bab 2 landasan teori 2.1 pengertian manajemen keuanganthesis.binus.ac.id/asli/bab2/2009-2-00379-mn...

31
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Dalam perkembangan perusahaan di masa kini, manajer keuangan memiliki peranan yang dinamis, yang sebelumnya tidak dimiliki. Sebelum pertengahan abab ini, tugas para manajer keuangan terutama mencari dana dan mengelola posisi kas perusahaan mereka. Pada tahun 50-an,dengan semakin meningkatnya konsep nilai sekarang, turut mendorong para manajer keuangan untuk memperluas tanggung jawab mereka dan lebih memperhatikan pemilihan proyek-proyek investasi modal. Saat ini faktor-faktor eksternal memiliki dampak yang semakin meningkat terhadap para manajer keuangan. Pada tahun 90- an, keuangan memiliki peranan strategis yang lebih penting dalam suatu perusahaan. Kepala keuangan muncul sebagai pemain tim dalam keseluruhan usaha perusahaan untuk menciptakan nilai. Manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh karena itu, fungsi pembuatan keputusan sehubungan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva. (Van Horne dan Wachowicz Jr, 1997, p2). Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquisition), pembelanjaan atau pembiayaan (financing) dan manajemen aktiva dengan tujuan menyeluruh dari suatu perusahaan. Manajemen keuangan memainkan peranan penting dalam perekonomian saat ini, karena : 1. Manajer Keuangan bertanggung jawab terhadap 3 macam keputusan pokok manajemen keuangan, yaitu perolehan, pembiayaan dan pengelolaan aktiva secara efisien. 6

Upload: phungminh

Post on 18-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Keuangan

Dalam perkembangan perusahaan di masa kini, manajer keuangan memiliki peranan

yang dinamis, yang sebelumnya tidak dimiliki. Sebelum pertengahan abab ini, tugas para

manajer keuangan terutama mencari dana dan mengelola posisi kas perusahaan mereka.

Pada tahun 50-an,dengan semakin meningkatnya konsep nilai sekarang, turut mendorong

para manajer keuangan untuk memperluas tanggung jawab mereka dan lebih

memperhatikan pemilihan proyek-proyek investasi modal. Saat ini faktor-faktor eksternal

memiliki dampak yang semakin meningkat terhadap para manajer keuangan. Pada tahun 90-

an, keuangan memiliki peranan strategis yang lebih penting dalam suatu perusahaan. Kepala

keuangan muncul sebagai pemain tim dalam keseluruhan usaha perusahaan untuk

menciptakan nilai.

Manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan,

pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh karena itu,

fungsi pembuatan keputusan sehubungan investasi, pendanaan, dan manajemen aktiva.

(Van Horne dan Wachowicz Jr, 1997, p2).

Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengkaitkan pemerolehan

(acquisition), pembelanjaan atau pembiayaan (financing) dan manajemen aktiva dengan

tujuan menyeluruh dari suatu perusahaan. Manajemen keuangan memainkan peranan

penting dalam perekonomian saat ini, karena :

1. Manajer Keuangan bertanggung jawab terhadap 3 macam keputusan pokok

manajemen keuangan, yaitu perolehan, pembiayaan dan pengelolaan aktiva secara

efisien.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  7

2. Apabila sumber-sumber ekonomi dialokasikan secara efisien, pertumbuhan ekonomi

akan tertolong, sehingga meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3. Manajer Keuangan menghadapi tantangan untuk mengelola aktiva secara efisien

dalam suatu lingkungan yang berubah.

(http://totohernawo.blog.m3-access.com/posts/12478 Landasan-Ekonomi-Teknologi-

Pendidikan.html)

Menurut Abdul Halim (2002, p1-2), tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan

adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan atau memaksimalkan nilai

perusahaan. Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

pada harga saham yang diperdagangkan di pasar modal, karena seluruh keputusan

keuangan akan terefleksi di dalamnya.

Untuk tujuan tersebut, maka fungsi manajemen keuangan pada dasarnya adalah

sebagai pengambil beberap keputusan di bidang keuangan (financial decisions).

Tentunya keputusan-keputusan tersebut merupakan keputusan yang relevan dan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan (value of the firm).

2.2 Saham

Saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada

suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham atau sering pula

disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham tersebut

dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. (Kadiman Pakpahan, 2003, p143)

Menurut Suad Husnan (1998, p47-49), pemilik saham akan menerima penghasilan

dalam bentuk deviden, dan deviden akan dibagikan kepada pemegang saham apabila

perusahaan memperoleh keuntungan. Selain penghasilan berupa deviden, keuntugan yang

diharapkan dari pemegang saham adalah selisih harga saham. Bila harga jual saham lebih

tinggi dibanding dengan harga belinya, maka investor akan memperoleh capital gain, tetapi

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  8

bila harga jualnya lebih rendah dibanding dengan harga beli saham, investor akan

mendapatkan capital loss.

Menurut Kadiman Pakpahan (2003, p143-144) : Saham dapat dibedakan antara

saham biasa (common stocks) dan saham preferen (preffered stocks).

Jenis saham biasa sebagai berikut :

a. Saham Unggul (Blue Chips), yaitu yang diterbitkan oleh perusahaan besar dan

terkenal yang telah lama memperlihatkan kemampuannya memperoleh keuntungan

dan pembayaran dividen. Biasanya perusahaan tersebut memiliki stabilitas usaha

yang tinggi dan unggul dalam industri yang sejenis dan menjadi standar penilaian

dalam mengukur perusahaan.

b. Growth Stocks, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baik

penjualannya, perolehan labanya, dan pangsa pasarnya mngalami perkembangan

yang sangat cepat dari rata-rata industri.

c. Emerging Growth Stocks, yaitu saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang relatif

lebih kecil dan memiliki daya tahan yang kuat meskipun dalam kondisi ekonomi yang

kurang mendukung. Harga saham jenis ini biasanya sangat berfluktuasi.

2.3 Harga Saham

Harga saham merupakan indikator nilai perusahaan yang memasyarakat sahamnya

di Bursa Efek Indonesia. Jika pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham dalam kondisi

baik maka biasanya harga saham perusahaan yang bersangkutan akan naik. Sebaliknya, jika

perusahaan dinilai rendah oleh pasar maka harga saham perusahaan juga akan ikut turun

bahkan mungkin lebih rendah dari harga di pasar perdana. Dengan demikian, kekuatan

tawar-menawar di pasar sekunder antara investor yang satu dengan investor yang lain

sangat menentukan harga saham perusahaan. Harga yang terbentuk di pasar regular ini

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  9

akan menjadi dasar perhitungan indeks dan patokan harga saham di Bursa Efek Indonesia

yang akan disebarkan ke seluruh dunia (Tri Nurindahyanti Yulian, 2004, p51).

Menurut Sawidji Widoadmodjo (2007, p238-239), untuk bisa melakukan investasi di

pasar modal dengan baik, kita harus mengetahui apa yang disebut indeks harga saham.

Sebab indeks harga saham inilah kita mengetahui situasi secara umum. Harga saham

ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika penerbitnya mampu

menghasilkan keuntungan yang tinggi, ini akan memungkinkan perusahaan tersebut

menyisihkan bagian keuntungan itu sebagai deviden dengan jumlah yang tinggi pula.

Pemberian deviden yang tinggi ini akan menarik minat masyarakat untuk membeli saham

tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat. Pada gilirannya,

peningkatan harga saham ini akan memungkinkan pemegangnya mendapatkan capital gain.

Hal tersebut akan mendorong naiknya harga saham. Jelasnya bahwa keuntungan

perusahaan akan menjadi faktor penting.

Menurut Umi Murtini dan Shinta Mareta (2006, p111): Dalam proses penilaian

saham, pengertian nilai dan harga perlu dibedakan. Yang dimaksud adalah nilai intrinsic,

yaitu nilai yang mengandung unsur kekayaan perusahaan pada saat sekarang dan unsur

potensi perusahaan untuk menghimpun laba di masa yang akan datang. Sedangkan harga

diartikan sebagai harga pasar.

Berdasarkan Random-Walk Theory bahwa harga saham akan berubah-ubah

mendekati nilai intrinsiknya karena adanya informasi yang baru setiap hari, dimana informasi

tersebut menyebabkan analisis selalu mengestimasi kembali nilai saham akibat adanya

informasi baru tersebut (Umi Murtini dan Shinta Mareta, 2006, p112).

Umi Murtini dan Shinta Mareta, (2006, p112) beranggapan bahwa harga saham

berubah (berfluktuasi) secara random disekitar nilai intrinsik saham. Setiap kali tercipta

harga, maka pada saat yang bersamaan tercipta pula keseimbangan penawaran bahwa

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  10

perubahan harga saham sebanding dengan nilai intrinsik saham, dan informasi yang masuk

ke pemodal akan besar sekali pengaruhnya terhadap re-evaluasi harga saham.

2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Naik turunnya saham disebabkan oleh banyak faktor, namun demikian dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal merupakan

factor yang sulit dikendalikan oleh perusahaan, sedangkan faktor internal merupakan faktor

yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor eksternal, antara lain tingkat suku bunga

dan inflasi. Sedangkan faktor internal, antara lain arus kas perusahaan, dan perubahan

dalam perilaku investasi.

Tingkat suku bunga yang meningkat akan menyebabkan peningkatan suku bunga

yang diisyaratkan atas investasi pada suatu saham, disamping itu tingkat suku bunga yang

meningkat bisa juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan

memindahkannya pada investasi berupa tabungan atau deposito (Eduardus Tandelilin, 2001,

p214).

Murtini dan Shinta Mareta (2006, p113) mengatakan bahwa memaksimumkan nilai

perusahaan yang dimulai dengan meningkatkanya harga saham, berarti memberi

peningkatan kemakmuran bagi pemegang saham. Semakin tinggi harga saham berarti

semakin tinggi pula tingkat kemakmuran bagi pemegang saham (investor).

Harga saham akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran

yang terjadi atas saham di pasar sekunder. Tinggi rendahnya harga saham tersebut lebih

banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli atau penjual tentang kondisi internal dan

eksternal perusahaan (Murtini dan Shinta Mareta, 2006, p113).

Menurut J.Fred Weston dan Eugene F.Bringham (1998, p81) inflasi adalah

kecenderungan naiknya harga-harga. Tingkat inflasi yang tertinggi biasanya dikaitkan

dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overhead), artinya kondisi ekonomi mengalami

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  11

permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produk, sehingga harga-harga

cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan

penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Disamping itu inflasi yang tinggi

juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya.

Murtini dan Shinta Mareta (2006, p113) mengatakan bahwa pada umumnya tindakan

memaksimumkan nilai perusahaan juga akan memaksimumkan harga saham perusahaan.

Dengan demikian, pemodal sangat berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan,

khususnya neraca dan laporan laba rugi perusahaan.

Data yang tercatat pada neraca perusahaan digunakan untuk menghitung rasio-rasio

perusahaan yang dapat membantu pemodal untuk menaksir kekuatan keuangan perusahaan.

Sedangkan laporan laba rugi dapat digunakan para pemodal untuk meng-estimasi

profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, publikasi laporan

keuangan perusahaan (emiten) merupakan saat-saat yang ditunggu oleh para pemodal di

pasar modal karena dari laporan keuangan itulah para pemodal dapat mengetahui

perkembangan emiten, yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk membeli

atau menjual saham-saham yang mereka miliki (Murtini dan Shinta Mareta, 2006, p113).

2.5 Laporan Keuangan

Pada dasarnya laporan keuangan merupakan proses dari siklus akuntansi. Dimana

laporan keuangan memiliki kemampuan untuk menyajikan secara gamblang kesehatan

keuangan suatu perusahaan guna memberikan keputusan bisnis yang informatif.

Sebagai sumber informasi, laporan keuangan membentuk dasar untuk memahami

posisi keuangan suatu perusahaan, dan menilai kinerja yang telah lampau dan prospek

kinerja keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Menurut Fraser dan Ormiston

(2004, p7) suatu laporan tahunan meliputi 4 (empat) laporan keuangan dasar :

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  12

a. Neraca menunjukan posisi keuangan – aset, liabilitas dan kekayaan pemegang

saham – suatu perusahaan pada saat tertentu, seperti pada akhir kuartal atau

tahun tertentu.

b. Laporan perhitungan Laba – rugi menyajikan hasil usaha perusahaan, beban dan

laba – rugi bersih untuk periode akuntansi tertentu.

c. Laporan equitas pemegang saham yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir laba

ditahan dalam neraca. Beberapa perusahaan menyajikan laporan laba ditahan

digabung dengan laporan Laba – rugi yang merekonsiliasi saldo awal dan akhir

laba ditahan.

d. Laporan arus kas, memberikan informasi arus kas masuk dan kas keluar dari

kegiatan operasi, investasi, pendanaan dalam periode yang dicakup.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (2004, p2) adalah:

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

yang lengkap meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan

(yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan

arus dana), Catatan atas laporan keuangan dan laporan lain serta materi penjelasan yang

merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Menurut Fraser dan Ormiston (2004, p4-5) Laporan keuangan yang disertai catatan

atas laporan keuangan mengandung informasi yang berguna tentang posisi keuangan suatu

perusahaan, sukses operasi perusahaan, kebijaksanaan dan strategi manajemen, dan

pandangannya atas kinerja masa depan.

Tujuan pemakai laporan keuangan adalah untuk mengetahui dan menafsirkan

informasi untuk menjawab pertanyaan berikut :

a. Apakah investasi memberikan hasil yang menarik?

b. Seberapa besar resiko dalam investasinya?

c. Apakah perusahaan yang ada harus dibubarkan?

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  13

d. Cukupkah arus kas untuk membayar bunga dan pokok pinjaman perusahaan?

e. Apakah perusahaan memberikan kesempatan kerja, perkembangan, dan

keuntungan untuk karyawan?

f. Bagaimana daya saing dengan lingkungan?

g. Apakah perusahaan punya prospek yang baik terhadap pelanggan?

Laporan keuangan dan data lain yang disajikan perusahaan dapat memberikan

jawaban atas pertanyaan – pertanyaan diatas.

Susunan masing-masing laporan yang dihasilkan setiap periode adalah sebagai

berikut:

2.5.1 Neraca

Neraca menunjukan posisi keuangan asset, liabilitas dan kekayaan pemegang

saham suatu perusahaan pada saat tertentu, seperti pada akhir kuartal atau akhir tahun

tertentu.

Neraca disusun berdasarkan model : Aktiva = Kewajiban + Modal

Dengan demikian neraca terdiri-dari tiga bagian utama yaitu :

a. Aktiva

Aktiva adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha

pada tanggal tertentu dan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki

oleh perusahaan.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (2004, p13) adalah :

Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan di peroleh

perusahaan.

Menurut Munawir (2004, p14-16) pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan

menjadi dua bagian utama yaitu :

1) Aktiva Lancar.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  14

Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau

ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya

(paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan normal).

2) Aktiva Tidak Lancar.

Adalah aktiva yang mempunyai kegunaan relatif permanen atau jangka panjang

(mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam

satu kali perputaran operasi perusahaan).

b. Kewajiban

Semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum

terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang

berasal dari kreditor.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (2004, p13) adalah:

Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa

lalu penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya

perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi (Munawir 2004, p18-19):

1) Hutang Lancar atau Hutang Jangka Pendek

Kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan

dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun setelah tanggal neraca) dengan

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

2) Hutang Jangka Panjang

Kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh tempo) masih

jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca).

c. Modal

Berbagai buku telah mendefinisikan pengertian modal atau ekuitas ini

diantaranya dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004, p13) dijelaskan

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  15

bahwa : Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiban.

Adapun pengertian menurut Munawir (2004, p19-21) adalah :

Merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan

dalam pos modal (Modal saham), surplus dan laba yang ditahan, atau kelebihan nilai

aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh nilai hutang-hutangnya.

Ada dua bentuk neraca yang biasa dipakai yaitu :

1) Bentuk Scontro

Yaitu bentuk neraca yang menempatkan rekening – rekening aktiva

disebelah kiri sedangkan rekening hutang dan modal ditempatkan

disebelah kanan.

2) Bentuk Staffel

Yaitu bentuk neraca yang menempatkan rekening – rekening aktiva

dibagian atas sedangkan rekening hutang dan modal ditempatkan

berurutan dibawah aktiva.

2.5.2 Laporan Laba – Rugi

Suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya dan laba rugi yang

diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2004, p26).

Laporan Laba Rugi disusun berdasarkan model : Pendapatan – Biaya = Penghasilan

Munawir (2004, p26) mengatakan walaupun belum ada keseragaman tentang

susunan laporan keuangan laba rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-prinsip yang

umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :

a. Bagian pertama yang menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok

perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan servis) diikuti dengan

harga pokok dari barang atau servis yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  16

b. Bagian kedua menunjukan biaya-biaya operasional yang terdiri-dari biaya

penjualan dan bagian umum atau administrasi (operating expenses).

c. Bagian ketiga menunjukan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasi pokok

perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok

perusahaan.

d. Bagian keempat menunjukan laba atau rugi yang insidentil sehingga akhirnya

diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

Menurut Munawir (2004, p26-27) bentuk Laporan Laba – Rugi yang umum digunakan

adalah:

a. Bentuk Single Step

Yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan

semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung rugi/laba bersih

hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total

penghasilan.

b. Bentuk Multiple Step

Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip

yang digunakan secara umum.

2.5.3 Laporan Ekuitas Pemilik

Adalah pemilik suatu iktisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode

waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun.

Adapun menurut Skousen (2001, p54) menyebutkan laporan Ekuitas Pemilik dengan

Laporan Saldo Laba (Laporan Laba Ditahan) dengan pengertian :

“Laporan Saldo Laba (Laporan Laba Ditahan) yaitu sebuah laporan yang menunjukan

perubahan dalam saldo laba selama periode waktu tertentu”.

Modal : Laba ditahan awal + Laba (-Rugi) – laba yang dibagi = Laba

Ditahan Akhir

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  17

2.5.4 Laporan Arus kas

Adalah suatu iktisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu

tertentu misalnya sebulan dan setahun.

Adapun menurut Skousen (2001, p54) mengartikan Laporan Arus Kas sebagai

berikut :

“Laporan Arus Kas melaporkan jumlah kas yang dikumpulkan dan dibayarkan oleh

suatu perusahaan dalam tiga jenis kegiatan sebagai berikut : Operasi, Investasi dan

Pembelanjaan”.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2004, p13) definisi dari arus kas

adalah:

“ Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Kas terdiri-dari

saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah

investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek, dan yang dengan cepat

dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai

yang signifikan”.

Laporan arus kas (cash flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan

yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar

uang tunai (kas) perusahaan.

a. Tujuan dari laporan arus kas

1) Untuk memperkirakan arus kas masa datang.

2) Mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen.

3) Untuk menentukan kemampuan membayar deviden kepada pemegang

saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditor.

4) Untuk menunjukan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas

perusahaan.

b. Penggolongan arus kas

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  18

Laporan arus kas melaporkan arus kas melalui tiga jenis aktivitas yaitu:

1) Arus kas dari aktivitas Operasi (cash flows from operating activities)

Adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih.

Contoh – contoh transaksi semacam ini mencakup pembelian dan penjualan

barang dagang oleh pengecer atau retailer.

2) Arus kas dari aktivitas investasi (cash flows from investing activities)

Adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dalam

aktiva tidak lancar. Contoh – contoh transaksi semacam ini meliputi penjualan

dan pembelian aktiva tetap seperti peralatan dan bangunan.

3) Arus kas dari aktivitas pembiayaan (cash flows from financing activities)

Adalah arus kas dari transaksi yang mempengaruhi ekuitas dan utang

perusahaan. Contoh transaksi seperti ini meliputi penerbitan atau penarikan

sekuritas ekuitas dan utang.

c. Penyajian Laporan Arus Kas

Arus kas yang paling sering dan acapkali paling penting berkaitan dengan aktivitas

operasi. Terdapat dua (2) metode alternatif pelaporan arus kas dari aktivitas operasi

dalam laporan arus kas. Kedua metode itu adalah :

1) Metode langsung (direct method)

Melaporkan sumber kas operasi dan penggunaan kas operasi. Pelaporan arus

kas dalam metode ini dilakukan dengan melaporkan penerimaan dan

pengeluaran kas dari aktivitas operasi terlebih dahulu kemudian dilanjutkan

dengan penerimaan dan pengeluaran kas dari aktivitas investasi dan

aktivitas pendanaan. Dalam metode ini dilakukan perubahan pendapatan

dan pengeluaran dari dasar akrual manjadi dasar kas.

Para pemakai laporan keuangan menyukai metode ini karena menyajikan

secara langsung sumber – sumber penerimaan dan pengeluaran kas. Metode

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  19

ini dianggap lebih informatif dan lebih terinci karena langsung memfokuskan

pada arus kas daripada laba bersih.

2) Metode tidak Langsung (Indirect method)

Untuk menyajikan kegiatan operasi perusahaan dengan memakai metode

tidak langsung maka laba bersih disesuaikan dengan perkiraan yang

terdapat dalam laporan laba rugi yang tidak menghasilkan arus kas masuk

dan arus kas keluar dari kegiatan operasi.

Metode tidak langsung ini merupakan metode yang sering dipakai oleh perusahaan

karena metode ini sangat mudah untuk diterapkan dan sederhana.

2.5.5 Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam

neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang

terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan PSAK (2004, p1) mengungkapkan :

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi

yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

b. Informasi yang diwajibkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak

disajikan di neraca , laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi

diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.6 Analisa Laporan Keuangan

Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemasok,

dan kreditur, pemilik perusahaan atau pemegang saham, manajemen perusahaan, investor,

pelanggan dan karyawan, yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan

efesiensi operasi perusahaan.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  20

Analisa rasio adalah suatu metode penghitungan dan interpretasi rasio keuangan

untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan (Inge Berlian dan Ridwan S. Sundjaja,

2003, p128).

Input dasar untuk analisa rasio adalah laporan laba rugi dan neraca suatu periode

tertentu yang akan dievaluasi. Karena itu sebelum menganalisa lebih lanjut, kita perlu

menggambarkan berbagai kelompok dan jenis dari rasio perbandingan. Adapun rasio

keuangan yang sering dipakai untuk melihat kinerja perusahaan dibagi dalam lima katagori

dasar (Inge Berlian dan Ridwan S. Sundjaja, 2003, p131-134), yaitu :

2.6.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya jatuh tempo.

Tiga ukuran dasar dari likuiditas yaitu :

a. Modal kerja bersih, merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dari aktiva

lancar dikurangi pasiva lancar.

b. Rasio lancar, merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dengan membagi

aktiva lancar dengan pasiva lancar.

c. Rasio cepat, adalah sama dengan rasio lancar kecuali tanpa memperhitungkan

persediaan-persediaan yang dianggap sebagai aktiva lancar yang kurang likuid.

Untuk ketiga alat ukur likuiditas yaitu modal kerja bersih, rasio lancar, dan rasio

cepat semakin tinggi nilainya maka likuiditas perusahaan semakin baik.

2.6.2 Rasio Aktivitas

Digunakan untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau

kas. Dengan melihat pada perkiraan lancar saja, pengukuran likuiditas pada umumnya tidak

memadai. Rasio yang dipakai untuk mengukur aktivitas yaitu :

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  21

a. Perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan

perusahaan. Perputaran persediaan akan mempunyai arti jika dibandingkan

dengan perusahaan lain dalam industri yang sama atau perputaran persediaan

pada masa lalu.

b. Perputaran piutang, mengukur perbandingan penjualan perusahaan dan

besarnya piutang yang belum ditagih, jika perusahaan dalam penagihan, maka

perusahaan mempunyai saldo piutang yang besar dan rasionya rendah dan

sebaliknya juga.

c. Rata-rata periode tagih, adalah jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk

menagih piutang. Rasio berikut bermanfaat untuk mengevaluasi kebijakan

pinjaman dan kebijakan penagihan.

d. Rata-rata periode bayar, adalah jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk

membayar hutang dagang. Kesulitan dalam perhitungan rasio ini adalah mencari

pembelian tahunan yang nilainya tidak diperoleh dari laporan keuangan yang

dipublikasikan.

e. Perputaran aktiva tetap, merupakan alat ukur efesiensi dimana perusahaan

menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan.

f. Perputaran total aktiva, menunjukkan efesiensi dimana perusahaan

menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Pada umumnya

semakin tinggi perputaran aktiva, semakin efisien penggunaan aktiva tersebut.

2.6.3 Rasio Utang

Pada umumnya seorang analisis keuangan berkepentingan dengan hutang jangka

panjang dengan hutang jangka panjang sebab perusahaan harus membayar bunga dalam

jangka panjang dan pokok pinjamannya. Demikian pula tuntutan terhadap kreditur harus

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  22

didahulukan dibandingkan dengan pembagian hasil pemegang saham. Pemberi pinjaman

juga berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar hutang sebab

semakin banyak hutang perusahaan, semakin tinggi kemungkinan perusahaan tidak dapat

memenuhi kewajibannya kepada kreditur. Manajemen jelas berkepentingan terhadap hutang

perusahaan agar dapat membayar kewajibannya.

Umumnya, lebih banyak hutang perusahaan yang digunakan dalam kaitannya

dengan total aktiva, lebih besar lagi pengaruh keuangan yaitu sejumlah hasil dan resiko yang

timbul melalui penggunaan beban tetap keuangan seperti hutang dan saham prefernen.

Dengan perkataan lain lebih besar pengaruh keuangan yang digunakan perusahaan maka

semakin besar hasil dan resiko yang diharapkan. Ada dua bentuk umum pengukuran hutang,

yaitu :

a. Tingkat jumlah hutang

Mengukur semua jumlah hutang kekayaan perusahaan ada dua ukuran yang

biasa digunakan yaitu :

1) Rasio hutang, mengukur besarnya total aktiva yang dibiayain oleh kreditur

perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut maka semakin banyak uang

kreditur yang digunakan untuk menghasilkan laba.

2) Rasio hutang ekuitas, perbandingan antara hutang jangka panjang dengan

modal pemegang saham perusahaan.

b. Kemampuan melunasi hutang

Kemampuan perusahaan untuk membayar biaya tetap diukur dengan

menggunakan rasio mampu. Rasio mampu yang tinggi lebih disukai, tetapi terlalu

tinggi rasio tersebut (diatas rasio rata-rata industri) menunjukkan adanya kewajiban

tetap yang tidak digunakan dengan baik. Sebaliknya semakin rendah rasio mampu

maka perusahaan lebih berisiko untuk tidak dapat membayar kewajiban tetapnya,

ada dua rasio mampu yaitu :

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  23

1) Rasio mampu membayar bunga

Rasio ini mengukur berapa kali kempuan perusahaan untuk membayar

kewajiban berupa bunga dari hasil laba sebelum bungan dan pajak. Semakin

tinggi rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan membayar

bunga.

2) Rasio mampu membayar kewajiban tetap

Rasio ini mengukur berapa kali kemampuan perusahaan untuk membayar

semua kewajiban tetapnya seperti bunga dan pokok pinjaman, pembayaran

sewa guna usaha dan deviden saham preferen dari hasil laba sebelum bunga

dan pajak. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik perusahaan

membayar kewajiban tetapnya.

2.6.4 Rasio profitabilitas

Ada banyak ukuran profitabilitas. Masing-masing hasil perusahaan dihubungkan

terhadap penjualan, aktiva, modal atau nilai saham. Alat yang umum digunakan untuk

mengevaluasi profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu laporan laba rugi dalam

persentase yang umum yaitu laporan laba rugi dimana setiap posnya dinyatakan dalam

persentase penjualan, sehingga memudahkan evaluasi hubungan antara penjualan dan

pendapatan tertentu serta biaya. Laporan laba rugi dalam persentase bermanfaat untuk

membandingkan kinerja dari tahun ke tahun. Tiga rasio profitabilitas yang dibaca langsung

dari laporan laba rugi dalam persentase yang umum yaitu :

a. Marjin laba kotor, adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah

perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi marjin laba kotor maka

semakin baik dan secara relative semakin rendah harga pokok barang yang dijual.

b. Marjin laba operasi, adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah

semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak atau laba bersih

yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Marjin laba operasi mengukur laba yang

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  24

dihasilkan murni dari poperasi perusahaan tanpa melihat beban keuangan (bunga) dan

beban dari pemerintah (pajak).

c. Marjin laba bersih, adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah

dikurangi semua biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

2.6.5 Rasio Pasar

Rasio pasar berhubungan dengan nilai pasar dari saham perusahaan sebagai mana

diukur oleh harga pasar saham terdapat nilai akuntansi tertentu. Rasio pasar memberi

petunjuk kepada investor seberapa baik perusahaan mengelola hasil dan resiko. Rasio pasar

mencerminkan penilaian pemegang saham dari segala aspek atas kinerja masa lalu

perusahaan dan harapan kinerja dimasa yang akan datang. Ada dua rasio pasar yang umum

digunakan, yaitu :

a. Rasio harga pasar, rasio ini secara umum digunakan untuk menilai saham perusahaan.

Rasio harga pasar mengukur jumlah uang dimana investor bersedia membayar untuk

setiap rupiah pendapatan perusahaan. Besarnya rasio harga saham menunjukkan tingkat

kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Semakin

tinggi rasio harga pasar semakin besar tingkat kepercayaan investor.

b. Rasio harga pasar atau nilai buku

Rasio nilai buku menunjukkan bagaimana penilaian investor terhadap kinerja

perusahaan. Rasio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan terhadap nilai

buku. Untuk menghitung rasio nilai buku harus dihitung nilai buku per-lembar saham

biasa.

Rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio hutang terutama untuk mengukur resiko.

Rasio profitabilitas mengukur hasil. Rasio pasar mengukur sekaligus hasil dan resiko. Dalam

jangka pendek unsur terpenting adalah likuiditas, aktivitas dan profitabilitas, sebab

memberikan informasi yang penting untuk operasi jangka pendek perusahaan. Jika

perusahaan tidak dapat bertahan dalam jangka pendek, maka tidak perlu memperhatikan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  25

prospek jangka panjangnya. Resiko hutang terutama digunakan jika analisis yakin bahwa

perusahaan akan berhasil dalam jangka pendek.

2.7 Analisis Kesehatan Keuangan Perusahaan

2.7.1 Metode Altman Z score

Altman Z-score merupakan salah satu metode untuk mengetahui tingkat kesehatan

keuangan perusahaan yang dapat digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya

manajemen perusahaan dalam memperoleh, menggunakan, dan mengelola dana yang ada

dalam perusahaan. Altman Z-score merupakan analisis diskriminan yang menghubungkan

beberapa rasio sekaligus untuk menilai kondisi keuangan perusahaan.

Analisis rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan menjadi topik

yang menarik setelah Altman (1968) menemukan suatu formula untuk memprediksi

kebangkrutan perusahaan dengan istilah yang sangat terkenal, yang disebut Z-score. Z-score

adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar dikalikan rasio-rasio keuangan yang akan

menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Sartono,Agus, 2001, p115).

Formula Z-score yang ditemukannya adalah:

Z-score = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 0,999 X5

Di mana:

X1 = net working capital/total asset

X2 = retained earning/total asset

X3 = earning before interest and tax/total asset

X4 = market value of equity/book value of debt

X5 = sales/total asset

(http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1332933291&Fmt=3&clientId=68814

&RQT=309&VName=PQD)

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  26

Dengan memasukkan rasio-rasio keuangan ke dalam model tersebut

maka dapat ditentukan besarnya kemungkinan kebangkrutan dengan

kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Z > 2,99 menunjukkan perusahaan yang tidak mempunyai

permasalahan atau kesulitan keuangan.

b. 1,8 ≤ Z ≤ 2,99 menunjukkan indikasi apabila perusahaan tidak

melakukan perbaikan, perusahaan mungkin akan mengalami ancaman

kebangkrutan.

c. Z < 1,8 menunjukkan indikasi perusahaan menghadapi ancaman

kebangkrutan yang serius atau kondisi tingkat kesehatan keuangan yang

sangat buruk.

Analisis rasio ini paling umum digunakan terutama untuk perusahan non manufaktur.

Kemudian pada penelitian selanjutnya Altman mengembangkan formula tersebut, sehingga

penggunaan formula ini bisa lebih meluas. Formula ini digunakan pada perusahaan

manufakktur. Formula yang telah dikembangkan (Agnes Sawir, 2001, p24) adalah :

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4

Di mana:

X1 = net working capital/total asset

X2 = retained earning/total asset

X3 = earning before interest and tax/total asset

X4 = market value of equity/total liabilities

(http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1332933291&Fmt=3&clientId=68814

&RQT=309&VName=PQD)

Kriteria penilaian:

a. Z > 2,6 menunjukkan indikasi kesehatan keuangan perusahaan dalam

kondisi yang aman artinya tidak ada potensi kebangkrutan.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  27

b. 1,1 ≤ Z ≤ 2,6 menunjukkan indikasi bahwa manajemen harus bekerja

keras untuk mempertahankan keberadaan perusahaan. Jadi,

manajemen harus mengambil dan memutuskan kebijakan yang tepat

untuk perusahaan agar perusahaan tidak bangkrut.

c. Z < 1,1 menunjukkan indikasi bahwa kesehatan keuangan perusahaan

berada dalam kondisi yang sangat parah dan sangat berpotensi untuk

mengalami kebangkrutan.

Selain itu, perusahaan yang belum go public atau masih bersifat tertutup juga bisa

mengukur tingkat kesehatan perusahaan dengan metode Altman sebagai berikut:

Z = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5

Di mana:

X1 = net working capital/total assets

X2 = retained earnigs/total assets

X3 = earning before interest and tax/total assets

X4 = book value equity/total liabilities

X5 = sales/total assets

(http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1332933291&Fmt=3&clientId=68814

&RQT=309&VName=PQD)

Kriteria penilaian:

a. Z > 2,9 memberikan indikasi bahwa kondisi keuangan perusahaan

dalam kondisi yang sehat, jadi tidak berpotensi bangkrut.

b. 1,23 ≤ Z ≤ 2,9 menunjukkan indikasi bahwa manajemen harus

bekerja keras untuk mempertahankan keberadaan perusahaan. Jadi,

manajemen harus mengambil dan memutuskan kebijakan yang tepat

untuk perusahaan agar perusahaan tidak bangkrut.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  28

c. Z < 1,23 menunjukkan indikasi bahwa kesehatan keuangan

perusahaan berada dalam kondisi yang sangat parah dan sangat

berpotensi untuk mengalami kebangkrutan.

2.7.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Altman Z-Score

Pada dasarnya untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan

berbagai metode analisis. Analisis Z score hanya salah satu dari metode-metode yang ada.

Karena itu jika dibandingkan dengan metode yang lain maka terdapat kebaikan dan

kelemahannya.

Kebaikan analisis Z score menurut Agnes Sawir (2001, p25) adalah dapat

mengkombinasikan berbagai rasio menjadi suatu model prediksi yang berarti. Analisis ini

merupakan analisis multivariate yang bisa melihat hubungan rasio tertentu yang dapat

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Seperti terlihat dari persamaannya, persamaan

tersebut menghubungkan antara likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas perusahaan dengan

kebangkrutan. Selain itu, kebaikan dari model ini dapat dipergunakan untuk seluruh

perusahaan, baik perusahaan publik, pribadi, manufaktur, ataupun perusahaan jasa dalam

berbagai ukuran. Walaupun model ini datangnya dari Amerika, tetapi model ini dapat

digunakan di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Kelemahan dari model ini seperti yang diungkapkan oleh Hanafi (2000: p278) adalah

tidak ada rentang waktu yang pasti kapan kebangkrutan akan terjadi setelah hasil Z score

diketahui lebih rendah dari standar yang ditetapkan. Waktu untuk menyatakan kebangkrutan

perusahaan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kemampuan bank untuk

membantu restrukturisasi keuangan, kondisi perusahaan lain, negosiasi dengan pekerja serta

kondisi perekonomian secara keseluruhan, sedangkan faktor-faktor ini tidak terdapat dalam

model. Model ini juga tidak bisa mutlak digunakan karena adakalanya terdapat hasil yang

berbeda jika kita menggunakan model yang berbeda.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  29

Walaupun terdapat kelemahan dalam model ini kita dapat tetap menggunakannya

karena tidak ada satupun model kepailitan dari peneliti-peneliti selain Altman yang

memberikan keakuratan lebih baik. Lebih lanjut, pada kebanyakan kasus, aplikasi pemakaian

model-model kepailitan tersebut menghadapi kesulitan karena model-model yang digunakan

ternyata lebih kompleks. Di samping itu, tentunya model ini digunakan untuk memberikan

peringtan yang berharga sehingga kesulitan dapat diatasi dengan segera.

2.7.3 Penelitian Sebelumnya

Guna melengkapi tinjauan teoritis yang telah disampaikan maka hasil-hasil penelitian

sebelumnya yang berkaitan dengan altman Z score perlu disampaikan untuk memperkuat

kerangka pemikiran teoritis. Penelitian tersebut antara lainnya adalah sebagai berikut.

Peni Sawitri (2002) didalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui apakah

Laporan Keuangan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kesehatan perusahaan

asuransi jiwa termasuk kemungkinan kebangkrutannya. Data yang digunakan adalah data

sekunder berupa hasil peringkat asuransi jiwa yang telah dilakukan biro riset info bank per

Desember 2000 terhadap 60 perusahaan dimana 7 diantaranya tidak diikutsertakan karena

tidak ada datanya, disamping itu penelitian ini menggunakan metode Multi Discriminnt

Analysis (MDA) dan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kriteria rasio yang dipilih

oleh biro riset info ank masih belum dapat dijadikan penentu ukuran kesehatan perusahaan

asuransi jiwa karena hanya 44,9% saja ketepatannya, jadi masih banyak variabel lain yang

sebenarnya menjadi ukuran kesehatan perusahaan asuransi jiwa.

Penelitian yang dilakukan oleh Ohlson (1980) menggunakan sampel 105 perusahaan

bangkrut serta 2058 perusahaan yang tidak bangkrut pada tahun 1970-1976. Berbeda

dengan penelitian sebelumnya, Ohlson menggunakan logit kondisional untuk menghilangkan

masalah MDA. Ohlson menggunakan 7 rasio keuangan didapatkan hasil bahwa hanya rasio

size yang merupakan prediktor yang paling penting dalam memprediksi kebangkrutan,

dengan ketepatan prediksi untuk seluruh variabel rasio keuangan sebesar 96,3%. Penelitian

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  30

ini menggambarkan model regresi logit secara tepat dan pengambilan sampel yang sesuai

populasi antara perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut.

Penelitian yang berjudul “30 Persen Emiten di BEJ Diambang Pailit” oleh Lin Che Wei,

Singapura: Detik Finance (2002) diambil oleh penulis sebagai salah satu acuan. Penelitian Lin

Che Wei ini juga menggunakan analisis diskriminan Z-score Altman sebagai model prediksi

kebangkrutan. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan

publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Data yang dipakai adalah laporan keuangan tahun

2001, sedangkan nilai pasar saham yang dipakai adalah per 30 September 2002. Dari

penelitian yang dilakukan, ternyata dari 328 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta

hanya 20 persennya atau 66 perusahaan yang mempunyai predikat sangat baik (tidak

menunjukkan indikasi kesulitan keuangan sama sekali). Selain itu, ada enam perusahaan

atau dua persen dari total perusahaan di BEJ yang masuk ke dalam predikat cukup baik.

Kemudian ada 17 perusahaan atau lima persen yang mempunyai predikat baik dan 21

perusahaan atau enam persen yang mendapat predikat sedang atau mempunyai indikasi

kesulitan keuangan. Ada 26 perusahaan atau delapan persen yang menghadapi masalah

keuangan yang cukup sulit. Pada level terburuk, cukup banyak perusahaan di Indonesia yang

masuk ke dalam kategori sangat buruk dengan Z-score sangat rendah. Ada 65 perusahaan

yang mempunyai z-score di bawah nol dan hampir 30 % dari total perusahaaan yang

tercatat di BEJ menunjukkan indikasi kebangkrutan atau sudah bangkrut dari indikasi

perhitungan berdasarkan Altman z-score. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukkan bagi BEJ untuk bersikap tegas guna melindungi investor. Selain itu, dengan

banyaknya perusahaan yang mempunyai Z-score yang sangat rendah, kredibilitas BEJ

sebagai otoritas bursa patut dipertanyakan.

Sapto Jumono (2003, p130-140) pada penelitiannya memberikan gambaran bahwa

tingkat kesehatan perusahaan PT Mustika Ratu Tbk selama periode penelitian kondisinya

berfluktuatif. Selama periode penelitian dua periode yaitu tahun 1998 tri wulan I dan II nilai

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  31

z skor perusahaan berada di bawah batas z skor, yang artinya perusahaan berada pada

kondisi yang tidak sehat dan lainnya berada di atas batas z skor yang artinya perusahaan

berada pada kondisi yang sehat. Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 1999 antara

triwulan III-IV yaitu sebesar 65,42 persen dan penurunan terbesar terjadi pada tahun 2000

antar triwulan I-II yaitu sebesar -39,07 persen, tetapi penurunan tersebut masih berada

pada keadaan yang sehat. Penelitian ini juga menemukan faktor utama yang menyebabkan

sehat atau tidaknya kondisi keuangan atau tingkat kesehatan perusahaan melalui

perhitungan nilai elastisitas yaitu dengan cara mencari turunan pertama dari fungsi z, di

mana dalam hal ini fungsi z adalah persamaan dari model z skor. Faktor utama yang

menyebabkan perusahaan dalam keadaan sehat adalah faktor yang memberikan nilai

elastisitas tertinggi. Berdasarkan hasil perhitungan nilai elastisitas, ditemukan bahwa nilai

elastisitas PT Mustika Ratu Tbk selama periode penelitian, yang tertinggi sebesar 0,551 yaitu

permodalan terhadap total hutang (X4), artinya jika rasio X4 berubah satu persen akan

meyebabkan terjadinya perubahan pada tingkat kesehatan perusahaan sebesar 0,551

persen.

2.8 Price to Book Value (PBV)

Price to book value (PBV) termasuk ke dalam jenis rasio penilaian atau rasio pasar.

Rasio pasar atau rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk

suatu perusahaan karena mencerminkan pengaruh gabungan dari rasio hasil pengembalian

dan risiko. Rasio PBV ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen

dan organisasi perusahaan sebagai perusahaan yang terus tumbuh. Sebuah perusahaan

yang dijalankan dengan baik dengan manajemen yang kuat harus mempunyai nilai pasar

yang lebih tinggi dari pada nilai buku historis aktiva fisiknya.

Menurut Aswath Damodaran, (2002, p 511) Price to book value adalah perbandingan

antar harga pasar per saham dengan nilai buku per saham. Hubungan antara harga dan nilai

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  32

buku selalu menarik perhatian para investor. Saham-saham yang dijual di bawah nilai buku

equity selalu dianggap sebagai saham undervalued, sebaliknya saham-saham yang dijual

lebih dari nilai buku menjadi target untuk portofolio yang overvalued.

Nilai pasar dari equity dalam suatu perusahaan mencerminkan pengharapan dari

kekuatan earning dan arus kas perusahaan. Nilai buku dari equity adalah perbedaan antara

nilai buku asset dan nilai buku kewajiban (liabilities). Nilai buku dari asset pada umumnya

dinyatakan melalui nilai asset pada saat dibeli (original price) dikurangi dengan depresiasi

dari asset tersebut. Konsekuensinya, nilai buku suatu asset akan berkurang dengan

bertambahnya umur asset tersebut. Begitu pula, nilai buku kewajiban mencerminkan nilai-

nilai pokok dari kewajiban. Karena nilai buku suatu asset mencerminkan biaya pada saat

dibeli (original cost), nilai buku dapat berbeda-beda secara signifikan dari harga pasar

(market value) jika kekuatan earning dari asset meningkat atau menurun secara signifikan

sejak asset itu diperoleh.

Rasio harga pasar saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi lain tentang

bagaimana investor memandang suatu perusahaan. Perusahaan yang tingkat pengembalian

atas ekuitasnya relatif tinggi biasanya menjual sahamnya dengan penggandaan nilai buku

yang lebih tinggi daripada perusahaan lain yang tingkat pengembaliannya rendah (Weston, J.

Fred dan Eugene F. Brigham, 1993, p306).

Dalam perhitungan rasio PBV yang merupakan hasil perbandingan antara harga

pasar (P = price) dan nilai buku per saham (BV = book value), nilai buku per saham suatu

perusahaan dapat diperoleh dengan cara membagi seluruh modal sendiri perusahaan dengan

semua saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh.

Rasio price to book value (PBV) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa jauh

suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif besar terhadap jumlah modal

yang dinvestasikan. Semakin tinggi rasio tersebut semakin berhasil perusahaan menciptakan

nilai bagi pemegang saham. Dengan demikian, rasio harga saham terhadap nilai buku adalah

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  33

perbandingan antara harga pasar dengan nilai buku. Rumus rasio harga saham terhadap nilai

buku adalah sebagai berikut:

sahamlembarperekuitasbukunilaisahamlembarperhargaPBV=

Beberapa alasan mengapa para investor sering menggunakan price to book value

ratio (PBV) dalam analisis investasi, yaitu:

a. Nilai buku mempunyai intuitif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan

dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode

dicounted cash flow dapat menggunakan price to book value sebagai

perbandingan.

b. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua

perusahaan, PBV dapat diperbandingkan antar perusahaan-perusahaan yang

sama sebagai petunjuk adanya undervaluation atau overvaluation.

c. Perusahaan-perusahaan dengan earning yang negatif, yang tidak bisa dinilai

dengan menggunakan price earning ratio (PER) tetapi dapat dievaluasi

dengan menggunakan price to book value (PBV).

Selain keuntungan, terdapat pula kelemahan dalam pengukuran dan penggunaan

PBV, yaitu:

a. Nilai buku, sama halnya dengan earnings, dipengaruhi oleh keputusan

akuntansi terhadap depresiasi dan variabel-variabel lain. Bila standar

akuntansi keuangan yang digunakan perusahaan bebeda-beda, maka PBV

tidak dapat diperbandingkan antar perusahaan-perusahaan tersebut.

b. Nilai buku tidak mempunyai banyak arti bagi perusahaan-perusahaan jasa

yang tidak memiliki aset berwujud yang cukup berarti.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  34

c. Nilai buku dari equity dapat menjadi negatif jika suatu perusahaan

mempunyai laporan earning yang negatif terus-menerus, sehingga

menyebabkan rasio PBV negatif.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  35

2.9 Kerangka Pikir Penelitian

Sumber : Diolah Penulis, 2009. Gambar 2.1 : Kerangka Pikir Penelitian

Consumer Goods

Laporan Keuangan

Laporan laba/rugi

Neraca

NWC

TA

RE

TA

EBIT

TA

MVE

TL

BV per share

Price market

Nilai Z-score

PBV

(Y)

Regresi linier sederhana

Regresi linier berganda

Feedback

Kesimpulan

Emiten di BEI Perdagangan saham

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuanganthesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2009-2-00379-MN Bab 2.pdf · Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan tercermin

  36

2.10 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1 : terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara Z-score (tingkat

kesehatan perusahaan) terhadap rasio price to book value (PBV).

Ha2 : terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel- variabel Z

Score (NWC/TA, RE/TA, EBIT/TA, MVE/TL) terhadap PBV