bab 2 landasan teori 2.1 pengertian sistemthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-1-00071-if bab 2.pdf9...

36
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem diartikan berbeda-beda oleh para ahli yang berbeda pula. Beberapa pengertian sistem yang ada antara lain: Menurut Jogiyanto H.M (2003, p34), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut O’Brien (2003, p8), sistem adalah sekumpulan komponen yang berhubungan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang terorganisasi. Pengertian sistem menurut McLeod (2001, p9) adalah sekumpulan elemen yang terintegrasi dalam maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Long (1989, p33), sistem adalah sekumpulan dari beberapa komponen (fungsi, manusia, aktivitas, kejadian) yang menjembatani dan melengkapi satu sama lain untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang lebih terdefinisi sebelumnya. Menurut Davis (1984, p47), sistem dapat berupa fisik atau abtrak. Sebuah sistem abstrak adalah suatu susunan yang teratur dari gagasan atau konsepsi yang saling bergantung.

Upload: phungtram

Post on 08-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem

Sistem diartikan berbeda-beda oleh para ahli yang berbeda pula. Beberapa

pengertian sistem yang ada antara lain:

Menurut Jogiyanto H.M (2003, p34), sistem dapat didefinisikan dengan

pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan

prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang

mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat

didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu

dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut O’Brien (2003, p8), sistem adalah sekumpulan komponen yang

berhubungan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menerima

masukan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi yang

terorganisasi.

Pengertian sistem menurut McLeod (2001, p9) adalah sekumpulan elemen yang

terintegrasi dalam maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Long (1989, p33), sistem adalah sekumpulan dari beberapa komponen

(fungsi, manusia, aktivitas, kejadian) yang menjembatani dan melengkapi satu sama

lain untuk mencapai satu atau lebih tujuan yang lebih terdefinisi sebelumnya.

Menurut Davis (1984, p47), sistem dapat berupa fisik atau abtrak. Sebuah

sistem abstrak adalah suatu susunan yang teratur dari gagasan atau konsepsi yang

saling bergantung.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

8

Gambar 2.1 Sistem Menurut Davis (1992, p5)

2.1.1 Elemen-Elemen Sistem

Menurut McLeod (1995, p13), elemen-elemen sistem terdiri dari:

1. Tujuan

Merupakan tujuan dari sistem yang befungsi untuk mengurangi tugas-

tugas yang dilakukan oleh manusia secara manual dalam melakukan

pengolahan data.

2. Batasan

Merupakan batasan-batasan yang ada dalam mencapai tujuan yang ingin

dicapai oleh sistem. Batasan ini dapat berupa peraturan-peraturan, biaya-

biaya, personal, maupun peralatan

3. Kontrol

Sistem

Proses

Kontrol

Output

Boundary

Input

Feedback

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

9

Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang

dapat berupa kontrol input data, kontrol output data dan kontrol

pengoperasian.

4. Input

Merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima input data,

di mana input data ini dapat berupa sumber dari input data, frekuensi

input data dan jenis input data.

5. Proses

Merupakan bagian yang memproses input data menjadi informasi yang

sesuai dengan keinginan, yang berupa: klasifikasi, peringkasan dan

pencaharian.

6. Output

Merupakan tujuan akhir dari sistem. Output ini sendiri dapat berupa:

laporan, gambar dan lain sebagainya.

7. Umpan Balik

Merupakan intisari sistem yang bertugas untuk melihat kembali apakah

sistem telah berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini dapat berupa

perbaikan terhadap sistem, pemeliharaan sistem dan lain-lain.

2.2 Pengertian Informasi

Menurut Lucas (1993, p4), informasi adalah sesuatu yang nyata dan setengah

nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan dan

kejadian.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

10

Menurut O’Brien (1997, p24), informasi adalah data yang telah dikonversi

menjadi lebih berarti dan berarti bagi user khusus.

Menurut Raymond McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang sudah

diproses atau data yang memiliki arti.

Sedangkan pengertian informasi menurut Laudon (2004, p8) adalah data yang

dibentuk menjadi bentuk yang berarti dan berguna bagi manusia.

Dari definisi-definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa informasi

adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang memiliki fungsi bagi

pengguna yang memerlukannya.

2.2.1 Karakteristik Informasi

Untuk dapat dikategorikan sebagai suatu informasi yang baik, maka informasi

harus memiliki karakteristik seperti keakuratan dari informasi, informasi harus

selalu update dan informasi harus mudah untuk dimengerti (O’Brien, 2004, p261).

Dengan memiliki karakteristik yang demikian, maka suatu informasi dapat

dikatakan sebagai informasi yang berkualitas.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kumpulan dari prosedur-prosedur yang terorganisasi

yang, saat dieksekusi, menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan

keputusan dan pengaturan dalam sebuah organisasi. (Lucas, 1982, p8)

Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-

orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

11

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

(O’Brien, 2006, p5)

Sistem informasi secara teknik dapat diartikan juga sebagai sekumpulan

komponen yang saling berhubungan dalam mengumpulkan (atau menerima),

memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung

pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengaturan dalam sebuah organisasi.

(Laudon, 2004, p8)

Gambar 2.2 Skema Representasi dari Sistem Informasi

2.3.1 Tipe Sistem Informasi

Secara konseptual, aplikasi dari sistem informasi pada dunia nyata dapat

diklasifikasikan ke dalam beberapa cara yang berbeda. Sebagai contoh, beberapa

Information

Output

Processing

Data

Data collection

Decision User

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

12

tipe dari sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai Sistem Pendukung Operasi

ataupun Sistem Pendukung Manajemen.

1. Sistem Pendukung Operasi (Operations Support Systems)

Sistem pendukung operasi menghasilkan variasi dari produk informasi

untuk penggunaan internal dan eksternal (O’Brien, 2002, p26). Pada perusahaan

bisnis, peranan sistem pendukung operasi adalah untuk memproses secara efisien

transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, mendukung komunikasi dan

kolaborasi perusahaan, dan melakukan update terhadap database perusahaan.

a. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transactions Processing Systems)

Sistem pemrosesan transaksi adalah contoh penting dari sistem

pendukung operasi yang mencatat dan memproses data hasil dari

transaksi bisnis (O’Brien, 2002, p26). Mereka memproses transaksi

berdasarkan dua cara dasar. Dalam batch processing, transaksi data

diakumulasi dalam suatu periode waktu dan diproses secara periodik.

Dalam pemrosesan real-time (atau online), data diproses segera setelah

sebuah transaksi terjadi.

b. Sistem Pengaturan Proses (Process Control Systems)

Sistem pengaturan proses melakukan pengawasan dan pengaturan

terhadap proses fisik (O’Brien, 2002, p26). Sebagai contoh, pengolahan

minyak menggunakan sensor elektrik yang dihubungkan dengan

komputer agar dapat mengawasi proses kimiawi dan melakukan

penyesuaian instan (real-time) yang mengatur proses pengolahan

tersebut.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

13

c. Sistem Kolaborasi Perusahaan (Enterprise Collaboration Systems)

Sistem kolaborasi perusahaan melakukan peningkatan terhadap

komunikasi dan produktivitas tim, dan terkadang disebut sebagai sistem

otomatisasi kantor (office automation systems). Contohnya, pekerja pada

sebuah tim proyek boleh menggunakan e-mail untuk mengirim dan

menerima pesan elektrik, dan melakukan videoconference untuk

mengadakan electronics meeting dalam aktivitas mereka.

2. Sistem Pendukung Manajemen (Management Support Systems)

Pada saat aplikasi sistem informasi fokus dalam menyediakan informasi dan

dukungan sebagai pembuat keputusan yang efektif bagi manajer, maka hal

tersebut disebut sebagai Sistem Pendukung Manajemen (O’Brien, 2002, p26).

a. Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems)

Sistem Informasi Manajemen menyediakan informasi dalam bentuk

laporan dan menampilkannya kepada manajer dan para profesional bisnis

lainnya (O’Brien, 2002, p26). Sebagai contoh, seorang manajer penjualan

bisa menggunakan komputer yang telah terhubung jaringan dan web

browsers untuk mendapatkan gambaran secara cepat mengenai hasil

penjualan dari produk mereka dan mengakses intranet perusahaan

mereka untuk laporan analisis penjualan harian yang mengevaluasi

penjualan yang dilakukan tiap pegawai.

b. Sistem Pengambilan Keputusan (Decision Support Systems)

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

14

Sistem pengambilan keputusan memberikan dukungan yang

interaktif dan ad hoc untuk para manajer selama proses pengambilan

keputusan (O’Brien, 2002, p26). Contohnya, seorang manajer pemasaran

dapat menggunakan program electronic spreadsheet untuk melakukan

analisis what-if saat mereka mengetes pengaruh dari anggaran pemasaran

alternatif pada perkiraan penjualan pada produk baru.

c. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems)

Sistem informasi eksekutif menyediakan informasi penting dari

sumber internal dan eksternal yang luas dalam bentuk yang mudah

digunakan kepada para eksekutif dan manajer. Sebagai contoh, eksekutif

kelas atas bisa menggunakan touchscreen terminal untuk melihat secara

instan tampilan teks dan grafik yang menonjolkan area kunci kinerja yang

kompetitif.

2.4 Pengertian Geografi

Menurut Widiyatmoko (1995, p3), geografi adalah ilmu yang mempelajari

atau mengkaji bumi dan segala sesuatu yang ada di atasnya, seperti penduduk,

fauna, flora, iklim, udara, dan segala interaksinya. Yang dimaksud dengan letak

astronomis adalah letak suatu tempat dihubungkan dengan posisi garis lintang dan

garis bujur, yang akan membentuk suatu titik koordinat.

Geografi juga diartikan sebagai ilmu tentang permukaan bumi, iklim,

penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1997).

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

15

Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola bumi yang sejajar dengan

ekuator. Jadi Lintang Utara (LU) berarti semua posisi atau tempat yang terletak di

sebelah utara ekuator. Lintang Selatan (LS) berarti semua posisi atau tempat yang

terletak di sebelah selatan ekuator. Sedangkan yang dimaksud dengan garis bujur

(meridian) adalah semua garis yang menghubungkan kutub utara dengan kutub

selatan, tegak lurus pada garis lintang. Semua meridian adalah setengah lingkaran

besar.

Meridian dibuat tiap-tiap 10o. Meridian pertama (prime meridium) adalah

Meridian Greenwich sebagaimana disepakati bersama oleh bangsa-bangsa pada

kongres Meridian Internasional. Kota Jakarta bila dilihat secara geografis terletak

pada 106o22’42” Bujur Timur sampai dengan 106o58’18” Bujur Timur dan

5o19’12” Lintang Selatan sampai dengan 6o23’54” Lintang Selatan.

2.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem komputer yang dapat

menyimpan dan menggunakan data yang menjelaskan lokasi dan tempat di

permukaan bumi, (Rhind, 1989, p28).

Sistem Informasi Geografi adalah sekumpulan peralatan yang dipergunakan

untuk pengumpulan, penyimpanan, pengambilan saat diperlukan, perubahan, dan

menampilkan data spasial dari dunia nyata untuk tujuan-tujuan tertentu, .

Sistem Informasi Geografi adalah sebuah sistem untuk penyimpanan,

penyimpanan citra, pengecekan, penggabungan, penganalisaan, menampilkan dan

memanipulasikan data yang ada secara spasial dideskripsikan wujud bumi.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

16

Secara umum, definisi Sistem Informasi Geografi (SIG) meliputi tiga

komponen utama. Komponen tersebut mengungkapkan bahwa SIG (Sistem

Informasi Geografi) adalah sebuah sistem komputer yang menghasilkan informasi.

SIG terdiri dari hardware, software, dan prosedur-prosedur yang sesuai dengan

yang ditentukan. Komponen tersebut juga menjelaskan bahwa SIG menggunakan

data yang dideskripsikan secara spasial atau yang secara geografis.

Secara singkat, SIG dapat berguna untuk memberi nilai tambah data spasial.

Dengan membiarkan data diorganisir dan ditampilkan secara efisien, dengan

analisis dan dengan pembuatan data baru yang dapat dioperasikan secara

bergantian, SIG membentuk informasi yang sangat berguna untuk membantu

pengambilan keputusan.

2.5.1 Komponen Sistem Informasi Geografi

Komponen dari Sistem Informasi Geografi adalah sistem komputer (perangkat

keras dan sistem operasi), perangkat lunak, data spasial, prosedur pengelolaan dan

analisis data, dan manusia yang menjalankan Sistem Informasi Geografi.

• Sistem Komputer

Sistem Informasi Geografi dapat dijalankan dari bentuk sistem komputer apa

pun, mulai dari personal computer (PC) sampai dengan multi-user

supercomputers, dan diprogram ke dalam bahasa pemrograman yang sangat

bervariasi. Ada beberapa elemen penting agar pengoperasian Sistem Informasi

Geografi dapat berjalan dengan efektif, yaitu (Burrough, 1986):

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

17

1. kehadiran processor dengan kemampuan yang cukup untuk menjalankan

perangkat lunak

2. memory yang cukup untu penyimpanan data dalam jumlah besar

3. layar dengan kualitas yang baik dan memiliki resolusi warna grafis yang

tinggi

4. alat input dan output data (misalnya digitizer, scanner, keyboard, dan

plotter)

• Perangkat Lunak

Seperti halnya sistem komputer, maka perangkat lunak pun memiliki elemen-

elemen penting yang harus dimiliki yang memungkinkan pengguna untuk

melakukan input, menyimpan, mengelola, mengubah, menganalisa, dan

menampilkan data.

• Prosedur Pengelolaan dan Analisis Data

Aronoff (1989) mengklasifikasikan prosedur analisis Sistem Informasi Geografi

ke dalam tiga tipe:

1. Tipe yang digunakan untuk storage dan retrieval.

2. Constrained queries yang memungkinkan pengguna untuk melihat pola

dalam data mereka.

3. Prosedur permodelan untuk melakukan prediksi apakah data terdapat pada

waktu dan tempat yang berbeda.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

18

• Manusia dan Sistem Informasi Geografi

Dalam penerapan Sistem Informasi Geografi harus ada manusia yang berperan

merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem sekaligus

membuat keputusan berdasarkan output.

2.6 Data

Data adalah penelitian yang kita buat dari mengawasi dunia nyata. Data

dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang bisa diproses untuk memberikan data

tersebut arti dan mengubah data tersebut menjadi informasi. Oleh karena itu, ada

perbedaan yang jelas antara data dan informasi, walaupun kedua informasi ini

sering tertukar dalam pemakaiannya. Sedangkan informasi adalah data yang telah

ditambahkan arti dan konteks (Heywood, 2002). Jadi dengan memiliki rincian atau

detail, sebuah data menjadi sebuah informasi.

Ada banyak jenis sumber data, walaupun semuanya dapat dimasukkan ke

dalam dua kategori, yaitu primary dan secondary. Primary data biasanya

merupakan data yang didapat melalui observasi secara langsung, sedangkan

secondary data biasanya dikumpulkan dari organisasi atau orang lain. Banyak

secondary data yang disebarluaskan dan mengandung peta, rincian sensus

penduduk dan data meteorologi (Griffith and Amrhein, 1991).

Semua primary dan secondary data memiliki tiga model atau dimensi, yaitu

temporal, thematic, dan spatial (spasial). Semua data harus memungkinkan untuk

dapat diidentifikasi sebagai salah satu dari tiga model tersebut. Misalnya terjadi

kecelakaan avalanche yang berlokasi di Bukit Three Pines pada 14 Februari 1995,

dan ketiga model itu adalah:

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

19

• Temporal: 14 Februari 1995;

• Thematic: kecelakaan avalanche; dan

• Spatial: Bukit Three Pines

Dimensi temporal menyediakan catatan mengenai kapan data terkumpul dan

dimensi thematic menjelaskan mengenai karakter dari fitur dunia nyata yang

dideskripsikan data. Pada SIG, data thematic biasa disebut sebagai data non-spasial

atau data atribut.

Dimensi spasial dari data dapat dianggap sebagai nilai, kumpulan karakter

atau simbol yang menunjukkan kepada pengguna mengenai lokasi dari fitur yang

sedang diobservasi. Pada contoh di atas, referensi spasial digunakan sebagai

deskripsi tekstual yang hanya akan berguna bagi mereka yang familiar dengan area

tersebut. Bagaimanapun juga, karena SIG tidak memiliki “pengetahuan lokal” maka

semua data yang digunakan dalam SIG harus diberikan referensi spasial yang

matematis. Salah satu contoh yang paling umum adalah map dengan koordinat. Di

sini, pasangan koordinat (x,y) digunakan untuk menempatkan posisi dari fitur

dalam kotak yang seragam dalam sebuah peta.

2.6.1 Data Spasial

Setiap perangkat lunak SIG telah didesain untuk dapat mengatasi data spasial

(disebut juga sebagai data geografis). Spasial data ditandai dengan informasi

tentang posisi, hubungan dengan fitur lain, dan rincian dari karakter non-spasial

(Burrough, 1986). Contoh data spasial dari suatu stasiun cuaca bisa mencakup:

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

20

• Lintang dan bujur sebagai referensi geografis. Jika garis lintang dan garis bujur

dari sebuah stasiun cuaca telah diketahui, posisi relatif dari stasiun cuaca yang

lain juga dapat diasumsikan, beserta dengan kedekatannya ke bukit dan daerah

berbahaya;

• Rincian hubungan seperti letak jalan, lift, dan jalur ski akan memungkinkan ahli

meteorologi untuk mengakses ke stasiun cuaca;

• Data non-spasial, sebagai contoh rincian jumlah salju, temperatur, kecepatan

angin, dan arah.

Apabila sistem referensi yang salah digunakan, hal ini dapat membatasi masa

depan penggunaan SIG (Openshaw, 1990). Metode tradisional dalam

merepresentasikan ruang yang ditempati oleh data spasial adalah dengan suatu

serial dari thematic layer. Data spasial, yang direpresentasikan baik sebagai layer

maupun objek, harus disederhanakan sebelum mereka dapat disimpan ke dalam

komputer. Cara umum untuk melakukannya adalah dengan memisahkan semua

foitur geografi ke dalam tiga tipe dasar entiti (entiti adalah sebuah komponen atau

blok bangunan yang digunakan untuk membantu organisasi data). Ada titik, garis,

dan area.

1. Titik digunakan untuk merepresentasikan fitur yang terlalu kecil untuk

direpresentasikan oleh area, contohnya kotak pos. Data yang tersimpan

untuk kotak pos akan mencakup lokasi geografi dan rincian dari fiturnya.

Garis lintang dan garis bujur, atau referensi koordinat, dapat diberikan

bersamaan dengan rincian yang menerangkan bahwa itu adalah kotak

pos. Tentunya, fitur yang direpresentasikan oleh titik tidak sepenuhnya

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

21

dijelaskan dengan referensi geografis dua dimensi. Akan selalu ada

komponen ketinggian karena sebuah kotak pos diletakkan pada

ketinggian tertentu di atas permukaan laut.

2. Garis

Garis digunakan untuk merepresentasikan fitur yang berbentuk garis pada

alam, misalnya jalan atau sungai. Garis juga dapat merepresentasikan

fitur garis yang tidak nyata, seperti perbatasan administratif atau

perbatasan internasional. Akan sulit bagi pengguna SIG untuk

menentukan saat kapan sebuah fitur harus direpresentasikan dengan garis.

Haruskah jalan direpresentasikan dengan garis tunggal sepanjang

pusatnya, atau apakah dibutuhkan, satu untuk setiap sisi jalan?

Sebuah garis adalah kumpulan dari titik-titik yang teratur. Garis adalah

kumpulan dari koordinat (x,y) yang digabungkan bersama secara

berurutan dan biasanya dihubungkan dengan garis lurus. Seperti halnya

titik, garis-garis juga dalam kenyataan berbentuk tiga dimensi. Sebagai

contoh, seorang hidrogeologis lebih banyak memiliki aktivitas di dalam

tanah sama halnya di atas permukaan tanah. Penambahan sebuah

koordinat z (menggambarkan kedalaman atau ketinggian) ke titik

membentuk garis yang merepresentasikan sungai memungkinkan

gambaran tiga dimensi yang akurat dari fitur tersebut.

3. Area

Area digambarkan oleh kumpulan garis yang tertutup dan digunakan

untuk mendefinisikan fitur seperti lapangan, bangunan, atau daerah

administratif. Entiti dari area sering dideskripsikan sebagai poligon.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

22

Seperti halnya fitur pada garis, beberapa dari poligon ini berada pada

permukaan, sementara yang lainnya hanya imaginasi.

Ada dua tipe poligon yang dapat diidentifikasi, yaitu island polygons dan

adjacent polygons. Island polygons terjadi pada situasi yang bervariasi,

tidak hanya pada pulau yang sebenarnya. Sebagai contoh, area

perhutanan dapat kelihatan seperti sebuah pulau dalam lapangan, atau

sebuah pemukiman industri sebagai pulau dalam batasan area perkotaan.

Poligon tipe khusus, yang sering digambarkan sebagai nested polygon,

dihasilkan oleh garis terluar pantai. Adjacent polygons lebih dikenal

secara umum. Di sini, perbatasan dibagi antara adjacent areas. Misalnya

lapangan, area kode pos, dan perbatasan properti.

Area tiga dimensi adalah permukaan. Permukaan dapat digunakan untuk

merepresentasikan variabel topografi atau non-topografi seperti tingkat

polusi atau kepadatan penduduk. Beberapa pengarang (seperti Martin,

1996; Laurini and Thompson, 1992) menganggap permukaan sebagai

empat tipe entiti yang terpisah.

Struktur data yang dibutuhkan komputer untuk merekonstruksi model data spasial

dalam bentuk digital. Struktur data tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Struktur Data Raster

Raster adalah metode untuk penyimpanan, pemrosesan, dan penampilan spasial

data. Setiap area dibagi menjadi baris dan kolom, yang membentuk struktur grid.

Dengan struktur data raster, dunia nyata ditampilkan sebagai elemen matriks atau

sel-sel grid yang homogen. Maka dapat dikatakan bahwa struktur data raster

adalah model data spasial yang paling sederhana.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

23

2. Struktur Data Vektor

Vektor adalah suatu struktur data yang digunakan untuk menyimpan data spasial.

Data vektor terdiri dari garis biasa atau garis lengkung, yang didefinisikan

dengan titik awal dan akhir, yang bertemu pada sebuah titik yang didefinisikan

oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y).

Lokasi dari node tersebut dan struktur topologi biasa disimpan secara jelas. Ada

beberapa cara dalam mengorganisasikan dua database (spasial dan tematik).

Biasanya sistem vektor terdiri dari dua komponen, yaitu untuk mengelola data

spasial dan yang lain untuk mengelola data tematik.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

24

Gambar 2.3 Model Data Spasial Raster dan Vektor

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

25

2.6.2 Peta

Metode tradisional untuk menyimpan, menganalisis dan menyajikan data

spasial adalah peta. Peta adalah dasar yang penting dalam SIG sebagai sebuah

sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan

menunjukkan.

Pada umumnya, peta dibedakan atas peta tematik (thematic map) dan peta

topografi (tophographic map). Peta tematik menunjukkan data yang berhubungan

dengan tema atau topik tertentu, seperti tanah, geologi, geomorfologi, penggunaan

lahan, populasi atau transportasi. Peta topografi mengandung kumpulan data yang

bervariasi dalam topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan lahan, relief

dan fitur kultural dapat ditampilkan semuanya dalam peta topografi yang sama.

Menurut Unwin (1981), peta topografi adalah gabungan dari peta yang berbeda-

beda.

Walaupun ada begitu banyak jenis peta, proses pemetaan adalah sifat

umumnya. Selama proses itu, seorang kartografer harus (Robinson et al., 1995):

• menentukan tujuan dari pembuatan peta tersebut

Semua peta, dan sumber-sumber data spasial lainnya, diolah dengan tujuan agar

data dapat diubah menjadi informasi yang akan dapat dikomunikasikan dengan

pihak ketiga. Misalnya setiap tahun para manajer Happy Valley membuat peta

area ski untuk digunakan para pengunjungnya. Peta tersebut menunjukkan lokasi

ski trails, tempat parkir, hotel, penginapan darurat, dan ski lifts. Tujuannya

adalah membantu pengunjung mengorientasikan dan memutuskan bagaimana

mereka menghabiskan waktu mereka. Secara alami, peta tersebut akan

berpengaruh besar terhadap para penggunanya. Misalnya, pengunjung tidak akan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

26

makan di restoran yang tidak tertera pada peta tersebut. Bagaimanapun juga, ada

restoran-restoran yang ridak diperlihatkan pada peta resmi Happy Valley.

Perusahaan ski tersebut ingin agar yang dipakai oleh pengunjung hanyalah

fasilitas yang mereka sediakan.

Gambar 2.4 Happy Valley

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

27

• mendefinisikan pada skala berapa peta tersebut diproduksi

Secara virtual, semua sumber data spasial, termasuk peta, adalah lebih kecil dari

ukuran kenyataan yang mereka representasikan (Monmonier, 1991; Keates,

1982). Skala memberikan indikasi seberapa kecil peta tersebut dari

kenyataannya. Menurut Laurini dan Thompson (1992) skala adalah urutan dari

peluasan atau tingkat generalisasi di mana fenomena berada atau dikenali atau

diteliti. Skala dapat digambarkan dalam salah satu dari tiga cara, yaitu sebagai

skala rasio, skala verbal, atau skala grafis.

Rasio 1:5000 1:1000000

Verbal

(nominal)

1 cm merepresentasikan 50 m 1 cm merepresentasikan 10 km

Grafis

0 100 200

Km

0 10 20 30 40

Km

Tabel 2.1 Tabel Penggambaran Skala

Contoh dari skala rasio adalah 1:5000 dan 1:5000000. Pada skala 1:5000, 1

mm garis pada peta merepresentasikan 5000 mm pada bumi. Sedangkan skala

verbal akan menggambarkan skala dalam kata-kata, misalnya ‘1 cm

merepresentasikan 50 m’. Kemudian terakhir, skala grafis (atau skala batang) yang

biasanya digambar pada peta untuk mengilustrasikan jarak yang direpresentasikan

secara visual. Skala grafis sering digunakan pada peta komputer.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

28

Peta topografi yang standar mengandung contoh dari skala verbal, rasio dan

grafis. Harus diingat bahwa peta skala kecil (contohnya 1:2500000 atau 1:1000000)

adalah peta yang mencakup area luas. Sedangkan peta skala besar (contohnya

1:10000 atau 1:25000) mencakup area kecil dan banyak rincian. Skala juga penting

saat entiti spasial digunakan (titik, garis, dan area) untuk merepresentasikan versi

umum dua dimensi dari fitur dunia nyata.

• Memilih fitur (spasial entiti) dari dunia nyata yang harus tergambarkan pada peta

Secara tradisional, peta telah menggunakan simbol untuk menggambarkan fitur

dunia nyata. Pembelajaran mengenai peta akan mengungkapkan tiga tipe simbol

dasar, yaitu titik, garis, dan area (Monmonier, 1991). Gambaran sederhana ini

telah dikembangkan oleh para kartografer untuk memungkinkan gambaran

tersebut menampilkan fitur tiga dimensi dalam bentuk dua dimensi pada secarik

kertas (Laurini dan Thompson, 1992; Martin, 1996).

Representasi fitur dunia nyata menggunakan tipe entiti titik, garis, dan

area biasanya ditampilkan secara apa adanya. Bagaimanapun juga, metode yang

dipilih untuk menggambarkan fitur spasial akan tergantung pada skala yang

digunakan. Bayangkan cara sebuah kota digambarkan dalam peta yang memiliki

skala yang berbeda-beda. Dalam peta dunia, sebuah titik akan menjadi metode

penggambaran yang paling sesuai, mempertimbangkan jumlah kota yang harus

dimasukkan. Dalam skala nasional dan regional, sebuah titik tidak akan

memberikan gambaran apapun mengenai ukuran relatif dari kota tersebut, jadi

akan lebih sesuai apabila penggambarannya menggunakan area. Bahkan pada

skala lokal, sebuah area masih kurang sesuai untuk menggambarkan kota

tersebut, melainkan harus dilakukan penggabungan antara titik, garis, dan area.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

29

Memilih entiti yang tepat dalam merepresentasikan dunia nyata sering kali

memang sulit.

• melakukan generalisasi terhadap fitur dalam representasi dua dimensi

Semua data spasial adalah generalisasi dari fitur dunia nyata. Dalam beberapa

kasus, generalisasi dibutuhkan karena data dibutuhkan dalam skala tertentu. Dan

dalam kasus lainnya. Generalisasi diperkenalkan oleh batasan teknis dari

prosedur untuk menghasilkan data. Generalisasi juga bisa ditunjukkan oleh

campur tangan manusia secara langsung untuk meningkatkan kejelasan dari

gambar atau untuk memperjelas tema utamanya.

2.7 Pengertian Database

Menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003), database adalah file dan

rekaman yang terkumpul, tersusun dan saling berhubungan yang membentuk

data dan hal-hal lainnya yang tersimpan disuatu wadah atau tempat.

Menurut Eaglestone dan Ridley (2001), komputer biasanya mengartikan

informasi dengan suatu susunan tertentu sebagai data. Data tersimpan di dalam

perangkat penyimpanan seperti disk dan CD-ROM. Database Management

System (DBMS) adalah program tertentu dari komputer yang dipakai oleh

program aplikasi untuk mengatur dan menyediakan akses ke data tersimpan.

Koleksi data yang diatur oleh DBMS disebut database.

Menurut Connoly dan Begg (2005), database dapat diartikan sebagai

kumpulan data yang saling berhubungan secara logika dan saling berbagi serta

menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Database merupakan sebuah

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

30

penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai dan

departemen secara simultan.

Database atau basisdata adalah kumpulan informasi yang disimpan di

dalam secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program

untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang

digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri basis data disebut sistem

manajemen basis data (database management system, DBMS).

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau

potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur

dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema.

Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di

antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau

memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model

data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang

menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang

saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi

yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini,

hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel.

Model yang lain seperti model hirarkis dan model jaringan menggunakan cara

yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

31

2.7.1 Database Management System (DBMS)

Sebuah sistem software yang memungkinkan user untuk membuat,

menciptakan dan merawat database serta menyediakan akses yang dapat

dikendalikan ke database tersebut.

Sebuah sistem software yang berinteraksi dengan program aplikasi user dan

database. DBMS menyediakan fasilitas seperti:

• DBMS memungkinkan user untuk menciptakan database, biasanya

dengan Data Definition Language (DDL). DDL memungkinkan user

membuat tipe data spesifik dan struktur data, dan batasan (constraint) di

dalam data yang disimpan didalam database

• DBMS memungkinkan user untuk insert, update, delete dan retrieve data

dari database, biasanya dengan Data Manipulation Language (DML).

Dengan memiliki data terpusat di dalam database sehingga

memungkinkan DML untuk menyediakan fasilitas umum kepada data

tersebut yang dikenal dengan bahasa kueri (query language).

• DBMS menyediakan akses yang dapat diatur ke database.

2.7.2 Pengertian Primary Key

Menurut Connoly dan Begg (2005,p79), Primary Key merupakan sebuah

atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk mengidentifikasi tuple-tuple atau

record dalam tabel yang bersifat unik. Unik memiliki arti tidak boleh ada dupikat

atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple atau record dalam sebuah tabel.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

32

2.7.3 Pengertian Foreign Key

Foreign Key berdasarkan Connoly dan Begg (2005,p79) adalah sebuah

atribut atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang menunjuk pada key yang

terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menunjuk hubungan antar

satu tabel dengan tabel yang lainnya.

2.7.4 Data Flow Diagram

Diagram Arus Data (DFD) adalah gambaran suatu sistem yang

menggunakan sejumlah simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir

melalui suatu proses yang saling berkaitan. (McLeod, 2001, p316).

Gambar 2.5 Data Flow Diagram

Tingkatan dalam DFD ada tiga yaitu:

1. Diagram Konteks

a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan input dan output

sistem.

b. Terdiri dari satu proses yang tidak memiliki data store.

2. Diagram Nol

a. Memiliki data store.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

33

b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor.

3. Diagram Rinci

a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level diatasnya

b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh.

2.7.5 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship merupakan hubungan antar data berdasarkan persepsi

nyata yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yang disebut entiti dan hubungan

antar objek tersebut.

Jenis mapping cardinalities (Eaglestone, 2001) antara lain:

1. One to one

Hubungan antara entity semisalnya X dan Y dimana setiap satu X

berhubungan ke satu atau hanya satu Y, dan setiap satu Y berhubungan ke

satu atau hanya satu X.

2. One to Many

Hubugan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke

satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubungan ke satu atau

hanya satu X.

3. Many to Many

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

34

Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke

satu atau dua atau lebih Y, dan setiap satu Y mungkin berhubungan ke

satu atau dua atau lebih X.

4. Zero or one to Many

Hubungan entity X dan Y dimana setiap satu X mungkin berhubungan ke

satu atau dua atau lebih Y, tetapi setiap satu Y berhubunagan ke satu atau

tidak sama sekali.

Gambar 2.6 Entity Relationship Diagram

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

35

2.7.6 State Transition Diagram

State Transition Diagram (STD) digunakan untuk menggambarkan diagram

dari kebiasaan sistem dengan beberapa jenis pesan dengan yang kompleks dan

sinkronisasi kebutuhan, (Yourdan, 1989, p260-p261).

STD memiliki komponen-komponen yang utama yaitu state dan arrow yang

mewakili sebuah perubahan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah

state dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu

atribut-atribut atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.

Gambar 2.7 State Transition Diagram

2.8 Pengertian Asuransi

Asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial

dengan menyalurkan risiko kehilangan dari seseorang atau badan ke lainnya.

Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian

adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk

memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke

tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa

yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas

meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

36

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang

menerima resiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini

disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap

istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tetanggung"

kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya

ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan,

biaya administratif, dan keuntungan.

Contohnya, seorang pasangan membeli rumah seharga Rp. 100 juta.

Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada

kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk

kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian

atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai

mereka premi sebesar Rp 1.000,000.00 per tahun. Risiko kehilangan rumah telah

disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi.

Penanggung menggunakan ilmu aktuaria untuk menghitung risiko yang

mereka perkirakan. Ilmu aktuaria menggunakan matematika, terutama statistika

dan probabilitas, yang dapat digunakan untuk melindungi risiko untuk

memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang dapat diandalkan.

Contohnya, banyak orang membeli kebijakan asuransi kepemilikan rumah

dan kemudian mereka membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila

kehilangan yang dilindungi terjadi, penanggung harus membayar klaim. Bagi

beberapa tertanggung, keuntungan asuransi yang mereka terima jauh lebih besar

dari uang yang mereka telah bayarkan kepada penanggung. Lainnya mungkin

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

37

tidak membuat klaim. Kalau dirata-ratakan dari seluruh kebijakan yang dijual,

total klaim yang dibayar keluar lebih rendah dibanding total premi yang dibayar

kepada tertanggung, dengan perbedaannya adalah biaya dan keuntungan.

Perusahaan asuransi juga mendapatkan keuntungan investasi. Ini diperoleh

dari investasi premi yang diterima sampai mereka harus membayar klaim. Uang

ini disebut "float". Penanggung bisa mendapatkan keuntungan atau kerugian dari

harga perubahan float dan juga suku bunga atau deviden di float. Di Amerika

Serikat, kehilangan properti dan kematian yang tercatat oleh perusahaan asuransi

adalah US$ 142.3 milyar dalam waktu lima tahun yang berakhir pada 2003.

Sedangkan, keuntungan total di periode yang sama adalah US$ 68.4 milyar,

sebagai hasil dari float.

Beberapa orang menganggap asuransi sebagai suatu bentuk taruhan yang

berlaku selama periode kebijakan. Perusahaan asuransi bertaruh bahwa properti

pembeli tidak akan hilang ketika pembeli membayarkan uangnya. Perbedaan di

biaya yang dibayar kepada perusahaan asuransi melawan dengan jumlah yang

dapat mereka terima bila kecelakaan terjadi hampir sama dengan bila seseorang

bertaruh di balap kuda (misalnya, 10 banding 1). Karena alasan ini, beberapa

kelompok agama termasuk menghindari asuransi dan bergantung kepada

dukungan yang diterima oleh komunitas mereka ketika bencana terjadi. Di

komunitas yang hubungan erat dan mendukung di mana orang-orangnya dapat

saling membantu untuk membangun kembali properti yang hilang, rencana ini

dapat bekerja. Kebanyakan masyarakat tidak dapat secara efektif mendukung

sistem seperti di atas dan sistem ini tidak akan bekerja untuk resiko besar (wiki).

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

38

2.9 Pengertian Kecelakaan

Kecelakaan adalah Peristiwa benturan atau sentuhan dengan benda keras,

benda cair, gas serta api yang datangnya dari luar terhadap Tertanggung/Peserta

yang tidak disengaja dan tidak diduga sebelumnya yang menyebabkan

Tertanggung/Peserta menderita cedera jasmani atau cedera dalam tubuh yang

sifat dan tempatnya dapat ditentukan secara ilmu pengetahuan. Dalam pengertian

kecelakaan termasuk pula masuknya kuman-kuman penyakit secara langsung

atau kemudian kedalam luka yang diakibatkan oleh kecelakaan yang sifat dan

luka tersebut dapat ditentukan secara ilmu kedokteran (www.bni-life.co.id).

2.10 Pengertian Sarana Penanggulangan Kecelakaan

(Keputusan Direksi Jasa Raharja No. Kep/180/2004 Tanggal 31 Desember

2004):

• SPK (Sarana Penanggulangan Kecelakaan) sifatnya berupa bantuan dana dan

juga berupa rambu, papan peringatan, billboard, spanduk, traffic cone,

ambulans yang secara langsung atau tidak langsung digunakan / berfungsi

untuk menekan kecelakaan, dimana bantuan tersebut mempunyai manfaat

bagi kepentingan perusahaan, instansi mitra kerja dan masyarakat.

• Bantuan sarana penanggulangan kecelakaan berupa rambu-rambu jalan

(bersifat pra kecelakaan) akan di prioritaskan. Pemberian bantuan sarana

penanggulangan kecelakaan dilaksanakan sesuai dengan kebijaksanaan yang

telah ditetapkan serta disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan

sehingga tidak semua permohonan bantuan dapat disetujui:

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

39

1. Tanggung Jawab dan wewenang:

Kepala Divisi Pelayanan berwenang menyetujui pemberian

bantuan sarana penanggulangan kecelakaan yang diusulkan

oleh cabang apabila teralokasikan dalam mata anggaran yang

ditetapkan.

Kepala urusan pelayanan santunan bertanggung jawab dalam

hal penyelesaian usulan bantuan sarana penanggulangan

kecelakaan.

2. Usulan/permohonan bantuan sarana penanggulangan kecelakaan dari

cabang atau instansi mitra kerja disampaikan ke Kantor Pusar / Divisi

Pelayanan.

3. Jika dokumen telah memenuhi persyaratan kelengkapannya meminta

persetujuan dari Direksi. Kelengkapan dokumen minimal terdiri dari:

surat pengajuan dari cabang, daftar lokasi penempatan sarana

penanggulangan kecelakaan, harga perhitungan sendiri, surat

penawaran harga dari rekanan dan surat permohonan dari mitra kerja

(apabila ada).

4. Apabila usulan telah disetujui direksi, ditindak lanjuti:

Ditegaskan kepada cabang yang mengusulkan / memohon

dengan surat untuk pelaksanaan pengadaannya dan kepada

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

40

instansi mitra kerja dijelaskan bahwa permohonannya dapat

disetujui atau ditolak.

Dalam hal usulan/permohonan ditujukan dan ditangani

langsung oleh kantor pusat, diteruskan kepada divisi umum

untuk pelaksanaan pengadaannya.

• Usulan/permohonan bantuan sarana penanggulangan

kecelakaan yang telah disetujui, dibuat dalam laporan jumlah

sarana penanggulangan kecelakaan yang disumbangkan

kepada mitra kerja.

2.11 Undang-Undang

UU No 33/1964 Jo PP No 17/1965

1. Korban yang berhak atas santunan yaitu setiap penumpang sah dari alat

angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri, yang

diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang

bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat

pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan

2. Jaminan Ganda Kendaraan bermotor umum (bis) berada dalam kapal ferry,

apabila kapal ferry di maksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang

bis yang menjadi korban diberikan jaminan ganda

3. Penumpang mobil plat hitam bagi penumpang mobil plat hitam yang

mendapat izin resmi sebagai alat angkutan penumpang umum, seperti antara

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

41

lain mobil pariwisata , mobil sewa dan lain-lain, terjamin oleh UU No 33 jo

PP no 17/1965

4. Korban Yang mayatnya tidak diketemukan penyelesaian santunan bagi

korban yang mayatnya tidak diketemukan dan atau hilang didasarkan kepada

Putusan Pengadilan Negeri

UU No 34/1964 Jo PP No 18/1965

1. Korban Yang Berhak Atas Santunan, adalah pihak ketiga yaitu :

• Setiap orang yang berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang

menimbulkan kecelakaan yang menjadi korban akibat kecelakaan dari

penggunaan alat angkutan lalu lintas jalan tersebut, contoh : Pejalan kaki

ditabrak kendaraan bermotor

• Setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan bermotor

dan ditabrak, dimana pengemudi kendaran bermotor yang ditumpangi

dinyatakan bukan sebagai penyebab kecelakaan, termasuk dalam hal ini

para penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi

2. Tabrakan Dua atau Lebih Kendaraan Bermotor

• Apabila dalam laporan hasil pemeriksaan Kepolisian dinyatakan bahwa

pengemudi yang mengalami kecelakaan merupakan penyebab terjadinya

kecelakaan, maka baik pengemudi maupun penumpang kendaraan

tersebut tidak terjamin dalam UU No 34/1964 jo PP no 18/1965

• Apabila dalam kesimpulan hasil pemeriksaan pihak Kepolisian belum

diketahui pihak-pihak pengemudi yang menjadi penyebab kecelakaan dan

atau dapat disamakan kedua pengemudinya sama-sama sebagai penyebab

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00071-IF Bab 2.pdf9 Merupakan pengawasan dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem, yang dapat berupa kontrol

42

terjadinya kecelakaan, pada prinsipnya sesuai dengan ketentuan UU No

34/1964 jo PP No 18/1965 santunan belum daat diserahkan atau

ditangguhkan sambil menunggu Putusan Hakim/Putusan Pengadilan

3. Kasus Tabrak Lari terlebih dahulu dilakukan penelitian atas kebenaran kasus

kejadiannya

4. Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Kereta Api

• Berjalan kaki di atas rel atau jalanan kereta api dan atau menyebrang

sehingga tertabrak kereta api serta pengemudi/penumpang kendaraan

bermotor yang mengalami kecelakaan akibat lalu lintas perjalanan kerata

api, maka korban terjamin UU No 34/1964

• Pejalan kaki atau pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang

dengan sengaja menerobos palang pintu kereta api yang sedang

difungsikan sebagaimana lazimnya kerata api akan lewat, apabila

tertabrak kereta api maka korban tidak terjamin oleh UU No 34/1964.