bab 2 kajian teorieprints.undip.ac.id/59780/3/bab_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat...

49
18 BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Arsitektur Arsitektur dari Bahasa Yunani, yaitu arche yang artinya asli, awal, utama, otentik serta tektoon yang artinya berdiri stabil, kokoh, stabil statis. Jadi arsitektur merupakan sesuatu yang mengutamakan kekokohan. Arsitektur adalah proses estetika total, yaitu dampak dari pengalaman budaya total terhadap kehidupan organis, psikologi dan sosial dan merupakan sarana serta cara berekspresi yang fungsi utamanya adalah intervensi untuk kepentingan manusia, tanpa menghilangkan identitasnya (Budihardjo, 1983). Arsitektur adalah pembangunan utama, dalam arti terbatas dalam arti total norma. Tata bangunan, tata ruang, tata seluruh pengejawantahan yang selalu datang dari dalam, dari inti, galih, jati diri, pandangan semesta, sikap didup serta kebudayaan bangsa ; dari galaksi keyakinan dasar suatu komunitas, konkrit, histories, tidak abstrak, tidak seragam untuk segala bangsa maupun kurun jaman (Mangunwijaya, 1983). Karya arsitektur merupakan salah satu refleksi dan perwujudan kebudayaan dasar masyarakat serta memuat sejumlah makna yang dapat dikomunikasikan (Rapoport,1969). Karya arsitektur sebagai salah satu wujud paling konkret dari kebudayaan, sebagai bagian dari kebudayaan fisik yang sifatnya nyata (Koentjaraningrat,1974). Arsitektur dilihat berdasarkan dari unsur bentuk dan ruang secara menyeluruh akan menentukan bagaimana arsitektur dapat meninggalkan

Upload: hoangnguyet

Post on 09-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

18

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Arsitektur

Arsitektur dari Bahasa Yunani, yaitu arche yang artinya asli, awal,

utama, otentik serta tektoon yang artinya berdiri stabil, kokoh, stabil statis.

Jadi arsitektur merupakan sesuatu yang mengutamakan kekokohan.

Arsitektur adalah proses estetika total, yaitu dampak dari pengalaman

budaya total terhadap kehidupan organis, psikologi dan sosial dan

merupakan sarana serta cara berekspresi yang fungsi utamanya adalah

intervensi untuk kepentingan manusia, tanpa menghilangkan identitasnya

(Budihardjo, 1983).

Arsitektur adalah pembangunan utama, dalam arti terbatas dalam

arti total norma. Tata bangunan, tata ruang, tata seluruh pengejawantahan

yang selalu datang dari dalam, dari inti, galih, jati diri, pandangan

semesta, sikap didup serta kebudayaan bangsa ; dari galaksi keyakinan

dasar suatu komunitas, konkrit, histories, tidak abstrak, tidak seragam

untuk segala bangsa maupun kurun jaman (Mangunwijaya, 1983).

Karya arsitektur merupakan salah satu refleksi dan perwujudan

kebudayaan dasar masyarakat serta memuat sejumlah makna yang dapat

dikomunikasikan (Rapoport,1969). Karya arsitektur sebagai salah satu

wujud paling konkret dari kebudayaan, sebagai bagian dari kebudayaan

fisik yang sifatnya nyata (Koentjaraningrat,1974).

Arsitektur dilihat berdasarkan dari unsur bentuk dan ruang secara

menyeluruh akan menentukan bagaimana arsitektur dapat meninggalkan

Page 2: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

19

suatu karya memperoleh tangapan dan mengungkapakan suatu makna.

Oleh karena itu penyajian unsur-unsur bentuk dan ruang adalah sebagai

sarana untuk memecahkan suatu masalah sebagai tanggapan atas

kondisi-kondisi dari fungsi, tujuan, dan ruang lingkungan, yakni secara

arsitektural (Ching ,1996). Sistem bentuk dan ruang terbagi menjadi

empat (Ching, 1996), yaitu :

1. Sistem ruang: sistem ruang meliputi organasasi ruang, bentuk ruang

dan hubungan-hubungan ruang.Organisasi ruang merupakan kumpulan

ruang-ruang yang terhubung menjadi sebuah kesatuan bangunan yang

bentuk dan ukurannya dipengaruhi oleh fungsi.

2. Sistem struktur: sistem struktur meliputi konstruksi bangunan dan

material bangunan.

3. Sistem enclosure (sifat ketertutupan): berupa wujud, permukaan, sisi-

sisi (edges), dimensi, konfigurasi, dan bukaan.

4. Sistem sirkulasi: sistem pencapaian ke bangunan, pintu masuk gedung,

konfigurasi lorong, hubungan jalan dengan ruang, bentuk ruang

sirkulasi.

Menurut Ching (1996), beberapa ciri-ciri visual dari bentuk adalah

wujud, dimensi, warna, tekstur, posisi, dan oreintasi, yaitu :

1. Wujud adalah sisi luar karakteristik atau konfigurasi permukaan suatu

bentuk tertentu. Wujud juga merupakan aspek utama di mana bentuk -

bentuk dapat diidentifikasi dan dikategorikan.

2. Dimensi adalah dimensi fisik suatu bentuk berupa panjang, lebar dan

tebal. Dimensi-dimensi ini menentukan proporsi dari bentuk.

Page 3: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

20

3. Warna adalah Warna adalah atribut yang paling menyolok

membedakan suatu bentuk dari lingkungannya. Warna juga

mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.

4. Tekstur adalah kualitas yang dapat diraba dan dapat dilihat yang

diberikan ke permukaan oleh ukuran, bentuk, pengaturan dan proporsi

bagian benda.

5. Posisi adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau

medan visual

6. Orientasi adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah

mata angin, atau terhadap pandangn seseorang yang melihatnya.

Pemaknaan arsitektur secara keseluruhan adalah seni dalam

mendirikan suatu bangunan yang meliputi perencanaan bangunan, proses

pekerjaan membangun, penyelesaian dekorasinya (interior) dan hasil

karya arsitektur merupakan wujud dari kondisi sosial budaya masyarakat

yang berkembang pada saat itu. Jadi arsitektur yang dimaksud pada

penelitian ini merupakan suatu objek bagian dari hasil kebudayaan yang

berkembang dalam masyarakat pada waktu itu yang berwujud bangunan

Masjid dengan bentuk yang unik. Dari beberapa teori arsitektur dan

bentuk di atas dapat digunakan sebagai acuan menganalisa objek

arsitektur untuk mengklasifikasikan bentuk-bentuk elemen arsitektur

dalam bangunan berdasarkan wujud, dimensi dan orientasinya.

2.2. Pengertian Masjid

Masjid berasal dari kata pokok/dasar sujud (bahasa Arab) yang

berubah bentuk menjadi Masjid. Pengertian sujud di dalam Islam adalah

Page 4: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

21

kepatuhan ketundukan yang dilakukan dengan penuh kekhimatan sebagai

pengakuan muslim sebagai insan hamba Tuhan, kepada Tuhan Yang

Maha Esa sebagai Khaliknya, dan tidak kepada yang lain-lain di alam

semesta ini. Jadi sesungguhnya tempat di muka bumi ini adalah tempat

sujud atau masjid (Wiryoprawiryo, 1986).

Masjid berdasar akar katanya mengandung arti tunduk dan patuh,

maka masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas berkaitan dengan

kepatuhan kepada Allah semata. Masjid dibangun untuk memenuhi

keperluan ibadah Islam, fungsi dan perannya ditentukan oleh lingkungan,

tempat dan jaman dimana masjid tersebut didirikan. Secara prinsip adalah

tempat untuk membina umat, untuk itu dilengkapi dengan fasilitas sesuai

dengan keperluan pada jaman, siap yang mendirikan, dan lingkungan

tempat masjid dibangun. Dalam pustaka ini juga diberikan beberapa

contoh tentang bentuk arsitektur masjid di dunia, tetapi lebih bersifat pada

pengungkapan fakta berdasarkan sejarah (sumalyo,2000).

Menurut Shihab ( dalam Sumalyo, 2000), kata masjid berasal dari

kata sajada – sujud yang berarti patuh, taat serta tunduk, penuh hormat

dan takdzim. Sujud dalam syariat yaitu berlutut, meletakkan dahi,

kedua tangan ke tanah adalah bentuk nyata dari kata tersebut di

atas. Berdasarkan akar katanya yang mengandung arti tunduk dan patuh

, maka hakekat dari masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas

berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah semata.

Berdasarkan dari pengertian masjid di atas dapat disimpulkan

masjid merupakan perpaduan dari fungsi bangunan sebagai unsur

Page 5: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

22

arsitektur Islam yang berpedoman pada ketentuan Allah SWT sebagai

tempat beribadah.

2.2.1. Arsitektur Masjid Dalam Islam

Arsitektur Islam pada dasarnya identik dengan bangunan masjid.

Masjid sebagai tempat ibadah, sebagai rumah bahkan dapat digunakan

untuk kegiatan sosial. Masjid sebagai Islamic Centre sebagai perwujudan

yang seharusnya dapat diterapkan di masyarakat. Pada perkembangan

masjid sering didefinisikan dan diidentikan bahwa masjid itu berkubah.

Atap kubah sering berbentuk persegi delapan (octagonal). Integrasi yang

bentuk antara dome, lingkaran, kotak dan octagonal memberi tampilan

Islam yang sacral. Akan tetapi pada penerapannya arsitektur Islam yang

ada di Indonesia merupakan dasar untuk arsitektur bangunan masjid yang

dihubungkan bentuk dengan arsitektur setempat dan lebih menonjolkan

fungsi ruang yang ada. Bentuk arsitekturnya merupakan variasi bentuk

tradisi setempat termasuk bahan bangunannya (Sayed, 1983).

Bentuk-bentuk yang melambangkan Arsitektur Islam lebih

merupakan pembentuk image dan simbol-simbol yang membawa misi

tersendiri. Hal yang salah bila mendefinisikan arsitektur Islam yang

melihat produk dari masyarakat ketika itu tanpa melihat hakikat dasar

dari ajaran islam itu sendiri Itulah sebabnya mereka melihat zaman

ketika Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin sebagai suatu jaman buta

arsitektur karena sederhananya bangunan ketika itu. Padahal hakikat

dasar dari arsitektur adalah produk dari kondisi dan situasi, apapun

Page 6: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

23

bentuk arsitektur dari suatu masa dan tempat mencerminkan tatanan

nilai pada masyarakat saat itu (Utaberta, 2004).

2.2.2. Fungsi Bangunan Masjid

Fungsi masjid pada zaman Nabi Muhammad ditunjukan melalui

pencerminan konsep masjid yaitu sebagai suatu pusat pengembangan

total masyarakat muslim dalam semua aspek kehidupan, tidak hanya

merupakan bangunan untuk pelaksanaan ibadah keagamaan (Tajuddin,

1995).

Fungsi utama masjid adalah sebagai tempat ibadah sholat,

terutama shalat wajib lima waktu. Seiring dengan berkembangnya Islam di

Indonesia khususnya di pulau Jawa, masjid dalam perkembangannya

tidak saja digunakan sebagai tempat ibadah dalam arti sujud, namun juga

sebagai tempat pembinaan, pengajaran, praktek sosial,pengamanan dan

benteng pertahanan umat Islam. Karena itu fungsi masjid mencakup

pengertian sosial, budaya dan politik (Humairah.S & Mastutie.F, 2013).

2.2.3. Bagian-bagian Pada Bangunan Masjid

Elemen-elemen utama dari masjid adalah tempat sholat, mighrab,

mimbar dan tempat wudhu. Minaret dan dikka adalah elemene pelengkap

yang tidak selalu ada pada bangunan masjid (Sumalyo, 2000).

Susanta, Amin, & Kautsar (2007), menyebutkan bahwa dalam

masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada

sebuah masjid, yaitu ruang sholat, ruang untuk bersuci dan beranda.

Terlepas dari kategori masjid yang bersangkutan, sebab masjid

diharuskan memiliki ruang-ruang inti tersebut. Ruang sholat merupakan

Page 7: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

24

ruang utama pada masjid yang terdiri dari mihrab dan ruang jemaah.

Ruang bersuci (wudhu) merupakan tempat yang tidak terpisahkan dari

keberadaan suatu masjid. Teras atau beranda berfungsi untuk menjaga

kebersihan dan kesucian ruang sholat.

Menurut Frisman (1977), menjelaskan bagian-bagian bangunan

masjid terdiri :

1. Kubah

Kubah banyak dipakai oleh rumah ibadah dari berbagai agama. Akan

tetapi penggunaan kubah lebih dominan digunakan pada masjid dan

gereja. Ada dua pengertian dasar dari Kubah. Pertama, kubah

sebagai lengkung atap yang melengkung merupakan setengah

bulatan. Kedua, kubah sebagai konstruksi langit- langit melengkung

yang digunakan sebagai media atap.

2. Menara

Menara diartikan sebagai struktur arsitektur yang ketinggiannya jauh

lebih besar jika dibanding dengan ketebalannya. Dapat berdiri sendiri

atau menempel pada bangunan lain. Menara pertama kali didirikan

untuk kepentingan militer atau agama.

Menara biasanya lebih tinggi dari bangunan sekitarnya. Ia dapat

berdiri sendiri atau menempel pada bangunan lain. Menara Masjid

tempat penyeru adzan tanda pemanggil umat muslim untuk beribadah

pada masjid. Sebuah masjid memiliki menara yang biasa digunakan

oleh seorang muadzim untuk mengumandangkan adzan tanda waktu

shalat.

Page 8: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

25

3. Aula Utama Tempat Shalat

Ruang utama pada bangunan masjid yang berupa ruangan yang luas

digunakan untuk shalat dan melakukan aktifitas keagamaan lainnya

seperti pengajian atau penyampaian dakwah Islam dalam majelis.

Sebagai ruang shalat berjamaah, biasanya ruangan dibagi menjadi

dua bagian baik dengn pembatas berupa tabir maupun hanya berupa

batas-batas semu, dengan pembagian daerah untuk pria dan wanita.

4. Mihrab

Merupakan tempat berdirinya imam saat melaksanakan shalat, yaitu

sebuah bidang dinding yang mencekung kedalam sehingga seperti

membentuk ruangan tanpa pintu. Dinding ini berada pada arah kiblat

yang merupakan arah orientasi saat shalat.

5. Kiblat

Arah kiblat dianggap sebagai arah orientasi surgawi (Hablumminallah)

yang didasarkan pada arah Ka’bah di Masjidil Haram, dimana umat

Islam di seluruh penjuru dunia menghadap kea rah tersebut dapat

melaksanakan salat.

6. Mimbar

Mimbar merupakan podium atau tempat duduk bagi khotib

(penyampai khutbah). Pada umumnya berada di sisi kanan mihrab.

Kedudukannya lebih tinggi dari seluruh ruangan dengan tujuan agar

khotib yang menyampaikan khutbah dapat dilihat oleh seluruh jamaah.

Arah hadap mimbar bertentangan dengan arah kiblat, karena khotib

saat menyampaikan khutbah harus menghadap kearah jama’ah.

Page 9: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

26

2.3. Tipologi dan Morfologi

Menurut Faqih (1992), tipologi adalah klasifikasi dari objek-objek.

Tipe adalah suatu objek abstrak yang dibuat seseorang yang melakukan

klasifikasi tersebut. Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah objek dengan

sifat permanen dan sama tergantung alat ukurnya. Tipe diartikan sebagai

gaya arsitektur pada masa tertentu dan yang terdapat dalam kelompok

masyarakat tertentu, tipe sebagai konfigurasi formal atau bentuk geometri,

tipe dianggap suatu fungsi atau karakteristik institusional yang dimiliki oleh

suatu objek.

Tipologi adalah kajian tentang tipe. Tipe berasal dari kata

Typos (bahasa Yunani), yang bermakna impresi, gambaran (imej), atau

figur dari sesuatu. Secara umum, tipe sering digunakan untuk

menjelaskan bentuk keseluruhan, struktur, atau karakter dari suatu

bentuk atau objek tertentu. Bila ditinjau dari objek bangunan, tipologi

terbagi atas tiga hal pokok, yaitu site (tapak) bangunan, form (bentuk)

bangunan, dan organisasi bagian-bagian bangunan tersebut

(Johnson,1994).

Secara etimologis tipologi berasal dari kata typos yang berarti akar

dari (the root of) dan logos yang berarti pengetahuan atau ilmu.

Sehingga tipologi berarti suatu cabang ilmu atau pengetahuan tentang

asal usul atau karakteristik dasar dari suatu objek (Budihardjo, 1997).

Pengertian tipologi dikaitkan langsung dengan objek arsitektural,

karena pada dasarnya arsitektur adalah aktifitas yang menghasilkan objek

tertentu, Budihardjo (1997), tipologi adalah kajian yang berusaha

Page 10: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

27

menelusuri asal-usul atau awal mula terbentuknya objek-objek

arsitektural. Ada beberapa tahap yang harus ditempuh, yaitu menentukan

bentuk-bentuk dasar (formal structure) yang ada dalam tiap objek

arsitektural, menentukan sifat-sifat dasar (properties) yang dimiliki oleh

setiap objek berdasarkan bentuk dasar yang ada,mempelajari proses

perkembangan bentuk dasar tersebut sampai pada perwujudannya saat

ini.

Menurut Faqih (1992), pengenalan tipologi akan mengarah pada

upaya untuk mengkelaskan, mengelompokan atau mengklasifikasikan

berdasarkan aspek atau kaidah tertentu. Aspek tersebut antara lain:

Fungsi (meliputi penggunaan ruang, struktural, simbolis)

Geometrik (meliputi bentuk, prinsip, tatanan)

Langgam (meliputi periode, lokasi atau geografi, politik, kekuasaan,

etnik dan budaya)

Berdasarkan beberapa pengertian tipologi yang diungkapkan di

atas maka dapat disimpulkan secara arsitektural, tipologi adalah suatu

kegiatan untuk mempelajari tipe dari objek-objek arsitektural, dan

mengelompokannya dalam suatu klasifikasi tipe berdasarkan

kesamaan/keserupaan dalam hal-hal tertentu yang dimiliki objek

arsitektural tersebut. Penggunaan teori tipologi dalam penelitian ini

digunakan sebagai alat analisis objek. Dengan tipologi, suatu objek

arsitektur dianalisa asal usul /perkembangan objek, penggunaan fungsi

ruang dan bentuk bangunan yang bertujuan untuk mengklasifikasikan

bentuk dalam elemen-elemen arsitektural bangunan masjid.

Page 11: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

28

Morfologi berasal dari kata morphology yang berarti ilmu bentuk.

Menurut Schulz (1979), morfologi menyangkut kualitas spasial figural dan

konteks wujud pembentuk ruang yang dapat terbagi melalui pola, hirarki

dan hubungan ruang satu dengan lainnya. Morfologi lebih menekankan

pada pembahasan bentuk geometris sehingga untuk memberikan makna

pada ungkapan ruangnya harus dikaitkan dengan nilai ruang dimana nilai

ruang sangat berkaitan dengan bentuk, hubungan dan organisasi ruang

yang ada. Morfologi juga memperhatikan artikulasi dan batas-batas yang

memberikan perbedaan karakter lingkungan.

Morfologi lebih menekankan pada pembahasan bentuk geometrik,

sehingga untuk memberi makna pada ungkapan ruangnya harus dikaitkan

dengan nilai ruang tertentu. Dengan melihat kaitan ini akan bisa dirasakan

adanya kaitan yang erat antara organisasi ruang, hubungan ruang, bentuk

ruang dan nilai ruang. Menyangkut kualitas figural dalam konteks wujud

pembentuk ruang yang dapat dibaca melalui pola, hirarkhi dan hubungan-

hubungan satu dengan lainnya. Hal ini menunjukkan pada cara

mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang diwujudkan melalui bentuk

bangunan (Agus,1999).

Menurut Schulz (1979), terdapat perbedaan antara tipologi dengan

morfologi.Jika tipologi merupakan suatu klasifikasi untuk pengelompokkan

bangunan (berarti lebih dari satu bangunan) berdasarkan tipe-tipe

tertentu, sedangkan morfologi menyangkut perubahan bentuk pada satu

bangunan. Perubahan bentuk ini, menurut Schulz, menyangkut kualitas

figurasi dalam konteks bentuk dari pembatas ruang. Sistem figurasi ruang

Page 12: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

29

dihubungkan melalui pola hirarki ruang maupun hubungan ruang. Oleh

sebab itu, kedua terminologi itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain,

baik secara metode maupun substansinya, sehingga sering disebut dalam

satu rangkaian tipomorfologi. Moudon (1994), tipologi adalah gabungan

antara studi tipologi dan morfologi, yaitu suatu pendekatan untuk

mengungkapkan struktur fisik dan keruangan. Secara metodologi, untuk

bisa merumuskan suatu tipologi arsitektur dalam arti klasifikasi dan

pengelompokkan bangunan berdasarkan tipe-tipe tertentu, maka harus

dilakukan terlebih dulu kajian morfologis pada satuan bangunan. Untuk

kedua hal itu biasanya dipakai metode yang biasa dilakukan dalam

sejarah, yang secara substansi mengikutsertakan aspek-aspek

kebudayaan manusia.

2.3.1. Tipologi Dasar Masjid di Dunia

Menurut Frishman dalam Fanani (2009), ditemukan terdapat tujuh

tipologi dasar masjid di dunia sebagai pencerminan dasar berfikir Islam

dan pembauran dengan budaya dan alam dimana Masjid tersebut berada.

Tujuh tipologi dasar masjid di dunia tersebut meliputi, Semenanjung Arab,

Spanyol dan Afrika Utara dengan hypostyle hall dan ruang terbuka

didalam masjid. Kedua Sub-Saharan Afrika Barat berkarakter hypostyle

hall dengan menggunakaghn batu-bata dari lumpur. Ketiga Iran dan Asia

Tengah dengan penggunaan gerbang besar dan ruang terbuka ditengah

dikelilingi massa bangunan. Keempat Indian Subcontinent dengan

karakter tiga kubah yang berdekatan dengan halaman terbuka yang luas.

Tipologi yang kelima adalah bergaya Turki dengan sentral dome yang

Page 13: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

30

masif dengan beberapa menara yang menjulang yang dipengaruhi

Arsitektur Byzantium. Ke enam adalah Bergaya Cina dimana terdapat

ruang terbuka didalam pekarangan yang berisikan tamantaman dan

beberapa massa bangunan. Bentuk yang terakhir adalah tipologi Masjid di

Asia Tenggara dengan atap yang berbentuk piramid memusat bertingkat

dua, tiga atau lebih yang menyerupai wantilan.

Tipologi dasar masjid tersebut terdapat ciri khas yang

mencerminkan karakter arsitektur islam, hal ini disebabkan ada simbol-

simbol islam tertentu yang terlihat dan menjadi elemen-elemen penting

didalam masjid seperti lambang bulan sabit dan bintang, bentuk atap

kubah, menara dan sebagainya. Elemen masjid tersebut berasal dan

berkembang di timur tengah yang menyebar sejalan dengan perluasan

wilayah pengaruh islam.

2.3.2. Tipologi dan Morfologi Masjid di Indonesia

Menurut Frisman (1977), masjid di Indonesia tergolong dalam

tipologi masjid di Asia Tenggara dimana memiliki ciri bentuk atap yang

Gambar 2.1 Tipologi Bentuk Masjid di Dunia

(dari kiri ke kanan),Tipologi masjid tanah Arab, masjid Afrika, masjid Turki

masjid Iran, masjid India, masjid Cina dan masjid di Asia Tenggara

Sumber: Fanani (2009)

Page 14: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

31

bertumpang. Perkembangan arsitektur masjid di Indonesia awalnya

dipengaruhi arsitektur tradisional akan tetapi seiring perkembanganya

secara umum mulai dipengaruhi arsitektur masjid timur tengah dan

Arsitektur Modern. Menurut Setiabudi (2006), bahwa tipologi masjid atap

tumpang dengan soko guru ditengahnya mencerminkan simbol masjid di

Indonesia dan Asia Tenggara.

Menurut Pijper (1992), tipe bentuk masjid di Indonesia berasal dari

masjid Jawa bukan dari pengaruh luar. Menurutnya ada 12 enam karakter

umum tipe masjid Jawa yaitu;

1. Dasar lantai bangunan berbentuk persegi empat dan pejal yang agak

tinggi dari permukaan tanah

2. Masjid tidak berdiri di atas tiang, seperti sebagian besar rumah

warisan Indonesia

3. Masjid umumnya memiliki bumbungan yang meruncing ke atas, terdiri

dari dua atau lima tingkat yang semakin ke atas semakin kecil

4. Masjid memiliki ruang tambahan di sebelah barat atau barat laut

(mihrab)

5. Masjid umumnya memiliki serambi di depan dan di kedua sisinya

6. Halaman di sekeliling masjid dibatasi oleh tembok atau pagar batu

bata dengan satu pintu masuk di hadapan yang disebut gapura

7. berdenah bujur sangkar

8. Dibangun di sebelah barat laut

9. Arah mihrab tidak tepat ke kiblat

10. Dibangun dari bahan yang mudah rusak

Page 15: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

32

11. Terdapat parit di sekelilingnya atau di depan masjid

12. Bangunan awalnya dibangun tanpa serambi, namun hanya ruang

sembahyang utama saja

Menurut Tjandrasasmita (2009), masjid-masjid kuno yang ada di

Indonesia mempunyai corak atau bentuk yang berbeda dengan masjid

yang ada di negeri lain. Kekhasan masjid-masjid kuno tersebut antara lain:

1. denahnya persegi empat atau bujur sangkar

2. atapnya bertumpang atau bertingkat terdiri dari dua atau lebih

3. mempunyai serambi di depan atau disamping ruangan utama masjid

4. di bagian depan atau samping masjid biasanya terdapat kolam

5. disekitar masjid diberi pagar tembok dengan satu, dua, atau tiga

gerbang.

Menurut Setiabudi (2006), memperkuat penelitian sebelumnya

bahwa masjid di Indonesia tidak terpengaruh oleh arsitektur dari luar.

Sejarah perkembangan morfologi masjid dijawa diawali dengan masa

awal berdirinya masjid meniru bentuk bangunan lokal yang tergambar di

dinding candi menyerupai bentuk meru dan pendopo atau wantilan di Bali.

dimana terus berkembang dengan memiliki karakter empat pilar ditengah

ruang shalat yang dikenal dengan soko guru dimana atribut tambahan

seperti minaret sebenarnya tidak terdapat pada masjid di Jawa. Dengan

menelaah tipologi bentuk dasar dan sifat dasar tersebut, maka dapat

disimpulkan pula bahwa tradisionalitas langgam arsitektur masjid banyak

ditampilkan oleh sinkretisme, eklektisisme, dan simbolisme bentuk. Ini

melahirkan masjid-masjid tipikal tradisional di Jawa yang memiliki ciri

Page 16: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

33

umum sebagai berikut: memakai material kayu, beratap tumpang, terdapat

memolo (hiasan dari puncak atap yang diadaptasikan dari tradisi Hindu),

memiliki tempat wudlu berupa kolam atau gentong, beduk atau kentongan,

serambi atau pendopo, pawestren (ruang shalat wanita), pagar dan

gerbang, makam, dan sebagian memiliki istiwa (jam matahari), dan tidak

bermenara (kecuali pada perkembangan kemudian).

Utaberta dkk (2009), ciri khas yang dapat dilihat pada kebanyakan

masjid di Indonesia adalah bentuk asas rata atas tanah yang digunakan.

Asas rata yang biasa digunakan berbentuk segi empat sama dan biasa

digunakan pada berbagai jenis candi di Pulau Jawa. Pada beberapa

masjid yang masih terdapat di Pulau Jawa, pengaruh asas rata candi

masih boleh dilihat sehingga kini. Pada bangunan-bangunan yang juga

memiliki fungsi seperti masjid seperti langgar, tajug dan bale, biasanya

dibangun di atas tiang sebagaimana bentuk bangunan tradisional

Indonesia yang lain.

Selain dari asas rata, tembok atau pagar bangunan juga

merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi pembangunan

masjid tradisional Indonesia. Hanya di kota-kota atau dalam bandar yang

tidak mempunyai halaman yang luas saja dasar pembinaan tembok

tersebut tidak dilakukan. Tetapi pada masjid bentuk Jawa yang asli,

tembok adalah suatu yang penting bagi memisahkan antara „kawasan

suci‟ dan „kawasan kotor‟. Pada bagian hadapan dari tembok biasanya

dibangunkan gerbang yang mempunyai bermacam-macam bentuk dan

gaya. Gerbang yang tidak berbumbung biasanya disebut Gerbang Bentar

Page 17: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

34

sedangkan gerbang yang berbumbung biasanya disebut Gapura (Bahasa

Jawa) atau dalam Bahasa Sanskrit disebut Gopura. Tembok yang

mengelilingi sebuah masjid ini sebenarnya bukanlah ciri khas seni bina

Muslim, tetapi merupakan salah satu bentuk seni bina peninggalan

bangunan Candi desa yang disebut Pura Desa dan masih banyak

dijumpai di Bali. Biasanya Pura Desa di Bali terdiri dari tiga halaman yang

bertingkat-tingkat kesuciannya dan tiap halamannya dikelilingi oleh

tembok. Pembahagian kawasan suci ini boleh dilihat pada bangunan-

bangunan permakaman yang dibuat berdekatan dengan bangunan masjid

seperti makam suci Sunan Ampel (Ampel Rahmat) di Surabaya, makam

Sunan Giri di Gresik, makam suci Tembayat atau Bayat di Klaten atau

makam suci keluarga Raja Demak yang terdapat di persekitaran Masjid

Demak.

Morfologi bentuk masjid Jawa kuno dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu pengaruh transformasi budaya, pengaruh bentuk candi,

pengaruh bentuk pendapa dan pengaruh bentuk masjid di Cina Selatan.

a. Pengaruh Transformasi Budaya

Keberadaan masjid gaya lama dari Indonesia didukung oleh

keadaan alam Indonesia dan hasil transformasi budaya. Ciri-ciri

seperti bangunan konstruksi kayu dengan atap tumpang berbentuk

limas, keberadaan tembok keliling halaman masjid dengan struktur

gerbang seperti candi Majapahit, citra masjid lama ini adalah contoh

dari interaksi ilham agama dengan tradisi arsitektur pra-islam di

Indonesia. Masjid semacam ini adalah masjid kerajaan (Masjid

Page 18: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

35

Agung), seperti yang terdapat di Demak, Kudus, Cirebon, Banten,

sebagai cikal bakal masjid di Jawa (Yudoseputro, 1993).

Dapat disimpulkan bahwa bentuk dan tata ruang Masjid jawa

kuno memiliki karakteristik dari bentuk atap tumpang (tajug) dengan

tembok yang mengelilinginya dan terdapat gerbang yang bercorak

bangunan arsitektur hindu (candi). Hal ini didapati pada Masjid-Masjid

awal di Jawa dikarenakan dibangun pada masa peralihan kebudayaan

Hindu Budha menuju masa masuknya agama Islam di Jawa. Jadi

bentuk arsitektur Masjid yang berkembang pada saat itu tetap

mengapdosi bentuk dari budaya yang berkembang pada masyarakat

pada waktu itu sebagai media syiar agama Islam.

b. Pengaruh Bentuk Candi

Masjid-masjid kuno di Indonesia tidak menunujukan bentuk

asing yang dibawa oleh misi-misi Islam dari luar negeri tetapi

merupakan tradisi asli yang diterima untuk keperluan-keperluan

tempat peribadatan muslim. Corak denahnya persegi serta pejal

menunjukan bentuk denah candi. Atapnya yang bertingkat-tingkat

berhubngan dengan tradisi meru (Tjandrasasmita, 2000).

Jadi arsitektur Masjid kuno di Indonesia sangatlah dipengaruhi

oleh arsitektur Hindu yang telah berkembang sebelumnya di

Indonesia. Awalnya berkembangnya budaya Hindu di Indonesia

adalah dengan masyarakat mulai membangun tempat-tempat ibadah

dengan karakteristik arsitektur hindu yang telah berkembang

sebelumnya. Dengan seiringnnya waktu bentuk-bentuk candi inipun

Page 19: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

36

diadopsi oleh masyarakat dalam pembangunan Masjid, hal ini terjadi

karena proses peralihan pra-Islam dengan kondisi masyarakatnya

yang tetap mempertahankan budaya atau tradisi-tradisi sebelumnya.

c. Pengaruh Bentuk Pendapa

model masjid tradisional di Indonesia berasal dari bangunan

tradisional Jawa yang dipanggil Pendopo (pendapa). Istilah pendopo

berasal dari kata mendapa di mana dalam Bahasa Sanskrit merujuk

pada suatu bahagian dari kuil Hindu di India yang berbentuk persegi

dan dibangun secara terus di atas tanah. Pada bangunan tradisional

Jawa, seni bina mendapa ini kemudian diubah suai menjadi sebuah

ruang terbuka dan besar yang sering digunakan untuk menerima tamu

yang kemudian dinamakan pendopo. Pelan pendopo yang berbentuk

bujur sangkar inilah yang menurut Wirjosuparto (1962) telah menjadi

model kepada masjid-masjid tua di Indonesia.

Masjid-masjid kuno di Indonesia mungkin asalnya berdasarkan

bentuk pendapa atau mandapa. Mandapa mempunyai denah yang

kurang lebih berbentuk persegi dan di bangun di atas tanah.

Bangunan mendapa yang asalnya dari kebudyaan India telah

dilupakan asal-usulnya karena pada waktu agama Islam mulai

berkembang di Indonesia, memerlukan bangunan yang praktis untuk

dijadikan masjid dan bentuk inilah yang memenuhi kebutuhan

(Tjandrasasmita, 2000).

Jadi seperti pembahasan-pembahasan sebelumnya mengenai

beberapa pengaruh dalam pembentukan bentuk dan tata ruang masjid

Page 20: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

37

awal di Jawa intinya tidak akan pernah terlepas dari beberapa

pengaruh dari arsitektur Hindu yang telah berkembang di masyarakat

pada era sebelumnya. Bangunan-banguan Masjid jawa kuno masih

sangat kental akan unsur tradisi Hindunya, walaupun tidak

sepenuhnya seperti bangunan arsitektur Hindu (candi) tetapi ada

beberapa poin yang terlihat cukup jelas yaitu dari bentuk denahnya

dan gerbang yang memunculkan bentuk candi.

d. Pengaruh Bentuk Pertukangan Cina

Bangunan masjid lama atau yang disebut sebagai atap

tumpang merupakan pengaruh dari masjid-masjid di Cina Selatan

yang bersumber pada klenteng atau kuil budha (Mulyana, 1981).

Adanya pengaruh arsitektur Cina (atap pagoda) yang kuat pada

masjid-masjid kuno Jawa, mengingat pada abad ke 15 dan 16 adalah

zaman di mana para pedagang Cina Islam merupakan pedagang

yang dominan dan banyak yang menetap di pantai utara Jawa sambil

menyebarkan keagamaannya.

Menurut Qurtuby (2003), terdapat kesamaan bahan bangunan

yang digunakan pada klenteng Talang (1428) di Cirebon, dengan

bahan bangunan yang digunakan pada masjid Demak. Bahan-bahan

tersebut antara lain tegel bata kuno, batu bata merah kuno dn paku

kuno segi empat, selain itu juga cara penyelesaian hubungan antara

kolom-kolom struktur utama masjid dengan tanah dipakai batu alam

sebagai perantara. Batu tersebut dipakai sebagai umpak,

penyelesaian tersebut menurut Stutterheim (1948) mengingatkan batu

Page 21: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

38

umpak yang ada di klenteng-klenteng sepanjang pantai utara Jawa,

serta masjid-masjid Cina di Kanton tempat asal sebagian orang Cina

menetap di Jawa.

Minaret atau menara tidak dikenal dalam arsitektur masjid kuno

Jawa. Sebagai gantinya untuk memanggil jamaah untuk sholat

dipergunakan bedug. Jadi bedug merupakan ciri khas masjid Jawa

kuno. Menurut Budiman (1979), mengatakan asal usul dari bedug

yang diletakan di serambi-serambi masjid di Jawa, merupakan

pengaruh dari arsitektur Cina, di mana bedug diletakkan tergantung di

serambi kelenteng.

Morfologi masjid-masjid kuno di Indonesia berdasarkan beberapa

penelitian memiliki denah persegi empat atau bujur sangkar, atapnya

bertumpang atau bertingkat terdiri dari dua atau lebih dan semakin keatas

semakin runcing, mempunyai serambi di depan atau di samping ruangan

utama masjid, dibagian depan atau samping masjid biasanya terdapat

kolam yang digunakan untuk wudhu (menyucikan diri), disekitar masjid

diberi pagar tembok dengan satu, dua, atau tiga gerbang.

2.4 Arsitektur Islam

Arsitektur Islam adalah hasil perancangan ruang dan sistem binaan

yang berasaskan pada corak hidup umat islam yang berlandaskan pada

prinsip-prinsip dasar Islam. Salah satu masalah dalam arsitektur Islam

adalah terletak pada proses bagaimana kerangka intelektual dalam

memahami apa yang dipahami sebagai arsitektur Islam. Masalah yang

mendasar dari proses berfikir dan kerangka intelektual tadi terletak pada

Page 22: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

39

pendekatan yang dipakai. Pendekatan yang umumnya dilakukan oleh

banyak orang ketika berbicara tentang arsitektur islam adalah pendekatan

yang berorientasi kepada obyek atau pendekatan yang melihat produk

dari suatu peradaban atau masyarakat Islam sebagai suatu produk yang

Islami pendekatan yang berorientasi kepada obyek mengidentikkan

arsitektur Islam dengan bangunan dan elemen fisik dari masjid. Bentuk-

bentuk yang melambangkan arsitektur Islam tadi lebih merupakan

pembentuk image dan simbol-simbol yang membawa misi tersendiri. Hal

yang salah bila mendefinisikan arsitektur Islam yang melihat produk dari

masyarakat ketika itu tanpa melihat hakikat dasar dari ajaran islam itu

sendiri Itulah sebabnya mereka melihat zaman ketika Rasulullah dan

Khulafaur Rasyidin sebagai suatu jaman buta arsitektur karena

sederhananya bangunan ketika itu . Padahal hakikat dasar dari arsitektur

adalah produk dari kondisi dan situasi , apapun bentuk arsitektur dari

suatu masa dan tempat mencerminkan tatanan nilai pada masyarakat

saat itu (Utaberta,2004).

Haider (2002), mengemukakan bahwa arsitektur dapat dikatakan

islami jika melingkupi empat hal. Pertama, kosmologi arsitektur tersebut

mengandung nilai bahwa alam dan manusia mempunyai misi untuk

menyembah Allah SWT. Manusia dianggap sebagai makhluk yang berakal

dan berkemauan bebas namun bertanggung jawab kepada sesama

manusia dan alam dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Kedua,

Arsitektur yang merepresentasi nilai-nilai sejarah Islam yang terlihat dari

dinasti-dinasti Islam, politik dan kota-kota Islam. Ketiga, Arsitektur yang

Page 23: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

40

menghormati konsep halal-haram sebagaiman yang terdapat dalam

hukum islam. Keempat, arsitektur melambangkan spiritualitas Islam

seperti penggunaan hiasan kaligrafi dan arabesques.

Arsitektur Islam pada dasarnya identik dengan bangunan masjid.

Masjid dapat menjadi tempat ibadah, sebagai rumah bahkan digunakan

sebagai tempat melakukan kegiatan sosial. Pada perkembangan masjid

sering didefinisikan dan diidentikan bahwa masjid itu berkubah. Akan

tetapi pada penerapannya, arsitektur Islam yang ada di Indonesia

merupakan dasar untuk arsitektur bangunan masjid yang dihubungkan

bentuk dengan arsitektur setempat dan lebih menonjolkan fungsi ruang

yang ada. Dalam proses perancangan masjid ada tiga tahap yaitu asas

objek fisik, identitas dan estetika. Pada arsitektur masjid mempunyai

prinsip dalam mendesain yaitu berupa Shan (ruang sholat), mihrab

(orientasi Mekah), mimbar (tempat khotbah) dan menara. Bentuk

arsitekturalnya merupakan variasi bentuk tradisi setempat termasuk bahan

bangunannya (Sayed, 1983).

Maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur bangunan masjid sebagai

sebuah hasil budaya masyarakat muslim yang terkait dengan sistem ide,

sistem sosial yang berkembang dalam masyarakat tersebut terhadap

Islam.

2.5. Arsitektur Jawa

Dalam dunia arsitektur khususnya arsitektur tradisional Jawa tidak

lepas dari kebudayaan. Soegiyarto (1981), mengemukakan kebudayaan

dibagi menjadi 3 wujud :

Page 24: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

41

1. Wujud ideal dari kebudayaan yang sifatnya abstrak, disebut sistem

budaya atau Cultural System. Di dalamnya terkandung sistem

gagasan yang mendasari nilai-nilai budaya.

2. Tindakan yang berpola, berupa aktifitas-aktifitas manusia berintegrasi,

bergaul serta berhubungan satu dengan yang lain. Pola ini dilakukan

secra berturut-turut menurut pola tertentu berdasarkan adat kelakuan

manusia, oleh karena itu disebut Social System.

3. Kebudayaan fisik, yaitu berupa benda-benda kebudayaan sebagai

hasil budi daya manusia.

Dalam dunia arsitektur, kebudayaan fisik dapat diartikan dengan

bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa arsitektur tradisional Jawa

adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan

setiap potensi sumber daya setempat baik kultur budaya, social dan

bentuk fisik.

2.5.1. Bentuk-Bentuk Bangunan Tradisional Jawa

Prijotomo (1995), arsitektur tradisional Jawa dapat dikenali dari

bentuk tampaknya. Ada 5 macam bentuk dasar bangunan tradisional

Jawa.

1. Panggang-Pe

Merupakan bentuk dasar dari semua bangunan Jawa. Gaya ini

terdiri dari empat atau enam buah tiang dengan atapnya miring ke satu

arah. Tiang tersebut bertumpu pada batu landasan ( umpak ) atau

dijepitkan pada permukaan tanah ( ceblokan ).

Page 25: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

42

Panggang-Pe mempunyai varian bentuk antara lain Pokok,

Trajumas, Gedang Selirang, Empyak Setangkep, Kios, Kodhokan, Cere

Gancet, Gedang Setangkep dan Barengan.

2. Kampung

Merupakan penyempurnaan dari Panggang-Pe, dengan cirri-ciri

bertumpu pada umpak dengan tiang berjumlah 4, 6 atau 8. Atap

cenderung datar dan mirin g kedua arah.

Kampung dapat dibedakan menjadi antara lain Pokok, Pacul

Gowang, Srotongan, Dara Gepak, Klabang Nyander, Lambang Teplok,

Lambang Teplok Semar Tinandhu, Gajah Njerum, Cere Gancet, Semar

Pinondhong.

Gambar 2.2 Panggang-Pe

Sumber : Prijotomo, Petungan Sistem Ukuran Dalam Arsitektur Jawa

Gambar 2.3 Kampung

Sumber : Prijotomo, Petungan Sistem Ukuran Dalam Arsitektur

Jawa

Page 26: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

43

3. Limasan

Merupakan bentuk perkembangan dari kampung. Bangunan ini

bertumpu pada landasan umpak dan berdiri dengan tiang berjumlah

empat buah. Atapnya datar dan miring ke empat arah.

Limasan dapat dibedakan menjadi antara lain Lawakan, Gajah

Ngombe, Gajah Njerum, Apitan Klabang Nyander, Pacul Gowang,

Gajah Mungkur, Apitan Pengapit, Lambang Teplok, Semar Tinandhu,

Trajumas lambang gantung, Trajumas lawakan, Lambang Sari, Sinom

Lambang gantung Rangka Kutuk Ngambang.

4. Joglo

Dianggap merupakan bentuk yang paling sempurna dan

merupakan bangunan dengan ukuran paling besar. Biasanya hanya

dimiliki oleh orang-orang tertentu dalam masyarakat Jawa tradisional.

Ciri khusus bangunan ini adalah blandar bersistem tumpang sari

(bersusun), lengkap dengan saka guru(empat tiang pokok) dan atap

datar miring ke empat arah dan denah pokok berbentuk bujur sangkar.

Gambar 2.4 Limasan

Sumber : Prijotomo, Petungan Sistem Ukuran Dalam Arsitektur Jawa

Page 27: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

44

Bentuk joglo ini dibedakan anatara lain Kepuhan Lawakan,

Sinom Apitan, Jompongan, Pengrawit, Mangkurat, Hageng dan Semar

Tinandhu.

5. Tajug

Ciri utama bangunan ini adalah lantainya tinggi, antara ½ - 2 m

dari permukaan tanah (ada trap), bentuk atap meruncing

(melambangkan kesakralan), tanpa mennggunakan wuwung (garis

horosontal dari ujung atas atap yang satu ke atap yang lain). Serta

terdapat soko guru . Bentuk ini biasanya untuk bangunan Ibadah yaitu

Masjid.

Tajug dibedakan antar lain Lawakan Lambang Teplok, Semar

Tinandhu, Lambang gantung, Semar Sinongsong Lambang Gantung,

Mangkurat dan Ceblokan.

Gambar 2.5 Joglo

Sumber : Prijotomo, Petungan Sistem Ukuran Dalam Arsitektur Jawa

Gambar 2.6 Tajug

Sumber : Prijotomo, Petungan Sistem Ukuran Dalam Arsitektur Jawa

Page 28: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

45

2.5.2. Bangunan Ibadah Dalam Arsitektur Tradisional Jawa

Hamzuri (1998), Masjid adalah rumah tempat beribadat bagi orang

beragama Islam. Tajug atau tajub berfungsi sama dengan masjid dan

untuk mengajarkan Agama Islam.

Bentuk masjid yang terdapat di Jawa khususnya dan Indonesia

umumnya adalah berbeda dengan bentuk masjid di negara lain, hal ini

disebabkan oleh pengaruh lingkungan terutama tradisi dalam kehidupan

masyarakat. Hal ini membuktikan, bahwa tradisi bangsa kita adalah kuat

menghadapi pengaruh dari luar. Bentuk masjid di Indonesia, khususnya di

Jawa menyerupai bentuk candi sedangkan candi lebih tua dari pada

masjid yang timbul setelah Agama Islam masuk ke Jawa. Tetapi harus

diketahui bahwa bentuk candi di Indonesia (Jawa) terdapat banyak

perbedaan dengan candi-candi di India, Burma, Thailan dan sebagainya.

Perbedaan ini tentu disebabkan adanya tradisi masyarakat setempat yang

lebih kuat (Hamzuri, 1998).

Rumah bentuk masjid dan tajug atau tajub mempunyai denah bujur

sangkar dan bentuk inilah yang masih mempertahankan bentuk denah

aslinya sampai sekarang. Jika terdapat variasi , maka variasi tadi tidak

akan mengubah bentuk denah bujur sangkar tersebut. Bentuk bangunan

tajug mempunyai 4 soko guru, memiliki tipologi bujur sangkar. Susunan

ruang pada masjid menurut Hamzuri (1998), adalah :

1. Mihrab : juga disebut pengimaman, terletak di sebelah barat

bangunan utama, bentuknya menonjol (sebagai penunjuk arah kiblat).

Page 29: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

46

2. Liwan : ruang besar mendominasi bangunan, sebagai bangunan

utama.

3. Serambi/pawastren : emper, yang terletak dibagian depan dan

samping kiri kanan bangunan utama. Bentuk atapnya kampung atau

limasan.

4. Ruang wudhu : ruangan air bersih untuk wudhu, terletak di sisi kanan

emper.

Rumah bentuk masjid dan tajug atau tajub dapat dibedakan

menjadi 14 bentuk, sebagai berikut (Hamzuri, 1998) :

a

b

c

d

e

f

Page 30: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

47

g

h

i

j

k

l

m

n

Gambar 2.7 Bentuk Tajug

Sumber : Hamzuri, 1998

Page 31: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

48

a. Tajuk Masjidan atau cungkup

Cungkup adalah rumah untuk memberi perlindungan makam. Tajuk

model ini biasanya kecil.

b. Tajuk Semar Sinongsong

Sinongsong dari kata songsong yang berarti payung. Pada dasarnya

bentuk ini bertiang satu seperti payung.

c. Tajuk Tawon Boni

Tajuk yang mempunyai denah bujur sangkar, memakai kepala gada,

tanpa ander penyangga puncak.

d. Tajuk Tiang Satu Lambang Teplok

Tajuk ini sama dengan Tajuk Semar Sinongsong, perbedaannya pada

brunjung yang diangkat ke atas dan atap penangap perenggang

dengan atap brunjung.

e. Tajuk Semar Tinandu

Semar Tinandu (dipikul). Brunjung tidak ditopang langsung oleh satu

tiang. Tiang-tiang penyangga balok-balok dan balok tersebut

mengangkat brunjung, tiang-tiang tersebut seperti orang memikul.

f. Tajuk Lawakan Lambang Teplok

Bentuk tajuk ini adalah brunjung secara langsung disangga oleh tiang

utama. Tajuk ini lebih memungkinkan dibangun dalam ukuran besar.

g. Tajuk Payung Agung

Tajuk ini sering bertingkat lebih dari 3 atau 5, ada yang menyebut

bentuk Meru. Bentuk ini tingkat kedua masih disangga oleh tiang

Page 32: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

49

utama. Masjidan payung agung banyak berbentuk bundar, banyak

terdapat di Bali.

h. Tajuk Lambang Sari

Perbedaan dengan bentuk yang lain adalah pada atap penanggap yang

bersifat memanjang dari atas sampai ke bawah meskipun disangga

oleh dua deret tiang sesudah tiang utama (soko guru).

i. Tajuk Lambang Teplok

Berbeda dengan Masjidan payung agung. Pada Masjidan ini tiang

utama (soko guru) langsung ke atas menyangga brunjung atap paling

atas.

j. Tajuk Lawakan

Banyak digunakan untuk langgar (surau).

k. Tajuk Semar Sinongsong Lambang Gantung

Bentuk ini merupakan ciptaan baru dari campuran Pajajaran dan Sulan

Agungan. Terdapat di Taman Kraton Yogyakarta.

l. Tajuk Lambang Gantung

Memakai soko bentung (tiang bentung) sebagai penggantung atap

penanggap pada atap brunjung. Memakai tumpang sari dan uleng

ganda dan masih memakai ander. Terdapat pada bangunan Bangsal

Kraton Yogyakarta.

m. Tajuk Mangkurat

Terdapat pada rumah joglo Pangrawit, Bangsal Witana Kraton

Yogyakarta.

Page 33: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

50

n. Tajuk Sinom Semar Tinandhu

Tembok yang membujur di tengah sebagai benteng dan pintu gapura

ikut memperkuat penyangga balok blanda. Terdapat pada Sanga-sanga

Kraton Cirebon.

Hubungan fungsi dan tata ruang dalam arsitektur rumah tradisional

jawa dengan arsitektur bangunan ibadah (masjid), menurut Atmadi (1987)

bentuk ruang yang ada pada ruang utama sholat masjid serupa dengan

ruang dalam rumah tradisional Jawa, sedangkan serambi dari masjid

serupa dengan pendoponya. Terdapat sedikit perubahan dan modifikasi

antara lain pada bagian mihrab dan atap tajug tumpang tiga dan

perubahan dalam orientasi bangunan.

2.5.3. Elemen Dekoratif Arsitektur Tradisional Jawa

Menurut Ismunandar (1993), elemen dekoratif yaitu semua bentuk

dekorasi yang digunakan sebagai elemen tambahan bagi suatu bangunan

agar bangunan tersebut tampak lebih indah.

Gambar 2.8 Perbandingan Rumah Tradisional Jawa dengan Masjid

Sumber : Adinugroho, 2003

Page 34: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

51

Ragam hias menurut Ismunandar (1993) dapat digolongkan sebgai

berikut :

1. Motif Alam

Seperti matahari, bintang, bulan, awan (pinggir awan sebagai

meander), lidah api atau himpunan bintang tertentu dari masa Hindu

yang biasanya dipakai sebagai hiasan. Dalam golongan ini terdapat

juga cangramanggilingan ( roda waktu ).

2. Motif Binatang

Seperti kerbau yang dipakai sebagi lambing kesuburan,

sedangkan gajah pada umumnya melambangkan kendaraan roh nenek

moyang yang sedang menuju ke surge. Motif berbagai macam burung

juga sering diartikan sebagai lambing roh nenek moyang tersebut.

Demikian pula dengan dualism, yaitu dunia penjahat ( dilambangkan

Naga ) atau tanah subur pada permukaan bumi (dilambangkan oleh

Dewi Sri sebagai dewi kesuburan tanah ) serta pihak lawannyaburung

garuda ( sayapnya mengandung arti keramat ). Pemakaian motif

binatang dapat melambangkan keselarasan alam, misalnya garuda

sebagai genting nok dan naga sebagai pembuang air pada cucuran.

3. Motif Tanaman

Motif tanaman sudah muncul pada jaman prasejarah. Sejak

jaman Hindu, motif terkenal adalah teratai, Padma, Uthpala dan

Kumala, yang artinya keramat dan melambang peralihan ( dunia

tertinggi yang meliputi dunia bawah dan atas ) sebagai seni ukir, motif

ini terdapat pada soko guru dan sebagainya.

Page 35: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

52

4. Motif Kuno

Hasil kecerdasan manusia yaitu motif ilmu ukur paling kuno dan

terkenal sejak jaman neolitik. Motif tersebut berupa titik-titik, garis-garis

sejajar, lengkung, garis-garis potong, lingkaran, spiral, dan sebagainya

dalam bentuk meander, symbol beruah atau diagram kosmogonis yang

melambangkan hubungan manusia dengan alam semesta. Motif

lainnya misalnya mahkota yang dibuat dari seng dan diletakkan pada

hubungan rumah joglo. Juga dikenal ragam hias kaligrafi sebagai seni

ukir yang menghiasi umpak dan saka guru.

Gambar 2.9 ragam hias jawa

Sumber : Ismunandar, Joglo Arsitektur Rumah Tradisioanal Jawa

Page 36: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

53

2.6. Arsitektur Hindu

Menurut Soekmono (1981), perkembangan arsitektur di Indonesia

tidak dapat dilepaskan dari masa Hindu-Budha. Arsitektur era hindu dan

budha berkembang pada abad ke 13. Desain arsitektur candi di Indonesia

menunjukkan adanya kekhasan tertentu. Hal ini menunjukkan adanya

local genius yang berperan aktif di dalamnya. Pengaruh arsitektur Hindu

atau India pada arsitektur Indonesia terutama disebabkan oleh

penyebaran agama Hindu dan Budha oleh para pedagang India. Para

pedagang masuk ke Indonesia pada abad 200-600 M. Hal ini ditandai

dengan ditemukan patung Budha dari perunggu di Sulawesi , Jawa Timur,

Jawa Barat sebagai tanda kebangkitan agama Hindu. Pengaruh ini

didapat dari penyebaran agama Hindu dan Budha oleh para pedagang ini.

Masyarakat mulai membangun tempat-tempat ibadah yang mirip dengan

yang ada di India. Pada awal proses berinteraksi dengan para pedagang

dari India dengan masyarakat nusantara.Tempat ibadah yang dibangun

belum lengkap dan utuh, hanya merupakan arca-arca dan patung. Arca

dan patung tersebut hanya dilindungi oleh atap dari ijuk. Pada

perkembangan selanjutnya baru kemudian berkembang candi-candi yang

dibangun secara utuh. Candi-candi yang dibangun pada awalnya sangat

mirip dengan candi-candi yang ada di India. Tetapi pada

perkembangannya arsitektur candi berkembang dan memiliki karakternya

tersendiri yang tidak mirip dengan arsitektur di India karena sudah

disesuaikan dengan elemen elemen dan budaya yang ada di Indonesia.

Kemiripannya hanya ditemukan pada ornament, arca dan patung-patung.

Page 37: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

54

Menurut Soekmono (1974), arsitektur bangunan pada masa Hindu

masih bertahan sampai saat ini. Tetapi wujud bentuknya tidak lagi sama

benar dengan bangunan Hindu-Budha (candi), tetapi pengaruh Hindu-

Budha membuat arsitektur bangunan yang ada di Indonesia menjadi khas.

Karena agama Hindu-Budha berasal dari India, maka bangunan-

bangunan candi yang ada di Indonesia mendapat pengaruh dari India,

khususnya pada konstruksi bangunan, gaya arsitektur dan hiasan. Namun

asimilasi antara budaya India dan Indonesia tidak menghilangkan

kekhasan budaya Indonesia, dan menjadikan candi-candi salah satu ciri

bangunan Hindu adalah “berundak”. Sejumlah undakan umumnya

terdapat di struktur bangunan candi yang ada di Indonesia.

Menurut kitab Manasara Silpasastra (Kitab agama Hindu yang

menjelaskan mengenai seni dan tata cara pembuatannya), bahwa bentuk

sebuah candi adalah pengetahuan dasar dari sebuah seni bangunan

gapura, yaitu bangunan yang berada pada jalan masuk atau keluar dari

suatu tempat, lahan, atau wilayah. Namun yang membedakan antara

gapura dan candi adalah pada ruangnya, yaitu candi mempunyai ruang

tertutup sedangkan gapura mempunyai lorong-lorong sebagai jalan keluar

masuk (Soekmono, 1974).

2.6.1. Arsitektur Candi

Candi merupakan salah satu benda peninggalan sejarah

kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia yang memiliki nilai seni agama.

Struktur bangunan candi tidak hanya berdiri dengan konsep rasional saja,

tapi nilai itu mempunyai arti spiritual yang hadir dalam perlambangan seni

Page 38: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

55

sesuai dengan tugas keagamaannya. Secara bahasa, kata candi berasal

dari bahasa Sansekerta Chandika yang berarti salah satu dari nama dewa

kematian dalam panteon (bangunan makam yg di dalamnya terdapat

tanda peringatan mengenang orang kenamaan atau raja yang telah

meninggal) agama Hindu (Yudoseputro 1993). Pendapat mengenai candi

sebagai makam, semula didasarkan pada etimologi bahwa kata candi

berasal dari kata candi karga yang artinya rumah candika. Candika adalah

nama dewi Durga. Dewi Durga adalah dewi penguasa jiwa, Dewi Maut

atau dewi kematian. Dengan demikian pengertian candi adalah bangunan

yang berhubungan dengan dewi Durga. Yang dikuburkan dalam bahasa

Kawi disebut cinandi (Soekmono 1981).

Soekmono (1974), menegaskan bahwa candi bukanlah makam,

tetapi candi adalah bangunan kuil. Setelah diadakan uji laboratorium,

berdasarkan temuan Soekmono, abu yang terdapat dalam peripih di dasar

candi adalah abu binatang korban, bukan abu manusia (raja). Memang

candi itu sebenarnya adalah bangunan untuk memuliakan orang yang

telah wafat, khusus untuk para raja atau orang terkemuka.

Sebutan candi sebagai bangunan suci di India sendiri tidak dipakai.

Sebagai bangunan kuil tempat menyelenggarakan upacara agama Hindu

di India dikenal dengan sebutan Vimanna yang berarti rumah dewa atau

ratha yang berarti kendaraan dewa. Sedangkan untuk keperluan ibadah

agama Budha di India dikenal dengan sebutan stupa atau çaitya,

çaityagraha dan vihara. Di Indonesia bangunan suci Budha juga disebut

candi. Itulah sebabnya mengapa sebutan candi di Indonesia menunjuk

Page 39: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

56

bangunan yang memiliki bermacam-macam fungsi. Ada candi yang

berfungsi sebagai kuil Hindu, candi sebagai stupa dan bihara Budha,

candi sebagai pintu gerbang, candi sebagai bale kambang (Yudoseputro,

1993). Arsitektur candi sering dilambangkan dengan perumpamaan

gunung Meru dikarenakan terdapat unsur Triloka yang menjelaskan

mengenai dunia manusia (bhurloka), dunia tengah untuk orangyang

disucikan (bhuvarloka) dan dunia untuk para dewa (svarloka) (kroom &

Stutterheim).

2.6.1.1. Seni dan Tata Cara Pembuatan Candi

Menurut Acharya (1980), berdasarkan dari kitab Manasara

Silpasastra (Kitab agama Hindu yang menjelaskan mengenai seni dan

tata cara pembuatan bangunan Hindu), tata cara pembuatan candi terdiri

dari beberapa tahapan. Tanah untuk candi dipilih jenis tanah yang baik

berdasarkan warna, bau, kelandaian, jenis tanaman, kandungan tanah

yang subur. Pendirian bangunan suci sebaiknya dekat dengan air (tirtha)

baik air sungai, terutama di dekat pertemuan dua sungai, danau, laut dan

walaupu tidak ada harus dibuatkan kolam buatan halaman kuil, atau

diletakkan sebuah jambangan berisi air di dekat pintu masuk bangunan

suci tersebut.Lokasi bangunan suci (candi) didirikan di puncak bukit,

lereng bukit, lembah atau hutan.

Tindakan selanjutnya adalah mencari titik pusat halaman dengan

menggunakan sebatang sangkhu yaitu sebatang kayu yang dibuat

khusus. Setelah itu dicari keempat mata angin serta arah keempat penjuru

lainnya (Santiko,1995),keempat arah mata angin ini terkait dengan

Page 40: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

57

kedudukan Brahman sebagai purusa dan membentuk diagram. Kemudian

menggambar diagram tersebut di atas tanah. Diagram yang terkenal

adalah Vastu-purusamandala, diagram Vastu-purusamandala berbentuk

bujursangkar dan dibagi menjadi kotak-kotak kecil. Jumlah kotak-kotak

kecil berbeda-beda tergantung jenis bangunan suci yang akan didirikan

(Santiko,1995).

Menurut Acharya (1981), Bentuk rumah yang terbaik untuk dewa

dan para brahmana adalah bujur sangkar, yaitu bentuk dasar dalam

arsitektur India. Disebutkan pula bahwa bentuk terbaik berikutnya adalah

persegi panjang dengan catatan,panjangnya tidak boleh melebihi dua

kali lebarnya. Bentuk ini mengacu pada figur Vastu Purusha Mandala

dan menjadi bentuk umum untuk candi. Bangunan candi sendiri harus

menghadap ke timur, yang merupakan arah yang paling menguntungkan

karena merupakan arah datangnya cahaya matahari. Dari timur matahari

muncul menghalau kegelapan, memberi kehidupan, pembawa

kebahagiaan. Vastu shastra menyatakan bahwa bangunan yang proporsi

dan orientasinya salah akan menciptakan suasana yang kondusif untuk

datangnya penyakit, kerusakan dan kematian.

Titik pusat bangunan yang tertutup diterapkan pada kuil-kuil

dan candi Hindu, dimana di atas titik pusat (titik suci) terdapat bentuk atap

berbentuk meru (yang disebut Wimana untuk puncak candi atau kuil).

Dari puncak berbentuk meru yang disebut Wimana itulah cahaya dewata

masuk ke dalam bangunan.

Page 41: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

58

2.6.1.2. Bagian-Bagian Bangunan Candi

Umumnya folosofi sebuah bangunan candi mengikuti pola

pemikiran bahwa bangunan merupakan replika dari alam semesta.

Menurut Atmadi (1979), candi dibangun dengan konsep ajaran Hindu

yaitu Mandala (Mikrokosmos alam semesta), yang terbagi menjadi tiga

bagian yaitu :

1. Bhurloka (Kamadhatu)/ kaki candi :

Bagian terbawah dari sebuah candi beserta lapangan sekeliling candi

dimana candi tersebut berdiri, yang melambangkan dunia keinginan

atau hasrat tempat dimana terdapat makhluk hidup yang biasa kita

temui.

2. Bhuvarloka (Rupadhatu)/ badan candi :

Bagian tengah dari susunan bangunan candi, yaitu dunia tengah yang

ditempati oleh orang-orang suci seperto Resi (seseorang suci yang

mendapatkan wahyu dari agama Hindu).

3. Svarloka (Arupadhatu)/ atap candi :

Bagian atas atau atap candi yang melambangkan tempat tertinggi dan

tersuci yang didiami oleh dewa-dewi dengan kedudukan teratas.

Page 42: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

59

2.6.1.3. Arsitektur Candi Hindu di Jawa

Soetarno (1986), seorang ahli percandian Indonesia pernah

mengadakan tinjauan ringkas terhadap bangunan candi di Jawa,

dinyatakan bahwa bangunan candi di Jawa mempunyai dua langgam,

yaitu Langgam Jawa Tengah dan Langgam Jawa Timur. Pengelompokan

candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta berdasarkan wilayah

administratifnya saat ini sulit dilakukan, tetapi berdasarkan ciri-cirinya

candi-candi tersebut dapat dikelompokkan dalam candi-candi di wilayah

utara dan candi-candi di wilayah selatan.

Candi-candi yang terletak di wilayah utara, yang umumnya

dibangun oleh Wangsa Sanjaya, merupakan candi Hindu dengan bentuk

bangunan yang sederhana, batur tanpa hiasan, dan dibangun dalam

kelompok namun masing-masing berdiri sendiri serta tidak beraturan

Gambar 2.10 Struktur Candi Tampak Samping

Sumber : Djoko, 1983

Page 43: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

60

beraturan letaknya. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya:

Candi Dieng dan Candi Gedongsanga. Candi di wilayah selatan, yang

umumnya dibangun oleh Wangsa Syailendra, merupakan candi Buddha

dengan bentuk bangunan yang indah dan sarat dengan hiasan. Candi di

wilayah utara ini umumnya dibangun dalam kelompok dengan pola yang

sama, yaitu candi induk yang terletak di tengah dikelilingi oleh barisan

candi perwara. Yang termasuk dalam kelompok ini, di antaranya: Candi

Prambanan, Candi Mendut, Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Candi

Borobudur.

Candi-candi di Jawa Timur umumnya usianya lebih muda

dibandingkan yang terdapat di Jawa Tengah dan Yogyakarta, karena

pembangunannya dilakukan di bawah pemerintahan kerajaan-kerajaan

penerus kerajaan Mataram Hindu, seperti Kerajaan Kahuripan, Singasari,

Kediri dan Majapahit. Bahan dasar, gaya bangunan, corak dan isi cerita

relief candi-candi di Jawa Timur sangat beragam, tergantung pada masa

pembangunannya. Misalnya, candi-candi yang dibangun pada masa

Kerajaan Singasari umumnya dibuat dari batu andesit dan diwarnai oleh

ajaran Tantrayana (Hindu-Buddha), sedangkan yang dibangun pada masa

Kerajaan Majapahit umumnya dibuat dari bata merah dan lebih diwarnai

oleh ajaran Buddha.

Menurut Soetarno (1986), ciri-ciri candi langgam Jawa Tengah

adalah bentuk bangunanny tambun, atapnya berundak-undak, puncaknya

berbentuk stupa, gawang pintu dan relung berhiaskan kala makara,

Page 44: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

61

reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya naturalis, letak candi di tengah

halaman, kebanyakan menghadap ke timur dan terbuat dari batu andesit.

Candi langgam Jawa Timur memiliki ciri-ciri bentuk bangunannya

ramping, atapnya merupakan perpaduan tingkatan, puncaknya berbentuk

kubus, makara tidak ada dan pintu relung hanya ambang atasnya saja

yang diberi kepala kala, reliefnya timbul sedikit saja dan lukisannya

simbolis menyerupai wayang kulit, letak candi di bagian belakang

halaman, kebanyakan menghadap ke barat dan terbuat dari bata.

2.6.1.4. Arsitektur Gapura Hindu di Jawa

Menurut Suwarna (1987), gapura bila dilihat dari asal katanya,

dari bahasa Sanskerta "Go" berarti lembu dan "pura" berarti depan, dalam

hal ini berarti area lembu yang dipasang di depan kraton atau tempat suci

agamaHindu. Lembu merupakan kendaraan dewa Syiwa. Tetapi ada pula

yang mengartikan kata gapura dari bahasa Arab "Ghafuru", yang berarti

pengampunan (Jawa: Pangapura). Yang dimaksud pengampunan adalah:

barang siapa memasuki gapura tersebut berarti telah diberi izin untuk

menghadap, oleh penjaga bangunan atau penjaga wilayah tertentu.

Gapura (pintu gerbang) merupakan jalur pemeriksaan untuk meneliti para

pengunjung dari luar daerah, guna menjaga keselamatan negara atau

kerajaan. Gapura juga disebut pintu gerbang atau regol.

Sejak zaman purba (pengaruh kebudayaan Hindu) dan madya

(pengaruh kebudayaan Islam), gapura telah menunjukkan keberadaannya

secara tegar. Hal ini dapat dilihat pada gapura Kraton Ratu Baka di bukit

sebelah selatan candi Prambanan Yogyakarta. Di Jawa Timur juga

Page 45: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

62

terdapat gapura yang megah ialah candi Waringin di Lawang, bekas pintu

gerbang kediaman Mahapatih Majapahit, Gajah Mada; candi Bajang Ratu,

bekas pintu gerbang menuju pemandian Majapahit (candi Tikus); dan

gapura-gapura pada candi yang lain. Di Bali banyak terdapat gapura,

seperti yang terdapat pada pura-pura (kuil), pagar-pagar halaman

penduduk maupun instansi pemerintah. Pada zaman madya juga terdapat

gapura-gapura, antara lain gapura masjid Menara Kudus, disebut gapura

kembar, karena dua sama bentuk maupun ukurannya.

Gapura sebagai bagian dari suatu bangunan biasanya

menunjukkan adanya kesatuan dengan bangunan intinya. Tetapi ada pula

gapura yang berdiri sendiri, tidak merupakan bagian dari suatu bangunan.

Gapura-gapura tersebut merupakan cerminan hati nurani manusia

pendukungnya, sehingga tidak lepas dari keadaan sosial,ekonomi, budaya

setempat. Menurut Suwarna (1987), jenis gaapura arsitektur Hindu, yaitu :

a. Gapura Belah Bentar

Gapura belah bentar merupakan gapura yang mempunyai pintu

(jalan) masuk yang cukup lebar bila dibanding dengan jenis gapura

Paduraksa. Gapura ini berbentuk belah sehingga memungkinkan untuk

membuat jalan yang lebar sesuai dengan kebutuhan, tetapi harus tetap

sebanding dengan bentuk fisiknya. Bagian dalam gapura rata keduanya

bagaikan bekas irisan/belahan dari suatu bentuk yang utuh (Bentar),

sehingga andaikan dirapatkan akan terjadi bentuk yang utuh satu.

Gapura belah bentar sering juga disebut Candi Bentar.

Page 46: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

63

b. Gapura Paduraksa

Gapura Paduraksa merupakan gapura yang utuh, mempunyai

pintu dan atap yang bersusun meninggi (langsing). Di kanan kirinya

disambung dengan benteng (pagar) yang sesuai dengan corak gapura

Paduraksa tersebut. Bila dibanding dengan gapura Belah Bentar

biasanya relatif lebih kecil, karena terikat lebih lebar atau besar kecil

pintunya. Jenis pintunya ada yang berdaun pintu, tetapi ada pula yang

terbuka tanpa daun pintu. Bahan bangunan juga mempengaruhi besar

kecilnya gapura, begitu pula teknik konstruksinya.

Gambar 2.11 Candi Bentar di Masjid Menara Kudus http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM

Gambar 2.12 Candi Bentar di Keraton Kasepuhan Cirebon

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSE

Gambar 2.13 Candi Bentar di Pemakaman Sunan Giri

http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM

Page 47: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

64

Bentuk gapura candi bentar dan gapura paduraksa yang terbuat

dari batu bata merah di Jawa didirikan pula pada zaman sesudah

keruntuhan kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia yaitu pada zaman

perkembangan pengaruh-pengaruh Islam yang lazim dinamakan pula

zaman peralihan (Tjadrasasmita, 2000).

2.6.2. Ornamentasi Arsitektur Hindu

Menurut Sukarman (1983), Ornamen dibuat untuk tujuan

menghias, suatu ornamen setidaknya ternilai sebagai sebuah bentuk

pembuatnya untuk mengekplorasi kenyataan dalam bentuk abstrak dan

geometris, seperti lekukan sederhana berbentuk meander, atau

abstraksi pohon-pohon, juga binatang, yang banyak ditemui dalam karya

seni atau produk lainnya.

Menurut Karuni (2013), Ornamen arsitektur hindu (arsitektur bali)

dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu :

1. Keketusan

Keketusan adalah motif hias tradisional Bali yang paling

sederhana, sesuai dengan namanya “Ketus” yang artinya lepas atau

Gambar 2.14 Gapura Paduraksa di Kraton Mataran Kota Gede Jogjakarta Sumber :Suwarna, 1987

Page 48: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

65

pisah dari cabangnya seperti daun, bunga, buah, atau yang lainnya.

Motif hias ini juga banyak diangkat dari penyetiliran benda mati seperti

batu, awan, air, atau garis geometris lainnya.

2. Pepatran

Pepatran adalah motif hias tradisional Bali yang merupakan

stilirisasi dari bentuk tumbuh-tumbuhan. Patra berasal dari bahasa

Sansekerta yang berarti daun atau urat. Tumbuhan yang

disterilisasi menjadi pepatran diambil ada yang diambil secara utuh

maupun beberapa bagian saja yang dianggap menarik untuk dijadikan

motif hias.

3. Kekarangan

Kekarangan adalah motif hias tradisional Bali yang sebagian

besar merupakan stilirisasi dari bentuk binatang, namun ada juga

kekarangan yang merupakan gubahan dari bentuk tumbuhan dan

manusia.

Gambar 2.15 Motif Hias Keketusan

Sumber : http://balipersonaldrivers.blogspot.com/

Gambar 2.16 Motif Hias Pepatran

Sumber : http://balipersonaldrivers.blogspot.com/

Page 49: BAB 2 KAJIAN TEORIeprints.undip.ac.id/59780/3/BAB_2.pdf · 2018-01-22 · masjid terdapat ruang-ruang inti yang merupakan ruang utama pada sebuah ... Tipe mendapatkan ciri lewat sejumlah

66

Hiasan floral-geometrik merupakan perpanjangan dari gaya seni

hias pra Islam, baik yang bersumber pada seni hias prasejarah maupun

zaman Hindu (Yudoseputro, 1993). Hasil-hasil seni Islam dalam masjid

dari masa perkembangan Islam di Indonesia, mengandung tradisi seni

rupa masa-masa sebelumnya: Prasejarah dan Indonesia Hindu-Budha.

(Tjandrasasrnita, 2000). Dengan adanya pandangan yang melarang

pembuatan gambar mahluk hidup, maka kemampuan artistik seniman

Muslim beralih pada seni hias dengan batas penggunaan motif hias

tumbuh-tumbuhan (Floral) dan motif geometri (Yudoseputro,1993).

Gambar 2.17 Motif Hias Kekarang

Sumber : http://balipersonaldrivers.blogspot.com/