bab 2 landasan teori 2.1 definisi...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Organisasi
Menurut Robbins dan Judge (2008:5) , organisasi adalah sebuah unit sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas dua orang atau lebih dan yang
relatif terus - menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan bersama
Sedangkan menurut Wibowo (2007:1) , organisasi adalah suatu wadah yang
dibentuk untuk mencapai tujuan bersama secara efektif.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi yaitu
suatu wadah yang terdiri dari kumpulan orang yang terikat dengan hubungan –
hubungan formal dalam rangkaian terstruktur untuk mencapai tujuan bersama
secara efektif.
2.1.1 Struktur Organisasi
Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi.Menurut
Robbins dan Coulter (2007:284) struktur organisasi dapat diartikan sebagai
kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas - tugas
pekerjaan dibagi - bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Sedangkan struktur
organisasi menurut Handoko (2003:169) didefinisikan sebagai mekanisme -
mekanisme formal dengan mana organisasi dikelolah.
Adapun beberapa macam bentuk organisasi yaitu,
1. Organisasi Lini
Organisasi Garis/ Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan
wewenang langsung secara vertical dan sepenuhnya dari kepemimpinan terhadap
bawahannya. Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau bentuk jalur. Bentuk ini
merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan digunakan secara luas pada masa
perkembangan industri pertama. Organisasi Lini ini diciptakan oleh Henry Fayol.
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah atasan dan bawahan
dihubungkan dengan satu garis komando , rasa solidaritas dan spontanitas seluruh
anggota organisasi besar , proses decision making berjalan cepat, disiplin dan
loyalitas tinggi , rasa saling pengertian antar anggota tinggi
Kekurangan dari struktur organisasi ini adalah ada tendensi gaya
kepernimpinan otokratis, pengembangan kreatifitas karyawan terhambat ,
karyawan tergantung pada satu orang dalam organisasi
2. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk
organisasi di mana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang
memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur
ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang
jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap
bawahan, sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut.
Keuntungan dari organisasi ini adalah program terarah, jelas dan cepat ,
kenaikan pangkat pejabat fungsional cepat , koordinasi antara anggota berjalan
dengan baik dan memberikan kesempatan karir bagi.
Kekurangan dari struktur organisasi ini adalah inisiatif perseorangan
dibatasi, mengurangi komunikasi dan koordinasi antar fungsi dan enumbuhkan
ketergantungan antar-fungsi — dan kadang membuat koordinasi dan kesesuaian
jadwal kerja menjadi sulit dilakukan.
1. Organisasi dalam bentuk Lini dan Fungsional
Organisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang
sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi Komite lebih mengutamakan
pimpinandan komite ini bersifat managerial. Komite dapat juga bersifat formal
atau informal,komite-komite itu dapat dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur
organisasi formal, dengan tugas-tugas dan wewenang yang dibagi-bagi secara
khusus.
Keuntungan dari organisasi ini adalah keputusan dapat diambil dengan
baik dan tepat, kecil kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari
pimpinan. dan usaha kerjasama bawahan mudah digalang.
Kekurangan dari organisasi ini adalah proses pengambilan keputusan agak
larnban karena harus dibicarakan terlebih dahulu dengan anggota organisasi,
kalau terjadi kemacetan kerja, tidak seorang pun yang mau bertanggung jawab
melebihi yang lain dan para pelaksana sering bingung, karena perintah datangnya
tidak dari satu orang saja.
4. Organisasi Matrik
Organisasi matrik disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek yaitu
organisasi di mana penggunaan struktur organisasi menunjukkan di mana para
spesialis yang mempunyai ketrampilan di masing-masing bagian dari kegiatan
perusahaan dikum-pulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang
harus diselesaikan
Organisasi matrik digunakan berdasarkan struktur organisasi staf dan lini
khususnya di bidang penelitian dan pengembangan.
Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah pada fleksibelitas dan
kemampuannya dalam memperhatikan masalah-masalah yang khusus maupun
persoalan teknis yang unik serta pelaksanaan kegiatan organisasi matrik tidak
mengganggu struktur organisasi yang ada
Kekurangan dari struktur organisasi ini adalah manajer proyek tak bisa
mengkoordinasikan berbagai bagian yang berbeda hingga menghadapi kesulitan
dalam mengembangkan tim yang terpadu dikarenakan penyimpangan pclaksanaan
perintah untuk masing-masing individu. Untuk mengatasi kesulitan yang mungkin
timbul, maka manajer proyek biasanya diberi wewenang khusus yang penting,
misalnya: dalam menentukan gaji, mempromosikan atau melakukan perlakuan
personalia.
2.2 Kualitas Layanan
Kualitas Layanan adalah sikap yang dibentuk oleh evaluasi jangka panjang
dari kinerja organisasi. Sehingga pada setiap akhir evaluasi, organisasi
menghasilkan rencana jangka panjang untuk memperbaiki kualitas pelayanannya.
Untuk mendefinisikan kualitas layanan yang perlu dilakukan adalah
membedakannya dengan kepuasan pelanggan karena keduanya berhubungan satu
dengan yang lain (Hoffman dan Bateson ,2011 : 319).
2.2.1 Dimensi Service Quality (SERVQUAL)
Menurut Parasuraman et al. dalam Rangkuti (2002:10), SERVQUAL
adalah teknik yang digunakan untuk melakukan analisis kesenjangan dari kualitas
kinerja layanan organisasi dari kebutuhan kualitas layanan. Hasil analisis
kesenjangan digunakan untuk memprioritaskan atribut yang relatif penting dari
persepsi pelanggan.
Terdapat 5 dimensi dalam Service Quality , yaitu
1. Tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, personilnya dan sarana
komunikasi.
2. Reliability, yaitu kemampuan untuk menghasilkan kinerja pelayanan yang
dijanjikan secara akurat dan pasti. Hal ini berarti bahwa pelayanan harus tepat
waktu dan dalam spesifikasi yang sama, tanpa kesalahan, kapanpun pelayanan
tersebut diberikan.
3. Responsiveness, yaitu bisa menjawab kebutuhan atau bisa diartikan dengan
kemauan untuk menolong pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat
4. Assurance, meliputi pengetahuan dan rasa hormat para karyawan dan
kemampuan mereka berarti adanya jaminan tentang kepastian pelayanan yang
diberikan.
5. Empathy, yaitu adanya penjiwaan dan perhatian secara pribadi terhadap
pelanggan.
2.3 Kepuasan Pelanggan
Menurut Kolter dan Armstrong (2010:31), kepuasan pelanggan berkaitan
dengan sejauh mana kinerja suatu produk sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
pelanggannya. Jika kinerja dari produk jauh dari harapan pelanggan, maka
pelanggan akan merasa tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan yang diharapkan
pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas. Dengan kata lain, pelanggan yang
puas akan kembali untuk membeli dan memberi tahu kepada pelanggan lain
mengenai pengalaman baik yang dirasakannya. Sedangkan pelanggan yang tidak
puas, akan membeli produk kompetitor.
Kepuasan pelanggan adalah bagaimana pelanggan dapat mengevaluasi
kinerja yang sedang berlangsung saat ini , kepuasan secara keseluruhan ini
memiliki efek positif yang kuat pada niat loyalitas pelanggan pada berbagai
produk dan jasa. (Gustafsson, A,.Johson,MD.,and Roos,I, 2005). “The Effect of
Customer Satisfaction Relationship Commitment Dimensions, and Triggers on
Customer Retention”, Journal of Marketing (Vol.69 : 210-218).
2.3.1 Pelanggan
Menurut Greenberg (2010:08) pelanggan didefinisikan sebagai individu
atau kelompok yang melakukan pembelian sebuah produk atau jasa yang
didasarkan akan pertimbangan harga dan penawaran dengan adanya komunikasi
dengan perusahaan melalui surat, panggilan telepon, dan email yang dikirimkan
secara berkala.
Definisi pelanggan loyal menurut Griffin (2005: 31) :
1. Melakukan pembelian berulang secara teratur
2. Membeli antar lini produk dan jasa
3. Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing lain
4. Mereferensikan kepada orang lain
2.4 Customer Relationship Managenment (CRM)
Menurut Kotler dan Amstrong (2010:37), Customer Relationship
Management adalah proses membangun dan menjaga hubungan yang baik dan
menguntungkan dengan pelanggan, dengan memberikan pelayanan yang bernilai
dan memuaskan pelanggan, mencakup segala aspek dari mendapatkan, menjaga
dan memelihara pelanggan.
Chaffey (2009:482) mengatakan juga bahwa CRM merupakan suatu
pendekatan pelayanan pelanggan untuk membangun dan mempertahankan bisnis
secara jangka panjang dengan membangun hubungan pelanggan dan perusahaan.
Sehingga secara garis besar, Customer Relationship Management (CRM) adalah
sebuah strategi yang berfokus pada pelanggan sehingga dapat memberikan value
kepada pelanggan untuk mempertahankan suatu bisnis dalam jangka panjang.
2.4.1 Fase – Fase CRM
Menurut O’Brien (2009 : 291), terdapat fase – fase CRM , yaitu
1. Acquire (Mendapatkan pelanggan baru)
Tahap dimana pelanggan baru didapatkan dengan memberikan kemudahan
pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.
2. Enhance (Meningkatkan profitabilitas dari pelanggan yang sudah ada)
Merupakan tahapan dimana perusahaan berusaha menjalin hubungan dengan
pelanggan melalui pemberian layanan yang baik terhadap pelanggannya
(customer service).
3. Retain (Mempertahankan pelanggan untuk jangka panjang )
Tahap ini adalah mempertahankan pelanggan yang memberi keuntungan dengan
menawarkan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan spesifik bukan yang dibutuhkan
oleh pelanggan pasar. Selain itu, membantu perusahaan secara proaktif dan
memberikan reward kepada pelanggan yang paling loyal dan menguntungkan
perusahaan. Sehingga untuk mempertahankan pelanggan dapat memperpanjang
bisnis perusahaan dengan pemasaran yang telah ditargetkan serta meningkatkan
hubungan dengan pelanggan.
Gambar 2.1 Tiga Fase CRM
Sumber : O’Brien (2009: 291)
2.5Electronic Customer Relationship Management (e-CRM)
Menurut Chaffey (2009:486), e-CRM atau electronic Customer
Relationship Management merupakan penggunaan teknologi komunikasi untuk
memaksimalkan proses bisnis dari penjualan sampai pelanggan yang telah ada dan
mendorong untuk menggunakan layanan online secara terus menerus. Chaffey
(2009 : 488) juga menyatakan e-CRM memiliki definisi penggunaan teknologi
komunikasi digital untuk memaksimalkan penjualan pada pelanggan dan
mendorong penggunaan online service.
Menurut Turban et al.(2010:389), e-CRM adalah suatu istilah yang
mencakup tentang metodologi dan perangkat lunak yang dapat membantu
perusahaan untuk mengelolah hubungan secara jangka panjang dengan pelanggan
, yang memiliki segala aspek mengenai informasi tentang pelanggan dan dapat
diakses oleh semua bagian di dalam perusahaan dan juga dapat diakses secara
mobile.
Sehingga e-CRM dapat disimpulkan sebagai CRM dengan penggunaan
teknologi dan perangkat lunak yang terintegrasi untuk mengelolah hubungan
perusahaan dengan pelanggannya dalam jangka panjang.
2.5.1 Manfaat e-CRM
Menurut Chaffey (2009:487), dengan penggunaan internet untuk e-CRM
maka terdapat beberapa manfaat yang dapat dicapai yaitu :
1.Penargetan lebih efektif dalam hal biaya (Targeting more cost effectively)
2.Mencapai penyesuaian untuk massa pesanan pemasaran (Achieve mass
customization of the marketing messages)
3.Meningkatkan kedalaman, memperluas dan sifat alami dari hubungan itu sendiri
(Increase depth, breadth, and nature of relationship)
4.Sebuah pembelajaran dari hubungan bisa dicapai dengan menggunakan
peralatan yang berbeda dalam seluruh siklus hidup pelanggan (A learning
relationship can be achieved using different tools throughout the customer
lifecyle)
5.Biaya yang lebih rendah (Lower cost).
2.6 Teori Statistika
2.6.1 Populasi dan Sampel
Menurut Haryadi dan Winda (2011:21) , Populasi merupakan seluruh
karakterisitik yang menjadi objek penelitian dimana karakteristik tersebut
berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa atau benda yang menjadi
pusat peneliti.
Menurut Sugiyono(2012:81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Nilai populasi cukup besar dan
membuat peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada, maka diperlukan
sampel yang harus benar – benar mewakili.
2.6.2 Teknik Sampling
Menurut Ridwan dan Kuncoro(2008:40) , Teknik Sampling adalah cara
mengambil sampel dari populasi. Pada umumnya, teknik sampling dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu :
a. Probability Sampling
Adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
anggota populasi yang menjadi sampel.
b. Non Probability Sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang
sama sebagai sampel.
2.6.3 Teknik Pengolahan Sampel
Menurut Umar (2002:141) , untuk menentukan minimal sampel yang perlu
diambil jika ukuran populasi sudah diketahui , maka dapat menggunakan rumus
Slovin.
1. 2+
=
dN
Nn
Keterangan :
Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Presisi yang ditetapkan karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat
ditolerir.
2.6.4 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono(2012:92), Skala pengukuran merupakan kesepakatan
yang digunakan sebagai acuan untuk mnentukan panjang pendeknya interval yang
ada dalam alat ukur. Sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
1. Skala Likeart
Skala likeart biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial.
2. Skala Guttman
Skala ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang bersifat tegas,
jelas, konsisten terhadap suatu masalah, karena hanya terdiri dari dua jawaban.
3. Rating Skala
Pada Skala ini responden , menjawab salah satu jawaban kuantitafi yang
disediakan dan ditafsir sebagai data kualitatif.
4. Diferensial Semantik
Merupakan serangkaian karakteristik dua kutub dengan keadaan yang
berlawanan dan dapat digunakan untuk menilai persepsi sesorang terhadap objek
sosial.
5. Skala Thurstone
Skala ini meminta responden untuk memilih pertanyaan yang disetujui
dari beberapa pernyataan yang disajikan dengan pandangan yang berbeda.
2.6.5 Jenis – Jenis Variabel
Menurut Lie Liana (2009: 90) ,berdasarkan fungsi variabel dalam
hubungan antar variabel maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi:
a. Variabel Independen (Independent Variable)
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen juga dikatakan variabel
yang diduga sebagai sebab (presumed cause variable).
b. Variabel Dependen (Dependent Variable)
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen disebut juga variabel yang diduga
sebagai akibat (presumed effect variable). Variabel dependen juga dapat disebut
sebagai variabel konsekuensi (consequent variable).
c. Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel yang dapat memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen. Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai pengaruh
terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara
variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan
positif atau negatif tergantung pada variabel moderating, oleh karena itu variabel
moderating dinamakan pula sebagai contigency variable.
Gambar 2.2 Hubungan Antara Variabel Dimoderasi Variabel Moderating
Sumber : Jurnal DINAMIKA (2009 : 92)
Berikut merupakan tabel operasional variabel penelitian :
Tabel 2.1 Tabel Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
Kualitas Pelayanan
Adalah sikap yang
dibentuk oleh
evaluasi jangka
panjang dari kinerja
organisasi. (Hoffman
dan Bateson ,2011 :
319).
Tangible Penampilan fisik dan desain
interior, penataan letak ruang
perusahaan, dan penampilan fisik
dari personel penyedia jasa
Likeart
1 sd 5
Reliability Kemampuan memberikan
pelayanan dan harga yang
akurat,tepat ,dan terpercaya
sebagaimana dijanjikan
Likeart
1 sd 5
Responsiveness Pelayanan staff yang tepat, cepat
, dan tanggap
Likeart
1 sd 5
Assurance Membangkitkan rasa percaya dan Likeart
Variabel
Moderating
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
keyakinan diri bagi pelanggan,
bebas dari bahaya , resiko atau
keraguan
1 sd 5
Emphaty Sikap peduli dan pengertian,
memperlakukan pelanggan
sebagai individu yang special
Likeart
1 sd 5
Kepuasan Pelanggan
adalah kepuasan
pelanggan berkaitan
dengan sejauh mana
kinerja suatu produk
sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh
pelanggannya.Kolter
dan Armstrong
(2010:31),
Kualitas Produk Memiliki produk yang
berkualitas dan layanan yang
baik
Likeart
1 sd 5
Kinerja (Hasil yang
diterima)
Produk dan jasa sesuai dengan
yang pelanggan pikirkan
Likeart
1 sd 5
Harapan Pelanggan Perbandingan antara harapan
pelanggan dengan kinerja yang
ada
Likeart
1 sd 5
Persepsi Tingkat kemudahan pelanggan
dalam mendapatkan informasi
produk yang ditawarkan
Likeart
1 sd 5
Harga Harga yang sesuai dengan
pelanggan
Likeart
1 sd 5
CRM Implementation
merupakan
penggunaan CRM
pada perusahaan saat
ini.
Social Media
(Facebook, twitter,
Instagram)
Promosi melalui jejaring sosial
saat ini
Likeart
1 sd 5
Chat (BBM, Line,
SMS)
Memberikan informasi yang
ditanyakan pelanggan
Likeart
1 sd 5
Telepon Melayani pemesanan atau
memmberikan informasi ,
Melayani keluhan dan saran via
telepon
Likeart
1 sd 5
Sumber : (Marshellina, 2013 : 624)
2.6.6 Uji Validitas
Menurut Haryadi dan Winda (2011:35), uji validitas adalah bukti bahwa
instrumen teknik atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep
yang dimaksud. Uji ini bertujuan untuk mengukur valid atau tidaknya setiap butir
pertanyaan. Data dapat dikatakan valid jika t hitung > t tabel, sebalikanya jika t
hitung < t tabel maka data tersebut tidak valid.
2.6.7 Uji Normalitas
Menurut Sujarweni (2014:52) Uji normalitas ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi data dalam variable yang akan digunakan dalam penelitian.
Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki
distribusi normal.
2.6.8 Analisis Korelasi
Menurut Sujarweni (2014:126) korelasi merupakan salah satu statistik
infarensi yang akan menguji apakah dua variabel atau lebih yang ada mempunyai
hubungan atau tidak. Untuk mencari makna generalisasi maka perlu dilakukan uji
signifikasi antara kedua variabel yaitu variabel X dan variabel Y.
Terdapat 3 Dasar Pengambilan Keputusan :
Pertama,
a. Jika sig penelitian < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan
b. Jika sig penelitian > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan
Kedua,
Dilihat dari tanda koefisien korelasi
a. Tanda (-) berarti apabila variabel X tinggi makan variabel Y rendah
b. Tanda (+) berarti apabila variabel X tinggi maka variabel y juga tinggi
2.6.9Moderated Regression Analysis
Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan
aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya
mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen)
(Jurnal DINAMIKA, 2009 : 93).
Variabel perkalian antara X1 dan X2 disebut juga variabel moderat karena
menggambarkan pengaruh moderating variabel X2 terhadap hubungan X1 dan Y.
Sehingga variabel X1 dan X2 merupakan pengaruh langsung dari variabel
X1 dan X2 terhadap Y.
Gambar 2.3 Model hubungan regresi dengan variabel moderating menggunakan
Moderated Regression Analysis
Sumber : Jurnal Dinamika (2009 : 93)
2.7Object-Oriented Analysis and Design (OOAD).
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:60), Object – Oriented
Analysis adalah semua jenis objek yang diperlukan oleh user untuk melakukan
suatu aktivitas pada suatu sistem dan menunjukan interaksi pengguna yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas tersebut.
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010 : 60), Object – Oriented
Design merupakan semua jenis objek tambahan yang diperlukan untuk menjadi
penghubung antara user dengan sistem, yang mempresentasikan bagaimana objek
tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi
dari setiap objek sehingga dapat diimplementasikan.
2.7.1 Unified Modelling Language (UML)
Menurut Satzinger , Jackson&Burd (2010 : 48), Unified Model Language
(UML) merupakan serangkaian standar konstruksi model dan notasi yang
dikembangkan secara khusus untuk pengembangan object – oriented. Model
dalam metode pengembangan sistem ini mencakup representasi dari input ,
output, proses data, objek , interaksi antar objek, lokasi , jaringan , dan peralatan.
2.7.2 Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010 : 242) Use case diagram
merupakan diagram yang menunjukan berbagai peran pemakai dalam sistem, dan
cara pemakai dalam menggunakan sistem tersebut.Use case diagram mudah
dibaca dan dimengerti karena use case diagram bekerja dengan menggambarkan
interaksi yang khas antara para pengguna sistem dan sistem itu sendiri, serta
memberikan narasi tentang bagaimana sistem yang digunakan.
Komponen dari usecase diagram, yaitu
1. System Boundary ;menggambarkan batasan antara sistem dan actor
2. Use case ; menggambarkan apa yang dilakukan oleh actor dalam sistem
3. Actors ;menggambarkan user atau pengguna dari suatu sistem
4. Flow ;menggambarkan hubungan antara use case dengan actor
Gambar 2. 4 Use Case Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:558)
2.7.3 Use Case Description
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:250), usecase description
dibuat untuk mendeskripsikan setiap usecase secara lebih rinci sehingga bisa
menciptakan sistem yang lebih komprehensif dan jelas sehingga sejalan dengan
kebutuhan pengguna. Usecase description memiliki tiga tingkat detail , yaitu :
1. Brief Description
Digunakan untuk usecase yang sederhana, ketika sistem yang dikembangkan
berskala kecil. Pada umumnya hanya memliki satu skenario dan sedikit kondisi
pengecualian.
2. Intermediate Description
Perluasan dari Brief Description dimana terdapat penambahan internal flow dari
semua aktivitas untuk usecase. Jika memiliki lebih dari satu skenario, maka setiap
arus dari kegiatan akan dideskripsikan secara individual.
3. Fully Developed Description
Perluasan dari Intermediate Description , merupakan metode yang paling formal
untuk mendokumentasikan suatu usecase dan memberikan gambaran yang lebih
rinci. Dalam penggunaannya dapat meningkatkan pemahanan terhadap proses
bisnis dan bagaimana sistem harus mendukungnya.
Gambar 2.5 Use Case Description
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:250)
2.7.4 Activity Diagram
Menurut Satzinger,Jackson dan Burd(2010,141), activity diagram adalah
jenis diagram alur kerja yang menggambarkan kegiatan pengguna dan aliran
sekuensial mereka.
Simbol dari activity diagram :
1. Synchronization bar
Merupakan notasi yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan
dari jalur yang berurutan.
2. Swimlane
Merupakan area persegi pada activity diagram yang mewakili aktifitas yang
didalamnya.
3. Starting activity
Merupakan notasi yang menandakan dimulainya sebuah aktivitas.
4. Transition arrow
Merupakan garis penunjuk arah yang menggambarkan transisi dari sebuah
aktivitas dan arah dari suatu aktivitas.
5. Activity
Merupakan aktivitas yang menggambarkan suatu aktivitas.
6. Ending activity
Merupakan notasi yang menandakan berakhirnya suatu aktivitas.
Gambar 2.6 Activity Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:250)
2.7.5 Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:187), Class Diagram
digunakan untuk menunjukkan kelas dari objek untuk sistem. Kelas-kelas dari
objek.
Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005 : 184) , domain model class
diagram merupakan suatu UML Class Diagram yang menunujukan hal – hal yang
penting berkaitan dengan aktivitas user. Hasil dari struktur ini adalah sebuah class
diagram yang menyediakan pandangan problem – domain yang jelas yaitu dengan
menggambarkan semua hubungan struktural antara class dan objek di dalam
model yang ada.
Bagian – bagian domain model class diagram , yaitu :
1. Object merupakan nama atau entitas dari setiap kelas
2. Attribute merupakan semua object yang ada didalam class yang memiliki nilai
3. Methods/Behaviour adalah kegiatan yang dilakukan oleh objek
4. Generalization yaitu class umum (super class) yang menggambarkan properties
berdasarkan pada kumpulan class khusus (sub class)
5. Cluster yaitu kumpulan class yang saling terkait
6. Aggregation yaitu objek superior (keseluruhan) yang terdiri dari sejumlah
objek (sebagian).
7. Associatotion , yaitu hubungan yang memiliki arti antara sejumlah objek.
Gambar 2.7 Domain Model Class Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:187)
2.7.6 Update Design Class Diagram
Design Class Diagram dan detail interaction diagram menggunakan satu
samalain sebagai pemasukan untuk perancangan dan dikembangkan padawaktu
yang sama interaksi pertama pada design class diagram dilakukanberdasarkan
model domain dan pada prinsip desain reenginering. Design Class Diagram dapat
dikembangkan untukmasing-masing layernya. Dalam tampilan view layer dan
data access layer, beberapa kelas harus dispesifikasikan. Domain layer juga
memilikibeberapa kelas yang ditambahkan untuk use case controllers.
Gambar 2.8 Update Design Class Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2010)
2.7.7 Sequence Diagram
Menurut Satzinger,Jackson&Burd (2010, 255) sebuahsequence
diagramakanmemberikan identifikasi input dan output dariuse case.
Terdapat 4 tahapan dalam sequence diagram , yaitu
• System Sequence Diagram
System Sequence Diagram akan memberikan identifikasi input dan output
dari use caseyang berurutan, digunakan juga dengan deskripsi yang rinci atau
dengan activity diagram untuk menunjukkan langkah – langkah pengolahan dan
interaksi aktor dengan sistem.
Gambar 2.9System Sequence Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010)
• First Cut Sequence Diagram
First Cut Sequence Diagrammerupakan pembangunan dari elemen-elemen
dari System Sequence Diagram. Kemudian menambahkan objek lain yang
diperlukan use case. Langkah selanjutnya adalah menentukan message,
termasuk objek yang harus menjadi sumber dan tujuan dari setiap message
untuk mengumpulkan semua informasi yang diperlukan.
Gambar 2.10First Cut Sequence Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2010)
• Three Layer Sequence Diagram
Three Layer Sequence Diagram merupakan gambaran lengkap dari
Sequence Diagramdan juga pengembangan dari First Cut Sequence
Diagram.
Gambar 2.11 Three Layer Sequence Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2010)
2.7.8User Interface
Menurut Satzinger,Jackson&Burd(2010:531), User Interface merupakan
bagian sistem informasi yang membutuhkan interaksi user untuk menghasilkan
input dan output.
User Interface dapat menerima informasi dari User dan memberikan
informasi kepada user untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah
sampai ditemukan suatu solusi. User Interface yang ada untuk berbagai sistem,
dan menyediakan cara : input , memungkinkan pengguna untuk memanipulasi
sistem dan output , memungkinkan sistem untuk menunjukkan efek manipulasi
pengguna.
Gambar 2.12User Interface
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:558)