bab 2 landasan teori 2.1 kerangka teorithesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00547-mc bab 2.pdf ·...
TRANSCRIPT
13
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 KERANGKA TEORI
Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang
mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di
antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan kegiatan tersebut.
Teori-teori yang termasuk dalam penelitian ini adalah komunikasi, unsur-
unsur dalam proses komunikasi, fungsi komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi,
komunikasi massa, ciri-ciri komunikasi massa, efek komunikasi massa, televisi,
berita, berita infotainment, presenter, modal dasar seorang presenter, tugas dan
tanggung jawab seorang presenter, persiapan seorang presenter, minat, teori
kegunaan dan gratifikasi, dan asumsi dasar teori kegunaan dan gratifikasi.
2.2 TEORI-TEORI UMUM/DASAR
2.2.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, communication yang
berarti pemberitahuan, pemberian bagian (dalam sesuatu), pertukaran dimana si
pembicara mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya, ikut
mengambil bagian dengan kata kerja communicate yang berarti berdialog,
berunding atau bermusyawarah dan kata sifat communis, yang artinya bersifat
umum atau bersama-sama (Arifin, 2003:19-20)
14
Penulis mendefinisikan komunikasi sebagai kegiatan atau usaha
penyampaian pesan antar manusia, maka dari itu ilmu komunikasi merupakan
ilmu yang memperlajari usaha dalam menyampaikan pesan antar manusia.
Sebenarnya ilmu komunikasi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
bersifat multidisipliner. Oleh karena itu, banyak sekali definisi yang diberikan
oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu dengan membawa penekanan arti,
cakupan, dan konteks yang berbeda satu sama lain.
Shannon & Weaver (dikutip dari Arifin, 2003:21) mendefinisikan
komunikasi adalah :
“Bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lainnya, segaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan seni dan
teknologi.”
Pengertian dari Shannon & Weaver lebih menjelaskan tentang bentuk
dari komunikasi yang tidak terbatas pada komunikasi verbal tetapi juga non-
verbal, selain itu komunikasi yang dilakukan oleh manusia pasti memberikan
pengaruh dan mempengaruhi sekalipun itu tanpa sengaja.
“Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.”
Prof. Dr. Onong Uchjana Effendi (1993:5).
Maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan untuk
menyampaikan sesuatu pesan yang memiliki tujuan tertentu demi untuk
15
mencapai suatu kesepakatan bersama, proses penyampaian pesan baik verbal
maupun non-verbal dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan
sebuah media yang kemudian akan memberikan hasil berupa pengaruh dan
mempengaruhi.
2.2.2 Unsur-unsur dalam Proses Komunikasi
Jika dilihat dari beberapa definisi diatas, komunikasi dinyatakan
sebagai sebuah proses dimana di dalamnya terdapat unsur-unsur yang menjadi
prasyarat terjadinya komunikasi. Secara linear, proses komunikasi setidaknya
melibatkan 4 (empat) unsur diantaranya : Deddy Mulyana (2002:15)
1. Komunikator, yaitu pihak yang mengambil inisiatif untuk menyampaikan suatu pesan, komunikator disebut sebagai pihak pengirim pesan.
2. Pesan, yaitu pernyataan yang ingin disampaikan dalam bentuk lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau lisan, gambar, angka dan gestur.
3. Saluran (media), yaitu sesuatu yang digunakan sebagai alat penyampaian pesan, misalnya seperti TV, radio, telepon.
4. Komunikan, yaitu pihak yang menjadi sasaran komunikasi, disebut juga sebagai pihak yang penerima pesan.
Selain keempat unsur di atas, ada 3 (tiga) unsur lainnya yang juga
penting dalam proses komunikasi, yaitu :
1. Dampak (Efek), yaitu sesuatu hal yang terjadi pada pihak komunikan terhadap pesan yang diterima dan pengaruh yang dibawanya.
2. Umpan balik (Feedback), yaitu tanggapan balik dari pihak komunikan atas pesan yang diterimanya.
3. Gangguan (Noice), yaitu faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi.
2.2.3 Fungsi Komunikasi
Berikut penulis akan membahas 4 (empat) fungsi komunikasi
berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh William I. Gorden, (Deddy
16
Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu pengantar, 2002). “Keempat fungsi tersebut
yakni Komunikasi Sosial, Komunikasi Ekspresif, Komunikasi Ritual,
Komunikasi Instrumental.” Penulis mencoba menguraikan keempat fungsi
komunikasi sebagai berikut :
1. Fungsi Pertama : Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial, setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan
orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota
masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
Para ilmuwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu
mempunyai hubungan timbal balik. Budaya menjadi bagian dari perilaku
komunikasi, pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan,
memelihara dan mengembangkan atau mewarisi budaya.
2. Fungsi Kedua : Komunikasi Ekspresif
Fungsi ini erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi
ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian maupun kelompok.
Komunikasi ekspresif ini tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang
lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen
untuk menyampaikan perasaan, terutama dikomunikasikan melalui pesan-
pesan verbal dan non-verbal. Selain itu, emosi atau perasaan kita juga dapat
17
disalurkan melalui bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian,
lukisan juga teater.
3. Fungsi Ketiga : Komunikasi Ritual
Komunikasi Ritual ini erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif.
Komunikasi ritual ini biasanya silakukan secara kolektif. Suatu komunitas
sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup. Mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun,
pernikahan sampai upacara kematian. Dalam upacara tersebut orang
mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku tertentu yang bersifat
simbolik. Ritual-ritual lainnya seperti berdoa dan merayakan hari besar
keagamaan juga termasuk komunikasi ritual. Mereka berpartisipasi dalam
bentuk komunikasi ini juga menegaskan kembali komitmen mereka kepada
tradisi keluarga, suku, bangsa, negara dan ideologi mereka.
4. Fungsi Keempat : Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yakni
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,
mengolah perilaku, dan juga untuk menghibur. Bila disimpulkan, maka
kesemua tujuan tersebut membujuk atau bersifat persuasif, komunikasi
yang berfungsi memberitahukan yang mengandung muatan persuasif dalam
arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa
fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk
diketahui.
Komunikasi sebagai instrumen berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka
18
panjang. Tujuan jangka pendek misalnya mendapat pujian, simpati, dan
keuntungan. Sementara tujuan jangka panjang memdapatkan keahlian
komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, dan berbahasa asing
ataupun keahlian menulis.
2.2.4 Bentuk-Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi menurut Effendy, (2003:17) dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Komunikasi Vertikal Komunikasi Vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik
2. Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang dilakukan secara mendatar misalnya komunikasi antara karyawan dan karyawan dan komunikasi ini sering berlangsung secara tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal
3. Komunikasi Diagonal Komunikasi yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian
2.2.5 Komunikasi Massa
2.2.5.1 Pengertian Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa tidak dapat didefinisikan dengan
singkat dan sederhana, sebab dalam pengertian komunikasi massa
tercakup hal-hal seperti isi pesan, teknologi, kelompok-kelompok,
macam-macam konteks, bentuk-bentuk khalayak, dan efek. Maka dari
itu, banyak para ahli memberikan batasan pengertian komunikasi massa
secara berbeda-beda. Namun dari sekian banyak definisi yang diajukan
oleh para ahli, setidaknya ada dua yang mampu memberikan
19
pemahaman yang lebih gampang kita pahami. Menurut Sasa Djuarsa
Sendjaja, (1993:158)
Pertama, menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan-
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang. Definisi ini memberikan batasan-batasan pada komponen-
komponen dari komunikasi massa dan komponen-komponen tersebut
mencakup adanya pesan-pesan, media massa (koran, majalah, TV,
radio, dan film), dan khalayak.
Kedua, menurut DeFleur dan Dennis bahwa komunikasi massa
adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator
menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan
secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan
dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan
melalui berbagai cara.
Diantara kedua definisi di atas, definisi kedua memiliki arti
yang lebih luas dibandingkan dengan yang pertama. Definisi DeFleur
dan Dennis tersebut menonjolkan pada segi pengemasan dan penyajian
isi pesan di dalam media massa. Dengan cara dan gaya tertentu dapat
menciptakan makna terhadap peristiwa sehingga mempengaruhi
khalayak.
Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,
komunikasi massa adalah hubungan dengan orang banyak. Dari
beberapa pengertian di atas maka penulis merumuskan definisi
Komunikasi massa adalah suatu tindakan penyampaian pesan yang
20
dilakukan komunikator tunggal kepada khalayak luas (massa), dengan
menggunakan media massa (radio, TV, koran, majalah) sehingga pesan
tersebut dapat diterima oleh massa secara serempak atau bersamaan,
dengan demikian komunikasi massa ini melibatkan komunikator dan
media komunikasi sebagai media penyampaian pesannya, karena pesan
berhubungan dengan kepentingan khalayak banyak.
2.2.5.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa
`Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri karena berbeda
dengan bentuk komunikasi massa (Ardianto dan Erdinaya, 2004 : 3-7),
sebagai berikut :
1. Komunikasi Terlembaga Komunikator pada komunikasi bersifat melembaga, bisa berupa institusi atau organisasi
2. Pesan Bersifat Umum Pesan yang disampaikannya bersifat terbuka karena ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu pesan komunikasi bersifat umum. Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak untuk kelompok orang tertentu, pesannya bersifat umum.
3. Komunikan Anonim dan Heterogen Dalam komunikasi massa komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasi menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen karena terdiri dari lapisan masyarakat yang berbeda. Masing-masing komunikan berbeda jenis kelamin, jenis pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Keserempakan yang dimaksud dalam komunikasi massa adalah kesamaan waktu yang hampir bersamaan dalam menerima informasi yang diberikan lewat media massa
5. Komunikasi Massa Mengutamakan Isi daripada Hubungan Pada komunikasi massa yang terpenting adalah adalah unsur isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
21
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan media massa karena menggunakan media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan namun keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersonal. Dengan demikian massa bersifat satu arah.
7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra terbatas tergantung pada jenis media massa yang digunakan. Pada surat kabar, komunikan hanya dapat melihat. Pada radio siaran khalayak hanya mendengar, sedangkan pada televisi dan fil khalayak menggunakan indra peglihatan dan pendengaran.
8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) Pada komunikasi massa umpan balik yang diterima komunikator tertunda dan lambat karena antar komunikator dan komunikan tidak bertatapan secara langsung. Sehingga umpan balik yang dikirim komunikan harus melalui media terlebih dahulu.
2.2.6 Televisi
2.2.6.1 Pengertian Televisi
Televisi berasal dari kata tele yang berarti jauh, dan vision yang
berarti penglihatan. Jika disatukan maka artinya adalah penglihatan
jauh. Jika diartikan secara harafiah, televisi adalah media yang bisa
melihat keadaan yang jauh. Namun, menurut Effendy di dalam bukunya
Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:174), mendefinisikan
“Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture)”.
Sedangkan menurut Baksin dalam bukunya Jurnalistik Televisi
Teori dan Praktik adalah sebagai berikut :
“Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata
televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele yang
berarti jauh dan visi berarti penglihatan. Jadi televisi berarti tampak
atau dapat melihat dari jarak jauh.”
22
Dalam undang-undang No. 32 tentang penyiaran tahun 2002
menyebutkan penyiaran televisi adalah sebagai berikut :
“Media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan
gagasan dan informasi dalm bentuk suara dan gambar secara umum,
baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan
berkesinambungan”.
2.2.6.2 Berita Televisi
Berita televisi merupakan bentuk berita audio visual, yaitu
berita yang bisa di dengar sekaligus bisa dilihat melalui media televisi.
Dalam program berita televisi, kita bisa melihat peristiwa yang sedang
terjadi dengan ditampilkannya gambar nyata (visual), dan juga bisa
mendengarkan informasi berupa narasi dari berita atau gambar yang
disajikan tersebut.
Samadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia Menulis Berita
dan Feature (2005:65), memberikan pengertian berita sebagai berikut :
“Berita adalah laporan tercepat menegenai fakta atau ide terbaru
yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak,
melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media on
line internet.”
Suhandang dalam buku Pengantar Jurnalistik, Seputar
Organisasi, produk dan Kode etik (2004:103) pengertian berita adalah
sebagai berikut :
“Laporan atau pemberitaan tentang segala peristiwa aktual yang
menarik perhatian banyak orang. Peristiwa yang melibatkan fakta dan
23
data yang ada dalam semesta ini, yang terjadinya pun aktual dalam arti
baru saja atau hangat dibicarakan orang banyak”.
Dari kedua pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa
berita televisi adalah sebuah laporan mengenai sebuah peristiwa yang
baru terjadi, masih menjadi pembicaraan masyarakat, aktual, dan
menarik perhatian banyak orang yang disajikan melalui media televisi,
yang menggabungkan gambar dengan suara.
2.2.6.3 Berita Infotainmen
Dalam buku Jurnalistik Televisi (Adi Badjuri, 2010),
Infotainmen adalah suatu acara yang memberikan informasi yang
dikemas dalam bentuk yang menghibur. Informasi sebagai inti acara
yang disampaikan kepada publik dengan menggunakan metode atau
cara yang menghibur.
Kata taint berarti sebuah keadaan yang membuat orang malu
atau terlihat payah atau dalam kesulitan. Ide dasar konsep Infotainmen
berawal dari asumsi informasi kendati yang dibutuhkan oleh
masyarakat umum tidak dapat diterima begitu saja, apalagi untuk
kepentingan merubah sikap negatif menjadi positif manusia. Karena itu
diperlukan semacam pancingan khusus untuk mengambil perhatian
masyarakat. Pilihannya adalah dengan menyusupkan entertainment
(hiburan) yang menarik perhatian masyarakat di tengah-tengah
penyampaia information (informasi). Dari sini kemudian muncul istilah
infotainment, yaitu kemasan yang bersifat informatif namun di bungkus
24
dan disisipi dengan entertainment untuk menarik perhatian khalayak
sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima.
Di tanah air, infotainmen terbukti digemari penonton televisi. Ia
terkadang mengundang pro dan kontra, terutama soal etika peliputan
yang dianggap terlalu mendalam memasuki wilayah pribadi
narasumber. Pertumbuhan infotainment di Indonesia diproduksi
bersamaan dengan sinetron, reality show, merupakan bukti nyata dari
the logic accumulation atau dalam istilah Dedy N. Hidayat (2003)
never-ending circuit of capital accumulation : M-C-M (Money-
Commodities-More Money).
Menurut Dedy N. Hidayat yang dikutip dari Iswandi Syahputra
(2006;69), mengatakan :
“Industri televisi menciptakan selera pasar sambil menyatakan
inilah “selera pasar” dan memaksa stasiun televisi mengakui serta
mengakumulasi program sejenis, disaat bersamaan menyeimbangkan
program lain, sinetron, reality show, kontes-kontesan sangat
membutuhkan infotainment, demikian juga sebaliknya”.
2.3 TEORI-TEORI KHUSUS
2.3.1 Pengertian Presenter
“Istilah presenter mulai akrab di dengar dan dipopulerkan oleh industri
televisi di Indonesia. Presenter televisi adalah istilah Inggris, untuk orang yang
membawakan acara atau program televisi” (Ensiklopedi online-google.com
hari Senin tanggal 21 februari pukul 14.00 WIB).
25
Saat ini istilah itu banyak melekat pada selebritis yang sering
memainkan peran ini, meski ada juga orang yang bukan selebriti yang berhasil
menekuni karir ini, terutama dalam dunia program anak televisi, dimana
selebriti menjadi kurang penting.
“Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan
lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu.
Pengecualiaannya adalah presenter untuk program politik atau iptek yang
biasanya merupakan profesional di bidangnya” (wikipedi online-google.com
hari Senin tanggal 21 februari pukul 14.50 WIB).
Menurut Hendi Triono, S.IP dalam bukunya “Langkah Awal Menjadi
Presenter” (2007) pengertian dari presenter adalah sebagai berikut :
“Presenter adalah seorang yang membawakan dan menyampaikan informasi
atau narasi, dalam sebuah program acara di stasiun televisi”.
Jadi penulis menyimpulkan bahwa presenter adalah orang yang
membawakan, menyampaikan suatu informasi, nasrasi, yang terkadang bidang
ini di melekat sebagian selebritis akan tetapi tidak menutup kemungkinan
presenter berasal dari golongan luar selebriti. Beda halnya presenter acara
khusus seperti politik, iptek biasanya adalah presenter yang ahli atau berasal
dari bidang tersebut, minimal ia memahami betul bidang dalam program acara
iptek ataupun politik yang akan ia bawakan.
26
2.3.1.1 Modal Dasar Seorang Presenter yang Baik
Menurut Sony Tulung dalam bukunya “Anda Juga Bisa Menjadi
Presenter TV Sukses”(2007), “Ada lima modal dasar yang perlu
dimiliki seorang presenter yaitu: “impian, wawasan, suara, keahlian
berkomunikasi, sikap”.
Memiliki lima modal dasar ini adalah hal yang mutlak sebagai
pijakan seorang presenter. Sadar atau tidak seorang presenter yang baik
harus memiliki lima modal dasar ini. Dari lima modal dasar diatas
penulis mencoba menjelaskan sebagai berikut :
1. Impian
Impian adalah modal dasar pertama yang harus dimiliki jika ingin
menjadi seorang presenter terlebih presenter sukses, impian
terkadang disebut sebagai cita-cita, obsesi, hasrat, motivasi. Secara
tepatnya impian menggambarkan sesuatu yang kita inginkan yang
memiliki kemungkinan untuk diraih, dengan adanya impian,
seorang presenter akan menjadi lebih termotivasi dan lebih memacu
kemampuan yang ada didalam dirinya. Seorang presenter yang baik
seharusnya berjuang untuk mendapatkan dan mencapai impiannya
tersebut.
2. Wawasan
Modal dasar berikutnya yang perlu dimiliki seorang presenter
adalah wawasan. Seorang presenter tidak harus pintar secara
akademis, tidak perlu juara kelas, tetapi cukup dengan memiliki
wawasan yang luas, wawasan tersebut didapatkan melalui
27
pengalaman hidup, kegiatan sehari-hari, membaca buku,
mendengarkan informasi, bergaul dan sebagainya. Banyak hal yang
dapat dilakukan untuk mendapatkan wawasan yang luas.
“Seorang presenter di tuntut berwawasan luas, dan sebaiknya
mengetahui semua hal” AA.Kunto A dalam bukunya “Cepat Kaya
Jadi Presenter” (2007)
Maksudnya adalah seorang presenter adalah orang yang
mengerakkan suatu acara, suatu acara dinilai berhasil atau tidaknya
tergantung dari penampilan presenternya, jadi sebaiknya presenter
tersebut menguasai semua hal.
3. Suara
Suara sangatlah unik. Walaupun semua modal dasar itu penting, tak
pelak lagi suara adalah aset yang sangat berharga bagi seorang
presenter, dengan suara seorang presenter dapat nilai berkualitas
atau tidaknya, misalnya suara yang lantang dan teratur dapat
membuat penonton tertarik untuk mendengarnya, lain halnya
dengan suara yang pelan, kecil maka akan membuat pendengar
merasa bosan. Walaupun suara merupakan pembawaan sejak lahir,
tetapi suara dapat dilatih.
Dari suara seseorang juga bisa merasakan mood atau suasana
hatinya, baik yang sengaja di tampilkan atau pun suasana hati yang
disembunyikan. Suara bisa membangun theater mind di benak
orang yang mendengarnya. Theater mind kurang lebih berarti
penciptaan suatu gambaran dalam benak seseorang mengenai suatu
28
hal atau peristiwa stimulasi suara yang kita dengar. Namun
demikian nyatanya banyak presenter yang tidak menyadari hal-hal
yang berkaitan dengan suara, pentingnya suara dan bagaiman
menjaga kualitasnya. “Profesi presenter menuntut anda untuk
berbicara, oleh karena itulah suara sangatlah penting” Sony Tulung
dalam bukunya “Anda Juga Bisa Menjadi Presenter TV
Sukses”(2007).
4. Keahlian Berkomunikasi
“Komunikasi adalah bagian yang tidak dapat di pisahkan dari dunia
presenter” Hendri triono, S.IP dalam bukunya “Langkah Awal
Menjadi Presenter”(2007).
“Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,
ide, gagasan) dari satu pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi
diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan
menggunakan kata-kata (lisan)”.
Banyak hal yang perlu menjadi perhatian seorang presenter dalam
proses komunikasi melalui media televisi. Karakter unik televisi
yakni perpaduan unsur gambar dan suara menjadikan televisi
sebagai media masa modern terpopuler sampai pada saat ini,
bagaimana seorang presenter mampu menyampaikan pesan kepada
audience, tanpa mengurangi isi pesan tersebut, dan bahkan
mempengaruhi audience. Keahlian berkomunikasi juga
berhubungan dengan kemampuan seorang Presenter atau Pembawa
Acara menggunakan kata-kata yang bisa dipahami oleh
29
penontonnya atau audience. Karena tidak semua penonton memiliki
pengetahuan yang sama jadi seorang Presenter harus benar-benar
mengetahui tingkat kemampuan penontonnya.
5. Sikap
Mosal dasar terakhir adalah sikap. Meski sikap berada di urutan
terakhir, jangan berpikir ini adalah hal yang kurang penting sikap
inilah yang menjadi faktor penentu melengkapi modal dasar
lainnya. Tanpa sikap yang benar, keempat modal dasar sebelumnya
tidak akan ada artinya.
“Sikap adalah segalanya. Seberapa besar dan kuat impian anda,
seberapa mahir anda berkomunikasi tanpa sikap yang bernar jangan
harap anda bisa jadi presenter yang sukses. Semua modal dasar
sangat penting karena seharusnya itu merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan” Stephen Chovey dalam bukunya “seven
habbits of highly effective people”. Sikap adalah hal kecil yang
membuat perbedaan yang besar, beberapa sikap positif dapat
membantu mencapai kesuksesan di bidang presenter dan
mempertahankan kesuksesan, menurut Sonny Tulung (2007) sikap
positif yang dapat membantu adalah rendah hati, tidak mudah
menyerah, tidak cepat puas selalu mau belajar, disiplin waktu,
mudah diajak kerjasama, sabar, mau mendengarkan orang lain
(open minded), jujur, bisa di andalkan, dan menghargai orang lain.
Sikap dalam seorang Presenter dapat dilihat dari hal-hal kecil
seperti mimik wajah, perilaku, dan tutur katanya, misalnya seorang
30
Presenter hanya boleh memberi komentar terhadap suatu peristiwa
jika hal tersebut diperlukan, tanpa memojokan pihak-pihak tertentu,
tidak menjadikan berita sebagai bahan lelucon, apalagi jika berita
tersebut merupakan berita duka, dari hal seperti inilah dapat
diketahui bagaimana sosok presenter yang memiliki sikap yang baik
atau yang buruk.
2.3.1.2 Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Presenter
Menurut Drs. Tommy Suprapto, dalam bukunya berkarier di
bidang broadcasting (2006 : 46), tugas dan tanggung jawab seorang
presenter adalah :
1. Seorang presenter bertugas mengantarkan dan membawakan mata acara siaran baik radio maupun televisi. Dan bertanggung jawab atas kelancaran acara yang berlangsung.
2. Memberikan narasi pada saat pembukaan dan penutupan siaran yang diproduksi oleh stasiun setempat
3. Menyediakan setiap saat interview dan membacakan naskah siaran berita.
Jadi penulis menyimpulkan bahwa seorang presenter bertugas
membawakan sebuah program acara dan menyampaikan pesan tersebut
dengan kemasan yang menarik dari awal acara sampai pada akhir acara
dan bersikap siaga dalam setiap penampilannya.
2.3.1.3 Persiapan Seorang Presenter
Tahap awal atau dasar kesiapan adalah seorang presenter berani
membawakan acara, hendi Triono, S.IP dalam bukunya “Langkah Awal
menjadi Presenter” (2007) mengemukakan “milikilah keberanian
terlebih dahulu, jika tidak memiliki keberanian presenter tidak akan
pernah belajar”
31
Tanpa keberanian seorang presenter tidak akan bisa belajar, dan
bahkan tidak akan brani memulai membawakan suatu program berita,
selain itu persiapan seorang presenter selanjutnya adalah memperluas
wawasan, memperbaiki kepribadian, menjadi pribadi yang lebih baik
dan menyenangkan, menurut Hendy Triono, S.IP (2007) “Presenter
tidak hanya dilihat dari penampilan yang menarik akan tetapi
kepribadiannya juga dilihat”.
Selain itu persiapan secara teknis berhubungan dengan wardobe
adalah penampilan, dalam hal ini kaitan penampilan dengan teknis,
seorang presenter harus memahami tema acara, kondisi lapangan atau
studio agar dapat menyesuaikan penampilan. Misalnya dalam studio
menggunakan background green screen, blue screen, atau white screen,
maka presenter harus bisa menyesuaikan, agar kualitas gambar yang
diambil bagus.
Menurut Sonny Tulung dalam bukunya “Anda Juga Bisa
Menjadi Presenter TV Sukses”(2007), siaran olahraga luar negri
terutama amerika, penampilan presenternya sangat bagus, bukan karena
cantik, akan tetapi karena pakaina yang mereka kenakan sangat cocok,
mulai dari ukuran yang pas, warna yang cocok dan segala aksesoris
yang sesuai.
32
2.3.2 Minat
2.3.2.1 Pengertian Minat
Minat merupakan salah satu efek afektif dari komunikasi yang
dimana dalam efek afektif dilihat pada sikap seseorang terhadap objek
tertentu. Minat menurut bahasa (etimologi) ialah usaha dan kemauan
untuk mempelajari dan mencari sesuatu.
Menurut Hilgar dan Slameto dalam bukunya Pengantar Psikologi
Pembangunan, (1988,59) pengertian minat adalah sebagai berikut :
“Suatu proses yang tetap untuk memperhatikan dan menfokuskan diri
pada sesuatu yang diminatinya dengan dorongan, perasaan, rangsangan
dan motivasi yang dapat membentuk sikap seseorang”.
Sedangkan menurut Andi Maprare yang dikutip dari Hilgar dan
Slameto (1988:62) pengertian minat adalah sebagai berikut :
“Suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari
perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecederungan
lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu.”
Sehingga penulis menarik kesimpulan dari 2 (dua) pengertian
tersebut bahwa minat merupakan keinginan atau dorongan psikologis
yang sangat kuat pada diri seseorang terhadap suatu objek, yang pada
akhirnya dapat membentuk sikap seseorang, dengan adanya minat maka
seseorang akan lebih mudah terpancing untuk melakukan sesuatu baik
yang berupa kegiatan maupun pola pikir, karena minat dating dari
dorongan psikologis.
33
2.3.2.2 Efek-efek yang Mempengaruhi Minat
Media massa juga mempunyai efek yang mempengaruhi minat,
menurut Elvinaro (2007:52-58), adalah sebagai berikut :
a. Efek Kognitif Adalah akibat yang timbul pada diri komunikasi yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif sehingga berpengaruh dalam menentukan dan memilih.
b. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.
c. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film menyebabkan orang menjadi beringas.
2.3.3 Teori Ketergantungan Media
Teori ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh
Sandra Ball-Rokeach dan Melvin Defleur (McQuail 2002 : 390). Seperti teori
uses and gratifications, pendekatan ini juga menolak asumsi kausal dari awal
hipotesis penguatan. Untuk mengatasi kelemahan ini, pengarang ini mengambil
suatu pendekatan sistem yang lebih jauh. Di dalam model mereka mereka
mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara pendengar, media. dan
sistem sosial yang lebih besar. Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh teori
uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung
kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi
kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses
34
konsumsi media massa. Namun semua khalayak tidak memiliki ketergantungan
yang sama terhadap semua media.
Menurut Sandra Ball Rokeach dan Melvin DeFleur (Building
communication theory 1997 : 387-393), Teori Ketergantungan Media
(Dependency Theory) adalah teori tentang komunikasi massa yang membahas
ketergantungan dalam penggunaan media. Asusmsi dari teori ini menyatakan
bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi
kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu.
Mereka memperkenalkan model yang menunjukan hubungan integral tak
terpisahkan antara pemirsa, media dan sistem sosial yang besar. Teori ini
merupakan pengembangan dari teori penggunaan dan kepuasan (uses and
gratifications theory) dan hubungannya dengan Agenda Setting Theory. Teori
ini mengidentifikasi bagaimana orang menggunakan dan menjadi tergantung
pada media. Orang menggunakan media untuk banyak alasan.
Teori Ketergantungan mengatakan bahwa seseorang akan tergantung
pada media dengan tujuan memenuhi kebutuhannya. Media akan menjadi lebih
penting untuk individu tersebut apabila media itu dapat memenuhi kepentingan
penggunanya. Media juga akan memiliki pengaruh lebih banyak dan
kekuasaanatas individu tersebut. Jika seseorang sangat tergantung pada media
untuk informasi, dan media adalah satu-satunya sumber orang itu untuk
informasi, maka mudah untuk mengatur agenda public atau hal yang akan
dianggap penting bagi public.Sesuai dengan teori-teori sebelumnya yang
menekankan pada pengguna sebagai penentu media, teori ini memperlihatkan
bahwa individu bergantung pada media untuk pemenuhan kebutuhan atau untuk
35
mencapai tujuannya, tetapi mereka tidak bergantung pada banyak media dengan
porsi yang sama besar. Mereka tetap dapat memilih media mana yang akan
mereka gunakan untuk memenuhi keinginanya. Besarnya ketergantungan
seseorang pada media ditentukan dari dua hal.
Pertama, individu akan condong menggunakan media yang menyediakan
kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya
sedikit. Sebagai contoh, apabila seseorang menyukai gosip, ia akan memilih
untuk mengunjungi situs atau blog gosip jika dibandingkan dengan
mengunjungi situs informasi atau situs koran,. Sama halnya dengan penggunaan
media jejaring sosial, seseorang akan cenderung menggunakan media sosial
yang sesuai dengan minat dan ketertarikan merka. Seperti penggunaan
facebook, seseorang akan cenderung menggunakan facebook dibandingkan
twitter apabila menurutnya facebook lebih menarik untuk berinteraksi dari pada
twitter walaupun beberapa rekannya lebih memilih menggunakan twitter.
Kedua, persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial
saat itu. Sebagai contoh, bila negara dalam keadaan tidak stabil, anda akan lebih
bergantung/ percaya pada koran untuk mengetahui informasi jumlah korban
bentrok fisik antara pihak keamanan dan pengunjuk rasa, dalam hal sosial
media, orang-orang akan lebih memilih untuk menggunakan atau membuka
web informasi seperti detik.com atau viva news untuk mencari informasi bila
dibandingkan mencari informasi melalui twitter atau facebook. Sedangkan bila
keadaan negarastabil, ketergantungan seseorang akan media bisa turun dan
individu akan lebih bergantung pada mesia sosial yang lain.
36
1.4 KERANGKA PIKIR
Tabel 2.1 Kerangka Pikir
Variabel Bebas Variabel Terikat
Pengaruh Pilihan Presenter Program Infotainment Insert
Minat Penonton Pembantu Rumah Tangga di Apartment Mediterania 1
Tower C Dimensi Indikator Dimensi Indikator
1. Presenter
2. Sikap
• Pengaruh kehadiran Presenter dalam program infotainment
• Presenter dalam membantu memahami isi berita
• Keberanian Presenter Membawakan Berita
• Wawasan presenter
• Kualitas Suara
• Perlukah Presenter mengomentari isi berita
• Apakah Presenter memojokan salah satu pihak dalam beritanya
• Pernakah Presenter menjadikan berita sebagai bahan lelucon
1. Kognitif
2. Afektif
• Pengetahuan penonton tentang profil kelima presenter Insert siang
• Presenter Favorit dari 5 presenter yang membawakan program infotainment Insert Siang
• Penonton akan menonton Insert siang jika yang membawakan acara adalah presenter favorit mereka
• Penonton merasa senang dengan penampilan presenter dalam membawakan Insert siang
• Penonton terlibat secara emosional saat presenter membawakan berita di Insert siang
37
3. Gaya Bahasa
4. Penampilan
• Menggunakan
kata-kata yang sulit dipahami
• Menggunakan kata-kata yang tidak sopan
• Gaya berpakaian Presenter sudah cukup menarik
• Gaya berpakaian sesuai dengan tema acara
3.Behavioral
4.Kebutuhan
• Bahasa yang digunakan Presenter Insert digunakan penonton dalam kehidupan sehari-hari
• Apakah informasi yang disampaikan presenter Insert dapat dimengerti oleh penonton
• Apakah penonton merasa terhibur dengan kemasan yang diberikan oleh presenter insert dalam membawakan acaranya