bab 2 landasan teori 2.1 piramida sistem...
TRANSCRIPT
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Piramida Sistem Informasi
Gambar 2. 1 Piramida Sistem Informasi
Sumber (Hall, 2007, p. 5)
Disuatu organisasi pasti memiliki tingkatan dan jabatan yang berbeda,
perbedaan itu pula yang membuat kebutuhan akan informasipun berbeda-beda, dari
jabatan atau tingkatan tersebut memliki keterkaitan dengan sistem informasi yang
digambarkan pada gambar 2.1. pada gambar tersebut memiliki tingkatan manajemen
Puncak atau Top Level Management, Manajemen Menengah atau Middle Level
Management, manajemen operasional atau Operational level, dan Manajemen
personal atau personel level. Tujuan dari piramida sistem informasi ini adalah untuk
memperjelas perbedaan kebutuhan informasi pada setiap level nya yang memiliki
manfaat agar dapat memperjelas kebutuhan sistem informasi pada setiap level, dan
6
pendistribusian informasinya pun terorganisir dengan baik. Berikut adalah
penjelasan dari level-level pada piramida sistem informasi ini :
1. Manajemen Puncak: level strategi menetukan tujuan dan arah proses bisnis
agar memiliki keuntungan yang berguna baik perusahaan dan organisasi.
2. Manajemen Menengah: level manajemen mengontrol User agar tujuan
perusahaan tercapai.
3. Manajemen Operasional: level knowledge mengawasi User agar tidak keluar
dari konteks kerja dan proses bisnis.
4. Personel level : penggerak dari proses bisnis dan melakukan dari transaksi ,
disinilah proses bisnis akan berjalan agar tercapai nya tujuan dari strategic
level
Beberapa Tipe SI:
1. Executive Information Systems
2. Business Performance Managements
3. Transaction Processing Systems
4. Management Information Systems
5. Decision Support Systems
Dari beberapa Tipe SI diatas dapat di mapping kan berdasarkan Piramida SI,
sebagai berikut:
a. Manajemen Puncak : Executive Information Systems dan Business Performance
Managements
b. Manajemen Menengah : Decision Support Systems
c. Manajemen Operasional : Management Information Systems
d. Personel Level : Transaction Processing Systems
Contoh Jenis informasi yang di hasil kan berdasarkan level dari piramida SI
Sebagai berikut :
7
Gambar 2.2 Contoh Jenis Informasi berdasarkan Piramida SI
(Amsyah, 2005, hal. 301)
2.2 EIS (Executive Information System)
Executive Information System adalah suatu sistem yang dirancang sedemikian
mudah untuk pemakai, sehingga para eksekutif yang awam terhadap penggunaan
teknologi informasi pun bisa dengan mudah menggunakannya serta ditunjang dengan
fasilitas grafik, laporan dalam bentuk khusus dan memiliki kemampuan “drill down”.
Hal ini juga dikemukakan oleh Williams Steve & Williams Nancy(2007) bahwa
“Sebagai salah satu business analytics tool, EIS akan mengkombinasikan informasi
dan analisis bisnis untuk menyediakan solusi business intelligence yang dapat
8
dengan mudah dirancang sesuai dengan kebutuhan para eksekutif yang akan
menggunakannya”.Tujuan dari EIS adalah untuk meningkatkan efektivitas dari segi
fungsi, informasi dan waktu, sehingga para eksekutif dapat lebih memfokuskan pada
faktor kesuksesan yang penting dan mengantisipasi indikasi – indikasi penting
seperti tindakan dari kompetitor atau permintaan customer. EIS pun memiliki
manfaat, yaitu sebagai alat standar para eksekutif untuk membuat keputusan
sehingga strategic planning lebih terencana dan menghasilkan informasi yang lebih
baik untuk memudahkan user untuk mengerti kondisi bisnis yang dihadapi. Cara
penenerapannya pun dengan mengikuti lifecycle EIS, dan tetap berada dalam
framework EIS.
Beberapa karakteristik dari EIS dikemukakan oleh (Turban & Aronson, 2005)
ada empat karakteristik, antara lain :
a. Drill Down. EIS mampu memberikan informasi yang sangat terperinci.
Kemampuan ini memungkinkan eksekutif untuk mengetahui segala sesuatu yang
terjadi di perusahaan yang dipimpinnya, misalnya bisa mengetahui penurunan
penjualan harian, mingguan, dan bulanan dengan cepat.
b. Critical Success Factor (CSF). Definisi CSF dari Rockart dalam (Setyo H.
Wiyanto) sebagai “Beberapa area kritis dimana segala sesuatunya harus benar
agar supaya bisnis bisa berkembang”. Adapun CSF ini memiliki pengaruh
terhadap eksekutif antara lain :
1. Membantu eksekutif memfokuskan kepada aktivitas yang paling penting.
2. Membantu eksekutif berfikir tentang kebutuhan informasi yang harus
dipenuhi pada perusahaan yang dipimpinnya.
c. Status Access. Didalam mode ini data yang sudah lama atau laporan dalam suatu
status dari variabel – variabel kunci dapat diakses untuk beberapa waktu dengan
menggunakan telekomunikasi. Relefansi informasi sangat penting disini, dan titik
berat pada penyimpanan data yang paling akhir. Disini dapat memerlukan tiap
hari atau bahkan tiap jam untuk pengoperasian risalah dan laporan.
d. Personalized Analysis. Kemahiran yang bersifat analitik dapat diperoleh didalam
Executive Support System (ESS). Eksekutif bukan hanya dapat mengakses data
melainkan dapat juga menggunakan ESS untuk menciptakan sendiri analisis
perusahaan, karena analisis ini bersifat sangat pribadi. Eksekutif tinggal memilih
9
daftar isi yang ada pada database, seperangkat program yang digunakan seperti
(Lotus, 1-2-3, Excel, IFPS), menghasilkan keluaran (kebutuhan informasi) dan
menyediakan informasi yang diinginkan untuk presentasi.
e. Exception Reporting. Exception reporting berdasarkan pada konsep dari
management by exception. Sebagai tambahan dari konsep ini, perhatian dapat
diberikan oleh eksekutif untuk membuat laporan khusus dari bentuk baku, jadi
pada laporan khusus perhatian eksekutif bisa hanya memperhatikan pada kasus –
kasus khusus untuk pekerjaan yang paling jelek atau yang paling bagus saja.
Menurut Turban, Aronson, & Liang, (2005) karakteristik EIS dan manfaat
dari penggunaan EIS adalah sebagai berikut :
1. Fleksibel.
2. Menghasilkan informasi yang akurat, benar, tepat waktu, relevan, lengkap
dan cepat.
3. Memiliki tampilan GUI yang bagus dimana tampilan dari sebuah EIS bisa
merupakan kombinasi antara teks dan grafik.
4. User friendly.
5. Mengijinkan akses informasi yang aman dan rahasia.
6. Bisa diakses dimanapun dan kapanpun.
7. Meminimalisir penggunaan keyboard karena lebih banyak menggunakan
mouse.
8. Dapat menggunakan sumber data dari luar.
9. Dapat melakukan proses analisis secara ad hoc dan multidimensi.
10. Dapat menampilkan analisis trend, deviasi, dan forecasting.
11. Dapat melakukan proses drill down data sehingga data bisa dilihat hingga
level yang lebih detail.
12. Data telah dirangkum sehingga memudahkan eksekutif untuk
membandingkan rincian data kemudian membuat keputusan.
2.3 Critical Success Factor (CSF)
Dengan EIS memungkinkan eksekutif memantau seberapa baik perusahaan
berjalan dalam hal tujuan dan faktor-faktor penentu keberhasilan. Faktor-faktor ini
dalam setiap perusahaaan berbeda-beda tergantung dari kegiatan yang dilakukan CSF
10
dan masing-masing tema dan item ditemukan dalam analisis sebelumnya telah
dikonseptualisasikan sebagai entitas yang saling terkait untuk membentuk kerangka
pengembangan EIS untuk EM. CSF pun memiliki tujuan untuk menginterpretasikan
objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan
informasi yang dibutuhkan. Manfaat CSF, yaitu untuk mengidentifikasi konsertasi
utama manajemen, membantu perencanaan strategi plan, mengidentifikasi fokus area
dalam tiap rincian project life cycle dan penyebab utama kegagalan proyek,
mengevaluasi kelayakan sistem informasi, mengidentifikasi ancaman dan
kesempatan bisnis, dan juga untuk mengukur tingkat produktifitas sumber daya
manusia.
Cara penerapannya pun adalah melakukan analisis CSF yang diperuntukan
untuk merumuskan faktor – faktor kritis apa saja yang harus diperhatikan oleh
sebuah organisasi atau perusahaan. Sehingga dapat mengetahui tujuan organisasi
lebih jelas untuk menentukan kebutuhan dan informasi yang dibutuhkan.
Gambar 2.3 Kerangka kerja Pengembangan EIS untuk Manajemen Edukasi
Sumber : (Kamaruddin & Razali, 2011: 10001)
11
Keberhasilan pengembangan EIS untuk EM dipengaruhi oleh orang-orang
manajerial dan teknis yang perlu berkolaborasi selama proses pengembangan untuk
menghasilkan produk EIS terintegrasi. Faktor-faktor ini harus didukung oleh
lingkungan organisasi juga. Faktor lingkungan melibatkan praktek manajemen
bahwa pengembangan EIS koordinat sampai sistem sepenuhnya dapat digunakan.
Manajemen perlu untuk memperoleh dan merencanakan alokasi untuk proyek EIS,
melaksanakan program kesadaran dan mengidentifikasi sumber-sumber informasi,
yang harus diintegrasikan dalam produk EIS. Kegiatan ini tidak dapat dicapai oleh
manajemen semata-mata. Kerjasama antar tenaga kependidikan dalam hal informasi
budaya berbagi dan sikap positif terhadap proyek dan sistem harus diperoleh. Pihak-
pihak yang terlibat dalam proyek ini harus mempertimbangkan rencana strategis
pendidikan, Key Performance Indicator ( KPI ) dan Standar Operasional Prosedur (
SOP ) serta kebijakan manajemen proyek selama proses tersebut.
Faktor orang termasuk manajemen organisasi atas atau eksekutif, tim
pengembangan EIS dan tenaga kependidikan. Pihak-pihak perlu memahami tujuan
dan pentingnya proyek EIS dalam meningkatkan perencanaan organisasi dan
pengambilan keputusan. Sebuah proyek EIS tidak dapat berhasil tanpa dukungan
yang kuat dan keterlibatan dari eksekutif, selain sumber daya keuangan dan lainnya
yang nyata. Dukungan ini sangat diperlukan untuk menangani perlawanan politik dan
user terhadap sistem. Tim pengembangan EIS disisi lain, harus memiliki
keterampilan teknis dan interpersonal ketika membangun sistem. Keterampilan
teknis yang diperlukan untuk bagian operasional, sedangkan keterampilan
interpersonal yang diperlukan untuk mendapatkan persyaratan yang tepat dan
mendapatkan penerimaan pengguna. Tim pengembangan bertanggung jawab untuk
merencanakan, mengembangkan dan memelihara infrastruktur teknis dan mengelola
sistem operasi. Para tenaga kependidikan bertindak sebagai sumber informasi dimana
kontribusi utama mereka adalah untuk menyediakan data yang memadai dan benar
kedalam sistem tepat waktu. Mereka perlu mengelola informasi dengan baik
sehingga menjadi handal. Informasi yang dapat dipercaya menghasilkan analisis
yang berarti dan dengan demikian meningkatkan kemudahan untuk pengambilan
keputusan oleh eksekutif.
Faktor proses meliputi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan yang terjadi
diseluruh pengembangan EIS. Proses perencanaan harus memperhitungkan siklus
12
pengembangan serta perangkat keras dan perangkat lunak infrastruktur. Proses
eksekusi harus mensinkronisasikan data ekstraksi dan kegiatan pengelolaan data
untuk berbagai sumber informasi.
Produk adalah EIS yang dikembangkan yang berisi fitur yang terintegrasi dan
fungsi terkait dengan bisnis pendidikan. Sistem tersebut harus terus berubah atau
berkembang dari waktu ke waktu dalam menanggapi pengguna baru dan kebutuhan
bisnis. (Kamaruddin & Razali, 2011).
2.4 Siklus Hidup EIS
Ada beberapa perbedaan utama antara OLTP sistem siklus hidup tersebut dan siklus hidup EIS yang tergantung pada karakteristik sistem eksekutif, tetapi teknik tradisional yang sama dan tahapan yang digunakan untuk pembangunan, yaitu: justifikasi, perencanaan proyek, analisis, desain, konstruksi, penyebaran (gambar 2.6)
Dalam tahap ini ada banyak langkah yang digunakan untuk memodelkan
karakteristik EIS seperti:
a. EIS yang orientasinya untuk peluang bisnis daripada kebutuhan
transaksional;
b. EIS harus melaksanakan keputusan strategis, tidak hanya departamental atau
keputusan operasional;
c. Analisis EIS difokuskan pada kebutuhan bisnis. Tahap ini adalah yang paling
penting dari proses;
d. Proses Pembangunan siklus, difokuskan pada evaluasi dan perbaikan versi,
yang tidak hanya membangun dan memberikan hal yang penting dari sebuah
versi final yang tunggal.
Berikut merupakan siklus atau alur hidup dari pembangunan serta pemgembangan EIS yang terdiri dari enam tahap, yaitu (LUNGU & BÂRA, 2005) :
13
Gambar 2.4 Siklus EIS
Sumber (LUNGU & BÂRA, 2005)
Stage 1 : Justification.
Pada tahap ini akan mendefinisikan kebutuhan bisnis dan peluang bisnis dengan
menganalisis faktor lingkungan internal menggunakan value shop analysis,
kemudian kebutuhan dan peluang bisnis akan dinilai dalam bentuk solusi cost and
benefit analysis. Proses justifikasi akan diidentifikasi dan dianalisis dalam format
business case assessment yaitu kebutuhan bisnis dan oportunities diidentifikasi dan
kemudian tim mengusulkan solusi awal yang diustifikasi oleh biaya dan manfaat.
Sebuah laporan awal ini dibangun.
Tahap 2: Perencanaan
Pada tahap ini menjelaskan mengenai kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan EIS ini. Dalam tahap planning ini dilakukan terhadap perencanaan
infrastruktur perusahaan, dan perencanaan penjadwalan terhadap pelaksanaan
pembangunan EIS ini. Berikut penjelasan singkat mengenai hal-hal yang ada pada
tahap ini :
14
a. Evaluasi infrastruktur Perusahaan – perkiraan langkah ini dan untuk
mempertahankan nilai-nilai kemampuan organisasi dan mencapai proyek EIS dalam
hal : infrastruktur, komponen, perangkat, jaringan dan kebutuhan masa depan
peralatan tersebut. Dalam langkah ini dibangun infrastruktur dari organisasi tersebut.
b. Perencanaan proyek – EIS melibatkan perencanaan proyek yang dinamis
yang menyebabkan perubahan cepatnya akan kebutuhan teknologi, organisasi dan
bisnis, sumber daya manusia dan tim pelaksana.Rencana proyek rinci, progresif,
setiap tahap dan langkah telah diperiksa dan dokumen uji dan laporan.
Stage 3 : Business Analysis
Pada tahap ini akan diidentifikasi kebutuhan aktual perusahaan. Kebutuhan tersebut akan didapat dari analisis kebutuhan informasi dari sistem yang sedang berjalan, lalu kebutuhan akan digambarkan dalam bentuk use case, dan Usecase Description.
Stage 4 : Design
Pada tahap ini proyek EIS akan dirancang sesuai dengan kebutuhan actual
perusahaan yang sudah didentifikasi. Perancangan yang akan dilakukan pada tahap
ini adalah rancangan dashboard dalam bentuk penjelasan storyboard, perancangan
metadata, datamart dengan menggunakan star schema, dan proses ETL yang
dilakukan untuk menghasilkan suatu datawarehouse.
Stage 5 : Construction
Pada tahap ini adalah tahap realisasi rancangan sesuai dengan tahapan design sebelumnya. Setelah merancang maka proses konstruksi dan pembangunan dilakukan pada tahapan ini. Pada tahap ini akan membuat ETL development, application development yang didalamnya terdiri dari user interface dan navigation diagram.
Stage 6 : Deployment
Pada tahapan ini akan dilakukan implementasi dari semua rangkaian tahapan yang telah dilakukan sebelumnya, dengan cara memberikan pelatihan, membuat buku panduan pemakaian sistem, dan melakukan evaluasi terhadap implementasi sistem dalam bentuk laporan akhir atau release evaluation.
2.5 Valueshop Valueshop adalah kegiatan yang menganalisis kumpulan aktivitas bisnis yang
dilakukan untuk keperluan dan mendukung produk atau jasa. Hal ini juga didukung
oleh menurut Porter (2002: 244) bahwa, “Valueshop adalah kegiatan menganalisis
kumpulan aktivitas yang dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan,
15
mengantarkan, dan mendukung produk atau jasa”. Tujuan valueshop adalah untuk
menganalisis aktivitas yang mempengaruhi produk dan jasa sehingga dapat
mengidentifikasi dari nilai kegiatan tersebut. Manfaat valueshop adalah dapat
mengurangi atau omenurunkan biaya sehingga dapat meningkatkan keefektifan dari
sebuah aktivitas. Cara penerapannya adalah menganalisis proses – proses yang
berhubungan dengan produk dan jasa yang bersangkutan, lalu mengidentifikasi nilai
– nilainya sehingga dapat mengetahui nilai dari sebuah kegiatan. Sehingga dapat
mencari penyelesaian masalah dan memilih solusi yang terbaik sehingga saat
dijalankan solusi tersebut kita tetap dapat mengkontrol dan mengevaluasi kegiatan
tersebut.
2.6 Business Drivers
Business Drivers adalah trigger yang mendorong adanya perubahan yang
memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat mencapai tujuannya. Hal ini juga
dikemukakan menurut Ward (2002: 69) bahwa, “Business Driver adalah beberapa
faktor kritis pendorong perubahan yang dapat memberikan fokus pada bisnis
sehingga dapat memenuhi sasarannya”. Tujuannya adalah untuk membantu
penerapan langkah – langkah demi tercapainya tujuan dari sebuah organisasi.
Manfaat business drivers adalah untuk memberikan langkah – langkah terbaik untuk
memenuhi tujuan dari sebuah organisasi. Cara penerapannya adalah dengan cara
mengidentifikasi setiap proses – proses yang berjalan untuk menilai dari setiap
kegiatan yang berjalan sehingga mengetahui kegiatan mana yang berguna dan untuk
difokuskan terlebih dahulu.
2.7 Cost Benefit Analysis
Cost Benefir Analysis adalah sebuah pendekatan dengan prosedur yang
sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan,
dengan sebuah aktivitas atau proyek. Hal ini juga dikemukakan menurut Dunn,
(2003: 447) bahwa, “CBA (Cost Benefit Analysis) atau analisis biaya manfaat adalah
pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analis
membandingkan dan menganjurkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total
biaya dalam bentuk uang dan total keuntungan dalam bentuk uang”. CBA memiliki
tujuan, yaitu untuk menentukan atau mengukur apakah kemanfaatan dari suatu
16
proyek atau kegiatan berdasarkan nilai investasinya. CBA mempunyai manfaat untuk
memasukkan keuntungan dan biaya sosial, yang dimana sebagai dasar yang kuat
untuk menentukan keputusan oleh para eksekutif. Cara penerapannya yaitu
menetapkan tujuan dari suatu proyek lalu mengidentifikasi sumber yang terlibat dan
mengidentifikasi biaya dan manfaat serta menghitungnya dari segi manfaat, waktu,
dan keterbatasannya.
2.8 Risk Assessment
Risk Assessment adalah tahapan awal yang digunakan untuk menilai resiko atau
tingkat ancaman apa saja yang berpotensial didalam proses sistem informasi. Hal ini
juga dikemukakan oleh G. Stoneburner (2003) bahwa, “Risk Assessment merupakan
tahapan awal dalam pengendalian resiko”. Manager menggunakan risk assessment
untuk mengetahui tingkat ancaman yang potensial dan resiko yang berhubungan
dengan seluruh proses sistem informasi. Risk Assessment memiliki tujuan untuk
mempertahankan keberlangsungan hidup, bisnis, dan proses / kegiatan operasional.
Manfaat Risk Assessment adalah untuk mengukur resiko, sehingga kita dapat
mengontrol resiko – resiko yang ada. Cara penerapannya adalah dengan cara
mengidentifikasi masalah yang mungkin selama ini terjadi, lalu mengelompokan
resiko – resiko yang ada berdasarkan dampaknya, dan yang terakhir adalah mencari
solusi dari resiko tersebut.
2.9 Database
Database merupakan tempat penyimpanan data yang sangat besar yang dapat
digunakan secara bersamaan oleh lebih dari satu user, serta dibuat untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan oleh user. Database merupakan sekumpulan data beserta
deskripsinya yang saling terintegrasi satu dengan yang lain untuk memenuhi
kebutuhan informasi bagi user. Hal ini juga dikemukakan oleh Connolly & Begg
(2010: 65) bahwa, “Database adalah sekumpulan data beserta deskripsinya yang
saling berhubungan secara logis, serta didesain untuk memenuhi kebutuhan
informasi suatu perusahaan”. Tujuan database adalah untuk memudahkan user
mendapatkan data, menyediakan tempat penyimpanan data yang berlebih, dan juga
melindungi data dari kerusakan fisik. Manfaat database, yaitu menyediakan
informasi yang berkualitas dan juga mengurangi duplikasi data sehingga hubungan
17
antar data bisa saling lebih ditingkatkan. Cara penerapannya yaitu menggunakan
database oracle sebagai alat untuk mengolah data – data.
2.10 Datawarehouse
Datawarehouse adalah kumpulan data – data yang berorientasi subjek, dan
berbeda – beda untuk membantu pengambilan keputusan, dan menganalisis data
historis suatu organisasi seperti data pembelian, penjualan, penggajian, perhitungan
bonus bulanan karyawan, dan aktivitas operasional harian lainnya. Hal ini juga
dikemukakan oleh Connolly & Begg (2010: 1151) bahwa, “Datawarehouse adalah
sebuah data – data yang berorientasi subjek, terpadu, varian waktu, dan pengumpulan
data yang non-volatile untuk mendukung proses pengambilan keputusan
manajemen”. Adapun tujuan dari data warehouse yaitu menyediakan data yang
terorganisasi dengan baik dan mudah diakses oleh pihak manajer, data yang ada di
datawarehouse adalah data yang konsisten, akurat, dan dijamin keberannya,
datawarehouse sebagai tempat ditampungnya data yang telah digunakan untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan
kepurusan, dan data di datawarehouse dapat diandalkan. Selain itu data warehouse
bermanfaat untuk membantu pelaku bisnis dalam memahami trend bisnis dengan
lebih baik karena penyediaan informasi yang merupakan data historis dan rangkuman
dari beberapa data sehingga mempermudah pula dalam membuat perkiraan
keputusan dengan baik, dan untuk mengetahui dengan cepat kinerja perusahaan
dalam waktu terakhir. Untuk penerapannya dalam pembuatan data warehouse maka
pembuat data warehouse harus memperhatikan data operasional yang terjadi pada
suatu perusahaan dengan membuat rancangan starscheme, analisis meta data dan
serta melakukan proses ETL (Extract, Transform, Load) sesuai dengan yang akan
dituliskan pada bab pembahasan pada penulisan skripsi ini.
2.10.1 Star Schema
Star Schema adalah sebuah rancangan database yang sederhana dimana
pemodelan yang memiliki tabel fakta yang berada ditengah, dan dikelilingi oleh tabel
dimensi. Hal ini juga dikemukakan oleh Connolly & Begg (2010: 1183) bahwa,
“Star Schema adalah Sebuah struktur logis yang memiliki tabel fakta yang berisi data
faktual di tengah, dikelilingi oleh tabel dimensi yang berisi data referensi yang dapat
18
denormalized”. Tujuan dari star schema yaitu merancang database dengan waktu
respon yang cepat, dan memberikan informasi pengelompokan data dalam bentuk
skema, serta manfaat dari star schema adalah menghasilkan respon query yang cepat
dan skema yang sederhana sehingga mudah dimengerti.
Star Schema memiliki dua tipe tabel, yaitu tabel fakta / fact table dan tabel
dimensi / dimension table. Tabel fakta berisikan data yang memiliki sifat kuantitatif
tentang sebuah bisnis dimana lebih banyak menampilkan informasi hasil dari
perhitungan, seperti data penjualan, pembelian, persediaan, dan informasi
perhitungan lainnya. Sedangkan tabel dimensi adalah table yang menyimpan data
yang bersifat deskriptif dari suatu subyek dari suatu bisnis berisikan sumber-sumber
data yang digunakan pada table fakta nantinya, mengkategorikan, mengelompokan,
dan mengklasifikasikan data didalam tabel operasional. Pada penerapan star scheme
kita membuat tabel dimensi yang pada umumnya memiliki primary key yang
sederhana, dan beberapa non-key atribut. Primary key dalam table dimensi menjadi
foreign key dalam tabel fakta yang menunjukan hubungan antara tabel dimensi dan
tabel fakta. Pada gambar 2.5 menunjukan contoh star schema yang menggunakan
tabel fakta PropertySale. Pada tabel fakta PropertySale terdapat atribut-atribut yang
merupakan primary key dari tabel dimensi yang terhubung seperti Time, Branch,
Promotion, PropertyForSale, ClientBuyer, Staff, dan Owner. Selain berhubungan
dengan beberapa tabel tersebut pada tabel fakta PropertySale ini juga memiliki
atribut yang memberikan data dari hasil kalkulasi seperti OfferPrice, SellingPrice,
saleCommission, dan saleRevenue.
19
Gambar 2.5 Contoh StarScheme
Sumber : (Connolly & Begg, 2010, P. 1228)
2.10.2 Metadata
Metadata adalah informasi yang terstruktur yang mendeksripsikan,
menjelaskan data yang dimiliki dan dinterpretasikan menjadi informasi untuk
menentukan sebuah keputusan, metadata ini juga mengandung informasi mengenai
isi dari suatu data yang digunakan dalam keperluan menejemen berbentuk file atau
data yang nantinya akan dimasukan kedalam basis data. Hal ini juga didukung oleh
Devlin (1997) bahwa, “Metadata adalah data ilmu pengetahuan yang kita miliki yang
diinterpretasikan sebagai informasi dalam kondisi untuk menentukan sebuah
keputusan”. Contoh metadata adalah daftar table untuk menampilkan informasi dari
suatu table penjualan guna dalam pengambilan keputusan dalam menentukan strategi
penjualan dari suatu perusahaan. Tujuan dari metadata itu sendiri ialah membuat
ringkasan informasi yang penting untuk mendukung dalam pembuatan keputusan
bisnis, menjelaskan atribut atau struktur dari suatu data atau informasi. Serta manfaat
20
metadata mendokumentasikan data yang ada, sebagai alat pengolahan data,
memberikan informasi kepada pengguna bagaimana data tersebut didapatkan dan
diintrerpretasikan dengan benar. Metadata dibuat pada bab pembahasan pada
penulisan ini adalah dengan membuat table yang menggambarkan penggabungan
data dari berbagai tabel operasional untuk menghasilkan informasi yang diperlukan
pelaku bisnis. Penerapannya dengan membuat tabel yang berisikan detail data dari
sebuah tabel dan sumber data yang dirangkum menjadi satu tabel yang dapat
memberikan informasi bisnis.
2.10.3 ETL ( Extract, Transform, Load)
Proses ETL (Extraction, Transformation, Loading) adalah proses dasar dari
sebuah pengembangan data warehouse bahwa sekumpulan data dari beberapa
sumber dikumpulkan lalu ditambah kedalam penyimpanan data, data di extract, di
transformasi dan dimasukan kembali kedalam penyimpanan data. Hal ini juga
didukung oleh Kimball (2004) yang menyatakan bahwa “proses ETL merupakan
proses yang harus dilalui dalam pembentukan data warehouse”. Tujuan dari proses
ETL adalah mengektraksi data dari berbagai sumber yang ada. Manfaat dari proses
ETL ini adalah sebagai proses perubahan data dari operasional menjadi data yang
sesuai dengan desain data warehouse yang ingin dirancang. Dalam penerapannya
pada bagian pembahasan pada penulisan ini adalah dengan menggunakan tools yang
tersedia dari oracle untuk menjalankan proses ETL ini agar terbentuknya data
warehouse yang diinginkan. Berikut adalah penjelasan dari tiap proses.
a. Ekstraksi Data (Extract)
Ekstraksi data adalah proses dimana data diambil atau diekstrak dari berbagai
sistem operasional, baik menggunakan query, atau aplikasi ETL. Terdapat beberapa
fungsi ekstraksi data, yaitu :
1. Ekstraksi data secara otomatis dari aplikasi sumber.
2. Penyaringan atau seleksi data hasil ekstraksi.
3. Pengiriman data dari berbagai platform aplikasi ke sumber data.
4. Perubahan format layout data dari format aslinya.
5. Penyimpanan dalam file sementara untuk penggabungan dengan hasil ekstraksi
dari sumber lain.
21
b. Transformasi Data (Transformation)
Transformasi adalah proses dimana data mentah (raw data) hasil ekstraksi
disaring dan diubah sesuai dengan kaidah bisnis yang berlaku. Langkah-langkah
dalam transformasi data adalah sebagai berikut :
1.Memetakan data input dari skema data aslinya ke skema data warehouse.
2.Melakukan konversi tipe data atau format data.
3.Pembersihan serta pembuangan duplikasi dan kesalahan data.
4.Penghitungan nilai-nilai derivat atau mula-mula.
5.Penghitungan nilai-nilai agregat atau rangkuman.
6.Pemerikasaan integritas referensi data.
7.Pengisian nilai-nilai kosong dengan nilai default.
8.Penggabungan data.
c. Pengisian Data (Loading)
Proses terakhir yang perlu dilakukan adalah proses pemuatan data yang
didapatkan dari hasil transformasi ke dalam data warehouse. Cara untuk memuat data
adalah dengan menjalankan SQL script secara periodik.
2.11 Database Management System (DBMS)
DBMS adalah suatu software yang mengatur semua akses ke basisdata, serta
dapat membuat user berinteraksi dengan program dan database. Seperti yang
dikemukakan oleh Connolly dan Begg (2010: 66) bahwa, “DBMS adalah suatu
sistem perangkat lunak yang memungkinkan user berinteraksi dengan program
aplikasi dan database”. Tujuan dari DBMS ini adalah sebagai pengatur semua akses
kebasis data, mengatur sistem pengamanan data dalam basis data, dan lainnya.
DBMS pula memiliki manfaat salah satunya untuk menjaga keamanan data yang
berada didalam database. Contoh DBMS adalah ORACLE, SQL, MySQL, dan
lainnya. Untuk penerapannya pada penelitian ini menggunakan DBMS dari ORACLE
yaitu Oracle Warehouse Builder.
A. Fasilitas Database
Menurut Connolly dan Begg (2010: 66), DBMS menyediakan berbagai fasilitas
sebagai berikut :
1. Fasilitas untuk mendefinisikan database, biasanya menggunakan Data
Definition Language (DDL). DDL mengizinkan user untuk menspesifikasikan
22
tipe dan struktur data, serta batasan aturan mengenai data yang bisa disimpan ke
dalam database tersebut.
2. Fasilitas untuk mengizinkan user untuk menambah, mengubah, menghapus,
serta mendapatkan kembali data dari database, biasanya menggunakan Data
Manipulation Language (DML).
3. Fasilitas untuk mengontrol akses ke database. Contohnya :
a. Sistem keamanan, yang mencegah user yang tidak memiliki autoritas untuk
mengakses data. Sehingga user akan ditentukan terlebih dahulu grant access
nya.
b. Sistem integrasi, yang memelihara konsistensi penyimpanan data, sehingga
database menjadi terintegrasi, data pun menjadi konsisten.
c. Sistem kontrol pengembalian data, yang dapat mengembalikan data ke keadaan
sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak.
d. Katalog yang dapat diakses oleh pengguna, yang berisi deskripsi atau penjelasan
dari data di dalam database.
B. Komponen – Komponen DBMS
Komponen-komponen dari DBMS akan diidentifikasi menurut (Connoly &
Begg, 2010) terdapat lima komponen DBMS yaitu :
Gambar 2.6 Komponen - komponen utama DBMS
Sumber : (Connoly & Begg, 2010,p.66)
Gambar 2.6 diatas menjelaskan komponen-komponen utama yang terdapat pada
DBMS, yaitu sebagai berikut :
1. Hardware
Hardware atau perangkat keras ini dibutuhkan untuk menjalankan
DBMS dan aplikasi, hardware dari computer tunggal ke mainframe tunggal
dari komputer-komputer. Bagian dari hardware tergantung pada kebutuhan
organisasi dan DBMS yang digunakan.
23
2. Software
Software berupa DBMS itu sendiri, program aplikasi, sistem operasi,
serta jaringan perangkat lunak jika DBMS digunakan melalui suatu jaringan.
3. Data
Data adalah komponen mendasar yang paling penting, yang akan
diolah di DBMS. Data merupakan jembatan penghubung antara komponen
mesin (hardware dan software) dan manusia (user). Databaseterdiri atas data
operasional dan metadata.
4. Prosedur
Prosedur merupakan petunjuk dan aturan yang digunakan untuk
merancang database, userdari sistem dan staff yang mengatur database
membutuhkan prosedur yang terdokumentasi untuk tahu bagaimana cara
menggunakan atau menjalankan sistem.
5. People
People merupakan orang yang terlibat didalam sistem, yang terdiri dari :
a. Database Administrator (DBA)
Database dan DBMS merupakan satu kesatuan sumber yang harus di
atur seperti sumber lainnya, sehingga memerlukan peranan manusia untuk
mengaturnya. DBA bertanggung jawab untuk realisasi fisikal dari database,
termasuk desain fisikal databasedan implementasi, keamanan, dan
mengontrol integritas dan merawat sistem operasional.
b. Database Designers
Database designer berfokus dengan mengidentifikasi data (entitas,
attributes), hubungan antar data, constraints dari data yang disimpan di
dalam database, memutuskan bagaimana desain logikal database menjadi
realisasi fisikal.
c. Application Developers
Tugas dari application developers adalah ketika database telah
diimplementasi, program aplikasi yang menyediakan fungsi yang dibutuhkan
oleh end-user harus diimplementasikan.
24
d. End User
End user merupakan “client” dari database, yang di desain,
diimplementasikan dan di maintenance untuk melayani kebutuhan informasi
dari end user.
C. Kelebihan Database Management System
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan DBMS, menurut
Connolly dan Begg(2010: 77-80), yaitu sebagai berikut :
1. Mengontrol data yang berulang
Pendekatan database mengeleminasi pengulangan data dengan
mengintegrasikan dokumen sehingga data sebelumnya tidak disimpan lagi
untuk mengurangi terjadinya pengulangan data.
2. Konsistensi data
Dengan mengontrol eleminasi dan mengontrol pengulangan data,
DBMS akan mengurangi resiko adanya data yang tidak konsisten.
3. Mendapatkan beberapa informasi dari data yang sama
Dengan mengintegrasi data operasional, memungkinkan organisasi untuk
memperoleh informasi turunan yang berbeda-beda dari data yang sama.
Informasi turunan yang dimaksud adalah informasi yang dihasilkan dari
sumber yang sama, namun informasi dihasilkan dapat berbeda-beda, sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh user.
4. Dapat berbagi data
Normalnya files hanya dimiliki oleh orang atau department yang digunakan,
namun di sisi lain databaseyang ada pada suatu organisasi dapat di bagi ke
user yang telah diberi hak akses. Biasanya jika aplikasi baru dibuat, maka
akan membutuhkan data yang sudah ada pada database, dan hanya
menambah data yang tidak disimpan, kemudian aplikasi baru juga dapat
menggunakan fungsi yang disediakan oleh DBMS, untuk mendefinisikan dan
memanipulasi, concurrency dan kontrol recovery.
5. Meningkatkan integritas data
Database integrity menujuk pada validitas dan konsistensi data yang
disimpan. Integrity biasanya ditunjukan dengan constraints.
25
6. Meningkatkan keamanan
Database security adalah perlindungan dari database untuk melindungi data
dari user yang tidak memiliki hak akses.
7. Meningkatkan standarisasi
Memperbolehkan DBA mendefinisikan DBMS untuk kebutuhan standar.
Termasuk didalamnya departemen, organisasi, nasional, standar internasional
seperti format data untuk memfasilitasi peruktan daya antar sistem,
penamaan, dokumentasi standar, prosedur yang upate, dan access rule.
8. Skala ekonomi
Menggabungkan semua data operasional organisasi kedalan satu database
dan menciptakan sekumpulan aplikasi yang akan beroperasi didalam satu
sumber data yang akan mengurangi pengeluaran.
9. Menyeimbangkan kebutuhan berdasarkan masalah
Setiap user atau department membutuhkan apa yang menjadi konflik
kebutuhan dengan user yang lain, dikarenakan databasedibawah kontrol dari
DBA, DBA dapat membuat keputusan tentang desain dan operasional
menggunakan database, yang akan menyediakan sumber terbaik untuk
digunakan keseluruhan perusahaan.
10. Meningkatkan akses data.
Sebagai hasil dari integrasi, data yang melewati batasan department akan
langsung di akses di end user. Hal ini menyediakan sistem dengan fungsi
yang potensial.
11. Meningkatkan produktivitas
DBMS menyediakan banyak fungsi standar yang programmer akan ditulis di
file based application. DBMS menyediakan low-level file-handling yang
menjadi typical didalam aplikasi program dan berfungsi supaya programmer
lebih fokus kepada fungsi yang spesifik dan dibutuhkan tanpa khawatir
mengenai detil low-level implementasi.
12. Meningkatkan pemeliharaan data
Di sistem file-based, setiap program aplikasi mengakses data yang dibuat
untuk masing-masing program aplikasi, sehingga membuat program aplikasi
sangat bergantung pada data. deskripsi data dan cara untuk mengakses data di
buat kedalam setiap program aplikasi, membuat program bergantung pada
26
data. DBMS memisahkan deskripsi data dari aplikasi, sehingga ketika terjadi
update dari deskripsi data, maka terupdate di aplikasi.
13. Meningkatkan concurrency
Beberapa sistem file-based, jika dua atau lebih user yang mengakses data
yang sama diwaktu yang bersamaan, memungkinkan informasi menjaditidak
valid dan integritas menurun . DBMS dapat mengatur akses concurrent
database sehingga masalah seperti diatas tidak terjadi.
14. Meningkatkan proses backup dan recovery
Jika terjadi kerusakan sistem atau media, maka sistem file-based dapat
menyediakan, banyak tempat sistem file-based bertanggung jawab kepada
user untuk menyediakan sebuah ukuran untuk melindungi data dari kegagalan
sistem komputer atau program aplikasi.
e. Kekurangan DBMS
Selain terdapat kelebihan, DBMS juga mempunyai kelemahan, yaitu
sebagai berikut :
1. Kompleksitas
Provisi dari fungsi yang diharapkan dari DBMS yang baik dapat membuat
DBMS menjadi lebih kompleks. DBA, developers, database designer dan
end-users harus mengerti fungsi dan mengambil keuntungan. Kegagalan
mengerti sistem akan membuat keputusan desain yang buruk, yang mana
akan memiliki konsekuensi yang serius untuk organisasi.
2. Ukuran
Kompleksitas dari fungsimembuat DBMS menjadi perangkat lunak yang
besar, sehingga memakan banyak memori.
3. Biaya
Biaya dari DBMS bervariasi, dan tergantung dari lingkungan dan fungsi yang
disediakan, biaya tergantung dari seberapa banyak user.
4. Penambahan biaya perangkat keras
Kebutuhan dari penyimpanan disk DBMS dan database memungkinkan
untuk membeli tambahan penyimpanan data.
5. Biaya konversi
Dengan adanya DBMS dan hardware yang baru, maka diperlukan biaya
untuk training staff untuk menggunakan sistem ini, biaya ini yang mungkin
27
menjadi alasan utama mengapa beberapa organisasi lebih memilih
menggunakan program yang lama.
6. Performa
Sistem file-based hanya digunakan untuk aplikasi yang spesifik saja, maka
hasil performanya baik. Namun DBMS digunakan untuk umum, jadi aplikasi
bisa lebih dari satu, hasil akhirnya, beberapa aplikasi tidak berjalan cepat
sesuai yang mereka gunakan, dikarenakan DBMS digunakan oleh beberapa
aplikasi yang lainnya.
7. Kemungkinan kegagalan yang lebih besar
Dikarenakan DBMS digunakan secara central, maka jika suatu saat terdapat
kegagalan dalam DBMS, maka aplikasi program dan user yang mengakses
DBMS tidak dapat menjalankan operasional.
f. Fungsi DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010: 99), DBMS memiliki beberapa fungsi,
yaitu sebagai berikut :
1. Datastorage, retrieval dan update.
Sebuah DBMS harus menyediakan user dengan kemampuan untuk
menyimpan, mendapatkan, dan mengupdate data didalam database.
2. A user-accessible catalog
Sebuah DBMS harus menyediakan catalog yang dimana catalog tersebut
berisi deskripsi dari data yang disimpan dan di akses oleh user.
3. Transaction support
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang akan memastikan semua
update sesuai dengan transaksi yang dibuat.
4. Concurrency control service
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk memastikan database
di perbaharui dengan benar ketika banyak user mengupdate database secara
bersamaan.
5. Recovery services
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk recovering database
jika database mengalami kerusakan. Kerusakan database berpengaruh
terhadap operasional, sehingga proses perbaikan database dibutuhkan. Salah
satunya yaitu recovery database.
28
6. Authorization services
Sebuah DBMS meyediakan mekanisme untuk memastikan hanya user yang
resmi saja yang bisa mengakses database. Sehingga user yang tidak
didaftarkan terlebih dahulu tidak bisa mengakses database, ini akan
meningkatkan keamanan data.
7. Support for datacommunication
Sebuah DBMS harus mampu mengintegrasikan komunikasi antara software.
Ketika user mengakses database dari remote locations¸ maka DBMS akan
menerima request communications messages yang dibuat oleh Data
Communications Messages (DCM) maka DBMS mampu berintegrasi
dengan bermacam-macam DCM.
8. Integrity services
Sebuah DBMS harus memastikan perubahan yang ada di dalam database
sudah melihat dari rules yang dipakai. Integritas biasanya ditampilkansebagai
constraint.
9. Services to promote data independence
Sebuah DBMS harus ada fasilitas-fasilitas yang mendukung program
independence dari struktur actual dari database.
10. Utility services
Sebuah DBMS harus menyediakan kumpulan dari utility services.Program
utility membantu DBA mengelola database menjadi efektif. Beberpa utilities
beroperasi pada external level, dan secara konsekuen diproduksi oleh DBA.
2.11.1 Client Server Architecture
Client Server Architecture merupakan software yang saling terhubung, antara
client dan server. Server sebagai pusat atau sumber yang akan memberikan informasi
ke clients, maka sebaliknya clients akan menerima informasi dari server. Pernyataan
ini juga diperkuat oleh Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 342), yang menyatakan
bahwa Client Server Architecture dibagi menjadi dua jenis, yaitu client dan server.
Server akan mengatur satu atau lebih sumber sistem informasi atau menyediakan
layanan, sedangkan Client akan berkomunikasi dengan server untuk meminta sumber
atau layanan dan server bertanggung jawab atas permintaan client tersebut. Client
Server Architecture mimiliki manfaat yaitu dapat membagi resource pada setiap
29
client, berbagi beban kerja, tidak membedakan platform, dan lainnya. Serta memiliki
tujuan untuk menghubungkan komputer-komputer dan mendistribusikan informasi
secara merata sesuai dengan bidangnya. Contoh nya adalah pada suatu perusahaan
memiliki server dan memiliki komputer client yang banyak maka informasi akan
terdistribusi melalui jaringan yang ada sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Gambar 2.7 Client dan Server
Sumber (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010)
Pada gambar 2.7 menjelaskan bahwa client berhubungan dengan database
server pada saat client melakukan permintaan untuk mengakses database tersebut
misalkan membutuhkan suatu informasi maka akan di respon server dengan
memberikan informasi yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan apabila telah
terhubung dengan suatu jaringan.
2.11.2 Data Definition Language(DDL)
DDL adalah bahasa query yang digunakan untuk mendefinisikan data, dan
tidak bisa digunakan untuk memanipulasi data. Hal ini dikemukakan oleh Connolly
dan Begg (2010: 92), yang mengatakan bahwa “DDL adalah bahasa query yang
memberikan izin kepada DBA atau user untuk menjelaskan entitas-entitas, atribut-
atribut dan relasi yang dibutuhkan untuk aplikasi, dan digunakan bersama
constraints”. Tujuan dari DDL adalah untuk mendefinisikan ataupun
mendeklarasikan data yang akan dimasukan kedalam database, serta mempunyai
manfaat sebagai deklarator ataupun bahasa dalam mendefinisikan sebuah data yang
akan masuk ke database. Contohnya Create Database, Create Table, Drop Tabel,
Create Index, Drop Index, dan lainnya. Dalam penerapannya DDL akan digunakan
pada saat pembuatan database dan pada saat pembuatan tabel.
30
SELECT * FROM Customers
WHERE ID=001;
2.11.3 Data Manipulation Lamguage (DML)
DML adalah bahasa query yang digunakan untuk memanipulasi data. Seperti
yang disampaikan Connolly dan Begg(2010: 93), bahwa “DML adalah bahasa yang
menyediakan kumpulan operasi-operasi yang mendukung operasi manipulasi data
dasar, yang ada di dalam database”. Operasi manipulasi data biasanya melingkupi
beberapa hal, yaitu ;
a. Insertion
Operasi ini merupakan proses memasukan data baru ke dalam database,
proses memasukan data bisa disertakan kondisi tertentu,berikut adalah contoh
operasinya :
b. Modification
Operasi ini merupakan operasi untuk melakukan perubahan data yang ada
dalam di database, perubahan data bisa dengan kondisi tertentu, berikut adalah
contoh operasinya :
c. Retrieval
Operasi ini merupakan operasi untuk menampilkan data dari dalam database,
data yang ditampilkan bisa keseluruhan, atau hanya dalam kondisi tertentu saja,
berikut adalah contoh operasinya :
d. Deletion
Operasi ini merupakan operasi untuk menghapus data atau record di dalam
database, proses menghapus data ini bisa dengan kondisi yang ditentukan, berikut
adalah contoh operasinya :
INSERT INTO Customers
VALUES (001, ‘Maya Fitri’, ‘Jl. Kebon Angsa No.99’);
UPDATE Customers
SET Salary=Salary*1.03);
DELETE FROM Customers
WHERE ID=002;
31
Bagian dari DML yang melibatkan pengambilan data disebut dengan bahasa
query. Bahasa query dapat didefinisikan sebagai bahasa high level dengan tujuan
khusus untuk memenuhi berbagai macam pengambilan data dari database.
2.12 Dashboard
Dashboard adalah antarmuka komputer yang kaya dengan grafik, laporan,
indikator visual, dan mekanisme peringatan yang dikonsolidasikan menjadi platform
informasi dinamis dan relevan. Hal ini juga dikemukakan oleh Malik, (2005: 12)
mengemukakan bahwa “Dashboard adalah sebuah aplikasi yang dipenuhi dengan
koleksi metrik, benchmark, tujuan, hasil, dan peringatan disajikan dalam visual
secara efektif”. Tujuan dari dashboard adalah untuk memberikan informasi
ringkasan dari keadaan perusahaan, untuk menganalisis tren bisnis, untuk membantu
menganalisis dalam pengambilan keputusan, dan lainnya. Dashboard juga memiliki
manfaat yaitu agar kegiatan operasional dalam perusahaan dapat tetap terjaga dengan
pemberian informasi dari dashboard. Penerapannya dengan menganalisis kebutuhan
informasi pada suatu perusahaan maka akan didapatkan apasaja informasi yang
dibutuhkan untuk suatu proses pengambilan keputusan maka dari itu pada
pembahasan nantinya akan dibangun dashboard yang dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut.
Gambar 2.8 Contoh Dasboard
(Rasmussen, Bansal, & Chen, 2009, p. 81)
32
Pada gambar 2.8 menjelaskan tampilan dashboard yang menampilkan
informasi mengenai kegiatan pada perusahaan, pengukuran pada kegiatan yang
sedang berlangsung serta informasi grafik mengenai komputer client yang sebagai
pembicara teraktif.
2.13 Universitas Universitas merupakan lembaga pendidikan yang merupakan lanjutan dari
sekolah menengah atas yang dimana menyelanggarakan ilmu pengetahuan dan
memiliki cabang ilmu pengetahuan tertentu. Pengertian universitas ini didukung oleh
kamus besar Bahasa Indonesia departemen pendidikan nasional yaitu universitas
adalah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan
pendidikan ilmiah dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.
Tujuan dari Universitas sendiri yaitu menghasilkan penelitian yang tepat guna
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan Menghasilkan lulusan yang berkualitas
dibidangnya. Dengan tujuan Universitas ini didukung oleh Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 5 tentang dihasilkannya lulusan yang
menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi
kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa. Dihasilkannya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan
nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban
dan kesejahteraan umat manusia. terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat
berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.