bab 2 landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-01054-ti-bab 2.pdfdengan...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis,
membentuk konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa.
Rancangan ini pada umumnya digambarakan sebagai rancangan lantai, yaitu
satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan dan sarana lain)
untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran barang, aliran
informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mecapai tujuan secara ekonomis
dan aman (Apple, 1990, p2)
Penyusunan tata letak yang baik dapat memperlihatkan suatu penyusunan
daerah kerja yang paling ekonomis untuk dijalankan, disamping itu akan
menjamin keamanan dan kepuasan kerja dari pegawai. Prestasi kerja dapat
meningkat bila penyusunan tata letak pabrik dilakukan dengan baik dan aktif.
2.1.1 Tujuan Perencanaan Tata Letak Pabrik
Secara garis besar tujuan dari tata letak pabrik adalah mengatur area kerja
dan segala fasilitas produksi untuk menggambarkan sebuah susunan yang
ekonomis dari tempat-tempat kerja yang berkaitan, dimana barang-barang dapat
14
diproduksi secara ekonomis, maka seyogyanya dirancang dengan memahami
tujuan penata letak. Tujuan utama tadi adalah (Apple, 1990, p5)
1. Memudahkan proses manufaktur
Harus dirancang sedemikian rupa sehingga proses manufaktur dapat
dilaksanakan dengan cara yang sangkat sangkil.
2. Meminimumkan pemindahan barang
Tata letak yang baik harus dapat menekan pemindahan barang diturunkan
sampai batas minimum
3. Memelihara keluwesan susunan dan operasi
Adakalanya sebuah pabrik atau departemen memerlukan perubahan
kemampuan produksinya. Dengan tata letak yang baik, dapat ditanggulangi
dengan memasang/membangun sistem utilitas pada tempat-tempat yang
pelayanannya dapat dipasangkan dengan mudah ketika bangunan didirikan.
Contoh : Saluran elktrik dan jalur pipa.
4. Memelihara perputaran barang-setengah jadi yang tinggi
Hal ini dimaksudkan jika penyimpanan barang setengah jadi diturunkan
sampai sekecil mungkin, waktu peredaran total akan berkurang, jumlah
barang setengah jadi akan berkurang persediaan akan menurun, akhirnya
menurunkan biaya produksi.
5. Menekan modal tertanam pada peralatan
Kecermatan dalam memilih metode pemrosesan kadang-kadang dapat
menghemat pembelian sebuah mesin. Misal: 2 komponen yang berbeda dan
15
memerlukan peralatan yang sama dapat dilewatkan pada mesin yang sama
pula, sehingga dapat mengurangi biaya mesin kedua.
6. Menghemat pemakaian ruang bangunan
7. Meningkatkan kesangkilan tenaga kerja
8. Memberi kemudahan, keselamatan bagi pegawai, dan memberi kenyamanan
dalam melaksanakan pekerjaan.
2.1.2 Prinsip-prinsip Dasar didalam Perencanaan Tata Letak Pabrik
Prinsip dasar perencanaan tata letak pabrik merupakan merupakan tujuan
dari perencanaan tata letak pabrik itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut antara
lain:
1. Prinsip integrasi secara total
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak pabrik adalah integrasi secara total
dari seluruh elemen produksi yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.
2. Prinsip jarak pemindahan bahan yang paling minimal
Dalam proses pemindahan bahan dari satu unit operasi ke unit operasi yang
lain, waktu dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak pemindahan
tersebut.
3. Prinsip aliran dari suatu proses kerja
Dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan balik,
gerakan memotong.
16
4. Prinsip pemanfaatan ruangan
Dalam merencanakan tata letak pabrik, kita harus mempertimbangkan
faktor-faktor dimensi ruang serta gerakan-gerakan dari orang, bahan atau
mesin.
5. Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja
Kepuasan dan keselamatan kerja yang terjamin akan memberikan moral
kerja yang lebih baik dari karyawan dan hal ini akan mengurangi ongkos
produksi serta meningkatkan kemampuan kerja dari karyawan sehingga
otomatis perusahaan akan mendapatkan keuntungan ganda.
2.2 Tipe Tata Letak Pabrik
Dilihat dari pengurutan mesin-mesin dan peralatan, bentuk tata letak pabrik
dibagi dalam empat macam:
1. Proses tata letak
Penyusunan tata letak pabrik tipe ini adalah berdasarkan proses pengerjaan
yang sama, dimana mesin-mesin atau peralatan yang sama terletak pada suatu
daerah, misalnya mesin bor dipasang pada antar ruang tersebut. Demikian
juga dengan mesin-mesin dan peralatan lainnya.
17
Gambar 2.1 Proses Lay Out
2. Fixed tata letak
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan tempat, dimana produk yang
dikerjakan tetap tinggal pada tempat nya, dengan demikian semua fasilitas
yang diperlukan seperti manusia, mesin-mesin atau peralatan dan bahan
bergerak menuju produk, misalnya pembuatan kapal.
Gambar 2.2 Fixed Lay Out
18
3. Produk tata letak
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan urutan proses produksi, dimana
mesin-mesin atau peralatan disusun menurut urutan proses, dengan demikian
suatu pengerjaan akan diikuti oleh pengerjaan berikutnya, sesuai dengan
urutan-urutan prosesnya.
Gambar 2.3 Produk tata letak
4. Kombinasi atau Mix tata letak
Penyusunan pabrik tipe ini adalah berdasarkan pada penggabungan dari proses
tata letak, yaitu penyusunan tata letak pabrik menurut pengerjaan komponen
benda kerja dimana mesin-mesin atau peralatan-peralatan disusun berdasarkan
urutan pengerjaan komponen tertentu.
5. Tata letak kelompok produk
Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen
yang dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompokkan berdasarkan
langkah-langkah pemrosesan, bentukm mesin atau peralatan yang dipakai.
19
Pada tipe ini pula, mesin-mesin atau fasilitas produksi akan dikelompokkan
dan ditempatkan dalam sebuah manufacturing cell.
Gambar 2.4 Tata letak kelompok produk
2.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tata Letak Pabrik
Didalam merancang tata letak suatu pabrik perlu ditinjau faktor-faktor
yang akan mempengaruhi pada masing-masing perancangan tersebut. Faktor-
faktor ini adalah sebagai berikut (Apple, 1990, p26) :
1. Faktor bahan
Faktor bahan disini adalah meliputi jumlah bahan, rencana produk, macam
pengolahan, serta urutan-urutan prosesnya. Faktor-faktor ini mempengaruhi
hal-hal yang berhubungan dengan :
a) Perencanaan dan spesifikasi produk
b) Jumlah dan jenis bahan
c) Faktor mesin dan peralatan
20
2. Faktor mesin dan peralatan
Adalah semua alat-alat dan perlengakapannya yang diperlukan untuk proses
produksi. Faktor yang harus diperhatikan pada mesin dan peralatan ini
adalah sebagai berikut:
a) Kapasitas mesin dan peralatan
b) Efisiensi pemakaian
c) Jumlah mesin dan peralatan yang digunakan
d) Pemeliharaan yang diperlukan
3. Faktor buruh
Faktor buruh disini adalah meliputi pekerja langsung, pengawas, dan
pelayan. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini antara lain:
a) Keselamatan dan kondisi kerja
b) Jumlah tenaga kerja yang diperlukan
c) Efisiensi kerja
d) Kesejahteraan dari buruh
4. Faktor aliran barang
Faktor aliran bahan disini adalah meliputi pengangkutan didalam dan diluar
pabrik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam faktor aliran bahan antara
lain :
21
a) Berat, volume dan jenis aliran bahan
b) Bentuk aliran dan gerakan yang perlu
c) Cara pemindahan bahan
d) Ruangan yang tersedia untuk material handling
e) Alat-alat yang digunakan dalam pemindahan
5. Faktor gedung
Faktor gedung adalah seluruh bangunan yang tersedia untuk menampung
bermacam-macam aktivitas di dalam pabrik. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
a) Kapasitas dan bentuk gedung
b) Manfaat bangunan gedung
6. Faktor menunggu
Faktor menunggu disini adalah meliputi penyimpanan sementara dan tetap
yang disebabkan oleh hambatan-hambatan yang terjadi didalam proses. Hal-
hal yang perlu diperhatikan disini antara lain:
a) Lokasi untuk penyimpanan
b) Luas daerah yang tersedia untuk penyimpanan
c) Cara-cara penyimpanan yang efisien
22
7. Faktor fleksibilitas
Faktor fleksibilitas meliputi perubahan-perubahan untuk penyesuaian
kondisi pabrik. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Perubahan tata letak mesin akibat perubahan proses pengerjaan
b) Perubahan ruangan, pengangkutan, penyimpanan dan pelayaran
c) Perubahan orang-orang yang bekerja, sistem organisasi, pengawasan,
dan keahlian.
2.2.2 Prosedur Perancangan Tata Letak Pabrik
Perencanaan suatu tata letak pabrik, perlu diambil langkah-langkah
perencanaan yang sistematis sehingga mendapatkan hasil perencanaan yang
terperinci dan baik. Dimana prosedur perancangan suatu fasilitas melibatkan
perencanaan dan perancangan suatu susunan yang terdiri atas:
a) Peralatan produksi
b) Peralatan pemindah
c) Peralatan penunjang
d) Ruang
e) Lahan
f) Bangunan
23
2.3 Aliran Bahan (Material Handling)
Pada hampir setiap perusahaan orang berpendapat bahwa produktifitas dapat
ditunjang dengan sangat baik oleh aliran unsur yang bergerak melalui fasilitas
dengan efisien. Tujuan utama dalam perencanaan perusahaan yang efisien adalah
memperoleh aliran unsur yang akan mempermudah perpindahan unsur yang
efisien, lewat kegiatan.
2.3.1 Keuntungan aliran barang terencana
Sebuah pola aliran barang yang direncanakan dengan baik dan cermat
mempunyai beberapa keuntungan, keuntungan itu antara lain :
1. Menaikkan efisiensi produksi, produktifitas.
2. Pemanfaatan ruangan pabrik yang lebih baik.
3. Kegiatan pemindahan yang lebih sederhana.
4. Pemanfaatan peralatan lebih baik, mengurangi waktu menganggur.
5. Mengurangi waktu dalam proses
6. Mengurangi persediaan dalam proses
7. Pemanfaatan tenaga kerja lebih efisien
8. Mengurangi kerusakan produk.
9. Kecelakaan minimal
10. Mengurangi jarak jalan kaki.
11. Mengurangi kemacetan lalu lintas di gang
12. Dasar bagi tata letak yang efisien.
24
2.3.2 Faktor-faktor untuk dipertimbangkan dalam perencanaan aliran bahan
Tidak semua faktor dapat dipertimbangkan dengan tepat pada satu waktu,
Beberapa diantaranya dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Bahan atau produk
o Karakteristik : penerimaan, pengiriman.
o Volume produksi
o Jumlah komponen yang berbeda
o Jumlah operasi
o Kebutuhan gudang
B. Pemindahan (gerakan)
o Kekerapan
o Kecepatan
o Laju
o Volume kegiatan
o Cakupan
o Wilayah
o Jarak
o Tujuan
o Simpangan
25
C. Proses
o Jenis
o Urutan operasi
o Tuntutan khusus kegiatan
o Jumlah peralatan
o Kebutuhan ruang
o Jumlah rakitan-bagian
2.3.3 Pola aliran bahan
Jika sebuah fasilitas mempunyai tempat penerimaan dan pengiriman, dapat
dilihat bahwa tidak banyak ragam pola aliran bahan yang dapat menghubungkan
kedua tempat itu. Tentu saja sifat pola aliran akan menggambarkan jumlah
komponen dalam produk, atau proses yang sedang dilaksanakan. Tetapi
umumny, pola aliran bahan akan sangat mungkin menyerupai salah satu dari
pola-pola di bawah ini (Apple, 1990, p121) :
1. Pola garis lurus
Dapat digunakan jika proses produksi pendek, relatih sederhana, dan
hanya mengandung sedikit komponen atau beberapaperalatan produksi.
26
Gambar 2.5 Pola garis lurus
2. Seperti ular
Dapat diterapkan jika lintasan lebih panjang dari ruangan yang dapat
digunakan untuk ditempatinya, dan karenanya berbelok-belok dengan
sendirinya untuk memberikan lintasan aliran yang lebih panjang dalam
bangunan dengan luas, bentuk, dan ukuran yang lebih ekonomis.
Gambar 2.6 Pola ular atau zig-zag
3. Bentuk U
Dapat diterapkan jika diharapkan produk jadinya mengakhiri proses
pada tempat yang relatif sama dengan awal proses – karena fasilitas
transportasi (luar pabrik), pemakaian mesin bersama, dan sebagainya.
(juga karena alasan yang sama seperti bentuk ular).
27
Gambar 2.7 Pola bentuk U
4. Melingkar
Dapat diterapkan jika diharapkan barang atau produk kembali ke tempat
yang tepat waktu memulai.
Gambar 2.8 Pola melingkar
5. Bersudut ganjil
Pola tak tentu, tetapi sangat sering ditemui jika tujuan utamanya untuk
memperpendek lintasan aliran antar kelompok dari wilayah yang
berdekatan , pemindahanya mekanis, keterbatasan ruang tidak memberi
28
kemungkinan pola lain, atau lokasi permanen dari fasilitas yang ada
menuntut pola seperti itu.
Gambar 2.9 Pola sudut ganjil
2.4 Perencanaan Tata Letak Sistematis
Model Perancangan Tata Letak Sistematis (Systematic Layout Planning)
(Francis,1974,p37-38). Diperkenalkan oleh Richard Muther (1973). Langkah
sistematic layout planning ini diaplikasikan untuk berbagai macam permasalahan
tata letak seperti produksi, transportasi, pergudangan, perakitan, dan aktifitas-
aktifitas perkantoran. Secara ringkas prosedur pelaksanaan systematic layout
planning dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut ini :
29
Gambar 2.10 Prosedur Systematic Layout Planning
30
2.4.1 Operation Process Chart
Operation Process Chart (OPC) atau peta proses operasi ini bertujuan
untuk menentukan langkah-langkah pekerjaan dari komponen part atau
memetakan proses dan inspeksi dari komponen. Pada pembuatan peta proses
operasi ini garis vertikal akan menggambarkan aliran umum dari proses yang
dilaksanakan, sedangkan garis horisontal yang menuju kearah garis garis
vertikal akan menunjukkan adanya material yang akan bergabung dengan
komponen yang akan dibuat.
Beberapa keuntungan dan kegunaan dari Operation Process Chart ini
adalah (Apple, tahun 1990:140):
1. Menunjukkan operasi yang harus dilakukan untuk tiap komponen
2. Menunjukkan urutan operasi untuk tiap komponen
3. Menunjukkan urutan pabrikasi dan rakitan untuk tiap komponen
4. Menunjukkan hubungan antar komponen
5. Membedakan antara komponen yang dibuat dengan yang dibeli.
Untuk bisa menggambarkan peta proses operasi dengan baik, ada
beberapa prinsip yang perlu diikuti sebagai berikut:
• Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan ”Peta Proses Operasi”
yang diikuti oleh identifikasi lain seperti: Nama objek, nama pembuat
31
peta, tanggal dipetakan, cara lama atau sekarang, nomor peta dan
nomor gambar.
• Material yang akan diproses diletakkan diatas garis horizontal, yang
menunjukkan bahwa material tersebut masuk kedalam proses.
• Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang
menunjukkan terjadinya perubahan proses.
• Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan
operasi.
32
Adapun simbol-simbol yang biasa digunakan dalam pembuatan peta
proses operasi ini antara lain:
Tabel 2.1 Simbol-simbol dalam peta proses operasi
Simbol Pengertian
Operasi. Operasi terjadi bilamana sebuah benda kerja
mengalami perubahan bentuk baik secara fisik maupun
kimiawi
Pemeriksaan. Pemeriksaan terjadi jika suatu obyek
diuji atau diperiksa untuk perincian atau untuk
pemeriksaan mutu atau jumlah sesuai sifat-sifatnya.
Penyimpanan. Penyimpanan terjadi bilamana obyek
disimpan dalam jangka waktu cukup lama
Kegiatan gabungan. Jika diinginkan untuk
menunjukkan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
baik kebersamaan maupun oleh operator yang sama
pada suatu tempat kerja yang sama
Seperti yang telah diuraikan diatas maka dalam peta proses operasi yang
dicatat hanyalah kegiatan-kegiatan operasi dan pemeriksaan atau inspeksi saja.
Kadang-kadang pada akhir proses bisa ditambahkan tentang penyimpanan
33
(storage). Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui peta
proses operasi, banyak manfaat yang bisa diperoleh yaitu (Apple, 1990, p148) :
1) Data kebutuhan jenis proses operasi atau inspeksi, macam dan
spesifikasi mesin atau fasilitas produksi, serta urut-urutan prosesnya.
2) Data kebutuhan bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi pada
setiap elemen operasi kerja atas inspeksi.
3) Pola tata letak fasilitas operasi aliran permindahan bahannya.
4) Alternatif-alternatif perbaikan prosedur dan tata kerja yang sedang
dipakai.
Syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan OPC ini adalah sebagi berikut :
1. Urutan pengerjaan komponen tidak boleh terbalik
2. Tidak boleh lupa
Semua langkah dan syarat pengerjaan harus dipenuhi karena OPC ini
mempengaruhi pengerjaan konsep selanjutnya.
2.4.2 Perhitungan Luas Lantai
Perhitungan luas lantai dilakukan terhadap luas lantai yang dibutuhkan
perusahaan untuk menempatkan mesin-mesin produksi dengan ruang keluasaan
dari mesin dan kelonggaran gang, area gudang penyimpanan bahan baku, dan
gudang barang jadi.
34
Adapun perhitungan luas lantai produksi diberikan perhitungan
kelonggaran sebagai berikut :
1. Luas seluruh mesin (m²)
= Luas permesin x 100
mesinantar n kelonggara % x jumlah mesin sebenarnya
2. Luas total mesin (m²)
= Luas seluruh mesin x ( 1 + ( % kelonggaran antar mesin / 100 ))
2.4.3 From to Chart (FTC)
From to chart atau peta dari ke-, biasanya sangat berguna apabila barang
yang mengalir pada suatu wilayah berjumlah banyak. Hal ini juga berguna jika
terjadi keterkaitan antara beberapa kegiatan dan jika diinginkan adanya
penyusunan kegiatan yang optimum.
From to chart menggambarkan besarnya kekerapan hubungan aliran antar
mesin yang terjadi. Melalui FTC frekuensi ini kita dapat melakukan perhitungan
untuk langkah selanjutnya, yaitu untuk perhitungan FTC inflow dan FTC
outflow.
From to chart inflow/outflow dibuat berdasarkan hasil perhitungan From to
chart frekwensi dengan rumus (yang dimasukan ke dalam setiap kotak matriks)
sebagai berikut :
35
• From to chart inflow
beradaebut kotak tersdimanakolom Totalfrekuensi)chart tofrom (dari terisiyangmatrik kotak pada Nilai
=
• Form to chart outflow
beradaebut kotak tersdimanabaris Totalfrekuensi)chart tofrom (dari terisiyangmatrik kotak pada Nilai
=
2.4.4 Skala Prioritas
Skala prioritas hubungan antar mesin (skala prioritas inflow dan skala
prioritas outflow) merupakan skala yang digunakan untuk mengetahui
derajat kepentingan hubungan antar mesin-mesin produksi, dimana tingkat
kedekatan hubungannya dapat dilihat pada from to chart inflow dan from to
chart outflow. Disini angka yang paling besar yang terdapat pada kedua peta
tersebut menunjukkan hubungan yang paling dekat.
Adapun tanda dari derajat kedekatan adalah sebagai berikut:
A = Hubungan mutlak diperlukan (untuk aktivitas yang dipertimbangkan
saling berkelanjutan).
E = Hubungan sangat penting (untuk aktivitas yang saling berhubungan).
I = Hubungan penting (untuk aktivitas berdampingan).
O = Hubungan biasa/umum (umum aktivitas yang mempunyai hubungan
biasa).
36
U = Hubungan tidak penting (untuk hubungan geografis).
X = Hubungan tidak diinginkan (untuk hubungan yang tidak diha-rapkan
terjadi).
Dalam pelaksanaannya, pembuatan skala prioritas, dimasukkan
kedalam tabel seperti berikut:
2.4.5 Activity Relationship Chart
Atau disebut juga dengan peta keterkaitan kegiatan adalah teknik idela
untuk merencanakanketerkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang
saling berkaitan. Peta ini berguna dalam :
1) Penyusunan urutan pendahuluan bagi satu peta dari ke-
2) Lokasi nisbi dari pusat atau departemen dalam satu kantor.
3) Lokasi kegiatan dalam satu usaha pelayanan.
4) Lokasi pusat kerja dalam operasi perawatan atau perbaikan.
5) Lokasi nisbi dari daerah pelayanan dalam satu fasilitas produksi.
6) Menunjukkan hubungan satu kegiatan dengan yang lainnya, serta
alasannya.
7) Memperoleh satu landasan bagi penyusunan daerah selanjutnya.
37
Peta keterkaitan kegiatan serupa dengan peta dari ke-, tetapi hanya satu
perangkat lokasi saja yang ditunjukkan. Kenyataan peta ini serupa dengan
tabel jarak sebuah peta jalan; jaraknya digantikan dengan huruf sandi
kualitatif, dan angka menunjukkan alasan bagi huruf sandi tadi. Huruf sandi
tadi adalah satu jenis dengan sandi pada peta dari ke-.
Sandi-sandi dan alasan yang mendukung setiap kedekatan hubungan
tersebut antara lain adalah :
• Sandi warna kedekatan:
o A – Merah – mutlak perlu
o E – Jingga – sangat penting
o I – Hijau – penting
o O – Biru – kedekatan biasa
o U – Tak berwarna – tidak perlu
o X – Coklat – tidak diharapkan
• Alasan keterkaitan produksi :
1. Urutan aliran kerja
2. Mempergunakan peralatan yang sama
3. menggunakan catatan yang sama
4. Menggunakan ruangan yang sama
5. Bising, kotor, debu, getaran, dsb
6. Memudahkan pemindahan barang
38
• Alasan keterkaitan pegawai:
1. Menggunakan pegawai yang sama
2. Pentingnya berhubungan
3. Derajat hubungan kepegawaian
4. jalur perjalanan normal
5. Kemudahan pengawasan
6. Disukai pegawai
7. Perpindahan pegawai
8. Gangguan pegawai
• Alasan aliran informasi:
1. Menggunakan catatan yang sama
2. Derajat hubungan kertas-kerja
3. Menggunakan alat komunikasi(dsb.) yang sama
Pada daftar isian (formulir) peta keterkaitan kegiatan, kolom alasan
dibiarkan kosong untuk memberi tempat bagi alasan pendukung yang
tersedia bagi setiap situasi.
39
Proses perencanaan keterkaitan kegiatan dapat berjalan sebagai
berikut:
1. Kenali semua kegiatan pelayanan penting atau kegiatan tambahan yang
diperlukan untuk mendukung fungsi produktif utama dalam perusahaan.
2. Bagilah kedalam kelompok-kelompok: bagian produksi dan bagian
pelayanan (administrasi, kepegawaian,dll)
3. Himpun data tentang aliran barang / bahan, informasi, pegawai, dsb
4. Tentukan faktor-faktor atau sub-faktor mana saja yang menentukan
keterkaitan barang, peralatan, aliran informasi, keterkaitan pegawai,
keterkaitan fisik.
5. Siapkan formulir isian.
6. Masukkan kegiatan yang sedang dianalisis kesebelah kiri bawah.
Urutannya tidak mengikat, meski dapat juga diurut menurut urutan logis.
7. Masukkan derajat kedekatan yang diinginkan, untuk tiap pasang
kegiatan, dalam kotak pada perpotongan garis dengan huruf yang
menunjukkan pentingnya keterkaitan nisbi.
8. Angka sandi untuk menunjukkan alasan, penilaian harus didasarkan
pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan yang sedang dihadapi,
dan nilai-nilai keterkaitan tadi, akan labih bijaksana jika penilaian ini
dibicarakan dengan orang-orang yang berkepentingan tadi.
9. Tinjau kembali peta keterkaitan kegiatan dengan orang lain, untuk
meyakinkan adanya kesempatan tentang pentingnya keterkaitan dengan
40
orang lain, untuk meyakinkan adanya kesempatan tentang pentingnya
keterkaitan, akan bijaksana jika diminta persetujuan dari orang yang
tepat.
Jika analis telah mengerjakan beberapa peta dengan beberapa orang
yang meliput kegiatan yang saling terkait, seseorang dapat bertindak sebagai
penengah bagi setiap perbedaan pendapat yang serius. Setelah selesai
membuat suatu peta, selesaikanlah tugas analis dalam melakukan pencatatan
informasi.
2.4.6 Diagram Keterkaitan Kegiatan (Activity Relationship Diagram)
Sementara peta keterkaitan kegiatan berguna untuk perencanaan dan
penganalisisan keterkaitan kegiatan, informasi yang dihasilkan hanya
berguna jika diolah ke dalam suatu diagram. Diagram keterkaitan kegiatan,
yang menjadi dasar perencanaan keterkaitan antar pola aliran barang barang
dan lokasi kegiatan pelayanan dihubungkan dengan kegiatan produksi
Diagram keterkaitan kegiatan dibentuk, mulai dengan satu analisis peta
keterkaitan kegiatan dan dengan bantuan lembar kerja yang ditunjukan
sebagai berikut penyusunannya:
41
1. Daftarlah semua kegiatan dalam kolom kiri.
2. Masukkan nomer kegiatan dari peta keterkaitan kegiatan pada setiap
kolom untuk menunjukkan derajat kedekatan dengan kegiatan pada
baris.
3. Lanjutkan prosedur untuk setiap baris pada lembar kerja, sampai seluruh
keterkaitan telah tercatat.
4. Masukkan nama-nama kegiatan yang telah ditentukan dengan
menggunakan formulir isian template untuk ARD.
5. Alihkan angka-angka dari kolom-kolom pada lembar kerja ke sudut-
sudut model kegiatan tadi dengan menggunakan formulir tadi. Yang
mempunyai U tidak dialihkan karena telah di perhitungkan di lembar
kerja, dan tidak diperlukan lagi selanjutnya.
6. Pindahkan model kegiatan dari formulir.
7. Susun model ke dalam sebuah diagram keterkaitan kegiatan, pasangkan
yang A lebih dulu, kemudian E, dst. Sebagaimana teknik lain, tidak
mungkin ada susunan terbaik. Percobaan lain harus dilakukan sampai
semua keterlibatan terpenuhi.
8. Salin susunan akhir ke atas kertas berkotak.
9. Gambarka pola aliran sementara pada aliran sementara, jika diinginkan
pada diagram.
42
Jika terdapat sejumlah besar kegiatan dan keterkaitan, mungkin lebih baik
dipecah ke dalam kelompok-kelompok yang kegiatan berkaitan dan terlebih
dulu bekerja dengan kelompok-kelompok yang besar seakan-akan fungsi
produksi terdiri atas sejumlah besar kegiatan, atau terdapat sejumlah kegiatan
pelayanan yang lebih besar.
2.4.7 Material Handling Evaluation Sheet (MHES)
MHES adalah tabel perhitungan biaya penangan bahan yang berdasarkan
jarak antar mesin dan area produksi. Diharapakan dari MHES ini dapat
diperkirakan jarak pemindahan material yang aktual, agar dapat meminimasi
biaya material.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan MHES antara
lain :
• Bobot material yang diangkut
• Biaya pemindahan
• Alat transportasi yang digunakan
• Jarak perpindahan
Hal-hal tersebut diatas merupakan tolak ukur penentu biaya pemindahan
bahan.
43
2.4.8 Area Allocation Diagram (AAD)
AAD produksi dan gudang merupakan diagram yang menggambarkan tata
letak produksi dan gudang-gudang yang sebenarnya. Dengan adanya
penggambaran fasilitas produksi dan gudang yang lebih jelas, maka AAD
produksi-gudang sudah dapat memperlihatkan luas tanah yang diperlukan
Gudang-gudang (Storage-Warehouse) merupakan tempat yang akan
digunakan untuk menyimpan barang-barang, baik barang yang akan digunakan
dalam proses produksi, maupun barang yang telah selesai diproduksi.
Sebagaimana dipahami bahwa pentingnya AAD produksi-gudang dapat
meminimumkan transportasi bahan baku dan barang jadi dari dan gudang atau
mesin, dengan memperhatikan hubungan kedekatan antara fasilitas produksi
dan gudang yang telah ditentukan dalam ARD produksi.
2.4.9 Template
Berdasarkan peta-peta atau diagram yang telah diuraikan sebelumnya,
langkah terakhir dari tata letak pabrik adalah membuat template.
Template adalah suatu skala representasi dalam bentuk dua dimensi dari
suatu obyek fisik yang dibuat untuk keperluan desain layout. Yang dimaksud
dengan obyek fisik disini bisa berupa mesin, peralatan material handling,
manusia dan fasilitas kerja lain. Template disini akan berguna untuk
mengembangkan alternatif-alternatif yang dapat diterapkan untuk pengaturan
44
mesin dan peralatan produksi lainnya. Dengan demikian pemakaian template
akan memberikan dua keuntungan utama, yaitu :
a) Memudahkan didalam pengaturan perubahan-perubahan pengaturan tata
letak yang direncanakan untuk kemudian di susun alternatif-alternatif
pengaturan yang dianggap lebih baik.
b) Akan memudahkan didalam analisa dan pengamatan tata letak yang
dirancang.
2.5 Teori Antrian
Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-
antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu
sajamerupakan suatu fenomena biasa yang terjadi apabila kebutuhan akan suatu
pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan
itu.
2.5.1 Proses antrian dasar
Suatu garis penungguan tunggal (yang pada suatu saat bisa saja kosong)
terbentuk di depan suatu fasilitas pelayanan tunggal, dimana ada satu atau
beberapa pelayan. Setiap unit (langganan) yang diturunkan oleh suatu
sumber input dilayani oleh salah satu dari pelayan-pelayan yang ada,
mungkin setelah unit itu menunggu dalam antrian (garis penungguan). Perlu
diketahui yang dimaksud dengan pelayan disini tidak hanya berupa individu
(perseorangan), tetapi dapat pula berupa sekelompok orang, mesin, atau
45
peralatan. Demikian pula yang dimaksud dengan langganan atu init yang
membutuhkan pelayanan bukan hanya berupa orang, tetapi dapat berupa,
item-item yang menunggu operasi tertentu, atau mobil yang sedang
menunggu didepan gerbang tol.
Mengenai baris penunggu, tidak perlu ada penungguan secara fisik di
depan fasilitas pelayanan. Dengan kata lain anggota antrian boleh tersebar
diseluruh area, menunggu seorang (atau sekelompok) pelayan
mendatanginya.
2.5.2 Terminologi dan Notasi
Terminologi dan notasi yang biasa digunakan dalam sistem antrian
adalah sebagai berikut :
• Keadaan sistem
Jumlah langganan (unit) pada sistem antrian
• Panjang antrian
Jumlah langganan (unit) yang menunggu pelayanan.
• Pn (t)
Kemungkinan tepat ada n calling unit pada sistem antrian saat t.
• S (Server)
Jumlah pelayan (untuk saluran pelayanan paralel) pada sistem antrian.
46
• nλ
Tingkat kedatangan rata-rata dari n calling unit baru jika ada n unit
dalam sistem.
• nμ
Tingkat pelayanan rata-rata jika ada n unit dalam sistem
Jika suatu sistem antrian telah mulai berjalan, keadaan sistem (jumlah unit
dalam sistem) akan sangat dipengaruhi oleh keadaan awal dan waktu yang
telah dilalui. Dalam keadaan seperti ini, sistem dikatakan dalam kondisi
transien. Tetapi, lama-kelamaan keadaan sistem akan independen terhadap
keadaan awal teresbut, dan juga terdapat waktu yang dilaluinya. Notasi-
notasi berikut digunakan untuk sistem dalam kondisi steady state :
Pn : Kemungkinan bahwa tepat ada n calling unit dalam sistem
antrian
L : Ekspektasi panjang garis
Lq : Ekspektasi panjang antrian
W : Ekspektasi waktu menunggu dalam sistem
Wq : Ekspektasi waktu menunggu dalam antrian.