengan kecepatan tinggi dan jarak sangat
jauh dibandingkan coaxial dan twisted pair.
Gambar 2.13 Fiber Optic
(Forouzan, B. A , 2014)
17
Unguide Media
Media yang mentransmisikan data tanpa menggunakan kabel, namun
menggukan sinyal/gelombang radio.
Jenis media Unguide Transmisi:
Wireless Network
Sebuah jenis jaringan yang menggunakan gelombang radio
untuk melakukan transmisi data, implementasinya bisa dilihat dari
penggunaan internaet pada handhpone, laptop, tablet pc.
Router
Berfungsi untuk mengatur aliran dara dari satu jaringan ke jaringan lainnya,
dengan adanya router maka arus data dari satu LAN dapat diisolasi artinya, tidak
bercampur-campur dengan arus data LAN lain. Router lebih cerdas karena dapat
membuat keputusan melewatkan atau menerima satu paket pada salah satu port ke
port lain dalam jaringan yang berbeda. Router memiliki kemampuan routing, dimana
Routing adalah kemampuan untuk mengetahui melalui jalur mana packet akan
dikirim. Cara kerja router adalah sebagai berikut:
Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge.
Perbedaannya, router merupakan penyaring atau filter lalu lintas data. Penyaringan
dilakukan dengan menggunakan protocol tertentu. Router pada dasarnya merupakan
piranti pembagi jaringan secara logikal bukan fisikal.
Router dapat memilih jalan alternatif yang terbaik jika memang ada beberapa
jalan untuk mencapai tujuan atau jika salah satu jalan ke tempat tujuan terputus
karena sesuatu hal. Router bekerja pada lapisan physical, data link dan network layer,
sehingga tidak dapat digunakan sembarangan.
Access Point
Access Point merupakan perangkat yang digunakan dalam jaringan nirkabel.
Perangkat ini berfungsi mengirimkan sinyal untuk menghubungkan end-device satu
dengan yang lain. Perangkat ini biasanya dihubungkan dengan router melalui kabel.
Cara kerja access point adalah sebagai berikut:
18
Access Point berfungsi sebagai Hub/Switch yang menghubungkan jaringan
lokal dengan jaringan wireless, di access point inilah koneksi data/internet
dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio, ukuran kekuatan sinyal juga
mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal
(ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.
Cara kerja AP (Access point) dapat diumpamakan seperti cara kerja modem
dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet. Saat akan mengirim data,
perangkat AP tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi
sinyal radio. Lalu saat menerima, peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang
mengubah sinyal radio menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh
komputer.
Hub
Berfungsi untuk membagi sinyal data dari LAN Card dan sebagai penguat
sinyal, Karena hub hanya bekerja menguatkan sinyal tanpa melakukan pemrosesan
apapun, maka tiap-tiap port pada hub selalu merupakan bagian dari segmen jaringan
(collision domain yang sama). Bekerja di OSI layer 2, Data Link Layer. Sehingga dia
hanya bekerja tak lebih sebagai penyambung atau concentrator saja, dan hanya
menguatkan sinyal di kabel UTP.
Repeater
Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan
mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi
yang ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya
berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal
dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh.
Switch
Switch adalah peralatan yang bekerja dalam jaringan berfungsi untuk
memisahkan, meneruskan, dan menyebarkan frame berdasarkan alamat tujuan dari
setiap frame. Switch bekerja pada data link layer (layer 2) dalam Open OSI model.
19
Switch memberikan segmentasi dari jaringan LAN menjadi beberapa collision
domain. Setiap port dari switch merepresentasikan sebuah collision domain. Bekerja
sebagai penyambung / concentrator dalam jaringan. Switch mengenal MAC Adressing
shingga bisa memilih paket data mana yang akan di teruskan ke mana, dan switch ini
digunakan sebagai repeater/penguat.
Berikut adalah 3 fungsi utama switch, yaitu:
• Address Learning (mempelajari alamat)
Proses ini adalah bagaimana switch dapat mendapatkan Mac
Address dari perangkat yang terkoneksi dengan dirinya. Ketika paket
frame sampai pada switch, ia akan mempelajari MAC Address pengirim
dan memastikan alamat penerima paket tersebut.
• Meneruskan / Menyaring Data Frame (forward / filtering)
Forwarding pada switch merupakan suatu proses meneruskan
paket frame dari salah satu port menuju port yang menjadi tujuan paket
tersebut. Ketika salah satu host yang terhubung dengan salah satu port
pada switch mengirimkan data frame, maka switch akan melakukan
pengecekan pada port berapa Mac address tujuan dari data frame pada
Mac address table.
• Looping Avoidance (menghindari perulangan)
Looping pada switch adalah saat dimana data yang dikirim hanya
berputar pada port-port yang ada di switch. Kondisi looping ini dapat
dicegah dengan menutup/memblok salah satu port yang terkoneksi.
Sehingga data dapat sampai ke tujuan tanpa mengalami looping.
20
2.1.3.2 Konsep Networking Model
OSI Layer dan TCP/IP
Pada arsitektur jaringan komputer, terdapat lapisan-lapisan ( layer )
yang memiliki tugas spesifik dan memiliki protokol tersendiri. ISO
(International Standard Organization) telah mengeluarkan suatu standar untuk
arsitektur jaringan komputer yang dikenal dengan nama Open System
Interconnection ( OSI ), yang memiliki 7 lapisan protokol yang menjalankan
fungsi komunikasi antara 2 komputer.
Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan
paket switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced
Research Projects Agency) dimana TCP/IP dikembangkan dengan mengacu
pada model DoD (Departement of Defense), tidak seperti model OSI model
DoD hanya memiliki empat layer, tapi tetap saja model DoD dapat berfungsi
sebagaimana model OSI. Adapun perbandingan antara model OSI danTCP/IP
(Tanenbaum,2011).
Model OSI Layer
Tujuan utama dalam penggunaan osi adalah untuk membantu
perancang jaringan untuk memamhami fungsi setiap layer yang berhubungan
dengan aliran data. Standar ini dikembangkan untuk industri komputer agar
komputer –komputer dari vendor yang berbeda dapat berkomunikasi (Behrouz
A.Forouzan, 2011).
OSI model terdiri dari 7 buah layer,yaitu :
• Application
Sebagai antar muka aplikasi dengan funsgionalitas jaringan, mengatur
bagaimana sebuah aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian
membuat pesan-pesan peringatan.
Contoh Protokolnya: FTP,SMPT,HTTP.
21
• Presentation
Bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan di format untuk
transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, .GIF
dan .JPG untuk gambar layer ini membentuk kode konversi, translasi
data, enkripsi dan konversi.
Contoh Protokolnya: Seperti layanan worksatation (dalam Windows
NT) dan juga Network Shell ( semacam Virtual Network Computing)
(VNC) atau Remote Dekstop Protocol (RDP).
• Session
Mendefinisikan bagaimana koneksi dimulai, dipelihara dan diakhiri,
agar dua aplikasi atau lebih dapat berjalan secara bersamaan.
Contoh: ADSP (Apple talk data stream protocol),NETBIOS, SQL
(Structured Query Language)
• Transport
Memiliki fungsi untuk memecah data menjadi paket-paket sehingga
dapat disusun kembali pada sisi penerima dan juga membuat
pemeberitahuan bahwa paket diterima dengan sukses
(acknowledgement) dan mengirim ulang terhadap paket-paket yang
hilang atau rusak pada saat pengiriman.
Contoh protokol TCP,UDP
• Network
Menentukan alamat jaringan , dan rute yang harus diambil selama
proses perjalanan pengiriman paket, membuat header untuk paket-
paket, serta melakukan proses pendeteksian eror dan pengirman ulang
paket yag eror.
Contoh: IP,IPX,Routing
22
• Datalink
Menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format
yang disebut sebagai frame, menyediakan akses ke media
menggunakan MAC Address dan melakukan eror detection
Contohya : Ethernet,Token Bus.
• Physcical
Bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan mentransfernya
melalui media (seperti kabel) dan menjaga koneksi fisik antar system,
menentukan tegangan,kecepatan,dan mengalirkan bit-bit antar device.
Contoh: Bagaimana NIC dapat berinteraksi dengan media kabel /
radio.
Model TCP/IP
Awalnya TCP/IP digunakan pada jaringan ARPANET, namun
sekarang telah menjadi sebuah standar protokol yang menopang
berjalannya internet di dunia, berbeda dengan OSI yang memiliki 7
layer, TCP/IP hanya memiliki 4 layer (Behrouz A.Forouzan, 2011),
yaitu:
• Application Layer
Sebagai interface (antarmuka) antara pengguna dengan data, pada
lapisan ini terdapat semua aplikasi yang menggunakan protokol
TCP/IP.
• Transport Layer
Berfungsi menyediakan komunikasi antara 2 host/komputer, dan
menyediakan layanan pengiriman dari sumber ke tujuan.
Protokol: TCP, UDP.
23
• Internet Layer
Memiliki fungsi untuk menyampaikan paket ke alamat yang tepat
(routing dan addressing), dan juga menentukan rute terbaik yang akan
dilewati oleh sebuah paket data.
Protokol:ARP,ICMP,IP.
• Network Interface Layer
Layer paling bawah dari model TCP/IP, berfungsi membentuk frame-
frame yang akan dikirim ke media jaringan.
Protokol:Ethernet,Token.
2.1.3.3 Perbadingan OSI layer dengan TCP/IP
TCP/IP dikembangkan dengan hanya memiliki empat layer,
tapi tetap saja dapat berfungsi sebagaimana model OSI. Adapun
perbandingan antara model OSI dan TCP/IP dapat dilihat pada gambar
dibawah berikut,
Gambar 2.14 OSI Model dan TCP/IP
Meski dalam jumlahnya berbeda, namun semua fungsi dari
lapisan-lapisan arsitektur OSI telah terwakili dalam arsitektur TCP/IP.
24
Network Access Layer memilki fungsi yang sama dengan Data
Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur pengirman frame-frame
data pada media fisik yang digunakan. Lapisan ini biasanya
memberikan pelayanan untuk mendeteksi dan koreksi kesalahan dari
data yang ditransmisikan.
Internet Layer, mempunyai tugas bagaimana sebuah hubungan
dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda
seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri
atas puluhan juta hingg ratusan ribu jaringan lokal, dan lapisan ini
memiliki tugas untuk menjamin paket yang dikirimkan dapat
menemukan tujuannya.
Transport Layer bertugas untuk melakukan pengiriman data
diantara end to end host secara handal. Dalam arti menjamin bahwa
informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan
informasi yang dikirimkan oleh pengirim.
Application Layer, bertugas untuk mendefinisikan aplikasi-
aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak
protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP
yang dapat dijalankan. Contohnya adalah FTP(File Transfer Protocol)
untuk transfer file, SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk
pengiriman e-mail.
2.1.3.4 Protokol TCP/UDP
Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol
(UDP) adalah 2 protokol yang terpenting dalam layer transport .
Transmission Control Protoc (TCP)
Merupakan bagian dari protokol TCP/IP yang dimana berjalan
bersama dengan IP untuk mengirmkan data, serta TCP bisa menjamin,
25
dikarenakan mengandalkan dua proses acknowledgement, yaitu
retransmission dan sequencing (Behrouz A.Forouzan, 2007).
Transmission Control Protocol (TCP) memiliki karakteristik berikut:
• Reliable, data ditransfer ke tujuannya dibawah pengawasan
pendeteksian kesalahan paket dan retransmisi.
• Connection-oriented (berorientasi sambungan): Sebelum data
dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan
harus melakukan sebuah hubungan (handshaking) untuk membuat
sesi koneksi terlebih dahulu.
• Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara
dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur
masuk. Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number)
dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari
data yang masuk.
TCP biasa digunakan untuk koneksi yang membutuhkan keandalan tinggi
seperti HTTP,telnet,FTP.
User Datagram Protocol (UDP)
Salah satu protokol lapisan transport TCP/IP yang mendukung
komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi (connectionless)
antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP. UDP tidak
mengurus masalah penerimaan aliran data dan pembuatan segmen yang sesuai
untuk IP (Behrouz A.Forouzan, 2007).
Karakteristik UDP
• Connectionless (tanpa koneksi): Pengirman pesan-pesan dikirimkan
tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang
hendak berukar informasi.
• Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai
datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan acknowledgment.
26
Meski UDP kurang lebih bisa diandalkan, namun keadaan UDP biasa
digunakan untuk transmisi broadcast, dan protocol SNMP.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Alamat IP
Alamat IP adalah suatu bilangan yang secara unik mendefinisikan
setiap host yang ada pada jaringan IP. Alamat IP terdiri dari 32-bit
bilangan biner. Sebagai contoh,IP address dapat ditulis sebagai berikut:
11000000101010001000100000001010. Biasanya digunakan format
notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation) yang mengelompokkan
32-bit menjadi 4 kelompok yang masing-masing memiliki 8-bit (oktet
atau byte) dan ditulis dalam bilangan decimal untuk mempermudah
penulisan alamat IP. Dengan demikian, contoh di atas dapat ditulis
menjadi 192.168.136.9. Tujuan penggunaan alamat IP adalah
memungkinkan terjadinya komunikasi antar jaringan. Setiap ip address
terbagi menjadi dua bagian:
• Network ID (netid)
mengidentifikasikan di jaringan mana host komputer itu
berada.
• Host ID (hostid)
mengidentifikasikan device spesifik pada jaringan yang
berada pada jaringan yang ditunjukkan oleh Network ID.
Protokol IP menggolongkan alamat IP menjadi 5 kelas: A, B, C, D,
dan E. seperti gambar dibawah ini:
Gambar 2.15 Kelas IP
27
Komponen penting dari IP addressing adalah subnet mask. Subnet
mask adalah bilangan 32-bit) yang berguna untuk membantu router
dalam membedakan antara bagian jaringan dan bagian host dari suatu ip.
Secara lebih spesifik, router melaksanakan operasi AND antara ip
address yang bersangkutan dengan subnet mask. Suatu subnet mask
dapat dituliskan di posisi akhir setelah alamat ip. Sebagai contoh, suatu
alamat 192.168.2.0 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat dituliskan
menjadi 192.168.2.0/24 dimana 24 adalah jumlah bit 1 yang ada pada
subnet mask. IP address di mana semua bit hostnya 0 digunakan sebagai
network address (alamat jaringan). Dan IP address di mana semua bit
hostid-nya adalah 1 digunakan sebagai broadcast address (alamat
broadcast).
2.2.2 Subnetting
Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP
menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah host yang lebih
kecil, yang disebut subnet (subnetwork). dan berguna untuk
mengurangi kepadatan koneksi serta mengefisienkan alokasi IP
address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan
penggunaan IP address.
Langkah-langkah untuk melakukan subnetting jaringan:
• Menentukan jumlah subnet dan subnetmasknya
• Menentukan jumlah host tiap subnet
• Menentukan network address untuk tiap subnet
• Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet
• Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet
Ada 2 metode yang digunakan dalam subnetting yaitu VLSM dan
CIDR (Nur Ana, 2012) :
28
Metode CIDR
Classless Interdomain Routing (CIDR) digunakan untuk
mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas
dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Untuk
penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada kelas A
adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23,
dan kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan
/32 biasanya tidak pernah ditemukan dalam jaringan yang nyata.
Berikut adalah contoh table CIDR class C:
Gambar 2.16 CIDR kelas C
Metode VLSM
Variable Length Subnet Mask (VLSM) adalah pengembangan
mekanisme subnetting. Pada metode VLSM subnetting yang
digunakan adalah berdasarkan jumlah hostnya, sehingga akan semakin
banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan
menggunakan VLSM IP address yang ada dihitung menggunakan
CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Setelah
dilakukan perhitungan dapat dilihat subnet yang telah dipecah akan
menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
2.2.3 DHCP
Dynamic Host Configuration Protokol (Tanenbaum, 2011)
adalah protokol jaringan yang memungkinkan sebuah perangkat
jaringan membagi konfigurasi IP address kepada komputer / perangkat
yang membutuhkannya. Perangkat yang membagi konfigurasi IP
29
address (subnetmask,default gateway dan DNS Server) disebut DHCP
server. Sedangkan komputer yang meminta IP address disebut DHCP
Ciient. DHCP sendiri banyak diimpelementasikan pada hostpot untuk
kebutuhan akses internet publik.
2.2.4 NDLC (Network Development Life Cycle)
Tahapan pada Network Development Life Cycle (NDLC)
Gambar 2.17 Siklus NDLC
(Internetworking Development & Design, 2009)
1. Analysis
Tahapan awal untuk menganalisi permasalahan yang ada, keinginan
dari user, dan menganalisa topologi jaringan atau kondisi jaringan yang
sudah berjalan sebelumnya. Metode yang bisa digunakan pada tahap ini
diantaranya:
a. Wawancara: dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari
struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar
mendapatkan data yang konkrit dan lengkap.
b. Survey langsung kelapangan (Observasi): pada tahap analisis
juga biasanya dilakukan survey langsung kelapangan untuk
30
mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya
sebelum masuk ke tahap design.
c. Kuisioner: adalah serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan
mendapatkan tanggapan dr kelompok orang terpilih melalui
wawancara pribadi atau melalui daftar pertanyaan.
2. Design
Tahapan dimana dari data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya
dibuat sebuah design jaringan baru, untuk mengetahui kebutuhan apa saja
yang dibutuhkan. Tahap Design ini akan membuat seperti gambar design
topology jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan
gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang
ada. Atau design juga bisa berupa struktur topology, design akses data,
design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan
gambaran jelas tentang project yang akan diperbarui. Misalnya
perancangan jaringan baru setelah dilakukan perubahan (subnetting).
3. Simulation Prototype
Membuat gambaran jaringan dalam bentuk simulasi dengan bantuan
Tools khusus di bidang network seperti NS3, CISCO PACKET TRACER,
NETSIM, dan lainnya, hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal
dari jaringan yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan
sharing dengan pengembang jaringan lainnya. Namun karena keterbatasan
perangkat lunak dalam hal simulasi, banyak para perancang jaringan yang
hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology
yang akan didesign.
4. Implementation
Tahap ini adalah tahap penerapan semua yang telah direncanakan dan
di design sebelumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan
semua yang telah direncanakan dan di design sebelumnya. Dan
implementasi merupakan tahapan yang akan menunjukan apakah berhasil /
31
gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah team work akan
diuji saat dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.
Ada beberapa Masalah-masalah yang sering muncul pada tahapan ini,
diantaranya ;
o Jadwal yang kurang bisa disesuaikan
o Perangkat pendukung dari vendor
o Tim yang kurang beradaptasi
o Masalah dana / anggaran dan perubahan kebijakan
2.2.5 Mikrotik
Mikrotik merupakan sebuah sistem operasi dan perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk menjadikan sebuah komputer biasa menjadi router
network yang andal. Komputer akan mencakup berbagi fitur yang dibuat
untuk IP network dan jaringan wireless. Pekerjaan administrasi jaringan
sendiri dapat menggunakan Windows Application (WinBox) secara grafis
yang bisa diakses dengan membuka aplikasi winbox sendiri ataupun di web
browser yang cukup memudahkan bagi penggunanya. Selain menggunakan
WinBox mikrotik dapat dikonfigurasikan dengan perintah-perintah CLI
(Command Line Interface).
Fitur yang dimiliki oleh mikrotik sendiri meliputi:
• UserManager
UserManager merupakan fitur AAA server yang dimiliki oleh
Mikrotik. Sesuai kepanjangan AAA (Authentication, Authorization dan
Accounting), UserManager memiliki DataBase yang bisa digunakan untuk
melakukan autentikasi user yang login kedalam network yang telah dibuat,
memberikan kebijakan terhadap user tersebut misalnya limitasi transfer
rate, dan juga perhitungan serta pembatasan kuota yang akan dilakukan
oleh user.
UserManager dapat memudahkan pengguna mikrotik yang ingin
membuat layanan internet publik secara luas, seperti hotspot-hotspot di
cafe, mall, hotel dan sebagainya, dengan menggunakan UserManager
32
cukup membuat 1 account user, sehingga account user yang telah dibuat
bisa digunakan atau diakses dari router-router Hotspot yang sudah
dipasang sebelumnya.
Informasi service yang bisa kita simpan dalam database UserManager
meliputi:
o HotSpot users.
o PPP (PPtP/PPPoE) users.
o DHCP Lease.
o Wireless AccessList.
o RouterOS users.
• Firewall
Secara umum, firewall filtering biasanya dilakukan dengan cara
mendefinisikan IP address, baik itu src-address maupun dst-address.
Firewall dapat digunakan untuk melakukan blok komputer client yang
memiliki ip tertentu atau melakukan blok terhadap web tertentu
berdasarkan ip website tersebut. Firewall tidak hanya digunakan untuk
melakukan blok client agar tidak dapat mengakses resource tertentu,
namun juga digunakan untuk melindungi jaringan local dari ancaman luar,
misalnya virus atau serangan hacker. Biasanya serangan dari internet
dilakukan dari banyak IP sehingga akan sulit melakukan perlindungan
hanya dengan berdasarkan IP. Dengan menggunakan firewall ada banyak
cara filtering selain berdasarkan IP Addres, antara lain berdasarkan
protocol, konten dan port.
33
2.3 Hasil Penelitian Sebelumnya
Sudah banyak penelitian yang berkaitan tentang perancangan jaringan dengan
menggunakan subnetting. Penelitian yang telah dilakukan mengenai subnetting
pada 10 tahun terakhir yaitu:
Dari penelitian sebelumnya disimpulkan,
“Subnetting adalah pembagian jaringan besar menjadi sub-sub jaringan yang
lebih kecil. Beberapa alasan yang menyebabkan suatu organisasi
membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal (LAN) yaitu, agar dapat
mencakup seluruh organisasi.
o Subnetting IP memberikan kemudahan dalam pemantauan lalu lintas
jaringan sehingga berakibat unjuk kerja jaringan dapat dioptimalkan.
o Subnetting IP memberikan kemudahan dalam proses pendesaianan
jaringan.” (Imam A, 2008).
Penelitian yang telah dilakukan untuk menerapkan konsep desain sub jaring di
Local Area Network (LAN). Konsep sub-jaringan yang digunakan untuk
mengelola desain jaringan LAN komputer dibuat untuk meningkatkan kinerja
jaringan agar dapat lebih berfungsi dengan optimal. Pada penelitian yang
dilakukan, dijelaskan bahwa penggunaan alamat IP tanpa perencanaan yang baik
dapat menimbulkan lalu lintas yang sulit untuk dipantau yang dapat menurunkan
kinerja jaringan, masalah dalam manajemen jaringan, dan pemborosan alamat IP.
Penelitian ini mengkaji skema pengalamatan IP address dengan menggunakan
metode subnetting.