bab 2 koreksi terbaru
DESCRIPTION
ikmTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Definisi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.Pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
2. Tujuan Puskesmas
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu hidup dalam
lingkungan sehat; dan
c. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
3. Fungsi Puskesmas
Ada tiga (3) fungsi puskesmas, yaitu :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan dan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping
itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan
dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya,
serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau
pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,
keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
(1) Pelayanan kesehatan peroangan adalah layanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan
penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
(2) Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya.
4. Upaya Kesehatan Puskesmas
a. Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang
kesehatan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
(1)pelayanan pengobatan;
(2)pelayanan promosi kesehatan;
(3)pelayanan kesehatan lingkungan;
(4)pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
(5)pelayanan gizi; dan
(6)pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan pengembangan yakni:
(1) Upaya Kesehatan Rumah
(2) Upaya Kesehatan Olah Raga
(3) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
(4) Upaya Kesehatan Kerja
(5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
(6) Upaya Kesehatan Jiwa
(7) Upaya Kesehatan Mata
(8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
(9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
b. Upaya Kesehatan Perseorangan/UKP
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan
sesuai dengan standar prosedur operasional dan standar pelayanan
dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari
(one day care), home care, dan/atau rawat inap berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan
tersebut maka puskesmas harus menyelenggarakan manajemen
Puskesmas, pelayanan kepromkes PHBSan, pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat dan pelayanan laboratorium.
B. Pelayanan Promosi Kesehatan PHBS
1. Definisi
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.2
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan
pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan
masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu
masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.5
2. Ruang lingkup Promosi Kesehatan1
a. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada
perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran,
kemauan dan kemampuan.
b. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada
pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
c. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya
pada penyebaran informasi.
d. Upaya peningkatan (promotif), yang penekanannya pada upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
e. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi
lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang
berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan
peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang/sektor,
sesuai keadaan).
f. Pengorganisasian masyarakat (community organization),
pengembangan masyarakat (comm. Development), penggerakan
masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (comm.
Empowerment), dll.
3. Sasaran Promosi Kesehatan1
a. Tatanan Rumah Tangga
Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota
keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam :
1) Sasaran primer
Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah
perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu
dalam keluarga yang bermasalah)
2) Sasaran sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalamkeluarga
yang bermasalah misalnya,kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh
keluarga, kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan
dan lintas sektor terkait, PKK
3) Sasaran tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu
dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan
kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS misalnya, kepala
desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru, tokoh masyarakat dll.
b. Tatanan Institusi Pendidikan1
Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota
keluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam :
1) Sasaran primer
Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan
dirubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah
(individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah).
2) Sasaran sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi
pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala rumah, guru,
orangtua murid, kader kesehatan rumah, tokoh masyarakat,
petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK
3) Sasaran tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu
dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan
kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi
pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala
Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakatdan orang tua murid.
c. PHBS di Tatanan Tempat Umum1
1) Sasaran Primer
Adalah sasaran utama di tempat umum yang akan dirubah
perilakunya yaitu pengurus maupun pengunjung yang bermasalah
dalam berprilaku hidup bersih dan sehat.
2) Sasaran Sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu/ kelompok di
tempat umum yang bermasalah yaitu prilaku masyarakat di sekitar
tempat umum
3) Sasaran Tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu
dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan
kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di tempat umum
misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Dinas
kebersihan, guru, tokoh masyarakat.
d. PHBS di Tatanan Tempat Kerja1
1) Sasaran Primer
Adalah sasaran utama dalam lingkungan tempat kerja yang akan
dirubah perilakunya yaitu seluruh aspek yang ada dalam suatu
perusahaan (karyawan dan pemilik perusahaan) yang bermasalah.
2) Sasaran Sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang
bermasalah dalam lingkungan tempat kerja yaitu pemilik
perusahaan, mitra kerja
3) Sasaran Tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu
dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan
kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS dalam lingkungan
perusahaan, yaitu kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas,
tokoh masyarakat.
e. PHBS di Tatanan Institusi Kesehatan1
1) Sasaran Primer
Adalah sasaran utama dalam institusi kesehatan yang akan dirubah
perilakunya atau bermasalah (individu/kelompok) yaitu
pengunjung, pengguna fasilitas, dan paramedis dalam institusi
kesehatan.
2) Sasaran Sekunder
Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi
kesehatan yang bermasalah misalnya, kelapa ruangan, dokter, dan
kepala rumah sakit.
3) Sasaran Tersier
Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu
dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan
kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi
kesehatan misalnya, Dinas kesehatan
4. Indikator PHBS
a. Institusi rumah tangga5
1) Persalinan oleh tenaga kesehatan
Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter
2) ASI Eksklusif
Bayi hanya diberi ASI saja sejak usia 0 sampai 6 bulan tanpa
makanan tambahan lain termasuk susu formula
3) Penimbangan bayi/balita
Rumah tangga yang mempunyai bayi/balita menimbang balitanya
secara teratur sesuai jadwal (dapat dilihat buku KIA/KMS)
Penimbangan bayi/balita dilakukan sebulan sekali/minimal 8 kali
setahun di sarana kesehatan (Posyandu, Puskesmas)
4) Gizi seimbang
Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam makanan
dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang.
Anggota rumah tangga mengkonsumsi beranekaragam makanan
dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan akan zat gizi yang
mencakup : sumber energi, lemak, protein, vitamin dan mineral.
5) Air bersih
Anggota rumah tangga menggunakan/memanfaatkan air bersih
untuk keperluan sehari-hari.
Air bersih untuk minum (sudah dimasak sampai mendidih, air
minum dalam kemasan)
Air bersih untuk memasak, mandi dan mencuci
6) Jamban sehat
Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat
Jamban yang digunakan oleh anggota rumah tangga adalah jamban
yang memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septictank,
cempung tertutup)
7) Tempat pembuangan sampah
Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya
Sampah ditampung dan dibuang setiap hari di tempat pembuangan
yang memenuhi syarat.
8) Kepadatan hunian rumah
Setiap anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal
9m2
9) Lantai rumah
Seluruh ruangan rumah tempat tinggal anggota rumah tangga
berlantai kedap air (bukan tanah) dan dalam keadaan bersih
Lantai kedap air (tegel, plester, keramik, kayu) yang dijaga
kebersihannya setiap hari.
10) Aktifitas fisik berolahraga
Anggota rumah tangga yang berumur 10 tahu keatas melakukan
aktifitas fisik/olahraga
Aktifitas fisik/olahraga terukur minimal 30 menit/hari, dan
dilakukan 3-5 kali seminggu.
11) Tidak merokok
Anggota rumah tangga tidak ada yang merokok
12) Mencuci tangan
Anggota rumah tangga mencuci tangan sebelum makan dan
sesudah BAB
Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
13) Kesehatan gigi dan mulut
Anggota rumah tangga menggosok gigi minimal 2 kali sehari
sesudah makan dan sebelum tidur
Menggosok gigi 2 kali sehari menggunakan sikat gigi masing-
masiing dan pasta gigi.
14) Miras/narkoba
Anggota rumah tangga tidak minum miras dan tidak
menyalahgunakan narkoba
Tidak ada anggota rumah tangga yang membeli, menjual, dan
menggunakan miras serta menyimpan secara tidak sah narkoba.
15) Kepesertaan JPK
Anggota rumah tangga menjadi peserta Jamina Pemeliharaan
Kesehatan (JPK)
Jamina Pemeliharaan Kesehatan termasuk Dana sehat, Askes,
Askes Maskin, Jamsostek, dll.
16) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN dilaksanakan dalam bentuk gerakan 3M Plus (Menguras,
Menutup/ Mengubur dan Mendaur ulang) tempat-tempat
penampungan air (bak mandi, tempayan, drum, ban vas bunga,
barang-barang bekas, dll), memakai lotion anti nyamuk,
memakai seragam panjang, memelihara ikan pada kolam ikan.
b. PHBS di Sekolah5
- Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
- Jajan di kantin sekolah yang sehat
- Menggunakan jamban sehat
- Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
- Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
- Tidak merokok di sekolah
- Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
- Membuang sampah pada tempatnya
- Kuku pendek dan bersih
- Memelihara kesehatan gigi
- Terdapat ruang UKS dengan peralatan P3K
- Dokter kecil/kader kesehatan remaja
- Dana sehat
- Memanfaatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari
- Menggunakan alas kaki/sepatu
c. PHBS di Tempat-tempat Umum5
- Menggunakan air bersih
- Menggunakan jamban
- Membuang sampah pada tempatnya
- Tidak merokok
- Tidak meludah sembarangan
- Memberantas jentik nyamuk
- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
- Menutup makanan dan minuman
d. PHBS di Tempat Kerja5
- Mengkonsumsi makanan bergizi
- Melakukan olahraga/aktivitas fisik setiap hari secara terukur dan
teratur
- Tidak merokok di tempat kerja
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Menggunakan air bersih
- Memberantas jentik di tempat kerja
- Menggunakan jamban sehat
- Membuang sampah pada tempatnya
- Mengkonsumsi makanan sehat
- Menggunakan alat pelindung diri
e. PHBS di Institusi Kesehatan5
- Menggunakan air bersih
- Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
- Menggunakan jamban
- Membuang sampah pada tempatnya
- Tidak merokok di Institusi Kesehatan
- Tidak meludah sembarangan
- Memberantas jentik nyamuk.
C. Media Komunikasi
1. Latar Belakang Pembuatan Media Edukasi
Komunikasi adalah proses yang menyangkut hubungan manusia
dengan lingkungan sekitarnya.Tanpa komunikasi manusia jadi terpisah
dari lingkungan. Namun tanpa lingkungan komunikasi menjadi
kegiatan yang tidak relevan. Dengan kata lain manusia berkomunikasi
karena perlu mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Dalam
berkomunikasi,manusia tentunya memerlukan media komunikasi.
Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk
memproduksi, mereproduksi, mendistribusikan atau menyebarkan dan
menyampaikan informasi. Media komunikasi sangat berperan dalam
kehidupan masyarakat. Proses pengiriman informasi di zaman
keemasan ini sangat canggih. Teknologi telekomunikasi paling dicari
untuk menyampaikan atau mengirimkan informasi ataupun berita
karena teknologi telekomunikasi semakin berkembang, semakin cepat,
tepat, akurat, mudah, murah, efektif dan efisien. Berbagi informasi
antar Benua dan Negara di belahan dunia manapun semakin mudah.
2. Tujuan Pembuatan Media Edukasi
a. Tujuan Umum : Dengan pembuatan media edukasi diharapkan
petugas dapat melakukan tugasnya sesuai dengan SOP yang
berlaku.
b. Tujuan Khusus :
Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
Media dapat memperjelas informasi.
Media dapat mempermudah pengertian.
Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistis.
Media dapat menampilkan objek yang tidak bisa
ditangkap mata.
Media dapat memperlancar komunikasi.
3. Proses Komunikasi
Proses komunikasi memenuhi 6 unsur, yaitu:
a. Reference: Stimulus yang memotivasi seseorang untuk
berkomunikasi dengan orang lain, dapat berupa pengalaman, ide
tau tindakan.
b. Pengirim/sumber/encoder atau komunikator, dapat berupa
perorangan atau kelompok.
c. Pesan/berita: Informasi yang dikirimkan, dapat berupa kata-kata,
gerakan tubuh atau ekspresi wajah.
d. Media/saluran: Alat atau sarana yang dipilih pengirim untuk
menyampaikan pesan pada penerima/sasaran.
e. Penerima/sasaran/decoder/: Kepada siapa pesan yang ingin
disampaikan tersebut dituju.
f. Umpan balik/feed back/respon: Reaksi dari sasaran terhadap pesan
yang disampaikan.
4. Dasar-dasar Komunikasi
a. Niat (Intention)
Penguasaan materi yang matang dapat menambah rasa percaya
diri pada komunikator.
b. Minat (Attention)
Komunikator harus dapat membaca situasi dan memperhatikan
orang yang akan diajak berkomunikasi agar sesuatu yang
disampaikan menarik bagi sasaran sehingga pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh sasaran dengan baik.
c. Pandangan (Perception)
Sumber memperhatikan siapa, latar belakang pendidikan,
tingkat sosial dan pekerjaan dari sasaran untuk berusaha
menyamakan persepsi.
d. Lekat (Retention)
Pesan yang disampaikan dapat terus diingat dan dapat
digunakan sewaktu-waktu oleh sasaran, dengan cara pesan
yang menarik, cara penyampaian, dan kata-kata yang baik,
ekspresi wajah dan intonasi yang membuat klien nyaman.
Penyebab sasaran lupa pesan yang disampaikan:
- Alasan psikologis, kurang/tidak suka terhadap pesan
yang disampaikan.
- Ingatan/fading, pesan tidak dipergunakan dalam
waktu yang lama.
- Blocking, banyak pesan-pesan baru sedangkan pesan
lama belum melekat secara mantap.
e. Keterlibatan (Participation)
Partisipasi/melibatkan sasaran dalam menyampaikan pesan
Gambar 2.1 Diagram model komunikasi
Pengirimanpesan Pesan
Penerima pesan
Komunikasi langsung
Komunikasi tidak langsung
Umpan balik
5. Skala Intensitas
METODA, MEDIA/MA
TERIAL
FAKTOR SITUASI EFISIENSI EFEKTIVITAS
Waktu yang
dibutuhkan dari
peserta
Keterlibatan staff
Ruang khusus yang
dibutuhkan
Harga
/ biaya awal
Ongkos petugas
Luas ruangan
Perbaikan alat
penggantian
CIRI – CIRITUJUAN
PENDIDIKAN
Aw
al
Pem
elih
araa
n
Inte
raK
si
PerhatianKemam
puan
Fak
ta
Pro
sed
ur2
Pri
nsi
p –
pri
nsi
p &
Sik
ap/p
end
apat
Cah
aya
War
na
Ger
ak
Iden
tita
s
Ret
ensi
Rep
etis
i
A. VISUAL- Still
pictures, posters, transparencies, photo – photo
1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 2 1 2 2 2 1
- Stills in sequence: flpcharts, bulletin board,
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 1
exhibisi- Mobiles
.1 1 1 3 1 1 1 1 3 2 2
- Prints : pamphlets, handbill, suratkabar, dll.
1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2
- Program learning
3 1 3 3 1 2 1 1 3 3 2 3 2 2
B. AUDIO- Tape
dan piringan hitam
2 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2
- Radio 1 2 3 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2
- Telefon 3 3 1 1 3 3 1 2 1 2 2 2
C. AUDIO VISUAL- Filmsrip
s dan slides
2 2-1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 1 2 3 2 2 22
- Movie/ film
3 2-1 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2
- Televisi 1 1 2 3 2 1 2-1 1 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2
- Videotape
1 1 2 3 3 1 2-1 3 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2
D. MULTIMEDIA
3 1 3 3 3 1 3 3
E. ANTAR MANUSIA
- Kuliah
3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2
- demonstrasi
3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2
- Drama, sandiwara
3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2
- Role playing
3 3 3 1 3 3 2 1 3 3 1 1 2 3 3
- Simulatigames
3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3
- Diskusi kelompok kecil
3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 2 2 2 3 3
- Konsultasi, wawanmuka, interviekonsultasi
3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3
- Community Organization
3 3 1 3 3 3 2 2 1 1 1 1 3 2
- Pertemuan/ rapat lokakar
3 3 1 3 3
ykonferensi dsb
Gambar 2.2 Skala intensitas
D. Pendekatan Sistem
1. Definisi
Sistem ialah satu kesatuan yang utuh diperkirakan berhubungan, serta
satu sama lain saling mempengaruhi, yang ketemunya dengan sadar
dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Unsur-unsur dasar sistem
Unsur-unsur atau komponen dasar sistem adalah :
a. Masukan (input)
Masukan atau input adalah bagian dalam sistem yang diperlukan
untuk dapat berfungsinya sistem. Masukan ini dikenal pula dengan
nama perangkat administrasi (tools of administration). Masukan /
input ini biasa di kenal dengan 6 M meliputi manusia (men), uang
(money), sarana (materials), metoda (methods), pasar (market) serta
mesin (machine).
1. Man : kemampuan, keterampilan, pengetahuan, keahlian,
kesadaran, kepemimpinan.
2. Money : dana untuk kegiatan program.
3. Material :logistik, obat, vaksin, alat kedokteran.
4. Method :prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan
5. Machine:alat, pemeliharaan dan perawatan bagian-bagian mesin.
6. Market:sasaran yang akan diberikan pelayanan program
(kelompok orang).
7. Time : waktu yang dibutuhkan untuk merumuskan dan
melaksanakan sebuah program.
8. Technology : alat yang dipergunakan untuk mendukung jalannya
program.
9. Information : substansi eksternal yang menunjang program.
b. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian yang terdapat dalam sistem dan
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
direncakan. Proses adalah langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dalam sistem
kesehatan adalah pengetrapan fungsi-fungsi manajemen seperti
fungsi P1 (perencanaan), P2 (penggerakan dan pelaksanaan) dan P3
(pengarahan, pengawasan dan penilaian)
1) Perencanaan
Merupakan fungsi yang penting karena merupakan awal arah
dan proses manajemen secara keseluruhan. Perencanaan dimulai
dari sebuah ide. Perencanaan bersifat operasional karena langsung
akan diimplementasikan (dilaksanakan) di lapangan.
Perencanaan terdiri dari lima langkah penting yaitu :
Menjelaskan berbagai masalah
Untuk dapat menjelaskan masalah dalam program perlu adanya
analisa situasi. Sasaran analisa ialah wilayah di sekitar program
itu akan dijalankan. Aspek yang dinilai ialah mengenai aspek
demografis, aspek geografis, aspek sosial ekonomi dan aspek
organisasi pelaksana program.
Menentukan prioritas masalah
Penetapan masalah adalah sebuah keharusan karena begitu
kompleks masalahnya dan keterbatasan sumber daya.
Prioritas dijadikan dasar untuk menetapkan tujuan
perencanaan program. Prioritas pembinaan program dapat
diarahkan dalam wilayah tertentu berdasarkan cakupan
program dan tingkat partisipasi mayarakat.
Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan
Menetapkan tujuan dan target masing-masing program
berdasarkan jumlah penduduk sasaran di suatu wilayah
program.
Mengkaji hambatan dan kendala
Sebelum menentukan tolok ukur, perlu dilakukan kajian
mengenai hambatan-hambatan apa saja yang sudah pernah
terjadi dan hambatan perkiraan yang akan terjadi, misal
sedikit partisipasi masyarakat dalam merespon program yang
telah dan akan dilakukan.
Menyusun rencana kerja operasional
Dengan mengetahui rencana kerja operasional, hal ini akan
memudahkan pimpinan mengetahui sumber daya yang
dibutuhkan dan sebagai alat untuk pemantauan program
secara menyeluruh.
2) Pengorganisasian
Fungsi manajemen yang memunculkan hubungan yang erat
antara kegiatan dan kewenangan. Merupakan sebuah proses
membuat struktur relasi antar pegawai sehingga terjadi
sinkronisasi yang menghasilkan keterpaduan dalam pengerjaan
perencanaan dari manajemen sehingga dapat berjalan dengan
baik, dengan pengorganisasian yang baik, manajer dapat
mengkoordinasi SDM dan SDA dengan baik. Kesuksesan
sebuah pengorganisasian tergantung pada kemampuan
manajemen dalam mengatur semua komponen SDA dan SDM
secara efektif dan efisien.
3) Pergerakan dan pelaksanaan program
Dalam pelaksanaan dan pergerakan program dibutuhkan seorang
manajer yang dapat menggerakkan, berkomunikasi, dan
memotivasi para pekerja dalam mencapai target yang ditentukan
oleh manajemen strategik.
4) Pemantauan
Penyelenggaraan kegiatan harus diikuti dengan kegiatan
pemantauan yang dilakukan secara berkala. Kegiatan
pemantauan mencakup hal-hal sebagai berikut Telaahan bulanan
ini dilakukan dalam Lokakarya Mini Bulanan puskesmas.
5) Penilaian
a) Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan
dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana
tahunan dan standar pelayanan.
b) Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan
sesuai dengan pencapaian serta masalah dan hambatan yang
ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.
c. Keluaran (output)
Hasil langsung (keluaran) suatu sistem. Kadar output sangat
mempengaruhi dalam evaluasi dan perencanaan program pada masa
selanjutnya. Output terdiri dari: Barang dan jasa, yang meliputi
kualitas/mutu (waktu atau kecepatan, akurat, realistis, fleksibel,
terorganisir ).
d. Umpan balik (feed-back)
Yang dimaksud dengan umpan balik (feed back) adalah kumpulan
bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan
sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. Berbagai pengaruh
yang didapat dari lingkungan dapat dimanfaatkan oleh sistem untuk
menyempurnakan sistem itu sendiri.
e. Lingkungan (environment)
Dampak atau hasil tidak langsung dari suatu proses sistem.
Merupakan hasil lanjutan setelah timbul output. Dalam keadaan
tertentu dapat menjadi indikator keberhasilan sebuah sistem.
f. Dampak (impact).
Dampak atau hasil tidak langsung dari suatu proses sistem.
Merupakan hasil lanjutan setelah timbul output. Dalam keadaan
tertentu dapat menjadi indikator keberhasilan sebuah sistem.
Gambar 2.3 Pendekatan Sistem
E. SOP (Standar Operasional Prosedur)
1. Definisi
Adalah suatu standar/pedoman tertulis untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Depkes RI Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah protap
yang merupakan tata atau tahapan yang harus dilaui dalam suatu proses
kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau
bertanggung jawab untuk mempertahankan tingkat penampilan atau
kondisi tertentu sehingga sesuatu kegiatan dapat diselesaikan secara efektif
dan efisiensi.2
2. Tujuan2
a. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim
dalam organisasi atau unit.
b. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi
c. Mempelajari alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
terkait
d. Melindungi organisasi dan stafdari malpraktek atau kesalahan
administrasi lainnya
e. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan
inefisensi
3. Fungsi SOP2
a. Memperlancar tugas atau tim
b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan
c. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak
d. Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja
e. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas rutin.
4. Prinsip penyusunan SOP :
a. Kemudahan dan kejelasan
b. Efisiensi dan efektivitas
c. Keselarasan, terukur, dinamis
d. Berientasi pada pengguna (mereka yang dilayanai)
e. Kepatuhan hukum dan kepastian hukum.
5. Prinsip pelayanan SOP :
a. Konsistensi
b. Komitmen
c. Perbaikan berkelanjutan
d. Mengikat
e. Seluruh unsur memiliki peran penting
F. Mutu Pelayanan
1. Definisi
Mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan
kebutuhan klien/konsumen/pasar atau melebihi harapan.
2. Tujuan
a. Meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan. Berhubungan dengan
dapat diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian
masalah yang benar. Karena dengan diselenggarakannya program
menjaga mutu dapat diharapkan pemilihan masalah telah dilakukan
secara tepat serta pemilihan dan pelaksanaan cara penyelesaian
masalah telah dilakukan secara benar.
b. Meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan. Berhubungan dengan
dapat dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau
yang dibawah standar. Biaya tambahan karena pelayanan yang
berlebihan atau karena harus mengatasi berbagai efek samping karena
pelayanan yang dibawah standar akan dapat dicegah.
c. Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
Berhubungan dengan telah sesuainya pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat sebagai
pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan penerimaan ini dapat
diwujudkan, maka akan berperan besar dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Dapat melindungi pelaksana pelayanan
kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.
3. Pokok pelayanan kesehatan yang optimal antara lain:
Tersedia (available), Wajar (appropriate), Berkesinambungan (continue),
Dapat diterima (acceptable), Dapat dicapai (accesible), Dapat dijangkau
(affordable), Efisien (efficient) serta Bermutu (quality).
G. Indeks Kepuasan Masyarakat
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang
diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas
pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan
dan kebutuhannya.6
2. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat6
Empat belasindeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Prosedur pelayanan,yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur
pelayanan.
b. Persyaratan Pelayanan,yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya.
c. Kejelasan petugas pelayanan,yaitu keberadaan dan kepastian petugas
yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan
tanggung jawabnya).
d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja
sesuai ketentuan yang berlaku;
e. Tanggung jawab petugas pelayanan,yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan.
f. Kemampuan petugas pelayanan,yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan
kepada masyarakat.
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara
pelayanan.
h. Keadilan mendapatkan pelayanan,yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani
i. Kesopanan dan keramahan petugas,yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan
ramah serta saling menghargai dan menghormati.
j. Kewajaran biaya pelayanan,yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
k. Kepastian biaya pelayanan,yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.
l. Kepastian jadwal pelayanan,yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan
rasa nyaman kepada penerima pelayanan.
n. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan
unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan,
sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan
terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
3. Penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai IKM dihitung sesuai langkah-langkah sebagai berikut :
1) Nilai masing-masing unsur pelayanan di jumlahkan (kebawah) sesuai
dengan jumlah responden yang menjawab, kemudian untuk
mendapatkan nilai rata-rata per unsure pelayanan, jumlah nilai dibagi
jumlah responden yang menjawab
2) Untuk mendapat nilai rata-rata tertimbangan per unsure pelayanan,
jumlah nilai rata-rata per unsure pelayanan, jumlah nilai rata-rata per
unsure dikali 0.071 sebagai nilai bobot rata-rata tertimbang
3) Untuk mendapat nilai indeks pelayanan, dengan cara menjumlahkan
14 unsur dari nilai rata-rata tertimbangan.
4) Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara
25-100 maka hasil nilai indeks pelayanan dikonversikan dengan nilai
dasar 25.
H. Problem Solving
1. Definisi
Pemecahan masalah adalah suatu proses dari mengamati dan pengenalan
serta usaha mengurangi perbedaan antara situasi sekarang dengan yang
akan datang (rencana). Sedangkan pengambilan keputusan dapat diartikan
sebagai proses memilih tindakan dari beberapa alternatif untuk mencapai
tujuan/sasaran (proses mengakhiri suatu masalah).
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan (PMPK) dapat diartikan
sebagai suatu proses identifikasi, mencari penyebab, pemilihan alternatif
dan mengantisipasi hambatan yang mungkin menghalangi terlaksananya
keputusan.
2. Delapan langkah pemecahan masalah yaitu :
a. Langkah 1 Mendefinisikan Masalah dan Menentukan Tema Perbaikan
Kualitas
Masalah adalah Suatu masalah didefinisikan sebagai kesenjangan
(gap) antara situasi sekarang dan target yang diinginkan. Dalam bidang
kualitas, masalah adalah kesenjangan (gap) antara output dari proses
sekarang dan kebutuhan pelanggan, baik pelanggan internal maupun
pelanggan eksternal.
b. Langkah 2. Mencari Semua Penyebab Masalah
Mengidentifikasi semua penyebab yang mungkin mengakibatkan
masalah yang telah diidentifikasi dalam Langkah 1 di atas. Langkah 2
ini mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data untuk
mendokumentasikan penyebab-penyebab masalah.Penyebab-penyebab
masalah yang mungkin bersumber dari elemen-elemen proses yang
terdiri dari7M, yaitu :
1) Manpower (petugas)
Berkaitan dengan kekurangan dalam pengetahuan (tidak
terlatih, tidak berpengalaman), kekurangan dalam keterampilan
dasar yang berkaitan dengan mental dan fisik, kelelahan, stress,
ketidakpedulian.
2) Machines (mesin-mesin) dan peralatan
Berkaitan dengan tidak ada sistem perawatan preventif
terhadap alat kesehatan, termasuk fasilitas dan peralatan lain,
tidak sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak dikalibrasi, terlalu
complicated, tidak di sterilisari terlebih dahulu.
3) Methods (metode kerja)
Berkaitan dengan tidak ada prosedur dan metode kerja yang
benar, tidak jelas, tidak diketahui, tidak terstandardisasi, tidak
cocok.
4) Materials (peralatan)
Berkaitan dengan ketiadaan spesifikasi kualitas dari peralatan
penunjang yang digunakan, ketidaksesuaian dengan spesifikasi
kualitas peralatanyang seharusnya titetapkan.
5) Mother Nature or Media
Berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak
memperhatikan aspek-aspek kebersihan, kesehatan dan
keselamatan kerja, dan lingkungan kerja yang kondusif,
kekurangan dalam lampu penerangan, ventilasi yang buruk.
6) Motivation (motivasi)
Berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja yang benar dan
profesional (tidak kreatif, bersikap reaktif, tidak mampu
bekerjasama dalam tim), yang dalam hal ini disebabkan oleh
sistem balas jasa dan penghargaan yang tidak adil kepada
tenaga kerja.
7) Money (keuangan)
Berkaitan dengan ketiadaan dukungan finasial (keuangan) yang
mantap guna memperlancar pelayanan dan peningkatan
kualitas yang akan diterapkan.
c. Langkah 3 dan 4. Memprioritaskan dan Mencari Penyebab Masalah
Yang Paling Mungkin
Mencari penyebab yang paling mungkin akan mengarahkan kepada
akar penyebab masalah, sehingga tindakan yang sesuai pada akar
penyebab masalah yang ditemukan itu akan menghilangkan
masalah.Untuk menentukan penyebab masalah bisa digunakan alat
diagram Tulang Ikan (Fish Bone) dengan teknik sumbang pendapat.
Untuk memilih penyebab yang dominan ini bisa dilakukan 2 cara
sesuai dengan karakteristik penyebabnya :
Jika penyebab-penyebab tersebut pengaruhnya bisa
dikuantitatifkan, maka bisa menggunakan diagram pareto
sehingga akan dipilih penyebab yang berpengaruh paling besar,
atau bisa menggunakan diagram tebar sehingga akan diketahui
penyebab-penyebab yang benar-benar memberikan pengaruh
terhadap masalah.
Jika penyebab-penyebab tersebut pengaruhnya tidak bisa
dikuantitatifkan (kualitatif), pemilihan penyebab yang dominan
bisa dilakukan melalui kesepakatan yang melibatkan semua
anggota.
d. Langkah 5. Mencari alternatif pamecahan masalah dan keputusan
pemecahan maslah terpilih
Bertujuan mencari pemecahan untuk menghilangkan semua
penyebab (penyebab yang dominan) yang sudah ditentukan
sebelumnya. Merencanakan langkah perbaikandapat ditentukan dengan
teknik sumbang saran (penyampaian ide) dari semua anggota dengan
tetap mengacu pada pemilihan langkah perbaikan yang paling efektif
dan efisien. Serta mengantisipasi penyebab-penyebab tidak terkendali
tetapi dapat diprediksi sebelumnya (uncontrollable but predictable
causes).Untuk memudahkan penjabarannya, merencanakan langkah
perbaikan bisa menggunakan prinsip 1H-5W yaituHow, What, Why,
Where, Who, dan When.
e. Langkah 6. Rencana Penerapan
Melaksanakan semua rencana perbaikan yang sudah disepakati dan
dibahas dengan matang oleh semua anggota.Dalam melaksanakan
perbaikan ini perlu diperlukan kesungguhan dan partisipasi penuh dari
semua anggota sesuai tugas yang sudah dibagikan dan diharapkan juga
semua pelaksanaan dari rencana perbaikan bisa diselesaikan sesuai
dengan waktu yang disepakati.Pencatatan data kualitas juga harus
dilakukan selama tahap implementasi ini serta harus mengidentifikasi
penyebab apabila terjadi penyimpangan dalam tahap implementasi
tindakan korektif permanen ini.
f. Langkah 7. Mengadakan pengawasan, pengendalian, penilaian mutu
oleh tim QA
Setelah semua rencana sudah dilaksanakan dengan benar sesuai
dengan yang disepakati, maka langkah selanjutnya adalah memeriksa
hasil dari perbaikan tersebut, untuk mengukur apakah semua perbaikan
yang dilakukan bisa menanggulangi penyebab yang mempengaruhi
suatu masalah.
Cara memeriksa hasil perbaikan ini bisa dilakukan dengan
membandingkan kondisi masalah sebelum perbaikan dan kondisi
masalah setelah perbaikan atau dengan membandingkan data yang
menggambarkan masalah sebelum perbaikan dan data yang
menggambarkan setelah perbaikan.
Penyajian data yang menggambarkan masalah setelah perbaikan
hendaknya menggunakan alat yang sama dengan penyajian data yang
menggambarkan masalah sebelum perbaikan. Jika sebelumnya
menggunakan diagram pareto, maka setelah perbaikan harus
menggunakan diagram pareto. Alat-alat lain yang digunakan di
langkah ke-6 selain diagram pareto adalah lembar periksa, histogram
dan peta kendali.
Gambar2.4 Siklus Problem Solving
Tujuh Perangkat Alat Dalam Pemecahan Masalah yaitu :
1) Stratifikasi (Pengelompokan)
Adalah usaha untuk menguraikan dan mengklasifikasikan persoalan
menjadi kelompok-kelompok atau golongan sejenis atau menjadi unsur
tunggal dari persoalan, sehingga persoalan menjadi lebih sederhana
dan mudah dimengerti serta menghindari salah interpretasi.
2) Lembar Periksa (Lembar Data)
Adalah lembaran (sheet) yang digunakan untuk mencatat kegiatan atau
kejadian (data) dengan format yang sudah disiapkan terlebih dahulu.
Pengisi sheet tinggal memberikan tanda pada kolom yang sudah
disediakan.
Guna lembar periksa ini selain memudahkan dalam pemeriksaan juga
memudahkan dalam membuat rekapitulasi dan memudahkan analisis
terhadap masalah.
3) Diagram Pareto
Diagram pareto digunakan untuk menampilkan data dengan tujuan
untuk mengetahui suatu penyebab yang memberikan pengaruh yang
paling besar terhadap akibat. Dengan demikian bisa segera dilakukan
langkah perbaikan berdasarkan skala prioritas, yaitu penyebab yang
paling besar pengaruhnya terhadap akibat.
4) Diagram Ishikawa (Tulang Ikan) / Fish Bone Chart
Diagram ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara sebab
dan akibat dari suatu kegiatan. Dengan diagram Ishikawa kita dapat
menjabarkan banyak sekali semua penyebab, mulai dari penyebab
yang paling dekat dengan akibat (masalah), sampai penyebab yang
tidak dekat dengan akibat (masalah). Diagram Ishikawa biasa juga
disebut sebagai diagram Tulang Ikan (Fish Bone Chart) karena melihat
bentuk dari anak panah yang menyerupai tulang ikan.
Gambar 2.5. Analisis Penyebab Masalah
Untuk memudahkan dalam menginventarisasi semua penyebab
yang berpengaruh terhadap akibat (masalah) dengan menggunakan
diagram Ishikawa harus mempertimbangkan faktor 4M dan 1L yaitu :
Mesin, Material, Metode (cara), Man(orang) dan Lingkungan, yang
ditempatkan pada tulang ikan yang pertama. Secara baku bentuk
diagram Ishikawa (tulang ikan) bisa dilihat di bawah ini.
Untuk menguraikan lebih dalam lagi semua penyebab,
sebaiknya menggunakan metode sumbang saran (brain storming),
karena semakin banyak informasi yang dikumpulkan, semakin baik
hasilnya. Selain itu dengan metode bertanya “mengapa” yang berulang
bisa mengefektifkan dalam menguraikan semua penyebab yang
berpengaruh terhadap akibat, baik langsung maupun tidak langsung.
Pertanyaan “mengapa” ini bisa dihentikan, jika dirasakan pertanyaan
“mengapa” tersebut sudah tidak diperlukan karena sudah terbayang
suatu tindakan penanggulangan dari penyebab tersebut.
5) Peta Kendali (Control Chart)
Merupakan grafik garis dengan pencantuman batas maksimum dan
minimum yang merupakan batas daerah pengendalian. Peta kendali
juga bisa dipergunakan untuk mengukur apakah proses (kegiatan
produksi) dalam keadaan terkendali atau tidak. Proses dikatakan dalam
keadaan terkendali jika unit yang diukur berada dalam batas-batas
kendali.Pada peta kendali bisa diketahui adanya penyimpangan tetapi
tidak terlihat penyebab penyimpangan tersebut. Peta kendali hanya
menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu.
6) Histogram
Histogram adalah diagram berupa diagram batang (balok) yang
menggambarkan penyebaran (distribusi) data yang ada, jadi dengan
menggnakan histogram, data yang dikumpulkan akan dengan mudah
diketahui sebenarnya (distribusinya)
7) Diagram Tebar
Diagram tebar adalah diagram yang digunakan untuk mengetahui
apakah ada korelasi (hubungan) atau tidak antara 2 variabel. Diagram
tebar bisa juga digunakan untuk mengetahui apakah suatu penyebab
yang diduga mempengaruhi atau tidak terhadap akibat (masalah) yang
sedang dihadapi.
Kerangka Teori
Gambar 2.6 Kerangka Teori
Input :
1. Man
2. Money
3. Material
4. Method
5. Machine
6. Market
7. Time
8. Technology
9. Information
Proses :
P1 : SOP dan Kuesioner
P2 : 1. Kepatuhan petugas
Promosi kesehatan terhdap SOP
2. Kuesioner kepuasan pelanggan
P3 : 1. Daftar Tilikan SOP2. Kuesioner Tingkat
Kepuasan Pelanggan
Output :Cakupan
OutcomeMutu
Pelayanan
PROMOSI KESEHATAN PHBS DI PUSKESMAS
KEPUASAN PELANGGAN
TINGKAT KEPATUHAN
PETUGAS
COMPLEKS PROBLEM
SIMPLE PROBLEM
Kerangka Konsep
Gambar 2.7 Kerangka Konsep
TINGKAT KEPATUHAN PETUGAS PROMKES
TERHADAP STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PHBSKEPUASAN
PELANGGAN
MUTU PELAYANAN PROMKES PHBS