bab 2 data dan analisa 2.1 sumber datalibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2007-3-00133-ds-bab...
TRANSCRIPT
4
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh adari
berbagai sumber, antara lain:
1. Literatur : buku, artikel elektronik maupun non elektronik, laporan penelitian,
dan laporan seminar
2. Wawancara dengan narasumber dari pihak terkait : Dinas Pariwisata Kota
Semarang, Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata, budayawan, pelaku
budaya terkait.
3. Pengamatan langsung terhadap budaya Semarang.
2.2 Data & Literatur
2.2.1 Terminologi Judul
Judul yang diambil untuk Tugas akhir ini adalah :
“Perancangan Komunikasi Visual untuk menunjang
Festival Budaya Kota Semarang.”
Beberapa definisi yang didapat untuk judul ini adalah :
Festival : bahasa Latin berasal dari kata dasar "festa" atau pesta dalam bahasa
Indonesia. Festival biasanya berarti "pesta besar" atau sebuah acara meriah yang
diadakan dalam rangka memperingati sesuatu.
5
Kebudayaan : suatu totalitas dari proses dan hasil segala aktivitas suatu bangsa
dalam bidang estetis, moral dan ideasional yang terjadi melalui proses integrasi
,baik integrasi historis maupun pengaruh jangka panjangnya.
Produk dari kebudayaan dapat berwujud barang buatan (artifact), kelembagaan
sosial (socifact), dan buah pikiran (mentifact).
Kota Semarang : Ibukota Propinsi Jawa Tengah terletak di pesisir Pantai Utara
Pulau Jawa dengan posisi 110 derajat 23’57’79” BT dan 110 derajat 27’7-“ BT,
Lintang 6 derajat 55’6” LS dan derajat 58’18” LS.
2.2.2 Gambaran Umum Kota Semarang
1. Sejarah Kota Semarang
Kota Semarang didirikan pada tahun 1547 oleh Sultan Pandanaran yang
menjadikan Semarang sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam dan
menjadi bagian dari kerajaan Demak. Dengan adanya pusat penyiaran Agama
Islam berdampak pada makin ramainya kota Semarang.
Semarang berasal dari kata asem dan arang sebagai refleksi apa yang dilihat Ki
Ageng Pandanaran saat menapakkan kaki di Semarang yaitu pohon – pohon
asem yang tumbuh secara acak pada jarak tertentu.
Sultan Pandanaran II adalah Bupati Semarang I yang melakukan dasar-dasar
Pemerintahan Kota dan dinobatkan pada tanggal 12 Rabiulawal 954 H atau 2
6
Mei 1547 M, yang kemudian pada tanggal Sultan Pandanaran II dinobatkan
tersebut dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Semarang.
Beliau meneruskan mengislamkan masyarakat Semarang yang masih beragama
Hindu dan Budha.Selain itu Kyai Pandanaran II juga memajukan perekonomian
yang saat itu sudah mempunyai pelabuhan di Bergota dan pemukiman orang-
orang Cina di sekitar Simongan, Gedung Batu.
2. Masa Penjajahan
Kota Semarang mengalami kemajuan pesat di bawah kolonialisme Belanda. Hal
ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana perkotaan seperti jalan, transportasi
kereta api, pasar-pasar dsb. Tanggal 16 Juni 1864 dibangun rel kereta api
pertama di Indonesia mulai dari semarang menuju Kota Solo dan Kedung Jati,
Surabaya, dan ke Magelang serta Yogyakarta, kemudian dibangun 2 stasiun yaitu
stasiun Poncol dan Stasiun Tawang.
Kapal-kapal dagang mulai berlabuh di kota Semarang dikarenakan letaknya yang
strategis antara Batavia dan Surabaya. Pedagang-pedagang Cina, Arab, Belanda,
Melayu mulai berdatangan. Transaksi antar pedagang dan orang-orang setempat
memungkinkan terjadi pula percampuran budaya.Bangunan-bangunan ibadah
mulai bermunculan sebagai manifestasi agama dan budaya yang dibawa oleh
pendatang ke Semarang dan membaur bersama warga pribumi.
7
Gerakan-gerakan politik mulai bermunculan sebagai akibat penjajahan Belanda
terhadap bumi Nusantara. Percikan – percikan politik yang berlawanan dengan
pemerintahan kolonial Belanda mulai bermunculan berakibat pembatasan –
pembatasan di segala bidang.
Tahun 1942 kota Semarang dikagetkan dengan hadirnya militer Jepang. Ternyata
Jepang menduduki kota-kota di Indonesia karena kemenangannya dalam Perang
Dunia II.Pendudukan Jepang ternyata lebih menyengsarakan rakyat . Sehingga
dengan semangat tinggi para pemuda bangkit melawan penjajahan Jepang. Pada
tanggal 14 hingga 19 Oktober 1945 para pemuda Semarang yang terdiri dari
berbagai unsur bersatu melawan Jepang dikenal dengan ‘Pertempuran 5 Hari di
Semarang’.Lokasi perinagtan Pertempuran 5 Hari di Semarang berada di sekitar
Tugu Muda yang sekaligus simbol peristiwa heroik.
3. Pasca Kemerdekaan
Pada tahun 1950 kota Semarang menjadi kota Praja di propinsi Jawa Tengah.
Sambil berbenah untuk mulai mengatur kota sendiri Kota Semarang menggeliat
untuk menghadapi tantangan dan ujian selama 20 tahun antara lain Gerakan
G30 S PKI .
Tahun 1976 wilayah Semarang mengalami pemekaran sampai ke Mijen,
Gunungpati dan Tembalang di wilayah Selatan, Genuk di wilayah Timur, dan
Tugu di wilayah Barat. Pusat-pusat industri mulai berkembang seiring dengan
tumbuhnya perdagangan , pendidikan, dan perumahan.
8
Pusat-pusat aktivitas mulai merata ke semua kawasan sehingga masing-masing
kawasan mengalami pertumbuhan yang sama.
4. Masa Kini
Tahun 1992 Kota Semarang mengalami penataan dengan dasar Peraturan
Pemerintah RI (PP) Nomor 50 tahun 1990 tentang Pembentukan Kecamatan –
Kecamatan, dimana Semarang terbagi menjadi 16 kecamatan. Pemerataan
pembangunan diupayakan dengan membangun infrastruktur untuk
menghubungkan tempat-tempat terisolir. Problem – problem kota mulai muncul
seperti kerusakan lingkungan, pertumbuhan penduduk yang pesat, kurang
terkendalinya eksploitasi lahan, banjir tahunan,dan rob.
Era reformasi sejak tahun 1998 menandai lahirnya penataan-penataan baru
berupa Otonomi Daerah pada tahun 2000.Meski kota-kota lain bergejolak kota
Semarang tetap relatif aman dan terkendali.Dengan otonomi Daerah diharapkan
semua aset kota Semarang dapat dioptimalkan untuk kesejahteraan seluruh
warga kota.
2.2.3 Visi Kota Semarang
Visi Kota Semarang adalah sebagai Kota Metropolitan yang religius Berbasis
Perdagangan dan Jasa. Visi tersebut memiliki makna sebagai berikut :
Kota Metropolitan berarti bahwa Kota Semarang mempunyai sarana dan
prasarana yang dapat melayani seluruh aktivitas masyarakat kota dan hinterland.
9
Religius berarti bahwa masyarakat Kota Semarang meyakini akan kebenaran
ajaran dan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan tuntutan dalam
menjalankan kehidupannya dalam wujud keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Perdagangan dan Jasa merupakan basis aktivitas ekonomi masyarakat guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
2.2.4 Misi Kota Semarang
Untuk mewujudkan visi Kota Semarang 2005-2010 dijabarkan 6 misi yang
menjadi pedoman Kota Semarang:
1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia religius melalui peningkatan
kualitas keimanan dan ketaqwaan, pendidikan dan derajat kesehatan
masyarakat dengan memperbesar akses bagi masyarakat miskin, serta
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah menuju tata pemerintahan yang
baik melalui peningkatan kualitas pelayanan publik, kemandirian keuangan
daerah, pengembangan profesionalisme aparatur serta didukung oleh
infrastruktur kepemerintahan yang berbasis teknologi.
3. Memantapkan perwujudan tatanan kehidupan politik, sosial dan budaya yang
demokratis serta memperkokoh kekertiban dan keamanan yang kondusif,
melalui upaya penegakan hukum dan peraturan, pengembangan budaya tertib
dan disiplin serta menjunjung tinggi hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
4. Meningkatkan kinerja pertumbuhan ekonomi kota secara terpadu dan sinergi
diantara para pelaku ekonomi kotas secara terpadu dan sinergi diantara para
10
pelaku ekonomi yang berbasis perdagangan dan jasa, mendorong kemudahan
berinvestasi, penguatan, dan perluasan jaringan kerjasama ekonomi lokal,
regional, dan internasional.
5. Mewujudkan perlindungan sosial melalui penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial, anak jalanan, gelandangan dan pengemis, yatim piatu,
korban bencana, perlindungan anak dan keluarga, pemberdayaan perempuan,
dan penigkatan peran pemuda.
6. Mewujudkan terselenggaranya kegiatan penatan ruang yang konsisten bagi
terwujudnya struktur dan pola tata ruang yang serasi, lestari, dan optimal
didukung pengembangan infrastruktur yang efektif dan efisien serta
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
2.2.5 Potensi Wisata Budaya Semarang
(disadur dari Selayang Pandang Kota Semarang, Semarang Sepanjang Jalan
Kenangan, Profil Kota Semarang, berdasarkan interview dan pengamatan
langsung)
Budaya kota pesisir seperti kota Semarang sangat kaya dikarenakan budaya lokal
berakulturasi dengan budaya-budaya pendatang. Kota Semarang sebagai kota di
Jawa memiliki budaya Jawa yang dipengaruhi oleh bangsa Cina, Belanda, Arab,
dan Melayu. Bukti nyatanya adalah pengaruh Cina dan Arab dalam aplikasi baju
penganten Semarangan.
11
1. KAWASAN BUDAYA
a. Pecinan
Masyarakat Cina pendatang menciptakan kebudayaan Pecinan di daerah China
Town.Budaya Cina yang dibawa oleh para pendatang menjadi budaya Pecinan
yang eksotis seperti Wayang Potehi, tradisi Imlek,dll.Di daerah Pecinan terdapat
banyak klenteng untuk sembahyang seprti klenteng Tay Kak Sie, Gang Tang Kee
dan yang terbesar Klenteng Sam Po Kong.
Klenteng Sampo Kong
Klenteng yang merupakan bekas mesjid ini terletak di daerah Simongan,
Semarang. Tempat ibadah ini konon dibangun oleh laksamana Cina beragama
islam Cheng Ho sewaktu mendarat di Semarang tahun 1406. Di tempat ini juga
terdapat makam jurumudi salah satu awak kapal Cheng Ho yang disebut Kyai
Jangkar.
Klenteng ini mencapai kemeriahannya pada hari Cia Gwee dimana diadakan arak-
arakan patung Sam Po dengan pawai liong dari Klenteng Tay Kak Sie Gang
Lombok menuju Klenteng Sam Po.
b. Kampung Koja
Masyarakat Koja yang dulunya tinggal di daerah Pekojan memberikan pengaruh
islami yang kental terhadap masyarakat Semarang.Terbukti dengan banyaknya
masjid – masjid di pusat kota antara lain Masjid Besar Kauman di alun-alun barat,
Masjid Jamik Pekojan, Masjid Kulitan, Masjid Layur, Masjid Menyanan dan
12
Masjid Sekayu.Sepintas orang Koja mirip penduduk keturunan Arab namun
sesungguhnya mereka adalah keturunan Arab, namun sesungguhnya mereka
adalah masyarakat muslim yang dulunya tinggal di Gujarat. Daerah Pekojan
sekarang sudah tidak ditinggali lagi oleh masyarakat Koja. Mereka beralih ke
daerah yang lebih dalam yaitu sekitar jalan Mataram dan Dr. Cipto.Satu-satunya
yang masih menjadi pusat kegiatan masyarakat keturunan Koja adalah sebuah
masjid di JL. Petolongan.
c. Kawasan Kota Tua
Semarang disebut-sebut sebagai kota yang memiliki kawasan Kota Lama terindah
dengan gedung-gedung berarsitektur kolonial Belanda. Sebagian besar merupakan
buah karya arsitektur Belanda kenamaan Thomas Karsten. Beberapa diantaranya
masih digunakan seperti Gereja Blenduk, Het Groote Huis, Kantor Pos Besar
Semarang, Hotel Du Pavilion, Stasiun Kereta Api Tawang. Sebagian lagi terancam
rusak karena pemanfaatannya kurang maksimal seperti Pasar Johar, Gedung
Lawang Sewu. Kawasan Little Netherland ini sedang diproses untuk direvitalisasi
dan dijadikan salah satu tujuan wisata Kota Semarang.
d. Kampung Melayu
Kampung ini berada di kawasan jalan Layur, disebut demikian karena pada masa
silam banyak orang Melayu yang tinggal di kawasan tersebut.
13
e. Kampung Kulitan
Nama Kulitan lahir dari kegiatan yang mendominasi kawasan ini di masa
lalu.Bermula dari kegiatan penjagalan yang kemudian disebut daerah
Jagalan,membawa pengaruh berkembangnya kegiatan pengolahan kulit di
kawasan ini.
2. KESENIAN
a. Tarian
Tari klasik Jawa dibagi menjadi dua yaitu tari putra dan putri. Tari putra dibagi
lagi menjadi dua karakter yaitu gagah dan halus, sedangkan karakter lain ditarikan
oleh wanita.
Tari topeng bercerita tentang legenda romantis Raden Panji yang ceritanya lahir
dari Jawa dan bukan cerita adaptasi.
Tari Srimpi dan Bedhaya termasuk tarian yang penting dan sakral sehingga
hanya ditarikan dalam lingkaran kerabat keraton Jawa Tengah. Ditarikan pada
momen-momen tertentu dan menggambarkan kebudayaan Jawa yang adi luhung.
Sendratari Ramayana merupakan salah satu tarian khas Jawa Tengah. Tujuh
pemain membawakan kisah klasik Hindu tentang penculikan Putri Shinta oleh
Rahwana,dan upaya penolongan oleh Rama.
Tari Semarangan ini merupakan tari khas dari Semarangan yang ditarikan oleh
dua orang putrid berpasangan. Tari yang sering ditampilkan dalam event-event
seperti dugderan dan festival jajan tradisional ini sekarang dikembangkan oleh
Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang.
14
b. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah wayang yang menggunakan wayang-wayang dari kulit
dimainkan oleh seorang dalang dengan cerita yang sudah pakem sebagai mana
dimainkan oleh wayang orang. Wayang kulit dimainkan setiap malam Jumat
Kliwon di Taman Budaya Raden Saleh.
c. Gambang Semarang
Kesenian ini merupakan perpaduan antara tari dengan diiringi alat musik dari
bilah-bilah kayu dan gamelan Jawa yang biasa disebut “gambang”. Gambang
Semarang merupakan turunan Gambang Kromong Betawi. Gambang Semarang ini
merupakan perpaduan budaya lokal dan budaya Cina dimainkan dengan alat-alat
musik
Cina dan Jawa.
Meskipun demikian Gambang Semarang memiliki perbedaan pada seni
vokal,gerak tari, dan lirik lagu yang lebih halus dari Gambang Kromong.
Salah satu lagu yang mempopulerkan Gambang Semarang yaitu Empat Penari
yang sangat sesuai dengan karakter orang Semarang yang spontan kocak, dan
sederhana.
Muncul pada event-event tertentu : Festival Dugderan, Festival Jajan Pasar.
Gambang Semarang telah ada sejak tahun 1930 dengan bentuk paguyuban yang
anggotanya terdiri dari pribumi dan peranakan Cina dengan mengambil tempat
pertunjukan di Gedung Pertemuan Bian Hian Tiong di Gang Pinggir.
15
d.Wayang Orang
Wayang orang biasanya memainkan cerita-cerita legenda seperti
Mahabaratha,Ramayana, dll. Atribut kostum wayang orang lebih kompleks dari
pada atribut kostum kethoprak.Semarang memiliki kelompok wayang orang yang
terkenal sejak tahun 70-an. Pada waktu itu setiap malam kelompok ini menggung
di Gedung Ngesti Pandowo yang berada satu komplek dengan GRIS. Setelah
Gedung Ngesti Pandowo diambil oleh Pemerintah, kelompok wayang orang yang
biasa manggung disana diberi tempat lain yaitu gedung kesenian di komplek
Taman Budaya Raden Saleh dan manggung setiap malam minggu dari pukul 20.00
WIB.
e. Kethoprak
Kethoprak merupakan kesenian tradisional yang mengangkat cerita tentang babad
Tanah Jawa, sejarah yang pernah terjadi. Sejarah yang dijadikan landasan cerita
sering dibumbui dengan berbagai pemanis sehingga menjadi cerita yang enak
dinikmati. Saat ini ketoprak sering ditampilkan di Taman Budaya Raden Saleh
setiap malam Selasa Kliwon.
f. Kasidah Modern
Lagu berupa irama musik padang pasir diiringi gambus yang etnikal berkembang
ditengah komunitas masyarakat Islam yang Indisch.Salah satunya dipopulerkan
oleh grup Nasida Ria yang berciri sebagai musik berda’wah dengan lagu dan lirik
16
religius, berbusana muslimah, dan menyuarakan pesan-pesan moral dari ajaran
agama Islam.
g. Wayang Potehi
Wayang Potehi merupakan salah satu pengaruh kebudayaan Cina yang sampai di
kota Semarang. Potehi bverasal dari kata Poo berarti kain,Tay berarti kantung dan
Hie berarti pertunjukkan.Lelakon yang biasa dimainkan seperti Jenderal Sie Djien
Kwi yang menaklukkan kerajaan Tze Liang Kok, dan lelakon yang lain.
Pewayangan ini biasa dimainkan saat hari-hari besar masyarakat Pecinan seperti
Imlek,dll.Wayang potehi di Semarang sudah diambang kepunahan karena
kurangnya generasi muda yang mau mendalami pewayangan ini. Saat ini hanya
tinggal Thio Thiong Gie satu-satunya pendalang wayang Potehi Semarang yang
masih aktif mendalang meski di usianya yang senja.
3. UPACARA BUDAYA
a. Penganten Semarangan
Penganten Semarangan disebut juga Nganten Kaji karena pengantin pria
menggunakan sorban yang biasa dikenakan haji , dengan celana komprang dan
payet di bagian bawah.Sedangkan bajunya berupa baju berlengan panjang tertutup
sampai leher.
Adapun kelengkapan pengantin wanita adalah, memakai alas kaki selop tertutup
hitam bludru bersulam mote dengan mengenakan kaos kaki, kaki songket, kebaya
bludru hitam bersulam mote model Kraag Shanghai memakai sarung tangan.
17
Dalam prosesnya tidak ada acara injak telur atau lempar sirih, tetapi iring-iringan
rebana yang menyertai kedatangan pengantin pria.
Setelah acara temu kedua mempelai duduk di pelaminan dan setelah 10 menit
mempelai pria boleh meninggalkan pelaminan , sementara mempelai wanta terus
duduk sampai acara berakhir.
b. Dugderan
Merupakan upacara Tradisional masyarakat Semarang bernuansa religius yang
diadakan 1 hari menjelang datangnya Bulan Suci Ramadhan. Kata Dugder diambil
dari perpaduan bunyi bedug yang ditabuh Bupati sebagai bunyi ‘dug’ dengan
disertai bunyi meriam yang diasumsikan sebagai bunyi ‘der’. Upacara Dugder
telah dilakukan sejak tahun 1881 dan merupakan penanda dimulainya ibadah Puasa
keesokan harinya.
Ciri khas acara ini adalah warak ngendog yaitu sejenis binatang rekaan bertubuh
kambing dan berkepala naga dengan kulit bersisik dibuat dari kertas warna warni.
Selain itu terdapat juga Festival Warak yang diadakan di Taman Budaya
Raden Saleh.
c. Ba’do Gablok
Upacara ini dilaksanakan di daerah Sodong, Mijen dan merupakan tradisi bulan
Syawal. Pada hari jatuhnya Ba’do Kupat tanggal 6 Syawal. Upacara ini dilakukan
untuk memohon berkah dan keselamatan Yang Maha Kuasa dengan membawa
berbagai sesaji khususnya Gablok, yaitu ketupat nasi yang besar. Setelah
terkumpul dan diadakan doa bersama, maka sesaji tersebut dapat dimakan.
18
d. SeSaji Rewanda
Merupakan upacara yang berhubungan dengan objek wisata Gua Kreo. Tradisi ini
dikembangkan sejak tahun 1996 berdasarkan petunjuk sesepuh yang dilakukan
pada tanggal 3 bulan Syawal. Upacara dilakukan dengan memberikan sesaji
beberapa kacang tanah , jagung, ketimun, dengan kacang hijau, dan jenang merah
putih. Sesaji ini dipikul 4 orang berpakaian kejawen diiringin Cucuk Lampah,
Satriyo sakembarnan , Pengapit Domas dan Musik Rebana.
e. Apitan (Sedekah Bumi)
Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas
keselamatan, berkah, dan rezeki berlimpah. Apitan atau sedekah bumi mengakar
pada masyarakat warga Sampangan.Diselenggarakan setip bulan Dulkaidah atau
diantara dua bulan besar,Idul Fitri, dan Idul Adha.
f. Sedekah Laut (Bersih Laut)
Tradisi Sedekah Laut berkembang pada masyarakat nelayan Tambak Lorok,
Semarang Utara. Sedekah Laut ini diselenggarakan untuk meminta keselamatan
Tuhan agar terhindar dari musibah terutama saat nelayan sedang melaut.
g. Batik Semarangan
Pada abad ke 18 sampai pertengahan abad ke 19 , batik semarangan pernah
mencapai kejayaannya karena dipakai oleh senmua kalangan,bangsawan, maupun
rakyat jelata.Namun konon kejayaan itu berakhir menyusul meletusnya gunung
19
Ungaran akhir abad 19. Setelah itu batik semarangan tak banyak dipakai sebagai
busana khas.
Motif batik semarangan mulai disibak lagi tahun 1980-an. Salah satu motifnya
adalah sarung kepala pasung. Motif ini didominasi warna cokelat dan hitam
dengan ornamen lebih mengarah bentuk tumbuhan. Dominasi warna cokelat dan
gelap menampilkan kesan agung.
4. KEKAYAAN KULINER
Sebagai kota pesisir makanan merupakan salah satu bukti otentik percampuran
budaya yang terjadi di Semarang. Pengaruh budaya yang bercampur menghasilkan
ragam makanan yang khas dan disesuaikan dengan lidah lokal. Ragam makanan di
kota Semarrang dapat ditemukan di tempat-tempat seperti :
a. Pusat oleh-oleh
Pusat oleh-oleh khas Semarang terletak di Jalan Pandanaran yang padat
pengunjung dari luar kota. Di jalan Pandanaran inilah pengunjung dapat membeli
oleh-oleh makanan-makanan khas Semarang seperti wingko babat, lunpia, dan
bandeng presto.
b. Kawasan Wisata Kuliner
Sejumlah kawasan wisata kuliner teletak di jalan Ahmad Dahlan, Jalan
Gajahmada, Jalan Thamrin dan Tanah Mas merupakan kawasan wisata kuliner
yang hidup setiap malam.
20
Berbagai macam makanan yang dijual mulai dari jajan pasar (ganjel rel, wingko
babat, kue moci, kuping gajah,lunpia,bolang baling,dll),makanan khas (bandeng
presto, mie kopyok, tahu pong, soto ayam,dll), sampai bermacam-macam wedang (
wedang ronde, wedang tahu).
c. Warung Semawis
Warung Semawis yang terletak di daerah Pecinan di Gang Warung buka setiap
Jumat sampai Minggu. Kawasan ini diciptakan untuk menjadi alternatif tempat
kongkow-kongkow dengan keluarga sambil menikmati makanan dan minuman
dengan bermacam-macam pilihan. Jenis makanan yang disajikan kebanyakan
dibuat oleh penjaja makanan khas Semarang yang sudah terkenal enak.Uniknya
warung Semawis sering mengadakan beraneka macam pertunjukan budaya di
panggung utamanya sebagai hiburan saat bersantap. Warung Semawis mencapai
puncak kemeriahannya pada Perayaan Imlek dan Cap Go meh (15 Hari setelah
Imlek).
d. Toko Oen
Toko Oen yang terletak di Jalan Pemuda merupakan toko es krim dan kue kering
terseohor di Semarang pada jaman kolonial Belanda. Penampilan bergaya tempo
doeloe dengan perabotan, stoples, kostum pelayan yang masih model Jaman
Belanda terus dipertahankan sebagai ciri khas toko Oen.Uniknya makanan yang
disajikanpun merupakan resep makanan yang persis sama dengan resep makanan
gaya Belanda pada jaman itu.
21
2.2.6 Data Statistik Pariwisata Kota Semarang tahun 2004
Data usaha Pariwisata di kota Semarang meliputi : A. Usaha Jasa Pariwisata
B. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata C. Usaha Sarana Pariwisata.
A. Usaha Jasa Pariwisata
1. Jasa Biro perjalanan wisata adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
perjalanan wisata dan perantara jasa pelayanan, di kota Saemarang berjumlah 66
buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 545 orang.
2. Jasa informasi Pariwisata adalah Pusat Penerangan Pariwisata, di kota Semarang
berjumlah: 1 buah dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 10 orang.
3. Usaha Jasa Boga di Semarang sejumlah 164 buah.
4. Usaha Laundry sebanyak 6 buah.
5. Usaha Jasa Salon Kecantikan sebanyak 251 buah.
B. Pengusahaan objek dan Daya Tarik Wisata di Kota Semarang berjumlah 26
buah terdiri dari wisata alam (1), budaya (3), Wisata Pantai (2),Wisata Sejarah (2) ,
Wisata Spiritual (3), Wisata rekreasi (14) menyerap tenaga kerja (410).
C. Usaha Sarana Pariwisata adalah Penyediaan akomodasi meliputi :
1. Usaha Hotel Bintang
Jumlah Hotel Bintang dibandingkan tahun sebelumnya tidak ada kenaikan yaitu
tercatat sebanyak : 28 hotel, terdiri dari bintang 1 (12 buah ), bintang 2 (7 buah),
bintang 3 (3 buah), Bintang 4 (3 buah),Bintang 5 ( 3 buah).
22
Tetapi tahun-tahun berikutnya mulai banyak bermunculan hotel-hotel baru seperti
Novotel, Gumaya, dll.
2. Usaha Hotel Melati
Jumlah hotel melati sebanyak 56 (hotel), terdiri dari melati satu (26 buah), melati
dua (16 buah), melati 3 (14 buah).
3. Usaha bumi perkemahan
Jumlah usaha bumi perkemahan yang tercatat yaitu 3 buah(Kec. Gunung Pati dua
buah , Kec.Mijen saatu buah).
4. Usaha Penginapan Remaja terdapat 2 buah.
5. Usaha Tempat Penukaran Uang terdapat 6 buah dan menyerap tenaga kerja
sebanyak 41 orang.
6. Usaha Gedung Pertemuan berjumlah 33 buah dan menyerap tenaga kerja
sebanyak 404 orang.
7. Fasilitas olahraga terdapat 18 buah.
8. Usaha Restoran 25 buah,rumah makan 113 buah ,dan Cafe 15 buah.
9. Usaha Hiburan dan Rekreasi
> Usaha permainan anak 39 buah.
> Usaha Kolam Pemancingan 7 buah.
> Usaha Karaoke 11 buah.
> Usaha Kelab Malam/Diskotik 2 buah.
> Usaha Bioskop 1 buah.
> Usaha Steambath /Sauna 7 buah.
> Usaha Panti Pijat 18 buah.
> Usaha Billiard 20 buah.
23
> Usaha Group Kesenian 17 buah.
10.Pusat Perbelanjaan Modern
> Usaha Pusat Perbejanjjan Modern 24 buah.
11. Pusat Perbelanjaan Tradisional
> Usaha Perbelanjaan Tradisional 14 buah.
12. Fasilitas Kota
> Fasilitas Kota 4 buah.
13., Toko Cinderamata
> Toko Cinderta mata 15 buah.
14. Organisasi Penghayatan Kepercayaan terhada Tuhan yang Maha Esa sebanyak
20 buah dengan anggota 19.465 buah.
2.2.7 Sumber Daya Manusia Tahun 2004
Dilihat dari aspek mata pencaharian yang terbanyak adalah di bidang jasa dan lain-
lain sebesar 26,35% disusul oleh PNS dan TNI –POLRI 10,73% dan pedagang
sebesar 8,77 % seperti dalam tabel berikut:
Tabel Mata Pencaharian Penduduk Kota Semarang tahun 2004
No Pekerjaan Banyaknya ( orang ) Persentase (%)
1 Petani 24.315 2,7
2 Buruh Tani 21.699 3,02
3 Nelayan 2.301 0,26
4 Pengusaha 18.819 1,81
5 Buruh Industri 191.818 22,87
24
6 Buruh Bangunan 139.157 16,29
7 Pedangan 77.603 8,77
8 Angkutan 28.197 2,82
9 PNS dan TNI-POLRI 92.059 10,73
10 Pensiunan 35.728 4,38
11 Jasa dan Lain-lain 236.925 26,35
Jumlah 868.621 100
2.2.8 Arus Wisatawan Mancanegara dan Nusantara di Objek Wisata atau Taman
Rekreasi (lihat tabel pada daftar Tabel Arus Wisatawan Mancanegara dan
Wisatawan Nusantara)
Berdasarkan data arus wisatawan mancanegara dan Nusantara di Semarang tahun
2003-2004 terjadi penurunan arus wisatawan ke kota Semarang.
Meski wisatawan nusantara masih berdatangan tetapi secara garis besar tahun 2004
menurun dari tahun 2003.Bahkan beberapa tempat-tempat wisata sangat sedikit
pengunjung. Tetapi beberapa tempat masih ramai dikunjungi seperti Taman Lele,
Gelanggang Renang. Untuk tempat wisata budaya seperti Taman Budaya Raden Saleh,
Museum Ronggowarsito, Goa Kreo tahun 2004 mengalami penurunan dari tahun 2003.
Wisatawan mancanegara nampaknya masih enggan untuk datang ke kota
Semarang.Terbukti dengan angka kedatangan wisatawan yang kurang signifikan baik
tahun 2003 maupun tahun 2004.
25
2.2.9 Program Promosi Kota Semarang
(Berdasarkan interview dengan Pak Hari Komite Semarang Pesona Asia
Pemerintah
Kota Semarang)
SPA 2007 (Semarang Pesona Asia)
merupakan kegiatan akbar yang
diselenggarakan Pemerintah bersama
dengan warga kota Semarang.
Hari/Tanggal : 10-15 Agustus 2007
Tempat : Simpang Lima, PRPP, Kawasdsan Tugu/ Lawang Sewu, Gedung
Batu, dan sebagainya.
Kegiatan ini diikuti oleh 18 negara Asia dan dihadiri perwakilan negara sahabat.
Duta besar, investor, pengusaha, turis, seerta ribuan pengunjung lain.
Maksud dan tujuan untuk memperkenalkan dan memasarkan kota Semarang
kepada masyarakat luar, bahwa kota Semarang adalah kota yang menarik untuk
dikunjungi dengan keamanan kota yang kondusif, tertib, indah , serta penduduk
yang ramah dan menyenangkan.
Kedatangan pengunjung baik pengusaha,investor, turis domestik maupun
mancanegara dinilai sangat penting karena akan memacu pertumbuhan ekonomi
kota Semarang sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
26
Bentuk kegiatannya antara lain:
1. Pagelaran Seni dan Budaya tingkat Asia.
2. Pameran home industri
3. Seminar ekonomi pariwisata
4. Kegiatan pendukung yang lain seperti Festival wayang, Festival Masakan,
Festival Warak, Festival Cheng Ho dll.
Untuk Tugas Akhir saya hanya akan membahas promosi festival budaya saja
(no 1 dan 4).
Jadwal acaranya adalah sebagai berikut :
1. Opening Ceremony
Hari / Tanggal : Jumat, 10 Agustus 2007
Waktu : pk. 09.00-pk. 13.00
Tempat : Balaikota Semarang
Tiket : hanya khusus undangan
Pakaian : Resmi
Kegiatan :Acara ini diadakan untuk menyambut tamu –tamu dari kedutaan
besar 18 negara undangan beserta rombongan.
Mereka akan diantar dari hotel Novotel Semarang ke Balaikota menggunakan
becak secara beriringan. Acara opening ceremony ini berupa sambutan-sambutan
panitia, menteri pariwisata, gubernur, dan walikota.Setelah sambutan akan
ditarikan beberapa tarian khas selamat datang warga semarang . Acara
27
dilanjutkan jamuan makan dengan menu-menu khas Semarang dipisahkan
menurut asal pengaruh etnis campuran Semarang yaitu Cina, Belanda,
Jawa, Arab.
2. Pagelaran Seni Budaya
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Agustus 2007
Waktu : pk. 17.00-pk. 21.00
Tempat : Simpanglima
Tiket : Gratis untuk undangan dan Rp. 5.000,00 untuk umum
Pakaian : Resmi
Kegiatan : Tim kesenian dari kota Semarang ditambah dengan 10 negara
ASEAN, dengan China,Jepang, Korea, India, beberapa negara Arab yang akan
berkolaborasi dalam sebuah seni pertunjukan spektakuler. Didukung oleh
lighting dan musik yang memikat serta gemulai ratusan penari, warna warni
kekayaan budaya Asia yang akan disajikan menjadi satu tema ” Melebur
Batas Budaya”.
3. Festival Kota Lama
a. Tur Kota Lama
Hari/Tanggal : Jumat-Sabtu (10-11 Agustus 2007)
Minggu-Senin (12-13 Agustus 2007)
Selasa – Rabu (14-15 Agustus 2007)
Waktu : pk.08.00-pk.17.00
Tempat : Kota Tua Semarang
28
Tiket : Rp. 200.000,00
Kegiatan : Old Town City Tour sebanyak 3 kali (@ 2hari). Tur ini
membahas budaya Hindis Semarang dan manifestasinya.
b. Pameran Foto Semarang
Hari/Tanggal : Jumat-Rabu, 10-15 Agustus 2007
Waktu : pk. 09.00-pk.19.00
Tempat : Hotel Metro
Tiket : Gratis untuk umum
Pakaian : Semi-Formal
Kegiatan : Pameran Foto Kota Semarang Tempoe Doeloe. Foto-foto kota
Semarang dengan beberapa dokumen ilustrasi kota Semarang Tempo Doeloe
pinjaman dari Perpustakaan Nasional Indonesia dan beberapa dokumen dari
Belanda untuk pertama kalinya akan dipamerkan .
c. Lomba Foto Kota Semarang
Hari / Tanggal : Jumat-Rabu, 10-15 Agustus 2007
Waktu : sepanjang hari
Tempat : Kota Semarang
Tiket : Rp. 30.000,00 untuk fotografer profesional
Rp. 10.000,00 untuk amatir
Pakaian : informal
Kegiatan : Lomba foto tentang Semarang dibagi 2: profesional & amatir.
29
d. Nonton Layar Tancap
Hari /Tanggal : Sabtu-Selasa, 11-14 Agustus 2007
Waktu : pk. 17.00-pk. 21.00
Tempat : Taman Sri Gunting
Pakaian : informal
Kegiatan : Nonton film gratis.Festival ini diperuntukkan bagi pecinta film
yang ingin menonton film dengan suasana tempoe doeloe. Film –film yang
diputar adalah film – film era 1920-1945 pemenang Oscar.
4. Festival Cheng Ho
a. Tur Pecinan
Hari/Tanggal : Jumat-Sabtu (10-11 Agustus 2007)
Minggu-Senin (12-13 Agustus 2007)
Selasa – Rabu (14-15 Agustus 2007)
Waktu : pk. 08.00-pk.17.00
Tempat : Pecinan Semarang
Tiket : Rp.200.000,00
Pakaian : in-formal
Kegiatan : Tur Pecinan sebanyak 3 kali (@ 2hari). Tur ini membahas
budaya Pecinan Semarang dan manifestasinya.
b. Arak-arakan Cheng Ho
Hari/Tanggal : Minggu,12 Agustus 2007
Waktu : pk.09.00-pk.12.00
30
Tempat : Klenteng Tay Kak Sie menuju Klenteng Sam Poo Kong
Kegiatan : Memperingati 601 tahun pelayaran Laksamana Cheng Ho ke
Semarang biasanya keturunan China di Semarang melakukan kegiatan seperti
mengarak Patung Sam Poo Tay Djien dari Kuil Sam Poo Kong ke Kuil Tay
Kak Sie.
c.Lomba Barongsai
Hari/Tanggal : Senin,13 Agustus 2007
Waktu : pk. 09.00-pk.12.00
Tempat : Klenteng Sam Poo Kong
Kegiatan : Festival Cheng Ho ini dimeriahkan dengan lomba Barongsai
yang diikuti oleh negara tetangga China, Korea, Singapore, Indonesia dll.
5. Festival Warak Ngendog
a. Arak-arakan Nganten Kaji
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Agustus 2007
Waktu : pk. 13.00 - pk. 15.00
Tempat : Alun-alun Mesjid Besar Kauman
Tiket : Gratis untuk Umum
Pakaian : in-formal
Kegiatan : Pengantin khas Semarang ini akan melakukan prosesi
pernikahan yang unik diarak menuju Mesjid Besar Kauman.
b. Lomba Warak Ngendog
31
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Agustus 2007
Waktu : pk. 15.00 - pk. 17.00
Tempat : Alun-alun Mesjid Besar Kauman
Tiket : Gratis untuk Umum
Pakaian : in-formal
Kegiatan : Lomba atraksi Warak dikuti oleh warga kota Semarang.
6. Festival Jajan Pasar Asia
a.Tur Kuliner Makanan Semarang
Hari/Tanggal : Jumat-Sabtu (10-11 Agustus 2007)
Minggu-Senin (12-13 Agustus 2007)
Selasa – Rabu (14-15 Agustus 2007)
Waktu : pk. 08.00 - pk. 20.00
Tempat : Semarang
Tiket : Rp. 200.000,00
Pakaian : in-formal
Kegiatan : Tur Kuliner sebanyak 3 kali (@ 2hari) .Peserta akan diajak mencicip
dan mempelajari car amembuat makanan-makanan khas Semarang.
b. Workshop dan Lomba Membuat Jajan Pasar
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Agustus 2007
Waktu : pk. 15.00 - pk. 18.00
Tempat : Warung Semawis
32
Pendaftaran : Rp. 20.000,00
Pakaian : in-formal
Kegiatan : Peserta akan diajak mencicip dan mempelajari car amembuat
jajan pasar khas Semarang.
c.Bazaar Jajan Pasar Asia
Hari/Tanggal : Jumat-Rabu, 10-15 Agustus 2007
Waktu : pk. 18.00 - pk.24.00
Tempat : Warung Semawis
Tiket : Gratis untuk Umum
Pakaian : in-formal
Kegiatan : Pedagang menjual berbagai macam makanan Asia dan makanan
khas Semarang.
7. Festival Wayang
Hari/Tanggal : Jumat-Rabu, 10 Agustus – 15 Agustus 2007
Tempat : Taman Budaya Raden Saleh
Waktu : pk. 19.00 - pk.21.00 , pk.21.00-pk.23.00
Kegiatan : Festival wayang ini akan menampilkan berbagai jenis wayang
baik dari Indonesia maupun mancanegara. Dari Indonesia akan tampil wayang
orang, wayang kulit, wayang golek, wayang beber, dan wayang suket. Dari
mancanegara akan tampil wayang potehi (China), wayang air (Vietnam), dll.
8. Festival Gambang Semarang
33
a. Pelatihan Gambang Semarang
Hari/Tanggal : Sabtu-Senin, 11-13 Agustus 2007
Waktu : pk. 10.00 - pk. 17.00
Tempat : Taman Budaya Raden Saleh
Tiket : Rp. 20.000,00
Pakaian : in-formal
Kegiatan : Peserta diajak mempelajari Gambang Semarang oleh pengajar
yang telah ahli.
b. Joget Gambang Semarang
Hari/Tanggal : Sabtu dan Rabu (10, 15 Agustus 2007)
Waktu: pk. 15.00-pk.17.00
Tempat : Taman Budaya Raden Saleh
Tiket : Gratis dan untuk umum
Pakaian : in-formal
Kegiatan : Berjoget bersama diiringi lagu Gambang Semarang.
9. Peragaan Busana Tradisional Kontemporer
Hari/Tanggal : Selasa (14 Agustus 2007)
Waktu : pk. 19.00-pk.21.00
Tempat : Lawang Sewu
Tiket : Rp.100.000,00
Pakaian : formal
34
Kegiatan : Peluncuran Motif Batik Semarangan dan Peragaan Busanan Tradisional
Kontemporer.Konser perdamaian ”Semarang Pesona Asia” akan menghadirkan
penyanyi dan grup band Indonesia disertai dengan peragaan busana rancangan
desainer terbaik Asia dan Indonesia.
Jadwal Kegiatan
No Nama Kegiatan Waktu/Tanggal Tempat
10 11 12 13 14 15
1. Opening Ceremony v Balaikota
2. Pagelaran Seni Budaya v Simpang Lima
3. Festival Kota Lama v v v v v v Kota Lama
4. Festival Cheng Ho dan
lomba Barongsai
v v v v v v Tay Kak Sie
Sam Poo Kong
5. Festival Warak Ngendog v Alun alun Mesjid besar
Kauman
6. Festival Jajan Pasar v v v v v v Warung Semawis
7. Festival Wayang v v v v v v TBRS
8. Festival Gambang Semarang v v v v v TBRS
9. Fashion Show v Lawang Sewu
2.3 Data Pendukung
35
Kesimpulan Wawancara Pelaku Budaya (versi lengkap dapat di lihat di lampiran)
Thio Thiong Gie (Dalang Wayang Potehi Semarang), Padmo Sardjono ( Komite Tari
Tradisional DeKase)
Kecintaan pelaku seni terhadap kesenian tidak akan pupus selama tubuh masih
bisa berkarya dan perjuangan mereka akan terus berlangsung walaupun banyak
rintangan yang menghalangi.
Kebudayaan sebagai identitas mulai dilupakan dan sebentar lagi akan punah.
Diharapkan lahir generasi muda yang mempunyai kepedulian terhadap
perkembangan budaya.
2.4 Data Penyelenggara
Penyelenggaraan Festival ini merupakan kolaborasi seluruh komunitas kesenian, budaya
kota Semarang seperti DeKaSe, Kopi Semawis, Denok Kenang Community di bawahi
oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Semarang.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang
(Gedung Pandanaran Lt. 8 Jalan Pemuda no. 175)
Dinas Paariwisata dan Kebudayaan dibagi kedalam 2 bidang
: pariwisata dan kebudayaan. Sub bidang Pariwisata
mempunyai fungsi mempromosikan kekayaan wisata kota
Semarang. Sub bidang Kebudayaan mempunyai fungsi melakukan kegiatan-
kegiatan untuk melestarikan budaya kota Semarang.
Kopi Semawis
36
(berdasarkan wawancara Ir. Widia Wijayanti dan Suplemen
Pasar Imlek Semawis 2006)
Kopi Semawis merupakan kependekan dari Komunitas
Pecinan Semarang untuk Pariwisata yang merupakan
organisasi berbasis masyarakat yang memfokuskan kegiatan pada revitalisasi
kawasan Pecinan menjadi salah satu tujuan wisata di kota Semarang,
Didirikan Juli tahun 2003 atas fasilitas Dinas Pariwisata sebagai upaya untuk
menghidupkan kembali kawasan Pecinan dan budaya di dalamnya denagn
melibaatkan masyarakat Pecinan dan Tionghoa.
Kegiatan Pasar Imlek Semawis merupakan salah satu kegiatannya.Pasar Imlek
Semawis telah mendapat sambutan yang luar biasa baik dari pemerintah,
masyarakat, maupun wisatawan nusantara, maupun luar negeri.
Dewan Kesenian Semarang (DeKaSe)
(Berdasarkan interview dengan Padmo Sardjono Pengurus Komite Tari
Tradisional DeKaSe Jl. Surtikanti III/ 36 Semarang.)
DeKaSe merupakan suatu badan yang dibentuk oleh sekelompok seniman dan
pecinta budaya Semarang yang tugasnya membantu kerja pemerintah untuk
mengembangkan kegiatan-kegiatan kesenian di Kota Semarang.
Tujuan didirikannya DeKaSe adalah untuk memfasilitasi dan mengembangkan
kesenian kota Semarang.
DeKaSe merupakan lembaga eksekutor yang dibawahi oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Semarang sub Bidang Kebudayaan. Namun cara kerja
DeKaSe tidak seperti organisasi resmi lainnya dan tidak mempunyai kantor
37
karena anggota DeKaSe berkumpul hanya pada waktu-waktu tertentu terutama
sebelum event.
DeKaSe memiliki 12 komite yang terdiri dari :
- komite tari tradisional
- komite tari modern
- komite musik tradisional
- komite musik modern
- komite teater
- komite seni rupa
- komite wayang kulit
- komite wayang orang
- komite kethoprak
- komite piwara (pembelajaran bahasa Jawa)
- komite sinema
- komite puisi
Denok Kenang Community
(berdasarkan interview dengan
Ludhang salah satu pengurus Denok
Kenang Community)
Komunitas ini didirikan oleh alumni-alumni Denok Kenang Semarang sekitar 6
bulan yang lalu. Berkantor di Jl. Gergaji Pelem Raya 84 Semarang Denok
Kenang Community ini bertujuan memberikan dukungan terhadap program -
program pemerintah kota Semarang di bidang pariwisata, edukasi, sosial ,
38
budaya. Target sasaran Denok Kenang lebih kepada kalangan muda yaitu usia
19-25 tahun.
2.5 Data Kompetitor
Brand Kota Surabaya yaitu Sparkling Surabaya.
Surabaya
Berdasarkan interview dengan berbagai sumber dari Dinas Pariwisata maupun
pemerintah kota Semarang, Surabaya dianggap merupakan kompetitor terdekat
Semarang dikarenakan karakternya yang hampir sama dengan kota Semarang.
Kota ini merupakan kota multi etnis ( Cina, Arab, India, Eropa ) dengan jaringan
perdagangan kosmopolitan yang lebih luas dari pada kota Semarang.
Visi Kota Surabaya tahun 2006-2010 adalah menjadi Surabaya Cerdas, dan Peduli.
Basis kota Surabaya hampir sama dengan kota Semarang yaitu berbasis
perdagangan
dan Jasa diarahkan untuk cerdas melihat peluang dan kepedulian yang tinggi dalam
mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan yang demokratis.
Peringatan ulang tahun Surabaya pada bulan Mei lebih ditekankan pada aktivitas
bermasyarakat dalam kota.
39
Kegiatannya antara lain:
- Upacara, Ziarah, Keamanan dan Kesehatan
- Tasyakuran
- Hiasan Kota
- Penghargaan
- Bakti Sosial
Ketentuan Umum:
- Pelayanan Masyarakat
- Peresmian Proyek
- Festifal, Big Sale & Hiburan
- Olahraga dan Lomba
- Publikasi
2.6 Target Komunikasi
Profil Target Primer : Wisatawan Nusantara
Geografi : domisili Semarang dan kota-kota lainnya
Demografi : Keluarga usia 9-45 tahun
Masyarakat golongan ekonomi sosial menengah (B+,B)
Psikografi : Aktif, penuh keingintahuan, senang mencari alternatif
hiburan selain mall, mempunyai kepedulian terhadap
budaya dan pendidikan budaya.
40
Profil Target Sekunder : Wisatawan Asing
Geografi : domisili 18 negara undangan
Demografi : Keluarga usia 9-45 tahun
Masyarakat golongan ekonomi sosial menengah (B+,B)
Psikografi : Aktif, penuh keingintahuan, senang mencari hal baru,
mempunyai kepedulian terhadap budaya dan pendidikan
budaya.
2.7 Analisa SWOT
Strength
1. Keberhasilan festival ini mampu menaikkan pamor kota Semarang sebagai salah
kota tujuan wisata budaya.
2. Masyarakat kota Semarang jenuh dengan budaya mall dan kekurangan ruang
publik.
3. Keterlibatan masyarakat dalam Festival ini mampu meningkatkan perekonomian
daerah.
4. Keragaman budaya Semarang akan perlahan membantu pembentukan identitas
kota Semarang.
Weakness
1. Apresiasi masyarakat Semarang terhadap budaya kota Semarang masih kurang.
2. Persepsi budaya metropolis yang berakibat mengesampingkan budaya etnik.
3. Membutuhkan biaya promosi yang cukup besar.
41
Opportunity
1. Kecenderungan meningkatnya apresiasi masyarakat secara keseluruhan terhadap
budaya lokal.
2. Dukungan pemerintah pusat terhadap kemajuan pariwisata daerah dengan adanya
program untuk wisatawan domestik.
Treat
1. Kompetisi yang tajam antar daerah dengan maraknya branding daerah akibat
otonomi daerah.