bab 2 landasan teori 2.1 teori-teori umum 2.1.1 business...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum
2.1.1 Business Application System Development
Sistem informasi memberikan kontribusi yang besar bagi
manajemen untuk mengambil keputusan baik dalam perencanaan strategi,
manajemen pengendalian, dan juga pada tingkat operasional. Ketika
terjadi perubahan pada organisasi, pihak manajemen akan mengeluarkan
kebijakan yang baru dimana memerlukan informasi yang baru juga. Oleh
karena itu, sistem informasi harus dapat dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan ini.
Menurut Jones dan Rama (2006, p562), pengembangan sistem
dibagi menjadi beberapa tahap, yakni:
1. Systems investigation
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mempelajari sistem yang sedang
berjalan, mengidentifikasi perubahan dan solusi yang diperlukan,
mengusulkan sebuah solusi dan memperlihatkan bahwa solusi
tersebut layak. Hal ini meliputi :
• Strategi bisnis :
Mempelajari hubungan antara sistem yang diusulkan dengan
strategi bisnis dan tujuan bisnis perusahaan.
8
• Aplikasi SIA :
- Mempelajari aplikasi yang sedang digunakan dan menemukan
kelemahan yang ada.
- Mengusulkan aplikasi baru atau perbaikan dari aplikasi yang
sudah ada.
- Mengidentifikasi biaya dan keuntungan yang ada dalam
menerapkan aplikasi yang baru.
• Proses bisnis :
- Mendapatkan pemahaman mengenai proses bisnis yang terjadi
dan perubahan yang diperlukan.
- Mengidentifikasi dampak dari penerapan sistem yang
diusulkan pada proses bisnis.
- Mengidentifikasi dampak dari penerapan sistem yang
diusulkan pada karyawan.
- Mengidentifikasi biaya yang timbul akibat proses desain
sistem dan pelatihan bagi pengguna sistem.
- Mengidentifikasi keuntungan dari proses bisnis yang telah
diperbaiki.
• Lingkungan TI :
Mengevaluasi apakah sistem yang diusulkan sesuai dengan
strategi TI, infrastruktur TI, fungsi TI, dan proses pengembangan
sistem dari perusahaan.
9
2. Systems analysis
Tujuan utama dari tahap analisis sistem adalah untuk
mengembangkan kebutuhan untuk sistem yang baru. Analisis sistem
dilakukan dengan mempelajari sistem yang sedang berjalan dan
mengajukan solusi yang lebih detail daripada tahap investigasi. Tahap
ini memfokuskan pada kebutuhan dari user yang berbeda (contoh :
menyimpan data dan membuat laporan) dan mengembangkan detail
kebutuhan untuk sistem yang baru. Tugas di dalam analisi sistem :
1. Strategi bisnis :
Mempelajari kesesuaian antara sistem yang diusulkan dengan
strategi bisnis dan tujuan.
2. Aplikasi SIA :
- Memahami aplikasi yang sedang berjalan (bila ada) dan
mengenali hal yang tidak efisien.
- Mengusulkan aplikasi baru atau modifikasi.
- Menentukan biaya dan keuntungan yang diperoleh dari
implementasi aplikasi yang baru.
3. Proses bisnis :
- Memahami proses bisnis yang sedang berjalan dan perubahan
yang diperlukan.
- Mengidentifikasi dampak dari implementasi sistem yang
diusulkan pada proses bisnis.
- Mengidentifikasi dampak dari implementasi sistem yang
diusulkan pada karyawan.
10
- Mengidentifikasi biaya dari proses perancangan ulang dan
pelatihan user.
- Mengidentifikasi keuntungan dari modifikasi proses bisnis.
4. Lingkungan TI :
Menilai apakah sistem yang diusulkan telah layak dan sesuai
dengan strategi TI organisasi, infrastruktur TI, fungsi TI, dan
proses pengembangan sistem.
3. Systems design
Tujuan dari desain sistem adalah untuk membuat perwujudan fisik
dari sistem yang diusulkan. Hal ini dicapai dengan merancang
laporan, form-form input, tabel-tabel dan langkah-langkah
pemrosesan; dengan mengkomunikasikan kebutuhan kepada
pemasok-pemasok potensial; dan dengan memilih pemasok. Tugas
dalam sistem desain :
• Strategi bisnis :
Pastikan bahwa sistem yang didesain adalah sesuai dengan
strategi bisnis dan tujuan.
• Aplikasi-aplikasi AIS :
- Merancang laporan-laporan, input form, tabel, dan proses.
- Persiapkan RFQ (request for quotation) atau RFP (request for
proposal).
- Memilih supplier.
11
- Memilih hardware dan software.
• Proses bisnis :
- Menyaring proses bisnis dan kontrol.
- Mendesain program untuk training.
• Lingkungan TI :
Pastikan bahwa desain dari sistem sesuai dengan strategi TI
organisasi, infrastruktur TI, fungsi TI, dan proses pengembangan
sistem.
4. System implementation
Implementasi melibatkan pengembangan aplikasi, menguji sistem,
melatih user, membuat perubahan yang perlu dalam proses bisnis,
menginstall sistem dan mengkonversi dari sistem lama ke sistem
baru. Tugas dalam sistem implementasi :
• Strategi bisnis :
Pastikan bahwa sistem yang diimplementasikan sesuai dengan
strategi bisnis dan tujuan.
• Aplikasi bisnis :
- Mengembangan aplikasi.
- Menguji aplikasi.
- Menginstall aplikasi.
- Pelatihan user.
- Konversi ke sistem baru.
12
• Proses bisnis :
- Menerapkan perubahan proses/pengendalian bisnis.
- Menerapkan program pelatihan.
• Lingkungan TI :
Pastikan bahwa pengimplementasian telah sesuai dengan strategi
TI organisasi, infrastruktur TI, fungsi TI, dan proses
pengembangan sistem.
2.1.2 Application Control
Menurut Bodnar dan Hopwood (2001, p201) pengendalian
aplikasi terdiri dari 3 kategori, yaitu:
1. Pengendalian masukkan
Pengendalian masukkan dirancang untuk mencegah atau mendeteksi
kekeliruan dalam tahap masukkan pengolahan data. Pengendalian
masukkan umumnya mencakup hal-hal berikut:
a) Otorisasi
Pembatasan pengenalan transaksi atau kinerja proses untuk
individu-individu tertentu saja.
Contoh: Hanya pencatat waktu saja yang boleh memberikan data
jam penggajian untuk diproses.
b) Persetujuan
Persetujuan transaksi untuk diproses setelah diidentifikasi.
13
Contoh: pejabat di perusahaan menyetujui penggajian sebelum
dibagikan kepada karyawan-karyawan.
c) Penandaan
Pemberian tanda pada formulir atau dokumen untuk menyetujui
atau tidak menyetujui pemrosesan lanjutan.
Contoh: Cek diberi tanda pengesahan sebagai berikut:
”Dibayarkan hanya kepada PT. ABC” pada saat diterima.
d) Pembatalan
Mengidentifikasikan dokumen-dokumen transaksi untuk
mencegah penggunaan ulang setelah digunakan sesuai fungsinya.
Contoh: Penandaan kuitansi dengan ”Lunas” untuk mencegah
duplikasi pembayaran.
e) Password
Otorisasi untuk memungkinkan akses ke data atau pemrosesan
dengan cara memberikan kode atau sinyal yang hanya diketahui
oleh orang yang diberi hak untuk mengotorisasi.
Contoh: Terminal bank otomatis mengharuskan pemakai untuk
memasukkan password empat - digit sebelum memulai
pemrosesan.
f) Pengendalian batch (total batch)
Setiap jenis pengendalian total atau penghitungan yang diterapkan
pada jumlah dokumen transaksi tertentu atau pada dokumen-
dokumen yang tiba dalan periode waktu tertentu.
14
Contoh: Total rupiah penjualan merupakan pengendalian total
batch untuk aplikasi penagihan.
g) Penanggalan
Pencatatan tanggal kalender untuk tujuan pembandingan
kemudian atau pengujian ekspirasi.
Contoh: Nota pelanggan distempel dengan tanggal yang diterima.
2. Pengendalian pemrosesan
Pengendalian pemrosesan dirancang untuk memberikan jaminan
bahwa pemrosesan telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan dan tidak ada transaksi yang hilang atau tidak tepat yang
dimasukkan ke jalur pemrosesan.
Pengendalian pemrosesan umumnya mencakup hal-hal berikut:
a) Mekanisasi
Konsistensi disediakan melalui pemrosesan mekanis atau
elektronis.
Contoh: Penyetoran kas ditotal dengan mesin penjumlahan.
b) Standarisasi
Prosedur-prosedur yang seragam, terstruktur, dan konsisten telah
dikembangkan untuk seluruh pemrosesan.
Contoh: Bagan akun mendokumentasikan debit dan kredit normal
untuk setiap akun
15
c) Pilihan default
Pemanfaatan otomatis terhadap nilai yang telah ditentukan pada
situasi dimana transaksi-transaksi masukkan memiliki nilai
tertentu yang dibiarkan kosong.
Contoh: Karyawan menerima gaji untuk 40 jam setiap minggu.
d) Penyajian saldo
Pengujian kesamaan antara nilai-nilai dari dua pos yang ekuivalen
atau salah satu pos dengan total pengendalian. Setiap perbedaan
mengindikasikan adanya kesalahan.
Contoh: Saldo sub buku besar / buku besar pembantu piutang
dagang harus sama dengan saldo akun pengendalian buku besar.
e) Pemadanan
Memadankan (matching) pos-pos dengan pos-pos lain yang
diterima dari sumber independen untuk mengendalikan
pemrosesan transaksi.
Contoh: Klerk hutang dagang memadankan faktur-faktur pemasok
dengan order pembelian dan laporan penerimaan.
f) Tickler file
File pengendali yang memuat pos-pos berurutan berdasarkan
umur untuk pemrosesan atau tujuan-tujuan lebih lanjut.
Contoh: Faktur-faktur diarsip menurut tanggal jatuh tempo.
g) Koreksi kekeliruan secara otomatis
Koreksi kesalahan otomatis atas transaksi atau catatan-catatan
yang melanggar pengendalian detektif.
16
Contoh: Memo kredit secara otomatis dihasilkan jika pelanggan
membayar lebih saldo mereka.
3. Pengendalian keluaran
Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa apakah masukkan
dan pemrosesan berpengaruh pada keluaran secara absah dan apakah
keluaran telah didistribusikan secara memadai.
Sedangkan Mulyadi (2001, p187-193) menjelaskan pengendalian
aplikasi dirancang untuk memenuhi persyaratan pengendalian khusus
setiap aplikasi. Pengendalian aplikasi mempunyai tujuan berikut ini :
1. Menjamin bahwa semua transaksi yang telah diotorisasi telah
diproses sekali saja secara lengkap.
2. Menjamin bahwa data transaksi lengkap dan teliti.
3. Menjamin bahwa pengolahan data transaksi benar dan sesuai
dengan keadaan.
4. Menjamin bahwa hasil pengolahan data dimanfaatkan untuk tujuan
yang telah ditetapkan.
5. Menjamin bahwa aplikasi dapat terus menerus berfungsi.
Pengendalian aplikasi dapat dibagi menjadi (1) pengendalian
preventif dan (2) pengendalian detektif atau pengendalian yang bersifat
korektif. Berikut ini diuraikan setiap jenis pengendalian aplikasi tersebut.
17
1. Pengendalian Preventif.
Pengendalian preventif bertindak sebagai petunjuk untuk membantu
sesuatu terjadi seperti yang seharusnya terjadi. Pengendalian ini
sangat diperlukan dalam pengolahan data elektronik, karena hal ini
dapat mencegah terjadinya masalah. Pengendalian preventif
diletakkan di sepanjang proses pengolahan data dalam sistem
pengolahan data elektronik. Umumnya unsur pengendalian preventif
dilaksanakan sebelum data masuk ke dalam program komputer.
Pengendalian preventif meliputi unsur-unsur berikut ini:
1. Otorisasi data sumber.
2. Konversi data.
3. Penyiapan data sumber.
4. Turnaround documents.
5. Formulir bernomor urut tercetak.
6. Validasi masukan.
7. Pemutakhiran arsip dengan komputer.
8. Pengendalian terhadap pengolahan data.
2. Pengendalian Detektif.
Pengendalian detektif tidak akan mencegah terjadinya masalah,
namun akan memberi petunjuk di mana letak terjadinya masalah.
Contoh pengendalian detektif adalah data transmission, control
register, control totals, dokumentasi dan testing, penggunaan label,
dan output check.
18
Setelah data sumber disiapkan, diotorisasi, dan diubah ke dalam
bentuk yang dapat diproses dengan komputer, data tersebut kemudian
dikirim dari departemen sumber ke Departemen Pengolahan Data
Elektronik. Pengiriman data dapat dilakukan secara konvensional
(melalui pos atau pengantar) atau melalui alat transmisi. Satu teknik
pengendalian yang penting dalam pengiriman data adalah dengan
mengelompokkan transaksi yang banyak ke dalam satu kelompok
kecil (disebut batching). Batching dan control totals merupakan
teknik pengendalian baik dalam konversi data maupun pengiriman
data. Cara pengendalian ini dapat mengecek kelengkapan transaksi
yang diproses melalui komputer dan dapat menjamin bahwa semua
transaksi telah diterima oleh Departemen Pengolahan Data
Elektronik.
Cara lain untuk menjamin bahwa pengiriman data adalah dengan
mencatat control totals dalam suatu control log yang dapat
memungkinkan Grup Pengawas dalam Departemen Pengolahan Data
Elektronik dapat merekonsiliasi input controls dengan control totals
yang dihasilkan dari pengolahan komputer.
Control totals biasanya dihitung dari batch data masukan. Control
totals ini dihitung secara manual, sebelum pengolahan data
dilaksanakan, dan kemudian dimasukkan sebagai masukan dalam
tahap pengolahan oleh komputer. Komputer dapat diprogram untuk
menghitung control totals dalam proses pengolahan data, dan
kemudian membandingkannya dengan control totals yang
19
dimasukkan sebagai masukan tersebut. Pesan yang bersangkutan
dengan hasil pembandingan tersebut dicetak untuk ditelaah oleh Grup
Pengawas dalam Departemen Pengolahan Data Elektronik.
Ketelitian penyusunan program dapat terjamin jika diadakan
dokumentasi program yang memadai dan pengujian program secara
ekstensif. Dokumentasi program akan membantu pencarian kesalahan
program dan memudahkan pembetulan kesalahan program, meskipun
perancang programnya sudah tidak ada di perusahaan. Pengujian
program secara ekstensif dalam kondisi nyata, tanpa
mengikutsertakan penyusun programnya, akan memperkecil
kemungkinan adanya tipuan-tipuan yang dimasukkan dalam program
dan akan memperlancar penerapan sistem.
Pemberian label akan memudahkan identifikasi arsip dan akan
mencegah penggunaan arsip secara keliru. Label arsip ditulis dalam
bentuk yang dibaca dengan komputer dan termasuk dalam
pengendalian program. Label juga ditempelkan secara fisik pada
disket atau reel pita.
Output check terdiri dari prosedur dan teknik pengendalian berikut
ini:
1. Rekonsiliasi data keluaran, terutama control totals, dengan
control totals yang ditentukan sebelumnya dalam waktu
menyiapkan data masukan.
2. Review terhadap data keluaran mengenai kewajaran dan
formatnya.
20
3. Pengendalian terhadap data masukan yang ditolak oleh komputer
dalam pengolahan data, dan pendistribusian data yang ditolak
tersebut kepada karyawan yang bersangkutan.
4. Pendistribusian laporan yang dikeluarkan oleh komputer kepada
departemen pemakai pada waktu yang tepat.
2.1.3 Sistem Informasi Rumah Sakit
2.1.3.1 Pengertian Sistem
Menurut www.id.wikipedia.org, sistem berasal dari bahasa
Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yang berarti
kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi
atau energi.
Sedangkan James O’brien (2006, p22) mendefinisikan
sistem sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan
dengan ruang lingkup yang jelas, yang saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Mulyadi (2001, p2) menjelaskan bahwa sistem pada
dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu
dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sistem menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage
et al (2000, p9) mengatakan bahwa sistem adalah sekumpulan
21
komponen yang mengimplementasi persyaratan modelling,
functions, dan interfaces.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan elemen yang saling
berhubungan dan bekerjasama untuk mecapai tujuan bersama
dengan menerima input, melakukan proses dan menghasilkan
output.
2.1.3.2 Pengertian Informasi
Informasi menurut Stair (2006, p7), informasi adalah
sekumpulan fakta yang terorganisir sehingga memiliki nilai lebih
dibandingkan dengan fakta itu sendiri.
Menurut McLeod (2001, p2) informasi merupakan data
yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Sedangkan data
itu terdiri dari fakta–fakta dan angka–angka yang secara relatif
tidak berarti bagi pemakainya
Laudon dan laudon (2006, p13) mengatakan bahwa
informasi adalah data yang telah diubah menjadi suatu bentuk
yang lebih berarti dan berguna bagi manusia.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses
untuk menghasilkan suatu arti yang berguna bagi proses
pengambilan keputusan.
22
2.1.3.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut www.id.wikipedia.org, sistem informasi adalah
sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai
keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang
bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang
tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur
informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan
suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem
informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Dalam bukunya, James O’Brien (2006, p6) mengartikan
sistem informasi sebagai kombinasi dari orang, hardware,
software, jaringan telekomunikasi dan sumber data yang
terorganisasi untuk menyimpan, mengambil, memproses dan
menyalurkan informasi di dalam organisasi.
Menurut Hall (2001, p7) sistem informasi adalah sebuah
rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses
menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem infomasi merupakan
komponen yang saling berhubungan dan terdiri dari manusia,
perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan data
yang dapat menghasilkan informasi yang digunakan oleh suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
23
2.1.3.4 Pengertian Sistem Informasi Rumah Sakit
Menurut www.wikipedia.org, sistem informasi rumah
sakit atau dapat disebut juga clinical information system (CIS)
adalah sebuah sistem informasi terintegrasi yang didesain untuk
menangani semua kegiatan administratif dan finansial dari rumah
sakit. Sistem ini mencakup semua pemrosesan informasi. Tujuan
dari sistem informasi rumah sakit adalah untuk memaksimalkan
pelayanan administrasi pasien dengan menggunakan electronic
data processing (EDP).
2.1.4 Analisis Sistem
Analisis sistem menurut McLeod (2001, p128) adalah penelitian
atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru
atau diperbarui.
Whitten (2004, p38), menjelaskan analisis sistem adalah
penelitian mengenai problem domain dari suatu bisnis untuk menemukan
kebutuhan bisnis dan peningkatan yang dapat dilakukan atas sistem serta
prioritas dari solusi yang ditemukan.
Menurut Jones dan Rama (2006, p568) analisis sistem adalah
tahap lanjutan pada pembangunan sistem. Tugas dalam analisis sistem
sama dengan investigasi sistem. Tetapi, tahap analisis lebih detail dan
membutuhkan informasi yang lebih banyak.
Dalam bukunya, James O’Brien (2006, p408) menjelaskan bahwa
analisis sistem adalah penelitian secara mendalam mengenai kebutuhan
24
informasi pengguna yang menghasilkan functional requirements yang
digunakan sebagai dasar dalam mendesain sistem informasi. Analisis
sistem biasanya mempelajari beberapa hal berikut:
• Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pengguna,
• Aktifitas, sumber daya, dan produk yang dihasilkan oleh sistem yang
sedang berjalan,
• Kemampuan sistem informasi yang harus dimiliki agar dapat
memenuhi kebutuhan informasi pengguna dan stakeholder lain yang
menggunakan sistem.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahkan
analisis sistem secara umum adalah penelitian atas sistem yang telah ada
dengan lebih menekankan pada masalahnya untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan guna merancang sistem yang baru ke arah
perbaikan.
2.1.5 Perancangan Sistem
Menurut McLeod (2001,p192), rancangan sistem adalah
penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem
itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis
peralatan yang akan digunakan.
Menurut Whitten (2004, p39), perancangan sistem adalah
spesifikasi atau konstruksi dari solusi teknikal dan berbasiskan komputer
25
untuk kebutuhan bisnis yang diidentifikasikan pada kegiatan analisis
sistem.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001, p51), perancangan sistem
adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam
alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan pada pemakai
informasi untuk dipertimbangkan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem
adalah penentuan spesifikasi yang diperlukan oleh sistem baru sebagai
solusi teknikal dari permasalahan yang diidentifikasikan dalam analisis
sistem.
2.1.6 Analisis Critical Success Factor (CSF)
Menurut Olson (2003, p10), “Critical Success Factor is an
element that has to be done well in order for the activity to succeed.”
Yang berarti adalah suatu hal yang harus dikerjakan dengan baik agar
aktivitas yang dilakukan dapat berhasil.
Menurut Turban (2001,p312) critical success factor merupakan
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pencapaian tujuan
organisasi. Faktor-faktor tersebut dapat bersifat strategik, managerial atau
operasional, yang berasal dari tiga sumber utama, yaitu organisasional,
industrial, dan environmental.
2.1.7 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
2.1.7.1 Pengertian Object
26
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000,
p4), “object is an entity with identity, state, and behavior.”
Yang berarti object atau adalah sebuah entitas yang memiliki
identity, state, dan behavior.
Sedangkan Bennet (2002, p64) menjelaskan object
sebagai abstraksi dari suatu hal yang ada di dalam problem
domain, menggambarkan kemampuan dari sistem untuk
menyimpan informasi tentang hal tersebut, berinteraksi
dengannya atau kedua-duanya.
Pengertian object secara umum adalah suatu entitas yang
memiliki identity, state dan behaviour, yang merefleksikan
kemampuan dari sistem untuk menjaga informasi tentang sistem
dan berinteraksi dengan sistem yang digunakan untuk
memanipulasi data.
2.1.7.2 Pengertian Object Oriented
Menurut Britton dan Doake (2000, p268), “Object
orientation is an approach to developing software systems that is
based on data items and attributes and operations that define
them”, yang maksudnya ialah object oriented merupakan suatu
pendekatan untuk membangun sebuah sistem software yang
berdasarkan data item, atribut, dan operasi yang
mendefinisikannya.
27
2.1.7.3 Pengertian Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage
(2000,p3), metode analisis dan disain berorientasi object adalah
metode yang menggunakan object dan class sebagai konsep
utama dan membangun prinsip umum utama untuk analisis dan
disain. Metode ini memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk:
1. Menetapkan syarat sistem
2. Menghasilkan sebuah disain sistem tanpa ketidakpastian
yang berarti
3. Memahami sebuah sistem, konteksnya, dan kondisi untuk
diimplementasikan.
2.1.7.4 Unified Modeling Language (UML)
Menurut Jones dan Rama (2006, p87), UML merupakan
sebuah bahasa yang digunakan untuk menspesifikasikan,
memvisualisasikan, membangun dan mendokumentasikan
sebuah sistem informasi. UML digunakan sebagai tool dalam
OOAD, namun dapat juga digunakan untuk menjelaskan dan
menggambarkan suatu sistem informasi.
1. Rich Picture
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage
(2000, p26-27), Rich Picture adalah suatu gambar yang
informal yang melukiskan pemahaman penggambar akan
suatu situasi. Digunakan semasa pemilihan sistem untuk
28
menggambarkan gambaran menyeluruh dari tugas yang
menghadapi proyek pengembangan sistem. Rich picture
secara umum menggambarakan permasalahan sistem dan
application domain. Rich picture tidak memiliki notasi
khusus. Namun seharusnya melalui beberapa persetujuan
di antara proyek sebagaimana aspek tertentu digambarkan.
2. UML Activity Diagram
Menurut Menurut Jones dan Rama (2006, p61),
UML activity diagram mempunyai peranan penting dari
suatu “peta (map)” di dalam memahami proses bisnis
dengan menunjukkan urutan aktivitas pada proses. UML
activity diagram and maps mempunyai beberapa
karakteristik umum yang membuatnya berguna:
• Baik maps maupun activity diagram menyediakan
representasi grafis dari informasi yang lebih mudah
untuk dimengerti daripada deskripsi naratif.
• Maps menggunakan simbol standar untuk
menyampaikan informasi. (contohnya: nama jalan
raya, jarak, dan daerah parkir). Hampir sama, activity
diagram menggunakan simbol standar untuk
merepresentasikan berbagai elemen dari suatu proses
bisnis. (contoh: event, agen, dokumen, dan file).
29
• Maps dan activity diagram disiapkan oleh ahli tetapi
dapat dibaca oleh semua users dengan sedikit
pelatihan. Penggunaan yang konsisten dari rangkaian
kecil simbol relatif pada maps dan activity diagram
membuat leboh mudah dibaca untuk dipahami.
• Baik maps maupun activity diagram dapat
menyediakan pandangan high-level sama baiknya
dengan low-level. Turis mungkin menggunakan suatu
peta high-level untuk mengerti rute antar kota dan
suatu peta yang lebih detil untuk melihat jalan-jalan di
dalam kota tujuan. Serupa, activity diagram dapat
dibuat untuk menunjukkan overview dari suatu proses.
Jika dibutuhkan untuk melihat event individu dengan
lebih dekat, sebuah detailed activity diagram dapat
dibuat untuk satu event.
Menurut Jones dan Rama (2006, p61), terdapat 2
tipe activity diagram, yaitu :
1. Overview diagram mempresentasikan gambaran
secara umum dari proses bisnis dengan
mendokumentasikan event kunci, urutan dari event-
event ini, dan arus informasi di antara event-event.
2. Detailed diagram hampir sama dengan suatu peta dari
sebuah kota. Menyediakan reperesentasi yang lebih
30
terperinci dari aktivitas yang berhubungan dengan satu
atau dua event yang ditampilkan pada overview
diagram.
3. UML Class Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p181) UML class
diagram adalah sebuah diagram yang dapat digunakan
untuk menggambarkan : (a) tabel dalam sistem informasi
akuntansi, (b) hubungan antar table, dan (c) atribut dari
tabel.
4. UML Use Case Diagram
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage
(2000, p343), UML Use Case Diagram adalah gambaran
mengenai hubungan antara actor dan use-case. Actor dan
use-case adalah dua elemen utama dalam penggambaran.
Mereka dapat dihubungkan satu sama lain, dengan
demikian mengindikasikan actor yang ditentukan
berpartisipasi dalam use-case yang ditentukan. Actor dan
use-case juga dapat saling berhubungan melalui
penggunaan struktur class diagram.
Menurut Jones dan Rama (2006, p267), use case
dapat dipakai untuk memodel hubungan antara user dan
sistem. Mungkin kebanyakan interaksi antara user dan
31
sistem terjadi ketika data dimasukkan dalam form yang
ditampilkan di komputer. Use case adalah urutan dari
tahapan-tahapan yang terjadi ketika actor berinteraksi
dengan sistem untuk tujuan khusus. Actor dapat berupa
orang, komputer, atau sistem lainnya.
5. Navigation Diagram
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage
(2000, p343), Navigation diagram adalah jenis khusus dari
statechart diagram yang berfokus pada dinamika
keseluruhan dari tampilan layar. Diagram ini menunjukkan
window-window yang bersangkutan dan perpindahan di
antara mereka. Sebuah window ditunjukkan sebagai
sebuah state. State memiliki sebuah nama dan sebuah icon.
Pergantian state sesuai dengan pergantian di antara dua
window.
2.1.7.5 Rancangan Database
Menurut Jones dan Rama (2006, p156), database adalah
kumpulan dari data yang saling terkait dan diatur oleh sebuah
program yang bernama Database Management System (DBMS),
dimana program ini berfungsi untuk menyimpan, merubah dan
memperoleh informasi dari database.
32
Sedangkan Williams (2005, p346) dalam bukunya
‘Using Information Technology’ menjelaskan bahwa database
adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan
terorganisir yang didesain dan dibuat untuk tujuan tertentu.
2.1.7.6 Rancangan Formulir
Menurut Mulyadi (2001, p75), formulir adalah secarik
kertas yang memiliki ruang untuk diisi. Formulir sering pula
disebut dengan dokumen.
Menurut Jones dan Rama (2006, p288), formulir adalah
sebuah dokumen yang berisikan field yang kosong dimana user
dapat mengisinya dengan data.
Jenis-jenis formulir input (Jones dan Rama (2006, p262-
264)), yaitu :
1. Single-record entry form
Hanya menunjukkan satu record pada satu waktu, digunakan
untuk menambah, menghapus atau modifikasi data dalam
record tunggal dalam tabel tertentu dan biasanya digunakan
untuk memelihara file master.
2. Tabular entry form
Digunakan untuk memasukkan atau memodifikasi beberapa
record dalam tabel tunggal dan untuk mencatat sekumpulan
event.
3. Multi-table entry form
33
Digunakan untuk memasukkan atau memodifikasi record
dalam dua atau lebih tabel yang berhubungan.
2.1.7.7 Rancangan Layar
Menurut Jones dan Rama (2006, p271-272), form
interface elements adalah objek pada form yang digunakan
untuk memasukkan informasi atau melakukan tindakan. Berikut
ini adalah beberapa elemen yang biasa ada pada tampilan layer:
• Text Box
Text Box adalah tempat kosong di dalam form yang
digunakan untuk memasukkan informasi yang akan
dimasukkan ke dalam tabel atau tempat untuk menampilkan
informasi yang diambil dari tabel.
• Label
Label berfungsi membantu user untuk mengetahui informasi
yang harus dimasukkan.
• Look-Up Feature
Look-Up Feature biasanya ditambahkan pada text box yang
digunakan untuk memasukkan foreign key.
• Command Button
Command Button digunakan untuk mengeksekusi sebuah
tindakan.
• Radio Button
34
Radio Button digunakan user untuk memilih salah satu dari
beberapa pilihan yang disediakan.
• Check Box
Check Box hampir sama dengan radio button, namun
dengan check box, user dapat memilih lebih dari satu.
Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000, p151)
mengatakan bahwa interface adalah fasilitas-fasilitas yang
membuat model dan fungsi sistem tersedia bagi actor.
2.1.7.8 Rancangan Laporan
Menurut Jones dan Rama (2006, p238), laporan adalah
sebuah presentasi data yang telah terformat dan terorganisasi
dengan baik.
Menurut Jones dan Rama (2006, p212), tipe-tipe laporan
terdiri dari :
1. Simple List.
Yaitu laporan yang menampilkan tampilan yang sederhana
dari sebuah transaksi yang terjadi selama periode waktu
tertentu, tanpa adanya suatu pengelompokkan.
2. Grouped Detail Report.
Yaitu laporan yang menampilkan event yang terjadi selama
periode tertentu dengan pengelompokkan atas produk,
layanan, ataupun agent.
3. Summary Report.
35
Yaitu laporan yang mengelompokkan event berdasarkan
parameter yang bervariasi. Contohnya: bulan, customer.
4. Single Entity Report.
Yaitu laporan yang memberikan detail tentang suatu event
tertentu. Contohnya: laporan faktur dan PO (purchase
order).
2.2 Teori-teori Khusus yang Terkait Judul
2.2.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut www.id.wikipedia.org, rumah sakit adalah sebuah
institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan
oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Dalam Kepmenkes RI No 560/MENKES/SK/IV/2003 disebutkan
bahwa rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik dalam bentuk promotif,
kuratif maupun rehabilitatif secara paripurna yang mempunyai status
sebagai Perusahaan Jawatan.
Dalam Glosarium Data dan Informasi Kesehatan 2005 dari Pusat
Data dan Informasi DepKes RI, rumah sakit adalah suatu fasilitas yang
menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan
kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi,
diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita
sakit, cidera dan melahirkan.
36
Menurut Siregar (2003, p7), rumah sakit adalah salah satu dari
sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya
kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat. Rumah sakit mempunyai fungsi utama
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan
pemulihan bagi penderita.
2.2.1.1 Fungsi Rumah Sakit
Menurut Pasal 5 Kepmenkes 983 / 1992, rumah sakit
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pelayanan medis (dasar, spesialistik,
subspesialistik)
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non
medis.
3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan (mencakup rujukan
iptek, spesimen dan pasien, baik secara vertical maupun
horisontal)
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan (mencakup
tenaga medis, paramedis dan non medis)
6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan (terutama
dalam hal kebutuhan sumber daya RS)
7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
37
2.2.1.2 Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi Rumah
Sakit Umum kelas A, B, C dan kelas D.
1. Rumah Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialitik luas dan subspesialistik luas.
2. Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik
terbatas.
3. Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dasar.
4. Rumah Sakit Umum kelas D adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
dasar.
2.2.2 Pengertian Pasien
Dalam Glosarium Data dan Informasi Kesehatan 2005 dari Pusat
Data dan Informasi DepKes RI, pasien atau penderita adalah orang
sakit/orang yang menjalani pengobatan untuk kesembuhan penyakitnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3 (2001, p834),
pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter); penderita (sakit). Berikut
38
ini adalah beberapa jenis pasien yamg ada dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia:
1. pasien dalam : pasien yang memperoleh pelayanan tinggal atau
dirawat pada suatu unit pelayanan tertentu; pasien yang dirawat di
rumah sakit
2. pasien luar : pasien yang hanya memperoleh pelayanan kesehatan
tertentu, tidak menginap pada unit pelayanan kesehatan
3. pasien opname : pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan
menginap dan dirawat di rumah sakit; pasien rawat inap
4. pasien rawat inap : pasien opname, pasien dalam
2.2.3 Pengertian Rawat Inap
Dalam Kepmenkes RI No 560/MENKES/SK/IV/2003, disebutkan
bahwa rawat inap adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medik dan atau upaya pelayanan kesehatan
lainnya dengan menginap di rumah sakit.
2.2.4 Pengertian Rawat Jalan
Dalam Kepmenkes RI No 560/MENKES/SK/IV/2003, disebutkan
bahwa rawat jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa
menginap di rumah sakit.
39
2.2.5 Indikator Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit
Menurut dr. Peter Pattinama dalam modul Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Beberapa indikator yang digunakan
dalam rawat jalan adalah:
• Rata-rata kunjungan per hari
klinik bukahari
kunjunganjumlah hari/ kunjungan rata-Rata =
• Rata-rata kunjungan baru per hari
klinik buka haribarukunjungan jumlah haribaru / kunjungan rata-Rata =
• Rasio kunjungan baru dengan total kunjungan
kunjunganjumlah barukunjungan jumlah
kunjungan aldengan totbarukunjungan Rasio
=
• Prosentase pelayanan spesialistik
kunjunganjumlah ikspesialistkunjungan jumlah ikspesialistpelayanan Prosentase =
• Rasio jumlah kunjungan dengan tenaga perawat rawat jalan
perawat tenagahari/ kunjungan jumlah
jalanrawat perawat tenagadengankunjungan jumlah Rasio
=
40
2.2.6 Indikator Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit
Menurut dr. Peter Pattinama dalam modul Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Beberapa indikator yang digunakan
dalam rawat inap adalah:
• Bed Occupancy Rate, yaitu prosentasi pemanfaatan / pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
menggambarkan tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai
ideal : 60 – 85 %
Harix TT
perawatan hari=RateOccupancyBed
• Bed Turn Over, yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur. Berapa kali
dalam satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah
sakit dipakai. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur rumah sakit. Idealnya selama 1 tahun, 1 TT
rata-rata dipakai 40 – 50 kali.
urtempat tidkeluarpasien
=OverTurnBed
41
• Length of Stay, yaitu lamanya seorang pasien dirawat. Disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Nilai
ideal : 6 – 9 hari.
M Hkeluar pasien jumlah discharges HP
+=StayofLength
• Turn Over Interval, yaitu rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga
memberikan gambaran singkat efisiensi dari penggunaan tempat
tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1 – 3 hari.
M Hkeluar pasien jumlah Riel HP -Max HP
+=IntervalOverTurn
• Nett Death Rate, yaitu angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk
setiap pasien keluar. Indikator ini dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat
ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 pasien keluar.
M Hkeluar penderita jam 48 meninggal
+≥
=RateDeathNett
42
• Gross Death Rate, yaitu angka kematian pasien dibandingkan seluruh
pasien keluar (hidup dan mati) RS pada periode yang sama. Secara
umum indikator ini dapat menilai mutu pelayanan RS, meskipun
indikator ini dianggap kurang tajam. Nilai GDR sebaiknya tidak lebih
dari 45 per 1000 pasien keluar RS.
M Hkeluar penderitameninggaljumlah
+=RateDeathGross